Page Tab Header

Saturday, October 23, 2004

Cerita: Kelasi Kapal Barang




Kelasi Kapal Barang

Kapal barang itu hendak berangkat ke Tj. Priok dengan lama perjalanan sekitar 3 hari 4 malam. Aku ikut dikapal barang itu. Karena aku tak mempunyai uang untuk membayar tiket maka aku menawarkan diri untuk menjadi tukang bersih kapal dan membantu cuci piring di dapur kapal. Ternyata tawaranku diterima maka berangkatlah aku dengan kapal barang menuju ibukota mencari penghidupan yang lebih baik.

Kapal yang memuat berbagai barang itu dioperasikan oleh 4 perwira kapal dan 12 kelasi dan 2 orang koki. Sejak pagi hari aku telah berada di kapal mulai mengepel lantai kapal, membersihkan kamar, kamar mandi dan mencuci piring di dapur. Di geladak kapal masih berlangsung kegiatan memuat barang. Enam orang kelasi yang bertugas memuat barang untuk dimuat di palka mengucurkan keringat dan membasahi baju kerja mereka sehingga lengket ke tubuh. Badan mereka kekar berotot, dada bidang berbentuk segitiga, hitam terbakar matahari dan jantan. Aku membersihkan geladak sambil terus memperhatikan mereka. Semakin siang semakin panas dan semakin basah kuyup mereka bekerja. Keringat yang keluar membuat lekuk-lekuk otot tubuh mereka membayang dibalik baju yang basah tersebut. Sesekali, secara bergantian, mereka naik keatas keluar palka untuk kencing dengan mengeluarkan kontol dari celananya dengan tenangnya – dari pinggir kapal langsung menumpahkan nya ke laut. Pemandangan yang sangat menggetarkan sendi-sendiku.

Ketika membersihkan kamar kelasi, ada enam orang kelasi diluar shift yang sedang tidur melepas lelah. Mereka tidur bertelanjang dada dan rata-rata hanya memakai celana pendek karena udara di kamar sangat panas siang hari itu. Badan kekar berotot berkilat karena berkeringat, perut dengan tonjolan otot six pack. Ada pula yang memakai celana sedemikian pendeknya sehingga kepala kontolnya mengintip dibalik pinggir celananya. Ada juga beberapa yang sedang ngaceng berat sehingga tonjolan kontolnya membuat tenda. Tampaknya tak satupun kelasi di kapal ini memakai CD. Bau kamar itu benar benar merangsang insting seksualku karena khas bau laki laki jantan sejati, yang menurut hematku lebih wangi dari parfum manapun. Wooooowww ! Mana tahaaan..... tapi untuk hari pertama aku harus dapat menahan nafsu binatangku untuk menggoda mereka agar aku dapat ikut dengan kapal barang ini ke Jakarta. Aku membersihkan lantai kamar tersebut dengan perlahan agar mereka yang tengah tidur tidak terjaga dan agar aku dapat menikmati pemandangan yang amat indah dan menggetarkan kontolku itu.

Di dapur dua orang koki telah menyelesaikan sebagian dari masakan mereka untuk makan siang, piring dan peralatan dapur yang telah dipakai aku cuci bersih sambil memperhatikan koki tersebut. Badan mereka tak kalah kekarnya dengan kelasi yang ada di geladak maupun di kamar tidur tadi. Mereka memasak dengan memakai celana pendek, badan mereka yang berkilat oleh keringat telanjang dada hanya ditutupi dengan celemek.

Malam itu kapal mulai berlayar menuju Tj. Priok dan aku istirahat membentangkan tikar disalah satu sudut lorong dekat kamar kelasi. Tak terasa hari sudah hampir pagi, aku bangun, mandi dan mulai menjalankan tugas sesuai perjanjian. Aku pakai celana bahan parasut tanpa CD dengan menurunkannya sebatas celah pantat dan kaus oblong tipis tak bertangan. Mudah mudahan ada kelasi yang tergoda untuk mengentotiku.

Hari ini aku mulai dari kamar mesin, lantai kamar mesin sangat panas dan kotor dengan tumpahan oli yang sangat susah untuk dibersihkan namun aku tetap berusaha sampai keringat membasahi sekujur tubuhku. Tiba-tiba aku merasa ada yang menggesek-gesek pantatku ketika aku sedang mengepel lantai. Ternyata juru minyak (Oiler) dengan baju kerja berlumuran oli sedang menyodokkan tonjolan kontolnya dalam celananya kepantatku sambil menyeringai. Aku berusaha tenang sambil menggerakkan pantatku mengikuti gerakan sodokannya. Kemudian dia berlalu sambil menenteng kaleng oli kearah mesin kapal tersebut. Aku agak kecewa, agaknya dia tak berminat.

Tak berapa lama kemudian tiba-tiba dia telah kembali didepanku yang sedang jongkok mengepel lantai. Kini kancing bajunya terbuka semua menampakkan dadanya yang bidang berbulu dan kontolnya telah menggelantung keluar dari ritsleting celana kerjanya. Kontol hitam, gede, dengan urat membiru dan sepertinya dipasang manik manik dibawah kulit batang kontolnya sehingga mirip ikan cupang.

"Isep kontolku!" perintahnya tegas ketika aku tengadah memandangnya.

"A...aa..." belum sempat aku berkata, kontolnya yang hitam besar berkilat itu telah dijejalkannya kedalam mulutku.

"Kau kira aku tak melihat gelagat kau ketika membersihkan kamar kelasi kemarin, kontol inikan yang kau mau?" katanya sambil memasukkan lebih dalam lagi batang kontolnya sehingga jembutnya yang lebat menutupi hidungku.

Sementara aku mengisap, menjilat dan mengemut kontol juru minyak itu, tangannya mulai merayap kearah lobang pantatku. Jarinya yang berlumuran oli masuk kedalam lobang pantatku. Satu jari, dua jari dan akhirnya tiga jari berlumuran oli merojok dan diputar-putarkannya memperbesar lobang pantatku. Kontolnya mulai berdenyut-denyut dimulutku makin lama makin gede dan panjang. Kepala kontolnya mirip cendawan merah ungu yang berkilat kena ludahku. Kontolnya keluar masuk seiring goyangan pantat juru minyak itu dan kadang kadang sampai ke pangkal kerongkonganku. Tak berapa lama kemudian dia menarik rambutku untuk berdiri. Kaus oblongku dirobek sehingga dada dan pentilku terbuka. Aku dipeluk erat dengan tangannya yang kekar berotot dan bibirku dilumat olehnya dengan bibirnya yang berkumis tebal. Aku membalas lumatan bibirnya dengan lebih bernafsu pula.

Kontolnya yang sudah 100% tegang membentuk sudut dengan perutnya. Kini leherku dijilati, dicupang, turun lagi kedada pentilku diemut, digigit dan dijilati berputar-putar. Kemudian ketiakku kiri kanan dicium dan dijilat dengan lidahnya. Kumisnya yang tebal mengenai kulit ketiakku membuat aku menggelinjang kegelian. Celanaku dipelorotin hingga jatuh dilantai yang berminyak itu. Aku diangkat digendong pada kedua pahaku dan lobang pantatku diarahkannya ke kontolnya yang telah mengeras tegak perkasa berdiri bagaikan tongkat baja dan bless..... kepala kontolnya menghujam masuk kedalam lobang pantatku yang telah membesar dan berlumuran oli tadi..... aaawww..... sakit sekali. Tapi ueeenaaak... ohhh... shhh…aku menggeliat-geliatkan pantatku yang telah berisi penuh dengan kontol gede juru minyak haus seks ini. Sementara dia memaju mundurkan pantatnya sambil menyodokkan kontol kebanggaannya. Lidahnya juga tetap menjilati leher dan pentilku dengan binal. Keringat membanjiri kedua tubuh kami sehingga licin dan bau badan juru minyak yang khas lelaki sejati membuatku semakin menggila. Tanganku menghujamkan kuku dan mencengkeram punggungnya hingga bajunya robek dan berdarah. Hal ini hanya membuat dia semakin beringas pula mengentotiku kaya banteng yang terluka. Otot-otot bisep dan otot dadanya mengelembung, kenyal, dan berkilat oleh keringat.

Entah berapa lama kami mengentot berdiri dengan aku digedongnya. Kini terasa pula ada jilatan-jilatan lidah dan kemudian sodokan kontol lain pula dilobang pantatku yang telah berisi kontol juru minyak ini, ternyata seorang juru minyak lain, temannya kini ikut pula mengentotiku dari belakang sehingga dua kontol sekaligus menghajar lobang pantatku. "Ohhh... enak mas, lagiiii.... fuck me, harder, fuck meeee you bastard... ahhh.... shhhh...." jeritku keenakan.

Kemudian aku dituruhkan dari gendongan, sementara kontol temannya masih melekat didalam lobang pantatku, juru minyak pertama membuka habis celananya dan minta aku mengentotinya pula

"Masukkan kontol kau, entot aku yang keras" perintahnya

Kontolku memang sudah ngaceng sedari tadi tidak menyia nyiakan kesempatan emas, dan bless... kepala kontolku menghunjam lobang pantatnya ditambah lagi dorongan entotan dari belakang... wow, kini tiga orang laki laki terbakar nafsu buas melakukan "three some" dan aku berada diantara dua juru minyak yang kekar. Tanganku mengocok kontol juru minyak yang kukentot, tangan juru minyak yang mengentotiku meremas remas dadaku dengan ganas sementara hunjaman kontolnya dilobang pantatku semakin dalam semakin keras dan semakin cepat.

"ohhh....nggghhh... aku mau keluarhhh.... shhhh...arrgghhh", teriak juru minyak yang sedang mengentotiku dan crooot crrott... crrroooottt..... Kontolnya berdenyut-denyut dan pancaran air maninya menyemburat didalam anusku sementara ia mengejangkan badannya.

"Aku juga mau keluaaaarrrrgggghhh…", teriakku pula ketika itu pada saat yang bersamaaan spermaku muncrat didalam lobang pantat juru minyak yang ku kentot, otot anus juru minyak yang kukentot seakan mengencang dan memeras habis kontolku...ohhh.

Gilanya juru minyak yang kukentot belum juga keluar dan sekarang kontolnya yang keras berdiri tegang dengan manik manik disekeliling batang kontolnya yang berurat disodokkannya kelobang pantat temannya dan aku mengambil posisi sedemikian rupa diantara kontol yang terbenam dilobang pantat itu untuk menjilati sisa batang kontol yang keluar masuk lobang pantat itu dan terkadang secara bergantian dia memasukan kontol perkasanya kemulutku dan kelobang pantat temannya itu.

"Choook...chhoook... kecipak... kecipok... choook ...chook" suara kontolnya keluar masuk dilobang pantat yang telah basah oleh keringat dan air liurku, sementara buah pelernya yang berbulu lebat menggelantung bergayutan kadang kadang menghantam hidungku dan kadang kadang kujilati dan kukulum habis.

