Page Tab Header

Sunday, October 26, 2014

Angan-angan Suamiku




Angan-angan Suamiku

Namaku Mia, karyawati sebuah bank swasta terkenal, yang semenjak beberapa lama aku mengalami frigiditas dalam persetubuhan, terutama sejak melahirkan anak pertamaku. Atas anjuran suamiku, aku dibawa suamiku ke dukun yang bernama Ki Alugoro yang bermukim di desa kecil di luar Jakarta untuk menyembuhkan frigiditasku.


Sejak itu, setelah sembuh, gairahku untuk bersetubuh malah jadi menggebu-gebu, mungkin karena dalam rangka penyembuhan tersebut aku harus mau menuruti semua persyaratan yang diajukan oleh Ki Alugoro, antara lain diurut dengan semacam obat dalam keadaan telanjang bulat dan disetubuhi olehnya (waktu itu disetujui dan malah disaksikan oleh suamiku).

Akupun setuju asal aku dapat sembuh dari frigiditasku. Dan mungkin karena kontol Ki Alugoro memang benar-benar besar, lagi pula dia pandai sekali mencumbu den membangkitkan gairahku, ditambah dengan ramuan-ramuan yang diberikan olehnya, maka sekarang aku benar-benar sembuh dari frigiditasku, dan menjadi wanita dengan gairah seks yang lumayan tinggi. Hanya saja, karena ukuran kontol suamiku jauh lebih kecil dari kontol Ki Alugoro, maka dengan sendirinya suamiku tidak pernah bisa memuaskanku dalam bersetubuh.

Apakah aku harus datang lagi ke tempat Ki Alugoro dengan pura-pura belum sembuh? (padahal supaya aku disetubuhi lagi olehnya). Mula-mula terbersit pikiran untuk berbuat begitu, tapi setelah kupikir-pikir lagi kok gengsi juga ya? Masak seorang istri baik-baik datang ke laki-laki lain supaya disetubuhi walaupun kalau mengingat kontol Ki Alugoro yang luar biasa besar itu aku sering tidak bisa tidur dan gairahku untuk bersetubuh memuncak habis.

Sering-sering aku harus memuaskan diri dengan dildo yang kubeli tempo hari di depan suamiku sehabis kami bersetubuh karena suamiku tidak bisa memuaskan diriku. Malah sering suamiku sendiri yang merojok-rojokkan dildo itu ke dalam tempikku.

Untunglah, entah karena mengerti penderitaanku atau tidak, ternyata suamiku mempunyai angan-angan untuk melakukan persetubuhan three in one atau melihat aku disetubuhi oleh laki-laki lain, terutama setelah dia melihat aku disetubuhi Ki Alugoro tempo hari. Pantesan sejak itu, sebelum bercinta, dia selalu mengawalinya dengan angan-angannya. Angan-angan yang paling merangsang bagi suamiku, adalah membayangkan aku bersetubuh dengan laki-laki lain dengan kehadiran suamiku, seperti dengan Ki Alugoro tempo hari. Setelah beberapa lama dia menceritakan angan-angannya tersebut, suatu hari dia bertanya bahwa apakah aku mau merealisasikan angan-angan tersebut. Pada awalnya aku pura-pura mengira dia cuma bercanda. Namun dia semakin mendesakku untuk melakukan itu, aku bertanya apakah dia serius. Dia jawab, ”Ya aku serius!” Kemudian dia berkata, bahwa motivasi utamanya adalah untuk membuatku bahagia dan mencapai kepuasan setinggi-tingginya. Karena dengan melihat wajahku ketika mencapai orgasme dengan Ki Alugoro tempo hari, selain sangat merangsang juga memberikan kepuasan tersendiri bagi dirinya (rupanya, waktu melihat tempikku dianceli kontol gede Ki Alugoro, diam-diam dia mengocok-ngocok kontolnya sendiri sampai orgasme.)

Tentu saja hal itu sebetulnya sangat aku harapkan. Inilah yang namanya dildo dicinta, kontolpun tiba. Secara terus terang, seperti aku tuturkan diatas, aku tidak pernah merasa puas dengan kontol suamiku yang kecil, terutama setelah tempikku dianceli oleh kontol Ki Alugoro yang luar biasa itu. Wah, rasanya sampai tidak bisa aku katakan.

Kuakui selama ini aku juga sering mengalami gejolak birahi yang tiba-tiba muncul, apalagi di pagi hari apabila malamnya kami melakukan persetubuhan karena suamiku tidak dapat melakukannya secara sempurna dan aku tidak sampai orgasme.

Rupanya angan-angan seksual suamiku tersebut bukan hanya merupakan sekadar angan-angan saja akan tetapi dia sangat bersikeras untuk dapat mewujudkannya menjadi suatu kenyataan dan suamiku terus membujukku agar aku mau membantunya dalam melaksanakan angan-angannya (padahal sebenarnya aku sudah sangat mengharapkan, kapan rencana itu diwujudkan?). Tetapi untuk meyakinkan keseriusannya aku pura-pura terpaksa mengalah dan berjanji akan membantunya sepanjang aku dapat melakukannya dan kutanyakan apakah dia tidak cemburu melihat istrinya ditelanjangi dan tempiknya dianceli dengan kontol orang lain? Dia bilang sama sekali tidak.

”Karena aku hanya ingin melihat kau bahagia dan terpuaskan dalam persetubuhan” jawabnya mantab waktu itu.
”Tentu saja aku akan mencarikan kau temanku yang mempunyai kontol besar dan keras. Setidak tidaknya sama dengan kontol Ki Alugoro tempo hari” janjinya lebih lanjut.

Sejak itu dia rajin menawarkan nama-nama temannya untuk mensetubuhiku.

”Terserah kaulah, kan kau yang punya rencana aku disetubuhi temanmu” jawabku waktu itu.

Akhirnya di suatu hari suamiku berbisik padaku, ”Aku telah mengundang Edo untuk menginap di sini malam ini”

Hatiku berdebar keras mendengar kata-kata suamiku itu, karena Edo teman suamiku itu adalah salah seorang idola di sekolahku dulu dan dia adalah cowok yang menjadi rebutan cewek-cewek dan sangat kudambakan jadi pacarku semasa SMA. Suamikupun kenal baik dengan dia karena kami memang berasal dari satu kota kabupaten yang tidak seberapa besar. Terus terang kuakui bahwa penampilan Edo sangat oke. Bentuk tubuhnya pun lebih tinggi, lebih kekar dan lebih atletis dari tubuh suamiku karena dia dulu jago basket dan olah raga yudo. Walaupun Edo adalah cowok yang kudambakan semasa SMA dulu, tetapi kami belum pernah berpacaran karena dia memang agak acuh terhadap cewek dan disamping itu, banyak sainganku cewek-cewek yang mengejar-ngejar dia. Apalagi waktu itu sudah menjelang EBTANAS, dan setelah itu dia sibuk dengan persiapan masuk universitas. Waktu itu aku kelas 1, sedang dia kelas 3 SMA.

Ketika Edo datang, aku sedang mematut-matut diri dan memilih gaun yang seksi dengan belahan dada yang cukup rendah agar aku terlihat menarik. Dari cermin rias di kamar tidurku, kuamati gaun yang kukenakan terlihat sangat ketat melekat pada tubuhku sehingga lekukan-lekukan tubuhku terlihat dengan jelas. Susuku kelihatan sangat menonjol membentuk dua buah bukit daging yang indah. Tubuhku memang ramping dan berisi. Susuku yang subur juga kelihatan sangat kenyal. Demikian pula pantatku yang cenderung nonggeng itu menonjol seakan menantang laki-laki yang melihatnya. Dengan perutku yang masih cukup rata dengan kulitku yang puber (putih bersih) membuat tubuhku menjadi sangat sempurna. Apalagi wajahku memang tergolong cantik. Dan terus terang, dari dulu aku memang bangga dengan tubuh dan wajahku. Tiba-tiba aku baru tersadar, pantas saja suamiku mempunyai angan-angan untuk melihat aku disetubuhi oleh laki laki-lain. Ingin membandingkan dengan film BF yang sering kami lihat mungkin.

Setelah mematut-matut diri, aku keluar untuk menyediakan makan malam. Setelah makan malam, Edo dan suamiku duduk mengobrol di teras belakang rumah dengan santai sambil menghabiskan beberapa kaleng bir yang dicampur dengan sedikit minuman keras pemberian teman suamiku yang baru pulang dari luar negeri. Tidak berapa lama aku pun ikut duduk minum bersama mereka. Malam itu hanya kami berdua ditambah Edo saja di rumah. Pembantuku yang biasa menginap, tadi siang telah kuberikan istirahat untuk pulang ke rumahnya selama beberapa hari, sedang anakku satu-satunya tadi siang dijemput mertuaku untuk menginap di rumahnya.
Ketika hari telah makin malam dan udara mulai terasa dingin, tiba-tiba suamiku berbisik kepadaku, ”Aku telah bicara dengan Edo mengenai rencana kita. Dia setuju malam ini menginap di sini.

”Tapi walaupun demikian kalau kamu kurang cocok dengan pilihanku ini, kamu tidak usah takut berterus terang padaku!” bisik suamiku selanjutnya.
”Tapi kujamin kontolnya memang gede, aku beberapa kali melihatnya waktu kencing di kantor. Tapi soal kekerasannya, kamu sendiri yang dapat membuktikannya nanti” lanjutnya lagi.

Mendengar bisikan suamiku itu, diam-diam hatiku gemetar sambil bersorak gembira, tetapi aku pura-pura diam saja, tidak menunjukkan sikap yang menolak atau menerima. Dalam hati aku mau lihat bagaimana reaksinya nanti bila aku benar-benar bersetubuh dengan laki-laki lain. Apakah dia nanti tidak akan cemburu melihat istrinya disetubuhi lelaki lain secara sadar dan seluruh bagian tubuh istrinya yang sangat rahasia dilihat dan dinikmati oleh laki-laki lain yang sudah amat dia kenal (kalau dengan Ki Alugoro kan dalam rangka penyembuhan?).

Tidak berapa lama kemudian aku masuk ke kamar dan berganti pakaian memakai baju tidur tipis tanpa BH, sehingga susuku, terutama pentil susuku yang besar itu terlihat membayang di balik baju tidur.

Ketika aku keluar kamar, baik suamiku maupun Edo kelihatan terpana untuk beberapa saat.

Akan tetapi mereka segera bersikap biasa kembali dan suamiku langsung berkata, ”Ayo..!” katanya dengan senyum penuh arti kepada kami berdua dan kamipun segera masuk ke kamar tidur.

Di kamar tidur suamiku mengambil inisiatif lebih dulu dengan mulai menyentuh dan melingkarkan tangan di dadaku dan menyentuh susuku dari luar baju tidur.

Melihat itu, Edo mulai mengelus-elus pahaku yang terbuka, karena baju tidurku tersingkap ke atas. Dengan berpura-pura tenang aku segera merebahkan diri tengkurap di atas tempat tidur. Sebenarnya nafsuku sudah mulai naik karena tubuhku dijamah oleh seorang laki-laki yang tidak lain adalah idolaku waktu di SMA dulu, apalagi aku dalam keadaan hanya memakai sehelai baju tidur tipis tanpa BH. Akan tetapi kupikir aku harus berpura-pura tetap tenang untuk melihat inisiatif dan aktivitas Edo dalam memancing gairah birahiku. Aku ingin tahu sampai seberapa kemahirannya.

