Page Tab Header

Tuesday, February 14, 2006

Ayah, Peluk Aku



Ayah, Peluk Aku 1 Menit



Aku berusaha bangkit.. Sebelum ayah dan nenek tau kalau aku mendengar pembicaraanya... Aku mengambil tongkatku yang taku jauh jatuh di posisiku sekarang.. Lalu aku menguatkan diriku sendiri untuk berdiri dan langsung menuju kamar.. aku langsung merebahkan tubuhku di atas kasur.. Dan air mataku masih menetes.. masih terdengar jelas suara ayah di telingaku.. Dan rasanya sakit sekali....

"Daniel... Loh ko marah tiduran.. Tadi kan om suruh kamu ngambil kunci.??" tiba tiba om nicko sudah berada di kamarku.. Sementara aku masih bersembunyi di balik bantal.....

"Daniel... Kamu nangis...???" kata om nicko padaku.. Sementara aku masih diam di balik bantal....

"Daniel... Cerita sama om... Daniel kenapa......"

"Daniel gak papa om... Daniel cuma ngantuk.. Om jangan ganggu ya..." kataku pada om nicko...

tanpa bicara banyak om nicko pun meninggalkan aku dikamar.. Maafkan aku om....!!

* * *

Tak terasa hari ini sudah hari senin.... Dan seperti biasa hari senin adalah jadwal sekolahku.. Ya.. Aku bersekolah di salah satu sekolah luar biasa di jakarta.. Aku hanya mendapatkan jadwal senin-rabu saja untuk sekolah.. Dan itu nenek ku yang mengatur.. Bahkan sekolah ini pun adalah pilihan nenek... Ketika pertama kali aku mendengar nama sekolah ini adalah sekolah luar biasa.. pertama kali yang ada di fikiranku mungkin siswa siswa nya pinter pinter... Atau mungkin karena sekolahnya yang sangat besar makanya dinamakan sekolah luar biasa.. Tapi ketika pertama aku masuk ke sekolah itu.. fikiranku fikiranku ternyata salah... Ternyata murid muridnya hamipr 100% mengalami kekurangan fisik sama sepertiku.. Ada yang tak bisa mendengar.. Ada yang tak bisa bicara.. Bahkan ada yang tak bisa melihat kadang aku lebih bersyukur.. Karena aku hanya kekurang sepotong kaki saja... Bayangkan jika kedua kakiku tidak ada... Mungkin aku hanya bisa duduk di kursi roda dan tak bisa menginjakan di atas tanah yang sangat di karunia tuhan di bumi ini...

"Daniel..." tiba tiba nenek masuk ke kamarku.....

"sudah siap pergi kesekolah...??"

"ehh nenek.. Bentar lagi nek.. Lagi nyari buku sastra ku nih nek.. Kemana ya..."

"coba cari lagi....."

"ia nek... Oh ia.. nenek ko pagi pagi gini udah rapih mau kemana nek..."

"duduk bentar dulu yuk niel..." ajak nenek... aku dan nenek pun duduk di tempat tidurku.... Aku heran dengan sikap nenek pagi ini.. Sepertinya ada sesuatu yang akan di bicarakan....



"begini niel.. Tadi sekitar jam 4 subuh.. Nenek menerima kabar dari jogja katanya.. pamamu.. Paman firman katanya dia sakit parah.. Nenek khawatir niel.. Makanya pagi ini rencananya nenek mau pergi ke joga... Kamu ikut ya niel.. Kalo om mu nicko.. Dia lagi uas.. Jadi gak bisa..."

"nenek.. Daniel juga kan harus sekolah... Daniel sebenarnya ingin nganter nenek.. Dan ingin sekali menjenguk keadaan paman firman... Tapi Daniel gak bisa nek.. Semoga om firma cepet sembuh ya nek..."

"amin... Kamu beneran gak mau ikut niel.?? Nenek tidak sebentar loh di jogja nya niel.. Nenek takut kamu kesepian di rumah..."

"nek.. Kan ada om nicko... Dan ayah.. Jadi Daniel gak akan kesepian..."

Nenek tersenyum padaku.... Dan pagi itu aku dan nenek berangkat bersama sama menggunakan mobil om nicko.. Nenek duduk di depan di samping om nicko dan aku duduk di belakang... Sementara ayah.. baru saja om nicko akan menjalankan mobilnya.. Nenek mengtakan stop pada om nicko karena melihat ayah keluar rumah dan masuk hendak masuk mobilnya... Nenek memanggil ayah.. Dan ayah pun menghampiri nenek..