Tak berapa lama kemudian badan juru minyak binal itu menggetar hebat seiring dengan keluar suara bagaikan kerbau disembelih, memompakan semua kekuatannya menghujam lobang pantat temannya dan menumpahkan air maninya yang luar biasa banyak sehingga bertumpahan dari pinggir anus temannya itu. Aku menjilati tumpahan air mani di pingggir lobang pantat dan yang masih menempel di batang kontol juru minyak itu.

Bukan main permainan juru minyak kapal barang ini, begitu ganasnya dia menunjukkan keperkasaannya. Setelah selesai entot mengentot, kedua juru minyak itu mendatangiku yang tengah telentang kecapaian dilantai kamar mesin yang berlumuran oli itu

"Buka mulutmu, minum kencingku!" perintahnya.

Aku terkejut, namun mulutku tetap kubuka dan mengalirlah kencing kedua juru minyak dengan derasnya dari lobang kontolnya yang besar itu memenuhi mulutku dan membasahi muka, badan dan bajuku. Merekapun pergi meneruskan pekerjaannya dan aku memakai celana yang telah berlumuran oli dan mulai lagi mengepel lantai dengan baju robek basah oleh keringat, sperma dan air kencing, sementara dari anusku yang berdenyut denyut mengalir sedikit demi sedikit sperma juru minyak membuat lobang pantatku licin.

Aku masih melanjutkan pekerjaanku membersihkan kapal selepas dari entotan kedua juru minyak. Bajuku telah robek dan berlumuran sperma, keringat dan air kencing. Demikian pula dengan celanaku yang telah berlumuran oli lantai kamar mesin.

Dari lobang pantatku mengalir sedikit demi sedikit air mani juru minyak membentuk aliran disepanjang pahaku. Campuran oli dan sperma dilobang pantatku membuat sensasi sendiri karena sedemikian licinnya setiap kali aku melangkah. Akibatnya kontolku mulai ngaceng kembali.

Aku sedang menyapu dan mengepel lantai di geladak kapal ketika aku melihat seorang kelasi yang sedang tugas jaga. Kelasi ini telah menarik perhatianku sejak kemarin. Orangnya kekar dengan rambut ikal gondrong, badannya seperti halnya kelasi kapal lain: kekar berotot, lehernya kekar bagaikan Mike Tyson, telinga kanannya terpasang anting berkilat, namun yang lebih menarik bagiku agaknya kelasi yang satu ini adalah exhibisionist sejati karena pakaiannya boleh dikatakan tidak lagi menutupi kemaluannya dengan sempurna. Bajunya kaos leher V rendah merah dadu ketat dengan tangan buntung dan robekan disisi samping dari lobang lengan sampai setentang pinggang sehingga menampakkan kekekaran otot biseps, triseps dan otot dadanya yang terlatih baik. Kedua putingnya dipasang anting juga. Hal ini tercetak dibalik kaosnya yang ketat itu. Dia memakai cut-off torn jeans, sedemikian banyaknya robekan dicelana jeans super pendek tersebut sehingga dari sudut manapun kita memandang selalu dapat terlihat kepala kontolnya atau batang kontolnya bahkan kedua biji pelernya sering keluar dari robekan di celananya itu. Otot pahanya yang besar dan gagah terlihat dengan urat nadinya yang membiru besar. Dari belakang, pinggir robekan celana jeansnya memperlihatkan daging buah pantatnya yang kenyal dan kencang.

Dia duduk merokok dengan nikmat diatas kotak kayu digeladak itu sambil sebelah tangannya mengelus elus kepala kontolnya yang keluar dari balik robekan celana jeansnya. Aku mengarah ketempat dia berada dan ..... zzzappp... tiba tiba tangannya menangkap sebelah pahaku dari arah belakang masuk ke selangkanganku sambil berkata

"Heh! Darimana saja kau koq ancur ancuran begini ?", tanyanya padaku

"Hngghh... dari kamar mesin.", jawabku sambil menikmati genggaman tangannya yang kuat dan kasar di selangkanganku itu

"Ngapain saja di kamar mesin?", tanyanya menyelidik.

"Hngghh... dientot abis ama juru minyak kamar mesin"

"Gile lu... keduluan ama si Jono deh aku.” Serunya. "Eh, mana gagahan kontol Jono atau kontol gue?", tanyanya sambil menangkap tanganku dan diarahkannya ke kontolnya yang menyembul dari balik robekan celananya itu. Aku menggenggam kontol kelasi itu sambil coba mengingat untuk membandingkan dengan kontol juru minyak di kamar mesin, kelihatannya kontol kelasi ini lebih gemuk, berisi dan lebih galak, dibagian bawah kepala kontolnya terpasang juga sebuah anting dari besi putih.

"Kayaknya sama deh" jawabku manja.

"Nggak mungkin ah, coba kau locoin aku dulu baru kau bandingkan." perintahnya padaku dan aku pun menuruti perintahnya dengan senang hati. Sementara tangan kelasi yang berada diselangkanganku mulai beraksi kearah lobang pantatku yang masih perih akibat baru dihajar kontol dua orang juru minyak.

"Putih mulus juga pantatmu, yah." kata kelasi itu setelah memelorotkan celanaku sebatas lutut sambil meremas daging buah pantatku dengan beringas, jari jempol tangannya mulai merojok lobang pantatku. "Ouuuucchhh...sakit, Maaas." Setelah kontol kelasi ini membengkak tegang sempurna akibat locoanku aku mulai menjilati kontolnya dengan perlahan dan penuh perasaan mulai dari pangkal batang kontolnya sampai kearah kepala kontolnya yang telah mengembang berkilat. Perhatian khusus kutujukan pada lobang kencingnya dimana lidahku kumain mainkan dengan cepat melingkari kadang kadang menusuk lobang kencing yang mulai berisi pre cum itu. Hal ini membuat dia mengeliat-geliat keenakan. Bau keringat laki laki bercampur bau sperma dan kencing kering menghampiri indera penciumanku seketika membuatku semakin terangsang untuk menikmati dengan rakusnya kegagahan kontol kelasi exhibisionist ini, sementara putingku dipilin ditarik oleh jarinya.

Akhirnya upayaku membuahkan hasil, dia membalikkan badanku menungging dengan dadaku pada kotak tempat dia duduk tadi dan lobang pantatku disodoknya tanpa belas kasihan dengan kontolnya yang super gede plus anting baja dibagian frenulumnya.

"Cleeebbb.... ploph cleeebbb... ploph cleeebbb... ploph" suara kontolnya keluar masuk dilobang pantatku, tangannya yang kekar mencengkeram kedua bahuku dari belakang sehingga robekan kaos oblongku semakin bertambah. “Oh.... lagi mas, fuck me harder, pleaaase, ouchh fuck me deeeeeeepeeer.... ahhhh.... ngghhhh...shhhh...ahhh.”, teriakku keenakan menikmati sodokan kontol gede kelasi ini.

Sementara aku dikentot oleh kelasi ini dari sudut mataku terlihat olehku dua orang kelasi lain sedang menikmati pertunjukan perkentotan kami dialam terbuka. Tak lama kelasi yang lebih tua itu mulai menyodomi dengan buasnya kelasi muda karena menggelegaknya nafsu mereka melihat permainan kami.

Aku mengelepar-gelepar terengah-engah mengikuti setiap rojokan yang teramat dalam dilobang pantatku sampai kepangkal kontol kelasi. Biji pelernya yang besar menggelantung beradu dengan biji pelerku dan jembutnya yang kasar menggelitik pinggir lobang pantatku, membuat aku tak dapat menahan lebih lama lagi semburan air maniku crrrroooot... crooot... crooott....”Ngghhh aaakuu keluuaaaahhh maaass!”, teriakku. Sementara cincin lobang pantatku mengembang dan menjepit kontol gede yang tengah merojok lobang pantatku itu. Kelasi perkasa itupun segera menyemburkan lahar panas dari kontolnya mengisi setiap rongga ususku sambil melenguh keras bagaikan banteng liar menang dalam duel. Kelasi tua yang menyodomi kelasi muda itupun bereaksi sama ketika meledakkan kebrutalan kontolnya didalam lobang pantat kelasi muda. Sementara itu aku mengisap kontol kelasi muda itu membantunya agar dia juga ngecret, dan..... berhasil! Semburan air mani kelasi muda dalam jumlah sangat banyak membasahi muka, rambut, mata dan daguku.

Kami berempat tergeletak lemas tapi puas digeladak kapal barang yang penuh kenikmatan. Peralatan kebersihanku berhamburan disekitar kami. Bajuku semakin compang camping tak karuan akibat permainan yang menggelegak diatas geladak kapal ini.

Hari ini telah 3 hari aku berada di kapal barang menuju Jakarta, dalam beberapa saat lagi kapal akan merapat ke Tj. Priok, tujuanku untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Pekerjaan membersihkan kapal barang ini cukup melelahkan namun sekaligus menyenangkan oleh karena kelasi kapal barang ini sangat atraktif secara seksual, memenuhi hasrat binatang jalangku. Aku berjalan menuju arah dapur dan setibanya disana..... ooopps ! aku melihat kedua koki sedang mengentot, koki yang dientot masih memakai celemek sambil mengaduk sayur sedangkan koki yang mengentot telanjang bulat memeluk dari belakang, kontolnya menghunjam lobang pantat koki yang dientot sambil kedua tangannya memelintir puting koki yang dientot, lidahnya menjilati leher dan kuduk koki tersebut

"Nggak pa pa, ayo gabung kemari" kata koki yang dientot ketika melihatku beranjak mundur takut mengganggu keasyikan mereka

Ajakannya membuatku segera masuk ke arena perkentotan tersebut, posisi aku ambil dibawah kaki mereka menjilati buah pelir kedua koki tersebut secara bergantian sambil terkadang menjilati batang kontol koki yang mengentot bila masih ada tersisa diluar lobang pantat koki yang dientot. Rupanya jilatan - jilatan aku menambah nafsu kedua koki tersebut sehingga irama keluar masuknya kontol kedalam lobang pantat semakin cepat dan semakin beringas. Kontolku segera berdiri tegak mengeras dan kesempatan itu aku gunakan untuk ikut bergabung dengan mereka, kontolku kumasukkan kedalam lobang pantat koki yang mengentot koki yang lain tanpa banyak kesukaran sehingga jadilah permainan bertiga entot mengentot sambil berdiri di dapur kapal barang itu. Kurasakan lobang pantat koki yang kukentot melebar menyempit melebar menyempit memeras kontolku ketika dia menumpahkan air maninya didalam lobang pantat koki yang dientotnya.

"Nggghhh....arrrggghh....aaaaku kellluuuaaaaarrrhhh...ohh" erangnya.

Kini koki yang didepan melepaskan lobang pantatnya dari hunjaman kontol tersebut dan dia berjalan kearah pantatku serta merta mulai menyodomi aku... wow... kini aku berada ditengah kedua koki yang kekar, kontolku berada didalam lobang pantat koki yang kukentot sedang kontol koki yang pertama berada didalam lobang pantatku. Setiap hunjaman kontolnya dilobang pantatku membuat kedua kakiku terangkat dari lantai kapal dan kekuatan hunjamannya membuat kontolku semakin dalam pula menghunjam lobang pantat yang kukentot. Keringat membasahi tubuh kami bertiga dalam permainan di dapur kapal yang panas ini. Kini giliran aku pula memuntahkan air maniku disusul muntahan air mani koki yang mengentotiku sehingga kami bertiga melenguh menggeram dan mendesah puas. Setelah selesai kedua kontol koki tersebut aku jilat hingga bersih dan mereka melanjutkan pekerjaannya untuk menyiapkan makanan bagi kelasi kapal dan aku melanjutkan pekerjaanku.

