Page Tab Header

Friday, March 29, 2013

Gay Port di Malaysia



Johor
Bastand Larkin - Aras bawah


Seremban
Terminal One
Parkson Terminal One - Aras bawah


Kuala Lumpur
Stesen LRT - Pasar Seni: 7 am - 9 am; 12 pm - 1 pm


















.

Cerita: Jono, Cowok Kekar



Jono, Cowok Kekar



"Ren...! mau kemana kamu? nongkrong di sini sebentar...!" panggil salah satu orang yang sedang berkumpul di depan rumah pinggir jalan, ketika aku sedang lewat mengendari motor. Aku menengok, melihat segerombolan anak muda sedang duduk-duduk sambil ketawa-ketawa menenggak minuman keras.

"Sini cepat!" sahut salah seorang yang lain...!" ooooh... kamu tow jon...!" jawabku sambil mengerem motor dan segera memarkirkannya tepat di depan gerombolan itu. Udahlah, aku mampir sebentar, pikirku seraya melangkahkan kakiku pada jono yang memanggilku tadi dan teman-temannya.

"Sini... duduk sini dulu...! brow... kasih jatah minumannya buat rendy!" kata jono kepada salah seorang teman yang lain!"

"ga ah...! lagi males minum aku...!" jawabku menolak ajakannya.

"Udah santai aja... minumannya masih banyak kok!....nih... giliranmu tuh...!" kata jono memaksa sambil mengulurkan tangannya yang memegang gelas berisi alkohol kepadaku. Dengan meras ga enak untuk terus menolak sementara di situ banyak sekali teman-teman yang lain, akhirnya aku minum juga.

Satu gelas... dua gelas... dan selanjutnya aku ikuti giliran minum sambil ngobrol ke sana kemari. Aku sudah mulai mabok kepayang dibuatnya. Ingin rasanya aku mengundurkan diri, berniat untuk pulang karena mataku sudah mulai berat, namun selalu saja dicegah oleh yang lain. Sampai akhirnya aku benar-benar mabok. Karena sudah berat kepalaku, aku bersandar di dinding jendela depan rumah jono. Sementara putaran minuman terus berlanjut sampai larut malam. Jono duduk di sebelahku sambil ngobrol-ngobrol dengan yang lain. Secara tidak sengaja, beberapa kali tanganku mengenai bagian atas kaki jono yang duduk bersila ketika aku mau mengambil giliran minum atau makanan yang ada. Bahkan beberapa kali pula aku sempat menyentuh tonjolan dari selangkangannya. Aku sempat terkejut karena tonjolan itu keras dan panjang! Namun ketika aku sentuh tanpa sengaja, jono tidak ada reaksi penolakan, bahkan ia membiarkan itu terjadi. Semula aku lakukan dengan tidak sengaja, namun berikutnya aku lakukan dengan sengaja, terkadang aku sentuh agak lama dan sesekali memainkan jariku di atas tonjolan itu. Jono sempat melirikku namun ia tetap diam saja, tanpa mempedulikan itu dan melanjutkan ngobrol dengan teman-teman yang lain.

Aku rasa kami semua yang ada di situ sudah mabuk oleh minuman keras yang disediakan. Sampai-sampai apa yang aku lakukan pada jono tidak ada yang mempedulikannya. Tiba-tiba jono berdiri, meminta ijin untuk masuk ke rumah menuju kamar mandi. Selang beberapa menit, ia telah kembali keluar rumah, berdiri di depan pintu dan memanggilku "ren, bantu aku bentar ambil makanan" kata jono padaku. Dengan sempoyonganpun aku berdiri mengikutinya masuk ke rumah. Tanpa curiga apapun, aku mengikuti langkah jono menuju ke dapur rumahnya. Namun, setiba di dapur rumah, ia tidak juga menyalakan lampu, malah dia membuka celananya, tangan kanannya menyusup ke celana dalam dan mengeluarkan kontolnya. Hah...! aku terkejut apa yang dilakukannya. Ia mempertontonkan senjatanya yang... wow... begitu besar dan panjang! Belum pernah aku melihat kontol besar dan panjang seperti milik jono untuk ukuran orang Indonesia. Ia mengacungkan pusakanya ke arahku

"kamu suka ga?" tanya jono. Namun aku tetap diam saja, memelototi benda tumpul yang begitu panjang itu. "Jangan kaget, memang punyaku besar kok!" tandas jono.

Kemudian, ia memegang tangan kananku, membimbingnya untuk segera memegang kontolnya. Aku pegang dan ku elus-elus kontolnya. Ia merasa keenakan. "Oh....! nikmat banget! kocok terus ren!" pintanya.

