Supir dan Kenek
Proyek
Menurutmu
apakah saya seorang petualang sex sejati yang tidak bisa bertahan dalam sebuah
hubungan khusus? Dengan mas Arif, tapi sekarang saya tidak tahu mas Arif dimana
lagi. Dengan Nuri atau gadis tetangga sebelah? Yah, memang saat itu kami sedang
liar-liarnya dan tanpa didasari oleh cinta, hanya suka sama suka alias
penasaran alis hanya pingin coba-coba. Dengan Minah? Yahhh khilaf. Dengan
Syaiful? Sama-sama butuh hahaha. Jika bisa, saya hanya ingin dengan mas Arif,
tapi saya tidak tahu dimana saya harus mencarinya, ke komplek ABRI dan
menanyakan ingin bertemu dengan pak Arif dari bataylon sekian? Ditembak
ditempat atau tidak yah oleh penjaga gerbangnya? Hahaha – alasan saya saja yang
tidak mau mencarinya. Saya juga tidak ingin, ketika saya berhasil menemukannya,
dia tidak menginginkan saya kembali. Saya sadar sepenuhnya bahwa saya tak perlu
berharap dari mereka, walaupun saya ingin. Heiiii ... Ada barang bagus dan
sempurna lewat didepan anda dan dia membiarkan anda untuk menjamah bahkan
melakukan sesuka hatinya kepadanya, mengapa tidak? Saya tidak munafik, saya
menyukai lelaki sempurna dengan sex sempurna. Saya ingin mencoba mereka semua!
Saya tidak tahu mengapa saya ingin mencoba mereka semua, tapi mereka semua
sempurna dan saya hanya ingin mencobanya. Apakah karena saya merasa tertutupkan
oleh kelebihan dan ketampanan yang diberikan oleh Tuhan kepadaku?! Bagaimana
dengan mereka yang terlahir biasa? Jelek? Kurus? Jerawatan? Tonggos? Kadang
saya tidak tahu harus berbangga atau merasa malu ...
Saya
menginginkan pak Awan, seperti saya dulu menginginkan mas Arif. Tetapi saya
tidak berani bertindak, tidak berani mengutarakan isi hatiku, tidak berani
memperlakukan beliau ‘rendah’ seperti memperlakukan Syaiful atau Minah. Saya
tidak menginginkan sepenuhnya untuk mengentoti beliau, sebaliknya membayangkan
beliau mengentoti diriku bahkan memperkosaku. Semakin lama semua terasa
terbalik saat bertemu dengan beliau, saya memuja beliau. Itulah sebabnya saya
tidak pernah memberikan lobangku kepada orang lain selain mas Arif. Jika
menginginkan sex dariku dan mereka sesuai dengan selera atau nafsuku, maka akan
kami lakukan suka sama suka hanya sekedar sex dan saya yang akan jadi topnya.
Jangan harap saya akan menjadi bot mereka. Saya hanya akan memberikannya pada
pak Awan, bagaimana jika pak Awan bukan Top? Sebodo hahaha ... Hah ... Saya
tidak tahu kapan dan dapatkah saya berhenti dari petualangan ini, petualangan
sex yang meracuni ini, yang memabukkan ku kedalam kenikmatan yang tak bisa
kutolak ...
Untungnya
selama ini Syaiful tidak pernah mempermasalahkan kepada siapa saya bergaul atau
kapan saya harus memberikan dia kontolku. Syaiful tidak pernah cemburu atau
marah ketika saya tidak bisa melayaninya, saya pribadi tidak pernah meminta
waktu dengannya untuk sex sesaat, banyakkan dia sih. Tapi saya kira saya tetap
harus menghargainya. Syaiful sendiri tidak pernah menunjukkan sikap yang
berlebihan kepadaku saat berkumpul bersama-sama supir atau satpam lainnya, tak
pernah menanyakan kenapa saya tidak mencarinya, kenapa saya tidak mau dientot,
kenapa saya tidak telpon dia atau sms bahkan menanyakan perihal kehidupannya.
Kami berakting seakan-akan tak ada yang terjadi diantara kami dan sebisa
mungkin kami saling menjaga atau menolong satu sama lain. Contohnya saat
Syaiful membutuhkan dana untuk kelahiran anak keduanya, yah – anak kedua. Cowo
jantan, tampan, kekar atletis dan memiliki istri tetapi terpuaskan saat
dientoti, sangat mengundang birahi bukan? Kami sama-sama butuh, kami sama-sama
suka, kami sama-sama cocok satu sama lain, secara fisik, seksual bahkan cara
pandang.
Tak
tahu harus malu atau apa, kami seolah-olah membenarkan diri kami untuk
mengentot bersama, kadang kala Syaiful dengan Minah – o ya, saya hanya sekali
dengan Minah – untuk mengirit uang gaji kami. Jika menggunakan jasa perempuan
nakal, kami harus mengeluarkan biaya lebih dan tak tertutup kemungkinan kami
kena penyakit kotor. Dengan Syaiful, saya lakukan suka sama suka, dengan Minah,
Syaiful lakukan suka sama suka tanpa ada paksaan – sama-sama menikmati dan enak.
Saya tidak berminat untuk melakukan threesome dengan Minah, karena saya
khawatir Minah akan semakin binal dan menjadi batu sandungan dikemudian hari.
Toh saya lebih suka mengentoti Syaiful dari pada Minah dibandingkan memek
Minah, jelas lubang Syaiful jauh lebih mengigit.