Malam telah tiba, para kelasi berkumpul dikamar mengadakan pesta kecil kecilan sambil mengadakan permainan "panko" (panco-kontol). Dua orang kelasi duduk berhadapan mengadu kekuatan otot lengan mereka sedangkan aku dan kelasi yang paling muda diharuskan mengisap kontol kelasi yang berlawanan yang sedang adu panco tersebut. Bila salah satu kelasi tersebut kalah panco atau ngecret duluan maka pemain panco dan pengisap kontol dihukum oleh pasangan yang menang.

Pertandinganpun dimulai diiringi oleh sorak sorai kelasi lainnya memberikan semangat kepada kami, kedua kelasi yang adu panco mulai mengeraskan otot otot tubuhnya berusaha menjatuhkan lengan lawannya sedangkan aku dan kelasi yang paling muda mulai mengemut kontol lawan pasangan kami masing masing. Aku mengerahkan semua kemampuanku dalam mengemut, menjilat, mengisap dan menelan kontol kelasi yang menjadi lawanku. Kontolnya hitam, gede berurat, dengan kepala kontolnya yang mekar berkilat aku telan habis sampai melewati kerongkonganku, demikian pula kelasi muda berbuat hal yang sama terhadap pasanganku, sementara itu kelasi lainnya mulai bertonjolan kontol mereka dibalik celananya masing masing melihat permainan gila ini dan kurasakan lobang pantatku mulai dimasuki oleh kontol kelasi lain yang sudah tak dapat menahan nafsunya. Tak berapa lama ternyata pasanganku kalah, tangannya dapat dijatuhkan oleh kelasi yang aku isap kontolnya, dan kamipun mendapat hukuman yaitu kelasi yang kalah diharuskan ngloco sambil dientot oleh kelasi muda yang mengisap kontolnya tadi dan aku diharuskan mengisap kontol kelasi yang menang sampai ngecret sementara lobang pantatku bergantian dihajar oleh kontol kelasi lainnya dan terkadang dua kontol sekaligus masuk kedalam lobang pantatku tanpa belas kasihan sedikitpun. Permainan berakhir ketika semua kelasi telah terkulai lemas berkilat oleh karena keringat yang membasahi sekujur tubuh lelaki berotot haus seks bagaikan banteng jantan liar. Sedang kan aku bermandikan sperma disekujur tubuhku, bahkan dari lobang pantatku sperma entah berapa kelasi meleleh mengalir membasahi biji pelerku dan kedua pahaku.

"Kapten kapal dimana" tanyaku pada kelasi muda yang tergolek disampingku

"Dikabin atas, tapi lebih baik kau tidak bertemu padanya" jawab kelasi muda

"Kenapa ?" tanyaku

"Dia itu rajanya SM, bakal mampus kau dientot olehnya - kau lihat saja anak buah kapal pilihannya ini sudah terlatih baik dalam hal entot mengentot"

Pagi hari, ketika kapal telah bersandar, melalui jendela kamar tidur awak kapal aku melihat kapten kapal diiringi tiga orang perwira kapal turun kedermaga. Kapten kapal demikian gagahnya dengan pakaian putih putih tampangnya mirip Antonio Banderas, dua perwira dibelakangnya sama gagahnya yang satu mirip Dennis Rodman dan satunya mirip Freddy Mercury, sedangkan paling belakang mirip Ahn Jung Hwa bintang sepakbola Korea berjalan dengan agak aneh, mengangkang dengan kalung submissive kulit hitam masih melilit dilehernya dan jejas darah tercetak dipunggung baju dan dicelana putihnya..... oh agaknya kapten kapal telah menghabiskan hari harinya diperjalanan berpesta orgy SM bersama perwiranya. Pantas selam perjalanan tak pernah aku melihatnya keluar dari kabin kapten kapal, setelah itu akupun turun dari kapal menjejakkan kakiku di Jakarta, kota impianku.

Baju dan celana yang aku pakai selama bekerja dikapal telah compang camping nggak karuan namun masih aku simpan hingga sekarang tanpa pernah aku cuci karena bau keringat campur sperma dari belasan kelasi sangat menggairahkanku, bila aku lagi be-te maka baju dan celana itu aku pakai sambil masturbasi berkali kali mengenang kembali saat saat yang indah bersama kelasi kapal barang tersebut.

Wednesday, October 20, 2004

Cerita: Waria



Kencan Waria di Jakarta

Seorang psikolog kondang keturunan Yahudi yang warga Amerika Serikat bernama Abraham Maslow telah berhasil menyimpulkan dan menyusun 5 kebutuhan dasar manusia, yaitu: 1.Pemenuhan Kebutuhan Fisik, 2.Kebutuhan Rasa Aman, 3.Kebutuhan Rasa Memiliki, 4.Kebutuhan untuk Kepuasan Hati dan yang terakhir adalah 5.Kebutuhan Aktualisasi Diri.

Dan bagi para 'swingers' atau para pecinta berat 'gaya hidup', Jakarta merupakan tempat ideal untuk mencari, memenuhi dan mendapatkan kebutuhan dasarnya. Jakarta yang penuh warna-warni. Jakarta yang serba ada dan serba lengkap. Apapun bisa didapatkan di Jakarta.

Dan salah satu 'gaya hidup' yang juga merupakan kebutuhan dasar adalah seks. Dalam konteks ini tak diragukan lagi, Jakarta merupakan sorga bagi pemburu kepuasan seksual. Dalam berbagai bentuk dorongan seksual, Jakarta akan mampu memenuhi kebutuhan siapapun.

Dari berbagai macam kesenangan seks saya ingin mengajak anda untuk mengikuti beberapa teman-teman yang senang kencan dengan 'shemale' atau 'ladyboy' atau yang di Indonesia disebut sebagai 'waria' yang berasal dari wanita pria. Agar lebih afdol teman-teman ini akan menceritakan pengalamannya langsung kepada anda.



Waria Pulo Mas, cerita Bowo

Jam 8 malam pulang kerja, jalanan macet, sebel sama tukang ngamen yang terus bergantian, pengap dan bau bis kota dan segala kejengkelan karyawan kecil macam aku membuat aku ingin menghibur diri dulu. Aku minta turun di Cempaka Putih depan Carrefour.

Menurut temanku yang senang bercanda dengan kata-kata sinisnya '.. Ah, dasar lu yang doyan ngentot pantat waria Pulo Mas..' membuat aku pengin tahu, macam apakah waria Pulo Mas itu. Orang bilang mereka banyak mondar-mandir diseputar Carrefour hingga depan bekas pabrik Coca Cola.

Disebut sebagai waria Pulo Mas karena dulu pernah ramai di seputar danau Pulo Mas sebelum adanya jalan Tol yang membelah tempat itu.

Dari perhentian bis kota aku menyeberang ke depan bekas pabrik Coca Cola yang hingga kini masih berupa tanah kosong. Disitu aku melihati sekeliling. Ada warung kaki lima dengan lampu minyak di arah kanan. Dan nampaknya beberapa waria ada di sana. Kemudian melihat kearah kolam yang telah setengah kering karena kemarau nampak ada beberapa orang berdua-duaan duduk dengan intimnya. Dan melihat ke arah lain nampak di kejauhan ada beberapa waria sedang asyik ngobrol atau menunggu lelaki hidung belang macam aku sekarang ini. Aku mencoba mendekat kesana dengan gaya seorang yang 'lonely'.

"Maass.. Heehh.. Sini dulu deehh.. Isep-isepan yookk.." sungguh mendebarkan ucapan vulgarnya. Aku menengoknya. Wahh.. Terlampau kerempeng. Aku jalan terus.

Di arah depanku nampak 'ladyboy' dengan jean yang ketat dan blus T. Shirt 'u can see' ketat juga. Terus terang aku selalu terobsesi dengan kontol waria. Kuperhatikan selangkangannya. Wooww.. Nampaknya sangat menggunung nih.. Aku langsung saja ngaceng.

Saat telah dekat aku melihatnya dan dia melihatku,

"Kemana maass..? Bagi rokoknya dong.."

Hah.. Begitu lancar dia membuka omongan. Aku berhenti dan mengeluarkan rokok dari kantongku.

"Apinya?" dan kunyalakan koreknya.

Dari cahaya korek aku melihat wajahnya. Woo.. Waria ini nampaknya telah cukup umur. Mungkin sekitar 30 tahunan. Beberapa tahun lebih tua dari aku.

"Duduk situ yo Mas"

Aku yang sudah terobsesi dengan gundukkan celananya tak perlu berpikir panjang lagi. Mengekor di belakangnya meniti jalan setapak menuju keremangan di seberang kolam kering itu. Kami mepet ke pagar bekas pabrik Coca Cola. Ada pelindung semak-semak di sana.

Dia mengeluarkan selembar plastik untuk digelar ke tanah atau rumput. Waria itu mengajak aku duduk. Namanya Lisa. Dan aku mengenalkan diriku Andi. Nama khayalan yang aku temukan seketika. Lisa langsung menggamit pahaku dan merabai selangkanganku.

"Duh, gede banget kontol Mas. Dijilati pasti enak nih"

Tak ada basa-basi, tak ada batasan santun dan sebagainya. Ini bahasa waria kaki lima. Semua terucap langsung dan lugas. Dia minta aku bersender ke dinding. Tanpa ragu dia hendak membuka ikat pinggangku. Aku tahu mau kemana, namun aku tahan dulu tangannya.

"Berapa?"

"Ah, terserah Mas saja, aku cuma senang-senang kok. Aku punya salon di pasar," jawaban pendek dan plastis.

Seluruh motivasi dan kehidupan Lisa langsung terpampang di depanku. Dan kubiarkan dia meneruskan melepasi ikat pinggangku dan menarik resluiting celanaku.

"Mau di isep Mas?"

"Aku mau diisep dan mau ngisep," jawabku nekat sementara darah syahwatku dengan cepat memerahkan wajahku.

Jantungku berdegup kencang. Aku heran akan keberanianku berhubungan dengan waria ini di tepi jalan yang paling ramai di kawasan Cempaka Putih ini.

"Wooww.. Banyak kok yang kaya Mas. Suka mengisepi kontol. Bahkan ada yang minta aku kencing di mulutnya. Dia minum kencingku," sambil tangannya merogoh kontolku dari celana dalamku. Sungguh erotis ceritanya. Aku juga mau kok minum kencingnya.

Dia mulai mengulum kontolku. Sangat nikmat merasakan mulutnya yang hangat menjilat, menyedoti dan mengulum kontolku. Kurabai kepalanya dan terkadang aku sedikit menjambak rambutnya sambil mengerang.

