Page Tab Header

Sunday, May 19, 2013

Skandal di SMA


Skandal di SMA




Namaku Adiet umur 18 belas tahun, ini pengalamanku sebagai murid SMU kelas 2. Sejak dulu aku menyadari bahwa aku ini seorang gay. Aku mempunyai 4 orang teman cowo yang dekat denganku. Arifin, cowo berkulit bersih berwajah tampan dan manis, aku sangat menyukai dia karena dia sangat tampan. Rifandi, cowo tinggi pemain basket idola para cewe sekolah kami. Sharif, cowo berdarah campuran Arab berwajah tampan dan mempunyai mata yang dalam dan sangat tajam sekali, dia juga sangat tinggi seperti Rifandi. George, sahabat terdekatku, satu-satunya cowo indo belanda yang mempunyai wajah yang sangat imut dan senyumannya manis, putih dan agak kurus seperti Arifin. Dan sedangkan aku sendiri, tergolong cowo sedang saja yang mempunyai prestasi yang cukup lumayan bagus. Kami ber lima saling mengetahui bahwa kami berbeda dari yang lainnya, yaitu kami tertarik dengan sesama jenis, tapi kami tidak pernah mengumbarnya dan bertingkah laku biasa saja, tetapi satu hal yang terpenting adalah, aku sama sekali tidak bisa mengatakan pada Arifin bahwa aku begitu menyukainya, kami semua berteman dekat dan sulit sekali untuk menyatakan bahwa aku suka padanya.

Pada suatu hari, kami habis menjalani ujian dan mendekati hari libur kami, Sharif bersama yang lainnya mendatangi mejaku ketika aku sedang mengobrol dengan George, eh liburan mo pada kemana nih?h Tanya Arifin, kita bikin acara bareng aja. Kata Sharif. George tersenyum dan berbicara aku sih mau kemping di daerah pergunungan, kalian mo ikut?, wah kemping asyik juga tuch!h seru Sharif, iya udah kita kemping aja bareng-bareng, kita mulai besok kan berangkatnya? Tanya Rifandi. oceh Adiet kok diem aja dari tadi, napa loe? aku sedikit terhenyak ketika ditanya oleh Sharif, ah, ga napa-napa kok. Kataku. kamu ikut ngga? Tanya George padaku, ikut kok. Pada masa itu, kami tidak akan pernah menyangka bahwa perkemahan itu akan telah terjadi sesuatu yang tidak pernah kusangka akan terjadi pada hidup kami.

Setiba di daerah pegunungan, kami mengarungi hutan yang cukup sepi dan cukup asri. Kami pun sampai di dekat sungai, disanalah kami mendirikan tenda kami untuk berkemah, Arifin dan Sharif sedang mendirikan tenda untuk tempat tinggal kami, Rifandi sedang mengorek-ngorek tasnya mencari sesuatu untuk dimakan karena dia sangat kelaparan setelah perjalanan jauh, sedangkan George dan aku mengumpulkan kayu-kayu untuk membuat api unggun untuk nanti malam. Dan tak terasa malam pun tiba dan kami berkumpul untuk menyantap makan malam kami sambil mengobrol. Eh tau gak, 3 hari kemaren gue waktu ke WC mo kencing ketemu ama Pak Teddy. Kata Sharif. Aku pun membayangkan wajah guru olah raga yang lumayan ganteng itu, gmasa?

Lagi ngapain dia? Tanya Arifin, dia lagi kencing, gue sapa aja dia, terus gue kencing aja di sebelah dia, kesempatan tu gue ngintip kontol dia punya. Kata Sharif nyengir, wah gila loe! Nekad juga! Ketauan ga? kata Arifin sambil senyum-senyum, Rifandi yang dekat Sharif pun mendekati Sharif karena tertarik,ngga dong, gue kalo lirik-lirik ke sebelah ga bakalan ada yang nyadar. eh kontolnya gede gak? Tanya Rifandi sambil menelan ludahnya terlihat dari jakunnya yang bergerak, gede juga tuh, dia kencing sambil celananya dibuka lebar sih, ampe bulu-bulu ama bijinya aja keliatan, gue liatnya aja udah horny, gue lagi kencing kontol gue ngaceng ampe air kencingnya naek ke atas.semua pun tertawa mendengar cerita Sharif, bego lu Rif, bisa-bisa lu ketauan lagi ama Pak teddy. Seru George sambil menahan tawanya, ga lah, gue sengaja masukin lebih dalem lagi kontol gue ke tempat kencing biar ga keliatan gue lagi ngaceng ngecengin kontolnya dia, sehabis dia beres kencing dia pergi duluan sambil nyapa gue, gile deh, taunya baju gue dah basah kena kencing gue gara-gara kontol gue ngaceng. Kami semua meledakan tawa karena tidak tahan mendengar cerita Sharif.

Dasar arab gila lu, pantesan lu balik ke kelas udah pake jaket lagi!h kata Rifandi yang sekelas dengan Sharif. Eh ngomong-ngomong, lu kan arab Rif. Kata Arifin, mang napa? Tanya Sharif. kontol loe gede gak? Katanya kontol orang arab gede-gede. Tanya Arifin sambil tersenyum penuh arti, Iya dong, kontol gue super gede lah, ga kalah gedenya ama punya si Pak Teddy. Kata Sharif dengan bangga. Masa sih?

Gue ga percaya, kayanya itu cuma gossip doang. Kata Arifin memancing, yah gak percaya, mo gue buktiin?, iya dong, perlu bukti! seru Arifin, nihch Sharif membuka resleting jaketnya dan menarik celana trainingnya itu, ternyata Sharif tidak memakai celana dalam, Rifandi dan Arifin menelan ludahnya ketika sesuatu muncul dari balik trainingnya Sharif, kontol Sharif terlihat sangat besar sekali dan panjang sekitar 21 cm dan bulu-bulunya yang keriting sangat lebat menyambung ke arah pusarnya, kedua biji kontolnya pun sangat besar hampir sebesar kepalan tanganku, aku merasakan libidoku menaik dan kontolku mulai mengeras melihat kontol Sharif yang besar itu. ggila, gede banget!h kata Arifin, Rifandi sudah mulai berkeringat ditambah panasnya dari api ungun, dia sudah menelan ludah beberapa kali. gnah sekarang percaya kan? Blom kalian liat kontol gue kalo lagi ngacengnya. kata Sharif bangga, aku merasa tidak percaya kalau aku bisa menyaksikan Sharif arab yang tampan itu akhirnya memperlihatkan kejantanannya.

Ah ini bohongan ya? dengan cueknya Arifin menarik kontol Sharif, Sharif kaget karena kontolnya ditarik Arifin dan sejenak terlihat kontol Sharif bergerak bereaksi karena dipegang Arifin EH!! Kurang ajar loe! Sharif menepis tangan Arifin, Arifin tertawa kemudian Sharif pun menyerang Arifin, dia melorotkan celana training Arifin yang ternyata Arifin juga tidak memakai celana dalam, dibalik celananya itu, ternyata kontol Arifin sudah berdiri tegak dengan hanya sedikit bulu di sekitar bijinya dibandingkan dengan milik Sharif. Aku sedikit deg-degan melihat Arifin yang tampan dan aku sukai itu dengan celana melorotnya memperlihatkan kontolnya sudah mengeras, Arifin terlihat malu karena kontolnya berdiri cepat-cepat dia menutupnya dengan tangannya, Haha!! Loe pasti ngaceng liat kontol gue!! Ayo ngaku aja loe!h Sharif tertawa puas. Ah diem loe! Sapa mo gak ngaceng lagi liat kontol orang lain! kata Arifin menahan rasa malunya, liat aja tuh si Rifandi! Dia aja ngaceng ampe celananya aja udah keliatan basah gitu!h Arifin nunjuk celana training Rifandi yang kelihatan agak basah, Rifandi pun kaget dan baru menyadarinya, Hah!?

Gila lu fan! Ampe basah gitu!! Coba liat!! Sharif narik-narik celana Rifandi, HEH! JANGAN GILA LOE!! Rifandi narik kembali celananya karena malu, kemudian Arifin berdiri melupakan celananya yang masih melorot itu dan menahan tangan Rifandi dari belakang, Ayo Rif! Tarik aja! Hahaha! Arifin tertawa sambil menahan Rifandi, kemudian Sharif melorotkan celana training dan celana dalam Rifandi, dari balik celana dalamnya, kontol Rifandi sudah terlihat sangat basah dan bergerak-gerak sedikit mengeluarkan cairan dari lubang kontolnya, Rifandi sangat malu sekali Aih, loe lebih horny dari gue Fan!h seru Arifin. aku merasa kejadian hari ini terlihat seperti mimpi, ketiga temanku yang tadinya terlihat biasa saja sekarang seperti orang yang saling mempermalukan dirinya dengan cueknya kontol mereka terlihat sangat jelas sekali karena ini pertama kalinya kejantanan mereka terlihat sangat jelas. Sharif memakai celana Trainingnya kembali, kalo loe gimana Dit?h aku kaget karena Sharif bertanya padaku geh apa?, loe ngaceng juga kan liat kontol gue?, aku terdiam sesaat karena malu, tapi dengan lancangnya Arifin menarik celanaku Ah malu-malu amat sih loe! aku kaget karena kontolku kini terpampang dengan jelas sedang berdiri dihadapan mereka

HEI!! aku malu sekali cepat-cepat aku menutup kontolku dengan menarik bajuku. Arifin tertawa, jantungku berdetak kencang melihat Arifin tertawa karena dia terlihat sangat manis sekali kalau tertawa dan aku tidak bisa bertahan melihat kontolnya yang berjarak sangat dekat dariku. George yang dari tadi hanya senyum dan tertawa kini tersenyum menahan tawa melihat aku. Nah loe sendiri gimana? Sharif kemudian bertanya pada George, George agak terkejut Gue..ya gue horny-horny aja sich liat loech kata George singkat, pelorotin dong celana loe. Kata Sharif sambil tersenyum karena tertarik dengan cowo indo yang cakep ini. iya dong, loe kan turunan bule, bule punya pasti gede-gede kaya punya si Sharif! seru Arifin bersemangat, Nggak! George menolak, ayo jangan malu-malu. Sharif mendekati George, George mundur sedikit-sedikit, ketika George tersudut, dia hendak melarikan diri, tapi dengan cepat Arifin dan Rifandi narik tangan George, Lepasin gue!! George berontak, dan dia pun terjatuh, Arifin dan Rifandi menahan tangan George, gDit! Bantuin gue! Tahan kakinya! tanpa sadar pun aku menuruti perintah Sharif dan menahan kaki George, karena libidoku sudah mulai naik.

George berusaha berontak, tapi kami menahannya, Sharif pun tersenyum, kemudian dia menarik celana training George, aku menelan ludahku melihat kontol George yang tidak beda jauh besarnya dari milik Sharif, memang milik George lebih kecil tetapi ukurannya lebih panjang dari milik Sharif, kontol George hampir 30 cm!! Sharif terpaku melihatnya, dia menelan ludahnya dan terlihat sangat bergairah sekali, Sharif mengelus-ngelus kontol George yang sangat putih bersih itu, dan mengelus bulunya yang tidak begitu lebat, kemudian Sharif meremas-remas biji kontol George, jangan... george merasa sedikit terangsang, tetapi dia masih berusaha menahan dan berusaha melepaskan diri. Sharif masih meremas-remas karena dia merasa sangat gemas dengan bijinya George, kemudian dia menarik kontol George, aku yang jaraknya sangat dekat dengan Sharif dapat mendengar dengan jelas deru nafas Sharif yang memberat, aku melihat air liur Sharif pun sudah semakin banyak dan sedikit menetes dari bibirnya, Sharif pun menelan ludahnya dan tidak disangka-sangka, Sharif menjilati kontol George dan mengigit-gigit biji milik George, George sedikit mengerang karena terangsang. Sekilas aku merasa jijik sekali melihat perbuatan Sharif. Nafsu George pun tidak tertahankan, kontolnya mengeras dan berdiri tegak di depan mataku, wajah Sharif sudah mulai berkeringat, dia memegang dan mulai mengulumnya, aahc.aaahch George merasa mulai lemas, aku melihat Arifin yang masih memegang tangan George, wajah Arifin pun sudah mulai berkeringat, wajahnya terlihat jelas wajah dengan birahi yang tinggi, dia hanya meremas-remas tangan George, kemudian Arifin menatap wajah George. George terlihat mengerutkan dahinya dan dia mendesah-desah karena perlakuan Sharif dan air liur George mulai mengucur dari mulutnya. keringat Arifin mulai menetes-netes, kemudian dia mendekatkan wajahnya pada George, tanpa aku sangka, Arifin menjilat air liur George dari pipi George naik pada bibir George, dan Arifin pun mulai mengulum bibir George, aku sedikit merasa sakit hati melihat Arifin yang kusukai sedang menjamah sahabatku George.

Aku melihat lidah Arifin yang menari-nari di atas bibir George dan dia mengulum bibir George yang sedang mendesah itu. Aku berusaha memalingkan wajahku, aku melihat Rifandi, sekilas aku melihat dia hanya memegang erat tangan George dan mendesah-desah melihat Sharif yang sedang mengulum kontol George, ternyata tangan Rifandi yang satunya lagi dia masukan kedalam celananya, dia sedang melakukan onani. Aku sudah berpikir semua temanku menjadi gila, mereka sudah memperkosa George, tapi aku sendiri tidak bisa menahan hawa nafsuku, aku berusaha untuk tidak melihat Arifin dan George saling berciuman, aku kembali memperhatikan Sharif yang air liurnya suda membasahi kontol George. Kemudian Sharif melihat kepadaku, aku terpaku dan merasa gelisah, kemudian dia menarik tanganku dan menyuruh aku memegang kontol George, aku kebingungan apa yang harus kulakukan, baru kali ini aku memegang kontol orang lain, kontol George terasa agak panas dan sangat basah, Sharif menarik lagi celana George sampai lepas, lalu dia melepaskan celana trainingnya sendiri. Rifandi, Arifin dan aku terpaku melihat kontol Sharif yang tiga kali lipat membesar dari ukuran aslinya. Sharif terlihat sangat bernafsu sekali, dia menaikan kedua kaki George pada pundaknya dan akan memasukan kontolnya yang besar itu ke dalam pantat George. Aaa! Aaaaaah!! George kesakitan, aku merasa kasihan melihatnya, Sharif meringis terlihat kesakitan juga karena dia memaksakan memasukan kontolnya tanpa memberi krim terdahulu pada pantat George. Sharif mendorongnya pelan-pelan, keringatnya bercucuran dan dia sangat bersusah payah. Rifandi bernafas semakin memberat melihat Sharif, dia semakin bersemangat melakukan onaninya.

George mulai menangis karena kesakitan, tangannya meremas baju Arifin yang berada di dekatnya .sudah...sakit...sharif sakit argghhh George memelas karena kesakitan, Arifin menciumi wajah George dan berbisik padanya shhh tahan aja yach Arifin membelai rambut George dan kembali menciumi bibir George. Kini Sharif sudah membiasakan diri, meskipun terasa perih, dia terus-terusan mendorong keluar masuk kontolnya kedalam pantat George. Aku tidak bisa berbuat banyak melihat George di lakukan seperti itu, aku tidak bisa melawan hawa nafsuku, aku mulai memejamkan mataku dan mulai mengulum kontol George. Rasanya sangat aneh, tetapi aku sangat menikmatinya, bau keringat dan kejantanan George tercium dengan jelas di hidungku. Pikiranku sudah mulai kacau, aku semakin bersemangat mendengar desahan dan erangan Sharif yang sedang melampiaskan nafsunya, celana dalamku mulai terasa basah. Malam terasa sangat panjang, kami berempat telah menjamah George cowo indo yang malang itu. aaarrgggaaaahh.. George kembali mengerang, aku melihat padanya, wajahnya terlihat seperti kesakitan aaah.. aaah... Aaaah!!

George semakin kesakitan, lalu tiba-tiba kontol George menyemburkan sesuatu yang sangat panas dan menembak kerongkonganku UHUK!! UHUK!! aku terbatuk-batuk, sebagian sperma George tertelan olehku dan sebagian mengalir keluar dari mulutku bersama air liurku, eSrrt!f kontol George kembali menembakan spermanya beberapa kali dan kali ini terkena wajahku, aku terkejut dan masih terbatuk-batuk karena agak sulit bernafas. Aaah!! Aaah! AAAaaah!!.. kini Sharif yang mengerang kesakitan, dia berhenti mendorong dan dia meremas keras pundakku Nggghhh.. Ngggggggh!! Sharif gemetaran menahan sakit sampai air mata dan air liurnya keluar ..aah..sakit...sakit..

 Sharif mengeluh karena ini pertama kalinya dia melakukan sex, dan sepertinya Sharif telah menyemburkan spermanya di dalam pantat George, nggggh aah, hah..hah..hah..h akhirnya Sharif berhenti meremas pundakku dan terlihat sangat kecapaian, aku juga merasa sedikit kasihan kepada Sharif yang memaksakan diri sampai kesakitan begitu, malam ini adalah malam pengalaman gila kami yang pertama. Perlahan-lahan Sharif menarik kontolnya dari pantat George, kulihat kontol Sharif sudah melemas, di sekitar kontol Sharif terlihat banyak sekali lendir sperma Sharif dan beberapa bercak-bercak darah dari pantat George karena lubang pantat George luka lecet-lecet akibat paksaan Sharif. Sharif agak kaget karena ini pengalaman pertama dia dan tidak akan mengira jika George akan terluka seperti itu. Kami melihat wajah George yang putih itu memerah, dia terlihat menitikan air matanya, kami merasa bersalah padanya, Arifin yang dekat dengan dia mengelus-ngelus rambut George maafkan kami Arifin membisik padanya, kami ber empat pun memeluk George dan meminta maaf pada George. Aku pun menangis menyesali perbuatanku, dan dalam hatiku pun menangis karena aku sakit hati dan cemburu melihat Arifin terlihat seperti seorang kekasih bagi George. Aku berharap suatu hari nanti aku dapat menyatakan jika aku suka padanya dan berharap aku menjadi miliknya.

setelah kejadian gila sebulan yang lalu ketika kami memperkosa salah satu teman kami, dia sahabat terdekatku, George. Aku merasakan sedikit sakit hati melihat Arifin begitu menikmati menjamahi wajah George dengan ciuman dan jilatannya itu. Sampai kini aku masih berharap bahwa aku akan menyampaikan perasaan sukaku padanya.

Pada saat bel pelajaran dimulai, aku melihat Arifin melintas hendak masuk ke kelasnya, dia sejenak melirik ke dalam kelasku dan tersenyum padaku dan George yang duduk di sebelahku. Kami pun membalas senyumannya. Guru pun datang memasuki kelas kami. Selama pelajaran aku tidak bisa berpikir jernih, aku ingin sekali meminta pendapat apa aku harus lakukan sebaiknya, aku berpikir tidak mungkin aku meminta pendapat pada George meskipun dia sahabat terdekatku, karena aku tidak bisa menceritakan alasannya karena ini berhubungan dengan kejadian malam diperkemahan ketika kami telah menjamah dia dengan paksa, itu akan membangkitkan kenangan yang buruk bagi George. Aku berpikir aku akan meminta pendapat pada Rifandi, mungkin dia bisa memberikan anjuran yang baik padaku.