Beberapa saat kemudian kurasakan bibir Edo mulai menyusur bagian yang sensitif bagiku yaitu bagian leher dan belakang telinga. Merasakan gesekan-gesekan itu aku berpikir bahwa inilah saat untuk merealisasikan angan-angan suamiku. Seperti mengerti keinginanku, Edo mulai mengambil alih permainan selanjutnya. Aku langsung ditelentangkan di pinggir ranjang, kemudian tangannya yang kiri mulai memegang sambil memijit-mijit susuku yang sebelah kanan, sedangkan tangannya yang kanan mengelus-elus dan memijit-mijit bibir tempikku yang masih dibalut celana dalam, sambil mulutnya melumat bibirku dengan gemas. Tangan Edo yang berada di susuku mulai memelintir dengan halus ujung pentilku yang besar dan mulai mengeras.

Masih dalam posisi terlentang, kurasakan jemari Edo. terus meremas-remas susuku dan memilin-milin pentilnya. Saat itu sebenarnya nafsuku belum begitu meninggi, tetapi rupanya Edo termasuk jagoan juga karena terbukti dalam waktu mungkin kurang dari 5 menit aku mulai mengeluarkan suara mendesis yang tak bisa kutahan. Kulihat dia tersenyum dan menghentikan aktivitasnya.

Kini Edo mulai membuka baju tidurku dan beberapa saat kemudian aku merasakan tarikan lembut di pahaku. Lalu aku merasakan hembusan lembut hawa dingin AC di tempikku yang berarti celana dalamku telah dilepas oleh Edo. Kini Edo telah menelanjangi diriku sampai aku benar-benar dalam keadaan telanjang bulat tanpa ada sehelai benangpun yang menutupi tubuhku.

Aku hanya bisa pasrah saja merasakan gejolak birahi dalam diriku ketika tubuhku ditelanjangi laki-laki idolaku dihadapan suamiku sendiri.

Kulirik Edo penuh nafsu menatap tubuhku yang telah telanjang bulat sepuas-puasnya.

Aku benar-benar tidak dapat melukiskan betapa perasaanku saat itu. Aku ditelanjangi oleh laki-laki idolaku dan yang sebenarnya aku harapkan kehadirannya.

Belum pernah aku bertelanjang bulat di hadapan laki-laki lain, kecuali dengan Ki Alugoro dalam keadaan setengah sadar dalam rangka penyembuhan tempo hari, apalagi dalam situasi seperti sekarang ini.

Aku merasa sudah tidak ada lagi rahasia tubuhku yang tidak diketahui Edo.

Maka, secara reflek dalam keadaan terangsang, aku mengusap-usap kontol Edo yang telah tegang dari luar celananya. Ini kelihatan karena bagian bawah celana Edo mulai menggembung besar. Aku mengira-ngira seberapa besar kontol Edo ini. Kemudian aku mengarahkan tanganku ke arah retsluiting celananya yang telah terbuka dan menyusupkan tanganku memegang kontol Edo yang ternyata memang telah ngaceng itu. Aku langsung tercekat ketika terpegang kontol Edo yang seperti kata suamiku ternyata memang besar.

Kulirik suamiku sedang membuka retsluiting celananya dan mulai mengelus-elus kontolnya sendiri. Dia kelihatan benar-benar sangat menikmati adegan ini. Tanpa berkedip dia menyaksikan tubuh istrinya digauli dan digerayangi oleh laki-laki lain.
Sebagai seorang wanita dengan nafsu birahi yang lumayan tinggi, keadaan ini mau tidak mau akhirnya membuatku terbenam juga dalam suatu arus birahi yang hebat. Jilatan-jilatan Edo pada bagian tubuhku yang sensitif membuatku bergelinjang dengan dahsyat menahan arus birahi yang mulai menjalari diriku dan tempikku.

Setelah beberapa saat aku memegang sambil mengelus-elus kontol Edo, tiba-tiba Edo berdiri dan membuka celana beserta celana dalamnya sehingga kontolnya tiba-tiba melonjak keluar, seakan-akan baru bebas dari kungkungan dan sekarang aku bisa melihatnya dengan jelas. Setelah membuka seluruh pakaiannya, kini Edo benar-benar bertelanjang bulat.

Sehingga aku dapat melihat dengan jelas ukuran kontol Edo dalam keadaan ngaceng, yang ternyata memang jauh lebih besar dan lebih panjang dari ukuran kontol suamiku. Bentuknya pun agak berlainan. kontol Edo ini mencuat lurus ke depan agak mendongak ke atas, sedang kontol suamiku jauh lebih kecil, agak tunduk ke bawah dan miring ke kiri. Aku betul-betul terpana melihat kontol Edo yang sangat besar dan panjang itu. kontol yang sebesar itu memang belum pernah aku lihat (waktu dengan Ki Alugoro aku tidak sempat memperhatikan seberapa besar kontolnya, karena aku agak malu-malu dan setengah sadar). Batang kontolnya kurang lebih berdiameter 5 cm dikelilingi oleh urat-urat yang melingkar dan pada ujung kepalanya yang sangat besar, panjangnya mungkin kurang lebih 18 cm, pada bagian pangkalnya ditumbuhi dengan rambut-rambut keriting yang lebat. Kulitnya kelihatan tebal, lalu ada urat besar disekeliling batangnya dan terlihat seperti kabel-kabel di dalam kulitnya. Kepala batangnya tampak kenyal, penuh, dan mengkilat.

Kemudian dia menyodorkan kontolnya tersebut ke hadapan wajahku.

Aku melirik ke arah suamiku, yang ternyata tambah asyik menikmati adegan ini sambil tersenyum puas dan mengelus-elus kontolnya, karena melihat aku kelihatan bernafsu menghadapi kontol yang sebesar itu. Aku sebenarnya sudah amat terangsang, tetapi untuk menunjukkan pada Edo, aku agak tidak enak hati.

Tapi entah kenapa, tanpa kusadari tiba-tiba aku telah duduk di tepi ranjang sambil menggenggam kontol itu yang terasa hangat dalam telapak tanganku. Kugenggam erat-erat, terasa ada kedutan terutama di bagian uratnya. Lingkaran genggamanku hampir penuh menggapai lingkaran batang kontolnya. Aku tidak pernah membayangkan bahwa aku akan pernah memegang kontol sebesar ini, dari seorang laki-laki lain secara sadar dan penuh nafsu dihadapan suamiku.

Kembali aku melirik kepada suamiku. Kulihat dia semakin bertambah asyik menikmati adegan ini, malah kali ini bukan hanya mengelus-elus, tetapi malah sambil mengocok kontolnya sendiri, yaitu adegan istrinya yang penuh nafsu birahi sedang digauli oleh laki-laki lain, yang juga merupakan idolaku dulu.

Tiba-tiba muncul nafsu hebat terhadap idolaku itu, sehingga dengan demonstratif kudekatkan mulutku ke kontol Edo, kujilati seluruh permukaannya dengan lidahku kemudian kukulum dan kuhisap-hisap dengan nafsu birahi yang membara. Aku merasa sudah kepalang basah maka aku akan nikmati kontol itu dengan sepuas-puasnya sebagaimana kehendak suamiku.

Kuluman dan hisapanku itu membuat kontol Edo yang memang telah berukuran besar itu menjadi bertambah besar, bertambah keras dan kepala kontolnya jadi tambah mengkilat merah keungu-unguan.. Dalam keadaan sangat bernafsu, kontol Edo yang sedang mengaceng keras dalam mulutku itu mengeluarkan semacam aroma yang khas yang aku namakan aroma lelaki.

Aroma itu menyebabkan gairah birahiku semakin memuncak dan lubang tempikku mulai terasa berdenyut-denyut hebat hingga secara tidak sadar membuatku bertambah gemas dan semakin menjadi-jadi menghisap kontol itu seperti hisapan sebuah vacuum cleaner.
Kuluman dan hisapanku yang amat bernafsu itu rupanya membuat Edo tidak tahan lagi. Tiba-tiba dia mendorong tubuhku sehingga telentang di atas tempat tidur.

Aku pun kini semakin nekat dan semakin bernafsu untuk melayaninya. Aku segera membuka kedua belah pahaku lebar-lebar.

”Do…” kataku pelan dan aku bahkan tidak tahu memanggilnya untuk apa.

Sambil berlutut mendekatkan tubuhnya diantara pahaku, Edo berbisik, ”Ssttt…………!” bisiknya sambil kedua tangannya membuka pahaku sehingga selangkanganku terkuak. Itu berarti bahwa sebentar lagi kontolnya akan bercumbu dengan tempikku. Benar saja, aku merasakan ujung kontolnya yang hangat menempel tepat di permukaan tempikku. Tidak langsung dimasukkan di lubangnya, tetapi hanya digesek-gesekkan di seluruh permukaan bibirnya, ini membuat tempikku tambah berdenyut-denyut dan terasa sangat nikmat. Dan makin lama aku makin merasakan rasa nikmat yang benar-benar bergerak cepat di sekujur tubuhku dimulai dari titik gesekan di tempikku itu.

Beberapa saat Edo melakukan itu, cukup untuk membuat tanganku meraih pinggangnya dan pahaku terangkat menjepit pinggulnya. Aku benar-benar menanti puncak permainan ini. Edo menghentikan aktivitasnya itu dan menempelkan kepala kontolnya tepat di antara bibir tempikku dan terasa bagiku tepat di ambang lubang tempikku. Aku benar-benar menanti tusukannya.

”Oocchh.. Ddoo, please..” pintaku memelas.

Sebagai wanita di puncak birahi, aku betul-betul merasa tidak sabar dalam kondisi seperti itu. Sesaat aku lupa kalau aku sudah bersuami, yang aku lihat cuma Edo dan kontolnya yang besar dan panjang. Ada rasa deg-deg plas, ada pula rasa ingin cepat merasakan bagaimana rasanya dicoblos kontol yang lebih besar dan lebih panjang.

”Ooouugghhh……” batinku yang merasa tak sabar benar untuk menunggunya.

Tiba-tiba aku merasakan sepasang jemari membuka bibir-bibir tempikku. Dan lebih dahsyat lagi aku merasakan ujung kontol Edo mulai mendesak di tengah-tengah lubang tempikku..

Aku mulai gemetar hebat, karena tidak mengira akan senikmat ini aku akan merasakan kenikmatan bersetubuh. Apalagi dengan orang yang menjadi idolaku, yang sangat kukagumi sejak dulu.

Perlahan-lahan Edo mulai memasukkan kontolnya ke dalam tempikku.

Aku berusaha membantu dengan membuka bibir tempikku lebar-lebar. Kelihatannya sangat sulit kontol sebesar itu masuk ke dalam lubang tempikku yang kecil.

Tangan Edo yang satu memegang pinggulku sambil menariknya ke atas, sehingga pantatku agak terangkat dari tempat tidur, sedangkan tangannya yang satu memegang batang kontolnya yang diarahkan masuk ke dalam lubang tempikku.

Pada saat Edo mulai menekan kontolnya, aku mulai mendesis-desis, ”Sssshhhhh…… Eddooo…… ppelan-ppelan Ddooo… ssshhhh…… desisku gemetar. Edo lalu menghentikan aktivitasnya sebentar untuk memberiku kesempatan untuk mengambil nafas, kemudian Edo melanjutkan kembali usahanya untuk memasukkan kontolnya. Setelah itu kontol Edo mulai terasa mendesak masuk dengan mantap. Sedikit demi sedikit aku merasakan terisinya ruangan dalam lubang tempikku. Seluruh tubuhku benar-benar merinding ketika merasakan kepala kontolnya mulai terasa menusuk mantap di dalam lubang tempikku, diikuti oleh gesekan dari urat-urat batang kontol itu setelahnya. Aku hanya mengangkang merasakan desakan pinggul Edo sambil membuka pahaku lebih lebar lagi.

Kini aku mulai merasakan tempikku terasa penuh terisi dan semakin penuh seiring dengan semakin dalamnya kontol itu masuk ke dalam lubang tempikku.

