Page Tab Header

Wednesday, July 28, 2004

Cerita: Aladin


Aladin

Zaman dahulu kala di Negeri Cina tinggallah seorang pemuda miskin Aladin namanya. Kemiskinannya membuat Aladin melakukan segala hal untuk menghidupi dirinya bersama dengan ibunya yang sudah tua renta. Kadangkala Aladin mengemis di pasar, menjadi kuli membantu para pedagang mengangkat barang dagangan mereka, dan juga mencuri.

Sesungguhnya Aladin adalah pemuda yang baik. Kalau sangat tidak kepepet maka ia sangat tidak suka untuk mencuri. Namun kebutuhan hidup menyebabkan ia tak tahan untuk mencuri dari orang-orang kaya yang sombong yang suka memamer-mamerkan perhiasan mereka saat berjalan-jalan di tengah keramaian.

Aladin memiliki seorang sahabat setia. Ali namanya. Ali berusia lima tahun lebih muda dari Aladin. Meskipun usia mereka terpaut jauh namun keduanya sangat akrab. Saat ini usia Aladin baru sembilan belas tahun. Keduanya senantiasa bersama-sama melakukan pekerjaan untuk memperoleh uang membiayai hidup mereka yang miskin. Ali adalah anak yatim piatu. Karena itu seringkali ia menumpang tidur di rumah Aladin. Apabila tidak menumpang, maka remaja tanggung itu akan tidur di emperan-emperan toko. Menjadi gelandangan.

Sesungguhnya Aladin mengajak Ali untuk tinggal bersama dengannya dan ibunya yang renta. Namun Ali sangat sungkan memenuhi ajakan Aladin itu. Kebaikan Aladin dan ibunya selama ini sudah membuatnya berhutang budi. Ia tak mau berhutang budi lebih banyak lagi. Karena tidak tahu bagaimana harus membalas nantinya.

Suatu hari Aladin dan Ali bekerja di toko menjual tepung gandum milik pedangang di pasar. Tiba-tiba lewatlah iring-iringan putri kerajaan melintasi pasar. Putri Jasmin, demikian nama putri cantik itu sedang duduk diatas tandu yang diangkat oleh empat pengawal istana bertubuh kekar. Tandu itu ditutupi dengan kain sutra transparan berwarna merah.

Disaat Putri Jasmin lewat, Aladin sedang memanggul karung besar berisi tepung gandum di punggungnya. Sebelah tangannya terentang ke atas memegang ujung karung, sementara tangan yang lain terentang ke bawah menahan bobot karung. Aladin menggenakan rompi kecil menutup bagian atas tubuhnya. Otot-ototnya yang terbentuk sempurna rerlihat jelas, berkilauan oleh pantulan cahaya matahari di tubuhnya yang basah bersimbah keringat. Bulu ketiaknya yang lebat, basah melambai-lambai dari lipatan lengannya yang terentang ke atas.

Dari atas tandu Putri Jasmin tak kuasa untuk menahan pandangannya dari pemuda Aladin. Darahnya mendesir melihat pemuda tampan yang jantan itu. Jemarinya yang lentik dan lembut menyibakkan kain sutra penutup tandunya agar dapat melihat lebih jelas sosok Aladin yang tampan dan jantan itu. Cadar yang menutupi wajahnya yang cantik disingkapkannya. Ia tersenyum menggoda pada Aladin. Kecantikan Putri Jasmin membuat Aladin terpesona. Ia memandangi sang putri tanpa berkedip. Keduanya saling menatap untuk waktu yang cukup lama. Cinta tubuh diantara mereka saat itu juga.

Rombongan itu menjauh. Namun Aladin tetap memandang ke arah tandu berisi Putri Jasmin.

“Aladin,” tegur Ali yang juga sedang mengangkat karung berisi gandum sama seperti Aladin. “Apa yang kau lamunkan?”

Aladin tersadar. Wajahnya tersipu. Malu tertangkap basah oleh Ali sedang melamunkan Putri Jasmin. “Tidak ada apa-apa,” sahutnya. Ia segera berlalu membawa karungnya menuju gudang. Ali hanya menggeleng-geleng saja melihat kelakuan sahabatnya yang aneh.

Malam itu, baik Aladin maupun Putri Jasmin saling membayangkan satu sama lain diatas peraduan mereka masing-masing. Berbaring telentang dengan kedua lengan menjadi bantal Aladin menatap langit-langit kamarnya membayangkan kecantikan Putri Jasmin. Baru sekali itu ia melihat seorang gadis sedemikian cantik seperti itu. Peraduannya yang hanya terbuat dari kayu yang sudah reot tak dirasakannya menyakitkan punggungnya seperti malam-malam sebelumnya. Membayangkan kecantikan Putri Jasmin membuat tempat tidurnya dirasakannya begitu empuk malam itu.

Sementara itu diatas peraduannya yang sangat empuk Putri Jasmin senyum-senyum sendiri mengingat rupa Aladin. Ia sangat bergairah melihat ketampanan wajah dan kejantanan tubuh pemuda yang dekil itu. Dada Aladin yang bidang penuh dengan bulu dan bulu ketiak yang lebat dilipatan lengan berorot Aladin begitu menggodanya.

“Mengapa pemuda setampan dan segagah dia bisa hidup dalam kemiskinan seperti itu?” tanyanya membatin.

Sejak saat itu Aladin menjadi sangat bersemangat bekerja. Ia berniat mengumpulkan uang untuk melamar Putri Jasmin.

“Kau gila!” kata ibunya yang renta suatu hari saat Aladin menceritakan hasratnya meminang Putri Jasmin pada ibunya.

“Mengapa ibu berkata seperti itu?”

“Gaji yang engkau kumpulkan sampai engkau mati sekalipun tak cukup untuk melamar putri itu anakku. Hentikanlah khayalanmu itu. Bekerjalah yang baik untuk bisa menghidupi kita berdua. Kalau engkau sudah ingin sekali kawin, akan aku lamarkan untukmu gadis-gadis miskin di desa kita ini,” kata ibunya.

Sejak itu Aladin tak lagi menceritakannya keinginannya pada sang ibu. Namun hasrat untuk melamar Putri Jasmin tetap menggelora di jiwanya.

Suatu hari Karim paman Aladin menyuruhnya untuk mengunjungi sang paman ke rumahnya. Biasanya kalau sang paman menyuruhnya kesana pasti ada pekerjaan yang akan diberikan sang paman pada keponakannya itu. Meskipun sang paman terkenal kejam dan pelit namun dengan membantu pamannya paling tidak ia memperoleh sedikit uang.

“Hari ini aku tidak bekerja di toko gandum,” kata Aladin pada Ali, saat remaja tanggung sahabatnya itu datang menjemputnya ke rumah untuk bersama-sama berangkat ke toko gandum.

“Mengapa?” tanya Ali.

“Pamanku menyuruhku datang ke rumahnya. Mungkin ada pekerjaan yang akan diberikannya padaku,” jawab Aladin.

“Baiklah kalau begitu. Aku berangkat sendirian ke sana,” Ali kemudian berlalu meninggalkan Aladin. Tatapan Aladin mengikuti sosok Ali yang tinggi dan atletis diusianya yang semuda itu, hingga sosoknya hilang di persimpangan jalan.

Kemudian Aladin berangkat menuju rumah sang paman. Sesampainya di sana dilihatnya kediaman sang paman sepi. Karena sudah terbiasa, tanpa permisi Aladin memasuki rumah sang paman. Tak ada orang di dalam rumah yang cukup besar itu. Aladin masuk semakin dalam. Di depan kamar pamannya yang hanya ditutupi sehelai tirai terbuat dari kain, Aladin mendengar suara-suara merintih dari dalam kamar itu.

“Dasar paman. Masih tak pernah berubah. Siang-siang begini disempatkannya juga buat ngentot,” batin Aladin. Perlahan-lahan Aladin menyibak tirai itu. Ia berniat untuk mengintip sang paman. Seringkali Aladin memergoki sang paman sedang memuas-muaskan birahi di kamarnya. Kalau tidak dengan istrinya, biasanya dengan para budak yang ada di rumahnya.

Aladin sangat terkejut saat matanya melongok ke dalam kamar pamannya itu. Pemandangan yang dilihatnya kali ini sangat berbeda dengan yang biasa dilihatnya. Di atas ranjang dengan tubuh telanjang bulat sang paman bersimpuh. Pantatnya bergerak cepat maju mundur. Sang paman kelihatan sangat bernafsu. Tangannya tak berhenti meremas-remas pantat yang sedang di entotnya itu. Didepannya menungging dengan tangan lurus ke tempat tidur seorang bocah laki-laki. Pamannya begitu asik melakukan sodomi pada bocah laki-laki itu!

Aladin hampir tak mempercayai apa yang dilihatnya. Bocah laki-laki bertubuh ramping namun cukup berotot itu terlihat sangat kesakitan saat dibool oleh sang paman. Tubuhnya yang putih mulus terlihat menegang dan memerah. Matanya yang sipit terpejam-pejam dengan mulut menganga menahan erangan. Dibelakangnya Paman Aladin asik menyodok-nyodokkan kontolnya yang besar diantara paha sang bocah yang merenggang. Buah pantatnya terlihat memerah oleh remasan dan tepukan paha sang paman yang kokoh.

“Ohhhh…. Ohhhhh…. Benar-benar sempithhh…. Sempithhhsshhhh ssshhekalihhh….. jauh lebih sempithhh dari memekhhhh… ohhhh…,” racau sang paman keenakan.

Sementara bocah itu terus menahan sakit. Wajahnya yang tampan terlihat sangat kepayahan. Dari tempatnya berdiri Aladin bisa melihat kontol sang bocah yang lemas menggantung bersama dengan dua buah pelirnya di selengkangannya bergoncang-goncang cepat akibat genjotan sang paman. Aladin tak menyangka pamannya bisa juga memperoleh kenikmatan dengan membool lobang pantat bocah itu.

Lama juga sang paman asik bergoyang pantat. Akhirnya aksi senggama itu usai dengan tubuh sang paman berkelojotan. Pantatnya menekan keras ke pantat sang bocah. Mulutnya menciumi punggung sang bocah yang mulus. “Ohhhh… ohhhhhhhhhh…,” sang paman menjerit. Spermanya tumpah ruah di dalam lobang pantat bocah itu. Selanjutnya tubuh keduanya ambruk. Kontol sang paman terlepas dari jepitan lobang pantat sang bocah. Aladin memandangi sang bocah yang mengangkang. Lobang pantatnya terlihat memerah, menganga lebar dengan cairan putih kental belepotan di sekitarnya.

“Ohhhhh… nikmatnyahhh…. Lobang pantamu luar biasa bocah…. Sangat menjepit kontolkuhh…,” desah sang paman sembari menciumi dada sang bocah yang mungil.

Aladin segera berlalu dari tempatnya mengintip. Ia tak mau ketahuan sang paman. Sepuluh menit berlalu. Sang paman belum keluar dari kamar. Suasana kamar hening. Tak lama kemudian tirai kamar itu tersibak. Sang paman keluar bersama-sama dengan bocah itu. Sang bocah yang hanya menggenakan sehelai kain kecil penutup kontolnya berjalan mengangkang-ngangkang kepayahan meninggalkan kamar. Ia sempat menatap Aladin dengan tatapan sayu. Sementara sang paman yang melihat Aladin langsung tersenyum lebar melihat kehadiran keponakannya. Sang bocah berjalan ke belakang rumah dengan gontai. Tetap dengan mengangkang-ngangkang.

“Aladin keponakanku. Sudah lamakah engkau tiba?”

“Baru saja paman. Ada apa bocah itu di dalam kamar paman?” tanya Aladin memancing.

“Oh. Tubuhku rasanya sangat penat. Istriku kebetulan sedang tidak ada di rumah. Jadi aku minta padanya untuk memijatku tadi,” sahut sang paman mengelak.

“Dasar bejat,” kata Aladin. Tapi hanya dalam hati. Yang keluar dari mulutnya adalah kata-kata ini,”Ada apa paman memanggilku?”

“Aku memerlukan bantuanmu Aladin. Sssttt…” tiba-tiba suara sang paman membisik. “Aku mendapatkan informasi bahwa ada harta karun yang tersimpan di sebuah gua di tengah hutan. Bersama denganmu kita akan mengambilnya. Setelah mendapatkannya maka harta karun itu akan kita bagi dunia Aladin. Bagaimana?”

“Harta karun?” Aladin takjub mendengarnya.

“Ya,”

Aladin berfikir sejenak. Mengapa pamannya tidak mengambil sendiri. Mengapa pamannya berbaik hati berbagi dengannya.

“Mengapa paman mengajakku?” tanya Aladin.

“Aladin. Engkau kan masih muda dan tubuhnya kekar dan kuat. Sedangkan aku sudah tak lagi muda. Tentu saja aku tak berani mengambil harta itu sendiri. Bagaimana bila ada perampok di jalan. Denganmu aku yakin akan bisa membawa harta itu dengan selamat kemari,”

“Mmmm… begitu ya,” Aladin menimbang-nimbang. “Baiklah kalau begitu paman. Mari kita mengambilnya,”

“Kalau begitu besok kita berangkat mengambil harta itu,” sahut sang paman.

Keesokan harinya berangkatlah Aladin bersama pamannya ke hutan. Aladin sangat bersemangat. Ia sudah mengkhayalkan dengan harta karun yang didapatnya maka ia akan kaya raya dan dapat melamar Putri Jasmin.

Dengan menggunakan dua ekor kuda yang besar mereka melaju menuju hutan. Tak lupa mereka membawa empat kantong besar sebagai tempat harta karun yang mereka peroleh nanti. Hutan yang mereka masuki sangat lebat. Dengan peta harta karun yang diperoleh sang paman entah dari siapa akhirnya mereka menemukan lokasi tempat harta karun itu berada.

Gua yang dimaksud oleh sang paman ternyata adalah sebuah celah sempit didalam tanah berada diantara kumpulan batu karang besar.

“Dengan tali ini masuklah engkau ke dalam Aladin, aku akan memegangi tali ini dari atas,” kata sang paman. Aladin mengikuti kata-kata sang paman. Perlahan-lahan dengan bergelayutan pada tali Aladin menuruni celah itu. Kedalamannya cukup jauh. Sesampai didalam suasananya sangat gelap. Aladin yang sudah mempersiapkan obor segera menghidupkannya.

Di dasar celah itu ternyata masih terdapat lorong-lorong lagi. Aladin dengan diterangi obor berjalan masuk ke dalam lorong itu. Dan di dalam lorong itulah Aladin menemukan harta karun yang baru pertama kali dilihatnya seumur hidupnya. Berbagai macam perhiasan terbuat dari emas menumpuk.

“Bagaimana Aladin? Kau sudah menemukannya?” tanya sang paman dari atas.

“Sudah paman, sudah,” teriak Aladin.

“Kalau begitu isikanlah harta itu ke dalam kantong-kantong ini,” kata sang paman. Kemudian empat kantong besar di lemparkan sang paman ke dalam.

Aladin segera mengisi kantong itu. Setelah mengisinya Aladin menyandangkan kantong-kantong itu ke bahunya.

“Sekarang angkatlah aku paman,” kata Aladin.

“Kantong itu saja dahulu yang engkau ikatkan ke ujung tali Aladin. Agar aku bisa menariknya,” sahut sang paman.

“Tidak paman. Angkatlah aku bersama-sama dengan kantong ini,”

“Tidak usah. Kantong itu saja dahulu,” sang paman rupanya sudah berniat jahat pada keponakannya itu. Rencananya setelah mengangkat semua kantong ia akan meninggalkan Aladin sendiri disana. Aladin mulai mencurigai pamannya.

“Kalau begitu aku tidak akan mengikatkan kantong-kantong ini di ujung tali,” kata Aladin.

“Kau benar-benar kurang ajar!” sang paman mulai marah.

“Paman pasti akan meninggalkan aku nantinya,” balas Aladin.

Akhirnya bereka berdebat terus. Sang paman yang marah karena rencananya tak kesampaian akhirnya menutup lobang itu dengan batu dan meninggalkan Aladin. Tinggallah Aladin sendiri di dasar tanah.

“Pamanku benar-benar jahat,” batin Aladin. Ia terduduk sendiri merenungi nasibnya. Kini ia terkurung di dalam tanah bersama harta karun yang melimpah. Sementara sang paman meninggalkannya. Aladin memandangi harta karun di dalam kantong. Sebuah lampu yang terbuat dari emas tertangkap pandangannya. Aladin segera mengambil lampu itu. Ia berniat memindahkan api dari obornya ke sumbu lampu itu.

“Betapa kotonya lampu ini,” kata Aladin. Tangannya kemudian menggosok-gosok lampu itu membersihkannya dari tanah. Tiba-tiba terjadi keanehan. Dari ujung sumbu lampu itu keluar asap tebal. Asap itu terus membubung dan membentuk gumpalan kemudian perlahan-lahan gumpalan itu berbentuk wujud manusia. Aladin ketakutan.

Gumpalan asap menipis. Lalu hilang. Kini terlihatlah sesosok tubuh laki-laki, tinggi kekar berdiri tegak di hadapan Aladin. Laki-laki itu sangat gagah dan tampan. Aladin ketakutan sekaligus kebingungan melihat laki-laki itu. Yang membingungkan Aladin adalah laki-laki tampan itu tak menggenakan pakaian sama sekali. Tak ada sehelai benangpun melekat di tubuhnya yang berotot. Pada selangkangannya menggantung sebuah kontol besar, melengkung ke arah kanan. Rimbunan jembut memenuhi pangkal kontol itu.

“Sssiiiapa kau?” tanya Aladin.

“Aku adalah jin lampu lampu,” sahut laki-laki itu dengan suara berwibawa.

“Jin lampu lampu?”

“Ya. Engkau telah membebaskan diriku dari kurungan lampu itu ratusan tahun. Sebagai tanda terima kasih, aku akan memenuhi segala permintaanmu,” sahut jin lampu itu.

“Segala permintaan?”

“Ya. Apapun yang kau minta,”

“Benarkah kata-katamu itu?”

“Cobalah dulu,”

“Baiklah. Bebaskan aku dari sini beserta harta-harta ini,”

“Perintahmu adalah tugasku. Ting,”

Tiba-tiba Aladin sudah berada di luar demikian juga seluruh kantong harta itu. Aladin merasa sangat senang. Jin lampu itu sudah berdiri di sebelahnya. Masih telanjang bulat. Aladin melirik pada batang kontol besar yang menggantung itu.

“Aku minta kau menggenakan pakaian,” kata Aladin.

“Kenapa engkau meminta seperti itu?”

“Aku merasa risih melihatmu telanjang bulat seperti itu,”

“Engkau merasa risih atau iri? Karena melihat kontolku ini?”

“Mmmm dua-duanya,”



“Mengapa engkau tidak memintaku agar membesarkan ukuran kontolmu. Agar engkau merasa bangga,”



“Ukuranku sudah cukup besar,” sahut Aladin.



“Tapi tidak sebesar punyaku kan,”



“Iya,”



“Makanya. Mintalah,”



“Baiklah. Aku minta agar kontolku lebih besar dari punyamu,”



“Permintaanmu adalah tugasku. Ting,”

Tiba-tiba Aladin merasa celananya menjadi sempit. Ia melirik ke bawah. Selangkangannya terlihat menonjol besar. Aladin segera membuka celananya.

“Astaga besar sekali,” serunya girang. Pada selangkangannya menggantung sebuah kontol yang besar. Panjangnya sekitar dua puluh sentimeter. “Padahal masih lemas. Bagaimana lagi kalau tegak?” seru Aladin.

“Cobalah tegakkan agar engkau mengetahui ukurannya,” kata Jin lampu.

“Maksudmu engkau menyuruhku onani? Buat apa tanganku capek. Aku hanya mau melakukannya apabila ada yang membantu,” sahut Aladin.

“Baiklah kalau begitu. Duduklah di batu itu aku akan membantumu,” kata jin lampu. Aladin segera duduk di atas batu, mengangkang memamerkan kontolnya yang besar dan rimbun dengan jembut lebat. Ia tak sabar dengan bantuan jin lampu. Ia yakin jin lampu akan menghadirkan seorang gadis cantik membantunya.

Jin lampu kemudian mendekati Aladin. Sekejab saja ia sudah menunduk di selangkangan Aladin. Mulut sang jin lampu langsung melahap kontol besar Aladin.



“Mau apa kau?” tanya Aladin bingung. Jin lampu tampan itu sudah sibuk mengulum-ngulum kontol besar Aladin. “Bukan ini maksudku,” kata Aladin. Ia berusaha melepaskan diri dari mulut jin lampu. Namun usahanya gagal karena jin lampu itu sudah sedemikian bernafsu mengerjai kontol Aladin.



“Nikmati saja. Sudah ratusan tahun aku tidak merasakan nikmatnya kontol dalam mulutku.. mmhhh… mmhhh…,”



“Kau menyukai kontol?” tanya Aladin bingung.



“Mmmhhhpp… Iya. Aku jin lampu yang suka kontol. Apalagi kontol-kontol pemuda tampan seperti engkau, Mmmhhhh…mmmmhhhh…,”

“Jadi…..,”

“Mmmhhh…benar. Aku jin lampu homosex. Aku dikurung dalam lampu itu adalah sebagai hukuman dari tuanku yang sebelumnya. Ia sangat gagah dan tampan. Dan kontolnya besar sekali. Aku sangat menyukai kontolnya itu,” jin lampu tampan itu menghentikan kulumannya di kontol Aladin. Lalu duduk bercerita di samping Aladin. “Sebenarnya diapun sangat suka kukulum kontolnya. bukan hanya kuluman kontolku dia suka, lobang pantatkupun sangat suka dientotnya. Akhirnya dia menikah dengan seorang putri cantik. Sejak itu aku dan dia sangat jarang bermain kontol. Suatu waktu aku sangat terangsang. Aku tak tahan lagi menahan nafsuku. Saat dia tidur bersama istrinya di kamarnya, kudatangi dia. Mereka sedang tertidur lelap,” jin lampu tampan itu terdiam sejenak. Aladin terus mendengarkan dengan antusias.

“Sepertinya mereka usai ngentot berdua. Keduanya tertidur dalam keadaan telanjang bulat. Sperma tuanku kulihat berceceran di sekitar memek istrinya. Aku sangat suka dengan rasa gurihnya sperma tuanku. Ku jilat ceceran sperma di memek istrinya itu. Setelah bersih mulutku langsung mengulum sumber memek itu. Kontol tuanku kuhisap kuat. Dia terbangun. Melihatku dia tersenyum. Rupanya di juga rindu dengan mulutku. Dia berbisik padaku agar melakukannya dengan perlahan dan jangan berisik agar istrinya yang tertidur di sebelahnya tidak terbangun. Aku melakukan kuluman di kontolnya sesuai dengan permintaannya. Rupanya dia tak cukup puas dengan mulutku saja. Dia juga rindu lobang pantatku. Kemudian dia menyuruhku menduduki kontolnya. Kulakukan apa yang disuruhnya. Kami mengentot dengan lembut. Pantatku berputar-putar memilin-milin dan membenamkan kontolnya yang besar di lobang pantatku. Istrinya terus terlelap di sebelahnya,”

“Gila. Kalian melakukannya dengan istrinya tidur di sebelahnya,”

“Ya. Dia benar-benar rindu pantatku. Dia bergoyang dengan sangat bersemangat. Pantatku diremas-remasnya. Aku melayaninya dengan tak kalah bersemangat. Kami bergoyang dengan cepat dan keras. Tak lagi memperdulikan keberadaan istrinya. Tempat tidur berderak-derak. Nasib sial, istrinya terbangun. Waktu itu keadaannya sudah nanggung sekali. Aku sudah hampir orgame. Tuanku juga. Istrinya terkejut melihat tubuhku yang telanjang bulat sedang menduduki kontol suaminya. Tuanku langsung marah-marah padaku. Ia mengatakan bahwa ia terasa bermimpi mengentot istrinya. Ternyata aku. Selanjutnya untuk menyenangkan istrinya ia mengurungku dalam lampu itu dan membuangku ke laut. Begitulah aku dibuang dalam keadaan ngentot nanggung dan telanjang bulat. Karenanya begitu melihatmu tadi aku langsung terangsang. Engkau begitu gagah dan tampan seperti tuanku dulu. Kalau seandanya tadi yang menolongku adalah laki-laki yang tidak menarik atau seorang wanita maka aku hanya akan memenuhi tiga permintaannya saja. Tapi karena engkau yang menolongku maka semua permintaanmu akan aku kabulkan asal aku selalu di dekatmu dan bisa menikmati kontolmu,”



“Mmmmm begitu,” Aladin menimbang-nimbang. Ia belum pernah diisep kontol oleh laki-laki. Tadinya ia merasa sangat aneh. Namun ternyata hisapan jin lampu tampan itu bisa merangsang kontolnya juga. Lagipula jin lampu ini dapat dimanfaatkannya untuk memenuhi segala keinginannya. Akhirnya Aladin memutuskan untuk menerima saja kelakuan jin lampu yang gagah ini. “Engkau boleh melanjutkan hisapanmu tadi. Yang penting segala permintaanku harus engkau kabulkan,”



“Tentu saja,”



“Tapi ada yang ingin aku tanyakan padamu terlebih dahulu,”



“Apa yang ingin engkau tanyakan?”



“Engkau terlihat sangat gagah dan tampan. Begitu jantan malah. Mengapa engkau bisa menyukai laki-laki? Apakah wanita cantik tidak bisa memuaskanmu?”



“Aku bisa memuaskan birahiku pada wanita. Namun entah mengapa aku lebih menikmatinya bila melakukannya dengan laki-laki sepertiku. Apalagi bila laki-laki itu tampan dan jantan seperti engkau. Aku sangat menyukainya. Mungkin sudah takdirku diciptakan seperti ini,” jawab jin lampu dengan lirih. Ia terlihat sedih.

“Maafkan pertanyaanku jin lampu kalau itu menyinggung perasaanmu,”

“Tidak apa-apa. Aku bisa memahami kebingunganmu. Bolehkah kita melanjutkan lagi permainan yang tadi tertunda,”

“Baiklah. Silakan engkau mengisap kontolku lagi,”

“Bolehkah bila aku menduduki kontolmu?”

“Kau menginginkannya? Apakah bisa? Lobang pantatmu kan sempit. Sementara kontolmu besar begini. Apakah engkau tidak kesakitan?”

“Aku sangat merindukan sodokan kontol di lobang pantatku. Aku sudah biasa. Rasanya sangat nikmat kok. Tidak ada sakit sama sekali. Bolehkah?”

“Baiklah. Terserah padamu saja,”

Jin lampu tampan dan gagah itu segera mengangkangi selangkangan Aladin. Posisi mereka berdua saling berhadapan muka. Perlahan-lahan jin lampu itu menurunkan pantatnya memasukkan kontol Aladin ke dalam lobang pantatnya. Aladin memandangi daerah selangkangannya. Dilihatnya kontolnya yang besar dan tegang itu sedikit demi sedikit masuk ke dalam lobang pantat jin lampu. Kontolnya dirasakannya seperti dibungkus oleh sesuatu yang hangat dan empuk. Aladin mengerang. Kontolnya terasa diremas dengan kuat.

“Ohhhh… enaknya..,” erang Aladin.

“Kau menyukainya?” tanya jin lampu.

“Yahhh… trusshhhhh…,”

Jin lampu terus menekan pantatnya ke arah bawah. Tak lama kontol Aladin tertelan seluruhnya dalam lobang pantat jin lampu. Jin lampu itu terlihat begitu menikmati kontol Aladin di dalam lobang pantatnya. Ia tersenyum pada Aladin. Selanjutnya ia menggerakkan bongkahan pantatnya naik turun dengan lembut. Aladin kembali mengerang. Jin lampu memegangi bahu Aladin dengan kedua tangannya. Tungkai kakinya bergerak-gerak menaik turunkan pantatnya.

Kehidupan jalanan membuat Aladin terbiasa ngentot dengan pelacur jalanan. Kontolnya sudah seringkali dikocok-kocok oleh memek wanita. Namun kocokan lobang pantat jin lampu dirasakannya sangat berbeda dari kocokan memek yang pernah dirasakannya. Gesekan lobang pantat jin lampu pada daging batang kontolnya merupakan sensasi yang sangat luar biasa dirasakannya. Aladin sangat menikmatinya. Ia kini mulai merlakukan gerakan pantat balasan. Pinggang ramping jin lampu dicengkeramnya dengan erat. Pantatnya bergerak naik turun. Ia tak memperdulikan lagi kalau jin lampu itu laki-laki juga sepertinya. Bibirnya mencari bibir jin lampu yang tipis dan merah. Dilumatnya bibir jin lampu dengan penuh nafsu diantara erangan dan dengusan nafasnya yang keras. Kedua lelaki tampan itu berciuman sambil terus bergoyang pantat seirama.

Kulit mereka yang putih mulai terlihat memerah. Keringat mengucur deras membasahi setiap lekuk tubuh mereka yang berotot. “Ohhhhh…. Ohhhhh….. ohhhhh….. ohhhhhhh….. ohhhhhh…..,” tak ada suara lain selain erangan-erangan kenikmatan dan suara kecipak dan tepukan buah pantat jin lampu dengan paha Aladin.

Otot-otot mereka terlihat semakin mengencang. Goyangan pantat yang mereka lakukan juga semakin cepat dan tak beraturan. Masing-masing ingin melakukan gerakan menekan lebih dulu. Aladin menyarangkan wajahnya di dada bidang jin lampu. Mulutnya menciumi dan menggigit-gigit pentil jin lampu yang kecoklatan dalam keadaan tegak keras.

Keduanya terus bergerak. Kontol jin lampu yang tegak menggesek-gesek perut Aladin yang berotot. Jin lampu mulai mengerang-erang keras. Wajahnya menengadah. Matanya terpejam-pejam. Rupanya orgasmenya akan segera tiba. Tak lama pantatnya menekan keras. Kontol Aladin terbenam dalam di lobang pantatnya. Tangannya mencengkeram bahu Aladin kuat-kuat. “Heh… heh…. Hehh…. Ahhhh…. Ahhh…. ahhh…. ahhh…,” jin lampu mengerang kuat. Tubuhnya kelojotan. Dari lobang kencingnya menyembur sperma. Kencang dan deras. Menyemprot-nyemprot membasahi perut dan dada Aladin.

Orgasme menyebabkan lobang pantat jin lampu berkontaksi. Rongga lobang pantatnya mendenyut-denyut kuat. Hal ini membuat Aladin merasakan kontolnya diemas dengan sangat kuat. Pengaruhnya luar biasa. Aladin tak lagi bisa menahan orgasmenya. Otot-ototnya mengejang. Perutnya kembang kempis. Nafasnya tersengal-sengatl. Dari mulutnya keluar erangan. “Ohhhhhh… ohhhhhhhh…………….. ohhhhhhh……,” mulutnya mnghisap pentil dada jin lampu kuat-kuat. Pinggang ramping jin lampu dicengkeramnya kuat. Pantatnya menekan ke atas. Sesaat kemudian spermanya menyembur deras memenuhi lobang pantat jin lampu. “Ohhhhhhhhhh………..,”

Jin lampu memeluk leher Aladin erat. Bahu Aladin digigit-gigitnya. Ia sangat keenakan menerima semburan sperma hangat Aladin di rongga lobang pantatnya. Untuk beberapa saat keduanya tetap saling menekan pantat, menikmati orgasme mereka yang dahsyat. Otot-otot mereka menegang. Berkilauan karena basah bersimbah keringat.

Jin lampu tetap duduk di atas pangkuan Aladin. Keduanya saling menatap untuk waktu yang lama.

“Bagaimana Aladin?” tanya jin lampu lembut. Ia beringsut dari atas pangkuan Aladin. Kontol Aladin yang sudah lemas lepas dari lobang pantat jin lampu.

“Hehehe.. huihh… rasanya luar biasa,” sahut Aladin cengengesan. Ia memandangi kontolnya yang belepotan spermanya sendiri.

“Kau menyukainya?”tanya jin lampu. Tangannya mengelap sisa-sisa ceceran sperma Aladin di lobang pantatnya dengan celana panjang Aladin.

“Sangat. Hah.. hah.. rasanya aku keranjin lampugan. Hei mengapa kau mengelap sperma itu dengan celanaku?”

“Santai saja. Aku akan mengganti pakaianmu nanti. Kita dapat mengulanginya kapanku kita mau,”

“Baiklah. Saat ini engkau harus membantuku,” Aladin mengelap sperma di kontol dan badannya dengan celananya juga.

“Aku siap melaksanakan apapun yang kau perintahkan,”

“Kita harus kembali ke rumahku. Sebentar lagi hari hampir gelap,”

“Perintahmu adalah tugasku. Ting,”

Selanjutnya dihadapan mereka muncul sebuah permadani.

“Untuk apa permadani ini?” tanya Aladin bingung.

“Naikilah permadani,” kata jin lampu.

Aladin mengikuti apa yang dikatakan jin lampu. Semua kantong berisi harta dinaikkannya juga ke atas permadani itu. Selanjutnya terjadi keanehan. Permadani itu mulai melayang di udara.

“Hei ini permadani terbang!” seru Aladin.

“Ya, duduklah Aladin. Kita akan melintasi udara dan kembali ke kampungmu,”

“Baiklah. Tapi sebelumnya berikan dulu akau pakaian. Dan aku juga menginginkan engkau berpakain juga. Warga kampungku akan bingung melihatmu telanjang bulat seperti itu nantinya,”

“Perintahmu adalah tugasku. Ting,”

Pakaian baru, bersih dan indah langsung melekat di tubuh keduanya. Aladin sangat senang akan hal itu. Ia tertawa-tawa senang. “Kalau begitu kita kembali ke kampungku sekarang,” kata Aladin kemudian.