Sesudah beberapa saat aku bilang,

"Gantian dong.."

Lisa langsung menghentikan pompaannya. Dia melihati aku kemudian mendekatkan wajahnya mencium bibirku. Aku melumatnya. Bau kontolku sendiri terbawa ke mulutnya. Atau bau kontol lelaki lain sebelum aku? Aku jadi semakin terangsang.

Kini aku yang melepasi kancing celananya. Dalam rabaanku kurasakan kontol Lisa gede banget. Kontolnya melintang dari kanan ke kiri di selangkangannya. Dia yang meneruskan melepasi kancing dan menurunkan celananya. Dengan setengah telanjang Lisa berdiri mengangkangi aku. Dia sodorkan kontolnya yang wwooww.. Sangat merangsangku. Mulutku langsung menganga dan mencaploknya.

Aku menjilati pangkal, batang dan kepala kontol Lisa. Sungguh sensasional. Dia berdiri mengangkangi aku dan aku mendongakkan kepala untuk menjilati dan mengulum bijih pelirnya, batangnya dan lubang kencingnya. Lisa merintih dan mendesah-desah.

"Kamu minum ya pejuhku," aku mengangguk angguk sambil terus melumat-lumat kontol gede itu.

Tak sampai 5 menit tangannya mencengkeram rambutku. Lisa akan menyemprotkan pejuhnya. Aku memang kehausan dan berharap lebih lekas lagi kontolnya menyemprotkan cairan hangatnya ke mulutku. Dan ketika itu terjadi kedua tangan Lisa menahan menahan kepalaku agar tidak bergerak. Di dalam mulutku kepala kontolnya mendesaki gerbang kerongkonganku. Dengan sebuah kedutannya yang besar aku rasakan kontol Lisa menyemprotkan sperma panasnya. Kemudian menyusul kedutan-kedutan berikutnya sehingga aku merasakan mulutku penuh dengan air mani waria ini.

Aku mengecap-ecap rasa sperma itu di mulutku sebelum menelannya. Lisa menarik kontolnya, membetulkan kancingnya dan duduk lemas di sampingku.

"Puas..?" tanyaku.

Dia mengangguk. Nampaknya dengan muncratnya spermanya dia jadi surut seleranya.

"Mas nggak dikeluarin?" tanyanya.

"Mau. Tetapi biar aku mengocok sendiri sambil menjilati kontolmu lagi," dia setuju.

Lisa kembali bangun dan berdiri ngangkang tepat di depan mulutku.

Aku menyusul berdiri dan berbisik,

"Kamu pengin kencing nggak? Kencingin aku yaa.."

Duhh.. Aku terangsang dengan ucapanku sendiri.

"Ya sudah, ayoo.." menyuruh aku untuk kembali duduk de bawah selangkangannya.

Dia diam sambil memegangi kontolnya yang siap mengencingi aku. Aku menganga membuka mulutku sambil masturbasi dengan meremasi kontolku sendiri yang terus tegang.

Dan terjadilah, kontolnya memancurkan kencingnya yang bau anyir langsung ke mulutku. Aku menenggaknya sebagian dan sebagian lain tumpah membasahi pakaianku. Aku terus mengocok kontolku. Sebelum air kencingnya habis aku merasakan spermaku akan muncrat. Aku mengocoknya lebih intens sambil mulutku meneguki pancuran kencingnya.

Suasana yang sangat erotis itu mendorong cepat libidoku. Aku meraih orgasme dan ejakulasiku sementara kencing Lisa masih menetes-netes di mulutku. Beberapa saat kemudian aku bangun. Kuambil uang 10 ribu rupiah untuk kuberikan padanya. Dia terima tanpa melihati berapa nilainya.

"Terima kasih ya Lis," aku beranjak meninggalkan semak-semak itu. Aku pengin sebelum jam 9 malam telah bersama istriku di rumah. Malam ini ada Jet Lee bersama Michele Yeoh dalam Perebutan Sepasang Naga di SCTV.



Waria Taman Anggrek, cerita Wawan

Jam 9 malam saat pulang naik motor dari rumah teman di Kemanggisan aku mesti melewati Taman Anggrek. Sesudah melalui kolong jembatan Tol Jakarta Merak, di pinggir jalanan nampak ramai orang sepertinya ada tontonan. Beberapa kelompok nampak asyik ngobrol di pinggir jalan itu. Aku melambatkan motorku pengin tahu ngapain mereka. Ternyata itu adalah dunianya kaum waria.

Sudah sering mendengar dan sering aku pengin mencoba mengerti lebih banyak tentang mereka. Aku pikir isenglah. Aku menepi. Kebetulan ada warung pinggir jalan. Aku tepikan dan parkir motorku di samping warung. Aku mampir dulu untuk sekedar minum kopi.

Aku sedang memperhatikan 2 waria yang ada di warung itu ketika ada seseorang yang langsung duduk dan hampir nempel pada tubuhku. Ternyata waria lain yang memang mendekati aku.

"Beliin aku minum dong Mas. Boleh ya.."

Aku mengamatinya. Bukan main. Waria ini tidak cantik namun aku menilai bahwa dari gaya dan pakaiannya dia sangat seksi. Masih nampak garis kelelakiannya. Bahunya yang bidang, kemudian juga tulang gerahamnya yang kaku hampir persegi. Namun dia ini masih muda banget. Aku taksir sekitar 18 tahunan. Dia mengenalkan dirinya sebagai Norma. Mungkin di KTP-nya tertulis Norman. Dengan senang hati aku mentraktirnya minum.

Sembari duduk dia merabai pahaku. Dan aku membalas dengan meraih tangannya dan meremas-remasnya. Aku terangsang. Hasrat syahwatku bangun. Dia bilang,

"Jalan-jalan yo Mas,"

"Kemana?"

"Di sana ada penginepan. Murah hanya 15 ribu. Kita bisa bermesraan sampai pagi," ujarnya tersenyum.

Aku lihat giginya gigi Pepsodent. Putih dan apik banget.

"Terawat banget nih orang," pikirku.

"Boleh. Minum dulu ya. Mau makan? N'tar dari pada lapar," aku tawari dia makan sebelum ke penginepan.

Ini penyimpangan. Aku sama sekali tak ada rencana hingga sejauh ini. Namun.. Ah biarlah. Mumpung nggak ada yang menunggu di rumah. Istriku sedang nginep di tempat kakaknya di Depok.

Kamar 15 ribu ini memang sangat sederhana namun punya kamar mandi sendiri. Norma yang ngomong sama penjaganya. Aku berikan pada dia ongkosnya. Kudapatkan ranjang dengan kasur kapuk yang kempes tetapi cukup bersih. Aku lantas saja berbaring. Norma duduk di tepian ranjang dan tangannya melepasi pakaianku.

"Biar nggak lecek, Mas"

Dia bukain kemeja dan celanaku hingga tinggal celana dalamku. Demikian pula dia yang langsung menyusul berbaring disampingku sambil memelukkan tangannya padaku.

Norma tak terlampau menampilkan kewanitaan. Dadanya tetap dada lelaki. Demikian pula tangan dan kakinya. Nampak betisnya dipenuhi bulu. Namun aku menyukai apa yang kini memelukku ini. Waria yang masih menunjukkan kelelakiannya lebih merangsang syahwatku. Bagaimanapun aku tahu, yang aku inginkan adalah menciumi kontolnya.

Aku berbalik kemudian menciuminya. Aku kejar bibirnya dan kami berpagutan. Aku merasakan bibir dan lidah yang kasar. Kelelakiannya sungguh mendongkrak syahwatku. Aku merangsek turun menciumi dadanya. Aku kenyoti kedua pentilnya. Dia mengaduh dalam nikmat.

"Maass.. Enak mass.." aku terus merangsek.

Lengannya kuangkat agar naik dan membuka lembah ketiaknya. Aku nyosor ke sana ke lembah semak berbulunya. Bibir dan lidahku melumat-lumat kedua ketiaknya dan membasahi bulu-bulu itu. Aku bisa merasakan keringat asin ketiaknya. Aku semakin merangsek. Lumatanku meluncur turun ke perut kemudian turun lagi ke jembutnya. Hidungku nyungsep dan menghirup dalam-dalam wilayah itu.

Ketika lebih turun lagi aku menyenggol batangan tegak kaku. Kontol Norma benar-benar milik pejantan. Lihat, urat-uratnya berlingkaran merapati batangnya yang tegak kaku itu. Lidahku tak tahan menunggu. Aku menjilatinya. Aku menciumi lubang kencingnya. Dan akhirnya aku mengulum serta memompanya. Kontol Norma sungguh memberikan aku rangsangan syahwat yang hebat. Aku menelan apapun yang keluar dari kontol itu. Precumnya yang asin aku jilat-jilat.

Tak lama. Tangan Norma mencengkeram rambutku. Pantat dan pinggulnya menggenjot genjot mendorong-dorong kontolnya. Dia benar-benar ngentot mulutku hingga cadangan spermanya muncrat tumpah ke mulutku. Aku mendapatkan apa yang menjadi obsesiku selama ini. Minum pejuh dari kontol gede milik waria.

Aku bilang Norma bahwa tak perlu sampai pagi. Dan aku juga tak perlu memuntahkan spermaku. Aku akan masturbasi di rumah sambil membayangkan kembali kontol Norma. Aku mau pulang. Dia menerima 20 ribu rupiahku dengan senang hati.



Waria Jalan Krakatau, Cerita Karno

Disepanjang Jalan Krakatau di samping kali Malang dan monumen Yani banyak waria mangkal di sini. Aku bertekad sesekali akan mampir dan kencan dengan mereka. Dan itu terjadi. Dengan turun dari metro mini Tanah Abang Manggarai sore di malam Minggu ini aku telah berada di sini.

Orang bilang Jalan Krakatau resep kalau malam Minggu. Banyak waria berdatangan. Bahkan ada yang datang dari Bogor. Mereka sengaja 'hunting' mencari uang di sini. Dan memang benar. Sepintas kalau sekitar 30 waria telah aku lihat sesaat aku turun dari metro mini tadi. Kini aku melangkah santai tanpa target menuju trotoar di pinggir kali Malang itu. Kalau cocok OK, kalau nggak cocok yah.. Hitung-hitung jalan-jalan di malam Minggu.

Ahaa.. Dari arah depan aku melihat waria tinggi semampai berjalan berpapasan. Dia nampaknya masih sangat muda. Kutaksir paling sekitar 15 tahunan atau lebih sedikit. Mungkin tingginya sekitar 160 cm. Dengan rok kembang-kembang yang murahan dia jadi begitu lugu tampilannya. Namun semua itu sama sekali tidak bisa menyembunyikan kecantikan alami serta pesona seksualnya. Aku menghampirinya untuk bertegur sapa.

Aku cukup memanggilnya dengan Luh. Luh datang dari Bogor sore tadi. Dia datang bersama 2 orang temannya. Apapun yang terjadi aku langsung jatuh hati padanya. Aku pengin berasyik masyuk dengannya. Aku membujuk dan merayunya. Aku remasi tangannya. Kuajak dia duduk minum di warung pinggir kali itu. Aku merasa ketemu jodoh.