Pada saat bel istirahat berbunyi, aku langsung bergegas berdiri, George menarik tanganku eh kemana Dit? Mo ke kantin? Bareng yuk, dengan cepat tanggap aku menjawab eh nggak aku mau ke WC dulu, kamu duluan aja, nanti aku nyusul.Ok deh, George tersenyum lalu dia keluar kelas dahulu dan berjalan menuju kantin, aku pun bergegas menuju kelas Rifandi. Sialnya aku bertemu dengan Arifin yang baru keluar dari kelasnya, dia menyapaku Eh dit! Mo kemana loe? Ke kantin yuk!! Arifin mengajakku,aku pun kebingungan eh.. aku..aku...aku mau ke WC dulu, Arifin terlihat kebingungan WC kan arahnya berlawanan Arifin menatapku dengan aneh, aku panik eh..itu..anu..aku mau minta obat sakit perut dulu di klinik sekolah, aneh loe, mustinya kamu ke WC dulu kalo dah sakit gitu terus ke klinik bawa obat, daripada nahan-nahan sakit gitu ya udah gue tunggu di kantin ya. Arifin pun berlalu, kemudian aku tiba di kelas Rifandi, ternyata Rifandi sudah tidak ada di kelas, aku bertanya pada teman sekelasnya yang sedang berkumpul di meja sambil bergosip dan tertawa-tawa eh sorry ganggu, liat Rifandi gak? aku bertanya, salah seorang cewe menjawab dia dah keluar dari tadi, gue kira dia barengan ma loe, biasanya dia ke kebun belakang sekolah kan bareng-bareng ma loe? kata salah seorang cewe yang memakai kacamata, aku pun berpikir sepertinya aku tidak pernah ke kebun belakang sekolah bersama dia, itu kan daerah yang sepi  ya udah, thanks ya! aku pun segera pergi dan gerombolan cewe itu kembali bergosip.

Setiba di taman belakang sekolah, aku mencari Rifandi, disana sangat sepi sekali karena agak jauh dari tempat-tempat murid berada. Aku tidak melihat sosok Rifandi disana, aku pun diam tak bergeming, aku berpikir untuk kembali lagi, esrek.. tiba-tiba aku mendengar bunyi dari balik semak-semak, aku berpikir, mungkin Rifandi memang ada disini. Pelan-pelan aku mendekati semak-semak, kemudian aku mengintip, ternyata Rifandi memang ada disana dia sedang sendirian duduk bersandar di pohon kecil. Aku sedikit terkejut, ternyata Rifandi sedang melakukan onani! Celana seragam sekolah dan celana dalamnya dia pelorotkan setengah kakinya, dia sedang asyiknya mengocok kontolnya yang sudah menegang sambil mencubit-cubit dadanya sendiri, aku pun terdiam tidak bisa bergeming melihat Rifandi ber-onani. hah...hahchahh aku bisa mendengar desah nafsu Rifandi dengan jelas karena disana sangat sepi sekali, aku menelan ludahku melihat Rifandi begitu bergairah, dan kemudian aku tersadar begitu aku merasakan kontolku juga sudah mengeras. Perlahan-lahan aku meninggalkan semak belukar itu dan meninggalkan Rifandi yang sedang melakukan fantasy sex-nya itu. Aku meninggalkan taman belakang sekolah dengan perasaan bingung, aku berpikir tidak mungkin aku bisa meminta pendapat pada Rifandi yang suka ber-fantasy sex itu. Bisa-bisa nanti aku disuruh bermain fantasy sex seperti dia juga. Aku pun duduk termenung di depan lapangan sekolah, kemudian tak lama seseorang menepuk bahuku, aku menengok ke belakang. Sosok tubuh yang tinggi berkulit sawo matang dan agak kurus, seorang yang mempunyai mata yang dalam dan sangat tajam, ber-alis tebal, hidung mancung dan berbibir agak tipis dan seksi. Ternyata dia si orang Arab yang tampan itu, Sharif. eh ngapain loe disini sendirian? Ditunggu-tunggu di kantin dari tadi. Kata Sharif, aku menghela nafas panjang ah nggak jawabku singkat. Sharif pun duduk disebelahku knapa sich? Kayanya loe bingung gitu, masa sich? Ga ada apa-apa kok, ah loe ngibul ya, ngaku aja, gue tau lagi loe lagi bingung. Mikirin masalah apa sich? Tanya Sharif, aku pun terdiam sejenak masalahnya rumit Rif.. ceritanya panjang lagi, ya udah, ga apa-apa, certain aja, tapi ga sekarang lho, waktu kita mepet nich, tar siang loe ke rumah gue aja ya? Kali aja gue bisa Bantu loe. Kata Sharif sambil mengusap-usap punggungku memberi semangat, ok deh Rif, tar siang aku ke rumah kamuch akhirnya aku sedikit menghela nafas lega karena masih ada Sharif yang mungkin bisa menolongku.

Siang hari setelah aku pulang ke rumah, aku pergi mandi sebentar dan setelah berganti pakaian aku makan sedikit cemilan yang ada di meja makan, kemudian aku bertemu dengan Viena adik perempuanku, mo kemana kak? dia bertanya karena aku sudah memakai baju rapi. mo ke rumah Sharif, bilangin mama aku mungkin pulang agak maleman, mo maen dulu. Kataku, sip, bawa oleh-oleh ya! seru Viena, ok aku bawain buah kurma dari Arab ya, hehe.Viena pun cemberut mendengarnya. Setiba di rumah Sharif, Sharif sendiri yang membukakan pintu, dia terlihat cuek sekali, hanya memakai kaos tanpa lengan dan celana pendek, dia tersenyum lalu mempersilahkan aku masuk, rumah Sharif besar sekali karena keluarga Sharif adalah keluarga yang cukup terpandang dan kaya, dan aroma ciri khas bau rumah Sharif sangat berbeda sekali, itu mungkin karena ibunya Sharif senang membuat wangi-wangian dari buah dan bunga yang dikeringkan, sejenak aku merasakan perasaan yang sangat enak sekalh mencium bau yang harum itu, gngobrolnya di kamarku aja yuk, biar gak ke ganggu ama salesman yang suka pada dateng siang-siang begini, kami pun masuk kedalam dan menaiki tangga, aku sama sekali tidak melihat ada siapa-siapa dirumahnya dan sangat sunyi sekali, Rif.. kok sepi, pada kemana?,pada nginep kerumah nenek, besok baru pulang, gue sich ga ikut, males. Pembantu lagi pada sakit , ach bodo, sehari ini Cuma aku doank kok ga perlu apa-apa yang musti dikerjain pembantu, masak kan gue sendiri bisa. Kata Sharif menuju ke arah kamarnya, aku hanya diam tidak berkomentar melihat sekeliling yang terlihat sangat sepi, Sharif dan aku masuk ke dalam kamarnya.

Kamar Sharif pun terlihat sangat rapi dan bersih, kemudian Sharif duduk di kursi meja computernya, dan aku pun duduk di atas kasurnya Sharif, sejenak aku melihat sesuatu di atas kasur Sharif, aku melihatnya kembali untuk memastikannya, ternyata aku melihat celana dalam Sharif yang besar sekali tergeletak di atas kasur, kuperhatikan di celana dalamnya terdapat beberapa helai bulu keriting dan panjang menempel begitu saja.Eh! Sorry gue lupa naro sembarangan.Sharif pun memungut celana dalamnya dan melemparkannya begitu saja kedalam kamar mandi. Dia tersenyum malu-malu, lalu tiba-tiba bel pintu berbunyi gaduh sapa sich? Sharif berjalan menuju teras kamar dia dan melihat kebawah, Sharif pun berbicara pada orang yang dibawah Woi mas!! Mau ketemu siapa?.....Hah!?.....oh nggak-nggak, lagi pada ga ada di rumah!... nggak-nggak!.. gue lagi belajar nich, sorry ga bisa diganggu! kemudian Sharif kembali dan menutup pintu kaca teras kamar dia dan menguncinya siapa? tanyaku biasa salesman kalo pada liat rumah gede pasti mereka pada iseng nyoba-nyoba nawarin barang mereka. Sharif kembali duduk di kursinya. Ok, certain masalah loe aku menarik nafas panjang dan menceritakan semuanya pada Sharif panjang lebar . Sharif termenung melihat pada diriku gcmenurut gue, mendingan loe bicara terus-terang dech ma Arifin.,Mau ku emang begitu Rif, tapi aku ragu-ragu, aku takut, aku masih ga bisa ngelupain kelakuan Arifin pada George waktu itu, aku jadi agak trauma takut tidak dipedulikan oleh dia. Dadaku serasa sesak dan rasanya ingin meledak-ledak, rasanya aku ingin sekali menangis. Sharif hanya terdiam saja, kemudian dia mendekat dan duduk disebelahku udah deh, jangan sedih, kamu musti PeDe dong Dit, bicara aja ama Arifin, gue yakin loe bisa.aku sudah tidak bisa menahan lagi aku menangis di depan Sharif ..tapi aku takut..Sharif pun memegang pundakku dan berusaha menenangkan diriku gudah jangan takut, gue yakin Arifin bisa ngerti elo. Udah jangan nangis.h Sharif memeluk diriku sangat erat berusaha menenangkan aku. Lama kemudian kami berdiam tak bicara, dan aku pun sudah bisa menghentikan tangisku, Sharif melepaskan pelukannya, dia memandangku, lalu dengan mata yang masih berair aku pun memandang dia, kami saling berpandangan, aku menatap mata Sharif yang tajam dan dalam itu. Sharif pun menghapus air mataku yang mengalir di pipiku dengan tangannya, kemudian perlahan dia mendekatkan wajahnya dan menciumku, aku merasa nyaman ketika dia menciumku, lama sekali dia menciumku kemudian dia melepas ciumannya dan kembali menatap mataku dalam jarak dekat, karena dia bertubuh tinggi dari aku, dia menatapku kebawah dan aku pun harus sedikit mendongkakkan wajahku untuk menatap dia.

Aku mencium nafas Sharif yang sangat wangi dari mulutnya, hahchahc..hah nafasnya terdengar sangat berat dan lembut, setiap dia mengembuskan nafasnya aku menghirupnya, rasanya sungguh nyaman sekali, begitu meresapi kepalaku dan dapat menghilangkan rasa sedihku, aku pun terhipnotis oleh nafasnya itu. Dan akhirnya aku mendorongkan wajahku dan mencium dia kembali, bau aroma nafas Sharif bercampur aduk masuk kedalam mulutku dan aku pun semakin tergoda dengan aromanya. Aku dapat merasakan Sharif mengulum lidahku dan air liurnya berkumpul dan tumpah pada mulutku, aku segera mengambil air liur itu dengan lidahku dan menelannya, rasanya sungguh bergairah sekali ketika menelan air liur dia dan hawa nafsuku pun langsung menjulang tinggi, aku mendorong Sharif ke atas kasur dan menindih tubuhnya sambil ciuman kami masih berlangsung, meskipun Sharif gelisah agak sulit bernafas karena aku tidak memberi dia kesempatan untuk menarik nafas g..nnnghc.nnnnghc.h Sharif berusaha memalingkan mukanya sebentar untuk mengambil nafas tapi aku tetap terus menciumi dan mengulum bibir Sharif, dengan paksa Sharif sedikit mendorong tubuhku dan dia mengambil nafas panjang dan menghembuskannya agak sedikit lega, hembusan nafas Sharif sangat besar dan aku pun tetap mengirup nafasnya itu, Sharif menatapku dari bawah, aku pun menatap dia dengan mulutku yang terbuka, kemudian air liurku pun mengalir dengan deras membasahi wajah Sharif, Sharif sedikit terkejut ketika wajahnya terkena air liurku, dia menutup mata secara reflek. Aku pun semakin tidak bisa mengontrol diriku, aku menjilati wajah Sharif yang tampan itu seperti dulu Arifin menjilati wajah George, aku menjilati semua air liurku yang tertumpah pada wajah Sharif. Sharif hanya diam bernafas dengan berat karena dia merasa geli dan terangsang dengan jilatanku pada wajahnya. Aku menjelajahi wajah Sharif dengan lidahku, aku sedikit mengigit-gigit pipi dan bibir Sharif. Kemudian aku pun menarik baju oblong Sharif dan melepaskannya, Sharif terlihat sangat pasrah, aku pun turun meremas-remas tubuh Sharif dan mencium-cium tubuh Sharif, kujilati putingnya yang terdapat beberapa helai bulu menempel, kuelus-elus dadanya yang mulus itu, begitu kucium dadanya, aku mencium wangi tubuh Sharif yang sungguh enak sekali. Kemudian aku baru menyadari, bahwa sejak tadi pahaku bergesekan dengan kontolnya Sharif yang sudah mengeras.

Aku pun teringat kembali ketika waktu perkemahan dulu, aku melihat kontol Sharif yang sungguh besar dan membuat semua orang bergairah, kini aku dapat menyentuhnya! Aku mulai turun dan mataku tertuju pada celana pendek Sharif, karena Sharif memakai celana karet, dengan mudah dan perlahan aku membukanya, desah nafasku agak tersendat-sendat karena aku agak gugup dan ingin menikmati munculnya kejantanan Sharif dengan perlahan, begitu bulu keriting bermunculan, jantungku semakin berdegub kencang, turun pada bijinya yang tiga kali lebih besar dari bijiku. Sampai akhirnya kini aku dapat melihat kontol Sharif yang 25cm dan sangat besar sekali itu di hadapanku, aku pun terpaku lemas, dan sedikit gemetaran, rasa nafsu dan takut bercampur aduk tak karuan, aku pun menyentuh kontolnya yang hangat itu, dan menghirup baunya yang sama wanginya dengan tubuh Sharif, dengan rasa canggung dan gugup, aku mulai menjilat dan mengulumnya, gaaah..aaaahch kudengar Sharif mendesah lemah, suaranya yang lemah dan agak serak itu membuat telingaku geli, rasanya aku ingin kembali mencium bibirnya tetapi aku tidak ingin lepas dari kontolnya itu. Aku tidak bisa mengulumnya semakin dalam karena kontol Sharif terlalu besar dan panjang, mulutku serasa semakin melebar tidak karuan karena kontolnya terlalu tebal. Sharif menggengam erat seprei kasurnya karena merasa agak geli. Lama-lama dia mulai berkeringat dan aku pun dapat mencium bau keringatnya itu dan terasa sangat jantan sekali.

gaah, aah, aah, AAAH!!h Sharif berteriak kesakitan, aku pun teringat kejadian perkemahan dulu ketika George pun bereaksi sama eSrrt!f kontol Sharif menembakan spermanya kedalam tenggorokanku, tetapi aku tidak tersedak seperti dulu lagi, aku menyimpannya terus sampai Sharif mengeluarkannya beberapa kali, aku mengumpulkan sperma Sharif di dalam mulutku, kemudian aku pun naik ke atas tubuh Sharif kembali dan melihat wajah Sharif yang berkeringat dan terengah-engah, aku pun menyerang bibir Sharif dan menciumnya sampai semua Sperma Sharif, air liurku dan air liur dia bercampur aduk. Sharif merasa agak mual karena dia menelan sperma dia sendiri dan agak tersiksa, kini aku menjadi cowo yang paling jorok sekali jika dibandingkan apa yang dilakukan dengan teman-temanku dan Sharif pada George dulu. gAahcaaaahch Sharif melepaskan diri dari ciumanku dan kulihat mulutnya sudah tidak karuan karena penuh dengan sperma kental miliknya sendiri, kemudian dia menutup mulutnya dan menelan ludahnya, gUhuk! Uhuk!!h ternyata mulut Sharif terlalu penuh dengan spermanya sendiri, oleh karena itu dia tidak bisa meneguk semuanya langsung, dia terbatuk-batuk dan spermanya pun bersemburan dan berceceran di kasur. Dia kembali menelan ludah dan akhirnya dia bisa menelan semua sisa spermanya yang di mulutnya dia itu.

Tapi dia masih tetap terbatuk-batuk, aku pun mendekap dia dan mengelus-ngelus rambutnya sampai dia berhenti dari batuknya. Nafasnya tersengal-sengal, aku pun menikmati desah suara nafasnya itu, terdengar sangat merdu sekali di gendang telingaku. Sharif menggenggam lenganku, kemudian dia menahanku dan kini dia menindih badanku dengan badan dia, meskipun dia agak kurus tapi dia berat sekali sampai aku tidak bisa bergerak, aku melihat wajahnya yang agak memerah, dengan nafas tersengal-sengal keringatnya menetes di wajahku. Dia menciumiku, aku begitu bernafsu ketika Sharif menciumiku, aku pun dapat merasakan celana dalamku sudah basah karena aku mengeluarkan air maniku karena saking menikmatinya. Sharif melepaskan tangan kiriku, kemudian tangan kanannya menyentuh celana ku, dengan sebelah tangan dia membuka kancing dan resleting celanaku, aku merasa sangat gugup dan takut, aku melepaskan ciumanku dan berusaha menahan tangan Sharif untuk tidak melorotkan celanaku, Sharif pun mulai memaksa, dia menepis tanganku dan berusaha melorotkan kembali celanaku, aku kembali menahannya, dengan sangat nafsunya Sharif menggenggam kedua tanganku ke atas kepalaku dan dia menggenggam kedua tanganku yang lebih kecil dari tangan dia dengan hanya sebelah tangan saja, aku tidak berdaya.

Sharif melorotkan celanaku dan celana dalamku, aku panik dan ketakutan karena aku teringat George yang dulu kesakitan dan berdarah karena di sodomi oleh Sharif. gSharif jangan! aku takut!h suaraku bergetar pelan karena ketakutan, gShhhch Sharif menyuruhku untuk diam tetapi aku semakin ketakutan. Sharif mulai menaikan satu kakiku pada pundak dia, perlahan-lahan dia memasukan kontolnya pada pantatku, aku merasakan pantatku seperti di masuki benda aneh yang sangat panas, kulihat wajah Sharif yang dekat denganku dengan ekspresi agak menahan, gcnnncNnnnnnngh!!!..

h Sharif mendorong kontolnya penuh memasuki pantatku, gaaa! AAAAAH!!h aku mengerang kesakitan, rasanya pantatku seperti merobek dengan lebar, gaaah, aaah. Sharif sakitch aku memelas pada Sharif. Sharif hanya diam dan bernafas berat di dekat hidungku , Sharif menarik kontolnya, aku menahan rasa perih ketika Sharif menariknya dengan pelan-pelan, aku merasa agak lega karena Sharif mengampuni aku. Tetapi tiba-tiba cengkraman Sharif semakin kuat, mukanya memerah kemudian dia mendorong kontolnya lagi sekaligus dengan cepat, gAAAAH!! Sharif!! Udah!! SAKIIIT!!!h aku memohon dan menangis karena rasanya sungguh sakit sekali. Tetapi Sharif sungguh bernafsu sekali, nafasnya terdengar lebih berat lagi dan keringatnya menetes-netes di wajahku, dia mulai mendorong mundur maju kontolnya, aku sudah mengeluh kesakitan padanya dan menutup mataku gaaaduh!! Udaaaah!! Sakiiiiiit!! Sharif!! Shariiiiiiif!!!

h Sharif tidak memperdulikan kata-kataku dia terus melampiaskan nafsunya, karena aku terus-terusan mengeluh, lalu dia mengulum bibirku dengan nafsunya sampai aju tidak bisa berteriak lagi. Setiap dorongan, Sharif mendengus sangat keras dan nafasnya memanasi wajahku sampai wajahku berkeringat, aku mulai merasa agak tenang dan menahan sakit karena aku menghirup nafasnya yang wangi itu. Lama-lama aku merasakan kenikmatan di seling rasa sakitnya itu, tetapi tetap saja rasa sakit yang luar biasa itu melebihi dari rasa kenikmatannya itu. Aku tetap mengerang kesakitan, tanpa sadar aku terus memanggil nama Sharif berulang-ulang karena rasa sakitnya itu. Tentu saja Sharif semakin bersemangat karena aku terus memanggil namanya itu. Lama kemudian, gerakan Sharif melambat, aku akhirnya membuka mataku dan melihat ekspresi wajah Sharif.