Permadani terbang membubung tinggi ke angkasa. Melayang seperti burung elang, membawa Aladin terbang kembali ke kampungnya. Jin lampu melayang di samping permadani terbang mendampingi Aladin yang tertawa kegirangan, takjub melihat pemandangan di bawahnya.

Hari mulai gelap. Kampung Aladin sudah terlihat dari udara. Begitu indah oleh nyala lampu minyak yang berkilauan. Seperti untaian mutiara berkilau dilihat dari atas permadani terbang. “Itu rumahku,” tunjuk Aladin pada sebuah rumah reyot di sudut desa. Permadani melayang turun, begitu pula jin lampu.

Dengan sukses mereka mendarat di atas atap rumah Aladin yang datar. Permadani terbang perlahan-lahan menghilang. Jin lampu kemudian membawa Aladin turun ke bawah. Melayang-layang dalam pangkuan jin lampu Aladin bergerak turun hingga sampai ke tanah.



“Ahh.. senangnya tiba di rumah. Benar-benar perjalanan yang sangat melelahkan,” kata Aladin.

“Lelah karena perjalanan atau karena ngentotin aku?” bisik jin lampu nakal. Lidahnya menggelitik daun telinga Aladin.

“Dua-duanya,” jawab Aladin cengengesan. “Kamu jangan nakal begitu dong kalo disini. Nanti rahasia kita terbongkar,” kata Aladin berbisik.

“Siap boss,” jawab jin lampu tersenyum lucu.

Pintu rumah Aladin sudah tertutup rapat. Aladin mengetuk pintu dengan sumringah. Ia sudah tak sabar memamerkan harta karun yang ditemukannya kepada ibunya. Tak lupa pintu membuka, wajah ibunya yang berselendang nongol dari balik pintu.

“Aladin darimana saja engkau? Ali mencarimu sejak tadi. Aa yang engkau bawa itu? Siapa pula pemuda ini?” pertanyaan beruntun mengalir dari mulut sang ibu.

“Sabar bu, sabar. Satu per satu kalau bertanya. Biarkan aku masuk dulu, nanti aku jawab semua pertanyaan ibu,”

“Masuklah. Hei darimana kau dapat pakaian bagus ini? Kau mencuri lagi ya?” sang ibu masih terus bertanya. Aladin hanya tersenyum-senyum, pintu rumah di kuncinya. Kemudian ditariknya tangan sang ibu untuk duduk di dekatnya.

“Ibu benar-benar gak sabar nih. Ibu duduk dulu. Lihat nih apa yang aku bawa,” kantong yang dibawa Aladin langsung dibongkarnya. Mata sang ibu membelalak. Mulutnya menganga lebar. Tak percaya melihat begitu banyak perhiasan di depan matanya. Berserakan di lantai rumahnya yang reyot.

“Aladin…. Kau…, kau mencurinya dari mana…?” tanya sang ibu terbata-bata. Matanya melotot antara marah dan tak percaya.

“Sssttt…… aku tidak mencurinya bu,” Aladin kemudian menceritakan apa yang dilakukannya bersama pamannya, Karim. Juga pertemuannya dengan jin lampu. Tentu saja adegan hardcore sejenis tak diceritakannya pada sang ibu. Bisa berabe kan.

“Jin? Mana mungkin. Pemuda ini seperti layaknya manusia biasa,” kata sang ibu tak percaya.

“Jin lampu, masuklah lagi ke dalam lampu agar ibuku percaya,” kata Aladin.

“Perintahmu adalah tugasku. Ting,” tubuh jin lampu berubah menjadi asap. Kemudian asap itu menyusup ke dalam lampu yang ditemukan Aladin.

“Benarkah semua ini Aladin?” sang ibu masih belum percaya.

Aladin tersenyum-senyum. Jemarinya menggosok-gosok lampu itu, lalu kembali asap mengepul dari ujung sumbu lampu. Asap itu kemudian berubah kembali menjadi jin lampu. Sang ibu benar-benar bingung. Ia tetap antara yakin dan tidak. Tiba-tiba terdengar suara ketukan di pintu. Aladin segera memasukkan kembali perhiasan itu kedalam empat kantong yang dibawanya. “Siapa itu?!” tanyanya keras. Ia kuatir itu pamannya.

“Ali!” sahut suara dari luar. Aladin segera menuju pintu. Dibukanya pintu. Wajah Ali yang penuh kekuatiran segera menyambutnya.

“Aku sungguh-sungguh kuatir padamu Aladin,” kata Ali. “Kemana saja engkau?” tanyanya.

“Masuklah dulu,” kata Aladin. Ali ditariknya masuk ke dalam rumah. Pintu kembali dikuncinya. “Duduklah dan jangan banyak tanya. Dengarkan saja ceritaku,” Aladin menceritakan lagi apa yang telah diceritakannya tadi pada ibunya. Ali hanya melongo-longo. Semakin melongo saat melihat perhiasan yang dibawa Aladin dan jin lampu memamerkan kemampuanya masuk ke dalam lampu mungil yang ditemukan Aladin.

“Engkau kaya raya kawan. Engkau bisa melamar Putri Jasmin kini,” kata Ali.

“Benar. Aku kaya raya sekarang. Aku dapat melamar Putri Jasmin sekarang. Maukah engkau melamar putri cantik itu untukku ibu?” tanya Aladin. Ibunya mengangguk-angguk, tetap dengan kebingungannya.

“Jin lampu, sediakan makanan buat kami sekarang. Aku sangat lapar. Ibu dan Ali pasti juga sangat lapar. Hidangkan makanan yang enak buat kami,” kata Aladin bersemangat.

“Perintahmu adalah tugasku. Ting,”

Berbagai hidangan lezat langsung terhidang di hadapan mereka. Makanan yang selama ini tak pernah bisa dirasakan oleh ketika orang miskin itu. Dengan lahap mereka menyantap makanan itu. Hingga kekenyangan dan tak dapat berkata apa-apa lagi. Jin lampu tersenyum bahagia melihat kebahagian tuan barunya yang tampan beserta keluarganya itu. Malam itu keluarga Aladin tidur dengan nyenyak. Mereka tidur diatas timbunan perhiasan yang berkilauan. Jin lampu masuk kembali ke dalam lampu. Iapun tertidur nyenyak di dalam sana.

Matahari bergerak naik. Aladin dan keluarganya sudah bersiap-siap diri. Mereka berniat untuk melamar Putri Jasmin hari itu. Pakaian indah sudah mereka kenakan pemberian jin lampu. Ibu Aladin sibuk mematut-matut bayangan dirinya di cermin buruk miliknya. Ia merasa senang dengan pakaian dan segala perhiasan yang dikenakannya hari itu.

Dengan permadani terbang mereka menuju istana. Jin lampu melayang disamping permadani terbang mendampingi perjalanan ketiga orang yang sedang berbahagia itu. Harta karun mereka bawa dalam peti besar yang indah. Harta karun itu akan mereka berikan sebagai persembahan untuk melamar sang putri.

Kemegahan istana sudah terlihat dari angkasa. Kubahnya menjulang tinggi. Berkilauan oleh pantulan cahaya matahari. Kubah itu terbuat dari emas. Sangat indah. Aladin dan ibunya juga Ali terkagum-kagum melihat kemegahan istana itu.

Akhirnya mendaratlah mereka di istana. Para pengawal kebingungan melihat kedatangan rombongan yang ajaib itu. Mereka belum pernah melihat sebuah permadani dapat menerbangkan orang. Singkat cerita, mereka berempat dihadapkan pada sang raja.

“Siapa kalian? Dan ada keperluan apa kalian mendatangiku kemari?” tanya sang raja dengan penuh wibawa.

“Kami adalah bangsawan dari selatan tuanku raja. Nama hamba Aladin, hamba datang kemari bersama dengan ibu dan Saudara hamba ini beserta seorang pengawal,” sahut Aladin. Jin lampu ditunjuknya sebagai pengawal.

“Kedatangan kami kemari adalah untuk melamar putri tuanku raja bagi putraku ini,” kata Ibu Aladin melanjutkan.

“Melamar putriku? Hahahaha,” sang raja tertawa terbahak-bahak. Aladin dan rombongan kebingungan. “Berani sekali kalian datang kemari untuk melamar putriku. Sudah banyak pangeran-pangeran kaya yang datang untuk melamar, namun semuanya ditolak oleh putriku. Lalu kalian datang kemari mengaku-ngaku sebagai bangsawan. Persembahan apa yang dapat kalian berikan kepadaku sehingga aku bisa mmpercayai bahwa kalian memang bangsawan dan layak melamar putriku,”

“Inilah persembahan yang kami bawa untuk tuanku,” kata ibu Aladin. Harta karun yang ditemukan Aladin kemudian digelar dihadapan sang raja.

Raja terkejut melihat perhiasan emas yang sangat banyak terhampar di hadapan matanya. Sifat materialistisnya langsung keluar. “Boleh juga persembahan yang kalian bawa. Namun terlebih dahulu aku akan bertanya pada menteri kepercayaanku. Panggil Jafar kemari dan juga putriku!” perintah raja pada pengawalnya.

Tak lama berturut-turut datanglah Putri Jasmin dan Jafar, menteri kepercayaan raja. Putri Jasmin terlihat senang melihat kedatangan Aladin. Lelaki yang pernah dilihatnya di pasar.

“Putriku, pemuda ini datang bersama ibunya untuk melamarmu. Bagaimana pendapatmu?” tanya raja.

“Hamba terserah keputusan ayahanda saja. Namun kalau hamba melihat pemuda ini kelihatannya baik,” sahut Putri Jasmin lembut. Dia menunduk malu-malu. Raja mengangguk-angguk. Aladin merasa senang mendengar tanggapan Putri Jasmin. Sementara wajah Jafar sang menteri terlihat sewot.

“Tuanku, maafkan hamba menyela,” kata Jafar.

“Ada apa Jafar?” tanya sang raja pada menterinya yang terlihat gagah itu.

“Tuanku, hamba rasa kita perlu mengetahui kekayaan pemuda ini dulu. Tuanku adalah raja paling kaya di muka bumi ini. Adalah sangat tidak pantas apabila tuanku memiliki menantu yang tidak jelas asal-usul dan kekayaannya,” kata Jafar sambil melirik tajam pada Aladin. Sesungguhnya Jafar ini juga mencintai Putri Jasmin. Ia tak rela apabila putri cantik itu menikah dengan orang lain. Karena itu selama ini ia selalu berusaha menghalangi apabila ada yang bernita melamar sang putri.

“Bagaimana maksudmu?” tanya raja.

“Tuanku, menurut hamba kita perlu mengetahui dulu, apakah Putri Jasmin nantinya akan tinggal di tempat yang layak baginya. Selama ini putri tuanku tinggal di tempat semegah ini, apakah pemuda ini memiliki tempat tinggal yang semegah istana tuanku. Hamba kuatir nantinya Putri Jasmin tidak betah tinggal di tempat yang tidak sesuai untuknya,” kata Jafar. Aladin semakin tak suka dengan menteri tampan itu. Sementara Putri Jasmin juga terlihat tak suka. Namun untuk membatah Jafar ia malu karena dianggap perempuan rendahan yang gila laki-laki. Ibu Aladin, Ali, dan jin lampu juga kesal mendengar ucapan Jafar.

“Benar juga katamu itu Jafar. Wahai pemuda apakah tempat tinggalmu semegah istanaku ini?” tanya raja.

“Tuanku, jika hamba memiliki tempat tinggal semegah tuanku, itu artinya hamba tidak menghormati tuanku raja. Namun demikian tempat tinggal hamba cukup megah tuanku. Tuanku raja dan Putri Jasmin hamba undang untuk melihat tempat tinggal hamba besok,” sahut Aladin mantap. Ibu Aladin dan Ali kaget mendengar jawaban Aladin yang nekat. Sementara jin lampu tenang-tenang saja.

“Baiklah, aku akan memenuhi undanganmu. Sekarang kalian boleh pergi. Persembahan kalian aku terima dengan senang hati,” kata sang raja materialistis.

“Kamu gila Aladin!” kata Ali dalam perjalanan pulang. “Tempat tinggal megah yang seperti apa yang engkau maksudkan?”

“Benar Aladin. Rumah kita hanya gubuk reyot seperti itu,” kata Ibu Aladin.

“Ibu dan Ali tenang saja. Bukankah kita memiliki jin lampu,” kata Aladin santai. “Jin lampu bisakah kau membuatkan aku istana yang sangat mirip seperti istana raja?”

“Tidak ada yang sulit buatku,” sahut jin lampu. Aladin tersenyum senang. Jin lampu benar-benar membuktikan apa yang dikatakannya. Setelah mengantarkan ibunya kembali ke rumah, Aladin bersama Ali dan jin lampu pergi mencari lahan kosong yang tidak dihuni orang untuk membangun istana buat Aladin. Setelah menemukan lahan kosong itu jin lampu mulai bekerja membuatkan Aladin istana yang sama megahnya dengan istana raja. Ali yang melihat pekerjaan jin lampu seorang diri membangun istana itu hanya terbengong-bengong. Dalam waktu semalam selesailah istana itu. Saat kokok ayam terdengar menyambut pagi di depan mata Aladin dan Ali sudah berdiri istana yang megah dan sangat mirip dengan istana milik raja.

“Gila, kau benar-benar luar biasa,” kata Ali memuji jin lampu. Ali terkagum-kagum melihat istana itu. Ia berkeliling melihat-lihat isi dalam istana. Tak sadar kalau Aladin dan jin lampu sudah tidak bersamanya lagi. Saat tersadar Ali sibuk mencari Aladin dan jin lampu.

Sementara itu Aladin dan jin lampu sudah asik bergumul di atas ranjang empuk di salah satu kamar istana itu. Atas pekerjaannya membuatkan istana, jin lampu meminta hadiah dari Aladin. Hadiahnya tak lain dan tak bukan adalah Aladin harus memuaskan birahinya. Dengan rela Aladin menyanggupinya. Saat Ali sibuk sendiri mengitari istana keduanya segera masuk ke dalam kamar dan memulai pergumulan birahi yang dahsyat.

“Ahhh… ahhh…. ahhhh…. Ahhhhh….,” jin mengerang-erang keenakan. Kedua tangannya berpegangan pada tiang tempat tidur. Sementara tubuhnya menungging seperti anjing. Dibelakangnya Aladin sibuk menggenjot-genjot dengan ganas sambil mulutnya menciumi punggung lebar jin lampu. Kedua tubuh kekar itu sudah basah kuyup bersimbah keringat. Bergerak-gerak memuaskan birahi mereka.

Sementara Ali terus sibuk mencari Aladin dan jin lampu. “Aladin, jin lampu. Dimana kalian?!!” teriaknya. Suaranya bergema di dalam ruangan istana megah nan luas yang tak berpenghuni itu. Satu per satu ruangan di periksanya sambil terus berteriak-teriak mencari. Hingga akhirnya pada satu ruangan Ali terkejut saat pintu ruangan itu dibukanya. “Aladin?!!!!!” serunya. Matanya membelalak. Di atas tempat tidur di dalam ruangan itu ia melihat pemandangan yang sangat tidak biasa baginya.

Aladin dan jin lampu tidur bersisian. Tubuh Aladin berada di belakang jin lampu. Kaki jin lampu mengangkang ke atas. Dibelakangnya Aladin sedang sibuk bergoyang pantat dengan cepat dan keras. Kontol Aladin didalam lobang pantat jin lampu. Bergerak keluar masuk dengan cepat dan keras. Sementara tangan Aladin sibuk mengocok-ngocok kontol jin lampu.

“Ahhh… ahhhh… ahhhh… ahhhh…,” keduanya mengerang-erang. Seruan Ali mengagetkan mereka. Erangan mereka terhenti. Kegiatan mereka terhenti. Masih dalam posisi seperti dilihat Ali, keduanya terkejut bukan alang kepalang.

“Apa yang kalian lakukan?” tanya Ali bingung. Matanya tak urung memandangi kontol keduanya yang besar.

Aladin segera melepaskan dirinya dari jin lampu. Dengan kontol masih mengacung keras didekatinya Ali. Kontolnya yang basah oleh ludah bergoyang-goyang seiring langkahnya. Mata Ali lekat menatapi kontol sahabatnya itu. Baru sekali ini ia melihat Aladin telanjang bulat seperti itu.

“Ali, duduklah. Aku akan menerangkannya padamu,” kata Aladin sambil menarik Ali untuk duduk di atas ranjang. Jin lampu pun ikut duduk bersila di atas ranjang. Aladin menceritakan segalanya tentang jin lampu. Ali mengangguk-angguk antara mengerti dengan bingung.

“Jadi……..engkau homosex ya Aladin?” tanya Ali.

“Tentu saja bukan. Jin lampu yang homosex. Aku hanya membantunya memuaskan birahinya. Jin lampu kan sudah menolongku, apa salahnya aku menolongnya,” sahut Aladin membela diri.

“Apakah engkau tidak merasa risih menggumuli laki-laki seperti dirimu juga?”

“Awalnya risih. Namun setelah merasakannya ternyata luar biasa nikmatnya. Tak ada salahnya kan memuaskan birahi bersama. Kami sama-sama puas,” sahut Aladin.

“Bagaimana dengan Putri Jasmin?”

“Ada apa dengannya? Aku tetap menyukainya. Aku yakin kontolku akan membuatnya terpuaskan,”

“Aku benar-benar bingung,” kata Ali. “Terserah kalianlah. Aku permisi dulu,”

“Mengapa terburu-buru. Kaupun bisa menikmatinya sekarang,” kata jin lampu mencegah Ali yang siap-siap untuk pergi.

“Maksudmu?” tanya Ali.

“Kita dapat melakukannya bertiga,” kata jin lampu tersenyum.

“Ya. Tentu saja. Mengapa tidak?” sahut Aladin gembira. Ali bingung. “Ayolah tak perlu ragu. Mari aku bantu melepaskan bajumu,” kata Aladin. Tangannya kemudian sibuk melepaskan pakaian Ali.

Pemuda itu benar-benar bingung. Ia seperti terhipnotis. Satu persatu pakaiannya lepas dari tubuhnya. Tubuhnya yang rammping kini terpampang di hadapan Aladin dan jin lampu. Putih bersih dan lumayan berotot. Ketiaknya bersih dari bulu. Jembutnya juga tidak terlalu lebat. Kontolnya yang masih tertidur menggantung diantara selangkangannya. Putih kemerahan. Jin lampu segera berjongkok di hadapan Ali. Mulutnya langsung menciumi kontol itu. Ali merinding.

“Ahhh. jangan….. jangan….,” katanya dalam erang. Namun tak ada usahanya untuk mengelak dari jin lampu.

“Nikmati saja,” bisik Aladin lembut. Aladin kemudian menuju ke arah belakang jin lampu. Tubuh kekar jin lampu kembali disuruhnya nungging. Rupanya Aladin ingin melanjutkan kembali entotannya di lobang pantat jin lampu.

Jin lampu segera memahami keinginan Aladin. Iapun merasa nanggung oleh sodokan lobang pantat Aladin. Segera ia menungging melebarkan paha sehingga kontol Aladin dapat dengan mudah menerobos lobang pantatnya. Sembari dientot mulut jin lampu sibuk mengulumi kontol Ali yang sudah menegang keras. Ketiganya kini asik menikmati permainan mesum sesama lelaki.

“Bagaimana Ali?” tanya Aladin sembari bergoyang-goyang pantat.

“Ahhhh… enak Aladin. Enak sekalihh…,” sahut Ali meringis malu.

“Mau yang lebih enak?” tanya Aladin lagi.

“Apa itu,”

“Aku entotin kamu seperti jin lampu,”

“Apa enggak sakit?”

“Awalnya sakit sedikit kan biasa. Buktinya jin lampu ketagihan dibeginiin,” sahut Aladin ia asik terus bergoyang. Gerakan pantatnya berbalasan dengan gerakan pantat jin lampu.

“Sepertinya enak ya ngentotin lobang pantat seperti itu Aladin,” kata Ali melihat Aladin keenakan.

“Enak sekali. Engkau ingin mencobanya?”

“Iya,” sahut Ali malu-malu.

“Kalau begitu silakan,” sahut Aladin. Dilepaskannya kontolnya dari lobang pantat jin lampu. Dengan penuh semangat Ali menuju ke belakang jin lampu. Dengan dibantu tangan Aladin, kontol Ali yang tidak terlalu besar berhasil masuk ke dalam lobang kenikmatan jin lampu. Ali mulai bergoyang-goyang.

“Ohhhhh… luar biasa… enakhh…,” katanya. Aladin tersenyum, jin lampu juga. Aladin kemudian berjongkok di belakang Ali.

“Li, kamu ngangkang sedikit. Aku ingin menikmati lobang pantat kamu yang masih perjaka ini,” kata Aladin. Ali yang sedang dilanda kenikmatan segera mengangkangkan pahanya. Tangan Aladin segerah melebarkan bongkahan pantat Ali. Lobang pantat Ali terlihat jelas oleh Aladin. Sangat rapat. Bentuknya seperti garis lurus yang berkeriput. Lidah Aladin segera menyapu lobang pantat itu.

Ali merinding. Sapuan lidah Aladin yang terasa basah dan hangat membuat darahnya berdesir. Aladin terus melakukan sapuan-sapuan. Sesekali jarinya menyodok-nyodok. Membuka celah sempit itu. Ali melenguh-lenguh.

Aladin terus melebar-lebarkan celah lobang pantat Ali. Usahanya cukup berhasil, dua jari Aladin kini bisa masuk menerobos celah sempit itu. Sodokan Aladin dirasakan Ali menambah kenikmatannya menggenjot. Ia semakin bernafsu.

Aladinpun semakin bersemangat mengerjai celah lobang pantat sahabatnya itu. Setelah sukses dengan dua jari, kini tiga jarinya mengobok-obok lobang kenikmatan Ali. Berulang-ulang Aladin meludahi celah pantat itu. Membuatnya licin dan lembab.

Tak ada komplain, tak ada penolakan dari Ali. Ia membiarkan saja Aladin sibuk merojok lobang pantatnya. Ali sibuk menikmati gesekan kontolnya di lobang pantat jin lampu. Rojokan Aladin semakin buas. Lobang pantat Ali dirasakannya semakin beradaptasi dengan tusukan benda panjang dan tumpul. Perkiraan Aladin, sahabatnya itu sudah siap untuk ditusuk dengan kontol. Aladin kemudian berdiri di belakang Ali. Kontolnya yang tegak digosok-gosoknya di celah buah pantat sahabatnya.

“Sekarang aku akan memberikanmu kenikmatan yang sesungguhnya,” bisik Aladin lembut di telinga Ali. Jemarinya melebarkan buah pantat Ali. Ujung kepala kontolnya digesekkan di celah lobang pantat Ali. Mulut lobang pantat Ali yang terbuka diterobosnya perlahan. Ali mengerang. Kepala kontol Aladin mulai menyusup ke celah lobang pantat itu.

“Ahhhhhh….,” Ali mengerang. Gerakan pantatnya berhenti. Ia kesakitan. “Sakittt sekalihh…,” katanya.

“Jangan dilawan. Tarik nafas dalam-dalam,” kata Aladin. Sementara tangan yang satu melebarkan buah pantat, tangan Aladin yang lain mencengkeram pinggang Ali yang ramping. Ini dilakukannya agar menghentikan gerakan pantat Ali yang berusaha menghindar. Kontol Aladin menerobos terus ke dalam.

“Ahhhhh…… sakitthhhhh,…..,” kata Ali lagi. Aladin tak peduli. Ia terus mendorong. Aladin sedang menikmati sempitnya celah lobang pantat Ali yang menjepit kontolnya. Sensasinya sangat luar biasa. Sangat berbeda dari lobang pantat jin lampu yang sudah longgar. Tanpa merasa kasihan Aladin terus menjebol keperjakaan Ali. Kontolnya yang gemuk dan panjang terus bergerak masuk. Lobang pantat Ali terasa penuh.

Diiringi erangan kesakitan Ali, Aladin menancapkan seluruh batang kontolnya ke dalam lobang pantat sahabatnya itu. Ali merasakan lobang pantatnya sangat perih. Kontolnya yang tadi keras di dalam lobang pantat jin lamu mulai lemas. Jin lampu yang tadi keenakan ditancapin kontol Ali yang mengeras menjadi hilang birahi. Kontol Ali dilepaskannya dari lobang pantatnya. Kemudian ia berjongkok di depan Ali. Kontol Ali yang lemas segera dihisapnya. Wajahnya terbenam di selangkangan Ali.

Aladin mulai bergerak pantat maju mundur. Kontolnya memompa lobang pantat Ali dengan cepat. Ali mengerang-erang. Matanya terpejam-pejam menahan sakit. Sementara di depannya, pada selangkangannya, jin lampu sibuk mengulum. Tiga pemuda gagah itu basah kuyup bersimbah keringat. Aladin terus mengentot tanpa rasa kasihan. Saat itu yang ada dibenaknya hanyalah mereguk kenikmatan dari celah lobang pantat sahabatnya itu.

“Ohhh… ohhhh… ohhhhh…. Ohhhhhh…. Ohhhhh…… ohhhhh……,” erang Aladin.

“Ahhh..... ahhh..... ahhhh....,” racau Ali antara sakit dan nikmat.

Akhirnya tiba juga orgasme Aladin. Seperti biasa tubuhnya kelojotan. Pantatnya menekan keras. Membuat kontolnya terbenam dalam-dalam di lobang pantat Ali. Sesaat kemudian dari lobang kencingnya menyemburlah sperma. Ali mendongak menikmati sensasi semburan itu. Matanya terpejam, bibir bawahnya digigitnya dengan gigi atasnya.

Entah karena sensasi semburan sperma Aladin, atau karena kuluman mulut jin lampu, atau memang karena sudah saatnya, Ali pun orgasme. Kontolnya berdenyut-denyut. Spermanya tumpah ruah memenuhi mulut jin lampu.

Jin lampu mengocok-ngocok kontolnya sendiri. Iapun ingin segera menuntaskan birahinya. Beberapa menit kemudian iapun orgasme. Spermanya tumpah berceceran membasahi lantai. Tiga pemuda itu kemudian ambruk di atas ranjang. Lelah, usai memacu birahi mereka yang binal.

Sesuai dengan yang sudah dijanjikan, rombongan kerajaan tiba di istana Aladin siang harinya. Sang raja benar-benar takjub melihat istinana bikinan jin lampu itu. Sedemikian miripnya istana itu dengan istana kerajaan membuat raja mengira itu adalah istananya sendiri.

Sang raja yang punya sifat bawaan matre akhirnya langsung menyetujui lamaran Aladin pada Putri Jasmin, putri semata wayangnya. Segala hasutan Jafar sang menteri tak lagi dapat mempengaruhinya. Sang raja kemudian memerintahkan para menterinya untuk memeprsiapkan pernikahan antara Aladin dan Putri Jasmin secepatnya.

Sepekan kemudian raja melangsungkan pernikahan putrinya dengan Aladin di Istana kerjaan dalam sebuah pesta yang sangat megah. Tujuh hari tujuh malam lamanya. Seluruh negara-negara tetangga di undang memeriahkan pesta itu. Semua terlihat gembira dan bahagia. Ibu Aladin, Ali, dan juga jin lampu. Apalagi Aladin dan Putri Jasmin. Keduanya terlihat sangat bahagia dan senantiasa tersenyum di atas kursi pelaminan mereka. Keduanya asik bercanda-canda dalam kemesraan. Hanya ada satu orang yang tidak bahagia hari itu. Siapa lagi kalau bukan Jafar. Selama pesta berlangsung, ia sibuk memikirkan usaha untuk membalas sakit hatinya pada Aladin.













Friday, July 9, 2004

Cerita: sixtyninestory

Terbaik daripada: sixtyninestory



DAHSYATNYA KONTOL AJUDAN AYAH

Bang Rudy adalah ajudan ayahku.Orangnya ganteng dan tubuhnya atletis, tinggi besar. Bang Rudy, pasti menarik. Kalau tidak menarik untuk apa aku ceritakan dalam situs gay homosex,bejat, sialan, tidak bermoral dan ta'i ini! Bang Rudy tambah menarik untuk diceritakan karena dia seorang tentara, perwira militer berpangkat Letnan Satu dan tamatan suatu akademi militer terkenal.

Bagi pembaca MOTNES yang ingin tahu wajah Bang Rudy, cobalah nyalakan TV Anda dan cari channel Metro TV. Kemudian tunggu acara Headline News setiap satu jam. Wajah Bang Rudy bagaikan pinang dibelah dua dengan presenter Tommy Tjokro! [Amat sangat ganteng bukan? Nah, aku beruntung karena sudah pernah menyedot kontolnya dan juga menelan pejuh Mas Tommy Tjokro. Nikmatt!

Yach!Siapa yang belum pernah melihat taruna atau kadet akademi militer [akmil]itu? Perwira remaja [disebutnya], mereka masih muda-muda, tegap dan berpakaian ketat. Cowok homosex mana yang tidak ngaceng dan "berserah diri" jika dihadapkan pada seorang perwira remaja?

Nah,macam itulah Bang Rudyku. Umurnya sekitar 26 tahun! Dia masuk akademi militer umur 18 tahun, tamat umur 21 tahun dan sudah berdinas sebagai perwira selama 3-4 tahun. Aku yakin bahwa selama jadi Capratar dan Taruna Yunior,Bang Rudy sering dihajar dan disiksa oleh para seniornya karena kegantengannya dan karena tubuhnya yang atletis.



Taruna Ganteng Sering Disiksa

Aku khawatir jangan-jangan lobang pantat Bang Rudy sudah tidak perawan lagi karena pernah atau sering disodomi dengan kontol oleh para senior-nya atau disodomi dengan kontol buatan dari kayu [dildo] yang permukaannya bertonjolan seperti duri-duri! Pernah ada Capratar dan Taruna Yunior yang lobang pantatnya disodomi dengan gagang sapu dan botol! Ada juga capratar yang dipaksa menyodomi lobang pantat temannya sesama capratar oleh Taruna Senior.

Di STPDN Jatinangor yang amat sering terjadi ada lah pada "apel bangsal" malam hari, Praja Senior memaksa Praja Yunior untuk megisap kontol mereka di bangsal tidur Praja Yunior. Biasanya, dengan sengaja para Praja Senior itu memuncratkan pejuh mereka dilantai supaya mereka bisa menghina para Praja Yunior dengan memaksa para Praja Yunior menjilati pejuh yang berceceran di lantai dengan lidah mereka. Biadab sekali! Anjing!

Untuk bisa membangkitkan nafsu mereka,para Praja Senior itu memaksa Praja Yunior untuk telanjang bulat semua kemudian semua Praja Yunior harus ngeloco. Pada saat pejuh para Praja Yunior mulai bermuncratan, mereka mencambuki tubuh para Praja Yunior yang sedang orgasme itu dengan cemeti. Sehingga Praja Yunior kaget dan bingung antara nikmat di kontol mereka dan nyeri pecut di tubuh mereka bercampur baur. Ta'i!

Sudah bukan rahasia lagi - bahwa pemuda-pemuda yang ganteng dan atletis yang masuk ke akademi militer selalu jadi sasaran pelampiasan nafsu sadis dan doyan sejenis dari para Taruna Senior. Sama halnya dengan Praja Yunior yang ganteng di STPDN Jatinangor yang pembina dan Prajanya sudah terkenal teramat bejat,amoral,hipersex, sialan, setan, iblis dan ta'i!

Ayahku dilayani ajudan karena beliau pejabat tinggi [Panglima]di satu angkatan dan berpangkat perwira tinggi. Istilah kerennya ajudan disebut dalam Bahasa Perancis : Aide De Camps ['edekam'] atau disingkat ADC.

Seperti umumnya ajudan ayah, Bang Rudy tinggal bersama keluarga kami di rumah dinas ayah. Ini untuk memudahkan ayah dan Bang Rudy. Maklumlah tugas seorang Panglima cukup berat dan sibuk, siang malam. Kalau tidak tinggal serumah dengan ayah - pasti keduanya bos dan ajudan akan repot sekali! Bang Rudy belum menikah, jadi tidak jadi soal jika dia mencurahkan waktu dan tenaganya untuk angkatan - sesuai dengan filosofi bahwa seorang tentara "sudah kontrak dan teken mati!"



Kecemburuan Pada Sejenis

Kelihatannya Bang Rudy cocok benar dengan ayah, terkadang aku iri dan cemburu kepada keduanya! Aku iri karena ayah dekat pada Bang Rudy,dan aku cemburu karena Bang Rudy dekat pada ayah. Barang-kali aku ingin memonopoli ayah [karena aku anak-nya]dan mau memonopoli Bang Rudy secara terpisah [karena aku naksir Bang Rudy]!

Kecemburuanku memaksa aku untuk bergabung dengan mereka setiap ada kesempatan. Apakah acara lari pagi,berenang,latihan beban, bahkan juga latihan tenis dan karate.Untunglah,karena aku anak Sang Panglima maka tidak ada yang mempermasalahkan keberadaanku di tempat-tempat yang seharusnya hanya untuk anggota militer - bukan untuk anak atau anggota keluarganya.

Waktu peristiwa ini terjadi aku berumur 19 tahun dan baru duduk di semester 2 di suatu perguruan tinggi. Tentu saja dengan kesibukanku kuliah, tidak selalu aku bisa bergabung dengan ayah dan Bang Rudy. Tetapi paling tidak rasa cemburuku terobati jika aku bisa lari pagi bareng dengan mereka, apalagi kalau bisa latihan karate atau berenang. Ayah saat itu berumur 48 tahun, bukan usia yang muda lagi.Tapi ayah awet muda, ganteng dan tubuhnya masih kencang.Aku yakin kontol ayah masih manjur dan produksi pejuhnya masih banyak! Life begins at forty["Hidup mulai umur 40 tahun" kata orang bule yang sialan,bejat, babi, anjing, setan,iblis,ta'i!].