Pesona seksual. Itu benar. Aku melihati tangan dan jari-jarinya. Dduhh.. Rasanya aku pengin banget menciumi dan mengulumnya. Tangannya begitu mulus dan dengan kulitnya yang kencang. Aku tak perlu melihat bagian lainnya. Tangan itu sudah mewakili keindahan keseluruhan tubuh Luh.

Dengan taksi aku mengajak Luh ke sebuah hotel melati di bilangan Tanah Abang. Aku memilih kamar atas yang dekat jendelanya untuk bisa menengok ke jalanan. Aku pengin beberapa jam bersama Luh. Aku pesan makanan dan minuman. Luh minta nasi goreng istimewa. Biarlah aku juga makan yang sama. Aku tambahkan sebotol besar bir bintang.

Sangat menyenangkan berasyik masyuk dengan Luh. Tubuh telanjangnya sungguh nikmat di jilat-jilat dan kenyot-kenyoti. Aku bisa menyalurkan syahwatku tanpa harus menggelegak-gelegak. Bawaan Luh adalah tenang dan itu mempengaruhi perangaiku.

Aku menjadi keranjingan menciumi dadanya, ketiaknya. Paling nikmat saat mendengar rintihannya,

"Ouchh.. Oomm.. Jangan.. Teruss.. Jangann.. Lagi oomm.." saat aku menyedot-nyedot pentil susunya. Antara gatal, sakit tetapi nggak mau berhenti.

Aku minta Luh tengkurap. Dengan lidah dan bibirku aku melata dari tengkuknya hingga ke telapak kakinya. Bukit dan lembah tubuhnya tak ada yang kelewatan dari jilatan dan kenyotan bibirku. Aku menangkapi asin keringatnya dari setiap inchi tubuhnya yang kujilati. Saat aku menciumi pantatnya dia sepertinya ingin menolak. Namun tindihan tubuh serta rangkulan tanganku pada pahanya tak bisa ditolaknya. Dia menjerit-jerit kecil ketika lidahku menusuki lubang tainya.

"Jangan oomm.. Gelii.. Aahh.. Oouucchh.. Jangann.. Kotoorr aauucchh.." suara itu semakin merangsang syahwatku. Aku begitu bersemangat untuk terus menjilatinya dalam aroma anus Luh.

Akhirnya kutemukan kontolnya. Ukuran biasa-biasa saja. Namun mulus dan bersihnya membuat liurku menetes dan jakun naik turun pengin mengenyotinya. Kontolnya nggak atau belum disunat. Kulupnya masih rapat sehingga saat ngaceng setengah bonggolnya masih tertutup. Aku mengisepi lubang kencingnya. Luh benar-benar kegelian. Namun tak juga menghindarinya. Tanpa ragu dia meraih rambutku dan menarik-narik maju mundur. Atau pantatnya yang dia maju mundurkan. Rupanya dia menikmati kegatalan kontolnya yang tergaruk-garuk dalam rongga mulutku.

Saat hendak melepaskan pejuhnya Luh histeris sambil terus meracau,

"Oomm Luh pengin kencing nihh.. Luh pengin kencingg.. Rasanya Luh pengin kencingg.. Oom minum kencing Luh yaa.. Oom minum yaa.." aku hanya terus memompa dengan harapan pejuhnya cepat muncrat. Aku pengin merasakan nikmatnya minum pejuh waria umur 15 tahun ini.

Ternyata Luh ini memiliki stamina yang hebat. Selama hampir 3 jam Luh tak puas-puasnya terus menyodorkan kontolnya untuk kukenyoti. Dia melepaskan spermanya hingga 3 kali. Pertama kali sangat kental, namun tak begitu banyak. Yang kedua sangat banyak dan masih kental. Ketiga banyak namun encer. Rasanya juga berubah-rubah. Pada semprotan terakhir hampir hilang rasa asinnya.

Ternyata aku yang kalah. Capai karena kehilangan banyak energi. Aku antarkan Luh kembali ke Jalan Krakatau. Namun hatiku tetap penasaran. Aku merencanakan membawa dia ke villa–villa di Puncak Bogor. Entah kapan.



Waria Taman Anggrek II, cerita Wawan

Beberapa hari kemudian aku kembali menyusuri tempat yang sama di Taman Anggrek. Aku masih ingin kembali menciumi kontol Norma dan menenggak pejuhnya. Ternyata hari itu dia 'off'.

Aku kembali ke warung itu dan minta kopi. Beberapa makanan gorengan menemani kopiku. Sekitar jam 9 malam aku bangkit untuk mencari udara segar dan 'side seeing'. Aku berjalan menyusuri jalan Taman Anggrek dan beberapa kali menyeberanginya.

Sesudah beberapa kali pula bertegur sapa dengan waria yang menanti tamunya, aku ketemu Evi. Sepintas Evi mirip dengan Norma. Namun yang ini lebih cantik dan sensual. Aku selalu melihat dulu ke selangkangannya.

Gede nggak kontolnya? Dan rupanya Evi ini bisa memberikan kejutan padaku. Selangkangannya begitu menggunung yang membuat hatiku tergetar. Dia mengajak aku mojok ke belakang truk yang telah beberapa hari mogok disana.

Seperti hendak kencing kami berdua mengeluarkan kontol-kontol kami. Ampuunn.. Aku hampir kelenger dibuatnya. Evi mengeluarkan batang singkong yang gede panjang dan kehitaman dari celana dalamnya. Aku belum pernah menyaksikan kontol segede itu kecuali dari VCD atau situs porno. Kontol itu benar-benar langsung melambungkan hasrat syahwatku. Aku tak menolak ketika Evi mengajak aku ke penginapan yang pernah aku datangi bersama Norma tempo hari. Aku pengin semalaman bersamanya. Sepanjang jalan aku hanya berpikir bagaimana melumati kontol gedenya hingga pagi nanti.

Aku benar-benar tak memiliki kesabaran. Begitu masuk kamar aku langsung berjongkok di depannya. Aku ingin lekas mengulum kontol Evi. Aku histeris saat aku mendapatkannya dalam jilatan dan kenyotan bibirku. Kontol itu sungguh jantan. Tegak bagai monumen yang tak tergoyahkan. Aku siap menjadi budak yang bertekuk lutut pada kontol Evi itu. Aku mau melakukan apapun sebagai bentuk pujaanku pada kontol segede itu.

"Aku pengin ngentot pantatmu," kudengar sura pemilik kontol ini.

Evi merabai kepalaku dan menarik lenganku agar berdiri. Dia melepasi celana dan bajuku. Aku juga melepasi celana dan bajunya. Kemudian sama-sama menuju ke ranjang dan rebah disana. Kami berpagut seakan tak pernah puasnya. Lidah-lidah kami menjadi biru dan bibir kami mungkin sudah jontor.

"Kamu nungging ya maass.." tangan Evi merabai lubang pantatku. Dia sudah pengin melakukan penetrasi pada lubangku ini. Aku ikuti. Aku pengin memanjakan kontol pujaanku itu.

Evi menciumi pantatku. Lidahnya menyeruak menusuk-nusuk lubangnya. Rasa geli dan erotis dengan cepat mendongkrak syahwatku. Mungkinkah lubangku menampung gedenya kontol Evi itu? Namun aku tak sempat mendengar jawaban.

Yang kemudian terjadi adalah Evi yang bangkit dan menunggangi aku. Kontol gedenya di sorong-sorongkan ke pantatku. Berkali-kali dia meludah dan dioleskan ke lubangku untuk melicinkan jalan. Hingga lambat laun terkuak juga. Dipegangnya pinggangku untuk menahan agar tubuhku tidak kedorong setiap kontolnya mendorong aku. Dan akhirnya sedikit.. Blezz.. Duhh.. Aku merasakan legit nikmat sekaligus pedih yang amat..

Akhirnya penetrasi ini sukses juga. Pantatku terasa sangat panas saat kontol Evi menghujam-hujam di lubang taiku. Sepertinya pantatku diolesi cabe rawit. Namun aku tak hendak menghindar. Pompaan Evi membuat aku merasakan nikmatnya kontol menembusi lubang dubur. Aku menyambutnya dengan menjemputi genjotannya.

Menjelang spermanya tumpah, Evi meraih rambutku. Aku dijadikan kuda pacuannya. Genjotannya yang semakin cepat benar-benar membuat aku kesakitan yang sangat. Rasanya kontol itu juga membawa pisau silet yang menyobeki saraf-saraf peka sepanjang dinding anusku.

Namun itu semua terobati begitu lahar panas pejuh kontol gede itu tumpah. Aku rasakan kehangatan sperma Evi terasa begitu adem menyirami dinding-dinding peka dalam anusku. Kami berdua tersungkur dalam nikmat syahwati.

Sesudah istirahat sejenak aku kembali melumat kontol hebat itu. Aku ingin kali ini dia menumpahkan laharnya ke rongga mulutku. Aku ingin menelan pejuhnya. Hingga menjelang pagi aku berhasil menampung 3 puncratan sperma Evi. Pertama di analku tadi, kedua dan ketiga dalam mulutku. Lidahku merasakan dan mengecapinya. Pejuh Evi seperti rasa kelapa muda.

Tumben, aku berani pulang larut. Jam 3 pagi aku masuk kamar kostku.



Waria Jembatan Jatinegara, Cerita Sarip

Pulang dari mudik di Cirebon aku naik kereta ke Jakarta. Tepat jam 8 malam keretaku berhenti di Jatinegara dan aku turun. Dengan metro mini aku akan melanjutkan perjalanan hingga sampai ke tempat kostku di Pulo Gadung.

Karena cukup malam nampaknya metro mininya sudah agak jarang. Iseng-iseng, dengan ransel berisi beberapa lembar pakaian aku berjalan kaki menyusuri jalan stasiun dengan tujuan Cipinang. Dari sana banyak angkot yang bisa mengangkut penumpangnya sampai di Pulo Gadung.

Sampai di bawah Jembatan Tol Jatinegara aku melihat banyak waria sedang mangkal.

"Bagi rokoknya dong Oom," seorang waria mengadang aku.

Apa salahnya kalau sesekali aku mengenal mereka. Kunyalakan juga apinya.

"Ramai disini ya," iseng aku membuka bicara.

"Iya, Oom. Mau cari yang macam apa Oom suka, ada disini Oom"

Tiba-tiba timbul gagasanku yang juga obsesiku selama ini.

"Ada yang kontolnya gede?"

Dia nggak menjawab tetapi teriak ke temannya.

"Ritaa.. Ritaa.. Riitt.."

Nampak dari kejauhan waria gede jangkung melambai dan datang mendekat.

"Nih, Oom cari lu. Dia pengin yang gede," dia lantas pergi dan waria yang dipanggil Rita itu tinggal bersamaku.

"Kemana Oom?" jelas suara baritonnya kentara banget.

Dan di lengan 'u can see'-nya nampak bisepnya yang nonjol. Terus terang ini dahsyat banget bagiku. Dia bukannya cantik tetapi ganteng. Aku sering mengkhayal waria yang lelaki banget macam Rita ini.