"ibu mau kemana..???"

"firman feb.. Katanya dia di jogja sakit.. Kamu ikut ibu ya ke jogja..."

"maaf bu.. Ibu kan tau sendiri... Akhir akhir ini di kantor febri sedang banyak kerjaan bu.. Titip salam saja ya buat firman..." kata ayah pada nenek.. Nenek pun masuk kedalam mobil kembali.. Dan om nicko menjalankan mobilnya...

aku turun duluan.. Ketika sampai di sekolahku.. Kemudian om nicko mengantarkan nenek ke bandara.. Barulah ia menuju kampusnya.... Aku langsung masuk ke dalam sekolahku itu... Sekolahku bersampingan dengan taman kanak kanak... Tak jarang ada anak kecil yang ketakutan melihat fisiku seperti ini...

"mamah mamah ada monster......"

"mamah kaki kakak itu kenapa.???"

"mamah takut....."

Kata kata itu seringa aku dengar dari anak anak kecil itu.. Aku hanya bisa tersenyum.. Walaupun sebenarnya hatiku sakit.. Tapi aku maklumi karena mereka belum tahu apa apa...

Aku pun masuk kedalam ruangan yang cukup besar ya itulah kelasku... terkadang terlintas dibenaku tentang keinginanku bersekolah di sekolah normal.. aku bukanya tidak senang sekolah disini.. Justru aku senang bisa sekolah disini mengenal temen temanku dengan segala kekuranganya.. Justru lewat sekolah ini, aku lebih menysukuri lagi tentang arti kehidupan...



Ketika jam istirahat ponselku berbunyi.. Mungkin aku adalah murid satu satunya di sekolah ini yang membawa ponsel.. Ya.. Ponsel ini adalah hadiah dari nenek ketika nenek tahu aku menjadi juara kelas....

ternyata om nicko yang menelphone ku.. Aku langsung mengangkatnya..

"Hallo... Ia om..."

"Daniel.... sepertinya nanti om gak bisa jemput kamu.. Karena hari ini ada jam tambahan niel..."

"oh.. Yaudah om gak papa ko.."

"tapi om udah pesanin taxi.. Yang nanti akan jemput kamu.. Dan nganterin kamu pulang.."

"ia om... "

"bener niel gak papa.."

"ia gak papa om.. Mkasih ya.."

"ia sama sama...."

* * *

Aku pulang menggunakan taxi pesanan om nicko.. Aku pun sudah kenal dengan supir taxi nya.. Karena dia supir taxi langganan keluargaku...

Aku turun dari taxi.. Dan mengambil tongkatku lalu aku melangkahkan kakiku masuk kedalam rumah.. Ku buka pintu rumah.. keadaan rumah terlihat sepi dan hening... Mungkin ayah belum pulang dari kantornya... tenggorokan ku kering.. Rasanya meminum segelas air putih dari dalam lemari es bisa menyegarkan tenggorokan ku ini.. Aku pun melangkahkan menuju dapur... Bukan kagetnya ketika aku sampai di dapur.. Aku melihat ayah sedang berciuman.. Tetapi bukan dengan seorang wanita. Melainkan dengan seorang lelaki.. Ini adalah pemandangan yang pertama kali aku lihat... Ayah mencium lelaki itu dengan sangat mesra.. Dari belakang sambil memeluknya.. Terlebih lagi ayah dan lelaki itu sudah tak mengenakan baju.. Ayah hanya memakai celana panjang berwarna hitam.. Tetapi lelaki itu hanya mengenakan cd saja... Ayah tak tau jika aku melihat perbuatanya itu... Lelaki itu membuka paksa celana ayah.. Tapi sebelum lelaki itu membuka celana ayah.. Aku berhenti melihat pemandangan yang sangat asing bagiku.. Aku langsung menuju kamarku.. Dalam hati aku tak percaya jika ayah seperti itu.. Masih terbayang jelas ketika ayah memeluk lelaki itu dari belakang dengan sangat mesra.. Betapa beruntungnya lelaki itu.. Aku sendiri yang anaknya tak pernah merasakan pelukan dari ayah...

* * *

Waktu sudah menunjukan jam 4 sore.. Tetapi om nicko belum pulang juga.. Aku sangat kesepian di rumah.. Sendainya saja ada nenek...

Dan kejadian tadi masih terbayang jelas di otaku... Apa nanti aku ceritakan pada om nicko dan nenek.. Tentang apa yang aku lihat tadi siang....

Aku keluar dari kamar.. Kulihat ayah sedang menonton tv.. Ia melihat ke arahku..