Sharif terlihat kesakitan gaahcaaaaah!...AAAAAAAAH!!h tiba-tiba aku merasakan kontol Sharif berguncang-guncang dan rasanya semakin membesar, rasa sakit yang dashyat pun mulai kembali gaduh, aduh, aduh!! Aah..AAH!!..h aku kesakitan, tiba-tiba tangan Sharif membungkam mulutku, gNGGGGGGHHHH!! NNNGGGGGHHH!!haku pun menjerit dalam bungkaman tangan Sharif karena kesakitan karena guncangannya semakin dashyat dan terus membengkak, rasanya ada sesuatu yang panas menyembur dalam pantatku dan masuk kedalam sekitar perutku gAAAAAAAAAH!!! AAAAAAAAAAAAH!!! AAAAAAAAAAH!!!h Sharif berteriak lebih keras lagi seiring spermanya muncrat keluar dari kontolnya di dalam pantatku gAAAH! AAAH!! AAAH! AAAAAH!! PERIH!! PERIIIH!!!! AAAAAAAH!! AAAAAAH!!!

 Sharif berteriak keras sekali, wajahnya benar-benar merah seperti terbakar, tangannya gemetaran, keringat bercucuran dimana-mana. Aku melihat air liur dan air mata Sharif mengalir karena menahan sakit. Rasanya aku melemas mendengar teriakan Sharif lebih keras meskipun aku merasakan sakit yang luar biasa sekali. Meskipun Sharif perkasa dan kuat, tapi dia tetap seorang pemuda 18 tahun yang hanya baru sekali melakukan sex sebelumnya hanya dengan George, ini yang kedua kalinya bagi dia dan dia hanya tahu merasakan enaknya tetapi tidak tahan dengan rasa sakit dan perihnya pada saat orgasmenya memuncak. Diseling rasa sakitku, aku menangis melihat wajah Sharif yang begitu tersiksa.

gaaahcaahc.haahchaaah..haaahch teriakan Sharif pun mereda, tetapi nafasnya masih tersengal-sengal, dia membuka matanya, matany` terlihat berair dan jernih sekali, aku pun merasakan sesuatu yang cukup aku risaukan ketika aku melihat matanya, sepertinya aku merasa menyukai Sharif!! tangan Sharif masih gemetaran, dia menghapus air mataku, kemudian dia menarik tubuhku dan menyenderkan pada senderan kasurnya. Perlahan Sharif menarik kontolnya dari pantatku, aku menyaksikan sesuatu yang sangat mengerikan, aku melihat kontol Sharif dan pantatku bersimbah sperma dan darah. Meskpiun aku merasakan agak perih karena lecet-lecet, tetapi aku merasa sedikit agak puas dan lega karena akhirnya selesai juga. Sharif terduduk lemas, jantungku berdegub kencang sekali, sekarang Sharif sungguh terlihat sangat jantan dan tampan sekali dihadapanku, pikiranku terhadap Arifin sudah agak buyar karenanya. Sharif pun mendekati aku gmasih sakit?h, aku menganggukan kepalaku, gmaaf yach Sharif meminta maaf padaku, kini wajahnya terlihat sangat imut sekali ketika dia berekspresi menyesalnya, aku pun memegang wajahnya dan senyum kepadanya gtidak apa-apa.. kau sudah melakukannya.. ini pertama kalinya untukku... aku ingin kamu melakukannya lagi kapan-kapan.. Aku pun menciumnya lalu memeluknya, geh?h Sharif sedikit merasa bingung.

Jam 9 malam aku pun pulang ke rumah, dengan rasa sakit di pantat aku berusaha berjalan pelan-pelan dan agak mengangkang, tiba-tiba Viena melihatku dari belakang gkak? Kenapa jalannya begitu? Aha, pasti kakak bisulan yach? HAHAHA!!h Viena pun berlalu. Sialan, gara-gara Sharif aku jadi susah berjalan, tujuannya mau curhat malah dijadikan tempat pendaratan pesawat birahi diac tapic Sekarang aku lega.. karena aku menjadi menyukai Sharif meskipun tadi aku disakiti olehnyac tetapi bagaimana dengan Arifin? Rasa cintaku masih tertinggal padanya..

aku sama sekali tidak berani berterus terang bahwa aku mencintai Arifin. Tetapi 2 hari yang lalu telah terjadi sesuatu, tanpa aku duga untuk pertama kalinya aku telah melakukan sex dengan Sharif, temanku yang berdarah Arab dan tampan itu. Meskipun ada unsur paksaan dari Sharif untuk melakukannya, tetapi kini aku menjadi menyukai Sharif karena kejantanan dan keperkasaannya itu. Kali ini aku terlibat dalam kesulitan besar, kini aku mencintai dua orang cowo dan aku bingung harus memilih salah satu dari mereka. Setelah kejadian aku bersama Sharif, Sharif terus menanyakan apakah aku sudah berterus terang pada Arifin atau belum, aku tidak sanggup mengatakannya pada Arifin karena aku bingung karena aku menyukai Sharif juga. Tetapi, pada hari ini, aku akan berterus terang, dan memberanikan diri untuk mengatakannya pada Arifin, meskipun hati ini tidak ingin meninggalkan Sharif. di seling pelajaran bahasa Indonesia, aku diam-diam mengetik sms dan mengirimkannya pada HP Arifin.hFin, pulang sekolah ada waktu ga? Aku ada perlu nih ma kamu, mo bicara 4 mata.h, dengan perasaan gelisah aku menunggu balasan dari Arifin, ebzzz..f HPku bergetar, aku pun menyembunyikan HPku dibalik buku pelajaranku dan membaca SMS yang masuk, ternyata SMS balasan dari Arifin! Ok man! Gue tunggu pulang sekolah nanti ya!h aku sedikit agak lega dan agak gelisah juga, dengan begini aku harus melepaskan Sharif.

Sepulang sekolah, Arifin menungguku, aku berpamitan pada George, Sharif dan Rifandi geh, sorry ya, aku ama Arifin duluan, ada perlu dulu.h, gok deh, see you tomorrow!h kata George, sebelum aku pergi bersama Arifin, Sharif menarik lenganku dan berbisik padaku ggood luck ya, aku mendukungmu.h, hatiku terasa agak sakit mendengarnya, Sharif hanya tersenyum padaku, aku merasa sangat sedih karena aku telah membunuh salah satu rasa cinta di dalam hatiku.

Arifin dan Aku berjalan-jalan di sebuah taman yang tempatnya agak jauh dan agak sepi, Arifin tidak berbicara sejak pulang sekolah, aku berjalan di depan dia, dia hanya mengikutiku dari belakang, aku melihat sebuah danau besar, aku berhenti berjalan dan memandang danau yang indah dan sunyi itu. gckita duduk disana yuk!h ajakku pada Arifin, dia hanya mengangkat pundaknya dan sedikit mencibir tanpa bicara. Kami pun duduk dibawah pohon besar dekat danau itu. gcanu.. maaf aku sudah mengajakmu jauh sekali..h aku mulai berbicara padanya, gah ga apa-apa, tenang aja.h Arifin menepuk-nepuk pundakku gSebenarnya ada apa sich dit? Kayaknya serius banget dech.h Arifin bertanya. Aku sedikit merasa gelisah ganuc Fin.. kamu pernah jatuh cinta ga?h, Arifin pun berpikir gHmmc pernah sich dulu, gue suka ama salah satu temen sekelasku waktu SMP dulu trus ama cowo penjaga took, bintang film, penyanyi, wah macem-macem deh, ga semua inget, gue orangnya gampangan sich, Cuma sekarang aja agak beda gak gampangan kayak SMP duluc kayanya kamu lagi jatuh cinta ya?h Arifin tersenyum mengoda aku. g..i..iyac aku menyukai seseorang dari dulu, tetapi aku agak takut menghadapi dan berterus terang padanya.h, glho kenapa takut?h, gaku..aku takut dia ngga suka ama aku, aku takut dia menolak dan malah menjauh dariku atau dia malah sudah menjadi milik orang lainch, gAduh, Adietc cuek aja lagi, kamu terus terang padanya, bilang aja kamu suka ama dia, meskipun hasilnya tak seperti yang kau harapkan berterus terang itu lebih baik daripada kamu menyimpannya terus-terusan. Kalau aku jadi kamu mungkin aku akan nekad berterus terang karena aku sudah menyukainya sudah lama sekali.h Kata Arifin bersemangat, aku hanya diam tak berbicara sepatah kata pun, gngomong-ngomong cowo mana nich yang berutung? Hehe.h Arifin bertanya lalu tertawa kecil. Aku menatap pada Arifin dan berbicara gorang ituc kamu sendiri finch. Arifin terkejut, dia langsung diam gcaku?...kamu ga bercanda?..

h aku hanya menggelengkan kepala ketika ditanya seperti itu, Arifin menghela nafas gcga nyangka ya, akhirnya salah satu di antara kita jadi begini. Aku menggangap kita semua tuh temen deket aja, open minded saling sharing, sama sekali ga ada niat ke hal terikat.h, aku pun merasa sedih mendengar perkataan Arifin. Aku berpikir sudah tidak ada harapan lagi Arifin bisa menerimaku. g..Wah udah berapa lama ya Dit, kita deket2 kaya gini? Ngumpul2 barengc emang sich ada kejadian yang memalukan jugach, sepertinya aku mengerti apa yang dimaksud Arifin, pasti dia mengingat peristiwa perkemahan itu ketika kami semua menjamah George, gctapi aku merasa ingin hubungan kita terus seperti inicselamanya..h, mendengar kata-kata itu, aku menitikan air mataku, aku sangat sedih sekali dan hatiku serasa di iris-iris. Aku pun mulai terisak-isak, kugenggam rumput sampai tanganku gemetaran. Arifin pun terdiam merasa tidak enak hati, dia merasa agak sedih juga. Arifin merangkul pundakku, dia membelai-belai rambutku dan mencium keningku g..maafin gue ya ditch aku pun mulai menangis mendengar kata-kata Arifin. Arifin memelukku erat aku pun menangis di dadanya, dia mengusap2 punggungku dan terus-terusan mencium kepalaku gcmaafin guech aku mendengar suara Arifin mulai bergetar, ternyata dia ikut menangis juga.

Arifin turun dari motorku, dia mengikat helm di jok belakang gDit, masuk dulu yuk.h Arifin mengajak masuk ke dalam rumahnya. ggak ah Fin, aku mo pulang aja..laper.h. egrrrrlkc.f Aku mendengar suara guntur dari jauh, kami melihat langit yang sudah agak hitam karena mendung, etikf setitik dua titik air hujan menetes di wajahku. gTuh kan ujan! Udah kamu masuk aja.h, eGrrrrlk..f suara guntur itu semakin mendekat dan keras gah ga apa-apa kok!h, gDit! Gila loe ini kayanya mo ujan gede, udah loe masuk dulu aja, nunggu reda nanti! Rumah loe kan jauh! Bisa sakit loe keujanan!h, aku kebingungan, lalu aku mengadah ke atas melihat rintikan hujan semakin membesar, gya udah aku masuk dulu deh!h akhirnya aku memasukan motorku ke dalam gerasi rumah Arifin, aku pun masuk ke dalam rumah Arifin. Rumah Arifin hanyalah rumah biasa yang tidak terlalu mewah meskipun agak besar. gDit, mau makan?h Tanya Arifin, gah nggak, makasihh, glho? Tadi katanya loe laper?h, gemh, Cuma basa-basi doank sich, biar ada alasan pulang, hehe.h, gah elo.h Arifin pergi membawa air minum. Aku melihat foto keluarga Arifin di dinding, dia mempunyai seorang kakak laki-laki, dia sama tampannya seperti Arifin, kini dia sedang belajar ke luar negeri. Arifin ikut memperhatikan foto kakaknya itu gganteng yac gue selalu bangga mempunyai kakak seperti dia.

h, giya, dewasa sekali.h Ujarku kemudian aku duduk di kursi sofa, Arifin melamun kemudian dia tersenyum sendiri gcloe tau gak ditc sebenernya gue suka ama kakak gue sendirich, geh?h aku terkejut lalu Arifin pun duduk di sebelahku, giya, gue suka ama dia, dari kecil gue selalu ikut bersama-sama dia, gue sangat sayang sekali sama dia. Gue selalu manja ama diac gue emang gila, gue udah nyadar kalo gue tuh gay sejak kecil, karena apa-apa selalu teringat pada dia, sampai ketika waktu berumur 12 tahun dan dia 18 tahun se-umur gue sekarang. Gue tidur dengannya, ketika dia tidur terlelap, gue terus memandang wajahnya, kemudian gue pun mencium pipinya.. gue takut dia terbangun, tapi ternyata dia masih terlelap tidur karena kecapaian. Jantung gue rasanya berdetak kencang, gue nekad mencium bibirnyach, Mendengar cerita Arifin aku merasa sangat terkejut sekali, gmeskipun gue mencium dan menjilat bibirnya, dia tetap tidak bangun, gue memang terkejut ketika dia bergerak karena mengigau, posisi dia waktu itu menjadi terlentang, pikiranku sudah kacau, mataku menjadi liar.

Gue memperhatikan seluruh tubuh dia dari atas sampai bawah, dia begitu gagah dan dewasa. Gue pun menidurkan kepalaku di atas dada dia dan memeluknya. Tetapi kemudian, mataku terarah ke satu arah. Gue merhatiin bagian celana dia, dan rasanya ingin sekali melihat kontol diac gue emang sering mandi bareng ma dia waktu kecil, tapi kita berenti mandi bareng waktu dia udah 13 tahunan. gue emang ga waras, perlahan gue nekad menyentuh celana piyamanya dan mempeloroti kakak gue, waktu itu gue horny banget ngeliat kontol dia yang ternyata menjadi besar dan sama sekali berbeda dengan yang dulunya, bulu-bulunya pun sangat panjang dan lebat, tapi cepat2 gue tutup lagi dan tarik celana dia ke atas waktu dia mengigau lagi dan gue pun memaksakan diri buat tidur meskipun agak susah soalnya kebayang dengan apa yang gue liat...

h, Aku diam dan mendengarkan pengalaman Arifin yang cukup gila itu, aku tidak menyangka dia berbuat seperti itu pada kakaknya, lama kemudian, kami berdua terdiam, aku merasa heran kenapa Arifin menjadi sunyi, tidak berbicara lagi. Aku pun melirik padanya dan merasa kaget. Ternyata Arifin sedang terengah-engah pelan, sambil melihat foto kakaknya itu dia duduk lemas dan meremas-remas kontolnya sendiri, aku sangat kaget sekali melihatnya, dia sudah berkeringat dan matanya mulai sayu. Tak lama kemudian dia menoleh kepadaku dan menatapku sebentar, dia bergeser mendekatiku dan tanpa berbicara apa pun dia langsung menciumiku, aku pasrah begitu saja karena memang mauku diciumi olehnya, dia mulai mengulum-ngulum mulutku dan aku pun mulai menelan-nelan air liur Arifin yang rasanya agak manis itu, aku mulai meraba-raba tubuhnya sampai kancing-kancing seragam Arifin terlepas begitu mudahnya dan aku pun mulai menyentuh-nyentuh dadanya. Arifin melepaskan ciumannya dan masih meremas-remas kontolnya yang dibalik celana seragamnya itu gDitcsorrycboleh gacguech Arifin bertanya penuh dengan ragu, aku pun berbisik padanya gga apa-apach. Setelah itu, Arifin perlahan membuka sabuk celananya dan melorotkan celana seragam abu-abunya hanya sampai setengah paha, aku melihat celana dalam Arifin yang sudah basah dan agak kuning dengan kontol yang mengeras dari balik celana dalamnya itu, meskipun aku sudah melihat kontolnya ketika waktu perkemahan dulu, tetapi aku merasa senang sekali bisa melihatnya lagi, perlahan Arifin membuka celana dalamnya lalu kontol dia pun berdiri dengan tegaknya setinggi 17 cm, aku pun terkesima meskipun milik Sharif sama sekali jauh berbeda dari miliknya, aku melihat wajah Arifin yang tampan dan imut itu lalu mataku menurumi ke tubuhnya dan turun ke kontolnya yang perkasa itu. gditc buka donk celana loech kata Arifin, sebenarnya aku agak malu, tetapi terpaksa aku melorotkan celana seragamku berikut celana dalamnya dan menanggalkannya di lantai, aku malu kontolku yang berdiri dilihat oleh Arifin. Dia pun mulai berbicara pelan lagi, gditcsorryc mau ga duduk di atas gue?

Pleasech. Aku tidak menyangka jika Arifin begitu bergairah dan dia ingin sekali menyodomiku, pelan-pelan aku melangkahi tubuh Arifin, Arifin memegang pantatku, lalu dia mulai memasukan kontolnya pada pantatku, gaaah, aaa..h aku meringis kesakitan ketika kontolnya mulai menerobos, gaaaah, aaah, aaaah!!h Arifin berteriak kesakitan waktu pantatku turun sampai akhirnya menduduki bijinya, gauw auw auw.. aduh.. ternyata sakit ya..eeeenghh..h kata Arifin sambil meringis merasa sakit, pantatku sempit dan tidak melebar, aku menaikan pantatku dan menurunkannya kembali, rasanya kepala kontol Arifin tertarik kebawah sehingga daging dalam lubang kontol Arifin terbuka dan membuat Arifin merasa perih gaaauh auh auhc aduh perihc gue baru melakukannya pertama kalinya..auh.. gue ga ngira bakalan seperih ini.. sorry ya dit.. loe juga pasti kesakitan karena ini pertama kalinya buat loec.h, dalam benakku aku merasa bersalah, karena ini bukan pertama kalinya buatku melainkan kedua kalinya. Karena Sharif yang telah menjamahku untuk pertama kalinya.