Sedikit suara lenguhan kudengarkan dari Edo ketika hampir seluruh kontolnya itu amblas masuk.

Aku sendiri tidak mengira kontol sebesar dan sepanjang tadi bisa masuk kedalam lubang tempikku yang kecil. Walaupun belum seluruh kontol Edo masuk ke dalam tempikku, rasanya seperti ada yang mengganjal dan untuk menggerakkan kaki saja rasanya agak aneh. Tetapi sedikit demi sedikit aku mulai bisa menyesuaikan diri dan menikmati rasa yang nyaman dan nikmat.

Ketika hampir seluruh batang kontol Edo telah amblas masuk ke dalam lubang tempikku, tanpa sengaja aku terkejang sehingga berakibat bagian dinding dalam tempikku seperti meremas batang kontol Edo. Aku agak terlonjak sejenak ketika merasakan kontol Edo seperti berkerojot di dalam lubang tempikku akibat remasan tersebut. Aku terlonjak bukan karena kontol itu merupakan kontol dari seorang laki-laki lain yang pertama yang kurasakan memasuki tubuhku selain kontol suamiku dan Ki Alugoro, akan tetapi karena aku merasakan kontol Edo memang terasa lebih istimewa dibandingkan kontol suamiku maupun kontol Ki Alugoro, baik dalam ukuran maupun ketegangannya.

Selama hidupku memang aku belum pernah melakukan persetubuhan dengan laki-laki lain selain dengan suamiku dan Ki Alugoro dan keadaan ini memberikan pengalaman baru bagiku. Aku tidak menyangka ukuran kontol seorang laki-laki berpengaruh besar sekali terhadap kenikmatan bersetubuh seorang wanita.

Oleh karena itu secara refleks aku mengangkat kedua belah pahaku tinggi-tinggi dan menjepit pinggang Edo erat-erat untuk selanjutnya aku mulai mengoyang-goyangkan pinggulku mengikuti alunan gerakan tubuh Edo. Saat itu kakiku masih menjuntai di lantai karpet kamar. Tanganku memegangi lengannya yang mencengkeram pinggulku. Aku menariknya kembali ketika Edo menarik kontolnya dari tempikku. Tapi dan belum sampai tiga perempat kontolnya berada di luar tempikku, tiba-tiba dia menghujamkannya lagi dengan kuat.

Aku nyaris menjerit menahan lonjakan rasa nikmat yang disiramkan kepadaku secara tiba-tiba itu.

Begitulah beberapa kali Edo melakukan hujaman-hujaman ke dalam lubang tempikku tersebut. Setiap kali hujaman seperti menyiramkan rasa nikmat yang amat sangat ke tubuhku. Aku begitu terangsang dan semakin terangsang seiring dengan semakin seringnya permukaan dinding lubang tempikku menerima gesekan-gesekan dari urat-urat kontol Edo yang seperti kabel-kabel yang menjalar-jalar itu. Biasanya suamiku kalau bersetubuh semakin lama semakin cepat gerakannya, tetapi Edo melakukan gerakan yang konstan seperti mengikuti alunan irama musik evergreen yang sengaja aku setel sebelumnya.

Tapi anehnya, justru aku semakin bisa merasakan setiap milimeter permukaan kulit kontolnya dengan rytme seperti itu.

Tahap ini sepertinya sebuah tahap untuk melakukan start menuju ke sebuah ledakan yang hebat, aku merasakan tempikku baik bagian luar maupun dalam berdenyut-denyut hebat seiring dengan semakin membengkaknya rasa nikmat di area selangkanganku. Tubuh kami sebentar menyatu kemudian sebentar lagi merenggang diiringi desah nafas kami yang semakin lama semakin cepat.

Sementara itu aku pun kembali melirik ke arah suamiku. Kulihat suamiku agak ternganga menyaksikan bagaimana diriku disetubuhi oleh Edo.

Melihat penampilan suamiku itu, timbul kembali rasa puas di hatiku, maka secara lebih demonstratif lagi kulayani permainan Edo sehebat-hebatnya secara aktif bagaikan adegan dalam sebuah BF. Keadaan ini tiba-tiba menimbulkan suatu kepuasan lain dalam diriku. Bukan saja disebabkan oleh kenikmatan persetubuhan yang sedang kualami bersama Edo, akan tetapi aku juga memperoleh suatu kepuasan lain karena aku telah dapat melaksanakan angan-angan suamiku. Suamiku menghendaki aku bersetubuh dengan laki-laki lain dan malam ini akan kulaksanakan sepuas-puasnya.

Tiba tiba Edo semakin mempercepat hunjaman-hunjaman kontolnya ke dalam lubang tempikku.

Tentu saja ini membuat aku semakin bernafsu sampai-sampai mataku terbeliak-beliak dan mulutku agak terbuka sambil kedua tanganku merangkul pinggulnya kuat-kuat. Aku tadinya tak menyangka sedikitpun kalau kontol Edo yang begitu besar mulai bisa dengan lancar menerobos lubang tempikku yang sempit dan sepertinya belum siap menerima hunjaman kontol dengan ukuran sedemikian besar itu. Terasa bibir tempikku sampai terkuak-kuak lebar dan seakan-akan tidak muat untuk menelan besar dan panjangnya kontol Edo. .

”Ooukkhhss.. sshhh.. Ddoo ..! Terrruusshh.. terrusshh.. Ddoo… mmmmhhhh…!” rintihku merasakan kenikmatan yang semakin lama semakin hebat ditempikku. .
”Hhhmmh.. tempikmu.. niikmaat.. sekalii.. Mmiiaaa.. uukkhh.. uukkhh..” Edo mulai mengeluarkan kata-kata vulgar yang malah menambah nafsu birahiku mendengarnya.

Gejolak birahi Edo ternyata makin menguasai tubuhnya dan tanpa canggung lagi ia terus menghunjam hunjamkan kontolnya mencari dan menggali kenikmatan yang ia ingin berikan kepadaku. Untuk tambah memuaskanku dan dirinya juga, batang kontol Edo terus menyusupi lubang tempikku sehingga akhirnya betul-betul amblas semuanya.

”Aarrggccchhhhhh…!!” aku melenguh panjang, kurasakan badanku merinding hebat, wajahku panas dan mungkin berwarna merah merona.

Mataku memandang Edo dengan pandangan sayu penuh arti meminta sesuatu, yaitu meminta diberi rasa nikmat yang sebesar-besarnya.

Edo kelihatan betul-betul terpana melihat wajahku yang diliputi ekspresi sensasional itu. Kemudian Edo tambah aktif lagi bergoyang menarik ulur batang kontolnya yang besar itu, sehingga dinding tempikku yang sudah dilumuri cairan kawin itu terasa tambah banjir dan licin.

Wajahku semakin lepas mengekspresikan rasa sensasi yang luar biasa yang tidak pernah aku perkirakan sebegitu nikmatnya. Saking begitu nikmatnya perasaan maupun tempikku disetubuhi oleh Edo, tanpa kusadari aku mulai berceloteh di luar sadarku, ”Ohhss.. sshhh.. enaakk.. sseekalii… kkontolmu Ddoo…!! Oougghh.. terusshh…. teerruusshh..!!! Aku mendesah, merintih dan mengerang sepuas-puasnya. Aku sudah lupa diri bahwa yang menyetubuhiku bukanlah suamiku sendiri. Yang ada di benakku hanyalah letupan birahi yang harus dituntaskan.

Dengan penuh nafsu kami saling berpelukan sambil berciuman. Nafas kami saling memburu kencang, lidah kami saling mengait dan saling menyedot, saling bergumul.

Edo mengambil inisiatif dengan menggenjot pantatnya yang tampak naik turun semakin cepat diantara selangkanganku yang semakin terbuka lebar, akupun mengangkat kedua kakiku tinggi-tinggi sambil kutekuk dan kusampirkan ke pundaknya, pantatku kuangkat untuk lebih memudahkan batang kontol Edo masuk seluruhnya dan menggesek syaraf-syaraf kenikmatan di rongga tempikku, akibatnya Edopun semakin mudah menyodokkan kontolnya yang panjang, besar dan keras itu keluar masuk sampai ke pangkal kontolnya hingga mengeluarkan suara berdecak-decak crot… crot… seperti suara bebek menyosor lumpur seiring dengan keluar masuknya kontol itu di dalam tempikku

Edo melihat ke arah selangkanganku, tempikku mencengkeram kontolnya erat sekali, ia tersenyum puas bisa menaklukkan tempikku, yang semakin basah membanjir penuh dengan lendir pelumas putih kental sehingga membasahi bulu-bulu jembutku yang tidak terlalu lebat maupun bulu-bulu jembutnya itu dan sekaligus juga batang kontolnya yang semakin tambah mengeras.

Edo mendengus-dengus bagai harimau terluka, genjotannya makin ganas saja. Mata Edo terlihat lapar menatap susuku yang putih montok dikelilingi bulatan coklat muda di tengahnya dan pentilku yang besar dan sudah begitu mengeras karena birahiku yang sudah demikian memuncak, maka tanpa menyia-nyiakan kesempatan Edo langsung menyedot pentil susuku yang begitu menantang itu.
Tubuhku menggelinjang hebat. Dan susukupun makin kubusungkan bahkan dadaku kugerakkan ke kiri dan ke kanan supaya kedua pentil susuku yang makin gatal itu mendapatkan giliran dari serbuan mulutnya.

Desahan penuh birahi langsung terlontar tak tertahankan begitu lidah Edo yang basah dan agak kasar itu menggesek pentil susuku yang peka.

Edo begitu bergairah menjilati dan menghisap susu dan pentilku di sela-sela desah dan rintihanku yang sedang menikmati gelombang rangsangan demi rangsangan yang semakin lama semakin menggelora ini.
”Oouugghhss.. oouugghhss.. sshhhh… tteerruss Ddooo…” aku makin meracau tidak karuan, pikiranku sudah tidak jernih lagi, terombang ambing di dalam pusaran kenikmatan, terseret di dalam pergumulan persetubuhan dengan Edo, tubuh telanjangku serasa seenteng kapas melambung tinggi sekali.

Aku merasakan kenikmatan bagai air bah mengalir ke seluruh tubuhku mulai dari ujung kaki sampai ke ubun-ubun terutama sekali di sekitar tempikku.

Tubuhku akhirnya mengejang sambil memeluk tubuh Edo erat sekali sambil menjerit-jerit kecil tanpa sadar.

”Aaaaccchhh…… Dddooo… mmmmmhhhhhh… konnttolmmmuuu… aakkkuu…… kkeeelluuaaarrrr……” jeritku keenakan.

Badan telanjangku terasa berputar-putar merasakan semburan kenikmatan yang dahsyat diterjang gelombang orgasme.

kontol Edo masih terus menggenjot lubang tempikku, dan aku hanya pasrah dipelukannya mengharapkan gelombang kenikmatan selanjutnya. Lebih dari sejam Edo menyetubuhiku tanpa henti, aku makin lama makin terseret di dalam kenikmatan pergumulan persetubuhan yang belum pernah kurasakan.

Tubuhku akhirnya melemas setelah aku menyemburkan lagi cairan kawinku untuk kesekian kalinya bersamaan dengan Edo yang juga rupanya sudah tidak tahan lagi dan……

”Aaacchhh….. oooccchhh… Mmiiaaa… teemmpiikkmmuuu…… nniikkkmaattttt… sseekkalliiii… adduuhhh…… aaakkuu.. kkekkeeeluaarrr…” erangnya sambil menyemburkan pejunya di dalam tempikku

Kemudian untuk beberapa saat Edo masih membiarkan kontolnya menancap di dalam tempikku.

Akupun tidak mencoba untuk melepas kontol itu dari tempikku.