Badan Bang Rudy bagus sekali - atletis dan amat menggiurkan. Jujur saja, aku sering ngaceng dan ngeloco sambil mengkhayal badan Bang Rudy yang ketat, atletis dan berotot, ditingkah wajahnya yang tampan dan penampilannya yang jantan. Agh! Mana tahaaan? Lebih-lebih jika sempat berenang bareng dengan Bang Rudy. Kancutnya yang minim, dikombinasi dengan otot perutnya yang six packs, otot dadanya yang menonjol ke depan dengan dua puting susu yang ketat melenting serta biseps serta trisepsnya yang aduhai - sungguh dahsyat - amat menggetarkan syahwat!

Bulu ketek Bang Rudy juga lumayan lebatt dan ber-warna hitam,tapi tidak selalu Bang Rudy membiar-kan rambut ketiaknya tumbuh lebatt.Sekali-sekali dia mencukur habis atau mencabutinya, sehingga ketiaknya klimis seperti ketek perawan!

Kalau sedang "bergaya macho",maka bulu keteknya dibiarkan tumbuh - maka akulah yang terngaceng-ngaceng kalau melihat Bang Rudy pas mengenakan singlet atau telanjang dada. Apalagi kalau dia mengangkat lengannya yang kekar ke atas itu!Agh gila!Kontras sekali antara kulit lengannya yang putih dengan bulu keteknya yang hitam dan lebatt itu! Ta'i!

Kelak, setelah aku sering mandi telanjang bulat bersama Bang Rudy atau bahkan juga berhubungan sex sejenis dengannya, aku juga jadi tahu bahwa jembutt Bang Rudy lebatt, tumbuh luas,tebal, dan hitam. Karena itu kalau sedang telanjang bulat, Bang Rudy tampak jantan, perkasa dan amat kelaki-lakian! Apalagi ukuran kontolnya dahsyat[!] dan disunat ketat dengan dua biji peler proporsional yang serasi ukurannya dengan kontol kudanya!

Kebersamaanku dengan ayah dan Bang Rudy ternyata telah membangkitkan nuansa baru di kaki langit. Aku jadi sadar bahwa aku bukan hanya naksir pada Bang Rudy,tapi aku juga sudah jatuh cinta pada ayahku sendiri,ya ayah kandungku, Sang Panglima, Sang Perwira Tinggi.Situasi ini membuat aku jadi gundah gulana, galau, sedih, risih, panik, dan sedikit kalap!Jadi perasaan yang kupendam selama ini adalah suatu homosexual panic,terhadap ayah! Bukan suatu kecemburuan karena aku naksir Bang Rudy! Incest, incest, incest, begitu seakan-akan setan membisikkan ke otakku!

Ayah memang ganteng dan aku bangga pada ayahku. Hubungan kami sangat dekat!Hubunganku dengan ibu juga dekat.Tetapi,hubungan ayah dengan ibu biasa-biasa saja,jika tak mau aku katakan tak hangat, meskipun aku tidak pernah melihat atau mendengar mereka bertengkar!

Ayah dan aku sama-sama gila olahraga.Hobby ayah dan hobbyku sama-sama hobby laki-laki seperti karate dan sepak bola. Tetapi, untuk main sepak bola perlu sekurang-kuranya 22 orang [masing-masing tim 11 orang] jadi hampir tidak mungkin dilakukan untuk orang sesibuk ayah. Karena itu ayah memilih olah raga yang praktis seperti lari pagi, berenang, angkat berat dan juga karate mau pun olah raga bela diri lainnya seperti tarung derajat.

Meskipun naksir ayah sendiri, tentu saja aku tidak berani coba-coba minta dientot ayah atau minta izin mengisap kontol ayah.Tapi kalau aku berada dekat-dekat ayah,seringkali nafsu berahi-ki muncul. Gila!

Waktu kecil aku sering tidur kelonan dengan ayah dalam pelukannya atau tidur bertiga dengan ayah dan ibu. Tapi setelah beranjak dewasa tentu saja aku malu melakukan hal yang seperti itu.

Karena nafsu berahiku pada ayah tak tersalurkan maka aku mencoba menyalurkan nafsuku pada Bang Rudy. Untuk itu aku melakukan berbagai "move". Seperti halnya Pak Harto yang terkenal sebagai ahli strategi militer [strateg], aku pun punya bakat yang sama dengan Pak Harto - khusus PDKT [pendekatan] pada cowok untuk minta dientot atau mau melakukan hubungan sejenis lainnya [misalnya a) mengisap kontol, b)menggerayangi badan cowok. c) memain-mainkan puting susu,d) menyodok ketek dan bulu keteknya,e)menyodok silitnya alias bool atau lobang pantatnya, atau f) memain-mainkan kontolnya - ngelocoin- sampai pejuhnya muncrat! Asyik!].

Untuk bisa mewujudkan niat bajingan-ku tersebut maka aku sering sengaja nonton TV di kamar bang Rudy sampai pura-pura ketiduran. Dengan demikian Bang Rudy lama-lama mengganggap hal biasa saja kalau aku tidur sekamar atau satu tempat tidur. Kapan-kapan aku mandi juga di kamar mandi yang ada dikamar Bang Rudy.Tentu saja Bang Rudy tidak pernah curiga bahwa aku punya kecenderungan homo-sex. Apalagi penampilan dan gayaku serta hobby ku benar-benar jantann dan amat kelaki-lakiann!

Karena itu setelah aku sangat dekat dengan Bang Rudy, dia pun tidak ragu-ragu ganti kancut pada waktu aku ada di kamarnya. Mula-mula dia selalu berusaha 'sopan' menghadap dinding - kalau dia lepas kancut - telanjang bulat!Tapi lama-kelama- an - karena aku sering berada di kamarnya, maka dia mulai tidak ragu menghadapkan tubuhnya yang telanjang bulat secara "frontal". Tentu saja aku merasa amat terangsang melihat Perwira Remaja yang gagah perkasa dan berbusana itu! Bang Rudy mirip sekali dengan Mas Tommy Tjokro Metro TV.

Hanya saja KONTOL dan BIJI PELER Bang Rudy jauh lebih besar. Begitu juga JEMBUT Bang Rudy lebih lebat,hitam,tebal dan tumbuh luas jika dibanding-kan dengan jembut Mas Tommy Tjokro, si penyiar Metro TV yang paling ganteng itu!



Onani Cara Akademi Militer

Lama kelamaan aku dan Bang Rudy sering mandi bareng. Selesai mandi atau sebelum mandi [kalau kami sedang bertelanjang bulat],maka kami sering berdisdikusi tentang badan kami masing-masing.

Bang Rudy menceritakan tentang beberapa parut [bekas luka] di beberapa bagian badannya yaitu hasil siksaan seniornya waktu masih mengikuti pendidikan di akademi militer.Di antaranya bekas luka hasil lecutan cemeti di punggung, paha dan pantatnya [bokong]. Juga bekas tempelan cap besi panas di paha kirinya bertuliskan "akmil".

Bahkan tanpa ragu Bang Rudy mencabuti atau mencukur bulu keteknya di depanku atau merapikan pertumbuhan jembutnya dengan gunting untuk menipiskan atau meratakan jembutnya yang tumbuh berantakan.

Bang Rudy juga menceritakan betapa salah seorang taruna seniornya pernah menyodok lobang kencing-nya dengan kawat sampai air kencingnya berdarah-darah selama seminggu.Begitu juga waktu senior-nya memaksa dia onani - setelah lobang kencing-nya disodok kawat - maka pejuh Bang Rudy yang muncrat jadi bercampur darah!

Karena pernah diperlakukan dengan sadiss dan kejamm waktu berstatus taruna yunior, maka Bang Rudy pun memperlakukan yuniornya dengan tidak kalah sadiss dan kejamm-nya.Siksaan favorit Bang Rudy adalah menempeli paha taruna yunior dengan besi yang dipanaskan:JOSSS!Maka [kata Bang Rudy] si taruna yunior segera saja akan menjerit keras sekali :"AAAAAAAAAAAAAGH! AMPUUUUUUN! SAKIIIIT!" karena amat sangat kesakitan![Waktu menceritakan kejadian itu Bang Rudy sedang telanjang bulat, dan aku lihat KONTOL Bang Rudy tegang mengeras - agaknya nafsu sadissnya bangkit!Ta'i!]

Tanpa ragu,Bang Rudy juga menceritakan tehniknya melakukan onani dan apa yang jadi fantasinya jika sedang onani. Pendeknya aku merasa benar-benar jadi laki-laki - jika sedang mandi bareng Bang Rudy!Aku bukan tidak ngaceng kalau sedang berhadapan dengan Bang Rudy yang telanjang bulat sempurna begitu! Tapi untung saja kontolku hanya tegang mengeras. Tidak sampai nagacung ke atas seperti sangkur.Jadi,Bang Rudypun tidak terlalu memperhatikan kontolku!

Tehnik onani Bang Rudy "dipelajari" sewaktu dia masih jadi taruna. Setiap bulan semua taruna diperiksa kesehatannya - semua disuruh telanjang bulat bareng di aula!Antara lain mereka disuruh menyerahkan contoh kencing dan pejuhnya untuk diperiksa di laboratorium.Untuk itu, setelah mengluarkan air kencingnya - mereka harus onani dengan cara mengocok-ngocok kontol mereka sambil menyodok-nyodok silit[lobang pantat]dengan jari telunjuknya- untuk memijat kelenjar prostatnya - supaya pejuh yang keluar maksimal,katanya! Ta'i!

Semua taruna dipaksa untuk mengeluarkan contoh pejuhnya dengan cara seperti itu kata Bang Rudy, yaitu sambil duduk di lantai bertelanjang bulat di hadapan teman-temannya secara bergantian! Semua itu dilakukan di tempat terbuka, sehingga semua yang hadir bisa melihat masing-masing temannya sedang onani begitu! Setelah mencerita-kan kejadian itu, rupanya Bang Rudy jadi sangat terangsang untuk onani.Lalu diapun coli,ngeloco, onani di hadapanku - tanpa malu-malu - dengan cara akademi militer!

Kontol Bang Rudy dahsyat luar biasa dan ukuran-nya hampir sama dengan kontol kuda Arab atau kontol kuda Australia [gede bangeth!].Biji peler-nya juga proporsional gedenya. Tidak heran jika produksi pejuhnya luar biasa, banyak dan kental sekali! Waktu Bang Rudy onani di hadapanku, aku lihat muncratan pejuhnya jauh sekali,berloncatan ke udara bagaikan erupsi magma gunung berapi : CROOOOOOOOOOOOT! CROOOOOOOOOOOOT CROOOOOOOOOOT!





DISIKSA DAN DIPERKOSA

Halaman Belakang Villa

Villa milik Mas Teguh letaknya strategis di atas bukit. Sehingga dari jendela villa itu dapat dilihat pemandangan ke daerah sekitarnya yang indah dengan jelas.

Penghuni villa itu hanya tiga orang, yaitu Mas Teguh [seorang Kolonel] pemilik villa, aku [yang berstatus dimiliki Mas Teguh sebagai budak sex atau sex slave], dan Rahman yang sudah diminta secara resmi kepada orang tuanya untuk diurus oleh Mas Teguh!Meskipun aku sudah jadi budak Mas Teguh tapi aku masih diizinkan bekerja sebagai Satpam di sebuah Production House.

Pada waktu cerita cabul sadis bejat sialan ta'i ini ditulis, Rahman kuliah di UT [Universitas Terbuka]. Dengan demikian Rahman bisa bekerja di villa sambil melanjutkan kuliahnya.Biaya kuliah, buku-buku, dan keperluan pendidikan dia lainnya ditanggung sepenuhnya oleh Mas Teguh.

Pada kenyataannya, selain Rahman diurus oleh Mas Teguh,diberi makan,minum,pakaian,tempat tinggal, uang saku, dan biaya sekolah, Rahman juga sering dihajar dan disiksa dengan kejam oleh Mas Teguh!

Kami selalu disiksa dalam keadaan bertelanjang bulat! Bahkan kalau Mas Teguh sedang berada di villa,kami dipaksa bertelanjang bulat dan tidak diizinkan oleh Mas Teguh berpenutup selembar benang pun juga! Alasan Mas Teguh :

"Penghuni villa ini laki-laki semua. Buat apa badan dan kontol kalian harus ditutup-tutupi segala!"

Baik Rahman maupun aku sendiri tiap kali selesai disiksa, kami juga diperkosa Mas Teguh, dipaksa mengisap kontol beliau yang besar[blow job] atau lobang pantat kami [bo'ol] juga disodomi dengan kontol beliau!

Anehnya Rahman tidak pernah jera atau mau kabur dari "pelukan" Mas Teguh! Mungkin saja Rahman memang menikmati siksaan dan perkosaan yang dilakukan Mas Teguh dengan kejam di luar batas peri-kemanusiaan itu atau bisa jadi Rahman belum punya pilihan lain yang lebih baik! Apa lagi di zaman susah seperti sekarang ini! Ta'i!

Kalau aku, memang sudah menyerahkan jiwa ragaku pada Kolonel Teguh. Beliau berhak mau melakukan apapun juga kepadaku, bahkan kalau beliau mau memotong kontol dan biji pelerku pun beliau bisa dan beliau berhak. Termasuk beliau juga berhak dan boleh saja membunuh aku kapanpun dan dimana pun!Pada dasarnya seorang budak memang tidak ada harganya dan tidak ada gunaya untuk dibiarkan tetap hidup kecuali hanya untuk jadi sasaran pelampisan nafsu syahwat saja!

Mas Teguh hanya sekali-sekali datang menginap di villa,rata-rata 2 - 3 kali seminggu.Kalau beliau datang ke villa tentu tujuan utamanya adalah mau melampiaskan nafsu sex sejenisnya dan memuaskan dorongan nafsu sadisnya pada aku dan Rahman!

Mas Teguh mempunyai isteri dan anak demi karir militernya.Tapi untuk memenuhi "hasrat aslinya" beliau memelihara aku dan Rahman sebagai orang piaraan yang dipakai sebagai sasaran pelampiasan nafsu sex sejenis dan dorongan nafsu sadisnya! Ta'i!

Anak dan isteri beliau tinggal bersama beliau di rumah pribadi yang terletak di suatu kota yang jaraknya sekitar dua jam naik mobil dari villa!Mungkin juga keberadaan villa itu dirahasiakan oleh Mas Teguh kepada keluarga beliau.

Bagaimana Mas Teguh bisa memiliki villa itu,aku tidak tahu dan tidak berani bertanya. Tapi villa itu dirancang sedemikian rupa dan jika diamati maka villa itu mirip sebuah benteng [fortress].

Jika sudah memasuki halaman villa maka praktis hanya ada dua pintu masuk [entrance] ke dalam bangunan villa itu, yaitu pintu depan dan pintu garasi. Semua jendela villa itu berterali besi yang bentuknya dirancang indah, berbentuk bunga atau binatang.

Di bagian dalam villa ada halaman yang luas dan terbuka tetapi dikelilingi oleh tembok tinggi yang bagian atasnya dilengkapi dengan kawat duri yang bergulung-gulung. Jika ada orang yang mau mencoba menerobos kawat duri itu pasti dijamin kulitnya akan luka, sobek dan berdarah! Agaknya memang villa itu sudah dirancang agar orang yang berada di dalam villa itu pun sukar kalau mau kabur begitu saja dari villa!

Di halaman belakang villa itu ada kolam renang, sedikit lapangan rumput dan ada teras yang biasa digunakan untuk duduk-duduk dan makan.Mobil dari dalam garasi dapat masuk ke halaman itu untuk dicuci atau diperbaiki jika perlu.

Rahman bertugas memelihara dan juga membersihkan villa dengan baik, termasuk memelihara kolam renang. Jika dalam memelihara atau membersihkan villa kedapatan ada kesalahan meskipun sedikit saja,pasti Rahman akan dihajar Mas Teguh sebagai hukuman!

Setiap kali baru tiba di villa maka yang pertama dilakukan beliau adalah inspeksi seluruh villa. Beliau berdua Rahman berkeliling villa.Mas Teguh sudah mengenggam cemeti dan Rahman bertelanjang dada.Jika ada kesalahan Rahman,Mas Teguh tinggal menghajar tubuh Rahman dengan pecutnya!

Kalau kesalahan Rahman dianggap Mas Teguh cukup banyak,maka setelah inspeksi,Rahman masih akan disiksa lagi. Mula-mula Rahman disuruh telanjang bulat kemudian dipaksa push up, sit up dan pull up sampai ratusan kali hitungannya. Kalau Rahman tidak mampu mencapai hitungan yang ditetapkan Mas Teguh,maka Rahman harus memenebus kekurangan itu dengan merasakan lecutan cemeti.

Jika Mas Teguh mengharuskan push up,sit up, pull up 500X,tapi Rahman hanya mampu 350x, maka sisa-nya akan ditebus dengan lecutan cemeti Mas Teguh yang selalu diayunkan dengan sepenuh tenaga dan kekuatan otot-otot beliau yang kekar dan selalu diperkuat dengan latihan beban intens serta gerakan karate itu!

Pernah juga sebagai hukuman, Rahman dipaksa Mas Teguh lari di jogging track villa! Rahman harus berkeliling ratusan putaran sampai Rahman jatuh pingsan kelelahan!

Waktu Rahman jatuh pingsan kelelahan,Mas Teguh masih saja tega mencambukinya sampai tubuhnya penuh lebam dan lecet berlumuran darah seggaarrr bercampur keringat. Sehingga tubuhnya yang hanya dibalut jock strap minim buatan Calvin Klein itu tampak berkilat dengan garis-garis merah akibat lecet berdarah!

Kalau Mas Teguh masih belum puas juga dan Rahman masih sadar,tidak pingsan maka tubuh Rahman akan digantung dan dipentang telanjang bulat di tiang rekstok yang juga berfungsi juga sebagai tiang penyiksaan.

Dalam keadaan terpentang dan telanjang begitu Rahman akan diberi bermacam-macam siksaan oleh Mas Teguh,seperti:puting susunya disundut dengan api rokok,solder listrik panas, lilin panas atau kontol biji peler,ketiak dan lobang pantatnya di berikan sengatan listrik[disetrum].Hampir selalu Rahman akan semaput jatuh pingsan kalau disiksa dengan kejam-sadis seperti itu oleh Mas Teguh!

Jika Mas Teguh menghajar aku atau Rahman dengan cemeti, maka setiap lecutan beliau pasti akan meninggalkan lecet berdarah dan setiap kali kami baru disiksa Mas Teguh maka semua luka-luka di tubuh kami harus "diobati" dengan cara mengolesi luka-luka dengan alkohol atau yodium tinctur.

Tentu saja luka diolesi alkohol atau yodium tinctur pedihnya luarr biasa!Bahkan lebih pedih dari rasa nyeri waktu kulit itu dibikin lecet oleh lecutan cambuk. Tapi "pengobatan" itu harus dilakukan! Kata Mas Teguh :

"Setiap luka harus segera diobati, supaya tidak kena infeksi!"

Menurut perkiraanku, Mas Teguh mengharuskan luka lecet akibat lecutan cemeti agar diobati atau diolesi alkohol atau yoium tinctur sekedar untuk memuaskan nafsu sadis beliau saja!

Beliau pasti menikmati pemandangan "indah" waktu melihat kami kelojotan, menggelinjang kesakitan, atau tampak kaget saat luka lecet kami tersentuh alkohol atau yodium tinctur. Tentu saja yodium tinctur terasa lebih perih jika dioleskan ke luka dibandingkan dengan alkohol!Beliau juga tahu itu!

Beliau pula yang akan menentukan kapan luka kami harus diolesi dengan alkohol dan kapan dengan yodium tinctur.Kalau nafsu sadis beliau sedang memuncak maka beliau akan mengatakan :

"Dioles dengan yodium saja"

Jika begitu keputusannya maka aku merasa seperti disambar petir karena luka lecet dioles yodium tinctur PERIIIIHNYA LUAR BIASA!

Jika berada di villa dan Mas Teguh sedang tidak ada di villa, aku dan Rahman harus bertelanjang dada dan mengenakan celana boxer. Di bawah boxer Rahman harus mengenakan kancut yang minim buatan Calvin Klein.Semua "aturan" ini dibuat Mas Teguh dan aku mau pun Rahman diharuskan mengikutinya!

Semua pakaian dan kancut yang kami pakai berdua [termasuk pakaian seragam Satpam yang aku pakai] dibelikan Mas Teguh. Bahkan kancut dan jockstrap [supporter]yang kami pakai berlabel Calvin Klein buatan luar negeri dan harganya mencapai US 50,-sepotong [Kalau dibeli di luar sale atau obral akhir musim.Kalau sedang sale bisa lebih murah].

Entah dari mana Mas Teguh mendapatkan pakaian, kancut dan juga alat-alat siksa[sex toys] buatan luar negeri yang semua disimpan di gudang tempat kami disiksa [torture chamber]. Alat-alat siksa itu selalu dipakai beliau untuk menghajar aku dan Rahman.



Kegiatan Di Halaman Belakang Villa

Sebagian besar kegiatan penghuni villa dilakukan di halaman belakang itu yang cukup mendapatkan aliran udara segar. Ada juga bagian halaman yang dipakai untuk tempat latihan beban dan tempat meletakkan mesin-mesin olah raga.Tempat itu tak berdinding, tetapi mempunyai atap.Sehingga mesin-mesin olahraga dan barbel tidak kehujanan atau kepanasan!

Di halaman belakang juga ada semacam jogging track yang kadang-kadang dikelilingi Mas Teguh dan aku sambil jogging beberapa kali agar jumlah jarak-nya bisa mencapai 5 km.

Mas Teguh amat menyukai halaman belakang yang penuh privacy itu.Bahkan meja makanpun ditempat-kan di teras belakang.Pada malam hari Mas Teguh memilih untuk tidur di bagian belakang villa itu. Sehingga praktis kamar tamu, kamar makan, living room dan ketiga kamar tidur di villa itu tidak pernah dipakai.Yang terpakai dari bangunan villa itu hanya kamar mandi, WC serta dapur dan tentu halaman belakang villa itu saja!

Pada malam hari,bagian belakang villa itu diberi penerangan yang cukup dan jika dianggap perlu dapat diatur penerangan yang temaram sehingga suasananya terasa amat romantis!

Jika Mas Teguh dan aku sedang berada di villa maka halaman belakang villa itu juga merupakan tempat melakukan kegiatan sex sejenis dan sado-masochist. Tiang yang biasa digunakan untuk rek-stok atau pull up, bisa berganti fungsi menjadi tiang penyiksa atau tiang pencambukan [whipping post]. Aku dan Rahman sering digantung Mas Teguh atau dipentang di tiang penyiksaaan itu untuk dihajar dengan cemeti atau diberikan berbagai siksaan untuk memuaskan nafsu sadis Mas Teguh.

Jika beliau sudah puas menyiksa dan sudah amat terangsang setelah melakukan foreplay sadis menggunakan tubuhku dan tubuh Rahman, barulah kami dientot, dicabuli atau diperkosa beliau!

Di salah satu sudut halaman belakang ada dua gudang, satu di antaranya merupakan kamar siksa [torture chamber]!Kalau Mas Teguh ingin menyiksa aku atau menghajar Rahman [in private] dengan cara-cara yang sangat kejam dan di luar batas-batas peri-kemanusiaan maka akan dilakukannya di dalam kamar siksa!Kamar siksa itu juga tempat Mas Teguh menyekap aku dan Rahman, kalau beliau sedang berselera ingin menyekap kami!Kamar siksa itu sudah dirancang sedemikian agar kedap suara [sound proof]. Sehingga kalau aku atau Rahman berteriak-teriak kesakitan waktu sedang dihajar oleh Mas Teguh, suara kami tidak akan terdengar dari luar!

Ada beberapa hobby Mas Teguh yaitu : olah-raga, menyiksa dan memperkosa lelaki, serta telanjang bulat! Jika sedang berada di villa sudah pasti beliau akan menikmati hobby beliau yang terasa bernuansa amat militeristik itu! Beliau pernah berkata :

"Kalau sehari aja aku nggak nyiksa orang rasa-nya hidupku ada yang kurang!"

Kalau Ada Mas Teguh Harus Bertelanjang Bulat

Jika Mas Teguh berada di villa selalu beliau telanjang bulat. Seperti aku sudah ceritakan Aku dan Rahman pun juga dipaksa harus telanjang.Kami hanya diizinkan memakai pakaian kalau akan ke luar villa atau kalau ada tamu.Kami masih boleh mengenakan kancut[supporter atau jockstarp] yang amat minim [mamximum exposure] buatan Calvin Klein, kalau kami akan latihan beban!

Selama di villa pada malam hari, Mas Teguh tidur di halaman belakang bertelanjang bulat di bawah langit - tentu saja kami juga harus mengikuti beliau!

Bahkan jika hujan lebatpun,kami dilarang mencari tempat berteduh.Maka jadilah kami bertiga basah kuyup bertelanjang bulat dan kedinginan di bawah hujan.

Untuk mengurangi rasa dingin biasanya Mas Teguh menyuruh kami bertiga berpelukan di bawah hujan lebat dan bertelanjang bulat!Jika dalam keadaan berpelukan telanjang begitu Mas Teguh terbit nafsunya, maka kontan saja lobang pantat kami disodomi beiau! Ta'i!





TUGAS AJUDAN

pada waktu aku menulis cerita cabul, sialan dan ta'i ini aku berada di San Francisco, Californa, Amerika Serikat [USA] - ibu kota homosexualisme di Belahan Barat Dunia [Western Hemisphere].Tapi aku tak akan menceritakan tentang pengalamanku selama di San Francisco, sebab aku harus tetap konsisten dengan judul dari kisah nyata ini, yaitu:"".Aku berada di kota Cisco [San Francisco] untuk mengawal dan melayani bos.

Bos-ku mendapat tugas ke San Francisco dan aku beruntung diajak ikut - kami berdua saja. Beliau dibiayai negara.Aku dibiayai beliau.Tetapi entah dari mana beliau dapat uang buat membiayai tiket penerbanganku ke San Francisco. Biasanya kalau bos-ku pergi ke luar negeri aku hanya mengantar sampai bandara - airport dan kemudian menjemput beliau pada saat beliau pulang.Tapi,kali ini aku diperintahkan ikut dan selama di San Francisco beliau memerintahkan aku tinggal sekamar dengan beliau. Kebetulan di kamar hotel hanya ada satu bed besar sehingga aku harus tidur bareng dengan bos-ku satu tempat tidur.Beliau melarang aku untuk minta extra bed.Malahan beliau memerintah-kan agar aku tidur bareng saja dengan beliau.Aku sudah sering tidur sekamar dengan bos-ku itu. Tapi tidur satu tempat tidur? Itu untuk pertama kalinya.Ada rasa risih dalam diriku bercampur dengan rasa bangga dan bahagia.

Apakah selama di San Francisco [yang hanya dua hari itu] aku juga melakukan hubungan sejenis dengan bos atau tidak, biarlah itu jadi rahasia kami berdua!

Apakah aku disuruh mengisap kontol beliau yang size-nya tak kalah dengan size kontol kuda, atau tidak? Kiranya tak perlu aku bahas disini.

Seandainya aku disuruh mengisap kontol beliau, apakah pejuh beliau yang keluar aku telan atau tidak, itu pun juga jadi rahasia diriku sendiri.

Demikian pula apakah boolku dirojok [disodok] dengan kontol beliau[AGH! SAKIIT!],juga tak akan aku ceritakan disini! Atau - apakah di Cisco aku harus menjilati lobang pantat beliau [rimming], juga tak akan aku singgung dalam cerita biadab tak bermoral ini. Anjing!

Yang pasti aku melayani bos-ku seperti biasa, juga me-massage tubuhnya yang atletis, jantan dan berotot itu. Prosedur massage untuk beliau adalah [tergantung bagian tuuh mana yang harus aku massage], beliau telungkup [atau telentang] bertelanjang bulat tidak berpenutup selembar benang pun jua! Indah dan nikmat sekali,bukan?

Hotel kami terletak di suatu Red Light District di Cisco. Dimana gay bars, bioskop porno, toko buku porno bertebaran, juga pelacur cowok yang memberikan pelayanan sex sejenis menjajakan diri-nya di tempat ini.Daerah ini letaknya tidak jauh dari China Town yang merupakan satu dari tiga Pecinan[China Town] terbesar di Amerika Serikat, yaitu China Town : New York, San Francisco, dan Boston.

Hawa di San Francisco dingin sepanjang tahun. Kata orang,hal ini terjadi karena kota ini letak-nya di teluk dimana angin dingin yang bertiup dari Kutub Utara terperangkap di dalam teluk itu, sehingga hawa dingin menetap. Tujuan wisata yang terkenal di Cisco antara lain : Golden Gate Bridge, Penjara Alcatraz, Fisherman Wharf[?],dan juga trem kota Cisco yang antik!



PENGALAMAN JADI AJUDAN

Aku adalah seorang Perwira dari suatu angkatan bersenjata di suatu negara yang tidak perlu aku sebutkan namanya. Bos yang aku layani adalah seorang Commander in Chief [C in C] yang berpangkat Perwira Tinggi [PATI] dan mungkin kalau di Indonesia setingkat dengan seorang Panglima. Untuk memudahkan aku menulis cerita ini aku akan menyebut bos-ku dalam cerita ini dengan panggilan: "Panglima".

Saat aku menulis cerita cabul tak bermoral ini aku bertugas sebagai Ajudan yang juga disebut ADC[Aide De Camps] dalam Bahasa Perancis-nya, dan dalam pewayangan dikonotasikan dengan tokoh Dayun, sedangkan dalam bahasa sehari-harinya barangkali disebut : kacung!

Ada yang mengatakan bahwa jabatan Ajudan adalah jembatan menuju jabatan yang lebih strategis di dunia militer. Tetapi ada juga yang mengatakan bahwa jabatan Ajudan adalah tempat pembuangan, tempat hukuman atau tempat memberi "pelajaran" kepada Perwira-Perwira yang sombong dan arogan!

Apa alasannya aku dijadikan Ajudan - aku tidak tahu! Tugasku sebelum jadi Ajudan adalah Perwira Pertama di suatu pasukan Khusus [Pasukan Elit]. Padahal, aku merasa bahwa prestasiku sangat baik selama di aku bertugas di Pasukan Khusus. Aku sering memenangkan pertandingan olahraga, sering dapat penghargaan jika aku ikut latihan militer dan hubunganku dengan atasan, bawahan, maupun secara horizontal baik dan OK-OK saja!

Namaku Erik Estrada[Erik ditulis dengan huruf k, tidak dengan huruf c]. Kata orang, aku berwajah tampan,berkulit putih, bertubuh atletis. Anehnya salah seorang temanku Jeffri yang sesama Perwira [...dan yang agaknya ada kecenderungan doyan sex sejenis...] pernah meledek aku :

"Erik,lu memang pantes jadi Ajudan.'Kan biasanya Ajudan orangnya putih, ganteng dan tegap"

Jadi, seperti sudah diramalkan bahwa aku suatu saat akan jadi Ajudan.Aku sendiri tidak tahu apa kah perkataan Jeffri temanku itu suatu compliment[pujian] atau suatu offense [hinaan].Tapi inilah kenyataannya! Aku sekarang sudah jadi Ajudan - yang kalau di Indonesia di bahu pakaian seragam-nya digantungkan nestel dengan tali hijau atau warna lain sesuai angkatannya!

Sewaktu aku menerima order yang di Indonesia disebut SPRIN [Surat Perintah] jadi Ajudan, aku benar-benar shock dan mental break-down.Karena saat itu aku sedang senang-senangnya bertugas di Pasukan Khusus yang terkenal sangat prestigious.

Tapi rasa kecewaku segera terobati setelah aku berjumpa Panglima. Seakan semua rasa kecewa itu hilang sirna seakan mencair berubah menjadi rasa bangga, bahagia, penuh berahi dan cinta yang menggebu-gebu!.

Betapa tidak? Panglima-ku adalah seorang lelaki yang tampan,dengan nuansa yang baby face,imut-imut berdada bidang,tinggi besar,atletis. Terasa jantan, sexy, dan amat menggemaskan!

Nyata sekali bahwa tubuh beliau atletis, ketat dan berotot.Lengannya juga amat menggiurkan dan bisepsnya aduhai amat menawan.Beliau amat kelaki-lakian dan militeristik.Aku berangan-angan bahwa dengan tubuh beliau yang tinggi besar itu PASTI lah kontol beliau juga besar. Tentu proporsional [sebanding] dengan ukuran tubuh beliau! Pejuh beliau tentu banyak volumenya dengan kualitas yang baik [kental].Ta'i!Beberapa bulan kemudian, setelah aku mengenal dan melihat beliau ternyata perkiraan dan harapanku tentang tubuh dan kontol beliau terbukti dan terwujud!

Pertama kali aku menghadap Panglima,kontan saja, jantungku berdebar keras,aliran darahku berdesir-desir dan mungkin juga[..tapi aku lupa]kontolku juga ngaceng berat saat itu! Mau rasanya aku merebahkan diriku ke atas karpet ruangan kerja beliau saat itu untuk menyerahkan seluruh jiwa ragaku kepada beliau untuk diapakan saja oleh beliau : dihajar,disiksa,diperkosa atau dibunuh!Aku rela dan ridho! Aku merasa saat itu, bahwa memang akulah yang pantas jadi Ajudan beliau dan memang akulah yang berhak jadi Ajudan beliau dan bahwa pimpinan benar sekali dan amat tepat telah menugaskan aku jadi Ajudan seorang Panglima yang wajah dan tubuhnya segagah dan seindah beliau! Barangkali, aku bukan hanya pantas jadi ajudan beliau,tetapi aku juga seharusnya merangkap jadi budak sex [sex slave] beliau, tempat pemuasan nafsu sejenis dan sasaran buat pelampiasan nafsu sadis beliau. Ta'i!