"Aku nggak tahu. Kemana?" aku balik tanya.

"Disitu ada tempat Oom. Di bawah pohon angsana di belakang gardu taman itu," dia menunjuk ke arah taman dekat lampu merah.

Batinku tertawa geli. Pragmatis banget waria jalanan ini.

"Ayoo.." aku setuju.

Kami menuju kesana. Ini adalah konsep cinta kilat di taman metropolitan Jakarta.

"Oom mau isep Rita punya ya?"

"Mau tapi aku pengin nyiumin ketiak dan dada kamu dulu,"

"Wwoouu.." omonganku terdengar erotis untuknya.

Dia buka blusnya berikut kutangnya. Dia bersandar ke pohon angsana sambil tangannya memegang dahan di atasnya. Ketiaknya yang langsung terpampang nampak berbulu. Dduuhh.. Aku gemetar. Kudekatkan wajahku. Bau ketiaknya begitu tajam dan menusuk hidungku. Aku sangat terangsang. Macam begini yang selalu kucari dan memenuhi obsesiku.

Aku melahap dan melumat bulu-bulu itu. Aku pengin keringatnya larut dalam ludahku untuk kutelan. Habis ketiak kanan dan kiri aku menciumi dadanya. Menggigit dengan penuh gereget puting-putingnya. Dia mendesah dengan baritonnya,

"Terus Oom.. Enak bangett.." tangannya mulai menjamah kapalaku.

Aku menggeliat dengan gigitan pada dadanya. Ciumanku menjalar turun keperutnya. Dia tahu. Tangannya otomatis melepasi resluiting dan menurunkan celananya. Menunggu bibirku melata ke sana. Tangannya terus menjamah rambutku dan kini sedikit menekan agar lumatan bibir dan lidahku turun ke bawah. Benar kata waria tadi, kontol Rita segede pisang tanduk.

"Isep Oom.. Enak dehh.. Ayoo isepp.." dia mendesah sambil menyodorkan kontolnya yang telah tegak ngaceng ke mulutku.

Tanganku menjamahnya untuk menikmati bagaimana menggenggam kontol segede itu. Telapak tanganku merasakan kedutan dan kehangatannya. Kuciumi kontol itu. Aku tegakkan hingga menyentuh perutnya, aku mulai dengan mengulum bijih pelernya. Dia mendesah kembali. Aku menjalar naik menjilati batangnya. Aku menjilati urat-urat kasarnya. Aku menjilati bonggolnya yang mengkilat-kilat menahan gelora syahwatnya. Akhirnya aku mengulum dan memompa.

Rita juga memompa. Pantatnya maju mundur ngentot mulutku sambil meracau,

"Enak ya Mas, kontolku enak yaa.. Enak maass.. Sshh.. Enak kontolku ya maass.." aku terus mempercepat temponya.

Menjelang spermanya muncrat tangan kekarnya menekan kepalaku hingga ujung kontolnya menutup pintu kerongkonganku. Aku tersedak. Kontolnya berkedut-kedut dan spermanya muncrat-muncrat dalam mulutku. Aku menahan nafas agar tersedakku hilang. Aku mengenyam-kenyam berliter-liter sperma kentalnya yang tumpah ke mulutku.

"Banyak banget. Sudah berapa hari pejuh kamu nggak keluar?" tanyaku sesudah dia berpakain lagi.

"Udah seminggu. Soalnya aku pulang kampung. Ke Tegal"

Aku puas dengan limpahan spermanya itu. Aku berikan tanda terima kasihku sebesar 50 ribu rupiah.

"Kalau nyari aku, tanya saja teman di bawah kolong itu," demikian pesan cintanya padaku.



Waria Taman Lawang, cerita Usman

Inilah pusat elite waria Jakarta. Nama Taman Lawang terkenal hingga ke mancanegara. Kalau anda buka internet khusus pemburu 'ladyboy', Taman Lawang menjadi salah satu erotis Jakarta.

Aku nongkrong di warung tenda dengan secangkir kopi dan ketan goreng di meja. Malam minggu ini bosan lihat TV aku pergi iseng dan mampir Taman Lawang ini.

"Ngganteng banget si Mas. Ajakin Dian jalan-jalan dong," tiba-tiba waria dengan tampang mirip Dian Nitami.. Srokk.. Duduk disampingku.

Bibirnya yang mungil dan 'kenes' memaksa aku melihatinya dengan penuh hasrat.

"Jalan-jalan kemana? Enakan ngopi. Mau?"

"Iya deh, tapi nanti jalan-jalan sama Dian yaa.." nada manjanya sungguh membuat geregetan pendengarnya.

Suara Dian juga mirip suara Dian Nitami. Aku pikir kalau Anjas sempat melihat Dian Taman Lawang ini dia akan 'embat' juga.

Akhirnya memang kupenuhi jalan-jalannya. Tetapi jalan di sepanjang trotoir pinggir kali di sepanjang Taman Lawang itu. Pada dasarnya kita tahu bahwa waria adalah seorang lelaki yang cenderung ke perempuan-perempuanan. Namun aku sangat terobsesi untuk berhubungan seks dengan para waria. Aku senang karena mereka adalah tetap seorang lelaki. Aku dapatkan kontol mereka, bulu dadanya, ketiaknya, bulu di tangan dan kakinya.

Seorang jantan dengan sedikit wajah lembut, sangat seksi saat mereka memakai busana wanita. Sepatu dengan hak tinggi yang dipakai kaki berbulu, sangat erotis nampaknya. Dada bidang orang jantan memakai blus perempuan yang setipis sutra, duuhh.. Aku akan langsung ngaceng melihatinya. Dan itu kudapatkan pada Dian yang sekarang sedang melangkahkan kakinya di depanku. Aku mengikuti kemana dia mau.

Dian belok kiri dan turun di undakan rerumputan. Dengan sedikit menundukkan kepalanya dia menyingkap sebuah tenda kumuh di pinggir kali. Dengan melepasi sepatu hak tingginya dia mengajak aku masuk. Kami duduk di tikar plastik yang juga kumuh. Hasrat syahwat yang menyala telah menolak segala alibi tentang ruang kumuh yang kotor itu. Tanganku meraih pinggul Dian dan kuraih ke dalam pelukanku. Kami berpagutan.

Tanganku merabai tubuhnya hingga menemukan selangkangannya yang begitu penuh bulu. Kuelusi gundukkan yang masih terbungkus cawat. Sambil menyedoti dada dan pentilnya aku meremasi kontol waria yang gade dan panjang milik Dian. Dia melenguh menikmati remasanku,

"Isep dulu ya Mas, biar nafsu.." permintaannya.

Aku memang pengin kesana. Kubaringkan tubuh Dian ke tikar dan aku merambatinya. Aku menjilati perutnya dan mengenyot-enyot pusernya. Dan mengikuti tangan Dian saat menjamah dan mendorong kepalaku agar lebih turun lagi ke kemaluannya.

Aroma selangkangannya langsung menyambar hidungku. Nafsuku menggelegak. Tanganku meraih kontolnya yang sesak di genggamanku. Aku mulai menjilati dan mengulumnya. Bijih pelernya kulumat-lumat. Dian mendesah histeris.

"Terus maass.. Enakk.." aku jadi bersemangat banget.

Kontol gede yang sesak di mulutku itu kukulum. Aku mulai mengayun. Kepalaku naik turun memompakan mulutku pada kontol Dian. Sambil setiap kali menekan kepalaku pantat dian naik turun membantu memompakan kontolnya ke mulutku. Dan semakin lama semakin cepat. Aku rasa dia pengin secepatnya menumpahkan air maninya ke mulutku.

"Mmaass.. Enaakk.. Aku mau keluar ya.. Di mulut Mas yaa.. Kamu minum pejuhku yaa.." dia mendekati ejakulasi.

Dan kedua paha dan betis penuh bulunya kurasakan merengkuh tubuhku hingga.. Dengan kedutan besar kontolnya memuncratkan air maninya ke tenggorokanku. Aku gelagapan. Aku menelan semua ciran yang disemprotkan kontol Dian. Aku sempat merasakan asin pahitnya.

Hhoohh.. Suara Dian lunglai. Sesaat dia terkapar namun kemudian bangkit.

"Mas mau dikeluarin?" tanyanya padaku.

Aku tidak langsung menjawab. Aku melihatinya.

"Mau dikeluarin nggak?" desaknya.

"Boleh yang lain nggak?" jawabku tanya balik.

"Apaan?"

"Aku pengin kamu kencing di mulutku. Aku pengin minum kencingmu"

"Bener Mas? Boleh. Yok, kebetulan aku memang sedang kebelet nih"

Jawaban enteng yang sangat menggairahkan syahwatku. Mungkin sebelumnya ada tamu-tamu lain yang punya permintaan macam aku. Kami merangkak keluar. Dian menuju ke tepian kali untuk kencing. Aku mengikutinya. Dia minta aku jongkok di sampingnya dan menganga.

Hanya dengan mengangkat gaunnya Dian memegangi kontolnya yang siap memancurkan air seninya tepat ke arah mulutku. Dan sseerr.. Seerr.. Air seninya mengalir deras ke mulutku. Sebagian bisa ku teguk dan sebagian lain tumpah membasahi ke mejaku. Ah, ya sudah. Baunya sangat khas. Warnanya kuning pekat. Aku merasakan asin yang kuat dari kencing itu.

Aku langsung pulang dengan taksi. Mungkin sopirnya kesal akan bau yang kubawa. Sambil duduk di jok belakang aku membuka kancing celana dan mengeluarkan kontolku. Tanpa terlihat sopir, aku melakukan masturbasi hingga ejakulasi. Aku melakukan khayalan adegan ulang bersama Dian tadi. Dalam lipatan kertas tissue spermaku muncrat saat bayangan kencing Dian mancur ke mulutku.



Waria Dukuh Atas

Di arah bawah jembatan Dukuh Atas di tepi kali Malang merupakan terminal waria. Itu merupakan poros komunitas waria dari Dukuh Atas - Taman Lawang - Krakatau yang menjadi pusat orientasi waria Jakarta.

Datang dari Kebayoran, rumahku di Cipete, pada seputar jam 8 malam aku turun dari bis kota di halte Blora kemudian jalan kaki ke arah balik sekitar 150 m. Dari kejauhan aku sudah melihat gerombolan orang-orang di tepi jalan. Itulah mereka para waria Dukuh Atas bersama para 'fans'-nya. Aku akan bergabung di sana.

Mengisi kantong dengan rokok dan korek merupakan modal utama di tengah waria jalanan ini. Aku mampir ke penjual rokok untuk mengisi kantongku dan sekedar minum teh botol sambil melihati situasi lapangan. Nampaknya mereka banyak mondar-mandir di sepanjang rel KA, kereta api, Manggarai ke Tanah Abang. Aku naik ke gundukan rel itu.

Aku melewati beberapa waria yang menegur atau menyapa, namun aku jalan terus. Rasanya belum ada yang mampu menggoda seleraku. Namun..

"Haii.. 'lonely'.. Tunggu donk.."