Aku pun mulai menaik turunkan pantatku berulang-ulang, gaah..aaah..uff.uff..aaahch Arifin terdengar berisik sekali dibandingkan dengan Sharif. Dulu Sharif hanya mendesahkan nafas beratnya itu, aku mulai merpercepat gerakanku dan Arifin rasanya semakin berisik, tak lama kemudian, dia mengerang-ngerang merasakan enak, aku sudah berkeringat karena terus memompa. Rasanya seperti mimpi aku telah melakukan sex dengan Arifin pujaanku sejak dulu, aku membukakan mataku untuk melihat Arifin, kulihat dia begitu berkeringat, wajahnya yang imut itu terlihat agak-agak meringis. Aku tidak tahan melihatnya, air liurku pun menetes ke perut Arifin karena aku menjadi lupa menutup mulut karena melihat ekspresi wajah Arifin, tak henti-hentinya air liurku menetes membasahi perut Arifin dan aku tidak merasa kalau kontolku sudah berkali-kali mengeluarkan sperma perlahan-lahan karena aku terus melihat wajah antara kesakitan dan ke-enakan Arifin. Aku meraba-raba dada dan putting susu Arifin yang sangat kontras antara coklat dan putih bersih badannya itu. Kudengar suara deru hujan diluar sangat deras sekali, ruangan terasa dingin dan sepi, tetapi kami menghangatkan suasana di sekitar dengan rasa dan suhu hubungan sex kami, dan kami pun membuat ruangan tidak menjadi sepi dengan suara desahan rasa nikmat kami. Lama kemudian, aku sudah menggenjot-genjot di atas kontol Arifin, aku sudah merasa agak pusing dan agak capai, tetapi rasanya aku tidak bisa mengontrol tubuhku yang terus membuat isi pantatku mengocok-ngocok kontol Arifin.

Aku pun meletakan kedua tanganku pada pundak Arifin dan aku mulai melambatkan gerakan, sepertinya Arifin mengerti aku kelelahan, kemudian dia membelokan tubuhnya dan menidurkan aku di sofa yang sangat empuk itu. Kini Arifin sedang berusaha mengentot-gentotkan kontolnya, sekarang Arifin mulai mendesah-desah lagi. Aku mengigit-gigit jariku karena ada rasa perih-perih di pantatku. Namun sepertinya sekarang tidak sesakit dan seperih ketika masa hubungan pertama kaliku bersama Sharif. Mungkin karena itu pertama kalinya atau mungkin karena perbedaan ukuran, entahlah itu menjadi suatu misteri, tetapi aku dapat merasakan bedanya. Setelah lama Arifin mengobrak-abrik kehormatanku, Arifin tiba-tiba melambat gerakannya, aku sudah berpikir pasti Orgasmenya sudah memuncak, aku membuka mataku untuk melihat wajah Arifin seperti aku melihat wajah Sharif ketika sudah sampai puncaknya. Ternyata mata Arifin terbelalak lebar, mulutnya pun menganga, wajah memerah dan berkeringat, sepertinya dia merasakan sakitnya bertambah g..acacAahc.aduhch dia terbata-bata, kemudian guncangan kontol Arifin pun terjadi dan mulai membengkak gceennggghhhcnnnnnnnghhhhhch aku mengerang karena merasa sakit, eSRRT!!f rasa panas yang luar biasa menyembur di dalam pantatku, aku menggigit tanganku menahan untuk menjerit.

gAAAUH!!! AAAAAAAH!!! ADUH SAKIT!!! PERIH!! PERIH!!!! AAAAAAAAAAH!!h keluhan Arifin pun lebih heboh dari Sharif, anehnya Arifin mengeluarkan sperma lebih-lebih dari Sharif dan masih berguncang hebat sekali, karena itu lama sekali kami tersiksa kesakitan gAAAAAAAH!! AMPUN!! AAAAAH!! ADIT!!! SAKIIIIT!! PERIIIH!! AAAAAH!!h Arifin berteriak-teriak kesakitan, air liurnya berceceran mengenai baju seragamku, aku mulai menangis lagi melihat Arifin tersiksa. Tetapi akhirnya mereda juga, Arifin terengah-engah kecapaian, dia gemetaran, dia berkeringat sampai rambutnya basah. Dia pun menarik kontolnya yg melemas dan terduduk di ujung sofa sambil terkulai lemas. Aku berusaha duduk dan akhirnya aku bisa duduk, lalu aku tercengang. gcfinch aku memanggil Arifin, Kemudian Arifin pun menoleh padaku, nafas dia sempat terhenti dan tercengang juga. Ternyata sofanya terkena genangan darah dan sperma yang berceceran banyak dari lubang pantatku, kami berdua sambil memandang, apa yang kami lakukan!!!? Keadaan gawat karena sofa telah ternoda, tanpa menghiraukan kami tidak memakai celana, kami bergegas mengambil tissue, lap, pembersih, sabun, ember, air, dan segalanya untuk membersihkan sofa dari noda, jika ketahuan oleh keluarga Arifin kalau nanti pulang bisa gawat!

Setelah usaha kami yang keras, sofa pun kembali hilang dari noda, tinggal menjemurnya, ghah.. hah.. hah..gila untung masih bisach desahku karena kecapaian karena kami sudah melakukan 2 olahraga sangat berat dalam waktu 4 jam. egrrrrrngcf kami terkejut oleh suara mesin mobil yang masuk gerasi, keluarga Arifin pulang!! Cepat-cepat kami beres-beres dan memakai baju dan celana seragam kami kembali, semua kembali seperti semula, etrok trokcf suara langkah kaki sepatu hak tinggi di teras rumah terdengar jelas, Arifin kaget melihat sesuatu gDIT!! CD GUEEE!!h ternyata Arifin lupa memakai celana dalamnya, dan tergeletak begitu saja di atas sandaran sofa, gHAH??h aku pun kaget dan panic, ekrek!f pintu dibuka dan aku pun bergegas menyambar celana dalam Arifin dan memasukannya ke dalam saku celanaku. Ibunya Arifin pun masuk g..eh ada nak Adiet, pantesan ada motor siapa ibu pikir di gerasi.h Ayahnya Arifin pun menyusul masuk lalu dia tersenyum, gsore tante, om..h aku menyalami dan cium tangan pada mereka, gloh? Kok kamu keringetan gitu?h aku dan Arifin kaget, kami memang masih keringetan, geh anu tantech, g..itu ma!! Sambil nunggu ujan reda kita bersih-bersih kamarku sama lap-lap gitu .h, gaduh Fin, fin. Kok tamu disuruh bersih-bersih sih. Kalo begitu Adiet ini pembantu atau istrimu, baru kamu ajak lap-lap.h Kami berdua agak kaget, memang kami tadi baru melakukan hubungan suami istri.

Jam 18.30 aku baru sampai dirumahku, aku sangat lelah sekali, ingin aku mandi dan langsung tidur, aku melihat Viena berjalan menuju teras rumah gdari mana kak? Baru pulang jam segini?h, dengan cuek dan lemasnya aku menjawab pendek gkerjain tugas..h, ketika aku melewati Viena, Viena langsung terheran-heran gkakc kakak laki-laki kan??h aku kaget mendengar apa kata Viena gapa maksud kamu??h, gituc kok di celana bagian belakang kakak berdarah seperti bekas menstruasi!!h aku terkejut aku pun melihat ke belakang dan ternyata benar, aku panik ternyata pantatku mengeluarkan darah lagi karena habis disodomi oleh Arifin dan kembali keluar karena terguncang-gucang naik motor, gEH?? Inic anuc.h Aku tidak bisa menjelaskan, gjangan-janganc. Bisul kakak pecah yach?? AHAHAHAHAA!!h Viena tertawa terbahak-bahak, aku sebal mendengarnya, kemudian sesuatu terjatuh dari saku celanaku, Viena pun terkejut lagi gKAKAK!!??h ternyata celana dalam Arifin terbawa olehku dan lupa mengembalikannya!! gKAKAK JOROK!!

Gak pakai CD, pantesan darahnya merembes keluar!! IIIIIH!!h Viena pun lari dengan histeris ke depan teras. Aku pun mengambil celana dalamnya lalu bergegas masuk ke dalam kamar dan duduk di tempat tidurku, aku masih merasa agak perih di pantat, kemudian aku melihat celana dalam Arifin yang terbawa olehku, ternyata di dalamnya ada tulisan nama eArifinf untuk membedakan celana dalam dia dengan milik ayahnya, kulihat ada seuntai rambut keriting menempel di celananya, kemudian aku mencium wangi celana dalam ituc ternyata agak bauc aku berpikir sejenak, lalu kuselipkan celana dalam itu diantara celana dalamku yg di dalam lemari sebagai kenang-kenangan. Cintaku telah ditolak meskipun kami mengalami pengalaman yang cukup indah hari ini, mungkin itu yg pertama dan yg terakhirnya aku bermain cinta dengan Arifinc tetapi, jalan lain masih terbukacaku akan berterus terang bila aku mencintai Sharif, kuharap Sharif akan menjawabku dengan apa yang kuinginkan, aah,.. masa SMA adalah masa puberku yang sedang berkembang.

3 bulan yang lalu cintaku telah ditolak oleh Arifin meskipun setelah itu kami sempat bercinta di rumahnya. Hal itu telah membangkitkan semangatku, aku pun masih mempunyai hati lainnya, aku mencintai Sharif, cowo keturunan Arab yang sangat tampan sekali. Aku merasa tidak pede dengan diriku, tetapi aku memberanikan diri untuk berkata jujur, aku pun mengatakan pada Sharif bahwa aku mencintai dia juga. Ternyata semua berjalan dengan lancar, tanpa pikir panjang Sharif menerima cintaku. Sejak itu kami sering sekali kencan berdua tanpa menimbulkan rasa curiga pada sekitar yang tahu hanya ke 3 teman kami bahwa kami berpasangan, di depan orang lain kami berlaku seperti dua orang sahabat saja, tetapi dibalik itu kami sudah sering bercinta, aku sampai lupa sudah berapa kali kami melakukannya di berbagai tempat, sampai-sampai kami nekad melakukannya di taman-taman yang sepi karena birahi kami sangat tinggi terutama Sharif. Dan saking seringnya, tingkat kemampuan Sharif pun semakin lihai dan dapat mengendalikan rasa sakitnya pada saat waktu bercinta.

Pada suatu hari, kami sedang tidur berdua di kamarku sehabis melakukan hal rutinitas. Sharif sudah menginap di rumahku sudah 2 hari karena keluargaku sedang tidak ada. Kemudian HPku tiba-tiba berbunyi, aku pun bangun dan mengambil HPku, ternyata ada SMS masuk, kubaca SMS itu ternyata dari George, gDit, si Rifandi ktnya sakit, kpn mo jenguk dia nich?h, dengan mata agak berat, aku membalas SMS, gTar mlm aja kesana yuk, aku ksh tau Sharif ama Arifin dl, aku mo bobo siang dulu nih.h Ku kirim SMS itu kemudian aku mematikan HPku, kubalikan badanku dan memeluk Sharif, g..sapa dit?..h dengan setengah tidur, suara serak dan lemasnya Sharif bertanya. gGeorgec dia mo ngajak kita jenguk Rifandich, gooh..h dengan singkatnya Sharif mengangguk sambil mengusap-ngusap pundakku. gudah bobo lagi..h aku mencium bibirnya dan kembali tidur dengan wajah yang berhadapan dengan Sharif, aku bisa merasakan nafasnya Sharif membuatku nyaman.

Ke-esokan harinya, kami berangkat ke Sekolah bersama-sama dari rumahku, kunjungan kami menjenguk Rifandi semalam terasa bergembira sekali, disana kami saling bercanda dan memberi Rifandi semangat untuk sembuh dari panasnya itu. Aku berpisah dengan Sharif karena kami berbeda kelas, dia pun masuk duluan ke dalam kelasnya dan aku pun berjalan menuju kelasku. Setiba di kelas, aku menyapa teman-temanku dan duduk di bangku, George tersenyum dan menyapaku. gHai Dit, eh PR bahasa Inggris yang nomor 9 kamu ngerti gak?h meskipun George Indo, tapi bahasa inggrisnya setingkat dengan kami. Aku pun membuka tasku, ketika aku hendak mengambil buku-ku, aku melihat ada satu buku Sharif yang terbawa, kulihat itu buku Matematikanya, celaka! Pelajaran matematika di kelas Sharif kan pelajaran pertama! Oleh karena itu, aku berdiri membawa bukunya dan hendak keluar, gEh dit kemana??h, gaku keluar dulu sebentar, kamu lihat saja jawaban no.9 di buku bahasa inggrisku ya!h, aku berjalan sedikit buru-buru, kulihat murid-murid mulai masuk ke dalam kelasnya karena sebentar lagi bel pelajaran pertama akan berbunyi.

Kemudian tiba-tiba aku melihat sosok belakang Sharif sedang berjalan, gSharif!!h aku memanggilnya tetapi dia tidak menoleh karena terlalu jauh untuk mendengar suaraku, gSharif!!h aku memanggilnya lagi tetapi dia tetap berjalan, aku berlari mengejar dia, setelah terkejar aku menarik dia gAduh kamu kok gak dengar aku sih!!?h. Dengan rasa terkejut, dia menoleh dan menatapku, ternyata orang itu bukan Sharif!! melainkan orang lain yang berpostur sama dengan Sharif, hanya wajahnya berbeda, meskipun dia beralis tebal dan berhidung mancung seperti Sharif, tetapi matanya agak besar dan bulat, bibirnya merah dan agak tebal tidak setipis bibir Sharif, sepertinya dia orang Indo juga. Dengan wajah ekspresi masih terkejut dia terus menatapku, muka-ku merah padam melihat wajahnya yang sangat cute itu, lalu aku pun tersadar bahwa aku masih memegang tangan dia, cepat-cepat aku melepaskan tanganku gma..maaf. Aku pikir kamu temanku..h kemudian aku melewati dia, dan bergegas kembali menuju kelas Sharif, aku pun berjalan sambil berpikir gCowok tadicsiapa ya? Kok aku belum pernah melihat dia sebelumnyach Selepas bel istirahat berbunyi, guru bahasa Indonesian menyuruhku untuk mengambilkan dia buku sastra di perpustakaan, sebenarnya aku agak malas dan ingin segera bertemu Sharif, tapi apa daya diriku, aku pun pergi ke perpustakaan untuk mengambil bukunya. Aku bertanya pada penjaga perpustakaan dan dia pun memberitahukan dimana letaknya buku itu. Aku pergi ke rak bagian 7-5, aku pun mulai mencari.

Tak lama kemudian, aku pun menemukannya, dengan segera aku mencabutnya dan bergegas untuk menyerahkan buku ini dan segera bertemu dengan Sharif. eBruk!f gaduh!h tiba-tiba aku menabrak seseorang dengan keras, gma maaf!!h aku meminta maaf dan melihat siapa yang ku tabrak, ternyata cowo yang kukira Sharif tadi pagi itu! gkamu lagi?h dia berkata padaku, aku kaget, gI iya maaf..h aku minta maaf sekali lagi padanya, geh tidak apa-apa! Aku tidak apa-apa kok! Kan tidak sengaja.h Kata dia, aku pun merasa lega, gsyukurlah.. maaf saya terburu-buru, permisi.h Aku pun bergegas, geh tunggu!h aku kaget karena dia menarik tanganku, gnama kamu apa? Kelas mana?h, gnamaku Adiet, aku kelas 2-5ch dengan singkat aku menjawab, gAku Krisna, aku murid baru di kelas 2-9.h, aku pun heran dan berpikir, kelas dia dekat sekali dengan kelas Sharif yang di kelas 2-10 dan mungkin dia juga keturunan indo Arab seperti Sharif. gaku harap kita bisa berteman.h Dia pun tersenyum padaku, gtentu saja.h Aku pun membalas senyum, goh ya maaf kamu kan sedang terburu-buru.h Krisna melepaskan tanganku, gok, sampai nanti ya.h Aku pun kembali bergegas karena ingin sekali bertemu dengan Sharif.

Selepas memberikan buku sastra pada guru Bahasa Indonesia, aku kembali bergegas ke kantin mencari Sharif, di kantin Sharif duduk melamun sedangkan Arifin dan George sedang mengobrol sambil bercanda, aku pun menghampiri mereka, ghai! Sorry telat, aku habis membawakan buku sastra pada bu shita.h Aku pun duduk disebelah Sharif, di bawah meja aku menggenggam tangan Sharif karena aku sangat rindu sekali padanya. geh gue dapet SMS, katanya besok Rifandi mo sekolah.h Kata George sambil mengotak-ngatik HPnya dan memperlihatkan isi SMSnya pada kami, ghehe bisa sembuh juga dia.h Canda Arifin sambil menyedot coca-colanya. Aku masih teringat pada Krisna, lalu aku memberanikan diri bertanya g..eh di kelas 2-9 ada murid baru ya? Tadi aku baru berkenalan.h , Sharif mengerutkan dahinya dan berpikir gckelas 2-9?h, geh iya di kelas 2-9, gue tau dari temen sekelas gue, namanya Krisna kan? Dia keturunan indo India.h Kata Arifin, aku hanya diam tak bicara mendengar penjelasan Arifin, ternyata Krisna berdarah India bukannya Arab. goooh..h aku hanya mengangguk.

Tak lama kemudian, kebetulan Krisna melintas meja kami dan duduk 2 meja di belakang Arifin, gnah itu dia kan??h seru Arifin. gitu dia?? Eh sepintas mirip Sharif lho! Karena posturnya sama banget!h seru George, aku pun setuju dengan apa yang dikatakan oleh George. Krisna celingak-celinguk sendirian sambil minum teh botol dengan sedotan, tanda sadar dia melirik pada arah meja kami, kami yang sedang memperhatikan dia langsung memalingkan muka, tetapi aku tidak bergerak relfek seperti mereka. Krisna berhenti menyedot tehnya dan menatapku dengan matanya yang bulat itu. goooh..h Krisna tersenyum kemudian dia berdiri dan menghampiri meja kami ghai ketemu lagi kita.h Semua yang ada di meja kami kontan terkejut melihat Krisna, g..ha..haloch aku tergagap-gagap, gboleh ikut duduk sini ya.h Tanpa basa-basi Krisna menarik kursi dan duduk di sebelahku, ku dengar Sharif yang ada disebelah kiriku menarik nafas panjang, aku takut Sharif marah!!

gkalian teman-teman Adiet?h Tanya Krisna, gehm, iya mereka temanku, kenalkan.h, semuanya pun mengenalkan diri mereka pada Krisna, Krisna tersenyum ramah sepertinya senang dapat bertemu dengan semuanya, sedangkan Sharif diam saja dia tidak mengenalkan dirinya, dalam hatiku berpikir pasti Sharif marah, Krisna pun menatap pada Sharif gnah ini satu lagi siapa?h Krisna bertanya sambil menunjuk pada Sharif, gdiach aku hendak mengenalkan tetapi Sharif menyela, ggue Sharif, bf-nya Adiet.h, Aku terkejut ketika Sharif berterus terang, George tersenyum ingin menahan tawa, Arifin hanya bersiul sambil mengibas-ngibaskan tangannya pada wajahnya menandakan situasi sedang panas. Krisna terlihat sangat shock sekali gcbf?...kalianc gay?h Krisna menunjuk pada aku dan Sharif, giya, kita gay.h Kata Sharif dengan cueknya. Wajahku memerah menahan malu, lalu Krisna menatap pada George dan Arifin gkalian gay juga?h Tanya Krisna, gyoi.h Kata Arifin singkat dan George hanya tersenyum sambil menopang dagu. gpacaran juga??h Krisna bertanya lagi, George tertawa kecil, gngga tuh, Cuma Adie tama Sharif doank yang pacaran. Kita-kita sih temenan deket aja.h Arifin menjawabnya dengan jelas. Krisna pun terdiam lalu tiba-tiba berkata gcga nyangkac aku pikir, hanya aku saja gay yang di sekolah inich kata-kata Krisna membuat kami terkejut, ternyata dia juga sama seperti kami! Setelah itu, kami saling berbagi cerita dan dari pengalaman Krisna, sepertinya dia sama sekali kesepian dan tidak pernah menpunyai teman yang senasib dengan dirinya.