Jauh di dalam lubuk hatiku aku bersumpah bahwa aku akan melayani,menjaga, dan melindungi beliau dengan seluruh jiwa ragaku dan dengan apa pun yang aku punyai.Saat itu seakan roh-ku, nyawa-ku sudah moksa ke Nirwana mencapai cita-cita rohani dari seorang insan yang doyan sejenis! Ta'i!

Ketika aku menulis kisah nyata dan cabul ini aku sudah satu tahun bertugas sebagai Ajudan beliau Sang Panglima. Sudah cukup banyak pelajaran dan pengalaman yang telah aku dapatkan. Begitu juga kesenangan, kebahagiaan dan kenikmatan.

Seperti halnya Ajudan Panglima dan Ajuda Perwira Tinggi lainnya yang tinggal di rumah dinas bos-nya, maka aku pun, karena aku lajang - bujangan [belum atau tidak menikah], maka supaya praktis, Panglima memerintahkan aku agar tinggal di rumah dinas beliau saja :

"Erik.Kau tinggal disini saja. Supaya mudah buat kau kalau ada tugas mendadak"

Panglima beristeri dan mempunyai seorang putera yang baru masuk perguruan tinggi.Tetapi karena kesibukanku melayani Panglima, maka aku jarang berjumpa dengan Ibu [isteri] Panglima atau pun puteranya. Apalagi Ibu Panglima juga bekerja dan puteranya kuliah diluar kota.Hanya sekali-sekali saja aku ikut makan malam bareng dengan keluarga Panglima. Kalau ada acara keluarga, terkadang aku juga diajak ikut.

Karena kesibukan Ibu Panglima, maka praktis aku lah yang melayani Panglima luar-dalam. Selain jadi Ajudan, aku juga bertugas jadi Sekretaris Pribadi dan juga valet[petugas pengatur pakaian].

Setiap pagi aku bangun pukul 04:30 untuk bersiap-siap. Tepat pukul 05:00 aku harus membangunkan Panglima untuk sembahyang. Beliau tidur di kamar terpisah dengan Ibu Panglima,karena itu aku jadi boleh leluasa masuk keluar kamar Panglima. Jika beliau tidur, Panglima hanya mengenakan kancut yang sangat minim [thong] dan maximum exposure. Sehingga beliau tampak sexy sekali!Apalagi tubuh beliau atletis dan ketat berotot ,tinggi besar tapi ramping [lean] dengan dada bidang dan wajah tampan. Indah sekali!

Karena ketatnya kancut beliau maka tidak jarang pada pagi hari aku mendapatkan kontol beliau tegang [ngaceng] sehingga kepala kontol beliau yang bagaikan tudung jamur itu tampak jelas ter-bayang di kain kancut beliau yang berwarna hitam, merah tua atau biru tua itu!.

Sekali-sekali tampak ada setitik bagian basah di kancut beliau. Mungkin kontol beliau amat tegang sehingga mazie beliau terpancar!Aku juga pernah mendapatkan kancut beliau basah dan berceceran pejuh - karena malamnya beliau mimpi basah.Tapi beliau adalah lelaki sejati yang amat percaya diri dan dengan enteng beliau mengatakan :

"Tadi malam, aku mimpi basah, tolong ini dicuci"

Tanpa ragu beliau melepaskan kancutnya sehingga beliau telanjang bulat dan menyerahkan kancut itu padaku untuk aku cuci sebentar. Beliau tidak mau kancut beliau yang penuh ceceran pejuh itu dicuci oleh Pembantu Perempuan!Sementara itu aku pun segera mengambil handuk kecil basah untuk membersihkan bagian kontol dan jembut beliau dari ceceran pejuh. Tetapi aku punya pikiran ide cemerlang dan pikiran "nakal". Kancut Panglima yang penuh ceceran pejuh dan ditaburi beberapa lembar rontokan jembut beliau itu - tidak aku cuci, tapi aku simpan buat kenang-kenangan indah untuk diri pribadiku. Sebagai gantinya aku cari kancut dengan warna, merek, dan ukuran yang sama dengan kancut yang aku "curi" itu di suatu Mal [mall]yang terkenal di ibukota negara dan kancut baru itu aku kembalikan sebagai pengganti.

Meskipun aku pernah mendapati kancut beliau basah oleh ceceran pejuh mimpi basah Tapi jarang aku dapati pagi hari beliau baru mimpi basah. Mungkin karena pejuh beliau sudah secara berkala muncrat keluar : CROOOOOOOOOOOT! CROOOOOOOOOOT! CROOOOOOOOT! - yaitu waktu beliau ngentot dengan isteri beliau atau dengan partner sex lainnya, atau bisa juga beliau masih suka onani, coli atau masturbasi - ngocok kontol!

Aku sudah sangat terbiasa melihat Panglima dalam keadaan telanjang bulat, karena aku sering dapat tugas untuk massage beliau dan juga memandikan beliau. Setiap kali beliau mandi aku juga harus melayani beliau dan aku tentu harus bertelanjang bulat juga [di dunia militer disebut menyesuai-kan].

Karena Panglima berwajah tampan dan bertubuh atletis maka meski beliau telanjang bulat tetap saja penampilannya enak dilihat! Indah! Jantan dan kelaki-lakian!

Meskipun aku baru setahun bertugas jadi Ajudan Panglima tetapi aku sudah punya koleksi : kancut beliau yang bercampur ceceran pejuh, rontokan jembut beliau, dan juga bulu ketek beliau.

Aku bisa mendapatkan bulu ketek Panglima karena aku secara periodik mendapat tugas mencabuti bulu ketek beliau.Supaya zku bisa mencabuti bulu ketek beliau, biasanya beliau akan berbaring terlentang dan mengangkat kedua lengan ke atas sehingga kedua belah ketiak beliau exposed. Lalu dengan sebuah pinset aku cabuti semua bulu ketek beliau - satu demi satu. Tentu saja semua bulu ketek yang sudah aku cabuti itu aku simpan di sebuah botol untuk jadi kenangan indah buatku!

Setelah semua bulu ketek itu bersih, aku olesi ketiak beliau dengan Ponds Cream, supaya ketiak beliau putih bersih seperti ketiak binaragawan profesional.

Seminggu sekali aku juga wajib merapikan jembut beliau [trimming]. Jembut Panglima aku rapikan sedemikian rupa,sehingga jembut beliau rapi tapi tetap terkesan lebat, tebal, hitam dan tumbuh luas. Sehingga amat harmonis dan serasi dengan kontol beliau yang besar, disunat ketat serta dilengkapi dua biji peler membulat bergantung di bawah kontol. Sehingga, kalau beliau sedang ber-telanjang bulat beliau terkesan : jantan, sexy, kelakian-lakian dan militeristik! Nikmat sekali melaksanakan tugas menyabuni tubuh beliau waktu mandi.Tubuh beliau keras,ketat,tapi kenyal.Semua itu berkat latihan beban yang amat intens.Aku harus menyabuni seluruh tubuh beliau, termasuk bagian puting susu, kedua belah ketiak beliau, bagian jembut, kontol, biji peler dan lipatan pantat [bool] beliau.Yang membahagiakan aku adalah sewaktu aku menyabuni kontol dan biji peler beliau yang besar dan indah dan juga tentu-nya sewaktu aku menggosokkan sabun dengan tangan-ku ke jembut beliau yang hitam lebat dan tebal dan amat kelaki-lakian itu. Jiwaku serasa moksa ke nirwana!Ta'i! Karena itu aku tak putus-putus-nya bersyukur - berterima-kasih karena aku telah diciptakan jadi cowok homosex, karena aku bisa jadi tentara dan karena aku ditugaskan jadi Ajudan beliau : Panglima yang teramat indah!



Olah Raga Pagi

Olah raga pagi adalah acara yang amat penting bagi Panglima, karena Panglima harus selalu fit dan punya physical fitness yang bagus dan vita-litas yang tinggi. Lari [jogging] lima kilometer tidak bisa ditawar, diikuti dengan latihan beban lima belas menit yang amat intens. Seperti semua lelaki yang gila olah raga, Panglima juga punya target harian push up, sit up, pull up,1000 kali sehari : pagi 250X, siang 250X, sore 250X, dan malam 250X. Untunglah aku sama-sama gila olah raga dan sudah biasa latihan fisik berat sewaktu aku bertugas di Pasukan Khusus - sehingga aku mampu mengimbangi kegiatan Panglima! Aku yakin banyak Perwira yang tidak akan mampu mengimbangi kekuatan fisik Panglima itu.Mungkin itu pula lah salah satu alasan,mengapa aku yang terpilih jadi Ajudan beliau!

Panglima juga amat rapi dan dandy. Aku diharus-kan menggunakan pakaian, sepatu, pakaian dalam, deodoran, parfum, after shave yang mereknya sama dengan merek yang beliau pakai. Tentu saja untuk pakaian dan pakaian dalam dengan warna yang ber-beda.

Pagi hari, kami olah raga bercelana pendek dan singlet. Celana pendek pasti warna putih, tapi singlet yang dipakai Panglima harus beda warna-nya dengan yang aku pakai. Biasanya setelah selesai "pendinginan", aku mengeringkan keringat Panglima dengan handuk kering, kemudian dengan handuk basah. Keringat dan ketiak Panglima tidak berbau - yang selalu tercium oelhku adalah bau harum deodoran atau parfum beliau.



Sex Dan Sadisme

Sayang sekali - karena aku cinta dan setia pada Panglima, aku tidak bisa menceritakan apakah aku kadang-kadang harus melayani pemuasan nafsu sex sejenis beliau atau tidak.B iarlah, seandainya ada cerita tentang sex antara Panglima dan aku, itu semua jadi rahasia yang indah yang hanya boleh diketahui Panglima dan aku. Ta'i!

Tapi sebagai tentara, aku tentu boleh cerita bahwa sekali-sekali aku jadi pelampiasan nafsu sadis Panglima - dan aku bangga dan rela untuk itu! Biasanya dilakukan beliau waktu latihan karate [full contact] atau latihan tinju. Aku anggap itu sah-sah saja! Kelebihan atasan di militer adalah bahwa atasan boleh menghajar dan menyiksa bawahannya dengan alasan apa pun, baik bawahan salah atau tidak salah! Asal tidak sampai cacat dan tidak sampai mati saja!

Apalagi seorang Panglima yang tampan, jantan atletis dan ketat berotot dengan kontol besar seperti Sang Panglima-ku itu. AMAT BOLEH SEKALI!

Waktu latihan tinju Panglima biasanya berusaha untuk mengarahkan pukulan tinju kearah perutku, berkali-kali [tetapi tidak ke arah kepala atau wajahku!]. Karena, beliau sebetulnya sayang kepadaku.Kalau aku lalai maka perutku bisa habis dilibas beliau.

Beliau juga sering mengajak aku taruhan dengan bayaran : lecutan cemeti 100X. Yang jadi taruhan biasanya:kami berdua main catur atau panco.Tentu saja aku mengalah saja,supaya beliau bisa dengan leluasa melecuti tubuhku sepuas-puas beliau!

Nyata sekali beliau melampiaskan nafsu sadis beliau,karena lecutannya keras dan dengan sekuat-kuat otot-otot karate beliau. Tidak heran jika barusan dicambuk Panglima, punggung dan bagian-bagian tubuhku yang lain jadi penuh lebam, lecet dan mengeluarkan darah segar! Luka lecet akibat lecutan Panglima terasa perih, apalagi waktu aku mandi, terkena air dan sabun. Tapi bagiku terasa nikmat dan jantan sekali - serasa nyawaku moksa ke Nirwana! Ta'i!




 
MENCARI KERJA SEBAGAI SECURITY

Telah setengah tahun saya lulus STM namun dijaman modern ini sungguh susah mendapatkan pekerjaan, dipagi yang cerah sewaktu membeli rokok diwarung terlihat sebuah surat kabar lokal yang tercetak “ Dibutuhkan 100 orang pemuda untuk dididik menjadi Security professional “ maka segera saya kembali ke rumah mandi,berpakaian dengan rapi kemudian mengambil beberapa fotokopi ijasah tamat sekolah yang berguna dalam melamar pekerjaan. Jam menunjukan pukul 10:30 dengan senyum optimis saya segera keluar rumah dan menunggu angkot, sungguh mujur pagi itu karena saya tidak perlu menunggu terlalu lama untuk angkot jurusan alamat yg saya tuju.

Sebenarnya didalam otak saya tidak pernah terpikir untuk menjadi seorang Satpam cita cita saya adalah menjadi seorang Sarjana Teknik namun nasib berpihak lain karena dijaman ini semuanya serba mahal mana mungkin orang tua mampu membiayai uang kuliah tapi mudah mudahan setelah bekerja saya bisa mengumpulkan uang untuk uang kuliah saya.tanpa terasa alamat yang saya tuju telah sampai, rupanya calon pelamar sungguh banyak sekali, mereka rupanya pagi pagi telah datang, jaman sekarang kok banyak yg suka jadi Satpam sih? Bukankah satpam pekerjaan yg membosankan ? dimana kita harus menunggui / duduk di pos dan memperhatikan orang orang atau sebagai patung pajangan yang berdiri dengan posisi siap/istirahat ditempat didepan pintu? Tapi kok masih banyak yang mau ?

Terlihat seorang Satpam yang bertubuh tegap sebagai receiption tapi yang saya pikirkan seandainya ada seorang gadis cantik nan seksi lebih cocok duduk disana daripada seorang cowok muda hitam nan tegap dengan seragam Satpam putih & biru(Pakaian Dinas Harian) pake topi lagi tapi aku sih tak ada pilihan lain harus mendaftar nama saya dengan si satpam tegap itu.

Saya diberikan nomor peserta lamaran kerja rupanya ini adalah perusahan security agency dengan nama “ Siap ! Security agency “,nama yang aneh. nomor antrian yg kudapat adalah 1027, nomor yang sedang interview hanya 172, saya menunggu hingga jam 14:10 segera saya masuk ruangan didalam ruangan saya di interview dengan beberapa pertanyaan oleh seorang bapak yg berkemeja kuning cerah dan dasi dan semua pertanyaannya saya jawab dengan mantap,kemudian seorang yg berseragam satpam dengan postur tubuh yg bagus menuju ke arahku dan menjelaskan bahwa pekerjaan Satpam ini memang memandang fisik maka saya pun di perintahkan untuk membuka pakaian saya, sebenarnya perasaan malu membuka pakaian didepan orang lain mungkin dia tau bahwa saya malu malu, maka diapun berkata “ tidak perlu malu malu yg disinikan cowok semua” rupanya seleksi fisik dilakukan sekaligus 10 orang peserta, muka saya menjadi merah dan tidak bisa mengucapkan apa apa mungkin karena ini adalah kali pertama saya bertelanjang bulat didepan orang ramai, rupanya bukan saya saja yang merasa risih, susah juga ya menjadi seoarang satpam, setelah tubuh kami dilihat kemudian 6 orang peserta di perintahkan untuk meninggalkan ruangan sedangkan 4 orang peserta diperintahkan memakai celana dan lari ditempat selama 15 menit, seorang teman jatuh pada saat 12 menit, tinggallah 3 orang rupanya lari ditempat selain menguji ketahanan bertahan selama 15 menit juga berguna untuk mengetahui bau keringat kita, dari ketiga orang seorang diketahui memiliki bau badan yg tidak sedap dan 2 orang dari kami lolos dari ujian masuk tahap I, dan kami di perintahkan besok pagi jam 05:00 harus hadir didepan kantor dan semuanya mengenakan pakaian olahraga baju dan celana luar/dalam wajib berwarna putih sedangkan sepatu olah raga berwarna bebas.

Pagi pagi jam 04:45 saya telah sampai rupanya hari ini kami mengikuti seleksi kesehatan, tampak 5 orang dokter berada didepan kami, kami di perintahkan berbaris 5 baris sesuai dengan nomor peserta kami, untuk kedua kalinya saya harus membuka pakaian yang saya kenakan, kali ini lebih parah lagi dari kepala hingga ujung kaki diperiksa dengan seksama, yg membuat saya terkejut adalah sewaktu dokter memeriksa penis dan lubang anus saya, karena penis saya di pegang, dipijat hingga ereksi namun untung tidak memuntahkan lahar dan lubang anus saya di coblos dengan jarinya. Tampak malu tertulis dimukaku dengan jelas, si dokter tersenyum dan berkata “ Anak muda, anda nanti akan terbiasa anda masih muda wajar kalau mudah ereksi.setelah seleksi kesehatan, maka seleksi kemantapan jasmani dimulai, semua peserta wajib berlari 10 keliling lapangan push up, sit up, dll. Semuanya diperintah oleh 5 orang pria berseragam Satpam Biru Biru (Pakaian Dinas Luar) lengkap dengan talipinggang yg besar & lebar serta pengait celana, emang celana satpamnya bisa copot ? hehehehe pikirku dalam lamunan.

Mereka berlima sungguh galak, kami diperintah agar cepat dan sigap jika ketinggalan berarti gagal, 4 jam lamanya seleksi jasmani berlangsung sekaligus pengumuman peserta yg lolos dan diterima untuk ditraining selama 6 bulan yg dibagi menjadi 3 tahap dimana 1 tahap berlangsung selama 2 bulan, kami diijinkan pulang dan dijawibkan hadir kembali 3 hari kemudian hanya dengan mengenakan kaos putih celana olah raga pendek & celana dalam yang berwarna putih sepatu olah raga tidak perlu dikenakan,jika ada yg membawa sesuatu ataupun pakaian tambahan maka semuanya akan disita dan tidak dikembalikan lagi dan kami diberi waktu 3 hari untuk menyiapkan segala yang perlu kami siapkan karena kami tidak boleh permisi/keluar dari pendidikan kecuali berhenti dan wajib membayar ganti rugi kepada perusahaan.

3 hari kemudian yaitu tepatnya hari Jumat pagi jam 07:00 semua telah bersiap di depan kantor, karena tempat pendidikan untuk kami adalah berada diluar kota dan sebenarnya adalah daerah terpencil maka kami telah disiapkan truk pengangkut, truk tersebut mirip dengan truk tentara bukan bus pariwisata yg ber-AC. Semua peserta berbaris dengan rapi menaiki truk yg mengangkut kami, karena jumlah truk tersebut terbatas atau memang sengaja dibatasi maka kami terpaksa harus bertahan dalam posisi sempit selama 4 jam tapi memang mungkin karena kami telah dipilih dengan ketat maka bau keringat yg tidak sedap tidak tercium sama sekali dan semuanya bisa bertahan tanpa ada yg pingsan.

Sesampai di tujuan kami telah ditunggu oleh tukang pangkas rambut kami dibabat hingga semuanya menjadi gundul pacul.kemudian di perintahkan berbaris dengan rapi oleh para instruktur, tidak lama kemudian datanglah seorang yg berseragam satpam dengan bertubuh besar bagai binaraga dan seragam yang dikenakan sama dengan satpam lainnya tapi topinya yang dikenakan terdapat sulaman padi & kapas berwarna emas, rupanya dia adalah kepala sekolah Satpam Siap! Security Agency.

Setelah kami berbaris dgn rapi maka pidato penerimaan siswa satpam pun dimulai, dalam pendidikan kali ini yg lulus seleksi adalah 104 orang semuanya adalah laki laki dan memang sekolah satpam ini hanya menerima siswa laki laki, maka diperlukan adanya peraturan untuk mengontrol supaya tidak melakukan kelakuan yang tidak diinginkan dan peraturan ini berlaku selama 2 bulan / Tahap I dan di tahap II & III akan ada peraturan tambahan,hukuman ditentukan instruktur dan tidak boleh diganggu gugat dan selama pendidikan siswa adalah dibawah naungan instruktur. Isi peraturan tersebut adalah : 1. Mentaati perintah instruktur. 2. Melakukan apa yg diperintahkan instruktur. 3. Perkelahian sesama siswa dilarang 4. Dilarang melampiaskan hasrat Sex maka onani/persetubuhan tubuh sesama siswa tanpa perintah instruktur. 5. Bagi pria yg berorientasi sex homo atau gay, wajib melapor dan akan digembleng secara khusus dan mereka mendapatkan tambahan pelajaran dan dibayar lebih tinggi 40 % dari peserta heterosex.

Mendengar tambahan gaji saya pun jadi tertarik dengan bayaran yang dibayarkan,rupanya banyak juga siswa yg melapor bahwa dia adalah seorang gay entah gay beneran atau cuma karena uang,.dari total peserta yaitu104 siswa yg melaporkan diri sebagai gay berjumlah 81 orang sisanya 23 orang menyatakan orientasi sex mereka adalah heterosex, dan untuk pembuktian maka siswa dites maka ke 81 siswa itu pun disuruh telanjang bulat dan kedua tangan mereka diborgol kebelakang untuk mencegah mereka memegang penis untuk membuat ereksi palsu, ke 81 orang tersebut dibuat menjadi 10 baris rupanya aku berada di barisan terakhir, didepan telah hadir 3 orang instruktur yg terbubuh ok dan seksi dimata wanita dan seorang homosex, akupun pasrah saja, masing masing peserta disuruh 1. mengisap kontol instruktur pertama 2. membiarkan lobang anus dicoblos oleh instruktur kedua 3. untuk membuktikan penis bisa berereksi dgn sempurna maka si peserta harus mencoblos instruktur ketiga, rupanya banyak yg bohong mereka adalah heterosex sehingga tidak mampu ereksi dgn sempurna, namun aneh bin ajaib tiba tiba penisku terbang dgn sempurna dan wow besar sekali dan mendapat tepuk tangan yg meriah dan saya pun berusaha melakukan yg terbaik walau merasa risih instruktur pertama merasa senang sekali isapan saya, instruktur kedua puas dengan lobang perawan saya tetapi saya merasa sakit sekali,sewaktu dengan instruktur ketiga yaitu satpam bot saya awali dengan rasa gugup namun makin dirasa makin nikmat dan saya berhasil mencoblos si Satpam Bot hingga saya pun muncrat,dari 81 pria yg lulus sebagai satpam gay hanya 49 orang namun di barisan heterosex tampak 7 pria tampan juga mengalami ereksi dibalik celana olah raganya yg putih dan dipaksa oleh instruktur untuk membuka pakaian mereka dan mengikuti tes tersebut, mau tak mau mereka melakukan juga sehingga peserta gay yg lulus bertambah 7 orang jadi total peserta gay adalah 56 orang dan peserta non gay adalah 48 orang, kali ini saya memang tak percaya bahwa banyak lelaki yg bisa menjadi homosex secara spontan. Kami pun dibagi menjadi 2 kelompok dan dua buah aula besar yg menampung kami pun diisi oleh masing masing kelompok, karena saya berada di kelompok gay maka saya pun berada di aula B bagi mereka yg heterosex berada di aula A.selama pendidikan siswa aula A & B tidak pernah bertemu dan kami tidak pernah keluar dari aula.

Karena kegiatan dari pagi maka terasa sekali tubuh kami capek, di aula tersebut terdapat sebuah kamar tidur yg berkapasitas 70 tempat tidur. Dan 1 buah kamar mandi besar yg tanpa pembatas sehingga bila mandi akan tampak semuanya oleh siswa lain.malam itu kami tidak langsung tidur dan pembagian seragam dilakukan masing masing siswa hanya mendapatkan: 1 bual tongkat satpam yg berwarna hitam 1 buah gari & kunci,talipingga & aksesoris lain, 1 stel pakaian & sepatu PDH,1 buah kaos biru tetapi tanpa celana dalam.rupanya kami dilarang memakai celana dalam untuk minggu pertama.

Sekarang jam telah menunjukkan jam 09:45 silahkan tidur besok pagi kalian harus bangun tepat jam 5 pagi dan jam 6 pagi semuanya telah dalam keadaan siap di depan tempat tidur,malam ini tidak ada yg rebut, instruktur jaga ada diluar jika ada seoran saja yg rebut seluruhnya akan dihukum, pakaian yg telah dibagi besok pagi harus dipakai dan tidak boleh dilepas selama satu minggu jadi besok pagi mandi yg bersih karena selama seminggu kalian tidak akan mandi, ingat! Dilarang onani dan bersetubuh. lampu pun dipadamkan.

Pagi jam 5 lonceng telah dibunyikan dan seluruh siswa sibuk mandi rupanya di dalam kamar mandi telah hadir seorang instruktur yg menjaga agar tidak terjadi hal hal yg melanggar peraturan, tampak penis semua pria yg sedang mandi masing masing dengan pedang yg sedang terhunus kedepan dan termasuk juga pedang wasiat saya, memang saya sangat bingung, benarkah semua ini ?? saya seorang gay?. Oh …

Selesai mandi semua berpakaian sungguh rapi sekali semuanya memiliki postur tubuh yg sama sehingga ukuran baju yg dibagikan rupanya satu size, masing masing telah berdiri dgn tegak & tegap di depan ranjang.seorang instruktur tampan dan tampak ramah masuk dan mengucapkan selamat pagi, dan bercerita tentang sekolah satpam ini. Sekolah ini dibagi menjadi 2 kelompok yaitu satpam yg gay dan non gay, karena banyak sekali permintaan terhadap satpam gay maka mereka membuat iklan di surat kabar, satpam gay dibayar lebih karena mereka lebih berharga dan bisa mendapatkan bayaran yg lebih tinggi dari pelanggan, jadi kalian selain harus bisa menjaga keamanan juga harus bisa melayani, satpam non gay hanya diajarkan menjaga keamanan Tuannya tetapi kalian selain diajarkan menjaga keamanan Tuannya juga harus pintar memenuhi pelayanan terhadap Tuan kalian, sisuai dengan nama perusahaan kita yaitu “ Siap! “.tiba tiba dia berseru “Kalian sudah siap ? jawab dengan tegas dan berwibawa!” para siswa menjawab “SIAP!” bagus pelajaran untuk minggu ini tidaklah kasar malah minggu ini adalah untuk memenuhi hasrat sex kalian dengan sesama jenis dengan bebas, peraga silahkan masuk, kedua siswa peraga itupun masuk dan berdiri dalam posis siap, mereka tampak lusuh dgn seragam satpam yg putih biru, memang terasa aroma bau dari tubuh mereka.Pak instruktur kembali bicara mereka adalah siswa senior yg telah tamat dan ditugaskan sebagai peraga untuk kalian. Mereka telah seminggu tidak mandi dan mereka tetap patuh, sekarang pelajaran pertama akan diperagakan oleh mereka. Siswa peraga lakukan tugas kalian! Kedua siswa itupun memberi salut kepada instruktur dan mengambil posisi berjaga dipintu, kemudian masuk seorang pria yg memakai jas hitam diibaratkan sebagi tuan. Dan memanggil satpam yg berjaga di sebelah kiri, hei Satpam Toni kemari isap kontolku, si satpam yg sebelah kiri pintu pun berjalan dgn tegap dan berhenti di depan sang tuan dan memberikan hormat sekali lagi, kemudian si tuan membuka resletingnya dan menjulurkan kontolnya dan sang satpam lusuh nan bau itu pun mengisap dengan lahap tanpa merasa malu dan jijik, si Satpam sangat tangkas dan lihai lidahnya menari nari dibatang sang tuan yg besar itu, sampai sang tuan mendesah kemudian crot crot crot rupanya sang tuan memuntahkan laharnya, air main yg terpancar mengenai seragam si satpam namum dia hanya diam karena tugasnya telah selesai maka si Satpam berdiri didepan tuannya dalam posisi siap dan sekali lagi memberikan salut kepada sang tuan sang tuan kemudian memanggil satpam yg satu lagi, satpam Budi kemari bersihkan semuanya dengan lidahmu. Siap! Jawab si Satpam Budi, tanpa merasa jijik Satpam Budi menjilat dan menelan semua air mani yg barusan dipancarkan oleh tuannya sedangkan satpam toni hanya berdiri diam. Setelah selesai Satpam Budi memberi hormat kepada tuannya dan berdiri disamping tuannya dalam posisi Siap.bagus kalian sangat pintar istirahat ditempat dan kembali ke posisi semula.keduanya menurut perintah dan sekarang telah berdiri dalam posisi jaga di pintu masuk.

Begitulah salah satu tugas kalian, apakah kalian siap? Siap! Pak jawab kami dengan serempak,Tampak banyak penis yg telah ereksi namun punyaku masih tertidur.hei kamu Rudi, apakah kamu bisa melakukan seperti yg dilakukan ? tidak! Pak. Jadi apa yg kamu bisa ? tidak tahu pak! Rupanya jawaban ku membuat instruktur marah dan saya pun di suruh kedepan, sang instruktur memanggil siswa peraga yg terkena air mani, Satpam Toni kemari, buka seragammu! Siap Pak, si Satpam Toni pun membuka seragam lusuhnya, Kamu siswa Rudi buka seragammu dan pakailah seragam Satpam Toni. Sayapun tidak bisa membangkang karena ini adalah perintah maka segera saya membuka seragam saya yg masih bersih kemudian diganti dgn seragam bau & lusuh kepunyaan Satpam Toni wah, seragam si Toni sungguh bau dan kotor, rupanya terdapat banyak mani kering selain mani segar tadi, wah sungguh jijik. Ayo sekarang isap kontolku si instruktur membuka resleting dan sebuah kontol besar muncul mau tak mau saya pun mengisap sungguh lama, atau karena aku lihai mengisap sehingga selama 30 menit lahar hangatnya belum juga muncrat tapi beberapa detik kemudian crottt crottt. Wow banyak sekali yg terpancar keluar, karena si instruktur menarik penisnya dari mulutku jadi semuanya tertumpah di seragam Satpam Toni yg sedang kupakai, dan sang instruktur memerintahkan Toni untuk membersihkan dgn cara menjilat, si Toni pun menurut saja, bagus bagus seru si instruktur, begitulah untuk 2 bulan pertama ini kehidupan kalian, sekarang penismu sudah berereksi ? sekarang pakai kembali seragammu dan kembalikan seragam si Toni, cepat. Siap pak! Jawabku.

Saya lihat banyak penis penis yang siap tempur. Dan sampai sekarang kalian masih patuh maka saya memberikan kelonggaran untuk beronani, tetapi kalian tidak boleh sembarangan membuang spermanya jadi harus ada yang menahannya dan menjilat kembali ayo baris berdua keluarkan senjata kalian kocoklah dengan penuh semangat, wah nampak sekali kegirangan mereka dan untuk masing masing saling memuntahkan lahar kenikmatan mereka ke seragam teman mereka sehingga baju seragam putih mereka tidak bersih lagi, sekarang lihat ke samping dan bersihkan seragam teman kalian yg terkena sperma dengan lidahmu, semuanya bergantian saling menjilat tetapi yg dijilat mempertahankan posisi siap mereka, dan mereka diperintahkan mengulangi onaninya dan perintah yg sama selama 3 kali, kedua satpam peraga hanya diam di tempat.wah sungguh patuh,Jam dinding menunjukkan pukul 11:00 kemudian kami diperintahkan untuk tidur dilantai dan harus tertidur selama 2 jam, seragam lengkap dengan sepatu tetap dipakai, ini untuk memulihkan tenaga kami, setelah 2 jam kami dibangunkan dengan sirene, kembali sang instruktur memanggil kedua siswa peraga tersebut, kali ini mereka diperintahkan sebagai bot atau patner sex yg memerankan wanita (dicoblos) dari pintu datang 2 orang instruktur yg bertugas mencoblos mereka, kedua satpam peraga itu telah siap dalam posisi nungging dan masih berseragam PDH lengpap tapi celana biru mereka telah di lorotkan hingga lutut, kedua instruktur itupun memasukkan kontol mereka yg telah keras menegang, satpam Toni mengerang sesaat, namun kemudian erangannya menjadi erangan nikmat, demikian juga dengan satpam Budi, namun dalam hatiku kasian sekali ya, setelah beberapa saat mereka pun selesai,sungguh stamina mereka sangat kuat kedua peraga masih dalam keadaan segar bugar kemudian merapikan seragammnya dan berdiri tegak dan mengambil posisi siap di depan instruktur mereka,wah mereka sungguh tangguh, kemudian giliran kami, hei para siswa giliran kalian kami kemudian dipilih dan dibagi hingga menjadi 28 pasang dan saling bergantian menjadi top ataupun bot, keringat pun bercucuran hingga seragam kami yg rapi dan bagus telah berubah menjadi lusuh dan bau pun mulai tercium dan sangat capek sekali tetapi selama 6 jam kami harus bersetubuh secara berulang kali, rupanya cara penggemblengan ini merubah telah merubah kita bisa melakukan sex secara gay alias homosex.

Akhirnya malampun tiba, kami diizinkan makan malam pada pulul 20:30. setelah itu kamipun menuju kamar tidur karena kami tidak diizinkan mandi.tepat pukul 21:15 lampu di padamkan dan semuanya pun tidur dengan seragam lengkap.

Satu hari yang melelahkan telah dilewati. Dan setiap hari kami di perlakukan demikian, sehingga dalam 1 minggu semuanya telah berubah menjadi gay yg tulen termasuk saya, dengan mudah hasrat sex saya bangkit melihat seorang satpam bau lusuh dalam hati terasa nikmat sekali bila bisa bersetubuh dgn nya. Akhirnya tibalah hari ke tujuh dimana ujian penilaian kepatuhan akan dilakukan, masing masing siswa di bariskan, masing masing dinilai oleh instruktur penilai, nilai yg diambil adalah : 1. Menilai tingkat bau yg timbul. 2. Menilai kerapian mereka selama seminggu. 3. menilai kemantapan dalam melayani.

Untuk penilaian point ke tiga ini didatangkan siswa peraga sebanyak 56 orang,mereka sebenarnya adalah siswa satpam angkatan sebelumnya dan sekarang sebagai satpam yg menjalani masa magang selama 6 bulan setelah pendidikan, maka mereka sengaja selama berminggu minggu telah ditugaskan untuk melayani dan dilarang mandi dan harus patuh kepada tuannya.