Setelah agak beberapa lama, Edo mengeluarkan kontolnya yang ternyata masih berdiri dengan tegar walaupun sudah orgasme di lubang tempikku. Walaupun kontolnya masih sangat tegar berdiri dengan kerasnya, Edo menghentikan persetubuhan ini karena dia meminta suamiku menggantikannya untuk menyetubuhiku. Kini ganti dia yang akan menonton diriku disetubuhi oleh suamiku sendiri yang ternyata entah sejak kapan dia sudah bertelanjang bulat.

Suamiku dengan segera menggantikan Edo dan mulai menyetubuhi diriku dengan hebat. Kurasakan nafsu birahi suamiku sedemikian menyala-nyala sehingga sambil berteriak-teriak kecil dia menghunjamkan kontolnya yang kecil itu ke dalam lubang tempikku.
Akan tetapi apakah karena aku masih terpengaruh oleh pengalaman yang barusan kudapatkan bersama Edo, maka ketika suamiku menghunjamkan kontolnya ke dalam lubang tempikku, kurasakan kontol suamiku itu kini terasa hambar. Kurasakan otot-otot lubang tempikku tidak lagi sedemikian tegangnya menjepit kontol suamiku sebagaimana ketika kontol Edo yang berukuran besar dan panjang itu menerobos sampai ke dasar lubang tempikku. kontol suamiku kurasakan tidak sepenuhnya masuk ke dalam lubang tempikku dan terasa lebih lembek bahkan dapat kukatakan tidak begitu terasa lagi dalam lubang tempikku yang barusan diterobos oleh kontol yang begitu besar dan panjang.

Mungkin disebabkan pengaruh minuman alkohol yang terlalu banyak, atau mungkin juga suamiku telah berada dalam keadaan yang sedemikian rupa sangat tegangnya, sehingga hanya dalam beberapa kali saja dia menghunjamkan kontolnya ke dalam lubang tempikku dan dalam waktu kurang dari satu menit, suamiku telah mencapai puncak ejakulasi dengan hebat. Malahan karena kontol suamiku tidak berada dalam lubang tempikku secara sempurna, dia telah menyemprotkan separuh pejunya agak di luar lubang tempikku dengan berkali-kali dan sangat banyak sekali sehingga seluruh permukaan tempik sampai ke sela paha dan jembutku basah kuyup dengan peju suamiku.

Selanjutnya suamiku langsung terjerembab tidak bertenaga lagi terhempas kelelahan di sampingku. Sementara itu, karena aku pasif saja waktu disetubuhi suamiku, dan membayangkan kontol Edo yang luar biasa itu, maka aku sama sekali tidak kelelahan, malah nafsuku kembali memuncak. Bagaikan seekor kuda betina binal aku jadi bergelinjangan tidak karuan karena aku ingin mengalami puncak orgasme lagi dengan disetubuhi oleh Edo. Tapi yang disampingku kini suamiku, yang telah lemas dan tak berdaya sama sekali.

Oleh karena itu dengan perasaan kecewa berat aku segera bangkit dari tempat tidur dalam keadaan tubuh yang masih bertelanjang bulat hendak menuju kamar mandi yang memang berada di dalam kamar tidur untuk membersihkan cairan-cairan bekas persenggamaan yang melumuri selangkangan dan tubuhku.

Namun untunglah, seperti mengerti perasaanku, tiba-tiba Edo yang masih dalam keadaan bertelanjang bulat dan ngaceng kontolnya itu memelukku dari belakang sambil memagut serta menciumi leherku secara bertubi-tubi. Selanjutnya dia membungkukkan tubuhku ke pinggir ranjang. Aku kini berada dalam posisi menungging. Dalam posisi yang sedemikian Edo menusukkan kontolnya ke dalam tempikku dari belakang dengan garangnya.

Karena posisiku menungging, aku jadi lebih leluasa menggoyang-goyangkan pantatku, yang tentu saja tempikku juga ikut bergoyang ke kiri dan ke kanan.

Hal ini membuat Edo semakin bernafsu menghujam-hujamkan kontolnya ke dalam tempikku sehingga dengan cepat tubuhku kembali seperti melayang-layang merasakan kenikmatan yang tiada tara ini.

Tak berapa lama tubuhku mengejang dan…

”Dddooo…… oooccchhhh… aacchhh… Ddooo… akk… aakkuu… mmaaauu… kkkeelluuuaaaarrrrrr……” rintihku sambil mencengkeram pinggir ranjang, aku telah mencapai puncak persetubuhan terlebih dahulu.

Begitu aku sedang mengalami puncak orgasme, Edo menarik kontolnya dari lubang tempikku, sehingga seluruh tubuhku terasa menjadi tidak karuan, kurasakan lubang tempikku berdenyut agak aneh dalam suatu denyutan yang sangat sukar sekali kulukiskan dan belum pernah kualami.

Namun walaupun sudah orgasme, aku masih berkeinginan sekali untuk melanjutkan persetubuhan ini. Dalam keadaan yang sedemikian tiba-tiba Edo yang masih bertelanjang bulat sebagaimana juga diriku, menarikku dan mengajakku tidur bersamanya di kamar tamu di sebelah kamarku.

Bagaikan kerbau dicocok hidung, aku mengikuti Edo ke kamar sebelah. Kami berbaring di ranjang sambil berdekapan dalam keadaan tubuh masing-masing masih bertelanjang bulat bagaikan sepasang pengantin baru yang sedang berbulan madu.

Kemudian Edo melepaskan pelukannya dan menelentangkan diriku lalu dengan bernafsu menciumi susuku dan menyedot-nyedot pentilnya yang mancung itu sehingga aku kembali merasakan suatu rangsangan birahi yang hebat. Tidak lama kemudian tubuh kami kami pun udah bersatu kembali dalam suatu permainan persetubuhan yang dahsyat.

Kali ini rupanya Edo ingin mengajakku bersetubuh dengan cara yang lain. Mula-mula Edo membalikkan tubuhku sehingga posisiku kini berada di atas tubuhnya.

Selanjutnya dengan spontan kuraih kontol Edo dan memandunya ke arah lubang tempikku. Kemudian kutekan tubuhku agak kuat ke tubuh Edo dan mulai mengayunkan tubuhku turun-naik di atas tubuhnya. Mula-mula secara perlahan-lahan akan tetapi lama-kelamaan semakin cepat dan kuat sambil berdesah-desah kecil, ”Occhhh… oocchhh… acchhh… sssshhhh…” desahku dibuai kenikmatan.

Sementara itu Edo dengan tenang telentang menikmati seluruh permainanku sampai tiba-tiba kurasakan suatu ketegangan yang amat dahsyat dan dia mulai mengerang-erang kecil, ”Oocchhh… oocchhh… Mmiiaaaa… ttteeemmpppiikkmuuu… mmmhhhhh…”

Akupun semakin cepat menggerakkan tubuhku turun-naik di atas tubuh Edo dan nafasku pun semakin memburu berpacu dengan hebat menggali seluruh kenikmatan tubuh laki-laki yang berada di bawahku.

Tidak berapa lama kemudian aku menjadi terpekik kecil melepaskan puncak ejakulasi dengan hebat.

”Ooooccchhhhh…… mmmmhhhhhh… ooocccchhhh…… mmmmhhhhhh……” pekikku keenakan dan tubuhkupun langsung terkulai menelungkup di atas tubuh Edo.

Tapi ternyata Edo belum sampai pada puncaknya. Maka tiba-tiba dia bangkit dengan suatu gerakan yang cepat. Kemudian dengan sigap dia menelentangkan tubuhku di atas tempat tidur dan mengangkat tinggi-tinggi kedua belah pahaku ke atas sehingga lubang tempikku yang telah basah kuyup oleh lendir kawin tersebut menjadi terlihat jelas menganga dengan lebar. Selanjutnya Edo mengacungkan kontolnya yang masih berdiri dengan tegang itu ke arah lubang tempikku dan menghunjamkan kembali kontolnya tersebut ke lubang tempikku dengan garang.

Aku menjadi terhentak bergelinjang kembali ketika kontol Edo mulai menerobos dengan buasnya ke dalam tubuhku dan membuat gerakan mundur-maju dalam lubang tempikku. Aku pun kini semakin hebat menggoyang-goyangkan pinggulku mengikuti alunan gerakan turun-naiknya kontol Edo yang semakin lama semakin cepat merojok-rojokkan kontol besarnya ke lubang tempikku.

Aku merasakan betapa lubang tempikku menjadi tidak terkendali berusaha menghisap dan melahap kontol Edo yang teramat besar dan panjang itu sedalam-dalamnya serta melumat seluruh otot-ototnya yang kekar dengan rakusnya.

Selama pertarungan itu beberapa kali aku terpekik agak keras karena kontol Edo yang tegar dan perkasa itu menggesek bagian paling dalam tempikku (mungkin titik itu yang dinamakan G-Spot atau titik gairah seksual tertinggi wanita)

Akhirnya, bersamaan dengan orgasmeku yang entah ke berapa kali aku tak ingat lagi, kulihat Edo tiba juga pada puncaknya.
”Mmmiiiaaaa… ooocchhh…………… ooocccchhhhhh… Mmmiiiiaaaaaaaa…………………… ttteeemmmppikkkmmmuuu… ooccchhhsss… aakkkuu… kkkellluuaaarrrrrr……” rintihnya dengan mimik wajah yang sangat luar biasa dia menyebut-nyebut namaku sambil mengeluarkan kata-kata vulgarnya lagi dan melepaskan puncak ejakulasinya secara bertubi-tubi menyemprotkan seluruh pejunya di dalam tempikku dalam waktu yang amat panjang.

Sementara itu kontolnya tetap dibenamkannya sedalam-dalamnya di lubang tempikku sehingga seluruh pejunya terhisap dalam tempikku sampai titik penghabisan.

Selanjutnya kami terhempas kelelahan ke tempat tidur dengan tubuh yang tetap menyatu. Selama kami tergolek, kontol Edo masih tetap terbenam dalam tempikku, dan aku pun memang tetap berusaha menjepitnya erat-erat karena tidak ingin segera kehilangan benda tersebut dari dalam tubuhku.

Setelah beberapa lama kami tergolek melepaskan lelah, Edo mulai bangkit dan menciumi wajahku dengan lembut yang segera kusambut dengan mengangakan mulutku sehingga kini kami terlibat dalam suatu adegan cium yang mesra penuh dengan perasaan.
Sementara itu tangannya dengan halus membelai-belai rambutku sebagaimana seorang suami yang sedang mencurahkan cinta kasihnya kepada istrinya.

Suasana romantis ini akhirnya membuat gairah kami muncul kembali.

Kulihat kontol Edo mulai kembali menegang tegak sehingga secara serta merta Edo segera menguakkan kedua belah pahaku membukanya lebar-lebar untuk kemudian mulai memasukkan kontolnya ke dalam tempikku kembali. Berlainan dengan suasana permulaan yang kualami tadi, dimana kami melakukan persetubuhan dalam suatu pertarungan yang dahsyat dan liar. Kali ini kami bersetubuh dalam suatu gerakan yang santai dalam suasana yang romantis dan penuh perasaan. Kami menikmati sepenuhnya sentuhan-sentuhan tubuh telanjang masing-masing dalam suasana kelembutan yang mesra bagaikan sepasang suami istri yang sedang melakukan kewajibannya.

Aku pun dengan penuh perasaan dan dengan segala kepasrahan melayani Edo sebagaimana aku melayani suamiku selama ini. Keadaan ini berlangsung sangat lama sekali dan kubisikkan padanya bahwa ada bagian tertentu di dalam tempikku yang kalau tersentuh kontolnya, dapat menghasilkan rasa nikmat yang amat sangat.

