Page Tab Header

Wednesday, January 26, 2005

Cerita: Aura Kelaki-lakian



Aura Kelaki-lakian

Pandangan mata kami bertemu di Food Court pada jam makan siang : Desember 2008 yang lalu ketika aku sedang makan siang di Food Court yang lagi ramai pengujung, aku melihat ada pandangan mata seorang pria muda cukup ganteng berumur sekitar 23 tahunan yang sedang makan di meja di dekatku tertuju padaku. Kusebut pria muda karena umurku jauh lebih tua dari umurnya itu. Matanya lebar, hidungnya biasa saja namun proporsional untuk ukuran wajah asia dan bibirnya tipis sekali. Warna kulitnya yang berwarna sawo matang agak cerah tampak menawan hati. Tatapan matanya sendu penuh arti. Beberapa menit kemudian, untuk kedua kalinya pandangan mata kami saling bertatapan lagi, bersamaan dengan itu, kami saling tukar senyum.

Bertukar id YM dan chat : Selesai makan, kami kebetulan bertemu lagi di stand Juice untuk membeli minuman. Kami berkenalan secara singkat. Karena posisi berdiri dekat, ku beranikan untuk membisikkan kata2 “Hai ganteng, aku suka sekali senyummu, apakah kita bisa tukar id YM”. “Halo….. , ah bisa aja bapak ini, senyum anda juga…., YM? boleh2……”, jawabnya cepat dan singat. Ditulisnya id YM nya pada kertas bon makan dan diberikan kepadaku. Ku ketahui namanya sebut saja Hassan. Kemudian, kami janji chat nanti jam 10:00 malam, dan segera kembali ke meja masing2. Tepat jam 10 malam kami chat. Selama dua minggu kami berkomunikasi lewat YM dan sms. Dicelah chat kami, dia katakan, "Aku cinta Bapak", yang kujawab, "Aku juga sayang kamu". Wow, serasa raga kami bak terbang melayang bertemu di jagad raya nan permai. Serasa kami berpacaran walau melalui dunia maya. Hassan suka yang lebih tua dan aku sebaliknya. Ia top dan akupun suka hal itu. Mesra dan panas sekali chat2 kami. Kelihatannya kami cocok dalam hal2 asmara dan lain2 hal seperti misalnya meditasi kesehatan. Klop ibarat botol bertemu tutupnya. Sampai seringkali kami harus menahan diri dari desakan birahi karena chat2 mesra dan panas di depan computer kami masing2. Rasanya kami ingin segera bermesraan dan bergumul dalam amukan asmara birahi. Kemudian kami janji temu di Telaga Biru di daerah pegunungan yang sejuk sepulang kantor hari Jum’at untuk melakukan meditasi untuk menenangkan pikiran dan mencari pencerahan.