Aku terhenti karena nada suaranya yang terasa lelakinya. Aku nengok ke arah suara itu. Seorang waria tinggi besar melangkah mendekati aku.

"Cari siapa Maass.." nada lelaki namun bergaya merayu macam perempuan.

"Nyari kamu.." jawabku yang memang langsung terangsang hasrat birahiku melihat postur tinggi dan besarnya.

"Hhiihh.." geregetnya saat telah dekat padaku.

"Kita duduk situ, yok," mengajak aku menepi dimana ada kayu bantalan KA yang melintang yang bisa dimanfaatkan untuk duduk.

"Bagi rokoknya dong".

Kami ngobrol sambil membebaskan tangan-tangan kami untuk 'ngapain saja'. Terus terang aku paling suka pada waria yang gede tinggi macam orang ini. Aku puas saat tanganku merabai dadanya yang bidang dengan bisepsnya yang padat. Aku juga merabai buah dadanya. Duhh.. Enak banget nih kalau ngisepi pentilnya.

"Siapa namamu?"

"Berti', jawabnya. Mungkin maksudnya Berto.

"Kontolmu gede ya..?" elusanku turun ke bawah.

"Lihat saja sendiri," dia menahan tanganku, sementara tangannya merabai pahaku.

"Dimana?"

"Kalau ala kadarnya bisa di tenda tuhh.. Kalau yang lengkap Mas bisa ke pondokkan Mat Sani. Naik becak 3 ribu dari sini. Disana lebih santai. Bisa pesen minuman dan ada kamar mandinya"

"Berapa ?" aku mesti berhitung.

"20 ribu sejam. 35 ribu sampai pagi,"

"Ayo, kesana saja," jawabku tanpa pertimbangan lagi.

Tak sampai 15 menit aku dan Berti telah saling bertelanjang di kamar yang sederhana namun nyaman dan bebas. Hasrat syahwatku berkobar. Terutama sesudah melihat telanjangnya Berti. Tampilan 'shemale'-nya sangat menggiurkan. Aku menelan ludah. Postur itu postur pekerja kasar. Mungkin kuli bangunan.

Aku memeluk tubuhnya yang gede kekar. Kami saling memagut. Aku terangsang akan lumatan bibir dan lumatan lidahnya. Terasa demikian gede di mulutku. Sepintas aku mencium bau rokok kretek dari mulutnya. Tangannya mencemol kontolku, merabai dan meremasinya. Aku menahan nikmat nafsu birahiku. Tanganku juga mencari kontolnya.

Dduhh.. Ini kejutan untukku. Aku serasa menggenggam jagung bakar yang panjang dan gede. Di telapak tanganku aku rasakan urat-urat kontolnya bergelut melingkar-lingkar di batang kontol Berti. Aku meraba bonggol kepalanya yang keras dengan celah dalam lubang kencingnya. Tanganku sangat bergairah mencemol dan meremas-remasinya.

"Mau dientot pantatmu Mas?"

Itu bukan pertanyaan tetapi keinginan. Tangannya langsung merabai pantatku dan jari-jarinya berusaha mengelusi lubang analku. Dia mau kontolnya menembusi analku. Aku sama sekali belum pernah di sodomi. Selama ini aku selalu menghindarinya. Aku ngeri, apakah kontol gede itu tidak akan merobek dinding analku ini.

"Nggak usah takut. Kamu kendori saja. Relaks saja. Urat-urat anal itu sangat elastis kok. Pernah nengok situs interasial khan. Kontol si hitam yang gede banget bisa memasuki pantat bule laki atau perempuan yang sempit. Bahkan ada adegan fisting di mana tangan-tangan bisa menembusi anal atau vagina. Itu berdasarkan ilmu para dokter Mas. Pokoknya enak banget deh. Berti jamin"

Berti menjamin aku nggak akan kesakitan di tembusi kontol gedenya itu. Wah, omongannya bukan omongan kuli, nih. Pasti aku keliru. Siapa tahu dia dokter juga.

Jari-jarinya terus mengutik-utik lubang analku hingga berhasil masuk menembusi hingga setengah jarinya. Sangat sensasional. Aku merasakan erotis banget. Dan lagi, beberapa kali Berti mkenarik jarinya untuk dibawa kemulutnya. Dia bilang semen analku sangat nikmat di lidahnya.

Akhirnya, mungkin perlu untuk mencoba. Dan aku mencoba dengan yang gede ini. Sehingga lain kali aku tak perlu ragu.

Berti minta aku tiarap dengan pantatku diangkat tinggi sehingga lubang analku terpampang.

"Ambil nafas dan relaks," seperti suhu relaksasi yang mengajari para muridnya bagaimana harus bersikap relaks.

Kurasakan ujung kontolnya menyentuhi lubang analku. Sementara sebelumnya Berti telah melumasi lubangku dan ujung kontolnya dengan ludahnya.

"Ahh.. Sakit Berr.." aku mengaduh.

"Sabar Mass.. N'tar enak dehh.."

Aku berusaha percaya. Namun ketika bonggol gede itu kembali berusaha menguak lubangku aku kembali berteriak sakit. Untung aku bukan orang yang mudah menyerah. Kupastikan kontol itu bisa menembusi analku. Aku bertahan dan menahan rasa sakit dengan berusaha lebih relaks dan kendor sambil mengatur nafasku.

Akhirnya gerbang kritis terlewati. Kontol Berti yang telah menyeruak ke gerbang analku sementara berdiam memberi kesempatan padaku untuk adaptasi. Di lain bagian bibir Berti terus melumati punggung dan belikatku. Dia berusaha merawat hasrat syahwatku. Rasa aneh menyelimutiku. Ada benda hangat kini menyumpal lubang pantatku. Namun bukan hanya rasa aneh, pelan-pelan saraf peka di dinding analku memberikan sinyal nikmat. Kontol Berti terasa nikmat menyentuhi dinding analku.

"Terus maass.. Enakk.." aku jadi bersemangat banget.

Berti mulai mendorong lagi. Kini disamping rasa sakit aku juga merasakan nikmat legit kontol gede yang menyeruak lubang taiku. Blezz.. Rasa itu sungguh sangat nikmat. Kepala dan batang kontol Berti yang segede jagung bakar itu menyentuhi saraf peka analku.

Dan puncak kesakitan akhirnya datang. Namun aku sudah tak mampu menghindar. Berti memeluk erat tubuhku. Seperti anjing kawin, dengan setengah menaiki tubuhku tanpa ampun Berti menggenjot dan mengayun-ayunkan kontolnya. Analku seakan dimasuki pipa panas. Aku menjerit tanpa suara, aku meremasi kasur pondokkan itu. Seluruh tubuhku merasakan sakit dan mengeluarkan keringat dengan derasnya. Aku pengin pingsan rasanya.

Ahh.. Pada ujungnya siksa ini ditutup dengan nikmat syahwat. Saat ayunan mengencang dengan sangat cepat aku terjatuh meratap ke kasur. Dan bersamaan itu datang kedutan besar kontol Berti yang disusul siraman hangat spermanya. Berti mendapatkan ejakulasinya. Dia juga langsung rubuh. Namun siraman hangat itu seperti air es yang memadamkan panas duburku. Aku mendapatkan sensasi seksual dari muncratnya sperma Berti ke lubang analku.

Pedihnya pantatku berlangsung hingga 3 hari. Namun pada hari-hari itu juga aku dipenuhi kenangan erotis. Aku melakukan masturbasi. Aku mengkhayal kontol Berti menusuki analku hingga kontolku menyemprotkan pejuhnya.



Waria Terminal Grogol, cerita Abong

Pulang kampus sekitar jam 9 malam aku nunggu kendaraan omprengan di halte depan terminal Grogol. Setelah menunggu cukup lama tak ada omprengan sedianya menyeberang jalan nunggu dari arah lain, namun seseorang menyapa aku,

"Hai ganteng, mau kemana? Bagi rokok donk?"

Ah, lagi-lagi waria. Ngapain ngasih rokok lu, suara dalam hatiku. Namun aku nggak tega. Kusodorkan juga sebatang dengan apinya. Dia tersenyum padaku. Ternyata manis banget nih banci, pikirku Saat tersenyum tadi kulihat pipinya yang 'dekik', dan itu membuatnya nampak manis. Aku tak lagi terburu-buru pergi. Kusempatkan waktuku untuk ngomong,

"Siapa namamu Mbak?"

"Erni, Mas. Mau kemana sih, kok buru-buru? Duduk dulu yok"

Aku pikir OK sajalah. Aku bisa pulang ke tempat kost jam berapa saja. Erni mengajak aku minggir dan mepet ke tembok. Di situ ada batu kanstin sisa bangunan jalan yang tertinggal. Tangan-tangan kami saling menjelajah tubuh, saling raba dan remas hingga hasrat syahwat melonjak tinggi.

"Kita pindah ke dalam yok," ajaknya.

"Ke dalam mana?"

"Ada tempat yang nggak banyak orang di sana, ayoo," aku heran, itu khan kampusku.

Namun nafsu birahi yang telah menggelegak membuat pertimbanganku asal OK saja. Ternyata dia mangajak aku ke belakang gardu PLN yang gelap remang-remang.

"Aman nggak?" tanyaku khawatir.

Namun Erni langsung saja hendak mengeluarkan kontolku dari celana. Aku pegang tangannya,

"Aku dulu yang ngisep kamu punya," kataku.

Soalnya aku akan kehilangan selera kalau sudah telanjur pejuhku muncrat.

Aku berjongkok dan merogoh kontol dari roknya. Aku mulai mengisepnya. Kontol yang tak terlampau gede. Pas untuk mulutku. Erni mulai naik tensinya. Kepalaku diraihnya. Pantatnya maju mundur ngentot mulutku. Nafsu birahiku menyala. Rasanya aku mau makan dan telan apa saja yang keluar dari anak manis ini. Aku merintih dan mendesah dalam sesaknya kontol di mulutku. Aku merasakan kontol Erni semakin kaku dan keras. Sementara pantatnya semakin cepat maju mundur. Erni sedang menunggu muncratnya spermanya. Aku mencoba menyempitkan kuluman bibirku. Lidahku kuputar-putar untuk memberikan nikmat pada ujung kontolnya.

Dengan jambakan yang pedih di rambutku kontol Erni berkedut-kedut yang kemudian disusuli pejuhnya yang tumpah ruah ke mulutku. Aku sibuk mengunyah dan menelannya.

"Sudah lebih dari seminggu pejuhku nggak keluar, Mas," dia memberikan info kenapa begitu banyak pejuhnya.

"Sekarang gantian. Mas keluarin ya..." dia melepasi celanaku.

Kembali kutahan. Aku ingin lain. Terobsesi dalam khayal birahiku untuk menikmati ludah Erni.

"Aku pengin ngocok sendiri kontolku. Kamu ludahi saja mulutku ya".

Rupanya Erni tahu keinginan erotisku. Dia menganggukkan kepalanya.

"Boleh. Mas suka ya?" aku tak perlu menjawabnya.