Meskipun Sharif dapat menerima Krisna di kelompok kami, tetapi dia harus tetap berhati-hati padanya karena Krisna terlihat berusaha mendekati aku dilihat dari penglihatan Sharif. Ah, aku pikir Sharif terlalu membesar-besarkan masalahnya. Waktu telah berlalu begitu cepat, kami dan Krisna sudah mulai akrab dan sepertinya Sharif pun sudah mulai bersahabat dengan Krisna, aku pun merasa lega dengan keadaan ini.

Suatu hari, aku menerima SMS dari Sharif, dia berkata bahwa dia tidak bisa menemaniku pergi ke mall jalan-jalan karena ibunya sakit, aku merasa agak kecewa. Aku hanya menghembuskan nafas berat dan membalas SMSnya untuk merawat ibunya baik-baik sampai sembuh. Tak lama kemudian, Viena masuk ke dalam kamarku gkak, ada temen kakak tuh.h Kata Viena, gsiapa Vin?h, gtau, aku ga kenal, dia Tanya-tanya dulu lagi kalo ini rumah kakak atau bukan.h, aku berpikir siapa gerangan yang datang. Aku pun bangun dari tempat tidurku dan pergi ke teras, ternyata kulihat Krisna sedang duduk di kursi teras, aku sangat kaget sekali melihat dia datang ke rumahku. gKrisna?h, ghei! Dit!h Krisna tersenyum, tau dari mana rumahku?h aku bertanya heran, gaku tanya Sharif. Aku bilang aku mo maen ke rumah kamu trus dia kasih tau deh dimana rumah kamu.h, goooh..h aku hanya menganguk, geh denger-denger dari Sharif kamu tadinya mo jalan-jalan ama Sharif? Sharif bilang aku suruh temenin kamu jalan-jalan aja katanya soalnya dia kan musti jagain nyokapnya yang lagi sakit.h, geh ga usah, aku ga apa-apa kok.h, gga apa-apa, sekalian aku juga mo ada perlu kok, soalnya bete dirumah. Yuk, jalan-jalan aja!h Krisna mengajakku lagi, aku berpikir sejenak kemudian aku pun memutuskan untuk pergi bersama Krisna saja, gok, aku bilang bentar ya ama nyokapku.h Aku pun masuk ke dalam dan pamit pada ibuku.

Setelah berjam-jam jalan-jalan, Krisna pun mengajak aku main ke rumahnya, aku pun setuju karena hari masih panjang, kami berdua pun naik mobil yang di kendarai oleh Krisna menuju rumahnya, setiba di rumahnya, pembantunya membukakan pintu gerasinya dan Krisna pun memasukan mobil ke dalam gerasinya. Aku kagum melihat rumah Krisna yang besar sekali, baru kali ini aku melihat rumah yang besar dalam nyata. Kami pun masuk ke dalam, aku serasa masuk ke dalam lobby hotel bintang 5, ternyata rumah Krisna sangat exclusive dan royal sekali, aku melihat sekitar hanya ada beberapa orang pembantu saja yang sedang bekerja, aku pun bertanya gKris, bokap nyokap mana?h, gdua-duanya kerja, mereka suka pulang malem.h Aku berjalan mengikuti Krisna sambil menikmati ruangan-ruangan rumah Krisna, Krisna naik ke atas tangga aku pun ikut menyusulnya, setelah tiba di lantai dua Krisna berjalan ke lorong-lorong, aku melihat di kiri kanan lorong itu terdapat beberapa pintu yang jaraknya agak berjauhan.

Setiba di ujung lorong Krisna membuka pintu dengan kuncinya gyuk masuk.h Aku pun masuk ke dalam, aku melihat kamar Krisna yang cukup rapi dan bagus sekali, gwah gila, aku sih betah banget kalo kamarku kayak gini.h Aku memperhatikan foto Krisna yang cukup besar di atas kasurnya, Krisna di dalam foto itu terlihat seperti foto model, dia sangat tampan sekali, aku berdecak kagum, gkamu suka kamarku?h Tanya Krisna sambil mendekati, giya dong, keren banget.h, gudah kamu tinggal sini aja.h, gHaha! Ngaco kamu.h Aku menertawakan Krisna sambil melihat keluar arah jendela yang halamannya cukup menyenangkan. Krisna mulai mendekatiku dari belakang, tiba-tiba dia merangkul leherku dengan perlahan dan menciumi pipiku, aku terkejut geh.. Kris, janganch aku melepaskan tangan Krisna dan mendorongnya, Krisna menatapku gditch lalu dia mengelus wajahku gakucaku suka kamuch aku terkejut mendengarnya, g..jangan.. aku sudah punya Sharifch aku menolak Krisna karena aku hanya mencintai Sharif. g..tapi boleh kan aku suka ama kamuch tanpa bicara banyak Krisna menciumi bibirku, aku mendorong dia lagi gKris, janganch, Krisna pun mulai mendekat lagi, aku mendorong dia lagi, aku pun berusaha menghindar dari dia, Krisna menarik tanganku dan memelukku sangat erat, dia mencium diriku dengan paksa, aku berusaha melepaskan diri gKrisnacjangancudah. Hentikanch tetapi Krisna terus mendesak, dia menciumi bibirku sampai-sampai aku mulai terbuai oleh ciumannya, nafasnya wangi sekali seperti Sharif tetapi wanginya berbeda.

Aku pun pasrah menerima ciuman Krisna, kemudian dia melepaskan ciumannya dan bernafas berat dekat hidungku, Krisna benar-benar seperti Sharif sifatnya, sama sekali tidak jauh berbeda, dia mulai mencium aku lagi dan perlahan-lahan dia mendorongku dan akhirnya dia menjatuhkan aku di atas kasurnya, aku sadar dan panik, cepat-cepat aku mendorong Krisna lagi. Tetapi Krisna menahan tanganku dan menjepit kakiku dengan kakinya, dia mulai meremas-remas dadaku, aku pun sedikit terangsang gaaaahckris.. janganchentikanch wajahku merah padam, Krisna menggesek-gesekan celana blue jeansnya pada pahaku, Krisna tak henti-hentinya menciumiku, aku mendorong dia lagi tapi dia meremas dengan kuat dadaku dan mencubiti puting susuku dengan kuat gaduhcaaaah!h aku kesakitan, Krisna mulai menjilat-jilat wajahku ketika aku mengerang-ngerang kesakitan, aku mulai merasa lemas, Krisna masih menggesek-gesekan pangkal pahanya padaku, cubitan Krisna semakin kuat, aku mendesah-desah kesakitan dan akhirnya lemas tak bertenaga. Krisna bangun sambil menduduki tubuhku, dia membuka sweater dan kemeja dalamnya, aku melihat badan Krisna sangat atletis sekali, tubuhnya putih bersih dengan dada bidang, dia mulai membuka kancing bajuku, aku memegang tangannya untuk mencegah dia, tapi dia menepisnya dan terus membuka sampai akhirnya dia membuka semua kancing bajuku, kemudian dia kembali menindihiku dan memegang kedua tanganku di atas kasur, dia mulai mengisap-ngisap leherku, aku merasa geli, rasanya memang enak tapi aku mulai kehilangan tenaga entah kenapa gkrisc jangan, krisc krisnach aku berkata dengan lemahnya, krisna berhenti mengisap dan dia mulai mengigit-gigit leherku, aku mulai berkeringat dan aku merasakan celana dalamku mulai basah, aku sudah tidak bisa menahan lagi dengan hawa nafsuku yang menolak untuk mendorong Krisna lagi, kemudian Krisna mengigitleherku dengan keras gaaah!

Aaaah! Sakit! Hentikan kris!!h aku menjerit kesakitan, akhirnya Krisna berhenti mengigit, aku melihat darah di bibir Krisna, aku rasa itu darah dari leherku, dia sungguh ganas sekali. Krisna berdiri lagi, dia mulai melepas celana jeansnya, dengan lemahnya aku hanya bisa menyaksikannya, aku melihat kontol Krisna yang sama besarnya dengan milik Sharif, aku mulai gemetar ketakutan, Krisna pun mulai membuka kancing dan resleting celanaku, ketika dia hendak menariknya aku menepis tangannya dan berusaha berdiri untuk lari karena panik. Krisna pun terkejut cepat-cepat dia menarik kakiku sampai aku terjatuh ke bawah yang untungnya aku terjatuh di atas karpet bulu tebal, aku kesakitan karena jidatku terbentur cukup keras, dengan paksa Krisna menarik-narik celanaku sampai akhirnya tinggal celana dalam saja, ketika aku hendak berdiri Krisna kembali menahan tanganku dengan kuat, aku panik dan mulai berontak, dengan geram Krisna menahan punggungku dengan badannya dan menarik tanganku ke atas dan dia menggengam kedua tanganku dengan sebelah tangan saja, aku ketakutan mendengar deru nafasnya yang menggebu-gebu dari belakang telingaku, aku mulai menangis dan menjerit dalam hatiku memanggil Sharif. Krisna melorotkan celana dalamku, kemudian dia memain-mainkan lubang pantatku dengan memasukan jarinya, gaah, aaah, aaaahch aku mengerang sedikit kesakitan, ghah hah hah hahch deru nafas Krisna terus mengebu-gebu di belakang telingaku, wangi nafasnya membuatku mabuk. Lama setelah Krisna menusuk-nusuk lubang pantatku dengan jarinya, tubuh dia mulai naik ke atas, aku sudah menduga bahwa dia akan mulai menyodomiku, aku ingin sekali berteriak memanggil nama Sharif, tapi suaraku menyangkut di tenggorokanku. Pelan-pelan kontol Krisna mulai masuk dan menerobos anusku, gaaaaahcaaaaaah.. aaaaaaaaaaaahc.h

Aku mengerang kesakitan, gaaah, oooooh.. ufff..aaaaaaaaah..h Krisna pun mulai merasakan sakit pula, pelan-pelan Krisna menggerakan maju-mundur sambil mendesah-desah ke-enakan, dia sama sekali berbeda dengan Sharif maupun Arifin yang pertama-tama mereka melakukan mereka merasakan kesakitan, tetapi Krisna sama sekali menikmatinya meskipun ini pertama kalinya buat dia. Aku tidak bisa berbuat apa-apa, aku hanya mengerang dan menangis, aku membuka mataku, aku melihat bayangin Krisna di depan cermin besar yang tepat di hadapanku. Wajah Krisna yang putih itu terlihat dengan jelas, wajahnya merah dan penuh keringat, matanya terpejam dan mulutnya mendesah-desah merasakan nikmat. Aku lemas dan merasa bernafsu melihat wajah Krisna seperti itu, gnnnnnghch aku mengerang pelan, gaaaaahch Krisna membalas eranganku dengan desahannya, aku pun kembali mengerang dan Krisna kembali membalasnya, kami terus menerus melakukan hal itu sampai iler Krisna mengalir dengan deras dari mulutnya membasahi punggungku dan aku menyaksikannya dengan jelas di depan kaca itu.

gcnngh..ngghcngghch gerakan Krisna mulai menjadi cepat, aku mulai merasa perih-perih di anusku gaah aah aaaah aaaah, sakit! Aaaah!!h aku mengeluh kesakitan tapi Krisna terus mempercepat genjotannya gnngh ngh nghhh nnnngh ngggh!!h dengan nafsunya Krisna mengenjotku, dan menghiraukan keluhanku. Aku merasakan kontol Krisna membengkak dan bergunjang-gunjang tapi Krisna terus menggenjotku gaaaaah, aaaaaaah, sakit sakit!!h aku mengeluh, air mataku sudah terus mengalir, eSrrt srrt srrrttf rasa panas menyembur di dalam pantatku goooohc aaaaaaahc periiihhc.aaaaaahhhcaaaaaaahhhh Krisna meringis merasa perih tapi dia terus menerus menggenjotku meskipun sudah menumpahi spermanya, aku pun panik, kenapa Krisna tidak berhenti meskipun dia sudah mengeluarkan sperma, dia pun mulai membalikan badanku dan terus menggenjot-genjot.Gila!! Krisna ternyata masih bisa bertahan!! Aku dapat merasakan kontolnya masih menegang dan terus menggesek-gesek dinding anusku, aku sudah kelelahan tak bertenaga lagi, aku hanya membiarkan Krisna terus mengenjotku.

Aku terus menangis menahan sakit, dan rasanya aku mencium bau sperma yang tajam bercampur dengan bau darah, sudah lama aku tidak merasakan lecet-lecet pada anus semenjak dengan Sharif, terakhir kalinya aku berdarah ketika aku melakukannya bersama Arifin dan itu pun untuk kedua kalinya aku bermain sex. Kembali aku merasakan kontol Krisna membengkak dan beguncang-guncang lagi, aku sudah tidak bisa berteriak kesakitan lagi karena sudah lelah, aku hanya meringis kesakitan dan mengeluh. esrrt srrt srrrt!f sprema Krisna kembali menyembur, perutku sudah terasa panas sekali dengan sperma Krisna, gsssss..aaah..aahcaaah!!...auwc.aaaaaah!!..mmm..h Krisna mendesah-desah ke-enakan, aku berpikir dia akan berhenti karena gerakannya melambat. Akhirnya Krisna berhenti mengenjot, dia membiarkan kontolnya di dalam anusku, aku hanya menutup mataku karena sudah tidak ada tenaga lagi. Krisna membelai-belai rambutku, dia menciumi mlulutku lagi, aku tidak membalasnya, Krisna sibuk mengulum-ngulum bibirku, lalu perlahan-lahan Krisna mulai mendorong-dorong lagi, dengan nafasnya yang wangi itu menusuk hidungku dia menggenjot-genjot aku sambil menikmati bibirku, Ya ampun!! Aku berhadapan dengan monster sex!! Sudah dua kali orgasme, dia masih tetap mempunyai daya tahan sex yang berlipat ganda!! Ya tuhan!!

Aku sudah tidak merasakan adanya hawa nafsu lagi pada diriku, rasa genjotan Krisna terasa menjadi hambar meskipun rasa sakit melimpah ruah di seluruh tubuhku rasanya aku mual dan ingin sekali muntah. gaaacaaahcaaahcaaah..h Krisna terus mengerang-ngerang, merasakan nikmatnya pelampiasan kejantanan dia, Krisna kembali bersemangat, genjotannya terasa sangat lancar, mungkin karena Sperma dia yang berlimpah ruah membuat anusku menjadi licin, atau juga bisa karena anusku kini semakin membesar karena digenjot Krisna tanpa hentinya. Air liur Krisna terus menetes-netes di seluruh tubuhku, rasanya aku kini menjadi mandi keringat dan air liur, aku seperti sudah mengkhianati Sharif karena Sharif sama sekali tidak pernah memandikan aku dengan keringat dan air liurnya sebanyak Krisna, aku merasa menjadi milik Krisna sekarang. gAaaahceeennnghchoh..hohchohch Krisna mengerang lagi, aku memandang dia yang semakin tidak karuan hawa nafsunya. Pandanganku agak buyar dan mulai kabur, aku sudah tidak kuat lagi, aku pingsan dan Krisna masih terus menggenjotku tanpa henti.

Lama kemudian, aku mulai sadar kembali, kepalaku terasa pusing dan rasanya mual sekali, ketika aku bangun, hari sudah gelap dari jendela kamar, aku tersadar bahwa aku berada di kamar asing. Kini aku sudah berada di atas kasur Krisna tanpa busana, Krisna pun tidur disebelahku, aku melihat dia juga telanjang bulat, kami hanya berselimutkan selimut tebal milik Krisna. Pantatku terasa perih dan nyut-nyutan, aku menatap Krisna yang terlelap, wajahnya memang tampan tapi aku tidak rela dia memperkosaku karena aku tidak mencintai dia. Aku merasa sedih, kemudian aku menoleh dan melihat karpet dimana Krisna menjamahku, disana terlihat beberapa serpihan bulu-bulu, aku pikir bulu Krisna pasti rontok ketika dia terus menggenjotku, kulihat bercak-bercak darah dan sperma, aku tidak bisa menelan ludahku karena aku ingin menangis, aku melihat jam di dinding menunjukan waktu pukul 2 malam, aku menangis karena pasti keluargaku dan Sharif khawatir karena aku tidak pulang.

Aku kembali menatap Krisna, aku benci padanya, aku terus menatapnya dengan benci. Tetapi lama-lama nafsuku menaik, aku memperhatikan tubuhnya yang atletis itu sangat menggodaku, aku pun tergoda dan ku sibak selimut yang menyelimuti tubuh Krisna, aku melihat kontol Krisna masih menegang, ku pikir karena dia terlelap tidur. Hawa nafsu pun memenuhi otakku, perlahan aku menjilat kontol Krisna, Krisna tidak bergerak bahkan tidak bangun, aku pun mulai mengulum-ngulum, aku merasakan kenikmatanku sendiri, aku melampiaskan dendamku. Ajaibnya Krisna sama sekali tidak bangun setelah agak lama aku mengulum-ngulum kontolnya, gcnngghhch aku mendengar dia sedikit mengerang, tetapi aku terus mengulumnya g..nggghhhch dia kembali mengerang dan aku pun tetap cuek, erangan Krisna terus menerus, dia seperti mendapat mimpi basah, aku menarik kulit kepala kontolnya itu dengan kuat dan kujilat-jilat isi si kontolnya sambil melihat ekspresi wajahnya, wajahnya terlihat cemberut karena dia merasakan rasa perih, gaaaahc.aaaaahh..h Krisna kembali mengerang kesakitan dalam tidurnya, tiba-tiba ketika sedang kujilat isi dalam kontolnya, kontolnya menyemburkan sperma dan masuk kedalam mulutku karena kaget sebagian masuk ke dalam mulutku dan sebagian menyeprot wajahku dan ada yang masuk dalam hidungku juga.