Pertemuan Kedua di Telaga Biru di daerah pegunungan: Karena jalanan macet, kami yang berangkat terpisah baru sampai di Telaga tersebut menjelang tengah malam. Kami bertemu, ia tampak ganteng sekali. Kemudian melakukan meditasi sekitar 20 menit. Setelah itu, Hassan menanggalkan pakaiannya dan hanya memakai celana renang segitiga berwarna merah marron bermerk Speedo itu tampak begitu sexy dan macho muncul di hadapanku. Kontolnya yang lumayan besar terlihat samar menonjol dalam balutan celana renang nya yang ketat itu. Bodynya tegap dan dadanya bidang bagus alami sekali, walau tidak dibentuk fitness ia tampak macho sekali. Akupun menanggalkan pakaian dan ganti celana renang. Sambil merokok mengimbangi cuaca dingin, kami berbicara hal2 umum. Mesra sekali tatapan matanya yang tajam, sendu penuh perasaan, rasanya menusuk hatiku. Senyumnya, sikap dan tutur kata sangat menarik hatiku. Tatapan matanya itu penuh arti. Aku suka sekali dengan tatapan matanya. Ku kagum dengan bahasa tubuhnya yang maju mundur seolah ingin lebih mendekat….. seperti ingin merapatkan tubuhnya ke tubuhku. Rasanya aku ingin segera memeluk dan menciumnya, namun situasi tidak memungkinkan karena ada beberapa pengunjung lain. Setelah bermeditasi selama 30 menit, kami mandi untuk melepaskan penat dan kejenuhan Jakarta di bawah pancuran yang barasal dari telaga biru itu yang jernih dan magis itu . Wow dinginnya luar biasa, namun segar rasanya. Setelah selesai, kami menuju tempat yang sepi di balik semak belukar di sekitar telaga. Sinar bulan purnama yang menerobos cabang dan ranting dan daun pepohonan, membuat suasana romantis sekali. Sesampai disitu, kulihat tubuhnya begitu sexy jantan bak batu pualam diterpa berkas2 sinar bulan. Setelah terlepas dari pandangan pengunjung lain, kami berdiri berdekatan ia menggapai pinggangku dengan mesra memberi tanda agar aku lebih merapat ke tubuh hangatnya yang hanya bercelana renang itu . Kemudian dengan mesra ia mencium pipiku sambil tangannya memegang dan menarik mesra pinggangku agar badanku merapat ke tubuhnya yang indah itu. Ah... romantis sekali sikapnya. Sesaat kemudian ia berkata dengan parau, “kalau ingin mencium bibirku,” sambil mendekatkan wajahnya yang tampak mempesona di bawah temaram sinar bulan purnama. Hmmm “Tentu!,” desahku pelan. Segera, bibir kami bertemu untuk pertama kali, hangat… dan kami saling melumat bibir dan berperang lidah dan bertukar ludah. Ciuman2 dan pelukan2 mesra mengawali persahabatan kami. Indah luar biasa tak terlukiskan. Ciumannya lembut, panas, dan jantan. Bibirnya melumati leherku juga. Bekas cukuran disekitar mulutnya menggesek mukaku. Ah… hangat memanas membuat tubuhku mengelinjang nikmat diciumi bibirnya yang merah dan tipis itu. Hal itu membuat jantungku berdenyut sampai menyentuh kelaki-laki2anku. Nikmat tak terlukiskan. Romantis sekali suananya di bawah keremangan sinar rembulan. Kemudian, kami keluar dari semak itu setelah selesai berpakaian. Dalam bisikan dan ciuman mesra dibarengi pelukan hangat seolah tak mau lepas, kami janji temu di hotel dimana aku menginap, karena ternyata dia menginap di hotel dekat dengan tempatku menginap. Kami berjabat tangan mesra, dan dia kembali ke hotel bersama kedua temannya, akupun yang sendirian juga menuju ke penginapanku.

Janji temu di Hotel dimana aku menginap : Tepat jam satu pagi, terdengar ketukan di pintu kamarku. Karena memang aku menunggu dia yang telah menawan hatiku, kubuka pintu dan tampaklah Hassan yang bersahaja tapi sexy dan tampan dalam balutan jean fashion ketat dan jaket hitam tebal masuk ke dalam kamar berkata degan santun dan mesra dan lembut. Terlihat kontolnya yang setengah menegang tercetak pada balutan celana jeans ketatnya itu. “Selamat Pagi…Pak Ganteng ”, katanya bergombal agar aku senang. Kusambut dia, “Pagi juga, mas cogan alias cowo gagah dan ganteng…..”, dia terseyum mesra dan tampak tenang dan ramah dan gentle sekali malam itu. Lagu lama Koes Plus lama berjudul “Why do you love me….” mengiringi pertemuan itu. "Why do you love me, So sweet and tenderly, I do everything, To make you happy". Serasa aku menghadapi Arjuna dari dunia pewayangan. Selanjutnya dalam cerita ini, dia yang ganteng itu akan kusebut Arjuna. Setelah aku menutup dan mengkonci pintu, kami duduk di sofa dekat tempat tidur. Kupersilah si ganteng itu minum teh hangat yang telah kusediakan. Setelah minum seteguk teh, si Arjuna yang ganteng itu meraih pinggangku seperti yang ia lakukan tadi di lokasi pancuran. Aku ditarik merapat ke tubuhnya, ahh romantis sekali sikap si Arjuna ganteng itu dan ia mencium pipiku lalu bibirnya yang tipis itu bergeser ke bibirku yang tidak setipis bibirnya. Lembut sekali ciuman2nya. Lidahnya yang hangat dan sensual itu keluar masuk dalam mulutku. Kami bermesraan dengan kulum2an mulut. Kutanggalkan jaketnya yang tebal atas ijinnya. Karena dia hanya memakai jaket saja, segera terlihatlah dadanya yang masukulin itu. Hmm tubuhnya indah dan sexy beraroma jantan tulen. Sedap sekali baunya. Aroma jantannya berbaur dengan aroma kelaki2anku segera menimbulkan body chemistry. Demikian pula aura jantannya dan laki2ku berbaur menjadi satu menimbulkan warna indah keemasan dan merah jingga tanda dua tubuh bertaut jadi satu dalam cinta dan asmara. Panas membara rasanya, tak terpadamkan. Jantungku berdebar, kurasakan juga deguban jantungnya. Matanya yang indah hitam itu membinar menyala kelap kelip bak kunang2 di malam hari yang berterberangan di sawah padi di lereng danau Kintamani di Bali . Hmmm indah tiada tara dan kami segera melangkah lebih jauh………. Kami lanjutkan berciuman dan berkuluman saling bertukar ludah dan berperang lidah, yang tadi belum tuntas dilakukan di pemandian. Cukup lama kami melakukannya………………. Badan kami bergetar, berpelukan seperti tak mau lepas lagi……..