Rupanya mereka lebih bau dari kami ada yg bau kencing, mungkin dia telah dikencingin tuannya, untuk pengujian point ketiga ini kami harus melakukan 3 hal selama 6 jam dan harus masih tetap segar, 3 hal tersebut adalah : 1. mengisap kontol siswa peraga 2. bersetubuh dgn siswa peraga selama mungkin dengan posisi bergantian sebagai bot ataupun top. 3. menjilati sperma yg tercecer baik sperma sendiri maupun sperma siswa peraga. Dan ketiga hal ini harus dilakukan berulang ulang.

Akhirnya ujian selesai,rasanya memang seru sekali selama seminggu menjadi siswa satpam disekolah ini, rasanya luar biasa dan nikmat, seakan akan kami telah terbiasa dengan bau dan keringat seakan sedap & nikmat, dalam penilaian tersebut 2 siswa harus mengulang ujian minggu pertama dan langsung dibimbing oleh 1 instruktur dan 2 siswa peraga, dgn perintah yg lebih keras selama 3 jam. Para siswa peraga malam itu tidur seranjang dengan kami karena jumlah mereka sama dengan kami, tapi tangan kami sebelah kiri di borgol ke dinding ranjang supaya kami tidak bisa lari dari bimbingan / siksaan siswa peraga, siswa peraga bebas bertindak apa saja terhadap kami, sungguh malam yg menyakitkan. Aku dibuat hingga kehabisan tenaga, siswa peraga yg seranjang denganku sungguh sadis aku semalaman menjadi bot mungkin ada 15 kali anusku dicoblos.dan entah berapa kali aku mengisap kontol baunya dan menelan spermanya, mungkin esok akan lebih indah.



 

ITU KARENA MAMA

Minggu pagi yang cerah.Andre sarapan berdua saja dengan mamanya di rumah. Biasanya acara sarapan hari minggu mereka lakukan bertiga bersama dengan papanya. Soalnya di hari-hari lain, tidak ada kesempatan untuk mereka dapat sarapan bersama, apalagi makan siang bahkan makan malam. Kesibukan kedua orang tuanya, menyebabkan mereka hanya dapat berkumpul bersama di hari minggu pagi. Papanya yang seorang direktur jenderal di Departemen Dalam Negeri selalu padat dengan kegiatan kantor. Sedangkan sang mama yang aktivis kegiatan sosial selalu sibuk dengan urusan arisan, urusan anak-anak panti asuhan, anak-anak jalanan, anak-anak pengungsi Aceh, Maluku dan segala macam anak-anak lainnya. Akhirnya Andre, sang anak semata wayang, malah kurang diperhatikan.

Pagi itu, sang papa tidak bisa ikut sarapan bersama karena sedang melakukan kunjungan ke daerah. Katanya sih meninjau pelaksanaan otonomi daerah di tiga propinsi. Paling cepat baru kembali minggu depan. Meskipun kadangkala Andre merasa sedih karena sering ditinggal sendirian di rumah, namun Andre sesungguhnya menikmati kesibukan kedua orang tuanya itu. Rumah yang selalu sepi membuatnya lebih punya banyak kesempatan untuk memuas-muaskan nafsunya di rumah. Ia bisa melakukannya dengan Cindy, sang pacar, atau dengan Calvin teman sekaligus yang mengajarinya menjelang ujian akhir dan SPMB, atau juga rame-rame dengan teman-temannya dari Tim Basket SMU Dwi Warna. “Hari ini mama pergi lagi ma?” tanya Andre berbasa-basi pada mamanya. Ia tahu pasti, sesudah sarapan nanti mamanya pasti ngeluyur dari rumah dan baru pulang hampir tengah malam. “Iyalah sayang. Kamu kan tahu, Aceh sedang bergolak nih. Jadinya mama makin sibuk mengurusi pengiriman stock makanan untuk saudara-saudara kita disana sayang,” jawab mamanya dengan senyum penuh kebijakan. “Harus itu ma. Andre juga mau pergi nih abis sarapan,” kata Andre. “Belajar bersama Calvin lagi?” tanya mama, sambil memasukkan sepotong roti bakar melalui bibirnya yang tipis. Diusia yang hampir empat puluh tahun, mama Andre masih kelihatan sangat cantik. Tubuhnya padat seperti gadis usia dua puluh tahunan saja. Gimana enggak, sang mama kan rajin fitness dan makan makanan suplemen plus minum jamu untuk menjaga staminan dan kekencangan otot serta kulitnya. “Enggak ma. Maen basket sama anak-anak,” “Lho, kamu kan udah dekat ujian akhirnya sayang. Kok bukannya belajar bareng Calvin, malah maen basket?” “Ini juga main basketnya bareng Calvin kok ma,” “Hmmm,” “Iya. Kata Calvin, sekali-kali perlu refresing juga agar pikiran tidak butek karena belajar terus-menerus. Selain itu kesegaran tubuh kan harus dijaga ma,” “Gitu ya. Kalau gitu ya terserah. Yang penting kamu belajarnya yang bagus ya sayang, supaya bisa lulus dengan nilai baik di ujian akhir nanti. Kalo nilai kamu kurang bagus, cita-cita kamu untuk masuk Akademi Angkatan Udara kan bisa gagal sayang,” “Beres ma. Yang penting mama doain Andre selalu ya,” “Pasti sayang,” jawab mamanya dengan senyum sayang. Andre melahap potongan roti bakarnya yang terakhir. Kemudian berpamitan pada mamanya. “Andre pergi duluan ya ma. Mama kapan berangkatnya?” tanya Andre sambil mencium pipi mamanya. “Setelah Mama beres-beres dulu sayang,” “Pergi sama Mas Dharma, Ma?” “Iya dong sayang. Abis sama siapa lagi. Kan supir mama cuman dia satu-satunya,” “Oke deh ma. Andre berangkat kalo gitu,” kata Andre, disandangkannya ransel olah raganya ke bahunya. “Hati-hati ya sayang,” Andre menuju garasi di samping rumah untuk mengambil sepeda motornya. Ia bertemu dengan Mas Dharma disana. Supir mamanya itu sedang asik berbasah-basah ria, mencuci sedan milik mamanya. “Selamat pagi Mas Andre,” sapa Mas Dharma ramah pada Andre sambil tersenyum manis memamerkan barisan giginya yang rapi dan putih. “Pagi Mas Dharma. Masih nyuci mobil mas? Mama udah mau berangkat tuh,” “Waduh, Mas harus buru-buru kalo gitu,” jawabnya. Kemudian ia sibuk mengelap mobil sedan itu dengan kain yang masih kering. Andre memandangi cowok itu dengan serius. Gimana gak serius, Mas Dharma ini orangnya ganteng. Bodynya putih bersih dan kekar. Saat ini ia hanya menggenakan celana pendek warna putih tanpa atasan, memamerkan dada bidangnya yang dihiasi bulu-bulu halus nan lebat dan kontol yang tercetak jelas di celana pendek putih itu.

Dengan cueknya didepan Andre Mas Dharma mengangkat-angkat tangannya yang berotot itu saat mengelap atap mobil. Bulu-bulu lebat di lipatan ketiaknya yang putih itu terpampang jelas di mata Andre. Membuat jakun remaja ganteng itu naik turun menahan nafsu. Rencana Andre untuk segera meluncur menuju rumah Calvin akhirnya tertunda. Andre merasa sayang kehilangan kesempatan menikmati pemandangan bagus didepan matanya ini. Pelan-pelan ransel yang tadi sudah disandangnya diletakkannya di lantai. Ia mendekati Mas Dharma, pura-pura mengamati kegiatan mencuci mobil supir ganteng itu. “Mas, bagian atas ini masih basah nih,” komentarnya, ia tak mau menimbulkan kecurigaan Mas Dharma. Mas Dharma ini sebenarnya adalah salah satu dari dua orang ajudan papanya Andre yang bertugas di rumah mereka. Usianya masih muda, baru 24 tahun. Asli Manado. Dia lulusan STPDN. Demikian juga Mas Fadly ajudan papa Andre yang satu lagi, yang saat ini mendampingi sang papa melaksanakan tugas ke daerah. Mereka berdua bertugas sejak sang papa diangkat menjadi dirjen.

Kedua ajudan ini sama-sama kekar. Maklum aja ketika pendidikan dulu mereka kan dididik semi militer. Kebetulan juga keduanya memiliki paras yang ganteng. Saat sang papa memperkenalkan kedua ajudan itu kepadanya, Andre blingsatan. Waktu itu keduanya datang dengan menggenakan seragam semi ketat. Andre dapat melihat dengan jelas otot-otot terlatih dibalik seragam mereka itu. Tonjolan besar di selangkangan mereka membuat kontol Andre ngaceng berat. Akhirnya untuk menuntaskan birahinya yang memuncak Andre melakukan onani di kamarnya, ia belum berani untuk ngajak mereka berhubungan sex.

Andre selalu berharap suatu saat dia bisa ngerjain kedua ajudan itu. Namun sampai saat ini harapannya itu tak pernah kesampaian. Berdiri dekat-dekat Mas Dharma membuat birahi Andre semakin meningkat. Batang kontolnya sudah berdenyut-denyut. Ia tak mau ngecret sambil berdiri karena horny ngelihatin Mas Dharma terlebih kontol yang tercetak di celana pendeknya itu. Segera ia meninggalkan ajudan jantan itu. Dalam pikirannya kemudian, lebih baik dia segera menuju rumah Calvin. Disana ia bisa menuntaskan hasratnya pada temannya itu sebelum mereka berangkat ke sekolah untuk main basket. Sepanjang perjalanan menuju ke rumah Calvin, bayangan lekuk-lekuk tubuh Mas Dharma sang ajudan ganteng, menari-nari di benak Andre. Apalagi ketika tadi Mas Dharma asik nungging mengelap mobil, bongkahan buah pantat sang ajudan yang montok itu benar-benar membuatnya ngiler. Andre hampir tiba di rumah Calvin. Tiba-tiba disadarinya ransel olah raganya tak tersandang dipunggungnya. Gara-gara mengamati sang ajudan ia terlupa mengambilnya lagi saat pergi. Segera Andre memutar laju sepeda motornya kembali ke rumahnya. Gimana dia mau main basket kalo pakaian basket tak dibawanya. Tak sampai lima belas menit, Andre sudah kembali ke rumah. Dilihatnya mobil sedan sang mama yang mengkilap masih terparkir dengan rapi di garasi. “Dasar mama, beres-beres aja lama banget,” pikirnya. Dicarinya ranselnya di garasi, namun tak ditemukannya disana. Kemana ya? Ia segera menuju dapur mencari Mbak Minah, pembantu rumahnya. Barangkali pembantunya itu menyimpan tasnya. “Eh, Mas Andre. Gak jadi perginya mas?” tanya Mbak Minah. “Tadi udah pergi. Tapi ransel saya ketinggalan. Mbak ada lihat gak?” “Gak ada Mas. Memangnya tadi Mas Andre tinggalin dimana?” “Di garasi, waktu Mas Dharma nyuci mobil tadi,” “Mungkin dibawa sama Mas Dharma kalo gitu,” “Mas Dharma kemana Mbak?” “Mungkin di kamarnya Mas, kan mau pergi dengan ibu,”

Andre segera menuju kamar tidur Mas Dharma. Tapi tak ada orang disana. Ia hanya menemukan dua tempat tidur yang kosong, milik Mas Dharma dan Mas Fadly. Kamar mandi didalam ruangan kamar itu juga kosong. Ia kembali ke dapur menemui Mbak Minah. “Gak ada Mbak, kemana ya?” “Coba liat di ruang kerja Bapak Mas. Tadi ibu menyuruh saya memanggil Mas Dharma ke ruang kerja Bapak. Tapi apa masih disana ya? Coba liat dulu Mas,” Andre segera menuju ruang kerja papanya yang terletak disamping kamar tidur kedua orang tuanya itu. Sesampainya disana dilihatnya pintu kamar kerja sang papa tertutup. Ia memutar gerendel pintu itu, ternyata terkunci. Andre segera menuju kamar kedua orang tuanya. Barangkali mamanya masih di kamar itu beres-beres. Ia bisa bertanya tentang keberadaan Mas Dharma pada mamanya. Diputarnya gerendel pintu kamar itu, ternyata tidak terkunci. Andre segera memasuki kamar besar itu. Mamanya tidak terlihat duduk di meja riasnya. Matanya menelusuri seluruh isi kamar. Kosong. Pintu kamar mandi mamanya terbuka, tak ada orang disana.

Matanya kemudian tertumbuk pada pintu penghubung antara ruang kerja papanya dengan kamar tidur kedua orang tuanya itu. Pintu itu dilihatnya buka sedikit. Andre mendekati pintu itu. Barangkali mamanya ada disana, pikirnya. Ketika langkahnya semakin dekat dengan pintu kamar itu, telinganya tiba-tiba menangkap suara-suara dari ruang kerja papanya. Ia menghentikan langkahnya, mencoba berkonsentrasi mendengarkan suara itu. Tiba-tiba jantung Andre berdegup dengan keras. Perasaannya mulai tidak enak. Suara yang didengarnya itu adalah suara-suara erangan-erangan tertahan, milik laki-laki dan perempuan.Andre semakin mendekat ke pintu kamar yang terkuak itu. Ia longokkan kepalanya sedikit ke celah pintu yang terbuka itu. Serta merta mata Andre melotot melihat pemandangan di ruang kerja papanya itu. Diatas meja kerja papanya, dua manusia lain jenis dalam keadaan bugil sedang asik memacu birahi dengan penuh nafsu. Kedua manusia itu tiada lain tiada bukan adalah mamanya dan Mas Dharma sang ajudan! Kaki Andre terasa lemas, jantungnya seperti mau copot. Dari tempatnya berdiri saat ini ia dapat melihat sang mama sedang ditindih oleh Mas Dharma. Mama Andre telentang dengan kaki mengangkang lebar diatas meja, sedangkan diatasnya Mas Dharma melakukan genjotan pantat dengan gerakan yang cepat dan keras sambil bibirnya melumat bibir sang mama dengan buas. Meskipun ia tak bisa melihat batang kontol Mas Dharma, karena terhalang oleh paha mamanya, namun ia yakin seyakin-yakinnya, batang kontol milik ajudan ganteng itu sedang mengebor lobang memek mamanya tanpa ampun. Baik mamanya maupun Mas Dharma sama-sama mengerang-erang keenakan. Andre tak pernah menyangka akan menyaksikan peristiwa ini. Ia tak pernah menyangka mamanya akan melakukan zinah dengan ajudan papanya sendirinya. Mamanya yang selama ini dikenalnya sebagai aktivis kegiatan sosial dan selalu berbicara soal norma-norma moral, ternyata melakukan perselingkuhan di ruang kerja milik suaminya sendiri!

Andre tidak tahu harus melakukan apa. Ia sangat marah. Mukanya merah, tangannya mengepal-ngepal menahan amarah yang membara. Ia menarik kepalanya dari celah kamar. Dengan kesal dihempaskannya tubuhnya ke atas tempat tidur orang tuanya. Dari ruang kerja papanya terdengar racauan-racauan mesum dari mulut mamanya dan sang ajudan.

“Ohhhhh........ohhhhhhhhh.............................enakkkkhhhhh....terusssssshhhhhh....,” racau mamanya. “Hihhh...hihhh...apahhh...yang enakhhh...hihhh.....buh...,” “Konthollllsshhhhh.....kamuhhhh...Dahrmahhh.......ouhhhhhhh...........,” “Ibuh sukahh......hihhh....ouhhh.....ouhhh....sukahhh??....” “Sukahhh.....besar....bangethhhh.......ouh......Dharmahh......,” “Hihh...mememkhhhh...ibuhhh....jugahhh....enakkk....buhhh...ohhhh....,” “Enakhhh?????........benar............. enakhh......Darmahhh..........??” “Yahhh...iyahhh....buhhh.....”

Meskipun sangat marah, racauan yang didengarnya itu sungguh-sungguh sangat merangsang. Birahinya mulai bangkit. Akhirnya meskipun dilanda kemarahan, remaja ganteng itu kembali mendekati pintu penghubung kamar itu. Ia kembali mengintip persenggamaan mesum mamanya dan Mas Dharma itu. persenggamaan mereka sangat bersemangat dan kasar, racauan mereka benar-benar sangat merangsang, akibatnya Andre tak mampu menahan kontolnya yang mulai mengeras. Tangannya kemudian menyusup ke balik celananya, meremas-remas batang kontolnya sendiri. “Enakhhh...manah...samah....ohhhh...memmek....bu...menterihh...ohhhhh....,” racau mamanya lagi. “Enakkhhhhh...mememkhhhh........... ibuhhh........,” “Mmmasakhhh sihhh.... Dharamahhh........ oohhhh..... yesshhhhh..... disituhhh..... ahhhh...,” “Iyahh... buhhh.... masih... serethhh.... ohhh... njepithhhh............,”

Andre kaget mendengar racauan itu. Tak disangkanya ternyata Mas Dharma ini pernah ngentot sama istri menteri juga rupanya. “Kalauhhhh.....samahh.....memek.........Fenihhh...........pacarhhhhh......... kamuhh......?” “Ohhhh.........samah......samahh...enaknyahhhh,..buh....ohh............,” “Dasarhhhh....sshhhhh....gombalhhhh....ouhhhh.....,” “Ohhh...ohhhh...ohhhh.....yahhh....ohhh.,......,” “Kerashhhhh...........oohhhhh...................besarhhhhh bangethhhhh......ohhhh...,” “Besar manahhh buhhhh.....sama kontolhhhsshhhhh......... Fadlyhhh.....ohhh..............,” “Samahh...samahh...sayanghhhh......ohhhh....yesshhhh...”

Mas Fadly????!!!! Andre benar-benar tak menyangka. Ternyata mamanya pernah juga ngerasain batang kontol ajudan papanya yang satu lagi itu. Beberapa saat kemudian sang mama dan Mas Dharma berganti posisi. Mas Dharma tidur telentang diatas meja kerja dengan kedua pahanya yang kokoh dan berbulu itu menjuntai ke bawah. Sang mama kemudian duduk diatas selangkangan Mas Dharma. Saat Mas Dharma mengatur posisi, Andre sempat melihat barang perkasa Mas Dharma dengan jelas. Benar-benar besar, gemuk dan panjang dihiasi dengan bulu jembut yang lebat. Panjangnya sekitar dua puluh centimeter. Pantes aja mamanya keenakan banget.

Andre membayangkan bagaimana bila kontol besar milik Mas Dharma itu membetot lobang pantatnya. Pasti gesekannya terasa banget. Lebih terasa dari punya si Wisnu, teman basketnya yang putra bali itu. Tiba-tiba muncul pikiran nakal di benak Andre. Ia pengen ngerjain mamanya dan sang ajudan. Dikeluarkannya ponsel mungilnya yang memiliki fasilitas video phone itu dari saku celananya. Sambil terus meremas-remas kontolnya sendiri, Andre merekam persenggamaan mesum mamanya dan Mas Dharma itu.Sang mama menggenjotkan pantatnya naik turun dengan keras. Mas Dharma membalas dengan genjotan pantat yang tak kalah keras. Suara tepokan terdengar keras. “Plokkk...plokkkk...plokkkk...plokkkk....,” Kamar kerja papa Andre diramaikan dengan suara-suara erangan, jeritan, desahan dari mulut mamanya dan Mas Dharma.

“Hahh...... hahhhh...... hahhhh........ ohhhhhh..........tekan lebihhhh....dalamhhhh,” erangan Mas Dharma kedua tangannya meremas-remas toket Mama Andre. “Hihhh...beginihhh.....hihhh........,” “Lagihhhhh....ohohhhh....ahhhh....ahhhh......,” “Hihhh...beginihh...ohhhhhhhhhh........,” “Yeshhhhh....yeshhhh....terusshhhhh.......ohhhhh......ohhhhh....,”

Tiba-tiba tubuh Mas Dharma yang tadi berbaring bangkit. Dalam posisi tubuh menekuk, kepalanya bersarang di toket sang mama yang besar dan bergoyang-goyang akibat genjotan yang mereka lakukan. Dengan buas Mas Dharma mengisap pentil toket sang mama yang kemerahan. “Ohhhh... Dharmahhh....nakalhhhhh kamuhhhh..........ohhhhhhhh.....enakhhh...,” mama meracau semakin menggila. Kepalanya bergoyang ke kiri ke kanan. Rambut yang sebahunya yang basah oleh keringat berkibar-kibar. Mama Andre benar-benar keenakan. Kedua tangan sang mama memeluk punggul lebar Mas Dharma dengan kuat. Tak sampai lima menit dalam posisi seperti itu. Tiba-tiba genjotan mama berhenti. Mulutnya meraung keras. Pantatnya bergetar menekan keras menggencet selangkangan Mas Dharma. Tubuhnya yang basah oleh keringat berkelojotan.

“Ahhhhhhhhhh………….akuhhhh sampaihhhhh…ouhhhhhhh……..,” erangnya. Mas Dharma terus menyelomoti toket sang mama. Semenit kemudian kepala sang mama terlihat bertumpu ke bahu Mas Dharma. Ia lemas karena orgasmenya. “Saya lanjuthhhh yah buhh..,” kata Mas Dharma minta ijin melanjutkan. Soalnya orgasmenya belum datang. “Silakan Dharmahhh..ohh..,” suara sang mama terdengar lemas. Mas Dharma kemudian turun dari meja kerja itu. Tanpa melepaskan kontolnya dari lobang memek sang mama, Mas Dharma membopong tubuh sang mama kemudian membaringkannya telentang diatas lantai yang berkarpet. Kemudian ia kembali melanjutkan pekerjaannya menyetubuhi sang mama. Andre bisa melihat tubuh mamanya yang lemas itu dikentot Mas Dharma dengan penuh keperkasaan. “Sakit buhhh… ahhh…?” “Terus sayanghhhhh…… saya istirahat sebentar ahhhh………. Kamuhhh terusshhh ajahhhhhh….. ohhhhhhh…,”

Tak sampai lima menit sang mama kembali bergairah. Pantatnya kembali bergerak-gerak dengan luwes membalas gerakan Mas Dharma. Rupanya sang mama tak mau hanya menjadi objek. Tiba-tiba ia membalikkan posisi, untuk kemudian menindih tubuh atletis sang ajudan ganteng yang bersimbah keringat. Dengan penuh semangat sang mama kemudian menggenjot pantatnya naik turun mengocok batang kontol Mas Dharma dengan memeknya yang basah dengan cairan lendirnya sendiri, sambil menciumi bibir ajudan muda ganteng itu dengan binal. Dari mulutnya keluar erangan-erangan. “urghhhh.....urghhhh.....yahhh...yahhh,” “Ohhhh….. ibuhhhh…. Ohhhh............ buashhhh….. banget........... ohhhhhh…….,” racau Mas Dharma. “Kamuhhh ……… sukahhh…………. kanhhhhhh……,”

Begitulah. Permainan cabul antara mamanya Andre dan Mas Dharma yang memakan waktu tak kurang dari dua jam itu akhirnya usai dengan skor 5-2 untuk kemenangan Mas Dharma. Maksudnya, sang mama ngecret tiga kali, sedangkan Mas Dharma ngecret dua kali saja didalam memek sang mama. Andre sendiri ngecret dua kali. Sperma kentalnya melumuri daun pintu kamar penghubung. Ia sangat terangsang menyaksikan live show sang mama dan Mas Dharma. Ia tak sabar untuk segera dapat mengerjai sang ajudan yang gila ngentot itu. Dengan tubuh yang masih terasa lemas akibat orgasme, perlahan-lahan Andre meninggalkan kamar orang tuanya. Spermanya yang menempel di daun pintu kamar dibersihkannya terlebih dahulu. Saat meninggalkan kamar, Andre, masih sempat melirik mamanya dan Mas Dharma yang berbaring saling berpelukan di lantai. Keduanya terlihat sangat lelah.



 

JALAN JENDRAL SUDIRMAN

Aku baru saja menyelesaikan pekerjaan terakhirku di kantor. Penat rasa badanku dan ingin rasanya aku segera berada di dalam jacuzzy yang berisi air hangat. Malam ini sudah mulai merayap keujungnya, kulihat jam di mejaku. Ooooppppsss 22.30. Segera kukemasi barang-barangku dan kukunci laci-laci meja di ruanganku. sekretarisku sudah lama pulang, Aku nggak mau meninggalkan pekerjaan yang menggantung, terutama pada saat weekend.

Kumatikan lampu dan segera kukunci ruangan. Menuju lift dan langsung ke basement tempat kuparkir mobilku. Sebentar kupanasi mobil BMW serie 5 ku yang baru kubeli sebulan yang lalu dan segera kutinggalkan gedung BEJ menuju Jl. Jend. Sudirman. Jalan ke arah Kebayoran mulai agak sepi, kulihat traffic light di bundaran Tugu Pemuda di ujung Jl. Jend. Sudirman menyala hijau. Kupacu mobilku agak cepat, namun sialnya saat mobilku tiba dimendekati traffic light itu lampu hijau sudah berubah kuning dan segera menjadi merah. Aku nggak sempat memperlambat laju mobilku, dan daripada aku me-rem mendadak kulanjutkan kuterobos lampu merah dengan pasrah menuju Jl. Sisingamangaraja. Aman... nggak di stop Polisi pikirku sambil melirik ke kaca spion. Lampu merah menghadangku kembali di perempatan Jl. Sisingamangaraja, baru saja kusandarkan kepalaku di sandaran kursi, terdengar kaca samping kananku di ketuk dari luar. Oooopppppssss... dua orang polisi lalulintas dengan mengendarai motor memberi aba-aba agar aku menepikan mobilku. Siallll....

Kuhentikan mobilku di pinggir dan kubuka kaca jendela, kukeluarkan dompet dan kusiapkan sim dan stnk mobilku.

"Selamat malam Pak, bisa lihat surat-suratnya ? tanya si polisi dengan sikap sempurna sambil sebelumnya memberi hormat.

Kusodorkan sim & stnk mobilku. Oooohhhh..... gila!!!! kulihat sosok yang lain dari biasanya. Polisi lalulintas itu masih muda, berkulit putih dan berkumis tipis. Sosok dan wajahnya mengingatkanku pada aktor sinetron Marcellino Leffrandt. Gila!!! ternyata ada juga polisi lalulintas yang ganteng seperti yang saat ini ada di hadapanku. Kulirik name tag-nya. Ariel Wenas.... Ooohhh... Orang Manado rupanya. Kontolku mulai meregang dan pikiranku mulai melayang-layang.

"Pak Andy, bapak tahu kesalahan Bapak ? tanyanya berwibawa namun tetap terkesan ramah.

"Iya.. Pak Ariel, sorry.. soalnya daripada saya rem mendadak takut ditabrak dari belakang jawabku sekenanya. Sengaja kusebutkan namanya agar dia tau aku memperhatikannya.

Kulihat temannya turun dari motor dan menghampiri mobilku. hey... what a fuck handsome cops infront of me !! Polisi satu ini tidak kalah ganteng dengan Ariel. Badannya tegap dan kulitnya sedikit lebih gelap daripada Ariel. Polisi itu menghampiri Ariel yang berdiri tepat di pintuku yang kacanya kubuka penuh, dan berbincang-bincang dengannya. Bagian pinggang Ariel persis di atas bagian pintu mobil, sehingga selangkangannya tepat berada dihadapanku. Aku menikmati pemandangan itu, gundukan yang dibungkus celana coklat ketat itu tak kuasa disembunyikan. Kubayangkan pasti kontol Ariel sangat gemuk dan panjang.

"Sudahlah Pak.. damai saja.... lagipula saya khan menghindari disodok mobil dari belakang... Kalo disodok yang enak sih nggak apa apa.... lanjutku nekad. Tanganku bergerak memegang pintu tepat di daerah selangkangannya, sehingga jariku menyentuh gundukan di celananya. Aku berlagak seolah-olah tidak sengaja menyentuh itu.

Dia sempat kaget, mundur dan membungkukkan badannya untuk berbicara denganku. "Wah.... Pak Andy musti ditilang double nih... apalagi Pak Andy pakai nyenggol-nyenggol perkakas saya segala... katanya perlahan sambil tersenyum. Aku yakin kalau wajahku saat ini memerah karena tertangkap basah.

"Begini aja deh.... pak Ariel dan Pak.... siapa?? tanyaku. "Doddy... kata polisi yang satu.

"Bapak-bapak proses saja... nanti Bapak antar kerumah saya. Khan bapak-bapak tau alamat saya di Pondok Indah. "Malam-malam habis dinas juga nggak apa-apa.. Saya penat nih... pengin mandi berendam air hangat lanjutku dengan berani, sambil melirik mereka berdua.

"Baik deh Pak... jam 12.00, jawabnya tersenyum.

Good... kataku dalam hati. Kailku dilahap oleh dua ikan sekaligus !!!

Setiba aku dirumah, aku langsung menuju kamar mandi dan memutar kran air hangat untuk mengisi jacuzzy. Kamar mandi memang salah satu tempat favoritku sejak kecil, oleh karena itu pada saat kubangun rumah ini, aku membuat kamar mandi yang extra luas, dilengkapi dengan jacuzzy besar, cermin-cermin lebar dan sofa. Jendela kaca yang menghadap ke kolam renangpun cukup besar sehingga bila aku mandi aku dapat memandang ke halaman belakang.

Kuredupkan lampu kamar mandi dan Kugantikan dengan cahaya lilin beraroma untuk menambah kesegaran ruang. Kubuka pakaianku satu persatu hingga bugil. Kupandangi tubuhku di depan cermin, Badanku memang terawat baik, karena aku selalu menyempatkan diri untuk berolahraga baik ke fitnes center maupun berkuda. Aku memang dikaruniai wajah yang tampan (kata orang-orang),kulit yang halus, putih dan bersih. Hal inilah yang membuat banyak orang termasuk orang tuaku bertanya-tanya kenapa aku masih melajang. Berkali-kali teman-temanku berkata

"Apalagi yang kamu cari 'ndy... kamu sukses, berpendidikan, ganteng dan punya uang yang nggak ada serinya... teman cewek banyak...kenapa kamu masih membujang ???

Aku selalu menjawabnya dengan senyuman tanpa komentar apa-apa. Yah.... inilah aku... aku memang tertutup dan tidak banyak yang tahu mengenai keadaanku yang sebenarnya.

Kulangkahkan kaki memasuki jacuzzy. Aaahhh... nikmatnya Aku berendam dalam pusaran-pusaran kecil air hangat. Saat itu aku membayangkan kejadian tadi...Aaahh... andai saja kedua polisi lalu lintas tadi mau kuajak bergabung bersama mandi disini. Andai dia sama seperti aku.... dan berbagai andai memenuhi pikiranku. Kontolku mulai menggeliat diterpa bayangan dan arus air hangat. Kuraih batang kontolku dan kuusap-usap halus dari pangkal sampai ke ujungnya.

Ting tong..... bell pintu rumahku berbunyi, kuraih remote control di dekatku, Siapa ??? ... tanyaku dari wireless mic sambil kuamati layar monitor CCTV.

"Selamat malam Pak Andy... saya Ariel Wenas dan Doddy Priadi. jawabnya (Kutangkap gambar mereka di layar monitor, berdua sedang berdiri di pintu pagar, berbicara di mic dan speaker yang terdapat di luar pagar).

"Ooohhh... sebentar bapak-bapak jawabku cepat. Kuraih kammerjas handuk dan kuraih handuk kecil untuk mengeringkan sisa-sisa air.

Aku berjalan menuju ruang tamu dan kutekan tombol kunci pintu pagar melalui remote controll. Pintu pagar terbuka otomatis, dan Doddy menyorong motornya masuk ke halaman rumahku. Kusambut mereka di teras dan mempersilahkan mereka masuk.

"Silahkan duduk.... santai saja kataku. "Bapak-bapak mau minum apa tanyaku.. " Akan saya ambilkan, kebetulan pembantu saya sudah tidur.. lanjutku.

"Terima kasih Pak... nggak usah. jawab Ariel.

Aku duduk di seberang mereka. Kami berbincang bincang santai. Tanpa aku sadari kalau kaku tidak pakai apa-apa lagi dibalik kammerjasku. Bagian pahaku tersingkap. Pemandangan inilah rupanya yang membuat Ariel dan Doddy tampak gelisah menelan ludah. Kontolku setengah meregang dan mengintip lewat belahan bagian depan kammerjas. Kepala kontolku yang bulat merah jambu seakan mengundang Ariel dan Doddy untuk mendekat.

Ariel dan Doddy bangkit dan mendekat ke sebelah kanan dan kiriku. Tangan Ariel menyusup ke dalam kammerjasku dan meraih kontolku dan memainkannya, sementara Doddy mendekatkan wajahnya ke wajahku dan langsung mendaratkan bibirnya ke bibirku. Mendapat serangan semacam itu aku menjadi sedikit gelagapan.

"Tunggu.... gimana kalau kita mandi-mandi dulu biar segar tawarku ?

"Ayolah Pak... saya nggak sabar lagi nih.... kata Ariel.

Aku bangkit dan kuisyaratkan mereka agar mengikuti aku.

"Lepas bajunya disini kataku.

Ariel dan Doddy melepaskan pakaian dinasnya... dan ooohhh... Tubuh ariel memang sepeti yang sudah aku bayangkan, putih bersih, tidak besar namun cukup kekar terlatih. Oooh... bagian kelakiannya begitu sempurna. Kontol Ariel sudah mulai tegang, kepala kontolnya yang merah jambu setengah mengintip dari bali kulupnya (Ariel memang tidak disunat), Sementara Doddy yang berbadan besar dan berbulu tidak kalah menariknya. Kontol Doddy memang paling panjang dan besar diantara kami bertiga, mungkin hampir mencapai 20cm.