Terlepas
dari itu semua, menyenangkan sekali jika melihat rupa seorang lelaki jantan
yang terpuaskan, matanya, bibirnya dan gerak tubuhnya yang merespon semua
kenikmatan yang saya berikan. Ada rasa bangga karena berhasil ‘menaklukan’ mereka,
lelaki jantan yang perkasa. Tetapi bukan berarti saya berminat untuk menggoda
pria-pria straight yang berada di ‘jalan yang benar’. Saya lebih suka jika ada
seorang pria yang sama-sama menyukai datang menghampiri saya daripada saya yang
menghampiri, karena saya tidak dapat menebak dengan benar apakah seseorang
menyukai saya atau tidak, oleh sebab itu saya menunggu. Pernah juga saya digoda
oleh beberapa pria kemayu saat menemani mbok Rini di pasar, lucu sebenarnya
berkawan dengan mereka – tapi tidak untuk sex. Mbok Rini juga senang membawa
saya ke pasar, karena mereka akan memberikan sayur atau harga yang lebih baik
kepadanya saat kami mampir. Kesempatan ini digunakan oleh mereka untuk mengenal
saya lebih jauh, tetapi saya tepis semua itu karena saya tak ingin memberikan
harapan pada mereka. Karena selera saya tidak bisa diganggu gugat sepenuhnya –
saya juga tidak tahu mengapa saya hanya menyukai pria tampan atletis, pria
tampan tetapi bulking seperti Ade Rai, pria dengan big pack? Terima kasih, buat
kamu saja hahaha.
Hari-hari
saya lalui rutin seperti biasa, kadang kala bosan, kadang kala menyenangkan
bersama saat kulalui dengan pak Awan. Kalau beliau tak ada di Jakarta, saya
lebih suka menghabiskan waktu di kantor dan membantu anak- anak. Daripada di
rumah bawaannya tidur selalu, takut perut saya jadi buncit, terpaksa
berolahraga seadanya di rumah atau komplek perumahaan – jarang saya lakukan
karena saya tidak suka dipandang oleh pembantu-pembantu sekitar serta
nyonya-nyonya rumah komplek itu. Mereka seakan-akan hendak memakan saya, bahkan
pernah ada yang menawarkan saya pindah kerja ditempat mereka dengan gaji yang
lebih tinggi. Tak sedikit yang mencibir atau menanyakan langsung apakah saya
sudah menjadi simpanan pak Awan karena saya tidak terimingi oleh gaji yang
lebih tinggi – saya berharap begitu adanya. Jadi terpaksa saya berolah raga
seadanya di dalam rumah, kadang saya berolah raga telanjang saat mbok Rini atau
pak Awan tak ada di rumah, sensasinya berbeda – makanya saya ingin punya rumah
sendiri. Membayangkan tiba-tiba pak Awan datang dan langsung mengentoti aku di
ruang tamunya tanpa ampun. Saya ingin beliau memelukku – menciumi aku –
mengocok kontolku bahkan memperkosaku.
“Yuk
‘To” Ajak pak Awan meninggalkan rumah makan di Mall Paris Van Java, Bandung
setelah beliau membayar makanan yang kami makan
“Ya
pak”
Bandung
memang kota yang menyenangkan, kotanya adem, tertata rapi, FO dan kulinernya
sangat berbeda dengan jakarta. O ya, pria-pria sundanya juga memiliki kelebihan
tersendiri, kulit mereka putih dan wajahnya tampan juga, walau di tempat lain
pria-pria lain juga tidak kalah menarik. Bahasa sunda mereka juga sangat
menarik ... tapi tetap lebih menarik pak Awan. Hari itu kami berangkat lebih
awal ke bandung sehingga bisa menghabiskan waktu di beberapa tempat tujuan
wisata. Kebetulan karena hari kerja, suasana kota tidak macet oleh serbuan
orang-orang Jakarta yang datang berwisata. Pak Awan lebih suka menghabiskan
waktunya mencicipi makanan-makanan khas Sunda ketimbang berkunjung ke FO-FO
setempat. Walau begitu, pak Awan membawaku memasuki beberapa FO dan menanyakan
apakah saya berminat terhadap baju-baju itu, jika ya, maka beliau bermaksud
membelikannya untukku. Untung orang-orang tidak memandang kami aneh, karena
saya tidak memakai baju safari umumnya seorang supir – pak Awan memang tidak
menyediakan baju safari seperti itu karena beliau tidak mau terkesan berjalan
bersama seorang supir dan dicibir oleh orang sekitar. Mulut orang sekitarnya
akan selalu bergunjing mengucapkan rasa heran mereka terhadap perlakuan seorang
atasan yang dekat dengan supirnya. Saya memaklumi perasaan pak Awan dan tidak
merasa direndahkan, sebaliknya beliau ingin saya terlihat seperti kawan
seperjalanannya. Lumayan dapat 1 stel baju baru pilihan pak Awan hehehe.
“Yuk!”
Ajaknya sambil merangkul pundakku
Senang
rasanya merasakan rangkulannya – wanginya sungguh terasa ... Sayang dia segera
melepaskan pegangannya. Saat melihatnya digoda atau diajak kenalan oleh
pria-pria yang tidak dikenal, saya merasa cemburu dan marah. Saat melihatnya
bercengkrama dengan gadis-gadis yang ganjen, sok cantik juga membuat saya kesal
hingga akhirnya saya membawa mobil sedikit ugal-ugalan. Saya senang ketika dia
berbicara denganku, saya senang ketika dia memperhatikan saya, senang ketika
dia menegur dan mengingatkan saya akan sikap saya itu dan saya sadar akan
kesalahan saya itu, jadi saya bukan seorang psikopat bukan? Saya merasa
tersiksa oleh situasi ini ... Saya ingin memilikinya ...