Aku mengelap wajahku dengan selimut, ku telan sedikit sperma Krisna dan sebagian ku keluarkan ke tanganku, kulumuri wajah Krisna dengan spermanya sendiri, seperti yang terbius, Krisna sama sekali tidak bangun. Aku pun bangkit dari kasur dan memungut pakaianku dan pergi ke kamar mandi. Disana aku membersihkan diriku dan aku memakai bajuku kembali, aku melihat dalam cermin wajahku pucat sekali seperti kurang darah. Setelah itu aku keluar dari kamar Krisna dan meninggalkan Krisna si pejantan monster itu tidur telanjang tanpa selimut. Rumah Krisna masih terang meskipun sudah jam 2 lewat. Aku berjalan dan turun, aku bertemu dengan salah satu pembantunya, dia terkejut karena melihatku gAduh! Den, bikin kaget aja! Kirain hantu! Mau kemana den?h dia bertanya, gaku mau pulang bang, tolong bukakan pintu ya.h, gpulang? Jam segini? Aduh den udah nginep aja! Den Krisna mana? Kok temennya ditinggalin?h, gdia dah tidur bang.h, gaduh kasian banget ditinggalin tidur gitu, padahal den ikut tidur aja sama den Krisna.h, gga ah bang aku mo pulang aja.h, giya deh..h pembantu itu pun membukakan pintunya dan aku pun keluar ghati-hati ya den.h Pembantunya sangat baik sekali. Aku melihat jalanan sepi, kemudian aku pun membawa HPku hendak memesan taksi. Tapi aku kebingungan, haruskan aku pulang ke rumah? Aku takut ada yang masih bangun pada jam begini, tapi aku pun tidak bisa pulang ke rumah Sharif jam segini karena orang tuanya ada disana dan ibunya sakit. Aku benar-benar bingung. Tiba-tiba ada sebuah motor melintas dan berhenti di depanku, aku lihat ternyata orang itu George, aku kaget, dia memakai baju kusut dan celana pendek gAdiet? Ternyata kamu emang ada disini!h seru George, aku mulai menangis dan memeluk George, George membelaiku gudah jangan nangis, yuk pulang ke rumahku aja, tadi aku kepalang bilang ama keluarga kamu kalau kamu nginep dirumahku.h, aku pun naik ke atas motor dan memeluk George erat-erat, kami pun pergi dari sarang monster itu.

Setiba di rumah George, aku melihat Arifin sedang duduk di teras, aku kaget melihat dia ada disana, dia menghampiri kami ketika kami masuk ke halaman rumah George gAdiet! Aduh gue khawatir banget!h aku pun mulai menangis lagi di depan Arifin. Arifin merangkul pundakku dan mengusap-ngusap kepalaku gssh ssh, udah jangan nangis terus, wajah kamu udah merah dari tadi, nanti kamu sakit.h Di dalam kamar George aku menceritakan semuanya karena aku sudah agak tenang. gGue ga nyangka! Ternyata Krisna mengincar Adiet dari dulu! Liat aja nanti, kalo ketemu gue hajar dia!h Arifin terlihat sangat marah, gSabar fin, jangan gegabah!! Jangan sampai Sharif tau, kamu yang bukan pacar Adiet aja udah gitu, apalagi Sharif.h, gAbis gimana dong!!??h Tanya Arifin kesal, gsudahc biarkan saja finch kataku dengan lemas. gDit? Kenapa??h Arifin bertanya dengan heran, g..biarin ajac meskipun kamu menghajar dia, dan sekalipun Sharif menyiksa dia sampai masuk rumah sakitc semua itu takan bisa mengembalikan peristiwa yang sudah terjadich Arifin dan George merenung, George kembali mengusap rambutku g..aku senang kamu mempunyai hati seperti inich George mendekapku. Arifin pun mengusap-ngusap pundakku, kini aku merasa nyaman dan malam itu pun aku tidur di apit George dan Arifin, aku dapat merasakan kenyamanan dari cinta mereka terhadap diriku, ah rasanya ingin sekali hari cepat berlalu dan berjumpa dengan Sharif lagi.

4Some Melayu Hebat

Four Some Melayu Hebat


Seperti biasa, aku ke internetcafe untuk chat, niat mencari lelaki buat sex malam ini. Memang diKL ini senang sekali mendapatkannya. Baru 10minit, seorang melayu privatemessage aku. Dia mengajakku kerumahnya. Memang mencari orang untuk mencukupkan 4some sexnya. Aku rasa ok. Nak juga. Tak cerewet. Dia tanyalah serba sedikit dan terus memberi alamatnya. Memang tak banyak buang masa. Lagipun dia dah menjemput 2 orang Melayu lain. Aku set je.

Aku pun terus ke sana. Ternyata aku yang dulu. Namanya Wan 38 tahun seorang doctor, married juga dan punya 3 anak. Isteri dan anak2nya kePahang untuk 3hari. Ada kenduri. Dia tak ikut sebab nakkan sex. Orangnya tegap berkulit sawo matang seperti aku juga. Kami menonton VCD gay melayu sambil menunggu 2 orang lagi. Abis satu cerita.

Datang saorang. Namanya Kamal, muda lagi orangnya, 23 tahun tinggi. Berambut pendek tipis, berbadan tegap dan sedikit muscular. Kami berbual sebentar. Katanya dia datang terus dari gym dan tak sempat nak mandi. "Boleh tumpang mandi AbgWan?", katanya. Wan tunjukkan bilik air dekat dapur. Setelah minum sedikit air teh, Kamal mencapai tuala dari Wan dan terus ke bilik air.

Wan beritahu ini pertama kali dia menjemput orang bawah 30an buat 4some atau oneTOone sex. "Aku pula tak pernah dapat yang 25tahun sebelum ini", kataku tipu. Kami ketawa sinis, "Ada can lah kita try ye Man?", kata Wan tersenyum2. "Mestilah. Lagipun badan dia tu macam sedap je. Tegap dan keras", kataku. Dia pun setuju juga. "Tak sabar pula Man", katanya. Aku hanya senyum.

Seminit dua datang orang yang dinanti. Namanya Daud, pegawai kerajaan, 45tahun dah kawin dan beranak 4. Dah besar semuanya. Dia nie nampak muda juga seperti lewat 30an. Badannya tegap kerana selalu excercise. Katanya, harus jaga badan, kalau tak orang takkan nak dia yang dah tua tu. Wan setuju juga. Daud tanya bila nak mula. "Kejap. Orangnya mandi lagi. Mari kebilik", Wan menjemput.

Kita naik keatas. Biliknya besar dengan katil KINGSIZE dari Bali. Wan suruh kita ringan2 dulu sambil dia kebawah panggil si Kamal naik atas. Kita pun bogel. "Tinggi dan badan kita serupa ya Man. Tak pernah jumpa yang serupa dengan aku nie", kata Daud. Aku senyum je. Aku pula kerap jumpa orang sepertiku. Kami berciuman mesra. Dia menghisap konekku yang belum stim lagi tu. "Man. Aku nak berak jap. Bersihkan jubur aku nie. Khas buat kau. Supaya senang nanti", katanya. Dia masuk ke toilet bilik Wan.

Aku tengok batangnya agak tegang terhoyong hayang mengikut gerak punggungnya yang gebu. Dah berak. Bau pula. "Aku tutup nie ya Daud", kataku. Aku kekatil menunggu mereka. Seminit dua dah bosan. Wan dan Kamal datang bertelanjang bulat. Dah bogel dari bawah lagi. Aku panggil kekatil sebab dah bosan. "Mana Daud?", bisik Wan. "Toilet", kataku. Kamal baring terkangkang dikatil. Bilik yang terang digelapkan supaya romantik. Aku menjilat2 serta menghisap2 koneknya.

"Saya memang gemar orang yang berumur. Cam Abang2 dan PakCik2. Terima kasihlah AbgWan kerana menjemput saya buat 4some", kata Kamal. "Takpe Mal. Abang pun nak rasa juga orang muda cam kau", kata Wan. Kamal tak sabar. Dia mencium dan mengulung2kan lidahnya ke aku. Bagiku tiada masaalah. Selalu cium biniku. Wan meniarap menyambar konekku. Menyoyot2 dengan rakus. "Ooi Wan, pelan2lah. Baru je mula. Kan lama lagi", kataku. "Lah bukan senang dapat jantan main. Selalu sibuk ngan patient", katanya. "Yelah Wan", kataku.

Aku dan Kamal bergelut berpelukan mencium sehebat2nya. Dari tadi tak henti2 menggelapu menciumku. Daud keluar. Aku isyarat supaya tutup pintu toilet dan join in. Kamal hayal berciuman hingga tak terbuka2 matanya. Khyusuklah tu. Shiok. Abis rambutku dia mess up kan. "Gelapnya Man", bisik Daud. Aku tunjuk konek Kamal. Dia menghisap2 tanpa lengah. Bertenaga cara hisapnya. Stim juga melihatnya hisap konek Kamal romantisnya. Gaya bebas lembut dan sopan.

Aku dah bosan mencium. Cuba menarik mulutku darinya tapi Kamal menarik kepalaku. Menginginkan lagi. Apa lagi. Berinya FrenchKiss yang power sekali. Menyedut lidahnya hingga tertarik kedalam mulutku. Heran budak nie. Dia tak buka mata sikit pun. Katanya dia memang gitu. Menyedut lidahnya kuat lagi agar dia tak bernafas. Supaya stop. Dia menolak kepalaku sambil menarik nafas. Penatlah tu. Hehehe.

Wan pula lagi satu. Tak abis2 menghisap konekku. Daud adventurous. Setelah menghisap konek Kamal, dia mengangkat kedua kaki Kamal keatas dan menjilat2 juburnya. Kamal mengeliat kesukaan meronta2 kepalanya cuba melepaskan mulutku yang dari tadi terkunci dengan mulutnya. Kamal meraung kesukaan. Kedengaran dia berkomat kamit, "Arggghh, sedapnya!! Jilat lagi. Jangan henti", bisiknya. Daud jilat dan menjolok beberapa jari ke jubur Kamal. Aku menjeling melihat. Asyik.

Professional juga aku lihat. Sambil menjolok2 jari2nya, dia menghisap konek Kamal dengan romantiknya. Aku jadi ghairah dengan gayanya. Lembut tapi bertenaga. Aku suruh Kamal membuka matanya supaya melihat cara orang lain membuat sex agar dia belajar. Daud menyedut2 konek Kamal berkali2. Kamal meraung2 kesukaan. Setelah ditegur baru Kamal membuka matanya. "Sedapnya!!!. Dont stop please", katanya. Dia menjenguk Daud yang hebat menjilat dan menghisap koneknya itu. Dengan konek dimulut, Daud senyum menyoyot2. Tiba2.

"Ayah!!", Kamal teriak terperanjat dan tersentak.

Daud yang dari tadi hebat menjolok2 jari kejubur sambil menyedut nyoyot konek Kamal terhenti. Diri tercegat tak tentu arah. Wan masih khyusuk menyoyot2 konekku. Dia perasaan Daud bergerak. "Kenapa Daud? What happened?", dia tanya. Tangannya masih dikonekku.

Kamal undur mencapai bantal menutup koneknya. Duduk dikepala katil menunduk diam sepi. Aku panic juga. Sedang best2 tiba2 stop. Wan mendekati Kamal. Memetik switch. Bilik jadi terang. Kelihatan penuh susuk badan Daud yang tinggi berbadan sasa. Koneknya tegak berdiri belum disentuh lagi. Ia masih kaku dihujung katil tak gerak2. Menutup2 mukanya juga menggosok2 kepala seperti menyesal.

Aku dekat keDaud dan memeluknya. "Daud, what happened? Something wrong?", aku tanya. Bawa dia kesofa tepi tingkap sebelah katil dan mengusap badannya. Aku bisik tanya berkali2. Dia diam je. Tapak tangannya masih dimuka dan duduk membongkok kebawah. Tangan kiriku mengusap badannya sambil tangan kananku mengusap kelengkang dan koneknya. Dia takde response je. "Daud. Walau apapun, sekurang2nya kita tahu apa dia", aku tanya lembut. Kamal kelihatan sedih. Cam nak nangis. Wan memeluk2nya. Memujuknya.

Dia tarik nafas panjang. Keluar kata2 tersangkut2. "Man. Dia tu anak aku. Konek yang aku hisap tadi tu anak aku. Dan jubur yang aku korek tadi tu anak aku. Man. How can i do such a thing?", dia bisik perlahan2. Suara sedih tersangkut berbau sayu. Matanya tiba2 keluar air,

Diam seketika. Kamal mendakap Wan. Daud sambung lagi, "Macam manalah aku nak lihat muka dia tiap2 hari Man?". Aku suruh dia sabar je. "Man. You have to help me. Aku malu dengan anak aku tu. Aku malu Man. Sungguh malu tak tertahan", dia sambung. Dia rebahkan badannya kekelengkangku memeluk2 pinggangku. Mukanya yang tadi tertutup dua tapak tangannya dah menghimpit perutku. Mengangkang kesedapan. Maklumlah position cam ini bini aku favorite.

Nafasnya tak henti2 menarik2. Terisak2. Hembusannya mengena konekku. Stim balik. "Kalau ye pun Daud. Dah peluk nie, hisaplah konek tu sambil aku cuba ikthiarkan cam mana nak tolong kau nie", kataku gelak. Daud diam je. Semua diam juga. Kamal diam juga. Wan juga. Aku juga terdiam. Berfikir tapi tak juga tahu nak buat apa.

Aku faham situasi Daud. Kalau aku pun maybe cam dia juga. Aku ada anak juga semua lelaki. Dah besar juga tapi taklah macam Kamal.

"Daud kau suka lelaki dan selalu main dengan mereka?". aku tanya. Dia angguk. "Kalau suka, hisaplah konek aku sekarang. Kalau tak aku tak percaya", sengaja memecah kesunyian. Ada seri sikit. Diam sunyi ini membuatku bosan. Dia hisap konekku juga. Lepas tu dia berhenti.

"Anak kau tu lelaki kan. Kenapa tak terfikir orang2 lelaki yang kau akan main tu mungkin adik kau, ipar kau, menantu kau, atau anak lelaki kau tu ke. Tak fikir ke?", kataku. Cehh. Macam marah anakku kalau dia buat jahat. Walaupun begitu aku kesian tengok dia. Sesalan abis.

"Sudahlah Daud. Benda dah jadi. Kau kesini sebab nak sex ngan lelaki. Sekarang ada 3 konek buat kau. Biarlah mereka itu orang terdekat kau. Yang pastinya mereka2 kesini juga untuk sex. Itu risikonya. Kau dah mature. Aku pasti Kamal juga walaupun umurnya muda. Kalau dua2 dah suka lelaki, sampai bilapun masih main. Baik kau main ngan dia sekarang supaya merapatkan siratul konek", kataku gelak sikit.

"Kau pasti sayangkan anak kau tu. Ini adalah cara2nya. Penawar selepas terlanjur tadi. Hehehehe", semakin menjadi gelakku. Wan melihat aku dengan mulut ternganga. Tak memahami apa. Kamal hanya mendengar tapi takut.

"Daud. Kau okay tak. Kita sambung nak. Kau tak kesiankan konek aku nie ke. Tadi kau cakap kau nak bersihkan jubur kau untuk aku. Nie aku nak checklah nie. Dah bersih ke tak", tak henti2 kacau dia. Mukanya tak lagi takut2 dan boring. "Serious Daud. Kalau kau tak continue, kau tetap begini selamanya. Kita continue je ok Daud", mengusap2 rambut nya. Memujuk2nya.

Dia membetulkan badannya. Duduk disofa sebelahku tersenyum. Aku rasa dia dah ok tu. Cuma sekarang malu2 kot nak gerak. Gian juga aku tengok. Tengah part sedih2 cam nie pun koneknya tegang. "Tu kan, konek kau dah keras nie. Kesian dia", aku usik. Dia tersenyum lagi.

Bangun menarik Daud kekatil. Senyum2 kambing. Manis orangnya. Misai dan janggut tipisnya membuatnya lebih mature. Dia terduduk diam dikatil tak buat apa. Aku signal Wan. Dia tolak Kamal. Daud dan Kamal duduk bertentangan diatas ranjang yang tadi ghairah. Muka pandang muka. Bogel. Konek menghala konek. Tapi konek Kamal yang basah dah kering dan lembek. Takut sangat kot. Kesian aku lihat.

Membisik ditelinganya. "Daud be gentleman. You are the mature one here. Do something", kataku. Senyum. "And make sure whatever you are going to do, the outcome is still 4some. Aku tak nak datang jauh2 takde apa2", kataku lagi. Daud toleh dan angguk. "Baiklah".

"Din. Ayah minta maaf. Ayah dah hisap konek kau tadi. Dari kau kecil sampai besar tak terlintas ayah nak buat camtu. Maaf kalau selama ini Ayah dah buat curang pada Ibumu. Main ngan lelaki2 lain. Ayah takleh control. Ayah suka dua2. Konek dan cipap. Sebelum kawin ibumu lagi Ayah sudah biasa main ngan lelaki", berhenti sekejap. Rupanya namanya Kamalludin, panggilan Din di rumah.

"Dan Ayah tak kisah kau main dengan siapapun. Asal kau jaga diri. Kau dah besar. Dah matang dah. Ayah tak pernah tengok konek kau sejak sunat dulu. Ingat tak. Masa umur kau 6 tahun. Tak sangka anak Ayah dah hensem dan segak. Punya konek yang besar dan panjang. Tapi Ayah puas hisap tadi", Daud beritahu. Wan dan aku terpukau mendengar penjelasannya. Cam dengar kisah2 dogeng dahulu kala.

Tersentak dari lamunanku. Aku menjolokkan jariku kecelah2 jubur Daud supaya cepat abiskan ceritanya. "Dan kau Din datang ke sini hanya dengan tujuan yang sama. Sebagai orang yang dewasa, Din tak perlulah malu lagi. Ayah tak kisah. Lagipun senang sikit kalau Ayah main ngan kau. Lebih rapat lagi Ayah dan kau. Tengok Ayah nie. Jangan malu ye. Kita sambung main ye Din?", katanya.

"Ayah, Din minta maaf. Din dah malu kan Ayah", Kamal merengek. Nangis. Memeluk2 Daud terisak2. Terharu mendengar Daud. Dia begitu gentlemen dan sporting. Dia memeluk Kamal. "Takpe. Dah terlanjur", membelai2 Kamal. Sayu aku lihat. Hayal memerhatikan mereka.

"OOiii. Apa nie!!!!", aku teriak lantang. Dikelengkangku dah ada kepala si Wan sibuk menghisap2 konekku. "Lah kan dah abis. Aku laparlah", Wan menjawap. Menggelapu Doktor sorang nie. Aku biarkan je.

Daud dan Kamal gelihati. Mereka ketawa kecil. Pehatikan this Mature Doctor non-stop menghisap dan menyerang konekku dari tadi. Daud membelai Kamal. Menciumnya. Kamal membalasnya. Dan seperti biasa tak membuka matanya. Lama juga Ayah dan anak berciuman.

Daud memang professional. Dari duduk berciuman, dia membaringkan Kamal. Menjilat terus perutnya hingga kekonek. Menghisap2 konek Kamal penuh semangat tapi lembut. Kamal menjeling aku. Aku signal suruh hisap konek Dauh. Malu2 dia ikut juga. Pelan2 dia jilat celah2 batang Daud. Jilat kelengkangnya. Perlahan2 mengulum kepala konek Daud. Menyedut2nya. Kuat bunyinya. "Pandai anak Ayah," mencelah Daud. Mereka 69 penuh gaya. Melekat. Terharu melihatnya. Otakku liar ke anakku.