"sejak kapan kamu pulang...??"

Hah.. Ayah bicara padaku... ya tak salah lagi.. Ayah bicara kepadaku... Walaupun ayah tak melihat ke arahku... Tapi aku sangat senang...

"dari tadi siang yah..." kataku pada ayah... Tiba tiba remote tv yang di pegang ayah jatuh kelantai.. Aku tak tau kenapa... Mungkin ia takut aku melihat kejadian yang tadi siang ia lakukan.. padahal sebenarnya aku melihat kejadian tadi siang dengan mata kepalaku sendiri...

Aku baru ingat.. Sore sore seperti ini ayah paling suka minum kopi.. Aku langsung menuju dapur untuk membuatkan kopi untuk ayah.. Semoga saja ayah suka dengan kopi buatanku ini...

ketika sedang membuatkan kopi.. Aku teringat kembali dengan kejadian tadi siang yang dilakukan ayah dengan seorang lelaki di dapur ini.. Ya.. Dapur ini ikut menjadi saksi atas terjadinya tindakan yang dilakukan ayah dengan lelaki itu...

kopi yang kubuat sudah selesai..dengan tangan sebelah aku pun membawa kopi itu dengan sangat hati hati.. Sementara tangaku yang satunya lagi menggerakan tongkatku untuk berjalan... Aku meletakan kopi itu di atas meja di depan ayah.. Ayah melihat ke arahku.. Baru kali ini ayah melihat ke arahku.. Meskipun dengan tatapan wajah yang seperti orang marah...

"itu kopi buatanku yah... Ayah minum ya...."

Ayah tak menjawab kata kataku... Dia diam.. lalu mengambil cangkir kopi itu dan meminumnya.. Tapi baru sedikit ia meminum kopi buatanku itu.. ayah memuntahkanya ke lantai...

"gila.. Ini kopi atau apa.. Rasanya kok asin gini....."

"masa sih yah...."

"masa... Lagi pula kamu kenapa sok baik sama saya.. Pakai acara bikin kopi buat saya.."

"tapi yah Daniel cuma....."

"cuma apa..?? Jangan harap dengan secangkir kopi ini.. Saya bisa menganggap kamu sebagai anak saya... Sekarang kamu minum kopi ini...."

Ayah mengambil cangkir berisi kopi yang masih panas itu.. Lalu memaksaku untuk meminumnya... Mulutku di paksa untuk meminum kopi panas itu....

"mas febri.. Apa apaan..." om nicko datang disaat waktu yang sangat tepat ia menghentikan tindakan ayahku... Lalu om nicko memeluk tubuhku dan membersihkan mulutku dengan tanganya yang halus...

"mas febri sadar gak sih.. Yang mas lakuiin barusan..."



"ia aku sadar.. Kamu tanya sama ponakan kamu itu... Dia ngerjain saya dengan sengaja membuatkan saya kopi lalu menaruh garam di dalamnya...."

kata ayah pada om nicko...

"sumpah.. Om yang tadi Daniel masukin kecangkir ayah itu gula...." kataku sambil menangis...

"ia niel.. Om percaya...."

Kata om nicko...

"tapi mas.. Gak gini caranya juga kan.. Inget mas Daniel itu anak mas loh.. Gak pantas mas seorang ayah bertindak seperti ini pada anaknya..." kata om nicko pada ayah..

"diam kamu nicko... Saya ini kakak kamu.. saya tau apa yang terbaik.. Kamu mau seperti ibu.. Yang nasihatin saya terus menerus cuma gara gara anak cacat ini..." kata ayah sambil menunjuk ke arahku...

"mas febri udah kelewatan...." kata om nicko.. Sambil mengjaku kekamarku dan meninggalkan ayah..

Sesampai di kamar... Tak terasa air mataku terus menetes..

"om.. Apa salah Daniel berusaha agar ayah tidak membenci Daniel... Daniel udah capek om.. Daniel pengen ngerasaiin kasih sayang seorang ayah.... Kenapa sih om.. Apapun yang Daniel lakukan itu selalu salah di mata ayah.. Apa karena kekurangan Daniel tlah membutakan mata ayah.. Apa karena Daniel terlahir membuat ibu meninggal... Bukan salah Daniel kan om terlahir kedunia ini... Daniel pengan disayang om sama ayah.. Daniel pengen ayah tersenyum untuk Daniel.. Dan Daniel pengen om di peluk sama ayah.. Walaupun itu hanya satu menit..." mendengar ucapaku samabil disertai isak tangis om nicko memeluku....