Kuminta mereka untuk membasahi tubuhnya dengan shower air hangat. Kubantu mereka menyalakan shower dan kusodorkan pula sabun kepadanya (Memang tampkanya mereka belum pernah tahu mengenal kamar mandi seperti ini. Aku menunggu mereka di dalam jacuzzy, duduk sambil memandangi mereka. Kuelus-elus benda bulat panjang yang mencuat diselangkanganku yang makin lama makin keras. Segera setelah itu mereka menyusulku memasuki jacuzzy dan duduk di sebelahku. Ariel dan Doddy duduk di samping kiri dan kananku. Tangan Ariel mulai menjamah kelakianku, meremas, menarik dan mengulur... aaaggghhh... nikmat sekali... membuat tubuhku menggelinjang.

Sementara bibirku disumbat oleh bibir Doddy yang menciumi aku dengan lahap seolah-olah ingin melumatku. Lidah kami bertaut dan berkeliaran kesana-kemari. Tangan Doddy juga bermain di putingku, mencubit, memilin-milin lembut. Tangankupun menangkap batang kontol Doddy yang berdiri tegak dengan sombongnya.

Kuusap-usap berputar kepala kontol Doddy, yang bulat besar dan berwarna kecoklatan itu dengan ujung ibu jariku. Doddy melenguh kenikmatan. Ariel beralih dan menempatkan bibirnya diputingku. Putingku diisap-isap dan digelitik dengan ujung lidahnya.

Percumbuan didalam jacuzzy berlangsung kira-kira setengah jam, kuajak mereka bangun dan setelah mengeringkan tubuh kami masing-masing, kuajak mereka menuju love seat (sofa) yang ada di kamar mandiku. Kurebahkan tubuh Ariel sehingga kontolnya yang telah keras menunjuk ke atas, Aku berlutut dilantai dan segera kucengkram pangkal kontol Ariel. Lidahku mulai menyusuri batang panjang berwarna putih semu kemerahan mulai dari kepalanya yang berwarna merah jambu sampai kepangkalnya. Kukonsentrasikan permainan lidahku di daerah V perbatasan kepala dan badan kontolnya. Ariel menggelinjang sambil melenguh kegelian..

"Aaaagggghhhhh.... sssssshhhhh..... geli... enaaakkk Pak... lenguh Ariel. Lenguhan Ariel membuatku semakin menggila. Semetara Doddy membaringkan tubuhnya dilantai, dan kepalanya menengadah menyusup diantara kakiku. Doddy mulai menjilati kantong bijiku yang sebesar bola pimpong. Dikulumnya bijiku satu persatu dan bahkan ia mencoba memasukkan kedalam mulutnya sekaligus. Aku bereaksi dengan melebarkan selangkanganku membuat Doddy semakin leluasa. Sambil mencengkram kedua buah pantatku, Doddy mulai menjilati lubang anusku dan sesekali ia menusukkan lidahnya kedalam lubang. Aku menggelinjang dan pahaku membuka semakin lebar. Doddy menusuk-nusukan jari tengahnya mencoba menembus lubang anusku yang sempit dan rapat. Dua... tiga jari mulai dikeluar-masukkan dalam anusku. Doddy bangkit dan bersiap-siap untuk melakukan penetrasi.

"Dod... ambil kondom dan KY gel dilaci kiri wastafel ..... aaagghhhhh... ssssshhhh......

Ariel membalikan badannya dan sekarang kakinya berada di atas sandaran sofaku, sementara kepalanya berada di bawah, siap untuk menerima tusukkan kontolku.

Ariel mulai menjilati dan mengisap-isap kontolku dengan kuat. Sementara aku mulai kembali memuluti kontol Ariel. Kutarik kulup Ariel ke atas dan melalui lubangnya kususupi lidahku menjilati bagian dalam kulup dan kepala kontol Ariel. Ariel mengangkat-angkat pinggulnya tanda ia memperoleh kenikmatan yang dasyat..

Doddy mulai memasang kondom di kontolnya, dan mengusap-usap lubang anusku dengan gel. Setelah cukup licin, Doddy mulai mengarahkan kontolnya kelubang anusku dan maju perlahan-lahan. Baru saja kepala kontol Doddy memasuki "gerbang" aku menjerit kesakitan....

"aaaggghhh.... sakit Dod.... pelan-pelan. kataku

Doddy menahan dan memasukkannya cm demi cm. Sakit itu berkurang dan berganti rasa geli dan nikmat. Akhirnya kontol Doddy yang panjang dan besar itu masuk keseluruhannya kedalam lubang anusku. Doddy berhenti sejenak. Isapan dan kuluman Ariel semakin menggila. Bersamaan dengan Doddy yang mulai memompakan kontolnya di anusku, akupun mulai memompa mulut Ariel dengan kontolku.

Aaaagghhh.... nikmat yang dasyat kurasakan dibagian bawah perutku. Lubangku terisi penuh, prostatku bagai diusap-usap di dalam, sementara kontolku bertemu dengan lidah yang bergerak bagai penari salsa yang lincah. Aku tidak dapat bertahan lebih lama...

Dod... Ar.... saya mau keluarrrrr.... Kataku sambil terus memompa mulut Ariel. Doddy juga mulai mempercepat sodokkannya. Demi Ariel, isapan dan permainan lidahku makin kupercepat. Aku ingin kami mencapai klimaks pada saat yuang bersamaan.

"Aaaagghhhh...... aku keluarrrr.... kataku. Kuhujamkan kontolku dalam-dalam kemulut Ariel, hingga ia tersedak. Airmaniku tumpah didalam mulutnya dan Ariel menelannya walau tidak semua dapat tertampung. Doddy menarik perutku kearahnya, ketat. Aku merasakan kontolnya berdenyut-denyut dan dapat kurasakan pula bagian ujung kondom mengembang terisi airmani Doddy. Juga pinggul Ariel mulai terangkat dan kedua pahanya menjepit kepalaku. seakan ia ingin aku menelan kontol Ariel seluruhnya. Kurasakan cairan panas, kental, asin, manis dan beraroma khas menembak lagit-langit mulutku. Aku mencoba untuk menelannya seluruhnya. Badanku kembali tegak dan Doddy menciumku dari belakang. Kubagi sisa airmani Ariel yang masih tersisa dimulutku. Doddy mencabut kontolnya yang sudah lemas.

Oopppsss... kondom itu tertinggal di dalam anusku. Doddy ingin mencabutnya, namun kucegah

"Biarin dulu Dod.... kataku sambil membalikan badan menelentang sambil kuangkat kedua kakiku ke atas.

"Cabut pelan..pelan Dod... perintahku.

Doddy menariknya pelan-pelan. Rasa geli yang nikmat membuatku menggelinjang. Kami bertiga terkapar dilantai kamar mandi sambil berpelukan. Ariel dan Doddy mulai mengulum dan menjilati putingku.

Setelah beristirahat, kami bertiga menuju shower dan kembali masuk ke Jacuzzy yang masih terus membuat pusaran-pusaran air. Air hangat itu membawa kesegaran pada tubuh kami.

Kontol kamipun serentak mulai kembali berangsur-angsur tegak. Doddy berdiri dan kontolnyapun tepat berada di depan mukaku. Kusambut kontol Doddy dengan mulutku, dan mulai kuisap-isap. Aku sangat menyukainya. Ariel mulai mengocok-ngocok kontolku, dan akupun tak mau tinggal diam. Kuraih kontol Ariel kugenggam erat batang putih semu kemerahan. Kepala kontolnya yang merah jambu mengkilat sangat menggodaku. Kubimbing mereka keluar dari jacuzzy, Ariel dan Doddy telentang dengan arah yang berlawanan. kurapatkan pinggang mereka sehingga lubang anus keduanya bertemu rapat dan kontol Ariel dan Doddy dapat kupegang dalam satu genggaman. Kurapatkan kontol mereka erat-erat, kukocok-kocok dengan liarnya. Kucoba untuk memasukkan kedua kontol itu sekaligus. Aku hanya mampu memasukkan kepalanya saja karena seakan bibirku akan robek. Kuisap-isap sambil ku kocok naik turun. Kupasangkan kondom dikedua kontol itu dan kuusapkan KY gel sedikit lebih banyak. Kukangkangi kedua kontol itu dan kucoba untuk memasukkannya sekaligus. Kembali, hanya kepalanya saja yang masuk dan itupun membuat lubang anusku serasa terbakar.

Aaggghhhhh aku nggak sanggup!!! Aku nggak mau lubang anusku robek hatiku berkata.

Doddy kududukan di sofa, menyusul Ariel di atas Doddy. terakhir aku mengangkangi Ariel dengan setengah berdiri. Kali ini Ariel merasakan kenikmatan yang amat dasyat, karena anusnya terisi penuh, sementara kontolnya terjepit di dalam lubang anusku yang ketat. kami mulai saling memompa seirama. Tangan Ariel bermain-main disekujur tubuhku dan berakhir dibatang kontolku. Pompa memompa terus berlangsung dan Ariel mengocok kontolku dengan semangat. Rasanya aku tak ingin kenikmatan itu cepat berlalu.

Akhirnya kami sampai lagi dipuncak kenikmatan, gelinjang tubuh kami masing-masing sudah tidak beraturan lagi. Kutekan anusku agar kontol Ariel terbenam seluruhnya. Arielpun menekan kebawah agar kontol Doddy masuk dan menggapai prostatnya. walhasil... Doddy memangku tubuh Ariel dan tubuhku. Namun Doddy memperoleh kenikmatan yang sangat, dengan beban kedua tubuh kami itu.

Airmanikupun tumpah berceceran dilantai. Aku tidak peduli..... Teriakan, desisan, dan lenguhan bercampur baur menggema di dalam kamar mandiku.

Kembali kami membersihkan diri dan kembali masuk kedalam jacuzzy. Kali ini tidak ada satupun diantara kami yang mengadakan penyerangan. semua kelelahan... bahkan kami sempat tertidur.

Kedua polisi itu sedang mengeringkan tubuh, saat aku terjaga. Aku keluar dari jacuzzy dan kuraih kammerjasku. Kami kembali ke kamar tidurku dan kedua polisi muda itu berpakaian.

"Jadi kapan saya musih menghadiri sidang tilang pelanggaran lalu lintas tadi ? tanyaku.

Kedua polisi itu saling berpandangan dan berkata... "Tidak usah Pak... yang kami terima sudh lebih dari cukup. Ariel berkata sambil tersenyum. "

Asal lain waktu kalau ada kami, Bapak langgar lalu lintas lagi ya Pak! kata Doddy.

"Kok ???? kataku dengan bodoh..

"Supaya kami bisa datang dan mengulang peristiwa tadi Pak... lanjut Doddy sambil tersenyum nakal.

kami tertawa bersama.. Dan sebelum mereka meninggalkan rumah, kuselipkan beberapa lembar sukarno Hatta di kantongnya. Mereka kaget dan mengeluarkan uang itu kembali.

"Pak... kami bukan PTS (Pria Tuna susila) ... kata mereka dengan nada meninggi.

"oooohhh.... sorry, tidak pernah terlintas dipikiran saya bahwa saya habis bermain dengan pelacur yang harus saya bayar ! kataku menjelaskan. Dan juga ini bukan pula rakyat yang menyogok polisi supaya bebas. Ini hanya sekedar pertemanan.... lain tidak !!! tandasku. Kita berkawan... jadi kalau kau ada waktu senggang hubungi saja saya. nggak perlu nunggu saya melanggar lalulintas dulu. OK??? Kuberikan kartu nama pribadiku dan akupun meminta alamat dan nomor telepon dimana mereka bisa dihubungi.

Akhirnya Ariel dan Doddy mau menerima pemberianku, mereka meninggalkan rumahku kala dijalanan mulai banyak orang yang melakukan jogging.

Aku kembali kekamar, kubuka rak tempat peralatan audio/video ku dan kumatikan video cam yang telah merekam seluruh kegiatan kami di kamar mandi sepanjang malam tadi.



 

PAPAKU GAY

Papaku mabuk berat. Dia diantar teman kerjanya sampai ke rumah. Mama tengah keluar kota selama beberapa minggu. Kulihat papa sempoyongan berjalan masuk ke dalam kamarnya. Temannya kewalahan menahan tubuh papa yang besar dan tegap. Di dalam kamar papa di baringkan terlentang. Teman papa membuka baju dan celananya agar leluasa bernafas. Aku memperhatikannya lewat pintu yang sedikit terbuka. Entah kenapa aku bernafasu melihat tubuh papaku. Aku mengaguminya.

Ku lihat teman papa membuka kaus dalam papa. Tangannya meraba-raba dada papa hingga ke bagian perut. Dengan perlahan aku memperhatikan dan mendekat ke arah pintu. Aku melihat teman papa mengelus-elus kemaluannya. Dan aku bisa melihat kalau barang papa saat ini dalam keadaan tegang. Jantungku mau copot rasanya. Seluruh persendianku melunglai. Aku kembali memperhatikan teman papaku yang mengelu-elus kemaluan papa. Lalu tangannya meraba di bagian bawah perut. Mengeluarkan isinya dari celana dalam. Jantungku semakin tidak menentu. Aku melihat kontol papaku yang mencuat tegang dengan rambut-rambut yang hitam lebat. Teman papa mendekatkan wajahnya ke arah kontol papa. Lalu menjilatinya dengan perlahan. Papa hanya menggeliat. Sontak saja kontolku menegang hebat.

Papaku masih mabuk. Tapi tangan teman papa tetap saja menggeranyangi kontol papa. Dia menghisap kontol papaku dengan antusias. Tangan kananya memegangi puting susu papa. Mataku tak berkedip melihat adegan itu. Teman papa membuka baju dan celana panjangnya. Mengeluarkan kontolnya dari dalam celana dalam. Luar biasa besar dan panjang. Dia kembali menjilati kontol papa sambil mengocok kontolnya. Papa hanya mendesah merasakan kenikmatan. Tanganku tak sabar ingin mengocok kontolku yang sedari tadi tegang. Tapi sayang pintu terayun terbuka karena angin. Aku terbelalak ketika teman papa melihatku. Dia tidak marah malam menyuruhku masuk. “masuk saja” katanya. Aku ragu melangkah. Setelah di dalam aku menutup pintu rapat-rapat. Mataku terus saja memperhatikan kontol papa yang masih mencuat tegang. “Sini.” Kata orang itu padaku. Aku mendekat. Dia tersenyum padaku dan menyudorkan kontol papa kepadaku. Keringat dingin mengucur di keningku. Tak pernah kubayangkan kalau aku menghisap kontol papaku sendiri.

Tanganku gemetar memegang kontol papa yang panjang dan besar. Baru kali ini aku memeganya. Membelai rambut-rambut hitam yang tumbuh di sekitar pangkal kontol papa. Perutnya juga berbulu.

“Ayo hisap.” Kata teman papa padaku. Aku masih ragu. Dengan perlahan lidahku menjulur melumat kontol papa yang luar biasa. Ooh…..nikmat sekali. Mulutku hampir koyak. Aku memperhatikan kontol papa yang menegang panjang. Urat-urat yang menyembul kelihatan. Ujung kontolnya berwarna kemerahan dengan bibir yang sangat sensual. Aku menjulurkan lidahku ke bibir kontol papa.

Teman papa membuka celanaku dan mengeluarkan kontolku yang mencuat tegang. Dia melumatnya dan menghisapnya dengan hangat. Ooo….uuupppss.s.s….yeaaga,,,, Aku merasakan kenikmatan. Teman papa menghisap kontolku, aku menghisap kontol papa. Papa hanya mendesah tanpa sadar. Dia masih mabuk berat. Tangannya memegangi kepalaku dan terus memasukan kontolnya ke dalam mulutku. Aku berdiri dan mengarahkan kontolku ke mulut papa. Memasukannya dengan perlahan. Papa melumatnya dengan hangat. Papa menghisap kontolku dengan lembut.

Ah….oootpppsds….eemmm……

Teman papa mengarahkan kontolnya ke lobang dubur papa. Lalu memasukkannya dengan perlahan. Papa sedikit mengerang kesakitan.

“OUUPS…sakiiiit…ooh.,…terus…ya…aha…” Aku memperhatikan wajah papa yang tampan dan membuat aku mabuk kepayang. Papa terus saja menghisap kontolku. Aku ganti posisi enam sembilan. Papa menghisap kontolku dan aku menghisap kontol papa dari atas.

“oookkkkhhh…terus, Jack. Tusuk terus…aha…anikmat…mmmm” papa mendesah. Aku semakin bernafsu. Teman papa terus saja menusuk burit papa hingga papa memuncarkan mani kentalnya di dalam mulutku.

ccroooot…crooott…croocooot..

“Ahhh…..oooh…..”

Mani hangat berserak di pipi dan mulutku. Aku merasakan bau mani itu dengan nafsu. Kontolkupun terus saja dihisap papa hingga aku nembak di mulut papa.

Crooot…crooot......crooocoot….

Ahhhhhh………….emmmm………. papa menelan maniku. Teman papa mencabut kontolnya dan mengocoknya beberapa kali.

Croooottt…croooot………….

Permainan selesai. Aku beranjak dari kamar papa dan membersihkan sebagian mani papa yang menempel di pipiku. Oh….aku benar-benar puas. Puas sekali. Oh papaku. Andai saja kamu sadar kalau aku telah menghisap kontolmu dan menelan sebagian manimu.



@###@

Pagi hari papa bangun. Dia membangunkanku dari kamar tidur. Aku pura-pura tidak tahu dengan kejadian tadi malam. Papa memakai handuk. Aku masih melihat kontol papa yang menggantung di balik handuknya.

“Bangun, Hans. Sudah siang, kamu tidak ke kampus.” “Bentar lagi deh, pa. Masih ngantuk.” Jawabku sekenahnya. Papa keluar dari kamarku. Dan kini teman papa yang masuk. Dia menyapaku.

“Permainanmu luar biasa, Hans. Papamu merasa puas.” Katanya. Aku terkejut. Apakah papa benar-benar sadar dan merasakan itu?

“Tenang saja, papamu tidak tahu. Dia hanya merasakan kenikmatan air manimu yang masih perjaka. Aku Jack.”

“Tapi, om.” “Saya juga ingin merasakan manimu, Hans.” Jack mendekatiku. Dia duduk di samping ranjangku. Tangannya meraba selangkanganku. Dengan cepat kontolku menegang. Dia membuka celanaku dan menghisap kontolku. Tapi tiba-tiba saja papa masuk

“Hans…” sapa papa agak terkejut. “Jack, kamu apa-apaan?”

Jack menghentikan hisapannya.

“Ayolah bro..kamu juga maukan mani anakmu.” Kata Jack ke papa. Aku sedikit menutupi kontolku. Papa menutup pintu dan menghampiriku di ranjang. Tangannya membuka selimutku. Lalu mulutnya menghisap kontolku dengan sigap.

OOOOO….iiihh….aahaha…..hhhhkkkk……. nikmat sekali. Berbeda dengan yang tadi malam., Papa antusia sekali menghisap kontolku. Kontol papa menengang. Dia membuka handuknya dan mengocoknya.

Tak berapa lama mani kentalpun muncrat di mulut papa. Papa menghisapnya sampai habis. Dan aku menghisap kontol papa dengan kuat. Kurasakan air maninya muncrat di tenggorokanku. Aku menelannya tanpa rasa jijik. Papa puas dan tergolek di sampingku. Teman papa juga merasa puas.

AHHHH……



MOBIL GOYANG

Suatu hari temanku mengajak bertemu di salah satu mall di Jakarta. Sayangnya semua mobil di rumahku sudah pergi, hanya tinggal sebuah mobil Alphard yang besarnya seperti gajah yang tersisa. Terus terang di antara semua mobil, inilah salah satu mobil yang paling tidak aku suka, selain karena besar juga sedikit susah mengendarainya.

Karena tidak punya pilihan, aku memberanikan diri untuk membawanya. Entah apa yang terjadi walau hari dan jam kerja, parkiran di mall tersebut penuh. Aku mengelilingi tempat parkir berkali – kali hingga sampai di lantai 3, dimana seorang penjaga parkir menyadari bahwa aku sedang mencari tempat parkir.

Setelah memarkirkan kendaraanku di sudut dengan mudahnya (untungnya), hp-ku berbunyi. “Den, sorry. Gua bakal agak telat nih. Tadi ada tamu mendadak. Sekarang gua jalan ya?” “Gua dah nyampe nih. Jangan terlalu lama ya,” jelasku sambil memerhatikan tukang parkir yang membantuku tadi. “Cakep juga nih orang.”

Karena terkesan sedikit lama di mobil, tukang parkir tersebut datang menghampiriku. “Ada masalah, Pak?” “Gak kok, cuman lagi nyari barang nih. Gak tahu taruh dimana saya,” Jawabku sambil memancingnya sendikit. “Mau dibantu?” “Boleh. Aku lagi nyari pematik.”

Sambil membantu mencarikan pematik yang memang kusembunyikan di jok bawah mobil, aku memerhatikan tukang parkir tersebut. Bau keringat jantannya dapat kurasakan dengan kuat dengan baju seragamnya yang sangat ketat di tubuh. Sesaat penisku mulai menegang.

“Jadi enggak enak nih dibantu nyari barang pas lagi kerja gini,” Kataku. “Ah, enggak apa apa kok. Kalau ada yang bisa dibantu ya aku bantu juga. Lagipun sudah jadi tugas kami untuk membantu semua tamu.” “Semuanya? Bantu apa aja nih?” Tanyaku. “Ya, semuanya,” Jawabnya sambil melihat ke arahku dengan mata nakal.

Dengan berani, aku mendekati dan mencium bibirnya yang merah itu. “Ntar kelihatan orang, Pak.” Aku membawanya ke bagian tengah dimana aku yakinkan bahwa tidak akan ada yang bisa melihatnya dari luar karena kaca film yang dipasang. Kami langsung mulai bercumbu kembali sambil memegang tonjolan di celana masing – masing.

“Kontolnya gede juga, Pak.” “Kamu juga nih, Mas.” Aku menarik reseletingnya dan menurunkan celana beserta celana dalamnya langsung. Terlihatlah penisnya yang sedang ngaceng dengan arah sedikit ke kanan. “Wow, Kepalanya besar banget,” Komentarku.

Penisnya benar – benar terlihat seperti jamur. Kepala penisnya jauh lebih besar daripada batangnya. Aku tak kuasa menahan ludahku yang terus keluar untuk menikmati “jamur panggang’ miliknya. Langsung kulahap penisnya. Aku merasa sesak sesaat dan ketika sedang mengambil nafas, ia langsung membuka celanaku. Ia terkejut karena aku tidak menggunakan celana dalam. Setelah burungku keluar dari sarangnya, ia langsung melahapnya seperti seekor kucing yang kelaparan.

“Ahh, enak enggak?” “Hmmphhh…” Jawabannya yang terdengar seperti ia tak dapat menahan laparnya. Aku kemudian menggulingkan badannya kebawah dan kami melakukan 69. Ia terlihat sangat nafsu sekali. Aku memegang buah pantatnya yang ketat itu. Kuremas dengan kencang dan ia mendesah dengan kuat. Kami kemudian kembali ke posisi semula.

“Pak, anda hebat sekali ya.” “Ya dong. Eh, mau enggak aku masukin kamu?” Tanyaku sambil berbisik di kupingnya dan kumainkan penisnya yang besar itu. “Disini, Pak? “Ya, mau ya? Aku horny banget lihat badan dan penismu. Ia hanya mengangguk. Untungnya dalam dompetku tersisa 1 buah kondom dengan gel-nya.

Ia mulai menungging dan setelah memakaikan kondom pada kontolku, dengan gel yang ada, pelan – pelan aku lumuri lubangnya dan juga penisku. “Ahh… Pelanan ya, Pak. Aku jarang dimasukin.” Pelan – pelan aku mulai memasukan penisku ke dalam lubangnya. Ia terlihat sedikit kesakitan tapi akhrinya dapat kumasukan semuanya.

“Lubangmu sempit banget. Enak banget nih, “Kesanku sambil kukocok penisnya yang besar itu. Aku sedikit kesusahan mengocok penisnya berhubung setiap kali kukocok tanganku tak kuasa mengenai leher kontolnya. (jadi bisa dibayangkan seberapa jauh perbandingan badan dan kepala penisnya kan?)

“Terusin, Pak. Terusin. Ah, enak banget dimasukin ama bapak.” Kami seakan terbakar oleh gairah dan nafsu binatang yang liar. Dapat kurasakan betapa kencangnya mobilku bergoyang. Tak lama aku kemudian mencabut kontolku. “Kenapa dicabut, Pak?” “Ganti posisinya. Kamu duduk di kursi biar kita bisa saling hadapan.”

Aku kembali memasukan penisku kedalam lubangnya yang ketat sambil kukocok dengan cepat kontolnya. Dapat kurasakan bahwa sebentar aku akan mencapai orgasme. Langsung kukeluarkan kontolku dan kucabut kondom yang kupakai. Seketika ia langsung mengocok kontolku dan kemudian melahapnya. “Arrgggghhh….” Semburan pejuku yang banyak keluar di mulutnya yang rakus akan susu segar yang baru saja diperahnya. Aku mengeluarkan kontolku dalam mulutnya dan meneteskan beberapa tetesan terakhir pada kontolnya.

“Ah, terusin, Pak….terusin…cepat….ahhhh.” Ia pun menyemburkan pejunya yang banyak di dadanya. “Aku puas banget hari ini. Dah lama aku enggak nge-sex sehebat ini. Makasih ya, Pak.” Tak lama setelah berbenah, hp-ku berbunyi dan temanku sudah menunggu di salah satu café di mall tersebut.

Sewaktu aku kembali ke tempat parkir setelah makan siang, tukang parkir tersebut sudah tidak ada di tempat. Kini salah satu pengalaman sex-ku yang menarik hanya tinggal kenangan berhubung aku lupa menanyakan nomer telepon dan namanya.



SEMALAM DAN SEKALI SAJA

Sebagai anak bungsu di keluarga, aku selalu dimanjakan oleh kedua orang tuaku termasuk kakak perempuanku satu – satunya. (Kami hanya 2 bersaudara) Bisa dibilang hampir semua keinginanku dapat terpenuhi.

Suatu hari kakakku membawa seorang lelaki untuk diperkenalkan ke kedua orang tua kami. Mereka berdua ternyata berencana untuk menikah. “John ya?” Katanya. “Andy nih, calon kakak ipar loe. Hehehe.” Terus terang selama ini ketika kakakku membawa seorang teman pria aku tidak pernah merasa nyaman karena aku tidak ingin kehilangan kakakku, lebih tepatnya ‘membaginya’. Kakakku adalah teman terbaik dan juga terdekat, mana mungkin aku mau kehilangannya.

Tapi kali ini berbeda. Entah mengapa ketika ia membawa Andy datang, aku merasa bukan hanya ingin disayang oleh kakakku tetapi juga olehnya. Akhirnya pikiranku setiap hari melayang membayangkan akan dirinya dan menjadi objek fantasiku.

Pernah suatu saat ketika mereka berdua pulang kehujanan, Andy disuruh mandi oleh ayahku. Gleg, seketika ada perasaan deg – degan dan nekad untuk mengintip saat ia mandi. Tidak lama setelah ia masuk ke kamar mandi di kamar kakakku yang juga berhubung dengan kamarku, aku langsung ke pintu beranda dan memanjat tembok untuk menyaksikan live show yang sudah aku tunggu selama ini.

Badannya yang bidang dengan bulu bulu halus di dada yang turun ke arah penis. Ia melihat tubuhnya di kaca sambil mengangkat lengannya dimana dapat kulihat bulu ketiak yang lebat. Sepertinya ia sedang meregangkan badan. Aku piker ia langsung membuka celananya tetapi tidak. Ia memainkan kedua pentilnya yang berwarna coklat gelap sambil menutup mata dan mengerang kecil.

Tidak lama, ia mulai menurunkan celana dengan satu tangan. Terlihatlah celana dalam brief berwarna biru. Penisnya yang sudah ngaceng tercetak dengan jelas. “Besar banget kontolnya,” Kataku dalam hati. Aku mulai merasakan sedikit basah dari celana dalam yang kukenakan. Tangannya terus bermain di pentil coklatnya dan mulailah ia menurunkan celana briefnya.

Panjang, kecoklatan dengan diameter yang besar. Aku menelan air ludahku setelah melihat pemandangan indah ini. Ia langsung buang air kecil dan tidak lama kulihat penisnya sudah mulai tertidur. Air mengalir membasahi tubuhnya yang fit. Ia mengambil sabun dan membersihkan tubuhnya, penisnya dan pantatnya yang bulat. “Argh, andai dapat kuraba pantat itu. Pasti keras sekali.”

“Dy, jangan terlalu lama ya? Papa, mama sudah menunggu untuk dinner.” Jelas kakakku. Ia langsung buru – buru menyelesaikan mandinya.

Suatu hari kedua orang tuaku hendak berlibur keluar negeri. Kakakku juga ikut bersama mereka. Tadinya aku dijadwalkan untuk pergi d hari yang sama tetapi karena aku masih ada tugas yang harus diselesaikan maka aku menunda kepergianku selama beberapa hari. “Dy, nanti kalau aku pergi, kamu temenin John dulu ya? Kasian dia gak ada yang nemenin,” Jelas kakakku.

“Gak usah lah, kak. Sendirian juga bisa kok.” Jawabku dengan berani walau sebenarnya ingin ditemeni olehnya dan mengintipnya kembali saat ia mandi. “Gak pa pa lah, John. Aku juga pas gak ada kerjaan ini.”

Akhirnya pas hari mereka berangkat tinggalah kami berdua di rumah. Yang aku suka juga dari Andy adalah ia juga anak bungsu yang ingin sekali punya adik. (Tapi tidak diberi berbuhung mereka saja sudah 5 bersaudara) Pantes saja kakakku senang sama yang ini. Andy itu tipe yang penyayang sih.

Kita berdua main game semalaman sampai aku ngantuk. “Tidur disini aja deh, Dy, biar sama – sama daripada sendirian di kamar lain,” Kataku dengan suara yang memelas. Ia setuju. Tidak lama setelah aku pura pura tidur dan ia tertidur, aku langsung memeluknya dari belakang. Tidak ada reaksi darinya. Aku langsung menambah aksinya. Aku menempelkan badanku seluruhnya ke punggung belakang Andy. Sesaat penisku mulai ereksi.

Andy menoleh ke belakang dan aku langsung terkejut dan pura – pura tertidur. Ia hanya tersenyum dan berkata, “Kamu suka ya, John?” Katanya dengan lembut. “Mau pura – pura tidur?” Tanyanya sambil berbisik di kupingku. Aku membuka mataku. “Aku tahu kamu selalu mengintipkan setiap kali aku mandi.” “Ha?” Kagetku. “Aku tahu kok kalau kamu selalu mengintip pas aku mandi. Kamu suka ya?” Tanyanya. “Please jangan kasih tau siapa siapa ya? Please….”Mohonnya.

“Ya lah. Kamu tenang aja. Aku rasa adil dong kalau aku….lihat tubuhmu” Jelasnya sambil mulai meraba tubuhku.

Aku sedikit terkejut dengan yang ia lakukan, namun tak mau melepaskan kesempatan ini. “Boleh aja, tapi kamu yang bukain.” Manjaku. Ia pun langsung membuka bajuku. “Gak nyangka badan kamu bagus juga ya? Kirain yang gak berbentuk.” Ledeknya. “Enak aja. Gini – gini sering latihan nih.” Sambil meraba dada dan pentilku, tangan yang satunya berusaha menurunkan celanaku. Aku membantunya. “Dah ngaceng tuh John.” “Ya nih. Digodain ama kamu terus sih.” “Loh kok ama aku? Kamu horny lihat aku ya?” Tanyanya langsung. Mukaku langsung memerah dan kujawab, “Kalo iya kenapa?” Aku langsung memegang kontolnya yang masih ditutup oleh celana tidurnya. “Nah tuh. Kamu juga dah ngaceng. Aku buka ya?”

“Kamu nakal deh.” Katanya. “Tapi kamu suka kan?” Ia seketika langsung mencium bibirku. Aku jelas membalas ciuman ‘panas’ pertamaku dengan lelaki. “Enak ya, John?” “Iya, mau lagi dong.” Ia mulai menciumku kembali dan aku mulai membuka bajunya dan menurunkan celana yang ia kenakan. Kontol keras itu kini kugenggam dan kumainkan. Akhirnya.

“Gimana rasanya setelah selama ini cuma lihat doang?” Tanyanya. “Enak banget. Besar dan keras gini.” “Kamu…mau isep punyaku?” “Aku terus terang gak tahu caranya gimana. Aku masih belum pernah sama sekali.” Jelasku. Ia seakan tidak percaya dan bertanya, “Kamu belum pernah? Sama sekali? Jangan – jangan masih perawan juga lagi.” “Kalo iya, kenapa? Mangkanya ajarin dong. Dan aku cuman mau diajarin ama kamu juga.”Jawabku dengan manja.

Ia lalu langsung menuju ke penisku, mengamatinya dan ketika aku menidurkan kepalaku di bantal (karena bosan terlalu lama nunggu. Kirain mau ngisep tapi cuman ngeliat doang) ia langsung menghisap dengan cepat. Aku terkejut dan langsung melihatnya. Ternyata saat itu yang ia tunggu. “Arrgh, geli banget, Dy.” Ia tidak menghiraukan omonganku dan terus melanjutkan aksinya.