Dah bosan dihisap Wan. Dari tadi konekku je yang diterkam. Menolak kepalanya kekonek Daud, Terus automatik menghisap keras koneknya itu. Kamal alih sikit. Tolak punggung Wan kekepala Daud. Dia menggelapu menarik konek Wan. Menghisap2nya. Daud dah hayal dalam sek. Lupa perkara tadi. Abis dua orang mature ber69. Tukang hisap konek merasakan kehebatan masing2.

Aku menarik Kamal manja. Mencium2nya. Menghisap2 koneknya sebentar. "AbgMan. Sorrylah pasal tadi", katanya. "Perkara kecil je sayang", kataku. Berpelukan memerhati Daud dan Wan. Aku bangun. "Mari tengok Abang fuck Ayah kau", aku menariknya. Dia memerhatikan dengan khusyuk. Menghunus batang kerasku. Panas hangat kelubuk jubur Daud.

"Agggghhhh!!!.. Great.. !!!", Daud mengerang2. Sekitar 10 atau lebih tusukan menjunam kedalam lubuk baja. Menarik keluar konekku. Aku menyuruh Kamal menyambungnya. Dia segan. Setelah memaksa dia pun ikut. Memang aku paksa. Menghisap koneknya agar keras betul. Dia menghunus batang konek keras terus kejubur Daud. Beberapa kali. Dauh sibuk menghisap2 konek Wan.

"Sedap tu Man. Do it harder. Fuck me Man. Non stop ", Daud menyuruh. "Ayah. Bukan Abang Man. Tapi Din nie", Kamal menyahut.

Daud senyum gembira. Mengerak badannya. Mencium Kamal. Menyuruhnya meneruskan. Dia kembali berdrama dengan tukang terror hisap konek lagi satu. 69 tak henti2. Dah betul lah tu. Wan meets his partner. Aku tersenyum. Tak terlintas jadi begini. Tak sia2 aku ke KL. Apa tak nya, pancing satu dapat anak dan ayahnya sekali.

Aku mendekatkan badanku. Memasukkan konekku kejubur Kamal yang sedang mengefuck ayahnya itu. Dia terhenti mengerang2 asyik. Terus mendayung punggungku menarik tolak konekku padat kelorong jubur Kamal. Dia senyum. Kembali ikut hayun. Mengefuck Daud. Aku lagukan irama gembira. Memeluk Kamal dan Daud sekali. Ayah dan anak mengerang2 kesukaan.

Aku mendekatkan badanku padanya. Menyelit2 batang panjangku pada bibir juburnya. Aku terikut2 ayunan punggungnya. Dia semakin ghairah dengan perbuatan terkutuknya. Mengefuck2 Daud sepuas2nya. Aku membasahi dagingku. Menyocok2 kedalam lubangnya. Masuk sepenuhnya dalam lubang ketatnya. Dia terhenti mengayun punggung ayahnya dan meneran kuat. Aku memeluk2 erat badan muscularnya. Amat ghairah sekali. Aku mengayun2 punggungku menarik tolak konekku padat kelorong juburnya. Dia tersenyum2 mengikut ayunanku mengefuck2 Daud. Aku terpeluk2 kedua anak beranak nie. Kamal dan Daud. Ayah dan anaknya meneran2 kesukaan. Wan masih hilang ternyonyot2 daging Daud. Ini baru 4some yang best.

Kamal meneran2 lagi. Irama ayunan batang kerasku dalam juburnya membuatnya menarik keluar daging kerasnya dari jubur Daud. Kepalanya tertunduk2 ketika menungging2 seperti menahan sakit. Aku tersentak melihatnya. Aku cabut daging tebalku pantas. Dia meraung dan baring atas Wan Wan. "Kenapa Mal. Sakit ke. Alamak Mal. Sorrylah. Abang tak tahu", kataku curiga kalau dagingku terlalu tebal untuknya. Daud terhenti menyonyot berpaling pada Kamal. "Apasal Din. Sakit AbgMan fuck ke?", dia tanya. Dia mengais2 bibir juburnya. Tiada terlihat apa2 yang mencurigakan.

Aku rasa bersalah. Wan menjenguk juga tapi terus menyelit kekelengkangku menghisap batangku yang terbiar. Memang dah expect that from this Doctor. Takleh relak jap. "Sakit sikit aje Ayah. AbgMan. Lama tak kena fuck. Tapi rasanya terlalu sedap tak terhingga. Lagipun konek AbgMan gemuk sangatlah. Mula tak rasa. Baru mencengkam. Pedihlah jap", katanya baring gerak2 kakinya. "Din nak relax jap Ayah. Nanti AbgManleh sambunglah", katanya. "Kalau yang Ayah nie rasanya Din boleh take itlah", katanya lagi. Kamal meraba daging ayahnya.

Daud tersenyum kerana tahu Kamal cuba bermanja dengannya. Dia menepuk2 jubur anaknya. Mencelah masuk beberapa jari. Mencocok sikit demi sedikit. Bibir jubur itu mencengkam2. "Din nak Ayah fuck?", katanya. "Aahlah. Din nak daging Ayah nie", katanya mengangkang. Daud menusuk dagingnya pada lubang ketat muda. Ukuran lilit batangnya tak begitu besar. Masuk sepenuhnya daging dewasanya. Kamal meneran2 manja. Daud sorong dan tarik sedikit. Berulang kali. Kamal tersenyum puas mendapat belati tumpul ayahnya. Daud ayunkan punggungnya memantapkan lagi kemasukan batangnya.

Penuh romantis. Perlahan dan teratur. "Argh. Sedapnya Ayah fuck. Suka cara Ayah fucklah. Argh", katanya meneran2 disetiap ayunan. Daud amat gembira. Aku alihkan badanku. Wan masih mengikuti dagingku kemana saja. "Romantik sikitlah Ayahnya. Hehe", aku bisik padanya. Daud menghulurkan lidahnya. Kami berciuman sebentar. Dia begitu pandai mengulum2 lidah. Dia masih mengayunkan tusukan dalam jubur Kamal. Menusuk kiri dan kanan dinding itu. Kamal melaungkan ghairahnya disetiap ayunan. "Wan. Hisap Kamal", kataku. Tanpa berlengah dia menyelit menyonyot daging panjang anak muda nie.

Kamal meneran2 kuat. Terasa puas menikmati koneknya dihisap dan juburnya ditebuk ayahnya. Aku menjadi tak tahan pula. Aku menarik Wan dan mengulum daging tebalnya. Dia meneran2 ghairah dengan penuh mulutnya tersumbat padat penuh daging tebal. Aku meramas dada Daud lembut. Memeluk2 badan kerasnya. Menjilat2 tengkoknya. Mengigit2nya manja. Tak sadar2 lovebites banyak. Gian sangat. Aku tekapkan dada berbulu2ku dibelakangnya. Dia mengesel2kan punggungnya. Aku ikut gesel2 juga. Menjilat telinganya. "Suka?", bisikku. Dia angguk menggesel dagingku. "Aku nak nie", katanya menggenggam2 dagingku. Badannya yang padat betul2 mengghairahkanku.

Dia masih tetap mengayun2 memuaskan nafsu anaknya tapi masih juga menggodaku. Terkeluar juga koneknya. Dibiarkannya jap. Dia menarik punggungku menghempitkan dagingku kecelah punggungnya. Aku stim kodok. "Aku nak sekarang Man. Fuck me now", bisiknya merayu. Flirting padaku. Dagingnya tergantung terbiar. Wan cepat menyonyot dagingnya. Kamal menanti konek ayahnya. Dia baru sadar kerana dari tadi asyik menutup matanya. "Lagi Ayah", pintanya. Daud bersuara sungguh sexy dan malas. "Aah. Hmm. Ohh", katanya. Dia sedang menikmati dagingku yang menyelit juburnya.

Kamal memerhatikanku meraba ayahnya. "Abang nak fuck Ayah kau nie. Pergilah fuck AbgWan tu. Dari tadi asyik hisap konek jelah", kataku. Automatis Wan baring2 menanti belati panjang Kamal. Masuk jugalah parang tumpulnya dilubuk jubur hangat Wan. Kamal gembira mendapatkannya. Dia sememang serasi dengannya. Menayun2kan daging kerasnya kedalam dengan pantas. Wan meneran2 sexy. Daud menarikku kekatil dan baring sebelah Wan. Mereka berciuman. Aku fuck Daud. Ayunanku semakin laju. Keras dan mantap. Mengenjut2 punggung Daud berkali2. Gian padanya.

Kamal ikut mengenjut2 keras. Daud tersenyum bila konek Wan berada dimukanya. Batang dewasa Daud menampal dimuka Wan. Kamal tersenyum mengefuck Wan. Kedua penerima dewasa nie tersenyum2 ghairah juga. 15min penuh. Berpeluh2 juga mengefuck kedua orang dewasa nie. "Tukar?", aku tanya. Kamal angguk. Mereka asyik mengulum ber69 sakan. "Dont stoplah", kata Daud. Kamal berlenggang2 mendekatiku. Manis budaknya. Badannya tegap seperti ayahnya. Aku menyonyot2 daging mudanya sebentar. Tegang kuat dan sihat serta mampat dagingnya. "Kuat sikit. Ayah kau suka tu", bisikku.

Kamal angguk dan mengefuck ghairah. Batang gemuknya menyodok2 keluar masuk tanpa belas. Mukanya mengerut2 amati cengkaman jubur ayahnya. Badan tegapnya bergerak cantik. Susuk kerasnya menggodaku. Aku memeluk tubuh hangatnya. Menyangkung menjilat2 juburnya. Dia terkangkang2 cuba mengawal ayunannya. Sebelah kakinya naik diatas katil. Juburnya dah luas. Aku basahinya. Mencucuk2 beberapa jari. Aku nak memastikan juburnya ready. Aku masih giankan juburnyalah. Aku berdiri memeluknya. Batang panjangku mengeras2 gila menggian2kan lorong hitamnya ini dari tadi.

Perlahan aku tusuk daging tebalku. Kepala konekku masuk dengan senangnya kerana licin tapi kini dia tak memberi sebarang tantangan. Aku memeluk erat tubuhnya menolak masuk seluruh daging padatku. Dia meneran2 manja. "Mal. Boleh sayang?", aku tanya. Dia tak jawap. Dan aku tak perlu tunggu. Aku dah terlalu gian padanya. Suaranya aje bisa melemahkan nafsuku. Aku mengayun2 punggungku menyatukan ayunannya terhadap ayahnya. Dia mengefuck2 Daud lagi. Ayunannya membuat konek kerasku tergesek2 keluar masuk lubang juburnya sendiri. Aku membantu menusuk2 batang gemukku.

Berkali2. Laju ayunku laju. Keras konekku keras. Dia hayal terkulai membaringkan dirinya kedadaku. Daud melihatku mengefuck anaknya dengan khusyuk. Mulutnya sibuk mengulum daging. "Argh. Sedapnya AbgManh", katanya penuh manja. Dia sudah lemah ghairah padaku. Aku mengangkatnya kesisi Daud. Dia diam menikmati tekanan daging kerasku. Aku menusuk keras. Dia memekik2 lembut. Aku menarik2 perlahan. Dia meneran2 manja. Aku ulangi dan dah pasti dia boleh menerima daging tebalku sekarang. 15min puas dia mencengkam dagingku dan aku gembira menjuburnya selama itu.

Aku tolak2 keras. Dia jerit2 lagi. "Dah Sayang. Kesian Ayah tu. Gi sambung", kataku. Aku pasti apa saja yang aku suruh dia akan mengikutnya. Dia dah gilakan semuanya sekarang. Dia kembali menjubur ayahnya. Tusukannya amat romantis. Aku menepuk punggungnya. "Kuat2 lagi Sayang. Harder Mal. You want that harderkan Daud?", aku tanya. "Yes. Harder. I love it harder. Din biar koyak sikit jubur Ayah nie. Baru rasa kejantanan anak Ayah nie", kata Daud. Kamal tersenyum bila kekuatannya dipujinya. Dia mengefuck keras dan pantas serta kasar. Daud mengeliat2 kesedapan lagi.

Wan terpukau melihat kehebatan muda nie. Dia seperti mahukannya juga. Aku baring sebelah Daud meraba dan memeluk2 tubuh padatnya. Tarikan magnetnya amat kuat. Asyik nak raba dia aje. Dia berpaling padaku. Kami berciuman mesra. "Wan. Aku pula", kataku. Aku mengangkangkan kakiku menantikannya tapi dia datang menghisapku pula. Batang panjangku keras mencanak2 lagi. Tanpa berlengah dia menduduki daging dan mengenjut2 pantas. Katil besar yang steady ini mengeluarkan bunyi2 sensitif. Gelak melihatnya. Aku mahukannya mengefuckku tapi lain pula dibuatnya.

"Aku nak kau fuck akulah. Kau nie tamak", kataku. Dia senyum puas. Unpredictable kadang2. Asalkan dia bahgia. Daud masih berciuman denganku memeluk2ku erat. Menjilat2 tengkokku. "Aku nak kau fuck aku lagi Man. Tak puas lagilah. Please Sayang", katanya. Dah bersayang2 pula denganku. Aku sayangkannya juga. Aku sayang badannya yang sungguh menawan. Serupa dengan kehebatan tubuh muscular anaknya yang khusyuk mengefuck2nya sekarang. "Wankan ada", kataku. Wan tersenyum mengenjut2ku. "Tak mahu. Nak kau jugalah Man", katanya manja2. Aku senyum.

Kamal kelihatan tak tahan. "Ayah. Nak datang nie. Ayah!", katanya menjerit2 manja. "Biar dalam aje Din. Ayah nak semuanya. Jangan keluarkan", kata Daud. Tanpa suara Kamal memancutkan airmaninya kedalam jubur ayahnya. Dia meneran ghairah keseronokan. Kepalanya tergerak2 kiri dan kekanan. Kesukaan menikmati pancutannya dalam jubur ayahnya. Dia meneran2 kuat melepaskan ghairahnya. Wan sibuk terenjut2 atas konekku. Macam2 bunyi keluar dari mulutnya. Mengghairah2kan juga. Kamal mencabut dagingnya. Masih keras. Keluar saki baki. Daud memanggilnya.

Dia datang terkangkang2 cam JailaniKengkang. Dia tersenyum manis menahan sisa air nikmat. Bergaya ngan konek gebunya terhoyong hayang ghairah. Pandangan yang amat asyik. Koneknya dikepala ayahnya. Daud menghisap2 rakus. Menyedut2 saki baki yang ada. "Suck that kid Daud!. Suck it harder dude. Argh. Ooh. Damn. Oh. Yes Man. Argh", tiba2 Wan bersuara kuat. Kami semua terperanjat dengan kelakuannya yang mendadak. Daud menjeling anaknya. Kamal tersenyum memandangku. "Best", aku bisik. Dia angguk2 gembira. Aku hentikan enjutan Wan. "Ooi. Aku pulalah", kataku menyuruhnya fuck aku.

Dia tak nak. Dia nak difuck2 aje. Bosan pula aku. Dia beralih pada Daud. Batang dewasa itu masih keras mencanak2 lagi. Dia tergoda daging yang lain. Terus menduduki daging Daud. Tak bersalah. Gembiranya tak terkira mendapat batang berganti2. Dari Kamal dia mengenjut2ku dan kini pegawai askar dewasa nie. Daud menaikkan perutnya mengikut tindak balas gerakan punggung Wan. Dia melepaskan batang Kamal. Abis bersih semua lendih2 itu. Puas. Dagingnya lembek. Dia membelai kepala Ayahnya itu. Mencuit2 tetek Daud. "Mari jilat ini Sayang", kata Daud.

Kamal menggigit2 punat dewasanya. Terbenam muka menjilat2 ayahnya. Wan mengenjut2 ghairah dah tak memperdulikan orang lain. Daud mengeluar2kan lidahnya. Menggoda2ku. Aku tahu dia meninginkanku. Herannya aku juga mahukannyalah. Macam bercinta pula tapi kasih sayang takde dalam hatiku. Aku menyambut ghairah lidahnya. Menekap lidahku ditepi bibir manisnya. Dia menyedut rakus lidahku sedalam2nya. Jari2ku mengentel punat tebalnya. Nikmat sedutannya yang power nie membuatku takleh nak concentrate. Aku cuba menarik lidahku tapi dia berterusan menyedut2. Berulang2.

Sesak nafasku tapi nafus ghairahku mahukannya lagi. Goyah jiwaku. Lama barulah dapat menjauhkan kepalaku dari wajah manisnya. Biar dia menjilat saki baki ciuman kami. Aku bantu Kamal yang buas menyonyot putingnya. Kamal menjeling manis. Daud mengeliat kesukaan kerana menjadi tumpuannya semua orang. Paling dewasa dapat perhatian terunggul. Dagingnya menyumbat lubang ketat Wan yang dari tadi tak abis2 menenjut2nya. Kedua putingnya disalai kami berdua. Dia amat puas sekarang. Aku kehujung memegang kakinya. Dia memahami dan menaikkan kedua kakinya.

Wan bergerak2 sikit. Terkeluar konek dalamnya. Aku menarik badan Daud ketepi katil dan menyocok2 daging panjangku yang sedia mengeras untuknya. Masih stim padanya lagi. Juburnya mencengkam kuat. Aku menusuk belati tumpulku beberapa kali melawan cengkaman hebatnya. Wan tak sabar2 menantiku. Dia terus duduk atas batang dewasa itu. Enjutannya tak hebat lagi kerana kesempitan ruang. Dadaku mengena tubuhnya tapi dia tetap enjut dengan ghairahnya. Sebelah kaki Daud aku sandangkan diatas bahuku agar senang sikit aku menusuk2 keluar masuk lorong hitam ini.

Aku memeluk2 tubuh cute Wan. Hangat. Aku mengayun senjataku sambil meramas2 badan sexynya. Dia terlentok kepalanya rebah bermanja denganku. Enjutannya lemah. Dia terkulai layu bila aku hembus2 udara ghairah ditelinganya. Anak beranak dah berciuman dan bergelut berpelukan. Meneran2 ghairah sekuatnya. Suara mereka ghairah meningkatkan nafsu berahiku. Aku cuba capai kaki Kamal tapi tak dapat. Enjut2an Wan menjadi semakin kurang ghairah. Lemah aje. Kamal menungging2 sambil mencium Daud. Wan menarik punggungnya. Menjilat jubur hangat itu.

Kamal mengeliat meneran2 ghairah. Wan menyocok jarinya kedalam juburnya. "Now take this you fucker!", Wan teriak2 ngan tiba2. "Oi. Sadistnya Wan", kataku. Dia tersenyum puas dengan kelakuannya. Aku memusingkan daging kerasku menghentam dinding jubur Daud. Dia ketawa2 kesukaan. Aku menghunus sepantas2nya. Berulang2 kali. Dia melaung2 manja. "More Man. I want more. More", teriaknya tak memperdulikan anaknya didepan. Dia sudah gila sex. Aku meramas2 punggung Kamal yang cantik dan bersih itu. Beberapa bulu2 halus ditepi2 punggungnya.