Aku terus mengocoknya, terkadang mengelus-elus jembut hitam yang menghiasi benda tumpul itu. Jono mendesah keenakan, sampai keasyikan kami terganggu oleh suara dari luar rumah yang berteriak.

"oooooiii... lama banget ambil makanannya!" teriakan salah satu teman yang sedang mengobrol di depan rumah. "ach sial...! kita lanjutkan nanti saja ya! kamu jangan pulang dulu!" kata jono sambil menaikkan kembali celananya. Ia pun segera mengambil makanan yang ada di meja dapur kemudian kami pun bergegas ke luar rumah dan kembali bergabung dengan teman-teman yang lain.

"Ngapain aja kalian lama banget?" tanya seorang teman. "Aku tadi ke kamar mandi dulu kebelet kencing!" jawab jono. Hah! bukannya tadi jono udah beralasan ke kamar mandi yach! pikirku... dasar ga kreatif bikin alasan...! namun teman-teman yang lain tidak menaruh curiga sama sekali dengan alasan yang dibuat jono. Kami pun terus melanjutkan pesta minuman itu sampai pukul 1 dini hari. Berangsung-angsur, satu persatu teman-teman cabut pulang, namun ada beberapa teman yang masih tinggal dan memutuskan untuk tidur di teras rumah jono karena mereka telah mabok dan ga kuat untuk pulang ke rumah.

Setelah keadaan sudah mulai sepi, karena teman-teman yang masih tinggal di situ telah tepar gara-gara mabuk, jono memintaku untuk membantunya membereskan gelas dan botol-botol minuman yang telah habis. Aku menuruti saja, membersihkan tempat pesta kami, dan membawa piring-piring bekas makanan ke dapur rumahnya. Sesampai di dapur, jono mendekatiku, berbisik "kita lanjutkan yang tadi yuk!" aku pun menganggukkan kepalaku tanda setuju.

"Jangan di sini, ga enak...! di kamarku saja" ajak jono sambil melangkahkan kakinya meninggalkan dapur dan menuju ke kamarnya. Aku pun mengikutinya masuk ke kamar. Setelah mengunci kamar, jono mencopot kaos yang dikenakannya, kemudian melepas celana serta celana dalamnya sampai ia benar-benar bugil di depanku. Jantungku berdegub kencang, melihat pemandangan indah di depanku. Seorang pemuda berdiri telanjang bulat, mempertontonkan badannya yang kekar, tegap, dengan perut sixpack nya. Puting susunya cokelat kemerahan, badannya putih mulus, rambutnya cepak menambah kemacoan cowok ini. Kontolnya mengacung sangat tegang, besar dan panjang.



Ia mendekat ke arahku. memegang pundakku dan membimbingku untuk duduk di pinggir tempat tidurnya. Setelah aku duduk, ia mendekatkan kontolnya ke mulutku. Bau anyir menyeruak, aroma kejantanan yang khas tercium hidungku. Aku mulai memegang kontolnya, mengocok perlahan, memainkannya di depan mukaku. Kemudian menjilatinya, pertama-tama kepala kontolnya, berlanjut ke batangnya, dan ke buah pelirnya. Aku ciumi jembutnya yang baunya membuatku semakin horny. Mengocoknya dengan halus kemudian mengoralnya.

"aaaaaaaaaach....!" desah jono ketika batangnya aku kulum sambil ku kocok. "Oh.... nikmat rend...!" katanya. Aku terus mengocoknya dan menyedot-nyedot kontolnya. Aku mulai merasakan cairan asin keluar dari batang kemaluannya, precume pertanda nafsunya telah bangkit dan siap untuk nge-seks. Tangan kanannya memegang kepalaku, sesekali mengacak-ngacak rambutku, menekan-nekannya supaya kontolnya lebih masuk ke dalam mulutku. Beberapa kali aku ingin muntah karena tekanan tangan jono yang mencoba memasukkan kontolnya ke dalam mulutku lebih dalam. Kontolnya yang panjang telah merogoh tenggorokanku.

Selama 20 menit aku melakukan oral seks. Jono memintaku untuk mencopot kaos yang aku kenakan, kemudian aku menghentikan oralan dan kocokanku pada kontolnya. mencopot kaosku. Baru aku mencopot kaos, ia langsung membuka resleting celanaku, mencopot celana yang masih aku kenakan hingga aku telanjang. Ia memintaku untuk berbaring di kasurnya, kemudian dengan bergegas, ia mengambil handbody yang ada di lemari bajunya, mengoleskannya pada batang kemaluannya dan mengangkat kakiku hingga ke pundaknya. Mencoba menusuk lobang pantatku.

"aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaw................ saki jon!" kataku padanya.