...
“Tidak
akan keburu” Guman pak Awan
“Masi
3 hari kok pak ...”
“Kata
siapa 3 hari?! 2 hari lagi!” Suara pak Awan mulai meninggi
“
... “ Keok juga kontraktornya saat melihat pak Awan yang sudah mulai marah
“Lusa
adalah jadwal masuk barang dan jadwal merchant untuk mengatur peletakan barang-barang
showroom, bukan jadwal kerja kalian lagi! Dan kalian tidak boleh lalu lalang di
lokasi, kalau pekerjaan kecil atau perapihan saya bisa memakluminya ... Tetapi
pekerjaan besar – TIDAK!”
“Iya
pak, akan segera kita kejar”
“
... “
Ternyata
pekerjaan fitting out kantor cabang rangkap showroom di Bandung belum mencapai
hasil yang memuaskan. Masih banyak pekerjaan yang belum diselesaikan sehingga
pak Awan khawatir akan menganggu jadwal soft launching kantor cabangnya.
Melihat project manager serta kepala tukangnya yang kalang kabut menekan
anak-anaknya untuk segera mempercepat kerjaannya menggingatkan masa-masa sulit
saya hingga harus menjadi seorang kuli bangunan. Walau hanya sebentar karena
saya tidak kuat – menjadi kuli bangunan selama 1 tahun berbeda dengan pekerjaan
bertani yaaaaa hahaha – saya tetap merasakan manfaatnya menjadi seorang kuli,
proses pembangunan serta kawan-kawan senasib sepenanggungannya sangat erat
terasa. Saat itu saya diajak oleh kawan saya untuk bekerja disalah satu proyek
karena musim tanam di kampung sudah lewat sehingga kami hanya melewatkan waktu
begitu saja. Karena tertarik untuk mendapatkan uang lebih, akhirnya saya sampai
di daerah Pondok Indah. Komplek perumahan elit nan megah yang hanya bisa saya
impikan – tidak lebih.
Karena
saya belum memiliki pengetahuan seorang tukang, saya dipekerjakan sebagai kenek
tukang yang berfungsi untuk membantu tukang, sama halnya dengan kacung lah.
Selama berbulan-bulan kerja disana, saya jadi akrab dengan mereka. Bedanya
setiap ada kesempatan libur, mereka selalu menggunakan kesempatan itu untuk
jalan-jalan ke mall atau bahkan belanja menghabiskan uang gaji mingguan mereka.
Disana saya cukup dekat dengan Eka salah seorang kenek yang bekerja disana
juga. Awalnya dia kerja selama beberapa bulan kemudian libur dan datang lagi
ketika pekerjaan kami sudah hampir selesai. Eka adalah bujang jawa umur 24
tahun, dia tampan dengan bulu-bulu dadanya yang mempertegas kelakiannya, kumis
tipis dan cambangnya membuat dia sangat macho. Dia juga seorang pekerja keras,
kadang kala menghabiskan waktunya dengan salah satu teman baiknya yang bernama
Agus. Mereka sudah berkawan lama sehingga kemana-mana mereka selalu berdua,
jika saya sedang bagus moodnya saya akan berkumpul bersama mereka berdua. Saya
tertarik dengan Eka karena dia terlihat sangat jantan, berbeda dengan Agus yang
lebih imut wajahnya terlihat seperti seorang adik saja. Dan kadang kala saya
senang jika Eka memperhatikan saya, memijati bahkan memeluk saya. Kegiatan ini
sepertinya biasa saja dimata para tukang atau pekerja seperti kami, tidak ada
yang aneh, canda tawa dan berucap kotor bukanlah hal yang tabu bagi kami.
“To!”
“Hei!
Baru sampai?!” Terkejut oleh kedatangan Eka yang tiba-tiba
“Iya,
hehehe kabare?” Senyumnya menawan dan kemudian memeluk saya begitu saja
“Baik!
Kamu juga kan?” Tanyaku balik sambil membalas pelukkannya
“Iya
... Hahhhh Rindu saya padamu wkwkw makin seksi saja nih?” Katanya sambil
meremas bokongku serta memandang dada saya mesum
Kebetulan
saat itu saya sedang bertelanjang dada, bersiap-siap untuk mulai kerja.
“Ah
sial lu!” Balasku
“Hahahaha”
“Kok
kesini? Bukan di Blok A?”
“Ga,
disuruh kesini sama pak Ujang buat bantuin bersih-bersih”
“Ohhh...
Agus?”
“Belum
mau balik dia” Jawabnya belum mau melepaskan pelukkannya
“Bertengkar
ya kaliaannnn wkwkwk”
“Halah!”
Elaknya sambil melepaskan pelukannya
“Tidur
diatas atau bawah?”
“Atas!”
“Yo”
...
“To,
Cuma bersih-bersihkan? Atau ada yang harus dikerjakan lagi?” Sialan, umpat saya
dalam hati. Dia muncul dengan dada bidang berbulu serta atletis dengan celana
pendek rombeng milikku. Jantan sekali!
“I
ya, bersih-bersih dan cat ulang” Jawabku segera mengalihkan pandanganku
“Oh...
Ya sudah”
Nih
manusia pinter banget menggoda iman orang!