Bermesraan !!! : Lidahnya menerobos dan melakukan gerilya sana sini di dalam mulutku. Entah berapa lama kami lakukan perang lidah dan tukar ludah dan kulum bibir, sambil kami menanggalkan pakaian kami satu persatu. Hangatnya gesekan2 badan kami yang saling bertautan membuat suasana semakin panas. Dengan agak kasar, dia mendorongku ke tempat tidur dalam posisi tetap berciuman. Kami dalam posisi tidur berdampingan. Kemudian ku remas pentil dan dadanya, kujilat pentilnya yang merah melenting. Tidak berapa lama, dengan agak kasar tangannya mendorong kepalaku ke arah kontolnya yang bersunat ngaceng, dan basah oleh precum. Kemudian kujilat dan kukulum kontolnya berkepala bak jamur itu. Lezat sekali rasanya. Sambil ia meremas rambutku dan menahan kepalaku, ia menyodokkan seluruh batang kontolnya kedalam mulutku. Sambil mengentoti mulutku, dalam lenguhan kejantanannya, tangan yang kanan memegangi kepalaku dan yang kiri dijulurkan ke arah celah anusku, dan dia meremasi pantatku dan ujung jarinya bermain di sekitar celah anusku Ahh ahhh ssss rintih dan erangku berkepanjangan sambil membayangkan entotan rudalnya di anusku. Arjuna muda jantan itu melenguh lenguh bak banteng liar yang sedang melawan matador merasakan kontol perkasanya yang bergurat otot2 itu mengentoti kehangatan mulut dan belitan liar lidahku. “Ssss hmmm nikmat, terus terus, katanya sambil tetap berdesis ssss…… kenikmatan. Cukup lama permainan itu, sampai aku terengah-engah kakrena mulutku dijejali dan dientor oleh kontol jantannya yang keras bak ketimun Jepang berorama jantan tulen itu. Precum asin kurasakan dalam mulutku. Jembutnya yang lebat menghiasi dasar pedang kelaki-lakiannya beraroma jantan sejati menyentuhi hidungku membuat diriku mabuk kepayang. Sudah 15 menit, namun kepalaku tetap dengan kasar ditahan oleh tangannya sambil dia terus mengentoti mulutku maju mundur tanpa ampun. “Hmm nikmat sss sssss“ , desisnya sexy, “terus hisap hisap, gigit lembut dan belit dengan lidahmu, Pak”, katanya parau. Aku meronta meminta agar entotan kontolnya di mulutku dilepaskan, tapi tangannya menjambak rambutku dan menekankan ke arah kontol hangatnya dengan kasar, juga terus menjejalkan paksa rudal kejantannya ke dalam mulutku yang sudah kecapaian dirojoki kontolnya cukup besar dan keras. Akhirnya alat kejantannya dilepaskan dari mulutku untuk memberi waktu aku untuk bernafas. Kemudian kami berciuman lagi, sambil bergumul di ranjang dalam cuaca yang dingin itu. Kami merenggangkan badan, kondom disarungkan ke kontolnya yang behutan rambut hitam lebat, dan aku mengolesi liang anusku dengan KY jelly untuk mengantisipasi serangan rudalnya.