"tenang... pelan-pelan kok...!" jawabnya sambil terus menekan batang kemaluannya untuk masuk ke dalam anusku.

"aaaaaaaaaaaaaaaaw....." lengkuhku ketika kepala kontolnya berhasil masuk ke lobangku.

Jono menghentikan aksinya sebentar, mengoleskan kembali lotion ke kontolnya. Dan menusukkan kembali batangnya ke dalam anusku.

"aw....Jon sakit banget jon! tahan dulu!" kataku padanya. Ia tetap memasukkan kontolnya, dan blesssssssss.....ssss.... masuk batangnya hingga separuh ke dalam anusku. Aku sempat mengeluh berkali-kali namun ia tidak menghiraukannya. Ia tahu kalau aku kesakitan untuk itu ia mendiamkannya beberapa saat sampai dirasa aku cukup siap untuk menerima tusukan selanjutnya. Kemudian, jono mulai menggerakkan kontolnya maju mundur menusuk-nusuk lubangku.

"ach... yes... oh....!..... oh....! desah jono ketika mengentot anusku. Sementara aku, menahan sakit yang tiada tara, maklumlah kontol jono begitu besar dan panjang, sampai kontolnya pun tidak dapat masuk semua ke dalam lubangnya karena sudah mentok dan aku merasa sangat sakit. Baru kali ini, aku merasakan genjotan kontol yang begitu besar dan panjang.

"aw.... aw...! oooooh!" lengkuhku mengikuti irama entotan jono. Kakiku diarahkan menekuk dan ditahan dadanya, kemudian ia kembali mengentotnya. Semula gerakannya begitu halus dan aku mulai terbiasa dengan tusukannya. Namun, setelah 15 menit berlalu, tusukan jono semakin cepat dan keras gerakannya, hingga membuatku kebingungan dan kuwalahan meladeni nafsunya.

Tubuhku dimiringkannya, ia mengubah posisinya untuk mengentotku dengan gaya miring tanpa melepaskan kontolnya sedetikpun. "uh ah!" desahnya sambil terus menggenjot lubangku. 30 menit telah berlalu, ia kembali mengajakku berganti gaya seks. Disuruhnya aku nungging dan ia mulai menggenjotku dari belakang. aaaaaaaaaaah... rasanya sakit banget dengan gaya ini. Aku sampai ga tahan melakukannya. Baru beberapa menit, ia ubah kembali gaya bermainnya dengan berada di atasnya dan menindihku, karena ia tahu bahwa aku sangat kesakitan ketika dientot dari belakang.

Tubuhnya yang begitu kekar berada di atasku. membuatku semakin bernafsu dan menikmati permainannya. Hampir satu jam telah berlalu dengan berbagai gaya posisi bercinta, namun ia tetap diam tanpa ada tanda-tanda ingin orgasme. Ritme gerakan maju mundurnya pun tetap konsisten, hanya sesekali berhenti untuk membenarkan posisi dan kembali menusukku. Wow.... tak percuma jono memiliki tubuh yang tegap dan kekar karena memang ia seorang pekerja keras. Permainan seksnya pun sangat kuat sampai-sampai aku mabuk kepayang.

Ia menghentikan gerakannya, mengambil kembali lotion yang ada di atas kasur, kemudian mengoleskannya, dan menusukkan kembali kontolnya lebih dalam. "aaaaaaaaaach...! jangan dalam-dalam jon! kontolmu panjang banget, sakit kalau lebih dalam!" pintaku padanya. Nampaknya ia tahu apa yang aku rasakan, ia tetap mempertahankan kedalaman tusukan yang ia lakukan.

"oh... yes....! oh.... jepit rend...! jepit kontolku! enak banget rend" ceracah jono sambil terus mengentotiku.

Dua jam sudah ia memuaskan birahinya, namun belum juga puas ia menggauliku. "lama banget jon... dah sakit banget nih!" kataku padanya. kata-kataku itu tidak menyurutkan niatnya mengentoti lubangku, bahkan ia beranjak mendekapku dengan lebih erat, mengelus-elus rambutku sambil memainkan pinggulnya. "aku belum puas bermain rend!" bisiknya singkat.

Tiga jam sudah aku melayaninya.... membiarkannya mengentoti lubangku yang semakin terasa panas dibuatnya... Terkadang aku menggoyangkan pinggulku, memainkan sensasi untuknya. Ya... cowok normal yang tak kusangka doyan lobang cowok ini terus memainkan kontolnya dalam anusku. "oh...ah....oh...ah...!" desahnya.

Kami memuaskan birahi malam itu, tanpa memperdulikan beberapa teman yang terkapar di teras rumah jono! Seakan kami tidak ingin permainan itu selesai dengan singkat. Cowok kekar itu terus mengentotiku, membuatku pasrah akan aksi-aksinya. Hampir empat jam sudah aku dibuatnya melayang-layang... meladeni nafsunya yang begitu dasyat.