“’To,
rokok?” Tawarnya padaku saat jam makan siang
“Mmm”
Tolakku sambil mereguk air minumku
“Rokok
yang ini mau?”
“Phuhhhhsttttt
!!!! SIALAN !!!! Ohok! Hek!” Muncrat sudah air minumku
“HAHAHAHA!”
Tanpa
permisi dia mengarahkan tanganku kearah gundukan kontolnya yang terasa
menegang, sehingga saya kaget dan tersedak oleh air minumku. Tawanya tak
berhenti melihatku yang masih batuk-batuk tersedak hingga saya tendang dia.
“Hahaha
... Sorry... Sorry... Sorry...” Sambil menepuk (mengelus ?) punggungku untuk
meredakan sedakku, tetap dengan senyum usilnya
“Hahhhhh
GILAK lu, bikin kaget! Lain kali bilang-bilang! Biar gw remes sekalian!”
Umpatku
“Hahaha
... Jangan diremes, belai aja hahaha”
“Sini
gw remas jadi daging cincang!”
“Hah!!!
Jangan lah wkwkw”
“Gw
kira apaan, ternyata kontol lu!” Ada rasa sesal kenapa tidak ku remas aja tadi,
merasakan kontolnya yang sedang menegang (?)
“Lagian
lu lucu sih, merokok nga, ngewe nga, bola nga ...”
“Sayang
duitnya tau!”
“Hehehe,
makanya bagi-bagi dong kalu ada memek, jadi bayar bareng-bareng wkwkw”
“Kerjaan
lu ye ma Agus? 1 lubang berdua! Hahaha ...”
“Kan
susah senang bersama hehe, enak gila”
“Ngantri
dong, keburu layu de”
“Yeeee
yah kagak lah! Hajar bleh, satu atas satu bawah, bikin cewenya minta ampun
keenakan”
“Gila
kalian, masa 1 lubang 2 kontol?!”
“Hehehe,
mantap lagi geseknya – tu cewe diperkosa begitu juga nagih kok”
“Mammpuuussssss
...! Ck ck ck”
“Duh,
ngaceng deh ...” Entah sengaja atau tidak, dia mulai mengelus dan meremas
gundukan kontolnya yang membesar
“Edan
lu berdua!”
“Yah
abis gimana atuh? Wong cewe e mau kok dientot berdua, malah keenakan dia –
nagih”
“Kalu
ketemu yang binal, malah gratis wkwkw” Lanjutnya
“Hah?
Gratis?!” Sengaja ku lanjutkan untuk memancingnya
“Iyalah,
wajah tampan, badan kekar, kontol besar – cewe mana yang nolak dientoti kita
berdua”
“Tetap
aja kali, bingung gimana masukin tu dua kontol dalam memeknya?!”
“Wkwkwkw
tolol nihhhh! Kan gene, gw tiduran terus jablaynya dudukin kontol gw tuh ...
Masuk dah kontol gw, terus tinggal dipeluk dan gw cipokin! Abis tu kan si Agus
ngentoti cewenya dari belakang, kaya anjing kawin gitu! Nah pas da masuk semua
punya Agus tuh yang bikin jablaynya tereak keenakan dientoti! Lebih enak lagi
pas si Agus mulai ngentoti tuh cewe ... Alamakkk gesekannya!”
“...
Glek ...” Telan ludahku
“Makanya
cobain atuh, kalu da coba bisa sakau pengennya tiap hari wkwk”
“Ntar
cari yang gratisan aja!! hahaha”
“Tuh
pembokat sebelah rumah, kayanya nafsu benar ma kita tuh”
“Hahaha!”
Tawaku segera meninggalkannya dengan hati yang berdebar-debar, sebelum saya
dibutakan oleh nafsu
...
Segera
kualihkan pandangan mataku ke arah balkon saat Eka keluar dari kamar mandi
hanya dengan melilitkan handuk sebagai penutup auratnya. Adalah hal biasa jika
para kuli bangunan itu mandi bersama, bahkan keluar telanjang begitu saja.
Masalahnya yang ada di depanku ini adalah salah satu bentuk type kesukaan saya!
Terang saja otong saya cenat cenut meminta saya untuk memuaskannya sejenak.
“SEGGGEERRRRRRRR!”
Teriaknya berjalan kearahku
“’To,
cium deh ... Wangikan?” Rebahnya sambil menyodorkan tangannya untuk ku cium
“Iyaaa
wanggiiiii!” Ku tepis tangannya keras biar dia tidak mendekat lebih dekat
“Hahaha!”
Tertawa dia sambil mencubit pipiku gemas
“Hahhh
... CAPEKKKK!” Sambil mengulik, melepaskan kekakuan pada sendi badanku dan
mengarahkan pandanganku ke langit-langit kamar
“Lucu
banget sih lu hehe” Tetap memandangku
“Lucu
– lucu – lucu, gw makan lu ntar! Hehehe”
“Berani
lu!” Tantangnya sambil mendelikkan matanya
“Hahaha
kagaaaakkkkkk! Udah ah, mau tidur! Matikan lampunya lah”
Setelah
mematikan lampunya, dia segera kembali kesebelahku tanpa memakai celananya,
tetap hanya menggunakan handuknya saja. Tapi saya tak berani melihat ke arah
tempat kontolnya menggantung, khawatir ketahuan olehnya. Jika bisa, saya tak
hanya ingin melihat kontolnya, tapi menghisap bahkan mengulum kontolnya itu.