Sambil menghisap, ia memainkan kedua bijiku sambil sesekali mencambak jembutku. Setelah memainkan ia juga memainkan bijiku dengan lidahnya. Ia mulai naik ke perutku, ke pentilku, ke ketiakku dan menciumku kembali. “Enak gak?” Tanyanya. Kini giliran aku yang tidak menjawab. Aku langsung menciumnya dan memainkan pentilnya. Setelah sekian lama mengintip ia mandi dan sering melihat ia memainkan pentilnya, aku mengetahui bahwa itu adalah g-spot nya yang paling ‘maknyus’. Sambil menghisap pentilnya yang lama, aku memainkan kontolnya yang besar itu. Kontolnya memang tidak sepanjang punyaku tetapi sangat lebar. Inilah kontol yang kusuka dari yang pernah kulihat. Seperti sangat pas di mulut. “Arh, John. Hisapanmu hebat banget.” Ketika aku ingin menuju ke penisnya, ia memintaku untuk terus memainkan pentilnya. “Nanti ya, Dy. Aku mainin semalaman deh setelah aku cobain kontol kamu.” Ia hanya mengangguk.

Awalnya aku agak ragu karena aku tidak tahu bagaimana dan tidak terpikirkan rasanya menghisap kontol. Pas di dalam mulutku aku pun terasa ingin muntah. Ia bilang jangan dipaksa dan kemudian bertanya apa aku mempunyai permen. Aku pun mengeluarkan permen caramel yang setelah memakan permen, kontolnya pun aku ‘makan’. “Hmm, enak kan? Arh, enak banget hisapanmu.” Ia berkomentar ambil menarik kedua tanganku untuk memainkan pentilnya. Aku juga mencoba untuk menjilati bijinya sama seperti yang ia lakukan.

Setelah aku kembali meciumnya, aku berbagi permen yang tersisa di mulutku. “Kamu mau coba yang lain?” Tanyanya. “Coba apa?” Ia mengelus punggung belakang sambil mulai meraba lubangku. “Aku mau, Dy. Tapi aku belum pernah sama sekali.” “Gak pa pa. aku bakal pelan pelan kok. Kamu ada lotion?” Aku kemudian ke lemari dan mengambil gel durex. Ia kaget ketika aku memiliki barang seperti ini. “Kenapa? Pas ngocok kan gua juga pake. Hehehe.”

Ia membaringkan tubuhku dan aku mengangkat kedua kakiku ke atas. Setelah mengolesi jarinya, ia lalu mengolesi lubangku. “Jangan ditahan ya, John. Relax aja. Jangan tegang.” Pelan pelan 1 jari ditembusnya. 2 jari. Dan pas saat 3jari, aku bilang kepadanya kalau aku kesakitan. Ia mulai dengan 2 jari lagi dan kembali 3 jari. Ia lalu datang menindihku dan menciumku. “John, aku mau masukin ya. Tenang aja, aku pelan pelan kok. Kalau sakit bilang saja.” Aku hanya mengangguk. Entah aku harus bagaimana. Dari yang kudengar rasanya untuk awal memang sakit tapi ada juga yang bilang enggak kalau pasangan tahu untuk tidak kasar.

Pas menciumku, aku merasakan kepala kontolnya menyentuh dinding keperawanku. (Untuk kontol sih masih perawan.) Sedikit kontolnya mulai masuk. Aku langsung kaget dan merasakan sedikit sakit. Ia mulai mendorong penisnya kembali. Tidak sakit. Pas batang kontolnya masuk ¾ aku langsung tegang dan merasakan sakit. “Dy, sakit. Dy…” “Tenang aja, John. Enggak kok.” Ia terus memasukan kontolnya dan lalu memompanya. “Arh, sakit, Dy.” “Hm, tenang sayang. Tapi enak kan?” Ia memanggilku dengan sayang. Walau terasa sakit tapi jadi enak. “Iya, Dy, enak….ahh, terusin dong. Please…” Pintaku.

Kontolku yang sudah tertidur mulai dikocok olehnya dengan ludahnya. “Ohhh….yeah……Oh…enak banget, Dy. I love you, Dy.” “I love you too honey. Enakan aku masukin? Arhhh…. Enak gak aku perawanin?” “Enak banget. Ehmm, terusin, Dy.” Kataku sambil memainkan pentilnya. Ternyata yang kulakukan membuatnya cepat ejakulasi. “John, aku keluarin ya.” Ia lalu mengeluarkan kontolnya dari lubangku dan mengocok di depan mukaku. Pejunya berhamburan dimana mana. Hampir dadaku dimandikan oleh pejunya yang hangat, dan mengalir ke penisku yang ngaceng. Ia lalu memberikan ciuman yang hangat.

“John, gimana? Enak gak?” Andy bertanya. “Enak banget. Tapi aku belum puas nih. Aku kan belum keluarin.” Ia lalu mengocok penisku yang sudah basah dengan pejunya. Setelah menegang dengan keras, Andy bertanya, “John, kamu mau coba masukin aku? Aku tuntun kamu deh. ” Dengan keraguan aku mengiyakan keinginannya sekaligus juga ingin menjadi miliknya dengan utuh. Ia tiduran dan sambil mengocok penisku dengan tangan yang satu, tangan yang satunya mengolesi lubangnya dengan gel.

“Ayo, John. Berikan kontolmu. Berikan keperjakaanmu padaku.” Katanya. Mendengar seperti itu, aku langsung ereksi dengan kuat. “Pelan – pelan aja ya.” Tambahnya. Ketika hendak masuk ke dalamnya, aku menatapnya sama seperti ketika ia menatapku tadi. Setelah masuk sedikit (cukup mudah sih), aku pikir bisa langsung dan dengan cepat aku langsung memasukan penisku. “Arrrrrhhhh…. Sakit banget, John. Pelan pelan….pelan pelan……” Jelasnya langsung. Aku langsung kaget dan ingin mencabut kontolku keluar. Ia malah menahannya. “Enggak pa pa…sekarang pelan pelan ya. Lalu masukin ke dalam dan keluar ya.”

Aku memompas penisku dengan pelan seperti yang ia perintahkan. Sambil memompas, aku kembali mengocok penisnya yang tertidur (mungkin karena kaget pas aku masukin dengan cepat) sambil menghisap pentilnya. “Ehmm, enak banget. Kamu hebat banget, John. Ahh, terusin sayang.”

“Aku mau keluar, Dy. Dah enggak tahan nih.” Pas aku hendak mengeluarkan penisku, ia menahan tubuhku. “Keluarin di dalem aja, John. Aku mau peju kamu di dalam aku.” “Aku….keluar ya. Arrhhh…” Akhirnya aku keluar di dalemnya. Aku melihat mukanya yang merah. Dengan penis yang masih tertanam di lubang kehangatanya, kami berciuman. Penisku yang sudah lemas keluar dari lubangnya. “John, tolong ambilin tissue dong.”

Setelah mengambilnya ia menaruh di lubangnya. Terlihatlah pejuku keluar dari lubang dengan cairan merah yang kupikir adalah darah. Aku panic melihat darah di pejuku. “Kenapa? Kaget ya ada darah? Tenang aja. Itu bukan darah dari peju kamu kok. Itu darah ‘perawan’ aku yang kamu ambil. Hahaha.” Jawabnya sambil tertawa. Katanya itu terjadi karena ketika ia belum cukup ‘pemanasan’ dan aku memasukan dengan keras dan langsung.

Setelah itu kami bilas bersama. Kami kemudian tiduran dengan sambil berpelukan. Ia bercerita kalau ternyata ia bisex dan pernah menjalin hubungan dengan beberapa lelaki, tetapi untuk wanita, kakakku lah yang pertama. Aku tidak pernah mengharapkan apapun karena ia adalah milikku tapi 1 yang aku minta agar dia tidak dengan lelaki lain setelah ia menikah nanti. Ia setuju dan memang itu rencananya, dan bahkan ia memang sudah tidak ada hubungan dengan lelaki manapun sejak jadian dengan kakakku. setelah puas mengobrol sana sini, akhirnya kami kembali melakukan sex hingga pagi hari. 3 – 4 ronde kami lalui dengan puas.

Kami pun masih sering melakukan hubungan sex terutama saat kakakku hamil. Setelah punya 2 anak pun kami masih melakukannya walau tidak sering. Ya, untuk melepas rindu. Lelaki lain jelas ia tidak punya. Kalau aku, bisa dibilang bukan sekedar lelaki lain kan? Akhirnya bukan hanya sekedar , tetapi seterusnya.



Adu Kuat Sesama Satpam

Rupanya joko mendapatkan tantangan dengan teman teman yang telah melatih satpamnya, mereka menantang joko bahwa satpam mereka lebih unggul dalam ml, sehingga joko merasa tertantang, maka aku pun dibawa ke teman temannya tersebut untuk membuktikan keunggulan ku.

Joko membawaku ke sebuah rumah mewah milik temannya, dalamya kosong dan terdapat ruangan yang luas, setelah masuk ke dalam rupanya telah hadir banyak sekali pemuda pemuda dan kami para satpam disuruh berdiri di tengah ruangan untuk dipamerkan, kami 8 satpam yang telah digembleng beberapa hari lalu, dipertontontan kepada teman teman mereka, rupanya mereka semua adalah pemuda homo yang doyan satpam pria, banyak dari mereka yang memeriksa kami mulai dari sentuhan di kepala kami yang mulai tumbuh bulu bulu tipis sekali hingga memegang kontol kami, tapi kami hanya diam seperti patung dan membiarkan mereka melakukan apa yang mereka mau. Karena kontol kami di pegang, dielus, dicium untuk mengetahui baunya maka mau tak mau kontol kami semua menjadi tegang, terlihat sangat jelas karena seragam satpam yang kami pakai cukup ketat, sehingga tonjolannya memang tidak menggunung karena kami masih memakai sempak tapi cukup membukit akibat tegangnya kontol kami, satu per satu dari mereka ingin mencoba tubuh kami.

Mereka duduk dan menunjuk kami kemudian menuju ke barisan kami, setelah itu supaya adil maka mereka mengundi untuk mendapatkan no. Urut untuk ml dengan satpam pilihannya, joko kali ini tidah memilih ml denganku malah dia memilih satpam lain. Aku sedikit kecewa namun, mungkin dia ingin merasakan kontol lain.

Hari itu aku melayani hampir 12 pemuda, mereka cukup sexy dan kuat, mereka umumnya wangi, aku sangat menikmatinya, cuma ada 3 pemuda yang suka main kasar, dan badanku babak belur dibuat mereka, pantatku menjadi merah akibat tamparan mereka demikian juga pipiku menjadi merah bahkan perutku juga ditinju tinju beberapa kali. Namun karena kita pelayan mereka maka kita tidak boleh melawan mereka, itu juga diajarkan kepada kami pada saat pelatihan.

Duburku terasa sakit namun aku tetap kuat dan tidak pingsan, beberapa satpam pingsan dan walaupun pingsan dia tetap disodomi dan puting serta kontolnya diemut terus tanpa membangunkan satpam pingsan tersebut, wah memang sungguh biadab, namun kami tetap pasrah.

Akhirnya aku mendapatkan julukan satpam tertangguh, karena aku tidak bergeming akibat kesakitan, tidak melawan dan tetap melayani walau telah dipukul, ditinju, ditendang & digigit. Dan tidak pingsan sekali pun.

Joko mendekat dan berkata “ kamu memang hebat, layananmu paling ok, beda dengan satpam yang ku ajak tadi”.

Karena mendapatkan julukan terhebat maka setiap yang hadir yang belum aku layani harus berkesempatan juga mendapatkan pelayananku, dan aku tetap bertahan hingga pemuda terakhir, dan tetap kuat, walau badan terasa capek dan perut terasa sakit namun aku tetap berdiri tegar dan tegap. Hingga akhir. Makanya joko sangat puas dan bangga.

Sebagai tanda terma kasih kali ini aku dihadiahkan sebuah anting anting emas yang akan dipasang di penis, dokter telah hadir. Karena pemasangan tidak memakai obat bius maka aku pun diikat di sebuah kursi, kontolku dujulurkan kedepan kemudian sang dokter mulai membuat lubang halus untuk memasang anting penghargaanku.mula mula penisku dibersihkan dengan alkohol, terasa perih perih dingin namun sewaktu pembuatan lubang anting anting terasa sangat sakit,karena menggunakan sebuah jarum halus untuk menembus daging di ujung kontolku namun aku tetap tak bersuara hanya raut wajah saja yang aku tarik keatas, kebawah, kekiri da kanan. Tidak lama kemudian, selesai dan anting tersebut telah tergantung dipenisku yang sexi.

Joko berkata “ kamu hebat!! , nanti aku akan kenalkan ke banyak orang”.dalam hati aku berkata bangga dikamu sakit diaku”. Namun joko membayar dengan uang yang cukup banyak atas tindakannya untuk bangga, aku diberikan uang sejumlah 15 juta rupiah.



Pengawal Pribadi Joko

Rupanya joko senang dengan ku dan meminta kepada ayahnya agar aku menjadi pengawal pribadinya, karena memang keluarga joko adalah orang yang berada maka akupun digaji langsung oleh keluarga joko dan aku mengundurkan diri dari perusahaan jasa security, setiap hari tugasku adalah menjaga joko dari berangkat kesekolah, ke ruma teman, ke restoran, berekreasi, dll.walaupun menjadi satpam pribadi tetapi dalam menjalankan tugas pengawalan aku tetap harus memakai seragam satpam. Dan aku tidak perlu kos lagi karena aku mendapatkan tempat tinggal dirumahnya.

Akhirnya kuketahui bahwa joko adalah seorang homosex yang doyan kontol, hari itu aku diajak kerumah temannya sekitar 7 orang temannya yang semuanya adalah laki laki, kemudian aku disuruh masuk kerumah dan masuk ke kamar mereka, waduh aku terkejut sekali karena semuanya pada terlanjang bulat semuanya pada melakukan anal sex bahkan ada yang sedang anal dan seorang lagi mengisap kontolnya. Waduh pemandangan yang sangat cabul, waktu itu joko belum beraksi dan dia mengaak aku untuk melakukan sex dengannya, sebenarnya aku tidak mau tapi apa boleh buat karena aku bekerja kepadanya dan dia memberika imbalan tamahan maka aku pun bersedia, pertama tama dia menyuruh aku mengisap kontolnya, akupun melakukan dan kali ini kulakukan dengan lebih baik, teman teman lainnya menjadi tertarik karena kontol diisap oleh satpam yang berseragam lengkap dan mereka meminta kepada joko agar semuanya mendapatkan kenikmatan kontolmereka diisap satpam maka satu persatu kontol mereka aku kulum habis, hari itu sangat capek dan tak kusangka sebagai satpam aku malah diperkosa oleh mereka, karena air minumku diberikan obat tidur + obat perangsang, sewaktu aku sadar lobang anusku telah diembat oleh beberapa orang, baju seragamku asi terpakai namum kancingnya telah terbuka dan celanaku juga dibukasetengah hingga lutut, rupanya lobang oolku diembat habis oleh mereka dan terasa perih namun aku tidak bisa berbuat apa apa karena aku dibuat tertidur dalam posisi telungkup kedua tangan dan kakiku terikat di tiang tiang ranjang tingkat mereka dan muluku disumpal kain dan ditambal oleh lakban, setelah mereka puas aku pun dibebaskan, badanku pegal semua dan keringat terus bercucuran, seragamku menjadi tak karuan.

Kemudian mereka meminta aku agar duduk manis disebuah kursi plastik, karena dalam keadaan demikian aku tidak ada pilihan makanya aku pun mengikuti kemauan mereka, rupanya satu persatu dari mereka menikmati kontolku, satu persatu dari mereka mengulum dan menyedot isi kontolku, 7 orang + 1joko mengisap berulang ulang dan aku beberapa kali menmuntahkan air mani, sex yang biasanya terasa nikmat kali ini malah seperti siksaan.mereka berulang kali melakukan hingga mereka puas.

Setelah puas merekapun menyampaikan terima kasih kepada joko dan kepala ku yang berambut cepak itu pun dielus elus dan dikecup oleh mereka, aku mendengar perkataan mereka “ enak ya si joko itu punya satpam pribadi yang siap untuk dinikmati ” setelah mandi aku diberikan seragam baru oleh joko, rupanya dia telah mepersiapkan semuanya, seragam kotorku tidak diizinkan dibawa pulang dan mereka(teman teman joko) yang doyan bau keringat kering ingin menikmati.

Aku dan joko pulang dan mereka berkata sering sering ya joko bawa pengawalmu yang hebat itu.



Tugas malam

Hari pertama aku ditugaskan di shift malam disatu perumahan elit, tiba tiba anak bungsu dari sipemilik rumah mendatangi pos satpam tempat aku menjalankan tugas, aku segera berdiri denga posisi siap dan waspada aku menanyakan apa ada perampokan atau pencurian didalam rumah, namun den joko dengan tersenyum dan berkata “ mas satpam baru ya ?” Aku pun menjawab “ iya ini hari pertama aku ditugaskan menjaga rumah ini, ada tugas pengamanan yang bisa saya bantu ? “ den joko tersenyum dan berkata “ pengamanan sih tidak tapi..”, aku pun jadi bingung dan kembali bertanya “ ada apa den ? Bapak, ibu dan adik den joko aman kan dalam rumah ? “ kembali den joko tersenyum dan kali ini mendekat ke aku kemudian dia sambil menunjuk kearah kontolnya dan berkata “ pak satpam, kontol saya tegang nih, boleh bantu aku untuk melegakan kontolku?” Aku pun jadi bingung dan merasa aneh, dan berkata “ kontol den kenapa ? Den perlu dipangilkan ambulan? Den perlu kerumah sakit? Saya panggilkan bapak/ibu ya?” Den joko kembali tersenyum dan berkata “ pak, saya ingin pak satpam mengocok kontolku biar air maninya keluar, setelah keluar pasti ngak tegang lagi dan kontol dikocok nikmat banget loo, pak satpam pernah ngocok ngak?” Dalam pikiran gila nih anak, memang dia masih sekolah di smu kelas ii, namun mana ada orang yang minta tolong dikocokin kontolnya kemudian saya kembali berkata “ den joko istrahat saja, nanti kontol pasti ngak tegang lagi, tidur aja pasti lega dengan sendirinya” namun den joko malah ngambek dan dia duduk di satu satunya kursi yang ada dalam pos satpam, kemudian dia berkata lagi “ pak satpam dingin ya? Kok pake jaket biru nampaknya tebal,topi dan sepatu, apa pak satpam ngak kepanasan?” Karena dia anak bos maka aku pun ngak berani memarahinya dan menjawab “ ini adalah seragam kerja seorang satpam untk , kembali tidur ya den joko sudah jam 02:00 dini hari, besok den harus sekolah” den joko malah menuju ke kamar istirahat pos, memang ada sebuah bale kayu bertkar plastik. “den joko nanti mama marah lo, kamar tidur den kan lebih nyaman, disini banyak nyamuk” namun den joko ngak menggubris sama sekali malah tangannya masuk kedalam celana tidurnya dan mengadukaduk kontolnya kemudian saya kembali berkata “ den mau ngocok di wc aja nanti kalo disini air mani den berceceran nanti malah rekan satpam besok kirain aku yang ngocok disini” den joko berdiri tepat didepan mukaku dan berkata “ kontol bapak aja yang kocokin, disekolah kami sering saling ngocok kontol, bapak badannya tegap pasti kontolnya gede, kasi liat kontolnya doong pak” aku terdiam dan tidak memperdulikan joko.

Kemudian didepan aku dia melorotkan celananya dan memainkan kontolnya dan terus berkata “ wahhh enak pakkkk, gelii geliii nikmat, mana kontol bapak, pasti kecil” dalam hatiku aku berkata kontolku lebih gede-lah dasar anak ingusan.

Karena aku takut tetangga mendengar maka joko kutarik kedalam kamar pos dan pintu kututup dan aku berkata “ kalo den joko yang ngocokin kontol saya gimana ?” Langsung tanpa berkata apa apa den joko membuka kancing resleting celana pdl-ku dan kontolku ditarik dengan kasar keluar, namun kontolku tertidur diam, dan tanpa merasa jijik dia mengulum kontolku yang masih tertidur, didalam mulut den joko kontolku mengembang karena jilatan kuluman dan isapannya membuatku terangsang, karena dia kesusuhan mengulum habis maka kopel dan tali pinggangku ku lepaskan dan celana satpam ku kulorotkan hingga lutut, wah terasa nikmat banget karena aku seorang satpam lajang yg jarang ml dekarenakan untuk cari lonte butuh biaya.

Tidak lama kemudian kontolku memuntahkan lahar hangat namun den joko tanpa merasa jijik menelannya hingga habis dan isapan isapan terus dilakukan, malam itu terasa indah, karena kepanasan jaket yang kupakai ku buka dan kancing baju biru pdl satpamku ku lepas, joko senang banget dan memeluk erat tubuhku dan tiba tiba berkata “ seragam mas ada bau keringat kering ya! Harum banget aku suka” aku merasa malu karena bukan dibilang harum karena bau farfum malah harum karena bau keringat kering, memang rata rata satpam memakai seragamnya berhari hari karena stok yang diberikan perusahaan cuma 2 stel(pdl 1 stel & pdh 1 stel) seragam pdl yang warnanya biru biru kadang kupake sampe 1 minggu karna tidak tampak kotor dan hanya untuk , tapi baju putih satpamku hanya 2 hari karena mudah kotor dan dipake dipagi hari.

Nampaknya joko puas banget dan aku yang pertama kali diisap kontolku oleh pria merasakan kenikmatan yang luar biasa, tak henti hentinya dia menikmati bau keringat kering yang ada diseragamku bahkan dia ingin memakai seragamku, namun aku tolak karena aku takut nanti terlalu lama tuan rumah keluar dan menyaksikan anaknya yang tak karuan.

Sperma alias air maniku ditelan habis maka akupun merasa lega karena tidak meninggalkan bekas.

Kemudian den joko meminta imbalan agar aku mengisap kontolnya juga, namun aku tidak biasa melakukannya dan merasa jijik, tiba tiba dikantong celananya dikeluarkan uang rp. 200.000,- katanya sebagai imbalan untuk mengisap kontolnya, karena aku memang lagi butuh uang untuk bayar kos dikota metropolitan ini sedagkan gaji satpamku hanya pas pasan sekali maka aku mengorbankan harga diriku dan kontolnya ku isap juga, topi biru yang kukenakan ditarik oleh den joko karena menghambat proses pengisapan kontol tapi karena masih belum berpengalaman akhirnya den joko jadi merasa tidak nyaman dan beberapa kali kontolnya tergigit olehku, tapi dia tidak marah malah menuntunku agar melakukan dengan baik dan benar agar dia mendapatkan kenikmatan, akhirnya lahar hangat anak ingusan ini tertumpah dimulutku dan karena aku tidak berani untuk menelannya maka air mainnya kuludahkan di wc yang berada dekat dengan kamar istirahat satpam, den joko pun tersenyum dan berkata “ makasih ya pak, joko bisa tidur dengan pulas sekarang” sebelum meninggalkan pos uang 200.000 tersebut di masukkan ke saku celanaku dan joko pergi dengan senyum puas.akupun ke toilet untuk berkumur kumur dan membersihakn kontolku dan segera merapikan seragamku.

Malam itu aku jadi merasa bersalah dan merasa seperti jadi pelacur karena dibayar untuk jasa pemuasan nafsu.



 

BANJIR MEMBAWA NIKMAT

Tanggul sialan! Umpat gwe sebel. Gara-gara jebol akhirnya rumah gwe kebanjiran. Lumayan tinggi, sepaha orang dewasa dan masuk ke rumah gwe. Kedua orang tua gwe udah pegi ngungsi ke salah satu hotel di Jakarta. Karena masih harus mengamankan beberapa barang pribadi gwe agar tidak basah, jadinya gwe nyusul ke hotelnya. Hari sudah menjelang malam dan listrik mati. Jadinya gwe nyalain lilin dan lampu darurat untuk membantu memberi penerangan. Kamar gwe berada di loteng yang nggak kesentuh air banjir, jadi lumayan juga nggak perlu berbasah-basah.

Saat gwe hampir selesai, gwe mendengar ada yang manggil didepan rumah. Dengan lampu senter gwe ngelongok dari teras rumah.

“Iya, kenapa ya?” kata gwe dengan berseru.

“Butuh bantuan untuk keluar dik?” tampaknya salah seorang tentara yang ditugaskan membantu untuk menangkut penduduk ketempat pengungsian. Hmm! Ini tentara boleh juga orangnya. Plus tentara pula! Hehehe! Otak homo gwe mulai bergerilya. Sapa tau ada kesempatan dalam kesempitan. Tentara ini hanya seorang diri menggunakan perahu karet yang cukup untuk 2 orang. Hmm! Nggak ada salahnya mencoba!

“Boleh Pak! Tapi bisa naik dulu untuk bantu bawa barang saya ini,” sahut gwe.

“Oke Dik!” sahutnya.

“Sebentar saya turun pak” kata gwe lalu bergegas turun dan mengenyampikan rasa jiji gwe sama air banjir yang kotor dan menuju gerbang rumah gwe.

“masuk dulu pak, barangnya ada di loteng,” kata gwe

“Ok!” katanya masuk menarik perahu dan mengunci gerbang agar perahunya tidak hanyut keluar.

Dia lalu mengikuti saya masuk dan menuju loteng.

“Dik boleh saya numpang ke kamar mandi bentar. Mau cuci kaki saya dulu. Takut nanti kotor,” katanya begitu kita sudah di loteng yang hanya diterangi cahaya lilin.

“Boleh Pak, silahkan. Kamar mandi di ujung sana,” kata gwe sambil menunjuk arah kamar mandi.

Si mister army itu lalu ke kamar mandi dan gwe di kamar lalu sengaja menaruh majalah yang menampilkan gambar cewek bugil yang dibawa sepupu gwe sewaktu dia liburan dari kuliahnya di aussie. Dia kira gwe doyan cewek eh malah akhirnya dia yang ketagihan nyetubuhin gwe. Well that’s another story coz now we have to concentrate with this mister army. Majalah itu gwe taruh ditumpukan paling atas dalam dus.

Tak lama si mister army masuk. Terkejut gwe melihat dia bertelanjang dada hanya mengenakan celana selutunya dan bajunya dia kalungkan dileher. Body yang tegap dengan dada yang bidang dan perut yang rata. Tergoda namun gwe berusaha focus dan jangan sampe keliatan banged mupeng gwe.

“Pak bisa tolong bantu bawa kardus yang itu,” kata gwe.

Dia lalu mengambil kardus itu dan sempat berhenti memandang majalah ditumpukan paling atas.

“majalahnya okeh juga negh,” katanya sambil tersenyum

“oh itu! saudara punya tuh. Ketinggalan.” Kata gwe. Emang bener itu sodare gwe punya.

“boleh liat sebentar dik?” tanya dia.

“ya monggo. Silahkan!” kata gwe.

Dia lalu duduk dipinggir ranjang gwe dekat lampu senter yang gwe nyalakan di meja pinggir ranjang gwe. Sambil pura-pura merapikan gwe ngelirik dia. Tanganya yang kanan tampak mengurut selangkangannya. Gwe lalu duduk disebelahnya.

“bagus ya?” tanya gwe.

“eh iya,” katanya salah tingkah.

“abang nganceng ya?” tanya gwe sambil tangan gwe meraba selangkangannya.

Si abang tentara ini hanya tersenyum, lalu gwe mulai lebih meremas kontolnya yang sekarang gwe rasa udah nganceng bener. Tanpa gwe duga, si abang tentara ini merebahkan tubuhnya di ranjang dan dengan majalah itu menutupi wajahnya. Gwe nganggap ini sebagai tanda kalo dia rela diapain ajah kontolnya agar dia puas. Gwe lalu berlutut dilantai diantara dua kakinya dan membuka resleting celananya. Dan kontolnya sudah menggunung dibalik celana dalamnya yang sudah mulai basah oleh cairan precumnya.

Gwe lalu menjilat gundukan kontol itu dan si abang tentara melenguh nikmat. Gwe lalu menurunkan celana dalamnya dan kontolnya langsung ngancung berdiri tegak sepanjang 15 cm dengan diameter 5cm. kontolnya sudah bersunat dengan kepala kontolnya pink mengkilat karena basah oleh precum.

Gwe sedot kepala kontolnya dan dia menggelinjang sementara desahan nikmat terlontar dari mulutnya. Gwe lalu mulai mengisap kontolnya sementara lidah gwe menyapu kepala kontol dan lobang pipisnya. Dia meminggirkan majalah dari wajahnya dan memandang gwe yang sedang asik memuluti kontolnya.

“iseeepppp teruss homo!! Yeah!! Kebetulan gwe udah 5 bulan nggak ngentot sama bini gwe!! Yeaahhhhh!! Iseeppp!” katanya meracau.

Wah! Straight, tentara, married dan udah lama nggak ngentot! Pantesan pasrah gwe sepong. Gwe jadi tambah bernafsu menyepong kontolnya. Sampai akhirnya dia menghentikan gwe.

“belom keluar bang,” kata gwe protes karena pengen banged gwe nelen peju tentara.

“buka baju loe! Gwe mau nyodomi loe!” perintahnya dengan tegas. Ketentaraannya mulai keluar.

Gwe hanya tersenyum, gwe melepaskan semua baju gwe lalu melemparkan baby oil dan kondom ke dia.

“olesin ini dulu ya bang terus pake kondomnya,” kata gwe. Lalu berbaring dipinggir ranjang dengan kaki mengankang terangkat. Gwe pengen dientot sambil memandangnya beraksi.

Dasar tentara straight yang belom pernah nyodomi. Dia mengira lobang pantat sama dengan lobang vagina. Setelah memakai kondom dan mengoleskan baby oil dia mulai menyodok kontolnya langsung dan semuanya terbenam ke pantat gwe. Gwe berseru menahan sakit. “pelan bang!”

Si abang tentara nggak menggubris gwe, dia lalu dengan gerakan cepat mulai mengentot gwe. Mulutnya meracau nikmat dan matanya terpejam. Biar udah lima bulan nggak ngentot ternyata si abang ini masih bisa bertahan ngentot lama. 20 menit kemudian dia baru menembakan pejunya.

Akhirnya gwe sms nyokap gwe kalo gwe lebih baik di rumah ajah sekalian nungguin rumah. Dan yang nyokap gwe nggak tau kalo gwe juga ditungguin dan dientotin sama abang tentara ini semalaman suntuk. Dan akhirnya gwe kesampean juga nelen peju tentara.

Keesokan harinya si abang tentara kembali ke tempat pengungsian dan gwe nggak pernah lagi ketemu dengannya.



DUDA MEMBARA

Gwe bener bener nggak nyangka trip gwe ke Batam kali ini akan bersimbah sperma dari mantan laki temen gwe dan juga temennya. Gwe sendiri nggak nyangka akan ketemu sama Kang Ihsan (begitu biasa gwe manggilnya) di Batam ini dan tinggal di hotel yang sama dan juga kamar yang bersebelahan dan juga ada connecting door yang menghubungkan kamar masing masing.

Sore itu gwe baru ajah dari kolam renang hotel. Bukan untuk berenang, tapi abis ngeceng ngeliat cowok cowok yang lagi pada berenang. Pintu lift baru ajah akan nutup saat ada tangan yang berusaha mencegahnya dan spontan gwe langsung nekan tombol untuk buka pintu dan surprise banged begitu Kang Ihsan yang tergopo-gopo masuk sambil menarik koper dan diikuti seorang cowok lagi yang juga menarik koper. Kang Ihsan ternyata juga sama suprisenya begitu ngelihat gwe.

“eh kang ihsan,” sapa gwe begitu masuk.

“eh Gany?! Nggak nyangka bisa ketemu disini,” katanya. “Dalam rangka apa ini ke Batam?”

“Lagi liburan ajah nih Kang,” jawab gwe. “Kang Ihsan sendiri?”

“Biasa. Urusan kantor,” kata Ihsan. “oh iya, kenalin ini Rendi, Ren, ini Gany, temennya mantan istri gwe,”

“Halo, Rendi,” katanya mengulurkan tangan.

“Hai, saya Gany,” kata gwe menyambut uluran tangannya. Genggaman tangannya mantap sekali. Orangnya juga okeh dan bodynya masih proposional. Kalo diperkirakan sih, umurnya nggak beda jauh sama gwe deh. Beda sama Kang Ihsan, yang sekarang berumur 41 tahun dan perutnya udah sedikit agak membuncit. Tapi wajah gantengnya itu lho yang nggak tahan. Bego bener ya temen gwe minta cerai sama lelaki keren ini dan milih sama temen flirtingnya.

“Di kamar nomor berapa Kang?” tanya gwe lagi.

“hmm, 9012,” katanya sambil ngeliat keycard.

“Sebelahan dong. Saya di 9010,” kata gwe. Kang Ihsan dan Rendi hanya tersenyum. Gwe jadi malu sendiri karena gwe terdengar antusias sekali.

Keluar dari lift dan kita berjalan sambil mengobrol ke kamar masing masing.

“ini kamarku,” kata gwe.

“by the way, nanti malam ada acara nggak?” tanya kang ihsan.

“nggak ada. Kenapa kang?” jawab gwe balik bertanya penasaran.

“makan malam bareng yuk. Nggak apa apa kan Ren, kita makan bareng sama Gany?” kata kang ihsan.

“okeh okeh ajah gwe,” kata Rendi.

“gimana gan? Mau kan?” tanya kang ihsan lagi.

“okeh degh. Jam 7an ya kita jalan,” kata gwe.

Di dalam kamar gwe nggak habis pikir ngimpi apa gwe semalem bisa ketemu sama Kang Ihsan. Terus terang gwe suka banged sama Kang Ihsan dari saat pertama kali bertemu dan statusnya masih sebagai suami sah dan resmi temen gwe. Hmm. Mudah-mudahan malam ini gwe berkesempatan untuk mencicipi kontol Kang Ihsan dan sukur sukur juga bisa mencicipi kontol Rendi juga.