Menapaki puncak birahi dengan gumulan gelora asmara: Dengan kasar dia mendorong aku agar aku tidur terlentang, dan ia yang berbobot 60 kg itu menindih badanku yang 55 kg. Kami bergumul, kontol kami bergesekan, kami berpelukan erat sambil saling melumati bibir dan mulut kami sambil bertukaran hisapan air liur. Semakin membara dan semakin penuh birahi situasinya. Si Arjuna romantis ganteng itu merenggangkan pahaku dan di naikkan agar membelit pinggangnya. Dengan tetap berciuman, dia mengesekan-gesekan rudalnya di area celah kenikmatanku, kemudian dia mulai menancapkan kejantannya beringas bak memasukkan sekrup ke dalam mur, sambil menampari dan meremasi bongkahan pantatku berkali-kali dengan agak kasar. Pantatku memerah dan agak sakit, karena ditampari dan diremasi oleh tangan arjuna macho itu. Birahiku tambah membara dan sulit terpadamkan rasanya. Kemudian, kurasakan kehangatan kontol jantannya menerobos ke dalam celah anusku yang menyempit karena kesakitan diremas2 kasar….blesss…Sambil berkata, “ Suka dientot pistol jantanku, Pak?”, Hmm.... kupandang matanya yang tajam penuh birahi dan tak kujawab pertanyaannya itu. Kemudian pistol machonya bergerak masuk dan maju mundur mengentoti celah sempit kenikmatanku. Erangan dan rintihan2-ku karena sakit dan nikmat, juga remasan anusku pada alat kejantannya membuat dia semakin nafsu dan ganas bak banteng mengamuk melawan matador yang menggodanya. Diremasnya dadaku dan digigitinya dan dihisap pentilku sambil dikulum sambil dia tetap mengentotiku dengan rudal jantannya yang membara itu. Hal ini membuat nafsu kami terbakar dan menyala bagai gunung merapi yang akan memuntahkan laharnya. Suara lenguhan dan erangan dan rintihan kami berbaur jadi satu dalam sinar lampu hijau temaram 5 watt. Kami bertukar posisi. Aku di atas dan dia di bawah. Dimintanya aku bergerak naik turun. Ia memegangi kedua pantatku dan menaik turunkan badanku dengan paksa dan kasar……, terdengar desisan kenikmatan dari mulutnya yang tipis sexy itu, sambil berkata parau: "lebih sempitkan lagi celah yang memberikan kenikmatan kontol jantanku ini". Kemudian, dia mengentotiku dari arah bawah dengan serangan2 kontolnya yang membara bak batu bara itu menyentuhi prostatku menimbulkan kenikmatan bagiku bagai aku terbang ke nirwana ke tujuh. Setelah itu, kami ganti posisi, aku di bawah dengan bantal diselipkan dibawah pantatku, dan dia memasukkan rudalnya lagi dengan tidak sabar karena nafsu birahinya sudah sangat memuncak. Bless …..sekali serang langsung masuk. Jembutnya yang lebat bergesekan dengan area luar anusku. Geli dan nikmat rasanya. Aku mengocoki kontolku dan si Arjuna ganteng boyish itu terus mengentotiku dengan rudal lanangnya penuh guratan urat dengan penuh nafsu, sesekali kami berciuman dan bertukar ludah dan berperang lidah.