Trek
.. Krek! Terdengar suara gemeretuk suara tulangnya, lepas sudah rasa kaku yang
mendera sehingga kami dapat tidur dengan nyaman.
“Sayang
yah, coba kalu saya secakep kamu, pasti lebih mudah dapatin cewe ... Gratis
setiap hari ngentot” Gumannya
“Hah?
Lu gilak – Yang sekarang ini aja da tampan, apalagi yang kurang!”
“Masa
sih gw tampan? Hehehe – tampanan lu lah”
“Yah,
sapa yang bilang nga? Lagipula tampan ga penting, yang penting ininya! Wkwkwk”
Jawabku seenaknya sambil menyolek gundukan kontolnya yang tertutup handuknya
“Hahaha,
kan lebih bagus kalu da tampan, kontolnya kontol kuda lagi! Hahaha” Dia diam
tak bereaksi saat saya menyolek kontolnya. Tiba-tiba dia bangun, memandangku
sesaat dan ...
“Coba
kalu gw secakep lu, sekekar lu atau mungkin gede kontolnya ...” Ujarnya
“
... Hah?”
“Hahaha
– Gilak lu! Sudah kubilang kau itu tampan! Badan kau juga bagus dengan
bulu-bulu lu! Kontol lu gede ini kan? Katanya bikin jablay ketagihan? Gw aja
suka kok ma cambang lu, seksi gila” Ujarku yang malah memancingnya,
memancingnya untuk melanjutkan obrolan kotor ini. Mengira-ngira apakah dia
sedang pengin? Pengin ngentot atau hanya sebatas menggodaku?
“Oh
ya? Cambang gw seksi? Hehehe ... Masa?” Tanyanya sambil mengelus- ngelus
cambangnya
“Ga
segede lu ma Agus kali kontol gw ... Hehehe” Lanjutnya kembali
“Ga
mungkin kau punya lebih kecil dari gw hahaha” Hiburku
“Mang
punya lu lebih kecil dari Agus?” Pandangku pura-pura penasaran padanya
“Punya
Agus gede, gw aja kalah” Jawabnya memandangku yakin
“
Hah? Kan badan dia kalah besar dari lu ini? Lu bercanda gitu, ntar kecil
beneran loh!” Tanyaku sengaja tak percaya
“Wkwkw
– Punya lu gede ga ‘To?” Tanyanya mengalihkan pandangannya ke arah kontolku
yang mulai membukit gundukkannya
“Biasa
aja ...” Jawabku seadanya
“Pasti
lebih gede de ‘To?” Cecarnya kembali
“Ngaaaa
...”
“Iyakannn??
Hahaha pasti lebih gede”
Tiba-tiba
tangannya meraba dan meremas gundukan kontolku, tapi semua itu sesuai
harapanku. Karena saya sudah siap atas semua tindakannya yang lebih dari
sekedar meraba kontolku! Lebih dari sekedar saling memegang dan melihat!
“Wuiihhhh
gede ‘To ...” Ucapannya kecil tertelan oleh nafasnya
“Masa
sih?” Pura-pura heran
“Iya
‘To” Jawabnya tetap mengelus dan meraba
“Ah,
punya lu lebih gede kali! Coba liat!” Kataku sembari meraba selangkangannya
Sengaja
saya menyingkap ikatan handuknya yang kecil sehingga dapat kuraba kontolnya
langsung dengan tangan telanjang. Panas dingin ditambah jantungku berdebar
lebih cepat 3x, ternyata Eka tak menolaknya bahkan seperti kesenangan dia
tersenyum melihatku meraba kontolnya yang sudah menegang dengan ukuran kurang
lebih 13 cm, ukuran standar pria Indonesia. Saya khawatir jika dia hanya
bermain-main dan membocorkan kegiatan kami ini kepada kawan- kawanku. Tapi
nafsu mengalahkan semuanya sehingga saya tidak melepaskan kontolnya dari
genggamanku.
“Kalahkan
punya gw ... Nga percaya sih lu!” Ucapnya tak memperlihatkan reaksi
keberatannya memegang kontolnya secara langsung
“Hehehe
... Kalah jauh”
“Hah?
Lu belum tegang habis? Segede ini belum?” Kagetnya memandangku Kini saya tahu
bahwa dia memang menginginkan sex denganku, sex sejenis denganku karena dia tak
juga melepaskan pegangan tangannya dari kontolku dan nafasnya semakin memburu.
Jangan-jangan selama ini dia dengan Agus saling mengentoti satu sama lain?! Tak
boleh ku lepas kesempatan ini!
“Belum
‘Ka”
“WOW
... Gedein lagi ‘To”
“Ga
bisa ... Harus dirangsang dulu ... Kocok aja dulu kontol gw”
Tanpa
aba-aba, saya mulai membantu Eka membuka semua penutup kontolku yang sudah
ngaceng. Kini terlihat sudah kontol kami satu sama lain yang sedang ngacung
setegak-tegaknya, bedanya kontolku berukuran 18 cm dan kontol Eka 13 cm.
“Benarkan
apa kata gw?! Kontol lu lebih gede!” Takjub dia memandang kontolku dan mulai
memegang bahkan memperhatikan kontolku sedekat-dekatnya
“Lebih
gede dari punya Agus kah?” Begitupun saya yang tak melepaskan kontolnya
“Iya,
kontol Agus lebih panjang dikit dari kontol gw aja”
“Hahaha”
Tawaku seraya melepaskan kontolnya yang sudah penuh dengan mazi
“Ini
da paling ngaceng ‘To?”