"ooooh.....aaaaaaaaaaaachhhhh! croooooooooooooooooooooooot.... croooooooooooooooot...! tembakan air maninya bertubi-tubi di dalam anusku, disertai lengkuhan panjang jono yang sedang ejakulasi. Mendekapku dengan keras, mencucurkan keringat deras dengan aroma tubuh kejantanannya yang mempesona. Ia telah mencapai puncak kenikmatan seksnya, setelah lebih dari empat jam memainkannya dalam lubang pantatku. Ia terbujur lunglai, kelelahan setelah melakukan pertempuran. Berbaring di sebelahku sambil menghela nafas panjang.

"gila bener ini cowok, setelah sekian lama bermain seks, kontolnya tetap tegak berdiri. Bener-bener luar biasa. Ia terlentang dengan mata terpejam, aku pun mendekatkan tubuhku padanya dan ia pun rangkulku dan memelukku. Sempat aku lihat jam di handphoneku sudah menujukkan pukul lima pagi, dan kamipun tertidur pulas karena kecapekan setelah permainan yang hebat semalam suntuk.





Tuesday, March 19, 2013

Budak Botak Kerinchi



Stesen LRT Kerinchi, 19hb Mac 2013

03.21 pm

   
Fikri: Budak Botak di Stesen LRT Kerinchi

Saya berlari ke tandas stesen LRT Kerinchi.
Ada dua orang je dalam tandas masa tu.

Saya terus gi urinar.
Huuuuu, lega rasa lepas buang air kecik.

Saya berjalan ke sinki, saya terperasan mamat kat urinar masih lagi kat sana dan toleh kepada saya.
Saya agak ... mamat ni mesti tengah gian konek.
Saya basuh tangah dan buka semula zip suar saya, saya gi urinar dan beriri disebelah mamat tu.
Saya bagi isyarat mata, senyum.
Dia tutup zip suar dia, dia masuk gi bilik air hujung sekali.
Dia pelawa saya masuk sekali.

Dalam bilik air,
Saya kuarkan konek saya.
Dia picit lembut konek saya, dan bila dah cukup tegang dia pun cekup masuk mulut dia.

Wooh, pandai dia hisap.
Sambil-sambil dia hisap, saya minta dia buka zip suar.
Dia pun buka, hmmmm
Huh, tak sabar tengok buntut bulat dia, nak geget-geget.

Saya cuba jolok lubang dia, tapi bila saya tengok dia stim gila, saya berhenti.
Suara menegrang dia teramat kuat, takut ada orang yang dengar.
Kang kangtoi ...

So, saya minta dia sambung hisap batangs aya semula.
Dia tekun hisap sampailah air mani saya terpancut kat mulut dia.

Saya cium leher dia, nak ucap terimakasih.
Bau leher dia, teramat wangi ...
Teringat Mak Datin di Titiwangsa yang pernah saya kerjakan, wangi dia lebih kurang sama.
Takut ... yang ni anak dia.
;-)
Thank, saya tunggu kat luar.

Saya pun pi bilik air sebelah, nak basuh bersih-bersih konek saya.

Time saya kuar, saya tengok dia dah berdiri kat kaunter tiket.
Senyum ...

Saya gi kat dia, dan
"Awak sapa nama", saya tanya.
"Nama saya Fikri", jawap dia.
"Awak dok mana", soal saya.
"Saya dok Ampang", jawap dia.

Dalam kepala saya pikir, cam mana dia ada kat sini sedang dia dok Ampang?
Dia keje kat TM-tower kot.

"Apa nombor awak", saya tanya.
"019XXXX019", dia jawap.
"Awak lahir tahun", saya tanya lagi.
"1981", dia jawap.
"Timekasih Fikri, jumpa lagi".

Dia senyum, so sweettt ....
Lagi lah bila saya perhati betul-betul, gigi depan dia nampak ada macam tompok hitam.

Takpa ...
Awak tetap jantan bottom yang hot, Fikri.
Saya suka pegang kepala botak awak.
Batang awak pun boleh tahan gak tapi ... stil lagi kecik dari saya punya.

Harap satu masa nanti, boleh jumpa dan fuck awak kaw-kaw.

_______________________________________
Tut Tut ...
Messg awak masuk.
"Bro dok mana. Sedap gila tadi kalau lah awak leh tunggang saya".

"Jangan risau Fikri, next time kita jumpa, saya bagi batang saya dan fuck awak kaw-kaw. Terimakasih dah tolong sedut spem saya", saya jawap messg dia.





.