Edopun kelihatannya mengerti dan berusaha menyentuh bagian itu dengan kontolnya. Keadaan ini berakhir dengan tibanya kembali puncak persenggamaan kami secara bersamaan. Inilah yang belum pernah kualami, bahkan kuimpikanpun belum pernah. Mengalami orgasme secara bersama-sama dengan pasangan bersetubuh!

Rasanya tak bisa kulukiskan dengan kata kata. Kami kini benar-benar kelelahan dan langsung tergolek di tempat tidur untuk kemudian terlelap dengan nyenyak dalam suatu kepuasan yang dalam.

Semenjak pengalaman kami malam itu, aku selalu terbayang-bayang kehebatan Edo. Tetapi entah kenapa suamiku malah tidak pernah membicarakan lagi soal angan-angan seksualnya dan tidak pernah menyinggung lagi soal itu. Padahal aku malah ingin mengulanginya lagi. Karena apa yang kurasakan bersama suamiku sama sekali tidak sehebat sebagaimana yang kualami bersama Edo. Kuakui malam itu Edo memang hebat. Walaupun telah beberapa waktu berlalu namun bayangan kejadian malam itu tidak pernah berlalu dalam benakku. Malam itu aku telah merasakan suatu kepuasan persetubuhan yang luar biasa hebatnya yang belum pernah aku alami selama ini. Bahkan dengan Ki Alugoropun tidak sehebat ini, karena dengan Edo aku merasakan orgasme berkali-kali, sedang dengan Ki Alugoro cuma sekali. Dan walaupun telah beberapa kali menyetubuhiku, Edo masih tetap saja kelihatan bugar. kontolnya pun masih tetap ngaceng dan berfungsi dengan baik melakukan tugasnya keluar-masuk lubang tempikku dengan tegar hingga membuatku menjadi agak kewalahan. Aku telah terkapar lunglai dengan tidak putus-putusnya mengerang kecil karena terus-menerus mengalami puncak orgasme dengan berkali-kali namun kontol Edo masih tetap ngaceng bertahan. Inilah yang membuatku terkagum-kagum. Terus terang kuakui bahwa selama melakukan persetubuhan dengan suamiku, aku tidak pernah mengalami puncak orgasme sama sekali. Apalagi dalam waktu yang berkali-kali dan secara bertubi-tubi seperti malam itu.

Sehingga, karena desakan birahi yang selalu datang tiap hari, dengan diam-diam aku masih menjalin hubungan dengan Edo tanpa sepengetahuan suamiku. Awalnya di suatu pagi Edo berkunjung ke rumahku pada saat suamiku sudah berangkat ke tempat tugasnya. Secara terus terang saat itu dia minta kepadaku untuk mau disetubuhi.

Mulanya aku pura-pura ragu memenuhi permintaannya itu. Akan tetapi karena aku memang mengharapkan, akhirnya aku menyetujui permintaan tersebut. Apalagi kebetulan anakku juga lagi ke sekolah diantar pembantuku. Sehingga kubiarkan saja dia menyetubuhiku di rumahku sendiri.

Hubungan sembunyi-sembunyi itu rupanya membawa diriku ke dalam suatu alam kenikmatan lain tersendiri. Misalnya ketika kami bersetubuh secara terburu-buru di ruang tamu yang terbuka, kurasakan suatu sensasi kenikmatan yang hebat dan sangat menegangkan. Keadaan ini membawa hubunganku dan Edo semakin berlanjut. Demikianlah sehingga akhirnya aku dan Edo sering melakukan persetubuhan tanpa diketahui oleh suamiku. Pernah kami melakukan persetubuhan yang liar di luar rumah, yaitu di taman dibelakang rumah, sambil menatap awan-awan yang berarak, ternyata menimbulkan sensasi tersendiri dan kenikmatan yang ambooii.

”Mestinya pemerintah memperbolehkan rakyatnya melakukan persetubuhan di tempat terbuka, asal tidak terdapat unsur paksaan!” anganku saat itu.

Aku berpikir, kalau melakukan persetubuhan di tempat terbuka dengan disaksikan oleh orang lain, pasti lebih nikmat lagi deh!

Sampai di suatu hari, Edo membisikkan rencananya kepadaku bahwa ia ingin bercinta secara three in one, tetapi bukan satu cewek dua cowok, tetapi satu cowok dua cewek. Maksudnya dia minta aku melibatkan satu orang temen cewekku untuk bersetubuh bersama.

Mula-mula aku agak kaget dibuatnya, tetapi aku pikir-pikir boleh juga ya, hitung-hitung buat menambah pengalaman dalam bersetubuh.

”Wuih, pasti lebih seru nih” pikirku dalam hati sambil membayangkan kenikmatan di tempikku, apalagi sambil melihat juga Edo bersetubuh dengan cewek lain.
”Eh, tapi.. aku cemburu nggak ya? Tapi biarlah, ini kan suatu sensasi lain yang belum pernah kualami” pikirku lagi.

Aku malah menambahkan usul kepada Edo, bagaimana kalau dilakukan di taman belakang rumah, habis asik sih! Lagipula aku memang punya temen (namanya Lina) yang ketika aku ceritain soal pengalamanku dengan Ki Alugoro maupun dengan Edo, keliatannya dia bernafsu banget dan pengin ikut-ikutan menikmati, boleh secara three in one ataupun sendiri sendiri, katanya.

Soalnya kontol suaminya memang berukuran kecil dan pendek, apalagi suaminya sekarang lagi bertugas ke luar negeri dalam waktu yang lama, sehingga dia selalu kesepian di rumahnya yang besar itu.

Ketika hal itu aku katakan pada Edo, dia langsung setuju dan menanyakan kapan hal itu akan dilaksanakan?

Tentu saja aku jawab secepatnya. Keesokan harinya, sehabis berbelanja di salah satu mall aku mampir ke rumah Lina dan menceriterakan tentang rencanaku tersebut.

Tentu saja dia sangat setuju dan antusias sekali mendengarnya, tetapi dia mengajukan sebuah syarat, yaitu itu dilakukan di taman di tepi kolam renang di belakang rumahnya.







Friday, October 10, 2014

Cerita: Istriku Selingkuh

Terbaik daripada: ceritaseksdewasa17




Istriku Selingkuh

Esoknya keadaanku, tak berubah. Aku terus berpura-pura tak tahu apa apa. Berhari-hari, selanjutnya setiap kali aku bercinta, anehnya aku malah terus membayangkan melihat istriku bercinta dengan pak Ganda.

Di kantor aku jadi lebih pendiam, aku merasa ada yang berubah pada diriku. Sekarang ini aku malah sering horny, membayangkan istriku bercinta dengan orang lain, dangan siapa saja, bahkan dengan dua atau tiga pria.

Kadang, aku berpikir untuk menceraikannya, Tapi tidak, aku mencintainya, aku tak bisa kehilangannya. Aku harus mengakui, aku juga sering jajanan di luar tanpa sepengetahuan istriKu. Tapi bagaimana ini. Aku mau istriku berkata jujur padaKu tapi apa mungkin.

Suatu saat weekend aku berbicara dengan Sherly, aku bertanya”Sayang, kanapa sih, koq kamu mau menikah denganKu..?”.”Ah Mas gimana sih, yah saya sangat mencintai Mas…”. Aku tersenyum dan membelai rambutnya yang hitam terurai. Aku menatap istriku, cantik sekali dia.

Lalu aku berkata, “eh kamu kenal sama si Gatot kan”. Lalu Sherly berkata “iyah, kenal teman sekantor kamu yang ganteng itu kan…”.

“iyah, benar, dia itu sering nanyain kamu loh, dia itu tergila gila sama kamu..” kataKu.

“Masa sih mas…” kata Sherly bersemangat.

“Iyah, benar” kataKu. Sherly diam.

“Eh mau gak, kalo misalnya kamu selingkuh dengan dia….

“kataKu tiba tiba, yang aku sendiri tak berpikir seperti itu.

Aku sendiri tak sadar, mengapa mulutku sampai keluar kata-kata itu.

“Ahh.. Mas gila yah ,.. masak istri sendiri di suruh selingkuh sama teman sendiri..”,katanya marah.

Dalam hati aku berkata”dasar munafik….”. Tanpa aku sadari membicarakan ini malah membuatKu birahi.

Aku mencari cara, aku memaikan kata kata. Aku berkata, “Sherly, aku kan suruh kamu main dengan nya, bukan menikahinya, kalau aku suruh kamu menikah itu namanya selingkuh, kan cuma begituan doang sih…”.

Dia menatapku, lalu berkata, “jadi, kalau aku main sama lelaki lain, itu bukan selingkuh, Mas gak marah…?”

Arah pembicaraan makin mendekat ke sasaran. Aku berkata, “selama aku tahu ,kamu main sama siapa, dan aku bisa melihatnya, ok ok saja buatKu..”.

“ha.. Yang bener Mas, Mas gak marah…?”, tanyanya makin penasaran.

“engak, kalo marah buat apa aku tawari kamu main sama Gatot…”, kataKu.

“tapi, tapi… Mas…”, kata Sherly.

aku berkata “tapi..apa…sayang…..”.

“Tapi mana mungkin cowok selingkuhanKu mau di liatin sama Mas, kalo lagi main sama aku….”, Katanya. Ha, kena loh, tanpa sadar dia mengakui punya cowok selingkuhan.

Aku berkata, “Mau, asal kamu bilang siapa nama cowok selingkuhan kamu..”. Langsung muka Sherly merah padam,

“eh.. Aku… aku tak punya cowok selingkuhan…”. Aku tak mau membuatnya tak enak suasana hatinya.

Aku langsung merubah arah pembicaraan, “Nah, kalau Gatot itu mau, gimana ” kataKu. Sherly Diam, “Ohhh…”, katanya kemudian.

Aku berkata lagi, “Nah jadi mau gak main sama Gatot…?”.”Ah.. egak..Mas gila yah…”, katanya.

Kesabaranku habis, lalu aku berkata, “masa sih kamu cuma mau main sama Pak Ganda…”.

“Mas.. Apa apa menuduhku sama Pak Ganda…” katanya tak mengakui.

Aku menceritakan semuanya. Sherly menunduk dan menangis.

“Mas, baiklah aku salah, aku siap kamu cerai Kan…”.

Aku mencium keningnya, “Sayang, mana mungkin aku menceraikan kamu, kamu tahu aku sangat mencintaimu, aku tak bisa hidup tanpamu…” kataKu.

Sherly tetap menunduk dan menangis, entah apa yang dipikirnya. Aku berkata lagi, “Aku kan sudah bilang, kamu kan cuma main sama Pak Ganda, tapi kau tak cintainya Kan, Kamu tetap cinta sama saya kan sayang…?”. Sherly menjawab terbata-bata, “Iya, Mas saya masih tetap mencintai Mas…”.

Aku mencium keningnya lagi, “maaf sayang, aku telah membuatMu menangis..”. Lalu aku menceritakan semuanya.

“Mas, jadi Mas malah nafsu, melihat saya di main sama Pak Ganda…?”, katanya.

“Iya, benar aku tak bohong, itu sebabnya aku mau melihat kamu main sama Gatot, tapi kalau kamu tak mau, yah sama siapa deh yang kamu suka…”, kataKu lagi.

Pembicaraan kita makin terbuka, Sherly mulai berani berkata blak-blakan.

“Bener yah Mas, tidak marah, tidak cemburu dan tidak menceraikan saya…janji..”, katanya.

Aku bilang janji.

Lalu Sherly berkata, “gimana sama Pak Ganda lagi…”.”T api dia tak akan mau kalau aku tontonin”, kataKu. Sherly berkata dengan genitnya, “Mas ngitip aja…”. Setelah berpikir untung rugi, aku setuju, lagian ini kan pertama kali dia selingkuh dengan izin suaminya, jadi biarlah dia yang lead the game, pikirKu.