----------------

Aku merasakan ada belaian tangan seseorang yang mengelus rambutku.. Aku bangun tidurku.. Kubuka mataku secara perlahan.. Ternyata ayah sudah duduk di sampingku... Ia mencium keningku... Aku berusaha terbangun dari posisi tidurku tapi ayah melarangnya... Ayah tersenyum padaku... Dan senyumanya membuat hatiku damai....

"ayah sayang sama kamu Daniel.. Ayah tidak membenci kamu..." ayah berbisik di telingaku...

"ayah... Daniel juga sayang sama ayah.. Daniel pengen peluk ayah..." tapi ayah hanya tersenyum..... Ayah tak menjawab pertanyaaanku.......

---------

"Daniel......" ku dengar suara seseorang memanggilku.. Mungkin itu ayah.. Mungkin ayah akan menjawab pertanyaanku semalam.... kubuka mata ini dengan perlahan.. Tetapi itu bukan ayah.. Itu adalah om nicko.... Rupanya aku mimpi....

"Daniel.. bangun udah pagi.. Kan hari ini kamu harus sekolah..." kata om nicko membangunkan aku....

"ia om bentar ya..." kataku pada om nicko...

***

Ketika di sekolah fikiranku kacau.. Badanku terasa lemas.... Dan sekitar jam 12 ada supir taxi yang kemarin menjemputku datang kembali.. Ya kali ini ia datang menjemputku kembali.. Tapi waktu jam pulang masih 1 jam lagi.. Tapi ia memaksaku untuk ikut pulang.. Bahkan ia sudah meminta izin pada kepala sekolah.. Aku penasaran ada apa sebenarnya... Aku kaget bukan main ketika sampai rumah terpasang bendera kuning mengiasai rumahku... ketika aku melihat bendera kuning itu.. Aku tak sanggup untuk berjalan.. Tapi supir taxi itu membantuku untuk berjalan masuk kedalam rumah.. banyak pelayat yang sudah berkunjung kerumahku... Tiba tiba aku teringat pada nenek.. Ya tuhan... Apakah nenek yang kau panggil.... Aku masuk kedalam.. Tetapi nenek menangis di samping jenazah yang tlah di tutupi dengan kain itu.. Rupanya nenek sudah pulang dari jogja.. Tapi siapa yang di tutupi oleh kain itu.. Om nicko.. Ya tuhan apakah om nicko yang kau panggil... Tapi tiba tiba om nicko menghampiriku dan memeluk tubuhku...

"kamu yang sabar ya niel... Ayahmu sudah tenang disana niel..." bagai tersambar petir ketika om nicko mengatakan seperti itu.. om nicko menuntunku mendekati jenazah yang sudah di tutupi oleh kain itu.. Nenek memeluku dan menangis di pelukan ku.. Aku pun demikian.. Lalu aku membuka kain yang menutupi jenazah itu.. Dan benar.. Itu adalah ayah.. Wajahmya sanga pucat.. Hidung dan telinganya sudah di tutupi dengan kapas.. Aku menangis sejadi jadinya.... Aku tak percaya ayah pergi secapat itu.. Om nicko mengatakan ayah meninggal karena overdosis obat obatan... Tuhan kenapa kau panggil ayahku disaat aku belum memeluknya...

Salah seorang ustadz berbisik di telinga neneku.. Sudah saatnya ayah untuk di kafani... Tapi aku meminta izin kepada pak ustadz untuk memeluk ayahku untuk yang terakhir kalinya.. Akhrinya ustadz itu mengizinkan aku memeluk ayah.. Dengan syarat.. Air mataku tak boleh jatuh membasahi tubuh ayah... Dan pak ustadz hanya memperbolehkan aku memeluk ayah selama 1 menit tidak lebih...!! Akhrinya aku bisa memeluk ayahku sendiri walapun keadaanya berbeda....

---****-----

Kini jasad ayah tlah terkubur oleh tanah tanah itu.... Tapi aku bisa meraskan kehadiran ayah disini.. Ia tersenyum padaku.. Walaupn disini banyak tangisan yang mengiringi kepergianya.... Termasuk lelaki yang waktu itu pernah berciuman dengan ayah.. Ia pun hadir di pemakan ayah... Ia menangis histeris.... Ayah biarlah kau pergi untuk selamanya... Dan maafkanlah anakmu jika hanya menjadi beban di masa hidupmu..

Ayah... Kini aku ikhlas melepasmu..

Dan hidupku masih terus berlanjut

Dan akan kujalani hari hariku bersama nenek dan om nicko....