Klimaks asmara birahi: Ganti posisi tidur. Aku membelakangi dia dan ia mendekapku, dan mengangkat satu kakiku, agar mudah di mengentoti liang sempit yang menjadi targetnya. Sambil mengentotiku, tangannya menjambak rambutku ia mengarahkan ke wajahnya yang ganteng itu, dan kami saling berciuman. Ia meremasi dada dan dengan pentilku dengan kasar, aku mengocoki kontolku dan kemudian spermaku muncrat keluar. Aku mengeram dalam kepuasan. Dalam lenguhan kenikmatannya, dia menguhamjamkan senjatanya berkali kali dengan cepat dan kasar dan semakin dalam kedalam anusku yang mengetat dan berdenyut denyut meremasi keperkasaannya, akibat dari spermaku yang telah keluar duluan. Dia melenguh-lenguh karena keperkasaanya diremasi oleh anusku yang mengkerut, menyempit dan berkontraksi. Ah ssss… tak henti2nya, tanpa perduli dalam amukan birahi, dia menancapi liang sempitku tanpa ampun. Dalam ciuman2nya yang penuh gelora birahi, si Arjuna juga mengentotkan lidahnya keluar masuk dalam mulutku dengan ganas, serta meludahi mulutku berkali-kali, lalu mencipokiku tanpa ampun. Bersamaan serangan lidahnya yang hangat itu, Arjuna ganteng itu menembakkan perluru2 air maninya ber-kali2 ke dalam liangku. Dia melenguh mengeram-eram mendesis dalam kepuasan, sambil jari jemarinya meremasi dada dan pentilku dengan kasar. Panas sekali rudal machonya kurasakan dalam tubuhku. Oh ah..hmmmm ssssss…… sssssssss terdengar suaranya dalam klimaks kenikmatannya dan kepuasan. Kami tetap berciuman lembut sampai nafsu birahiku menurun, dan kemudian kami tertidur sambil saling berpelukan, jam menunjukkan tepat pada angka 3:00 pagi. Serangan Fajar : Jam 6 pagi kami terbangun. Sebagai pria muda libido Si Arjuna Macho muncul lagi, dia merapat ke tubuhku dan kami saling berciuman dan bergulat lidah sambil bertukar air liur, ah …. nikmat sekali tiada duanya. Kuraba bagian tubuh bawahnya, ternyata kontol machonya menegang keras hangat sekali. Kemudian dia menjambak rambutku dan menarik kepalaku ke arah bawah ke pistol kejantannya, dan mengentoti mulutku dengan kasar keluar masuk seperti yang dilakukan tadi pagi. Hisapan2 mulutku pada rudalnya dinikmatinya. Kemudian, dengan posisi tidur aku membelakangi dia dan dia mendekap, pejantan itu segera mengentotiku lagi . Erangan rintihan dan lenguhan bercampur jadi satu. 15 menit rudal jantannya yang kekar dan tegap itu mengentotiku maju mundur dikeluarkan dan ditanjapkan lagi tanpa ampun. Ah si Arjuna tampan ini bukan main. Kemudian, peluru spermaku muncrat lagi karena entotannya yang begitu ganas dan bergelora di dalam liang kenikmatkanku. Segera setelah itu, dia mencabut kejantanannya, melepaskan kondom , dan segera berganti posisi berjongkok di atas wajahku, lalu kontolnya cukup besar bersunat dan hangat itu dijejal paksakan ke dalam mulutku yang meronta menolak tapi terus dipaksakan, dan selanjutnya mengentoti mulutku yang hangat dan berliur tanpa ampun keluar masuk maju mundur cukup lama membuatku terengah engah kehabisan oxygen, menimbulkan suara2 romantis yang bergairah karena rojokan kontol jantannya yang membesar dan mengeras dalam mulutku, “Enak hangat dan lembut mulut dan lidah mu, Pak, terus terus ...... hisap dan belit dengan lidahmu yang berliur itu”, katanya terengah-engah sambil menampari pipiku dan lembut dan akhirnya air maninya yang masih cukup banyak dan kental itu muncrat masuk kedalam mulutku sampai tertelan olehku. Aroma laki2 dari rudal kejantannya harum bukan main. Ssssss ssss ah ahh…, lenguhnya dalam Klimaks asmara kenikmatan kedua pagi itu. Si ganteng menciumku dan meludahi mulutku kemudian kami bermain lidah sebentar dengan mesra dan lembut.…………… Kamipun teridur lelap kecapaian, baru jam 10 pagi hari Sabtu kami terbangun, kemudian setelah mandi, bersiap, kami berciuman sebentar sambil berpelukan erat dan mesra, dan berpisah. Dia kembali ke hotelnya untuk makan pagi dan bertolak kembali ke Jakarta. Pertemuan meditasi kesehatan dan pencerahan di Puncak berlanjut dan kami berpacaran dalam kemesraan selama beberapa tahun. Sungguh indah kisah cinta ini.

Perpisahan : Dia sering bercerita bahwa ingin bekerja ke negeri lain demi masa depannya, kupikir tidak serius. Namun bak tersambar halilintar ketika si ganteng macho mengatakan bahwa ia telah mendapat panggilan untuk berangkat……. Seminggu setelah berita itu, bertolaklah ia ke negeri lain di seberang lautan dua bulan yang lalu. Kami mengisi rindu melalui dunia maya. Aku teringat dengan lirik lagu “Why do you love me” yang mengawali pertemuan di hotel. Lirik lagu itu ternyata menjadi kenyataan. The memory is still in my mind, but you have gone, and you leave me alone", "But Now everything is only a dream, a dream that never comes, I only wait, till true love will come". Si Arjuna harus pergi menggoreskan kenangan indah …….

Aku berharap nanti bertemu lagi dengannya. Lagu “Kenangan Terindah” yang dilantunkan Samson, yang liriknya, “ Bila yang tertulis untukku, Adalah yang terbaik untukmu, Kan kujadikan kau kenangan, Yang terindah dalam hidupku”, menemaniku menyelesaikan cerpen ini.