“Belum,
kalu dirangsang bisa lebih keras lagi ...” Tipuku padanya
“Bener
‘To? Gilakkk” Tanyanya tak percaya seraya mengocoki kontolku
Urghhhh
– serasa mau lepas semua tulang dibadanku merasakan kocokannya, ingin segera
menangkap dan memperkosanya segera. Tapi saya belum berani bergerak sebelum dia
memberikan kepastian yang lebih pasti. Ditengah kegelapan malam, dua orang
lelaki saling meraba dan mengocok.
“’To,
bagaimana caranya sih kok bisa kontol lu bisa segede ini?!”
“Sering
dikocok aja – 2 hari sekali”
“Woowwww
... Keras banget ‘To hhhhh” Nafasnya mulai memberat
“Punya
kau juga keras kok ... Udah ah, jadi pengen ngentot nih gara-gara lu hahaha”
“Hahaha!
Beda banget ma punya Agus ... Ck”
Kini
Eka mulai merebah didekat dadaku, deru nafasnya berhembus mengenai pentilku
membuatku semakin merinding keenakan ingin memeluknya segera.
“Udah
ah ‘Ka ... Muncrat pejuh gw ntar” Ku tahan kocokannya dan kutuntun tangannya
mendekap dadaku. Semakin dekat, kini Eka sudah tertidur di dadaku. Eka pun
beringsut mendekat, sehingga terasa sekali kontolnya menempel dipahaku, sungguh
posisi yang menggairahkan sekali.
“Enak
yah ‘To?”
“Iyalaahhh
...” Jawabku sembari mengalihkan pelukanku menjadi memegang atau membelai
kepalanya
Kini
yang ada hanya nafas berat kami berdua, nafas yang menahan nafsu yang sangat
besar. Nafsu ingin segera mengentotinya membuatku sangat tersiksa karena nafas
dan bibir Eka kini semakin dekat dengan pentil dadaku. Pentil dadaku yang
mengeras meminta dengan sangat untuk segera disedot dan Eka paham akan hal itu!
Eka kini mulai menjilat dan menghisap pentil dadaku!
“Arghhh
‘Kaaaaa” Desahku
“Mmmmpphhhh”
Sembari
menghisap pentil dadaku, Eka kembali memegang kontol kudaku dan mengocoknya
perlahan. Perlahan kini dia bangkit dan menindihku ... Memandangku ...
“Nga
‘pa ‘pa ‘To ... ? Gw pengen ...”
Tanpa
menjawabnya, segera ku cium Eka dengan ganas. Kini kami sudah saling
berpagutan, saling mengigit bibir satu sama lain, saling menghisap, saling
bertukar saliva, saling menyedot lidah kami. Seakan menemukan pelampiasan, kini
ku peluk dia erat dalam serta merasakan hangatnya kulit badannya yang berbulu.
Kontolnya beradu hangat dengan kontolku, saling menggesek dan mengeluarkan mazi
kenikmatan. Nikmat sekali ...
“Hahhhhh
... Mmmppphhh hhhh”
“Shhhhlurppppp
pokk” Terdengar suara cipokan yang keras saat dia melepas ciumanku
Puas
menciumku, Eka mulai bergerilya menuju leherku ... daguku ... dada bidangku ...
pentilku sekali lagi ... Arghhh nikmatnya ... Hingga kurasakan hangatnya kontol
kudaku. Hangatnya basah ... Hangatnya empuk ... Hangatnya terasa hisapan kecil,
hisapan besar ... Grhhhhhaaa ... Eka menghisap kontolku dengan ritme yang
berbeda, ritme yang membuatku mengelinjang keenakan. Sungguh seperti disedot
seluruh sendi lututku hingga membuatku lemas.
“’Ka
aaa ... Akh!”
“Muuuapphhhhhsssss
ss ... Slurphhhh!”
Mulut
Eka masih penuh dipenuhi oleh kontolku yang tak habis-habisnya disedot. Nikmat
sekali memandangnya yang jantan berbulu dan macho menjilat atau menyedot
kontolku dengan penuh gairah. Saya ingin lebih dari sekedar diemut, saya ingin
mengentotinya ...
“Kaa
aaa ...” Panggilku dan menariknya keatas serta kuberikan ciuman yang takkan dia
lupakan
“Hmmphhhh
mmm ...” Desahnya kehabisan nafas menerima ciumanku
Merasakan
dadanya yang bidang dan berbulu membuatku bergidik keenakan, bulu-bulunya
terasa mengelitikku, seperti karpet yang sedikit kasar. Lehernya yang kuat
serta dadanya yang bidang menebarkan wangi yang memintaku untuk segera melumat
habis setiap lekukan dadanya, pentilnya hingga kontol 13 cmnya. Kontolnya habis
ambles dalam mulutku ketika ku sedot dan jilati. Eka mengelinjang tertahan
disela-sela desahannya ...
“Ouchhhh
‘To ooo o ... Jangannnnnnn argh!” Tak tahan oleh sedotanku, dia berusaha
menolakku dengan pahanya dia mengapit kencang kepalaku
“Hmmmmnnn
... Mphhshluurppp hh” Tak mau mengalah, ku buka lebar pahanya hingga terpampang
jelas sudah kontolnya, bijinya bahkan lubang milik Agus (?) yang akan menjadi
milikku saat ini, malam ini.