Tepat pukul tujuh bel kamar gwe bunyi dan Kang Ihsan serta Rendi udah nunggu. Keduanya tampak menawan dengan menggunakan T-shirt dan celana pendek selutut. Kita lalu menuju kawasan Nagoya untuk mencari makan.

Jam 10 malam kita balik ke hotel dan langsung menuju kamar masing masing. Setelah gwe cuci cuci badan, gwe nekad ngetuk connecting door yang menghubungkan dengan kamar 9012. Usaha gwe untuk dapat menikmati kontol kedua lelaki ini dimulai.

Rendi yang membukakan pintu.

“Sorry ganggu. Belom pada mau tidur kan?” kata gwe.

“Belom nih. Kamu sendiri?” kata Rendi balik nanya.

“Belom juga. Iseng sendirian. Boleh nimbrung sebentar,” kata gwe.

“Boleh ajah, mari,” kata Rendi.

Kamar mereka twin dan tampaknya Kang Ihsan sedang ada di kamar mandi.

“Kok liburan sendirian sih Gan? Nggak sama pacar?” tanya Rendi.

“Nggak punya pacar saya,” jawab gwe.

“Umurnya berapa sih emang?” tanya Rendi.

“31 and jomblo,” kata gwe. “kamu sendiri umur berapa? Dah married?”

“nggak beda jauh juga ya. Gwe 35 dan boro boro married. Pacar ajah baru putus,” kata Rendi.

“upps! Sorry,” kata gwe. Dan lalu mata gwe menangkap gerakan tangan Rendi yang singkat memegang selangkangannya.

“boleh nanya sesuatu yang agak pribadi nggak?” tanya gwe

“apaan? Tanya ajah,” kata Rendi.

“udah sering making love dong sama pacarnya,” kata gwe.

Rendi tertawa. “kenapa pengen tau? Kamu sendiri?”

“saya pacar ajah nggak ada. Mau ML sama siapa mas?” kata gwe

“sama gwe ajah. Mau?” kata Kang Ihsan yang tiba tiba keluar dari kamar mandi sambil mengenakan tshirtnya.

“heh?” gwe heran. Rendi pun memandang Kang Ihsan dengan melongo.

“gwe tau kalo loe ini homo dan loe sering merhatiin gwe dulu,” kata kang ihsan yang tiba tiba mulai bergue-elu. “kebetulan semenjak cerai gwe udah jarang ngentot lagi nih. Jadi mau kan loe puasin pejantan tangguh model gwe ini.”

“siapa takut,” tantang gwe dengan kerlingan nakal.

“yuk, di kamar loe ajah. Takut Rendi risih nanti,” kata Kang Ihsan sambil menepuk punggung Rendi.

Gwe kembali ke kamar gwe melalui connecting door dan Kang Ihsan membuntutin sambil melepas lagi tshirt yang baru saja dipakainya. Di kamar gwe Kang Ihsan langsung naik ke ranjang dan berbaring terlentang.

“Ayo! Pokoknya tugas loe jadi perempuan yang muasin gwe,” kata Kang Ihsan.

“emang itu mauku kang,” kata gwe sambil naik dan duduk mengangkang tepat diatas kontol Kang Ihsan yang ternyata sudah mengeras. “hmm. Udah nganceng negh kang,” kata gwe lagi sambil menggerakan pantat gwe ala pemain rodeo.

Gwe nggak sabar pengen banged ngemud kontol Kang Ihsan. Salah satu kontol yang udah lama gwe idam-idamkan. Gwe lalu mengambil posisi nungging diantara kedua kakinya dan menurunkan boxer yang dipakainya. Dan plop, kontol itu langsung ngacung keluar berdiri tegak begitu terpelas dari kungkungan boxernya.

Gwe mengurut kontol yang udah nganceng sepanjang 15 cm berdiameter 5 cm itu sementara lidah gwe mengilik kedua biji yang menggelantung dibawahnya.

“ahhhhh . . . . yeah . . . suck it . . .” desah Kang Ihsan yang mengganjal kepalanya dengan bantal sehingga dia bisa memperhatikan apa yang gwe perbuat dengan kontolnya.

Kontol Kang Ihsan gwe jilatin sekujur batangnya. Lidah gwe lalu menjilatin dipangkal kontolnya lalu lidah gwe naik menyusuri batang bagian bawahnya hingga di kepala kontolnya yang langsung gwe kilik lobang pipisnya dengan lidah gwe sambil mengulum kepala kontolnya. Cairan precum kang Ihsan mulai membanjiri mulut gwe. Puas mengulum kepalanya, sekarang kontol kang ihsan mulai gwe isep semuanya. Semuanya masuk kedalam mulut gwe, sampe rasanya gwe hampir tersedak. Asik mengisap kontol dari salah satu lelaki idaman, gwe nggak sadar kalo ternyata Rendi udah berdiri dibelakang gwe sambil meremas selangkangannya dan sudah bertelanjang dada.

“mau gabung Ren?” tanya Kang Ihsan.

Gwe menghentikan isapan gwe dan menoleh ke belakang. “Kang Rendi pengen disepong juga?” tanya gwe sementara tangan gwe mengocok kontol Kang Ihsan agar ngancengnya terjaga.

“tuh. Loe sepong dulu si Rendi,” kata kang Ihsan.

Gwe bangun dan lalu duduk dipinggir ranjang tepat didepan selangkangan Rendi dan membantunya melepaskan celana jeans selututnya. Gundukan kontolnya yang sudah nganceng menggunung dibalik celana dalam calvin kliennya. Gwe lalu menjilat tonjolan kontolnya itu. Dalam sekejap bagian depan celana dalam Rendi sudah basa campuran antara ludah gwe dan juga precum Rendi.

Nggak sabar pengen sepong kontol lelaki ini, gwe menurunkan celana dalamnya dan kontol Rendi sepanjang 16cm itu langsung gwe isep. Kepala kontolnya gw emut emut. Bijinya gw sedot sedot bergantian. Rendi mendesah nikmat dan pasrah membiarkan kontolnya gwe mulutin.

Puas ngisepin kontol kedua pejantan itu, sekarang gwe minta bukti kejantanan mereka yang sebenarnya. Ngentot! Bergantian gwe pasang kondom ke kontol Kang Ihsan dan Rendi lalu melumurkan dengan baby oil.

Gwe nungging dan kang Ihsan yang pertama ngentotin gwe. Dia langsung menyodokan kontolnya ke lobang pantat gwe. Gwe menjerit menahan sakit. Kang Ihsan tak perduli, dia langsung menggenjot lobang gwe dengan penuh nafsu. Sementara gwe dientot, Rendi berbaring terlentang disebelah gwe. Tangannya memintil kontol gwe yang berukuran mini.

“mau gantian Ren ngentotin dia?” tanya Kang Ihsan

“ntar ajah. Tunggu loe keluar dulu baru gwe,” kata Rendi.

Kang Ihsan terus ngentotin gwe tanpa ganti posisi sampe dia menyemburkan spermanya di dalam lobang pantat gwe. Setelah keluar semuanya, dia mencabut kontolnya dan balik ke kamarnya.

Lelah! Tapi gwe masih pengen dientot sama Rendi.

“udah, loe dudukin ajah kontol gwe,” kata Rendi. Gwe lebih seneng ngentot kayak gini.”

“gwe juga demen posisi ini,” kata gwe.

“kondomnya cabut ajah gan,” kata Rendi.

Gwe emang banged bareback sama Rendi. Kondomnya gw cabut dan gwe lumurin lagi baby oil ke sekujur kontolnya yang udah bebas dari kondom. Gwe lalu mengangkang dan kontol Rendi masuk dengan gampang karena lobang gwe masih terbuka bekas sodokan konto kang ihsan. Gwe mulai up and down diatas kontol Rendi.

Ngentot dengan Rendi sangat membuat gwe bergairah. Tubuhnya masih liat dan tangan gwe bersandar dan meremas dadanya yang bidang. Gwe lalu menjatuhkan badan gwe sehingga menindih Rendi dan mencium bibirnya. Gwe surprised dan senang saat Rendi membalas ciuman gwe. Tanganya meremas buah pantat gwe dan sekarang dia yang menyodok-nyodokan kontolnya. Gwe menegakan badan gwe lagi dan tak lama Rendi menyemburkan pejunya didalam lobang pantat gwe. Peju Rendi cukup banyak yang keluar dan semuanya mengalir keluar dari lobang pantat gwe.

Malam itu, Kang Ihsan dan Rendi bergantian ngentotin gwe. Dan sepulangnya dari Batam. Rendi menjadi cowok gwe. Dia ketagihan ngentot dengan gwe dan juga sepongan gwe. Walau begitu, Rendi masih mengijinkan gwe dientot sama kang ihsan jika pengen.

Dan sekarang gwe cukup puas bermonogami dengan dua pejantan sekaligus.



KAMAR GANTI KOLAM RENANG

Tinggal ada kami berdua di kolam renang itu. Dia seorang lelaki bertampang latin berusia sekitar 25 tahun. Tubuhnya tinggi yang gwe perkiraan sekitar 190cm. jauh lebih tinggi dari gwe yang hanya 175cm

Saat gwe lagi bilas, si latino itu masuk dan bilas dibilik di sebelah gwe. Kita keluar dari balik bersamaan dan dia tersenyum ke gwe.

“I saw you were checking me out at the pool,” kata cowok itu dalam bahasa inggris dengan logat latin.

“yes indeed. I like your body,” kata gwe.

“wanna see more?” tawarnya sambil meremas selangkangannya yang masih mengenakan celana renang. Satu hal yang pasti, kontolnya sudah nganceng, karena tonjolannya yang menggunung.

“If you let me,” kata gwe.

Dia lalu menurunkan celana renangnya dan muncul lah kontol sepanjang 18cm dengan diameter 5 cm. kontolnya sudah disunat dan cairan precum menetes dari lobang kontolnya.

“Nice!!” kata gwe yang lansung berlutut didepannya dan mengocok kontol itu.

“Suck it!” perintah dia.

Gwe menjulurkan lidah gwe dan menjilat lobang pipis pada kontolnya. Lalu sambil memainkan lidah gwe dilobang pipisnya, gwe kulum kepala kontolnya. Dia meracau nikmat dengan bahasa spanyol saat kontolnya mulai gwe sepong. Gwe mengangkat kontolnya dan menjilati kedua biji pelernya secara bergantian. Kontolnya gwe kocok dengan tangan gwe saat lidah gwe menjilati biji pelernya. Kontolnya kembali gwe sepong. Gwe hisap lalu gwe kulum kepalanya dan lidah gwe menjilati lobang pipisnya saat gwe lagi mengulum kepala kontolnya, menyapu precum yang terus keluar. Gwe menyepong kontolnya sekitar 15 menit lalu berhenti.

“Fuck me please,” pinta gwe.

Dia tersenyum lalu menyuruh gwe nungging. Gwe kira dia bakalan langsung ngentotin gwe. Tau taunya gwe merasakan lidahnya menyapu hangat lobang pantat gwe. Geli geli basah dan nikmat. Gwe merasakan jarinya menusuk lobang pantat gwe. Dua jarinya masuk dan melonggarkan lobang pantat gwe agar gwe bisa dengan leluasa nanti menerima sodokan kontolnya.

Dia lalu berlatut dan lalu menggesekan kontolnya ke belahan pantat gwe. Tak lama kepala kontolnya mulai merojok masuk. Gwe mendesah menahan sakit saat kepala kontolnya membuka lobang pantat gwe. Dengan pelan tapi pasti kontolnya mulai memenuhi lobang pantat gwe.

“Gosh! Your hole is very tight!” katanya. “I like it!”

Dia lalu mulai memaju mundurnya kontolnya. Lama-lama gwe terbiasa dengan kontolnya dan menikmati sodokan demi sodokan kontol latin itu di lobang pantat gwe. Lelaki ini sangat jago dalam mengentot. Dia menarik kontolnya hinga kepalanya yang bersarang dan lalu menghujamkan lagi. Terkadang dia menarik keluar seluruh batang kontolnya sebelum memasukan kembali tanpa dipegang tangannya.

Capek nungging, aku lalu menjatuhkan tubuhku tengkurap dan dia kali ini lebih rilex mengentot aku.

Cowok ini tampaknya pejantan tangguh. Sudah 20 menit ngentotin gwe tapi belom ada tanda tanda kalo dia akan muncrat. Dia malah meminta untuk ganti posisi. Sekarang dia terlentang dan gwe melakukan aksi rodeo diatas kontolnya. Gwe menyandarkan telapak tangan gwe ke dadanya yang bidang dan perutnya yang datar. Sambil terus turun naik diatasa kontolnya. Dia melipat kedua tangannya dibelakang kepala. Menjadikan bantal untuk mengganjal. Matanya terpejam menikmati lobang sempit gwe.

Gwe rasakan kontolnya mulai berdenyut dan nggak lama diiringi dengan oooohhhh dari mulutnya, kontolnya memuntahkan lahar sperma di dalam lobang pantat gwe. Saking banyaknya dan posisi gwe diatas dia, pejunya menetes keluar dari lobang pantat gwe. Dia terengah-engah dan tersenyum puas.

Setelah selesai kita mandi lagi. Dan ternyata dia adalah seorang kipper sebuah klub sepakbola kota itu dan dia seorang bisex. Dan sejak saat itu gwe menjadi bitch-nya dia. Dan selalu datang ketempatnya untuk dientot.



 

CINTAKU DIRUMAH SUSUN

Semenjak perkenalan dengan Mas Ilham di museum Fatahilah dunia gw serasa berubah seratus delapan lupuh derajat. Jika ada kesempatan, Mas Ilham selalu mampir ke apartemen gw dan kita menghabiskan waktu dengan mengadu syahwat. Namun sayang, hubungan gw dengan Mas Ilham hanya sekejap mata. Sebab dia dipindahtugaskan ke Papua. Dan juga karena gw udah bosen dengan suasana apartemen, akhirnya gw memutuskan untuk menjual apartemen gw dan sebagai gantinya gw milih tinggal di Rumah Susun di kawasan Tebet. Bokap n Nyokap gw di Bandung Cuma bisa pasarah mengikuti keinginan gw. Emang Dari kecil segala keinginan gw selalu diturutin sama ortu gw.

Setelah segala urusan beres, akhirnya gw tinggal di Rusun daerah Tebet dan rumah gw berada di lantai paling atas dan di hari pertama itu gw mengetahui kalau tetangga gw ternyata seorang marinir muda yang gw rasa berumur 30an, setaun lebih tua dari gw. Hal ini membuat gw seperti mimpi. Nggak nyangka tetangga juga seorang tentara yang masih muda dan masih single pula. Gw tinggal berusaha untuk menarik perhatiannya agar dia mau membiarkan kontolnya gw gagahi. Hmmmm. Segudang pikiran mesum melintas di pikiran gw.

Gw ngambil cuti dari kantor selama seminggu untuk beberes di rumah susun gw yang baru. Awalnya gw jarang bertemu dengan si tentara ganteng itu, ya iyalah, secara dia lebih banyak tinggal di markasnya. Tapi pada hari keempat. Saat sore hari setelah gw beres beres, gw nyantai sebentar besandar di tembok sambil memandang ke lapangan dimana banyak anak anak sedang bermain. Lalu dari pintu sebelah muncul si tentara ganteng itu. Ia melempar senyum yang gw balas dengan senyuman yang paling manis yang bsa gw keluarkan.

Dia lalu berjalan menghampiri gw dan berdiri di samping gw sambil menyandarkan tangannya pada tembok. “halo. Kamu orang baru yang tinggal disini ya?” sapa si tentara ganteng itu. “yep. Kenalin gw Timmy Adriawan” kata gw mengulurkan tangan “Mario Aryasuta,” jawab si tentara yang bernama Mario itu. “Orang Bali ya?” Tanya gw “yep.” Jawab Mario Kami lalu asik mengobrol. Mario berasal dari daerah Ubud. Selepas SMA dia langsung masuk sekolah taruna dan sekarang menjadi bagian dari kesatuan marinir. Single tapi sering gonta ganti pacar. Belum dapet yang cocok katanya. Tanpa terasa udah sejam lebih kita mengobrol dan waktu sudah menunjukan pukul enam kurang lima sore. Kita saling ngucap pamit, tapi sebelumnya gw ngeberaniin diri ngundang Mario makan malam di rumah gw. Untung untungan, kalo dia nolak ya udah, tapi kalo dia setuju, sapa tau bisa berlanjut dengan kontolnya keluar masuk pantat gw. Dan Mario mengiyakan undangan gw. Dalam hati gw bersorak. Dan begitu masuk kedalam, gw langsung menyiapkan segala macam keperluan makan malam, termasuk menghias ruangan dengan suasana romantis yang membangkitkan gairah. Hmmmmm

Jam setengah delapan, Mario mengetuk pintu dan gw membukakan pintu. Mario tampak tampan dan jantan dengan kemeja biru kotak kotak dan celana jeans. “Masuk,” undang gw. “wah! Rumah yang nyaman! Loe emang pintar nata rumah,” kata Mario memandang kagum sekeliling ruangan gw. “Biasa ajah” jawab gw merendah.

Kita lalu makan sambil mengobrol dan setelah selesai kita duduk santai di sofa kembali mengobrol.

“kenapa kepikiran jadi tentara Rio?” Tanya Gw “emang cita cita gw dari kecil. Waktu kecil gw bangga melihat tentara dan sejak saat itu udah terpatri di pikiran gw kalau nanti besar gw harus masuk militer,” jawab Mario “Padahal ngeliat tampang loe lebih cocok jadi model” kata Gw. “ah bisa ajah loe” kata Mario “eh bener lagi, sekilas tampang loe mirip Mario Lawalata. Tapi bedanya loe lebih tinggi dan tegap dan lebih gelap kulitnya. Kebetulan loe punya nama depan yang sama” kata Gw “ya dan yang tambah ngebedain, gw nggak cadel kayak si Lawalata itu,” kata Mario. gw tertawa mendengar lelucon dari Mario. “Tim, boleh nanya hal agak pribadi?” Tanya Mario “ya. Tanya ajah. Gw orangnya open minded,” jawab Gw yang merasa udah tau apa yang akan ditanyakan oleh Mario. “loe gay ya?” Tanya Mario “yup” jawab Gw tegas dan mantap. “ok” kata Mario lagi. “kalo boleh tau, darimana loe tau?” Tanya Gw “dari tadi, saat ngobrol didepan dan saat di meja makan. Loe ngeliatin gw dengan penuh arti” jawab Mario. “Oh” jawab Gw, “tapi kalo loe tau gw gay, kenapa loe nerima ajakan dinner gw, nggak takut gw macem macem ke loe” “malah sebaliknya,” kata Mario “Maksud loe ?” Tanya Gw dengan terkejut dan seakan tak percaya dengan pendengarannya. “gw udah sering ngentot dengan cewek dan yang gw rasakan biasa biasa ajah. Gw nganceng, lalu ngentotin terus udah. Tapi gw denger kalo gay selalu punya variasi dalam mengentot, dan semenjak loe pindah gw udah sering merhatiin gerak gerik loe dan gw juga tau kalo loe sering curi curi pandang ke gw. Dan tadi sore gw sengaja untuk mastiin dan ternyata benar.” Kata Mario. Gw hanya terdiam, dia tak percaya kalo Mario menerima ajakan dinnernya semata mata dengan tujuan ingin merasakan gay sex. Sebenernya adalah hal yang utama yang sangat diinginkan sama Gw.

Tanpa buang waktu lagi, Gw bergerak mendekati Mario lalu perlahan mendekatkan bibir gw dengan mulut Mario. Gw membelai pipi dan dagu Mario, terasa bekas cukurannya yang kasar. Kontras dengan kulit wajah Gw yang putih mulus. Lalu perlahan gw mulai mencumbu bibir Mario yang disambut dengan Mario. Gw lalu pindah duduk ke pangkuan Mario sambil terus melakukan French kiss. Perlahan tapi pasti, Gw mulai membuka kancing kemeja Mario lalu menyibakan ke samping. Gw membelai dada bidang dan perut ketat Mario. Gw lalu berdiri dan menarik Mario berdiri, kita kembali bercumbu dan kali ini sambil gw melepaskan pakian, Gw meminta Mario untuk meremas buah pantat gw. Akhirnya gw hanya mengenakan celana dalam perlahan mulai bergerak turun, menjilati putting Mario lalu perutnya dan akhirnya berlutut tepat didepan kontol Mario yang masih tersembunyi dibalik celana jeansnya. Dengan sigap, gw ngebuka ikat pinggang Mario dan menurunkan resleting jeans yang dipakai Mario, dan lalu tampak lah gundukan kontol yang sudah ingin lepas dari kekangan celana dalam Mario itu. “mmhhhhhh . . . kontol yang besar” kata gw penuh gairah “isep please” kata Mario nggak sabar. “be patien baby,” kata Gw lalu mulai menurunkan celana dalam Mario dan melompatlah kontol Mario sepanjang 19 cm tepat mengarah ke mulut gw. Lalu dengan pelan, gwe mulai mengocok kontol Mario yang sudah disunat itu. Mario mulai melenguh nikmat. Gw kemudian menjilat kepala kontol Mario dan mulai mengisap kepala kontol Mario. “hosshhhh…….. gosh……… enak Tim……. Isepterus!!!” kata Mario sambil mendesah. Gw terus mengisap kontol super marinir itu sambil kadang menjilati biji Mario. Gw mendongak melihat Mario yang mendesah nikmat dengan mata terpejam. Lalu gw menghentikan isapan gw di kontolnya. “kok brenti? Lagi enak negh” kata Mario agak kecewa “tenang sayang. Kita pindah ke ranjang yuk” kata Gw lalu menarik Mario ke kamar gw dan didalam kamar gw langsung mendorong Mario terlentang di ranjang. Gw lalu kembali mengisap kontol Mario setelah mengambil baby oil dan kondom dari laci disamping meja ranjang gw. “Rio, ngentotin gw yah sekarang,” pinta gw dengan manja sambil terus mengocok kontol Mario. “mmhhh. Yeaahhhh” desar Mario Gw lalu menyarungkan kondom ke kontol Mario dan lalu melumurkan baby oil di sekujur kontol Mario yang udah terbungkus kondom. Lalu gw mulai duduk diatas kontol Mario dan perlahan lahan mulai turun memasukin kontol Mario kedalam anus gw. Walaupun sudah pernah ditembus oleh kontol super Mas Ilham, tapi kontol Mario adalah yang tersuper dengan diameter lebih besar dari pada kontol MAs Ilham. Pelan pelan kontol Mario mulai masuk ke anus gw sampe akhirnya gw merasakan jembut Mario menggelitik pantat gw, kontol Mario sudah masuk semua ke dalam pantat gw. Pelan pelan gw bergerak naek lalu turun, sampe akhirnya gw bergerak naek turun diatas kontol jantan Mario.

“Oh gosshhhh!!! Kontol loe …. Hmmmm…. Lebih supeeerrr….mmhhhh” desah gw sambil gerak turun naek sementara tangan gw meremas dada bidang Mario “yeahh…. Lobang loe .mmhhhh,…lebih enak dari memek,……hmmmm so tightttt……..goshhh……yess….. “ racau Mario.

Kita terus mengentot, kontol super Mario terus keluar masuk pantat gw. Kita lalu ganti posisi. Gw terlentang mengangkang dan mengganjal pinggul gw dengan bantal sementara Rio menindih gw dengan kontol menghujam dan kita saling bercumbu. Setelah dua puluh menit gw merasakan kontol Mario mulai berkedut kedut. dan diiringi dengan erangan keras, kontol Mario memuntahkan laharnya. Dan tak lama gw pun juga keluar.

Setelah keluar semua. Mario bersandar di dada gw sementara kontolnya yang sudah melemas masih terselip di pantat gw.

“Gimana yo? Puas dengan gay sex?” Tanya gw “gw rasa yang bisa bikin gw puas bukan gay sex. Tapi loe” kata Mario. “maksudnya?” Tanya gw heran. “loe sepertinya paham banget bagaimana cara terbaik melakukan kontol seorang lelaki jantan kayak gw” kata Mario. “bisa ajah loe!” kata gw tersipu. “loe lebih hebat dan binal daripada pacar perempuan terakhir gw.” Kata Mario.n “dan yang bikin gw suka, loe agak chubby. Gw seneng dengan orang chubby sebab terasa empuk saat ditindih” “jahil” kata gw sambil mencubit perut Mario Dalam waktu lima belas menit, kontol Mario kembali nganceng, dan lalu kita kembali melanjutkan permainan, kali ini tanpa kondom. Hmmm terasa sensasi yang lebih menggairahkan saat kepala kontol Mario bersentuhan langsung dengan rongga pantat gw. Ternyata stamina tentara emang bisa menambah gairah saat bercinta.

2 minggu setelah itu, Mario pindah tinggal dengan gw dan sepertinya Mario benar benar terpikat dengan permainan gw dan kita menjadi seperti pasangan. Gw segh seneng seneng ajah, akhirnya bisa punya pejantan dari tentara, setiap kali Mario bebas tugas, kita habiskan waktu bercinta dan gw nggak pernah bosan dengan kontol super marinir bernama Mario Aryasuta



PERAMPOK SEX

Bagi hyperseks macem gue, berbagai fantasi seks rasanya sudah pernah gue rasakan,sex 3some, orgy party, blind date via internet, sex in bus, train, in the beach, di toilet mall, toilet pom bensin, ah rasanya pengen aja mencari ngeseks yang beda.heheheh dasar hyper. Kali ini, gue bakalan rencanain ngrampok rumah orang, dan dijamin yang dirampok gak bakalan lapor polisi, karena kita bakalan perkosa penghuni cowoknya, hehhe dan hasilnya di rekam, jadi kalo macem macem lapor, dianya kan malu sendiri, he3x. Sasaran kita kali ini adalah, seorang duda yang baru cerai dengan istrinya, tinggal sendiri di sebuah rumah yang cukup mewah. kami adalah sekawanan perampok yang gila sex, dengan anggota 3 orang.Setelah mengintai cukup lama akhirnya yangditunggu nongol juga, duda cakep keliatan turun pulang dari mobilnya kira kira jam 12 malem. Karena rumahnya cukup sepi, kami yg berpakaian hitam hitam dan kepala ditutup topeng, yang keliatan cuman mata doang, mengendap endap mencari celah agar bisa masuk rumahnya. Ah pucuk di cinta ulam pun tiba, Tiba tiba duda keren itu keluar lagi dr rumahnya, menuju mobilnya. Agaknya ada barang ketinggalan yang mesti diambil kembali. Secepat kilat segera kita sergap dr belakang, kita bekap mulutnya dan sgera kita bawa masuk ke dalam kemarnya. ahhh bawaan sdh ngeres aja pengen ngeseks. Segera kita interogasi dimana mana saja benda berharganya, tentunya setelah kita ancam mo dibunuh, dia kumpulin smua hartanya, dari uang cash, rolex, hpnya. Setelah itu perlahan lahan kita ikat duda keren itu di ranjangnya,sengaja kami setel blue film di depannya biar dia nonton, sembari kami gerila di seisi rumahnya mencari harta lain yang bs di bawa. Setelah puas kami kuras semua hartanya dan kami masukkan ke mobil, segera kami lanjutkan rencana yang terakhir, ngentot tentu saja, aghhh. Segera kami masuk kembali ke kamar, kami liat si duda keren lagi melototin tv, ngaceng berat keliatannya, Kami tutup kedua matanya... lalu.. ha ha ha si duda keren mulai berontak berontak... tapi begitu pakaiannya kita lucutin dan kontol gede nya gue isep, heheheheee dianya mulai anteng. malah keenakan ugh aghhh mmmmm, sementara si tio dan toni, sibuk jilatin puting dan bool si duda keren. kami segera tanggalin semua baju, kami berempat telanjang, cuman kepala kami bertiga yang ditutupi topeng, takut ketahuan dikamera,kontol kita sudah ngacung semua, aghhhh sudah gak sabar coba pengalaman baru man.. "enakk. Sementara gue isep tuh kontol, keliatan si Tio sudah mulai mau masukkin kontolnya ke bool si duda, pake pelumas tentunya, hehhehe biar si duda gak terlalu kesakitan.Bleskkk, si Tio mulai mencoba, eh si duda meronta ronta, kesakitan dan teriak biarpun mulutnya dibekap dengan kain,ehhee gak bakalan kedengaran si,bikin gue makin horny aja ngliatnya, sementara si Toni mulai menjilat jilat seluruh badan si duda.aghhh enakkk nya Bleskkk, aghhhhh mmmmmm si toni mulai masukkin kontolnya. dia benamkna semuanya, si duda antar kesakitan dan keenakan di fuck dan diisep, dan di rangsang.aghhh hasilnya pasti bakalan bagus di camera coy. hehhe Aghhh enak banget man.. ouhg yes, ouhhhh mmmm, si Tio nyerocos sendirian sembari ngocok kontol di pantat si duda yang mulai keliatan licin coy. aghh gue semakin giat isep tuh kontol duda, mmmm enakkkk, sengaja kita buat biar si duda menikmati duluan semuanya.. biar ketagian dan jadi homo kayak kita.hehhee3x Sementara si Toni sudah beralih menjilat biji peler si duda keren. mmm oghh yesss uhghh, mmmm ouhgh yess, Tio masih aja nyerocoss, sementara si duda sudah mulai menikmati permainan keliatannya, aghh, gue sdh gak sabar lagi pengen si duda men, Sementara si Toni sudah beralih ke lobang pantat gue yang lagi nungging sambil isep kontol si duda,, ahh brengsekkk enakkk men,,, oghh yesss, sudah pasti si toni bakalan nembak gue, ahhhhh,yes enakkkkkkk gila mannnn. Sudah gue duga, Toni bulai ambil pelumas, dan masukkkin peler ke dubur gue.. bangsaat, enakkk mannn bleskkkk, ohghh yesss, mmmmm mulut gue toni dan tio sekarang gak bisa diemmm, ahhhh nikmattttt, sambil di entot mulut gue gak henti hentinya isep isep dan isep kontok si duda, ahhhhhh, jangan hentikan semuanya coy nikmatttttttttt. Toni dan tio asik ngenggenjot kontol mereka agh uhghhh yessss, sementara badan si duda keliatan sdh mulai menegang, tanda tanda mau ejakulasi, gue segera aja menambah aksi isep biar tambah yahud,sementara si Tio goyang goyang kontol di pantat si duda. Aghhhhh, keliatan si duda hendak teriak di bekapannnya, keenakkkan,,, crooootz,.. croootz, pejuhnya menyemburrr di muluttku banyak sekali, bangsattt, enakk, manisz,,, ketahuan banget si duda gak pernah ml kali ya, pejuhnya man buanyakkk sekalii. Sementara si Tio sudah mulai gak menentu genjotannya, mulai mempercepat gerakannya, keliatan mulai muncrat tuh,, aghhhhhh si tio teriak panjang, crotooot muncratin pejuh di pantat si duda,, oghhh yesss enakkk. Brengseknya tak lama kemudian si Toni menyusul. Kontol jumbonya nyusup di pantat gue sekali sentak,sambil teriak, ahhhh brengsek gue mau keluar ouhh yesss, ahhhhhhhhhhhhhh, croot crot croot, gue rasa bergumpal gumpal pejuh, ada di anus gue.. ahhh, tinggal gue yang belum. Setealh si toni dan tio lepasin kontol dari bool gue dan si duda, segera gue masukkin rudall gue yang sudah gak sabar, kerass sekali, pengen mencoba, lobang pantat si duda,, ahhhh blesskkkk yesssss, kontol gue belepotan pejuh tio di anus si duda,,, udah licin coy... enakkk, nikmattt, gilaa enakkk. Sambil gue genjot tuh pantat duda, si tio sibuk merangsang tubuh gue, menjilat puting,, ketiak dan telinga gue, sementara Toni mencium bibir, lidah, ahhhh berbagi pejuh duda yang tadi munrat di mulut gue, ahhh jangan biarin ini berhenti. ahghhhhhhh Kenikmatan yang tiada tara gue dapetin coy,,, ohhhh yesss, uhhh mmmmmm, pantat gue asik bergoyang memainkan kontol yang udah mulai menari nari di pantat si Duda.ahhh kasian sekali si duda.... ohhh tapi gila man, gue liat kontol si duda sudah mulai ngaceng lagi... wah wah gak beres nih duda, hebat juga libidonya, Segera si Tio beralih mengisep kontol si duda. sambil gue goyang pantatnya,tentunya dengan kocokan kontol gue, yang udah mulai gak tahan keluarin isinya, ahhhhhhh mmmmm ogh yesssss, enakkk nikmat, croootzzz crooootzzzz gue keluaarrrrrrr,sementara si duda juga mulai keluarin pejuh untuk kedua kalinya, di pantatnya terasa berdenyut denyut soalnya.. ahhhhh. Tergelepar kami berempat di ranjang, terpuaskan sudah, hasrat kami bertiga malam ini, untuk kenang kenangan, terakhir kami coli, ngocok bareng, kami tumpahin pejuh di wajahnya yang ganteng, crotz crotz crotz, Kami segera bergegas soalnya hari mulai menjelang subuh, tak lupa kami bisikin di telinga si duda ganteng, aksi kami direkam di kamera, kalo mau macem macem lapor polis, rekaman akan beredar dipasaran. Setelah semua berakhir kami bisa menikmat hasil rampokan buat foya foya, tak lupa kami mengedit hasil rekaman kamera, dan hasilnya secara sembunyi kami kirimkan ke rumah si duda keren. Secara tak terduga, iseng iseng kami coba call telepon rumahnya, tentunya gampang bukan cari tau telpon rumahnya waktu kamu rampok dirumahnya. Kami tanyakan, gimana hasil rekamannya sama si duda keren? eh dianya bilang."Bangsat!!! kenapa lama sekali baru menghubungi, gue enak banget man, perkosa gue lagi dong." Oh My god









.