Pas ini week end. Aku lalu menyewa villa. Aku cari yang kamarnya dua. Dan aku mendapatkannya. Karena Villa itu Villa tua dinding terbuat dari kayu. Sudah banyak yang berlubang. Jadi dari kamar sebelah aku bisa melihat jelas seluruh kamar yang akan di pakai Sherly.

Aku mengatur, Supaya Sherly mengudangnya datang ke Villa. Dan dasar Pak Ganda juga mupeng, walaupun sedang beristirahat, sama anak dan istrinya mau juga datang. Akhirnya mobil pak ganda tiba, dan dia langsung masuk ke Villa itu.

“Sayang, maaf yah aku tak bisa lama lama, istriku menunggu.. tapi aku akan membuat kamu puas deh..” katanya.

Sherly pun berkata, “iyah, Mas aku juga, paling 2 jam lagi Mas Joko balik, dari kolam pemancingan.. jadi kita cepat saja yah..”.

Lalu mereka masuk ke kamar. Aku menanti dengan deg.. deg..kan.

Pak Ganda segera melepas seluruh pakaian, tinggal kolor hitannya. Aku bisa melihat di balik kolornya sudah menyembul penisnya yang ngaceng itu. Aku terus memperhatikannya, Lalu Dia menghapiri istriKu dan menjilati leher istriKu. Istriku mendesah desah. Lalu Pak ganda mulai membuka baju atasanNya. lalu Branya. Dan mulai menjilati teteknya.

Sherly mengelijing. Aku melihatnya dengan menahan nafsuKu. Sherly mendesah desah, tak peduli padahal dia tahu suaminya sedang mengintip. Pak Ganda dengan lahapnya terus menjilati buah dada ranum istriKu.

Pentilnya juga di sedot-sedot. Sherly makin mengelijing. Aku bisa jelas melihat putting istriku makin mengacung, yang menandakan dia horny berat, dan aku yakin vaginanya sudah banjir.

Lalu aku melihat, tangan Pak Ganda mulai menyusup masuk ke rok mini istriKu. Sherly mengelijing, “Ahhhhsss.Mas, ahhh Sherly jadi gatel nih”. Pak Ganda melepas rok mininya. Lalu jarinya kembali ,bermain di selangkangannya.

Aku benar benar penasaran. kontolku ngaceng sekali. Aku mengambil HP Ku. Lalu aku SMS dia. Aku suruh dia ke kamar sebelah sebentar.

Setelah Sherly membaca SMS ku, lalu dia berkata, “Maaf, mas aku ke WC dulu, perutku tiba tiba sakit..”. Tanpa banyak berkata istriku, meninggalkan Pak Ganda sebentar. Sherly masuk ke kamar. Aku langsung melumat bibirnya. Aku Nafsu sekali. Lalu menyelipkan tanganKu ke celana dalamnya. Aku meraba vaginanya, Wah vaginanya benar-benar basah.

Aku lalu menyuruhnya kembali ke kamar sebelah. Karena aku melihat Pak Ganda mulai gelisah. Dan Begitu melihat Sherly kembali langsung dia memeluknya lagi.

“Sayang isepin kontolKu dong..” katanya. Pak Ganda melepas kolornya, dan berbaring di ranjang. Lalu Istriku memegang penisnya dengan nafsu. Lalu mengulumnya. Kepala Sherly kemudian ,mulai naik turun.

Pak Ganda, mendesah keenakan. Dan IstriKu terlihat begitu nafsu menyedot penis hitam dan besar milik Pak Ganda. Aku melihatnya dengan penisKu yang mengaceng tegang. Lama aku melihatnya, sampai Pak Ganda berkata, “Ahh.. Aku sudah gak tahan…”. Lalu Dia merebahKan IstriKu, melepas celana dalamnya.

“Mas, jilatin dulu dong, itil Sherly, gatel nih…”, Kata Sherly.

Pak Ganda tersenyum, ”Oh mau yah”, Pak Ganda mulai menjilati vagina istriKu. Dan IstriKu mengeliat geliat ke enakan.

“Ohhh terus Mas terus gatel banget nih itilnya terus…”. Dan Pak Ganda, makin Asik terlihat menjilati vagina istriKu.

Aku menurunkan resleting celanaKu, dan membiarkan penisku mengantung bebas.Sambil perlahan aku memegang batang penisku sendiri.

Sherly makin mendesah desah, “Ahhh.. terus terus, aku hampir keluar nih…”. Pak Ganda masih menjilatinya. Dan, “Ahhh aku keluar…..”. Istriku mengelepar. dan kejang. Pak Ganda yang sudah tak tahan, langsung memasukan penisnya.

“Auww, pelan pelan Mas..”, kata Sherly.

Dan Pak Ganda mengoyang. Membuat IstriKu menjerit jerit mengila.

“Aww ohh ngilu ohh”.

Pak Ganda terus mengoyangnya. Aku melihat dari belakang buah zakarnya bergoyang-goyang. Terus mengoyang IstriKu. Dan IstriKu tampak mengelijing, dan mengeram.

“Ahh, Mas terus, terus…mas…”, Kata istriku tak malu malu.

Kira kira 10 menit lamanya, vagina istriKu diblender penis besar pak Ganda ,dan,

“OHHH….. Aku keluar..Shreely….”. Tampak pak Ganda, membenamkan penisnya dalam-dalam, di liang istriku. Perlahan Pak Ganda mencabut penisnya. Terlihat lelehan spermanya keluar dari lobang vagina istriku.

“Mas, sudah mas pergi, nanti suami ku kembali loh, “kata istriku. Lalu pak Ganda segera, berpakaian, Dia segera pergi. Sedangkan aku segera ke kamar istriKu Istriku masih terbaring lemas di ranjang.

Aku menatap vaginanya yang membengkak, dan di penuhi sperma pak Ganda.

“Wahh, Kamu puas gak sayang…”, kataKu. Sherly tak menjawab, tapi tersenyum.

Aku membuka celanaKu, dan penisKu yang ngaceng itu, aku sodorkan di mulutnya.

“Sayang, sedotin yang enak yah, kaya tadi kamu nyedotin kontol pak Ganda…”. IstriKu tersenyum, lalu menyedot penisKu.

Dia menyedotnya nafsu sekali. Nah ini baru istriku, kataKu dalam hati. Istriku terus menyedot penisKu. Ini luar biasa, baru kali ini, istriku meyedot penisku dengan begitu nafsu.

PenisKu dikocok, dijilat dan disedot. Nafsu birahi yang aku tahan dari tadi Akhirnya terlepas. Aku keluar, spermaku muncrat membasahi mulutnya. Rasa nikmat ini luar biasa…

“Sayang, aku nikmat sekali…”, kataKu sambil mencium keningnya.

Setelah beberapa saat, penisKu kembali bangun. Aku berkata, “Sayang, mas mau entot kamu boleh gak ?”

“Ah Mas, setiap saat, kapan mau mau”, kata istriku.

Istriku bangkit, “Mas saya cuci dulu yah”.

Aku menarik tangannya, tak usah sayang, aku mulai memasukan penisKu. Tanpa merasa jijik oleh sperma pak Ganda yang masih belepotan di vagina istriKu.. Sherly mendesah”Ahh, Iya h… terus, aku enak, Mas… terus…”.

Aku terus mengoyangnya. Dan Sherly terus mendesah desah,

“Ahhh teruss enak…enak…”, katanya.

Aku terus mengoyangnya. kira kira 5 manit, Sherly mengejang, “Mas, aku kelurrr…”. Tubuhnya kejang, dan mengelijing…. Wah baru kali ini Dia mencapai orgasme dengan cepat, ketika aku bercinta dengannya

Aku bertahan, diam sesaat, membirakan istriku menikmati orgasmenya, lalu kembali mengoyangnya. Dengan ritme yang lembut, dan perlahan ritme itu aku naikkan. Aku memcoba bertahan, aku ingin dia orgasme kembali.

Setiap kali aku sudah mendekati puncakku, aku diam sebentar, dan bergerak lagi, sampai kembali Sherly mencapai titik puncaknya. Kembali Sherly mengejang. Dan aku pun juga menyemburkan benihKu dalam lobangnya.

Sherly memelukKu.. “Mas, tadi itu aku nikmat sekali…” Katanya.

Aku tersenyum, aku tahu kataKu dalam hati.

“Mas, benarkan mas tak akan menceraikan Ku”. katanya. Aku tersenyum saja. Sherly menatapku, ada keraguan di hatinya.

“Mas, kalau mas mau menceraikan saya, saya rela”, katanya.

Aku mencium keningnya.

“Sayang, kamu itu wanita yang perfect buatku, aku sangat mencintaimu, we will be together forever and ever, till death do us part”.

Aku tertidur pulas, tak ada rasa cemburu, tak ada rasa amarah. Yang ada hanya rasa puas.

Hari hari, selanjutnya Istriku malah jujur samaKu. Dia berjanji tak mau lagi main sama cowok lain tanpaKu. Jika hasrat, sexnya meninggi dan lagi sangat mood, dia memintaKu ,untuk main seperti itu.

“Sayang, masa sih, Ganda terus, memang engak ada cowok lain.. Aku aja bosen, masa kamu engak bosen sih… coba kontoll lain dong…”, kataKu.

Sherly berkata, “engak ada mas, benar, selingkuhan ku cuma Ganda…”

Aku diam. Lalu istriKu berkata, “Ayo dong Mas, atur supaya aku bisa main sama Ganda, lalu nanti baru kita ngentot, lagi pengen nih..”.

“Gimana kalau dengan Si Gatot..”, kataKu.

“Aku kan ngak gitu kenal, Mas engak enak…”, katanya ragu.

“Iyah, tapi kan bisa aja kenalan dulu.. emang kamu tak suka.”, kataKu lagi.

“Bukannya tak suka, aku sih suka, tapi nanti dianya yang gak suka sama aku…”.

“Aku kan pernah bilang Gatot itu tergila gila padamu..”. IstriKu diam.

“Gimana aku atur yah, main bertiga sama Gatot,… kaya di bokep gitu…”.

“Ihh… Mas..ah… terserah mas deh…”, kata istrikKu lagi.

Akhirnya aku menelpon Gatot temanKu, aku atur. Aku suruh dia Booking hotel dan langsung menunggu di Kamar. Gatot sudah Ok. Lalu aku menyuruh IstriKu berpakaian sesexy mungkin. IstriKu memakai baju terusan. Baju itu pendek. 10 cm di atas lututnya. Aku yang melihatnya saja nafsu.

Sesampainya, Gatot langsung menyalami istriKu.

“Wah sexy sekali kamu Sherly”, katanya.

Aku lalu berbisik, “tuh, kan kamu tak percaya…”.

Lalu aku berkata, “Gatot kamu cumbui dulu Sherrly yah, yang mesra..”, kataKu. Lalu Gatot membawa Sherly duduk di ranjang. Sherly Agak canggung, mungkin baru kenal Gatot. Lalu Gatot segera, membelai belai rambutnya, “rambut halus sekali…”. Dan Gatot melumat bibirnya. Istriku pun tak menolak dan membalasnya.

Mereka saling berciuman. Tangan Gatot perlahan mulai bergerilya meraba buah dadanya. Sherly, mendesah pelan, “Asshhh… ahhh……”. Sherly tidak memakai BH. Aku sengaja memang. Tadi aku melepas BHnya di mobil.

Karena Gatot merasa Sherly tak memakai BH maka Gatot tampak semakin nafsu. Dan dia meraba raba bukit kembar istriKu dengan nafsu. Dan Sherly pun makin mendesah, ”asshh….ahhh….ahh….”.