Perlahan
ku jilati lubang milik Agus(?) itu, lubang kenikmatan yang akan membuatku
melayang malam ini. Dengan lidahku, saya menstimulasi lubang Eka dan mulai menusukkan
jari-jariku untuk mempermudah masuknya kontolku nanti. Disela-sela nafas dan
desahan penolakan Eka, saya tahu dia menginginkannya, menginginkan ku untuk
mengentotinya, menginginkan kontol 18 cm ku memenuhi lubangnya, menginginkan
lebih dari yang diberikan oleh Agus mungkin, atau mungkin dia merasa lubang itu
milik Agus, sehingga saya tidak boleh merasakannya malam ini? Saya tidak mau
tahu, itu salah dia sendiri yang sudah membangkitkan singa nafsu setanku.
“’Mpphhhhh
‘Tttooo ... Ja ann n ggg ga a nnnn akhs!”
“Hmmpphhhh!
Slurpphhh ...” Tanganku kuat mencengkram kedua pahanya sehingga gerakannya
tertahan sejenak
“
... Hh hh hhhhh akh!” Kini saya sudah menindihnya, mengangkangi lubangnya,
mengarahkan kontolku kearah lubangnya, menahan kedua tangannya, menciuminya dan
siap untuk mengentotinya!
“Hhhgghhhh
hhh ... ‘To oooo ohhhh Hahhhh” Desahnya ketika kepala kontolku mulai menyentuh
dan menekan lubangnya
“Mmmphhhhh
... J an g a nn annn ...”
“Ga
pa paaa say yy yanggggg hhhhh ... Gaaa atahh ahannnn lagii hhh hhhh”
“Gede
e e ‘To o o hoohhh Aukh!”
“Pelan-pelan
kok sayykhhhggg” Perlahan saya mulai penetrasikan kepala kontolku
“Akhh
...” Tahannya sejenak ketika kepala kontolku sudah mulai membuka jalan
“Hhhh
hh h ... ‘Tooo oo akuu nga bishha ...” Tolaknya, tetapi kakinya tetap melingkar
kuat dipinggangku, menahanku.
“Mphh
... Coba dulu saykhanngg ...Hhhhh ntar enak kokkkk” Bless masuk sudah kepala
kontolku
“Taphi
‘Tooo o ituuu punyyyaaa Agusss” Akhirnya dia mengakui juga kalu Agus sering
mengentotinya
“Hhhh
ga pa pa, diaa ga a ada diisiiniii kannn ...? Jangan kasih tahu dia ‘Ka ...”
Rayuku dengan tetap mendorong kontolku masuk hingga leher kontolku ...
“Akhh
uummphh ... Tappi iii ... Hhh” Lobangnya serasa menarik kontolku dan tak
hentinya dia memelukku kencang serta menciumi saya
“Khhh
hh h ... Ga pa sayyanggg – dia ga akan tahuu u khhhh” Blessss , masuk sudah
semua kontolku menendang dinding lubangnya yang terdalam
“Hrgggghhhhhh
! ‘Too o”
Sejenak
kami beradu pandang ketika kontolku yang sudah selesai mengebor lubangnya, tak
ada sesal dimatanya, tak ada rasa bersalah, yang ada hanya nafsu kami diantara
deru desahan nikmat kami. Ku pandang wajahnya, bibirnya, dadanya, perutnya
hingga kontolnya ... begitu seksi, inikah selingkuh? Rasa takut akan ketahuan
Agus atau sebaliknya bangga karena berhasil merayu dan mengentoti Eka membuat
nafsu ku semakin menggila. Begitupun Eka yang kini merasakan lubangnya yang
penuh oleh kontolku semakin bergetar – tak tahu bergetar karena kesakitan atau
keenakan diperawani kontolku atau takut ketahuan Agus. Lubangnya menjepit erat,
basah, hangat dan berdenyut memijat kontolku sungguh tak ada duanya. Terdiam
sesaat saling merasakan nikmatnya dientoti dan mengentoti, kami pun memulai
kembali pertempuran dengan ciuman manis satu sama lain, ciuman yang tidak ganas
tapi penuh rasa. Rasa dimana kami ingin menjadi satu dan bersama menuntaskan
permainan ini dengan indah.
“Hhhhh
h h ... o o oo” Desah Eka saat kontolku perlahan keluar dari lubangnya
menyisakan hanya kepala kontolku
“Shhhh
Mpphhhhhh” Sekali lagi kubekap desahan Eka dengan ciumanku dan perlahan
memasukkan lagi kontolku hingga habis terbenam dalam lubangnya
“Hhhh
...” Ritme entotanku perlahan mulai ku percepat
Senggama
kami semakin panas dan brutal, ditandai dengan kucuran keringat kami yang deras
di kamar utama rumah yang sedang kami bersihkan ini. Tetesan keringat kami
saling melumasi pergerakan badan kami sehingga gerakan kami semakin halus. Bau
laki-laki dan sabun bercampur menjadi satu menambah hasrat kami. Hanya
beralaskan tikar seadanya, kami melakukan hubungan seksual terlarang, laki-laki
dengan laki-laki. Tetapi kami menikmatinya, terlebih lagi saya yang kini
semakin kencang mengentoti Eka yang mendesah-desah keenakan.
“Terrruusssss
‘Toooo o oghhh ... Gedeee bangett kontolmuu u”
“Hhhhh
sukkaa yaah ...?” Kini dia mulai menikmati eweanku, membuatku ingin menggodanya
“
... “ Dia diam tak menjawabku
“Ga
pa pa sayangg ... Dia ga ada iniiichh” Rayuku mengajarkan hal yang tak benar
kepadanya
“Suka
...” Gumannya pelan
“Hahh??