Aku kembali berjongkok. Atau kami sama-sama berduduk. Dan akhirnya kami temukan posisi yang enak. Erni duduk setengah jongkok di semen gardu itu dan aku telentang selonjor dengan kepalaku ditahan tangannya di pangkuannya.

Beberapa kali Erni meludahi mulutku sementara tanganku mengocok kontolku. Kulihat setiap kali mulutnya mengumpulkan liur berikut busanya untuk diludahkan ke mulutku. Kocokkan kontolku semakin cepat. Khayal birahiku mengajak aku terbang ke awang. Aku memasuki alam nikmat tanpa batas. Ludah Erni membasahi tenggorokanku. Saraf pekaku mengisyaratkan air maniku akan tumpah. Aku terus menganga menunggu buangan ludahnya. Aarrcchh.. Aarrcchh..

Kontolku berdenyut keras. Airmaniku muncrat ke langit. Kembali berkedut dan muncrat. Muncrat lagi.. Dduuhh.. Ternyata sangat nikmat bermain syahwat birahi dengan banci semanis Erni.

Kutinggalkan rokok yang tersisa dalam bungkusan untuk Erni. Kuberikan seluruh uangku yang di dompet yang hanya 20 ribu rupiah. Aku cukup beberapa recehan untuk pulang. Aku berjanji untuk ketemu lagi dengannya kalau kiriman uang dari 'ortu' sudah sampai.



Waria Bekasi, Cerita Tarjo

Bagiku Bekasi adalah Jakarta juga. Dan pangkalan waria Bekasi yang di sepanjang rel KA di belakang pompa bensin ii salah satu tempat yang paling sering aku datangi. Soalnya tidak begitu jauh dari rumahku yang di kompleks Jaka Sampurna, Kali Malang.

Sesudah mengisi bensin aku parkir dan titip mobil pada penjaga pompa. Dengan 10 ribu rupiah dia akan menjaga sepenuhnya mobil bututku ini. Tempat ini cukup ramai dan banyak orang Jakarta yang datang ke mari.

Aku sudah pernah berhubungan dengan beberapa waria Bekasi ini. Aku suka mengisepi kontol mereka dan minum spermanya. Itu memang obsesi seksualku. Ada yang gede panjang, ada yang sedang-sedang saja atau bahkan yang kecil. Dari yang kecil ini bahkan bisa mengeluarkan sperma sangat banyaknya.

Aku juga tak pernah melewatkan untuk menjilati dan mencium ketiak mereka. Bau ketiak-ketiak para waria sungguh-sungguh sangat mendongkrak syahwat birahiku.

Aku juga suka mencium dan menjilati lubang dubur. Waria yang cantik, atau setidaknya nampak bersih selalu menggoda syahwatku untuk menjilati pantatnya. Sungguh nikmat saat menyedot-nyedot lubang tai sambil mendengarkan desah atau rintih nikmat dari bibir-bibir waria ini. Tangan mereka menggapai-gapai untuk meraih rambutku dan meremasinya. Bagiku aroma lubang tai sangat menjanjikan kepuasan orgasme yang sangat tinggi.

Bahkan pernah seorang waria yang baru kukenal, dia baru datang dari Sukabumi, aku tungguin saat dia buang air besar di sawah di dekat rel itu. Aku bisikkan padanya bahwa aku ingin mencebokinya. Dan aku akan memberikan 100 ribu rupiah untuk kesempatan itu.

Namanya Erna, 19 tahun. Jangkung, mungkin hampir 170 cm, berkulit kuning, buah dadanya sangat ranum, dadanya bidang dengan bahu dan ketiaknya yang sangat mempesona. Aku langsung mendekatinya saat melihatnya datang turun dari ojek. Aku menggamitnya. Pikirku, biarlah malam ini aku akan habiskan waktuku dengan dia.

Memakai rok terusan berwana gelap kulit kuningnya sangat resep di pandangan mataku. Rasanya aku jatuh cinta pada Erna ini. Aku ajak Erna ke tenda kumuh yang paling mewah milik Cak Rus penjaga sawah di situ.

Aku sudah mulai menggeluti tubuh sensualnya saat dia bilang perutnya mules dan pengin berak dulu. Tak masalah. Aku bisa menunggunya. Erna keluar tenda dan melangkah berjalan di pematang menjauh dari keramaian.



Cerita Dewasa Seks ML dengan Bencong Waria

Lekuk-lekuk tubuhnya jelas menerawang dari balik pakaiannya. Aku hentikan mobil lebih kurang 4 meter dari tempat dia berdiri. Dia datang ke depan grand civic-ku, berdiri di depan 1 m dari kap mobil, berkacak pinggang. Terlihat jelas payudaranya dari balik kaos yang super tipis, tidak terlalu besar, namun indah. Tampaknya tanpa bra, dia kemudian memutar ke arah pintu kiri, kubuka pintu lalu dia naik. Namanya Rina. Dia tanya mau ke mana, aku bilang hanya ingin mutar-mutar di dekat sini sambil berkenalan dengan dia. Aku merencanakan keliling sampai ujung Kuningan dan kembali ke Taman Lawang. Dia mengajak ke rumahnya atau ke hotel, aku bilang lain kali saat ini aku hanya kepingin kenalan saja, karena aku sedang tidak "in the mood" untuk "gituan".

Dia bilang, "Yang benar? kamu hanya ingin kenalan." Sambil berkata begitu dia membuka 2 kancing bajuku yang teratas, jemarinya menyelusup ke dalam meraba dadaku, mempermainkan puting di dadaku dengan jarinya. Baru satu kali aku merasakan permainan seperti ini, jemarinya sangat terampil memuntir sampai aku terangsang. Dia melakukan ini mulai dari ujung utara jalan Kuningan sampai balik ke ujung selatannya jalan Kuningan. Sambil mempermainkan puting di dadaku, dia merayu untuk kencan. Mengeluarkan kata-kata, janji tentang nikmatnya kencan dengan dia, dia bilang kita lihat sampai di ujung jalan nanti apakah benar aku tidak berminat untuk mencicipi tubuhnya malam ini. Aku terangsang hebat, kuusahakan nyetir dengan konsentrasi tapi jemarinya tetap menari dan bisikan serta ajakannya membakar tubuhku.

Akhirnya kami kembali ke Taman Lawang dan memarkir mobil di belakang di tempat gelap. Jepitan yang diselingi puntiran dan tarikan-tarikan di puting dadaku makin menggila setelah mobil berhenti. Dia mulai meraba selangkanganku, akhirnya aku buka ritsluiting jeansku. Rani minta aku melepas jeansku semuanya. Jadilah aku masih memakai baju namun telanjang bulat di bagian bawah. Dia meremas kemaluanku yang sudah mengeras sejak tadi sambil jemarinya tetap memberikan rasangan dahsyat ke putingku. Kadang tarikannya terasa agak sakit namun nikmat.

Aku tidak tahan, kuraih dia lalu menciumnya. Kurasakan lidahnya bermain dengan lidahku. Aku pun meraba payudaranya dan selangkangannya. Kami saling pagut dan saling raba dengan nafsu yang memuncak, dia kemudian mengeluarkan penisnya dari balik rok mininya.

Aku bilang, "Stop! Kita cari tempat lain untuk menuntaskan ini."

Dia bilang, "Jangan. Goyang Rani di sini saja Bang. Rani kepingin banget."

Dia tarik bahuku agar pindah ke atas tubuhnya di jok depan kiri yang sudah rebah. Aku terangsang sekali. Takut kepergok orang karena ini public place. Tapi dia rebah dengan penis yang tegak ke atas, dia kocok-kocok sambil bilang, "Ewek Rani Bang.. Bang.. Ewek Rani Bang.." Takut kepergok, tapi nafsu kebinatanganku memuncak. Kubuka kondom dan kupasang, langsung menindih tubuh Rani. Penisku memasuki tubuhnya dan kami lupa pada dunia sekitar, aku merajamkan penisku dengan ganas. Dia mengelepar di bawah tindihanku, saling kulum saling gigit, akhirnya kita keluar barengan. Aku keluar, air maninya membasahi perut kami berdua. Pengalaman tergila yang pernah kulakukan.

Waktu selesai sudah jam 4.30. Kuantar dia ke rumahnya di Manggarai dan tidak dapat menolak rayuan dia untuk singgah ke tempat kostnya. Mulanya aku khawatir takut mobilku dikerjain orang, tapi ada keamanan dibayar Rp.10000, mobil boleh parkir di suatu tanah kosong dan di jaga. Tiba di kostnya, wah surprise juga kostnya bagus, seperti paviliun, ada kamar mandi di dalam dan dapur kecil. Kami mandi dan makan Indomie masakan Rina. Lalu ngeseks lagi untuk kedua kalinya. Akupun bolos kerja hari itu.

Awalnya aku berencana tidur setelah makan dan mandi. Saat aku terkantuk-kantuk dia bilang mau dipijitin nggak biar tidurnya nikmat. Aku bilang ya. Dia kemudian mengambil minyak dari lemari, nggak tahu namanya apa tapi baunya harum. Aku disuruh bangun dulu dan dia membentangkan plastik seperti untuk jok mobil yang cukup lebar untuk menutupi ranjang king size-nya, supaya sprei jangan kotor kena minyak katanya. Aku telungkup, dia menuangkan minyak ke telapak tangannya kemudian disapukan ke bahu, dia memijat dari bahu ke punggung. Pijatannya nikmat aku semakin mengantuk kemudian aku disuruh balik telentang, seluruh tubuhku disapu oleh minyak yang harum itu. Bagian-bagian intim tidak luput dari sapuan minyak di jemarinya, kadang geli.

Aku disuruh telungkup lagi dan dia sekarang menuangkan minyak langsung ke punggungku dan memijat punggung, lengan kiri dan kanan tengkuk. Kemudian dia menuangkan minyak di antara kedua bongkahan pantatku, geli rasanya merasakan minyak itu mengalir. Saat antara sadar dan tidak aku tiba-tiba merasakan pijatannya turun ke bokong menyentuh pinggiran anusku, kemudian dia melebarkan pahaku. Aku mulai terangsang, penisku meronta akibat tertindih karena aku telungkup. Nikmat ceritadewasaseksi.comnya saat kedua tangannya meremas bongkahan pantatku dengan sekali-kali jarinya memutar di sekitar lubang anusku

Saat rangsangan mulai naik mengaliri darahku, aku merasakan satu tangannya lepas tidak ikut meremas bongkahan pantatku. Kenikmatan yang mulai bangkit terasa berkurang. Aku menoleh ke belakang untuk memprotes, ya ampun apa yang kulihat Rani setengah berjongkok dia memijatku dengan 1 tangan sementara tangannya yang lain meremas dan mengocok penisnya yang tampaknya kepalanya bengkak berkilat urat-urat di batang penisnya. Terbayang, aku kepingin memakan penisnya hidup-hidup. Tubuhnya juga sudah mengkilat oleh minyak.

Rani bilang, "Kamu doyan ya? sama waria yang burungnya gede, kamu doyan burungku." Vulgar sekali omongannya bikin aku makin merangsang. Lalu kami tuntaskan permainan seks dengan Rani untuk yang kesekian kalinya.