Sambil bibir mereka tetap menempel, tangan Gatot menyusup masuk ke baju Istriku. Sherly pun mengelijing, “ahhhss….ahhh….ahh…..”. Aku makin konak, penisku rasanya mau mencuat keluar.

Sherly tampaknya sudah bisa menerima Gatot. Lalu perlahan Gatot melepas pakaiannya. Lalu mulai melumat buah dada istriku penuh nafsu.

Sherly mengelijing dan mendesah kenikmatan, “ahhhh….ashh….hh…. Ahhh… Mas Gatot.. Aku nafsu nih jadinya…”.

Gatot menyedot nyedot pentilnya. Pentil istriKu tampak keras dan tegang. Aku lalu mendekat dan duduk di sebelah istriKu.

Aku membuka lebar kakinya. Aku raba selangkangan celana dalamnya. Celana dalamnya mulai basah. Aku tak mau keduluan Gatot. Aku membuka celana dalam istriKu. Aku jilati itilnya. Sherly menjerit kenikmatan, “AHHH. Mas Enak, itilnya dong aduh Gatell…”. Tangannya memegang kepalaKu dan di tekan ke vaginanya. Sedang Gatot terus memainkan buah dadanya.

Aku terus memainkan klitorisnya dengan lidahKu. Lobang vaginanya aku sodok dengan jariKu. Berlendir sekali. dan sebentar saja istriKu mengejang, “Mas… aku tak kuat, ahh udah gatel banget”. Dia mencapai orgasme dengan dasyat.

Aku melepaskannya. Juga Gatot. IstriKu tergeletak ngos-ngosan.

“Gatot, gantian jilati memeknya”, kataKu.

Lidah gatot langsung bermain di memeknya. Sherly mengelijing kembali.

“Ahhh… udah, ngilu Mas.. Ahh…entot aja entottt.. Aku….”, pintanya.

Tapi Gatot terus menjilatnya. Tak peduli istriku meronta. Gatot menahan paha istriku ,dan terus membiarkan lidahnya menari di klitoris istriku, sampai istriku kembali kejang lagi. Dia orgasme lagi.

Lalu Gatot membuka pakaiannya, penisnya ternyata lumayan besar. Gatot mengarahkan penisnya ke mulut istriku. Sherly langsung melahap kontol itu, dengan nasfu sekali. Menyedotnya. Tapi itu tak lama, rasanya Gatot sudah tak sabar, ingin mencicip vagina istriKu.

Lalu perlahan penisnya di tekan masuk liang sagama istriKu.

“Ahh ,pelan pelan mas ”, desah istriKu. Dan Gatot pun mulai goyang. IstriKu mulai mendesah desah dalam kenikmatannya.

Aku membelai-belai rambut istriku. Mencium bibirnya nafsu.”Enak tidak sayang kontol Gatot…” kataKu.

“Enak, ahh…ahh… enak… kontol mas Gatot enak…”, Katanya. Kata katanya menbuat Gatot makin nafsu. Gatot lalu me*******nya makin cepat, dan menekan makin dalam.

“Ahhh.. gila… terus….. Aku gatel aku gatel banget mas.”.

Aku membuka celanaKu. Aku sodorkan penisku ke mulut istriku. Dan Sherly mengemot penisKu nafsu sekali. Yah baru kali ini Sherly mendapat pengalaman ini, saat dia main dengan cowok lain, dan mulutnya mengulum penis suaminya. Seperti di film bokep.

Gatot terus mengocok penisnya dalam lobang vagina Sherly. Dan istriku pun makin nafsu mengemot penisKu.

Kemudian Sherly meleguh, “Auuuwwa, Maas aku keluarrr…” Tubuhnya kejet kejet. Dan melepas penisku dari mulutnya. Aku mengocok penis yang sedang tanggung Ku dan Sroottt.. spermaKu memuncrat keluar. Dan Gatot mempercepat irama gerakan penisnya. Istriku mengeliat seperti penari ular.

“ahhh…ohh…..”, lalu Gatot menembakan spermanya dalam lobang vagina istriku.

Kami bertiga sama sama lelah. Kami beristirahat, sambil makan. Sambil bercanda dan berbincang bincang. Istriku, sudah bisa menerima Gatot. Dan dari cara bercandanya pun tak jauh dari hal-hal porno.

Kami mulai menjadi horny kembali. Gatot yang sudah mulai horny. Sambil duduk di sofa dia memperlihatkan penis besarnya mengacung. IstriKu menatapKu, seperti minta izin sama aku. Aku berkata, “Sedot deh…”

Istriku menungging dan mengemot penis Gatot yang duduk di sofa.

Melihatnya penisku juga ikut ngaceng. Pantat istriKu yang menunging indah sekali aku menghapirinya, aku melebarkan kakinya, aku meraba vaginanya yang basah. Dengan menunduk aku membelah pantanya, menjilati klitorisnyanya. IstriKu mengelijing dan melepaskan penis Gatot dari mulutnya

“Oahhh…ahhhhh…”

Gatot bertata”kenapa sayang…”.

“oh…Ashshh… itilku jadi gatel.. di jilati suami Ku… ohh Masss…”, desah istriku dengan genit.

Aku terus menjilati klitorislnya. Dan Sherly mengelijing dan terus mengemot penis Gatot. Aku terus menjilati klitorisnya yang semakin membesar karena nafsu.

Sherly tetap asik mengemot dan menjilati penis Gatot. Lalu aku mulai mengesek kepala penisKu ke belahan istriku dari belakang istriku. Dia mengelijing, “Ahhh..ahhh masukin aja mas masukin aja…”.

Aku tekan penisKu dalam posisi istriku menunging. Terasa sekali vaginanya menjepit erat penisKu.

Aku terus mengoyangnya, dan Sherly menggelijing dan mendesah desah…

”Ahhh, Mas.. terus.. tekan….”, dan aku terus mengoyangnya dengan nafsu. Kira-kira 10 menit, Sherrly mengejang, “Ahhh, Mas aku keluar….”, tubuhnya kejang.

Aku semakin nafsu, ada kebanggan tersendiri buatku, dapat membuat istriku orgasme. Aku terus menggoyangnya, sampai aku juga keluar. Dan Gatot pun keluar. Kita sama-sama puas hari itu.

Aku suka sekali, banyak yang bilang aku gila, tapi tak peduli, yang penting aku menikmatinya. Sekarang, aku dan Istriku makin terobsesi, untuk bermain dengan cara ini.







ISTRIKU SAYANG

Kehidupanku berumah tangga dalam hal materi bisa dikatakan di atas rata-rata. Aku memiliki rumah yang cukup besar dengan kolam renang serta taman yang indah di daerah elite Surabaya. Istriku bernama Anik, ia memiliki toko pakaian semacam butik di Tunjungan Plaza dan namaku sendiri Freddy, sebagai kepala cabang sebuah bank devisa swasta yang besar. Setiap hari kami berangkat dengan kesibukan masing-masing. Istriku mengendarai mobil Civic Sport dan aku mempergunakan mobil kantor. Untuk menambah kegiatan dan menjaga bentuk tubuhnya, istriku mengikuti kursus senam dan aku terkadang mengantarnya jika kebetulan hari libur. Aku sangat menyayanginya.

Di kantor aku terkenal pendiam dan jarang sekali bersenda gurau dengan bawahanku, bahkan sekretarisku sempat mengatakan pada temannya bahwa aku orang yang frigid dan sulit terangsang. Di ruanganku terdapat satu sekretaris keturunan cina masih muda sekali sekitar 23 tahun, Liem Fei namanya. Dia menjadi sekretaris sejak direktur sebelumku, dandanannya cukup berani dengan rok mini 15 cm kira-kira di atas lutut dan kulitnya putih bersih, sering kali menggoda pandanganku dengan menyilangkan kakinya bergantian sehingga sesekali terlihat pangkal pahanya yang menonjol, tapi itu tak membuatku tertarik. Bahkan jika dia menyodorkan surat untuk kutanda-tangani tak segan-segan dia datang kepadaku sambil membungkuk dan mata nakalku mencuri pandang pada belahan dadanya yang ranum, maklum belum menikah sih, kadang-kadang muncul watak nakalku ingin menyentuh daging itu, tapi kuurungkan niatku.

Aku ditugaskan ke Jakarta oleh pusat untuk rapat dan laporan setengah tahunan selama lima hari dan istriku sudah hafal dengan kondisiku. Aku memang sering pergi ke Jakarta untuk urusan semacam itu, tapi pagi ini kelihatan sekali berubah. Istriku mempersiapkan kepergianku dengan senang dan bahagia, cepat-cepat kutepiskan prasangka burukku. Aku berangkat ke bandara dengan mobil kantor sedangkan istriku berangkat ke tokonya.

Urusanku di Jakarta dapat kuselesaikan lebih cepat dari rencana, hanya 3 hari. Berarti sesuai dengan ijinku aku dapat santai di rumah 2 hari, lumayan. Waktu ini aku pergunakan untuk istirahat dan mengurus kebun yang menjadi salah satu hobiku saat libur bekerja. Aku mengambil penerbangan jam 08.30 agar sampai di rumah tidak terlalu siang. Sampai di bandara aku langsung menuju tempat parkir kendaraan. Kulajukan kendaraanku dengan cepat agar sampai di rumah. Sesampai di depan rumah tak kulihat siapa-siapa, aku berfikiran bahwa istriku sedang di tokonya, akan kujemput biar dia terkejut pikirku, tetapi kuperhatikan pintu garasi agak membuka sedikit. Kendaraanku urung kumasukkan ke dalam. Aku berjalan perlahan mendekati pintu pagar, kulihat terkunci. Dengan kunci duplikat yang kumiliki aku membukanya dan perlahan aku masuk lewat pintu garasi yang terbuka. Kulihat di belakang kendaraan istriku ada Panther warna merah metalik, “Mobil siapa ya, seingatku saudara-saudaraku atau saudara istriku tak punya mobil seperti itu”, tanyaku dalam hati.

Aku mendekati mobil tersebut dan “Klek” ternyata Panther merah ini tidak terkunci, aku membuka-buka laci untuk mencari petunjuk pemilik kendaraan tersebut. Dan.. kutemukan kartu anggota club senam dengan identitas pemilik bernama “Darwis” dengan alamat Jl. Semanggi Dalam 73. Cepat-cepat kusalin alamat tersebut dalam notes kecilku. Kedua anakku memang sedang liburan sekolah. Dia berlibur di rumah neneknya seminggu yang lalu. Dengan berjalan mengendap terus kuperhatikan sekeliling rumahku, kudengar suara renyah tawa istriku di belakang dan sesekali erangan manja. Aku berjalan mendekati suara itu, dengan mengintip sekelilingnya, akhirnya aku sempat terkejut dibuatnya. Melalui kisi-kisi pintu garasi kulihat dengan jelas ke arah kolam renang ada 2 makhluk berlainan jenis sedang bercanda mesra. Dia adalah istriku Anik dengan lelaki yang sesuai dalam foto kartu anggota senam dan cerita temanku Wenny. Hatiku panas melihatnya, Anik dengan memakai pakaian renang mini hanya menutup payudara dan vaginanya saja, sedangkan Darwis mempergunakan celana renang kecil mirip CD. Mereka berdua asyik sambil berlari. Mereka menceburkan diri kemudian berbalik minum dan saling berbincang.