Apaa??”
“Sukaaaa
bangetttt enaakkkk khhh”
“Heehhhh??
Sukaaa??”
“Iyyyaaaa
‘Too o lagiii i”
“Mmmmm
apanya lagii sayaangggg? Hhhhh” Godaanku semakin intens dibalik entotanku yang
tak berhenti
“Entotii
aku u uu hhhhahhhh hah hah”
“Hah
hah hah ... Entoti lagi yakkhhh ... Nih Yanto kasihhh kontol Yanto ...”
“Auchhhh
h h ...” Perlahan ku tarik keluar kontolku
“Ooohhh
... Lebih enak kontol Yanto atau Aguuusss khhh hah hah?” Perlahan ku hujamkan
lagi
“Konntoll
muu u ... Oo oh h genjoti akuuu ‘To”
“Napaa
lebih enakkk??” Sekali-kali ku hentakkan keras lubangnya
“Khhh
hoh lebihh gede e ee” Desahnya kaget karena hentakanku
Sambil
mengentoti dan menciumnya, dapat kunikmati gesekan bulu-bulu dadanya yang lebat
hingga ke jembutnya. Syukurlah dia tidak bau keringat, sebaliknya keringat kami
membuat gesekan kami semakin licin. Sekali-kali ku kocok kontolnya sambil ku
entoti sehingga dia dapat merasakan nikmatnya dari dua titik.
“Harrgghhh
‘Too oo ... Akuu mau keluarrr” Akhirnya pertahannya jebol
“Hmm
mmph ... Hah hah hosh h”
“Arghh
hg hg AKU KELUARRRRR!!!” Teriaknya
“Hegh
hegh hah hhhhh”
“ARGH!”
“Aku
juga mau keluarrrghhh” Tak terasa jepitannya makin kencang sehingga memaksaku
untuk keluar juga
“URGHHHHH”
Ku habiskan pejuhku dalam lubangnya
“HAH
HAH HAHHHH”
“Enaaakkkkk
‘Kaaa” Racauku nikmat
“Iyaa
‘Too ... Ennaak k” Balasnya
Crotttt
penuh sudah dadanya oleh muncratan pejuhnya sendiri ... Pejuhnya putih menempel
di rimbunnya bulu dadanya. Nafas kami saling berlomba-lomba keluar dari
mulutku, hingga akhirnya aku jatuh lemas dalam pelukannya. Dengan kontol yang
masih tertanam dalam lubangnya, perlahan saya mencium bibirnya, pipinya dan
mengucapkan terima kasih atas kesempatan yang dia berikan padaku. Kesempatan
untuk mengentotinya, menghamilinya – melupakan Agus sejenak sehingga kami
sama-sama bisa menikmatinya. Lubangnya masih mengunci kontolku, dapat kurasakan
denyut dan hangatnya lubangnya. Sungguh nikmat kurasa ...
Eka
masih memelukku erat, kakinya masih melingkar dipinggangku, ku elus pipinya,
kupandang dalam. Begitupun Eka, memandangku sayu kemudian menciumku, menciumku
lembut ... Ciumannya ku balas pelan ...
“Kau
hebat ‘Ka”
“Hebatan
kamu ah, keras banget ...”
“Lebih
keras dari Agus?”
“Iya
... Panjang – gede lagi”
“Hehe
... Mau saya entoti tiap hari?”
“Jangan
ah, ntar ketahuan Agus”
“Sering
dia entoti kamu?”
“Yah
kadang-kadang kalau lagi ga ada duit main jablay”
“Yah
jangan bilang-bilang dia, kan ga ketahuan ini”
“Hehehe
...”
“Sejak
kapan dia mulai entoti kamu ‘Ka?”
“Hm?
Ga tahu tiba-tiba saja sih. Waktu itu, kita lagi garap jablay. Mungkin karena
kita lagi mabok, kan semua lagi nyimeng. Terus pas gw lagi ngentoti tu jablay,
eh dia juga ngentoti gw. Ga tahu karena mabok atau apa, gw nikmat aja dientoti
dia. Jadi sejak itu, kalau ga ada duit yah kita ngewe bareng.”
“Jadi
lu pernah ngentoti dia juga?”
“Pernah,
tapi dia tak suka”
“Ohhh
... Lu sendiri enak kalu dientot gw?”
“Enak,
penuh bool gw dientoti lu”
“Lebih
enak entotan gw atau entotan Agus? Jujur! Hahaha”
“Lu
sih ...”
“Yah
sudah, tiap malam sekarang gw bakal entoti lu hehehe”
“Gilak
lu wkwkw”
“Jangan
bilang-bilang Agus, diem-diem aja. Lagian apa hak dia larang lu dientoti siapa?
Kan lu cuma dikawinin, bukan dinikahi”
“Sial
lu!”
“Hahaha
... Selain ma dia, sapa lagi ‘Ka?”
“Ga
lah, gila apa lu?”
“Hehehe
... Ga pa pa lah, dapatin kau lebih oklah daripada Agus, gw lebih suka ma lu,
tampan – macho”
“Masa
sih? Wkwkw”
“Masih
ngaceng aja tuh kontol? Belum lepas dari lubang gw”
“Biarin
aja kali, enak ini ... Hehehe” Sekali lagi kucium pipinya sebelum lepas
kontolku dari lubangnya
Akhirnya
kami tertidur pulas ... Dalam tidurku, terbayang bagaimana jika Eka saya entoti
setiap hari ...
Apakah
Agus akan mengetahuinya?