"Hmm. Baik pantatnya Mal. Macam Ayahnya jugalah", kataku. Kamal ketawa sibuk menyonyot lidah ayahnya tu. Semuanya sibuk. Aku mengefuck2 Daud 10min lagi. Kepuasannya terasa dikalbu. Aku meraba2 batang Wan. "Aku belum rasa nie", kataku sendiri. Koneknya menawanku. Tak berkesempatan. Aku meramas dagingnya. Boleh tahan juga. Baru aku perasaan koneknya tak keras penuh. "Dari tadi tak keras2 nie Wan", kataku. "Entahlah Man. Sejak menikmati hidup GilaSexLelaki dan kerap difuck2 sebegini aku merasa asyik dengan konek lain tapi konek aku semakin tak keras seperti dulu", katanya.

"Ngan bini batang kau tu keras tak?", aku tanya curious. Aku tunduk menjilat jubur Kamal yang tertungging2. "Keras juga selalu. Kadang2 aje tak. Aku dah tak bernafsu lagi dengannyalah Man. Sejak menikmati kehebatan sex bersama jantan nie aku jadi putus nafsu. Perempuan2 bogel depanku sekalipun aku dah tak ghairah lagi. Entahlah Man", katanya. "Ooh. Begitu rupanya. Patutlah kelam kabut", kataku. "Kamal. Hisap AbgWan kau nie", kataku. Dia gerak2 menyonyot2 daging doktor. Punggungnya melekat2 dimuka Daud. Ayahnya menjilat sakan. "Sedut betul2 Mal. Kasar sikit. Biar keras", kataku. Dia turuti. Berulang2 dengan ghairahnya tapi tak keras2 lagi. "Konek AbgWan tak keras betul dari tadi ke?", dia tanya.

"Aah. Dari tadi Mal tak pandai2 hisap. Abang terus tak stimlah", kata Wan tersenyum berseloroh. "Dont worry Abang. Mal akan berikan yang terbaik buat Abang", katanya menyonyot rakus. Penuh suara2 seksi senseroundnya. Daud meneran2 irama suara seksinya pula. Aku juga ikut melagukan irama itu sambil mengayun2 batangku dipunggung Daud. Wan mengenjut2 ikut irama itu. Kamal ikut gerakan enjutannya. Semakin kuat dan keras sedutan dan nyonyotannya. 10min berlalu. Konek Wan mengeras baik. Aku pegang. Dah kuat. Bolehlah juga. Nak kena rangsangan lebihlah.

"Mal. Barulah keras nie", kataku. Dia tersenyum menampalkan daging itu dipunggungnya. Konek Wan menegang kuat. Kamal menyocok2 dagingnya tu kedalam sangkarnya. "Argh. Bestnya Mal", kata Wan meneran2 sekuat2nya. "Mestilah Wan. Kau aja yang tak nak", kataku. Dia diam menikmati tekanan depan dan belakang. Kamal menggoyang2kan punggungnya mengikuti ayunan kami bertiga. Ayahnya asyik terlaung2, "Man. Harder Man. Now" tak henti2. Kami lama begini. Semua sibuk mengenjut dan mengayun2. Daud meramas2 konek anaknya. Kembali mengeras2kan daging padatnya.

Dia cuba hisap daging itu tapi tak sampai2. Kepalanya rebah ditilam empuk. Sekitar lebih 20min kami diposisi TripleFuck ini. Bila lelah kami membiarkan daging padat dalam jubur tersumbat. Aku dapat rasakan cengkaman urat saraf dewasa yang pintar mengemut2 erat. Hangat juburnya. Daud mengeliat2. Dia seperti sudah sedia memuntahkan semuanya. Kamal memandang dan segera menciumnya. Dia menjilat2 wajahnya. "Ayah nak kau rasakan air nikmat yang menjadikan engkau. Ayah gembira Sayang", Daud berbisik. "Memang. Din inginkan airmani Ayah yang gagah menjadikan Din nie" katanya.

Dia cepat menoleh. Aku mengangkat Wan ketepi. Keluarkan konekku dari jubur Daud dan melihat mereka. Kamal menyonyot mesra. Tangannya memeluk2 pinggang ayahnya penuh kasih sayang. "Argh Sayang. Ayah datang nie. Hisap Din. Anak Ayah", kata Daud meneran2 manja. Penuh romantic. Kamal memulas daging tebal ayahnya. Menarik kulit tebal. Khayal menyonyot sepenuh perasaannya. Kami meraba2 mereka merangsangkan mereka. Air pekatnya ditelan abis anaknya tanpa ragu2 lagi. Aku ratakan pekatan cecair yang terluar dari celah mulut Kamal.

Terkial Daud menahan kegelian dinyonyot anaknya. Kamal masih tak melepaskan daging ayahnya. Menyedut dengan asyik. "Sedap Mal?", aku tanya. Dia tersenyum puas. Aku mendekatinya dan menyonyot sama daging itu. Sama2 ghairahkan orang tua ini. Punggung Kamal semakin tertungging2. Wan geram melihatnya. Dia naik terus menjuburnya lagi. "Ooh yeslah AbgWan. Fuck Mal. Yeslah", kata Kamal terlaung2 ghairah meneran2 puas. Wan ghairah mengefucknya. Daging padatnya menggesek pada lubang jubur Kamal. Cecair keluar dari situ dan jatuh kemuka Daud.

Ia membuka mulutnya menyambut semua jubur yang terhidang. Cairan nakal membasahi muka hensemnya. "Man. Sayang. Abang nak lagi. Fuck Abanglah Sayang", Daud merayu. Bersayang2 lagi. Pandai merayu2ku. Dia tersenyum2 membuat hatiku cair pada wajah manisnya. Aku pasrah menyerah pada kehendaknya. Aku mengefucknya. Juburnya yang panas masih lagi mencengkam daging panjangku nie. Walaupun tak seketat2 jubur anaknya tapi ia masih mengacam kejantananku jugalah. Masih best lagi. Wan mengefuck2 anak muda yang mengagung2kannya sekarang. Mereka saling berpelukan.

Aku senyum2 melihat mereka merayu2 romantis. Daud tersenyum2 puas mendapat belati panjangku. Lebih 10min mengefuck. "Oh no! Fuck. Im cumming!!!", Wan berteriak sekuat2nya. Semua jadi tersentak terkejut2. "NOW!", teriak2nya lagi. Dia mencabut koneknya dan memancutkan semuanya kepunggung Kamal. Cecair pekat melekat2 disana. Beberapa benang cairan jatuh kemuka Daud. Dia menyambut2nya dengan gembira. Wan kepenatan. Dia duduk dihujung katil. Kamal rebah dikelengkang ayahnya. Daud menjilat2 punggung anaknya. Aku keluarkan daging padatku dari jubur Daud.

"Din diam sikit. Ayah nak bersihkan nie. Mana kau main sampai kotor melekat dipunggung nie", kata Daud. Melawak pula dia. Kamal tersenyum gembira. "Maaflah Ayah. Din main ngan AbgWan nie. Dia jahat sangatlah. Dia fuck Din tadi. Tapi Ayah kena bersihkan betul2", balas Kamal. Semua tersenyum. Punggungnya diratah abis oleh Daud. Kamal bangun memeluk2 Wan erat. Mereka bernafas berat dan kuat. Bergelut2 disudut terpencil. Daud tersenyum tepat padaku. Aku rasa macam terperangkap aje. "Lagilah Sayang", Daud bisik sexy. Yang berdua dah lemas romen dibawah. Senyap aje.



Aku menciumnya. "Man. Terima kasih ajelah pasal tadi. Kalau kau takde aku tak tahu nak buat apa2lah Man", bisiknya. "Alah. No problem Daud", kataku. Dia memeluk2 manja. Menarik erat daging tebalku. "Abang nak nie Sayang", katanya tersenyum2. "Hisap ajelah Daud. Aku penatlah", kataku. Dia menjeling2 padaku rebah menyonyot daging dewasaku. Dia masih hebat lagi pasal menyonyot konekku ini. Usianya membuat sedutannya mantap. Mata kuyunya menjeling2 bila nikmati kemuncak sedut powernya. Puaslah aku menikmati godaannya. Aku memanggil2 yang lain.

Seperti anak2 kucing yang kehausan datang menyusu dengan rakus. Bergilir menghisap2 daging panjangku tapi aku rasa2lah Wan yang paling pintar part menghisap konek nie. "Korang boleh share konek dia. Tapi aku beri amaran. Anak atau siapa aku tak peduli. Airmaninya aku punya", kata Daud dengan tegas. Wan memperlihatkan muka tidak senangnya. Kamal tersenyum bangga pada Ayahnya. Mereka bergilir2 menghisap konekku. Satu persatu. Tak mempedulikan Daud. Setiap beberapa saat mereka bergilir mengulum dan menyonyot belati tumpulku yang tebal nie.

"Ingat Man. Nak pancut bilang Man" katanya mengingatkanku. "If you really need it badly you have to beg me. Now beg me dude", kataku mengusik2nya. "Fuck Man. I need your sperm badly. I will suck your fucking long and thick dick hard and dry. You fucking cock master. I going to suck you dry Sir", katanya cuba sedaya upayanya menggoda2ku. Kamal terpaku memandang Ayahnya begitu. "Ayah", katanya ."Sorrylah Din. Ayah memang begini ngan lelaki. Harap kau faham2lah", katanya. "Din faham Ayah. Din juga kadang2 gitu", katanya. "Beginilah anak Ayah", kata Daud mencium2 Kamal.

"Now AbgMan. Jangan buang sebarangan. Jangan hampakan Ayah saya. Kalau tidak", katanya. "Kalau tak kenapa Kamal. Mari sini. Hisap dada Abang nie. Gigit sikit. Supaya cepat Abang pancut. Mari Sayang", kataku. Automatic dia naik menyedut puting dadaku. Menjilat2 dan menyonyot. Mengiggit2 semuanya. Dua orang dewasa nie menghadap tekun pada dagingku. Bergilir menghisap dagingku. Senyap. Aku mencium Kama membelainya. "Baik buat simpan nie", bisik hatiku. Badannya tegap dan keras. Handsome dan manis bergaya. Kulitnya gelap bersih. Ikut kulit Daud sikit. Benih yang sama.

Dia merenungku. Aku senyum2. "Mal suka kat AbgManlah. Pandai romen. Lemas Mal jadinya", katanya menjilat2 bibir manisku. "Mal sayangkan AbgMan. Abang boleh pakai Mal anytime. Abang call2 Mal aje kalau nak keKL. Mal akan berikan semuanya pada AbgMan. Mal milik AbgMan sorang", katanya. Aku jadi gelak. "Betul ke Mal?", kataku. Mereka masih khusyuk mengulum2. "Betul. Anytime. Kalau Abang perlu Mal diJB, Mal akan drive keJB. Asal Abang bahagia. Biarlah isteri Mal kena tunggu dirumah takpe", katanya. "Oh. Ini dah bagus. Mal dah kawin. Bila tu?", aku tanya.

"Baru tahun lepas. Belum setahun lagi", katanya. "Oh kalau gitu. Mal nak jadi JantanSimpanan AbgManlah nie. Hehe", kataku. "Aah. Mal rela sepenuh hati", katanya merebahkan kepalanya menyelit2 bawah daguku. "Mal rela jadi simpanan Abang asal AbgMan puas. Abang boleh cari lain tapi kalau perlukan Mal always around. Mal promise tak akan menghampakan Abang", katanya. Aku mencubit pipinya. "Pandai ajelah kau goda2 Abang", kataku. Teringat orang yang pernah aku main. Semuanya kata begitu tapi mereka akan menjadi agresif dan posessive hingga tak bebas aku bergerak.

Tapi okay juga kalau simpan Kamal nie. Badannya baik lagi. Barang baru. Best barang2 baru nie. Lama boleh pakai. Aku lihat Daud. Dia apa kurangnya. Hebat serta romantic. Gentleman dan diplomatic. Gagah2 seperti anaknya. "Kalau simpan Daud lagi baik", fikirku menghayalkan mereka berdua jadi jantan2 simpananku. Macam Master&Slave. "Simpan anak dan ayah lagi baik", kataku tergelak2 sendiri. Daud tersenyum terdengar gelakku. Lebih dari 10min mereka nikmatku. Aku semakin menghayal2 kenikmatan simpananku. Mereka bergilir mendera dagingku. Mesranyalah. Wan hisap menyedut2 gila. Terangkat sedutannya kali nie. "Oh yes guys. I am cumming now!", kataku. Wan menyedut2 sedikit lagi.

Dia menggigit2 punat dadaku bersama Kamal. Menyonyot asyik. Daud baring dengan sexynya menghisap2 dan menyedut2 daging panasku. Kuat nyonyotannya. "Get ready Daud. Im cuming for sure. Now!!, kataku melaung kenikmatan. Aku pancut2 melepaskan air nikmatku. Pancutanku mengena dinding2 kerongkongnya. Dia menarik2 nafas panjang dan menyedut2 lama. Aimaniku penuh kali ini. Keluarlah semuanya dalam mulutnya. Pancutan demi pancutan aku laksanakan. Dia sedia menelan2 semuanya dengan rela. Keghairahannya kelihatan ketara. Abis juga pancutanku.

Dia menyonyot daging tebalku mengulum2 tiang batang panjangku. "Hm. Man. That is so Damn good. Thanks Man. I love you Man", katanya. Aku senyum. Kamal senyum juga. Wan tersenyum2 juga. Semuanya tersenyum2 puas menikmati apa adanya. Memang sukar mendapat kepuasaan bila mengadakan sex berempat gini. Wan mencium Daud. Mereka bergelut2an diatas katil. Aku ketawa. Kamal ikut ketawa. "Tak sangka Ayah Kamal nie kuat sexnyalah", katanya. "Biasalah Sayang. Kamal nie kuat sex tak?", aku tanya. Dia angguk2 malu meramas batangku. "AbgMan. Keras lagilah ", katanya.

"Yelah Mal. Ambil aje Sayang", kataku. Dagingku masih nakal mengegang. Pancutan tak melayukan konekku. Daud dan Wan kembali dengan acara ber69. Tak abis2lah orang tua berdua nie. Kamal tunduk menjilat2 batangku. Diapun tak abis lagi. Aku terasa ngilu sikit tapi aku membiarkannya menghisap dagingku juga. Matanya tertutup menghayati daging dewasaku. Lebih 5min mengulumku ketegangan batang beratku menjadi longgar. Ia perlu berehat sebentar. Dia berhenti menyonyot dan naik memeluk2 memanjakan dirinya. Kamal memintal puting dadaku. Hangat sungguh badannya.



Datang Daud minta dipeluk2 juga. Kami berpelukan erat. Baka mengikut baka. Wan tersenyum. "Dah padanlah tu. Ayah dan anak main manja2 dengan kau Man!", katanya. "Kau nak aku manja2kan juga Wan. Marilah sini. Jangan malu2lah Wan. Rugi nanti", kataku. "Dahlah tak kuasa nak manja2 ngan kaulah Man", katanya. Dia turun buat minuman untuk kami. Terlenggang2 pantatnya. Aku memeluk anak beranak nie. Kanan dan kiri. Terkangkang2 aku dibuat mereka. Satu2 mengambil memeluknya seperti bantal peluk mereka. Menyandarkan kepala mereka kebahuku. Hangat badan2 mereka.

Aku mencium Daud. Dia membalasnya. Kamal memerhatikan. Aku mencium Kamal. Dia membalasnya penuh intim lagi. Daud memerhati. Mereka berciuman dihadapanku. Mereka memandangku. Aku tersepit2 ditengah2 mereka. "Man. Kalau kau keKL lagi jangan lupa panggil aku Man. Aku nak kau main aku sepuas2nya. I'm all yours my dear Master", katanya. Aku tersenyum2 memandang2 Kamal. Dia gelisah2. Ayahnya mahukanku juga. "Daud. Kau tahu tak. Kamal baru tadi cakap begitu. Sekarang perkara sama kau ulangi. Kau berdua sebenarnya dah pakat tadikan?", kataku tersenyum2 pada mereka.

"Oh. Gitu ke. Pandainya anak Ayah nie. Dia lebih cepat dari Ayahnyalah. Pintar2. Din tak nak bagi2 Ayah AbgMan kau sikit ke. Ayahkan dah tua. Berilah AbgMan kat Ayah", kata Daud mengusiknya. "Takdelah Abang. Mana saya tahu Ayah nak datang", kata Kamal defensive. Daud mencubit2 punat dadanya ajak bergurau sama. Kamal mencubit perut ayahnya. Daud tahan. "Bak Ayahlah. Ayah nak AbangMan kau nie", kata Daud memeluk menarik2 konekku. "Takleh. AbgMan Udin punya. Udin yang tanya dia dulu. Ayah ambillah AbgWan tu", katanya. "Kesiankanlah Ayah", dia merayu2. Kamal geleng2.

"Okay. Takpe. Balik kau nanti Ayah kerja2kan kau", ugut2nya. Mereka bergurau pula diatas dadaku. "Ayah nak kerjakan kat sini ke?", kata Kamal menunjukkan koneknya,"atau Ayah nak kerjakan kat sini?", menunjukkan juburnya mengais lubang merahnya tu. "Ayah nak keduanya", kata Daud. "Abis Ibu. Ayah tak nak kerjakan dia lagi?", dia tanya. "Biarkan dia kerja sendiri. Ayah dah tahu kau boleh dipakai. Kalau tak share AbgMan kau. Nanti Ayah kerjakan kau", kata Daud berseloroh. "Baguslah Ayah. Kalau gitu tak payahlah Din kerjakan Yati. Biar dia kerjakan dirinya sendiri. Kan Ayah", kata nya menghisap2 daging Ayahnya.

Mereka ketawa terbahak2. "Eh Mal. Bini kita kenalah dikerjakan juga. Tapi jantan2pun mesti kerja2kan juga. Adil dan saksama", kataku. "Betul tu Man. Kalau tak aku tak tahu pasal Kamal nie", kata Daud. Mereka ketawa2 lagi. Faham akan situasinya. Aku terhibur melihat mereka. "Jadi takde orang nak kerjakan aku?", aku tanya. Mereka tergelak2lah. Daud meraba2 dagingku. Aku meraba batang mereka. Kamal menghisapnya. Daud menyonyot dagingku. "Ooii. Dahlah tu Dah pagi nie. Makan dulu", kata Wan tercegat dipintu. Kami menoleh. "Okay", kami menjawap serentak tapi tak gerak2. Wan terpekik2 lagi.

"I thought we are eating now. Inikan daging", kata Daud. Wan terpinga2 jap. "Cepatlah", katanya. Mereka bangun. Aku turun dari katil. Mereka ikut turun. "Mari sini. Siapa nak sarapan. Naiklah kereta api daging. Panas", aku teriak. "Going off in 5seconds. Counting", kataku memegang pinggang slim Wan. Mereka ikut gerak geri gilaku. Daud memeluk pinggangku. Kamal memeluk2 pinggang Ayahnya. Kami bergerak2lah. "Toot. Toot!", suaraku melaung2 kuat. Kami terhopping2 macam bunny. Kami tak henti ketawa suka. Daud seperti mengefuck2ku. Kamal juga seperti mengefuck2nyaGilalah korang nie", kata Wan.