Kulihat Anik merapatkan duduknya pada Darwis dan setelah bercakap-cakap sebentar tangan Darwis menggelitik pinggang Anik, dia menggelinjang sambil mendesah “Ampun Wis.. lepaskan geli nih..” pintanya, sementara tangan Darwis terus mengucek pinggang Anik yang ramping. Anik semakin menggelayut manja pada Darwis dan kesempatan ini tidak disia-siakan oleh Darwis dengan memeluk serta mengulum mulut Anik yang ranum. Aku jadi semakin panas melihat adegan ini. Kuperhatikan terus mereka sambil menahan panas hati yang semakin membara. Kulihat tangan Darwis semakin berani mengelus seluruh tubuh istriku, kini istriku tidur dipangkuan Darwis sementara mulut Darwis tidak lepas dari mulut istriku. Dibiarkannya tangan Darwis menelusuri payudaranya yang ranum, Anik mengangkat dadanya tinggi-tinggi sehingga tangan Darwis berhasil menyusup di belakang pinggang Anik dan melepas pengait BH-nya, Anik tergolek hanya dengan memakai celana dalam saja. Kuperhatikan dari jauh tampak tubuh Anik yang mulus dengan payudara mencuat dan pentilnya menonjol merah kecoklatan ditimpa tangan Darwis yang kecil hitam dan berbulu kontras sekali. Aku secara tidak sadar mulai terangsang juga melihat mereka berdua yang semakin menjadi-jadi, mulut Darwis menelusuri seluruh lekuk tubuh Anik dan Anik semakin menggelinjang tak menentu. Mulut Darwis berhenti pada puting susu Anik dan dihisap-hisap seperti bayi kelaparan sedangkan tangannya tak berhenti pada pinggang saja terus bergerak tiap centimeter pada kulit halus Anik. Aku semakin senewen dibuatnya, kupegang penisku mulai mengeras juga melihat adegan gila tersebut.

Semakin lama tangan Darwis semakin berani, perlahan dimasukkan kedalam CD Anik dan diuceknya vagina Anik. Tangan kecil hitam dan berbulu tersebut kini tenggelam dalam vagina Anik. Tali pengait CD di pinggang ditarik keras oleh Darwis dan kini aku juga jelas melihat Anik tidur telentang tanpa busana, sesaat Darwis memandang penuh kekaguman tubuh putih mulus dengan buah dada besar bergoyang serta bulu vagina cukup lebat hitam dan keriting dan mata Anik terpejam pasrah. Tidak menunggu lama, tangan Darwis memegang dua lutut Anik dan merenggangkannya, sehingga tampak jelas daging kecil merah di tengah vagina Anik, dan Darwis mulai menjilati dengan rakus. Anik semakin menggelinjang merasakan ulah Darwis. Dijulurkan lidahnya memasuki lubang vagina yang membasah, Anik mengangkat pantatnya tinggi-tinggi saat mulut Darwis manjauhi vaginanya seakan Anik tidak rela mulut Darwis menjauh dari vaginanya. Tak lama kemudian Anik bangun dan mendorong Darwis untuk tidur, Anik mulai merayap pada tubuh Darwis yang kurus, diciuminya Darwis menyeluruh dari mulut sampai dada, mulut Anik terus menjalar ke perut sementara tangannya menuju CD Darwis, diusapnya perlahan dari luar kemaluan Darwis dan Darwis menggelinjang. Tangan Anik menarik keras CD Darwis dan kulihat kemaluan Darwis berdiri tegak menantang, aku terkejut juga melihat ukurannya, Darwis yang orangnya kecil ukuran kemaluannya luar biasa panjang dan besarnya kuperkirakan 22 centimeter sedangkan tangan istriku mulai mengocok turun naik.

Kemaluan Darwis tidak dapat digenggam semua oleh Anik. Sambil mengocok Anik memandangi kemaluan Darwis dengan kagum dan mulut yang tak henti mendesah. Tanpa membuang waktu lagi mulut Anik maju menelungkupi kemaluan Darwis, tapi sayang mulut mungil itu tak sanggup menampung kemaluan yang membonggol, dipaksakannya mulut Anik mengulum tapi tetap tak bisa. Akhirnya hanya kepala dan sebagian kemaluan yang berhasil tenggelam dalam mulut Anik. Telur kemaluan tak lepas dari jilatan lidahnya, kulihat gerakan tubuh Darwis mulai tak beraturan, dan akhirnya Anik mengambil inisiatif dengan memegang kepala kemaluan Darwis, diarahkan kevaginanya dan Anik dalam posisi di atas menduduki paha Darwis. Anik berusaha memasukkan semua bagian milik Darwis. Hal itu kulihat dari kesungguhannya dalam menuntun kemaluan Darwis menuju lubangnya. Dengan setengah menjerit kudengar Anik berhasil. Saat pantat Anik naik kulihat lubang vaginanya seolah mau ikut keangkat karena terbebani olah kemaluan yang begitu besar. Sambil meringis Anik mulai menggerakkan pantatnya cepat-cepat dan..

“Ahh.. enngghh.. szztt”,

Kudengar juga suara kecipak, kelihatannya vagina Anik sudah banjir, tapi Darwis masih senyum-senyum saja melihat ulah Anik yang menggila. Aku jadi tidak betah, cepat-cepat kukeluarkan kemaluanku dan kuelus sebentar, kiranya spermaku sudah muncrat keluar, sambil kupandangi kemaluanku dan kubandingkan, jauh sekali dengan milik Darwis, makanya istriku tergila-gila kepadanya. Kini istriku dalam posisi menungging sementara Darwis asyik memegang pinggul serta meremasnya sambil menyodok-nyodokan penisnya keras-keras ke vagina Anik lewat belakang, aku jadi senewen, kenapa Darwis bisa sekuat itu, padahal aku cuma lima kali keluar masuk sudah bubar. Kulihat butir-butir keringat istriku meleleh rata di tubuhnya, akhirnya kulihat Anik berbalik, ditariknya keluar penis Darwis, dikocok dan dikulumnya lagi sambil mulutnya tetap bergumam.

Darwis berteriak dan kusaksikan mulut Anik penuh dengan sperma Darwis dan Anik masih terus mengocoknya. Mulut itu masih tetap menjilat dan membersihkan sperma dengan rakus. Setelah bersih barulah Anik tersenyum dan Darwis memeluknya. Aku jadi bingung dan cepat-cepat aku ke kendaraan untuk kembali ke kantor, pikiranku suntuk, tak kusangka Anik tergila-gila dengan penis besar milik Darwis.







Birahi Waktu Istri Hamil

Mentari pagi menembus tirai jendela kamarku, saya pun terbangun, saya melihat ke arah kiri, istriku masih tertidur pulas, biasanya dia paling rajin lari pagi di pantai, belakang rumahku, mungkin karena dia capek karena baru pulang dari luar negeri untuk bertemu dengan kakaknya.

Saya termasuk hypersex, dalam sehari minimal HARUS sekali melakukan sex, jika istriku lagi berhalangan, terpaksa saya gigit jari, tetapi kemarin saya tidak mendapat “jatah” dikarenakan istriku pulang sudah malam, dan kita hanya bisa berbincang sebentar lalu dia tidur.

Saya membuka selimutnya, lalu saya dekati tubuhnya dengan mukaku, perlahan-lahan saya mencium aroma tubuhnya yang sangat membangkitkan gairahku. Saya sangat menyukai sekali aroma tubuhnya sewaktu tidur, karena aromanya natural bukan buatan, itulah salah satunya kenapa saya sangat mencintainya, tidak ada 1 nilai minuspun yang ada padanya, wajah, tubuh, aroma, hati, sifat, semuanya PERFECT, maka dia merupakan anugrah yang terindah yang kumiliki, tidak ada 1 pun yang dapat menggantikannya, mungkin saya lebih mencintainya dari pada mencintai diri sendiri, saya lebih rela kehilangan semua harta dari pada kehilangannya, maka dari itu banyak sifat-sifat jelek saya dahulu, saya buang.

Dahulu saya sering gonta-ganti wanita, sering melakukan party sex bersama teman-teman, sering booking para model, beberapa artis, perex luar (Cina/Taiwan/dll), mahasiswi, dll. Tetapi semua itu saya tinggalkan demi dia, banyak teman yang meninggalkan/tidak pernah menghubungi saya lagi, tetapi saya tidak peduli, saya pikir, saya tidak hidup dari mereka, malah mereka yang banyak “mengambil” uang dari saya untuk “menyewa” para wanita tsb,. mungkin sudah puluhan milyar saya habiskan untuk itu semua.

Memang saya masih suka selingkuh, tapi itu saya lakukan jika dia sedang berhalangan atau sedang pergi ke luar negeri sendiri, seperti minggu lalu. Sayapun melakukan itu tidak ingin sampai dia tahu, makanya saya tidak pernah memberikan no telp/handphone, jika saya butuh, saya yang call. Dan tidak ada seorang karyawan saya (pembantu, satpam, bodyguard) yang berani membuka rahasia ini, jika ada yang berani, saya jamin orang tsb akan segera bertemu dengan “pembuatnya”.

Saking mencintainya, jika istriku ingin shopping dan saya sedang sibuk, maka saya utus 3 bodyguard untuk menemaninya.

Saya pernah berpesan kepada semua bodyguard, tidak ada yang boleh mengganggu istriku, jika sampai sehelai rambutnya rontok karena ulah seseorang, maka orang tsb harus menerima “hadiah” yang berharga. Pernah ada kejadian dimuat di hampir semua surat kabar Jakarta, kejadiannya di depan Keris Gallery Menteng, istri saya ditodong, dan tanpa ampun orang tsb dikasih hadiah di keningnya berupa “timah”. Mereka melakukan itu semua karena perintah dari saya, sebab saya pernah berkata: “jika sampah di rumah tidak segera dibuang, maka rumah tsb akan terdapat kuman dan bakteri yang membuat penghuninya tidak sehat, negarapun seharusnya demikian, jika ada “sampah masyarakat” harus segera dimusnahkan agar negara ini sehat”. Dan motto itu selalu saya jalankan, dan saya perintahkan ke semua bodyguard untuk menjalankan, belum ada 1 orang pun yang pernah menodong/merampok saya sekeluarga masuk ke sel, tetapi selalu masuk ke tanah. Untuk apa orang seperti itu masuk ke sel, keluar akan meresahkan masyarakat kembali, jika dia masuk ke tanah, masyarakat akan ikut tenang.

Setelah puas mencium aroma tubuhnya, perlahan-lahan saya membuka pakaian tidurnya, dia selalu tidak pernah memakai pakaian dalam. Saya membuka pahanya perlan-pelan dan memperhatikan vaginanya, sangat cantik sekali, berwarna merah muda. Gairahku bangkit kembali, langsung saya menciumi perlahan-lahan Mulutku dengan cepat menempel ketat pada kedua bibir kemaluannya dan lidahku menyapu serta menjilat gundukan daging kecil pada bagian atas lubang kemaluannya. Segera terasa badannya bergetar dengan hebat dan kedua tangannya mencengkeram kepadaku, ternyata istriku telah terbangun dari tidurnya. Dia menekan ke bawah disertai kedua pahanya yang menegang dengan kuat.

Keluhan panjang keluar dari mulutnya”Oohh.., oohh.., oohh..!”

Saya merubah posisi 69, batang kemaluanku dipegang olehnya, lalu saya merasakan ujung lidahnya mulai bermain-main di seputar kepala penisku, suatu perasaan nikmat tiba-tiba menjalar dari bawah terus naik ke seluruh badanku, sehingga dengan tidak terasa keluar erangan kenikmatan dari mulutku. Kami terus bercumbu, saling hisap-mengisap, jilat-menjilat seakan-akan berlomba-lomba ingin memberikan kepuasan pada satu sama lain. Setelah 8 menitan bertempur, istriku mulai mengejang dan berteriak.

“Aahh.. aahh..” jeritannya disertai dengan merapatnya kedua paha, serta dicakar-cakarnya buah pantatku.

Satu setengah menit dia menjepit kepalaku, sampai akhirnya dia terkulai, sementara saya terus dengan aksiku menjilati setiap tetes air yang mengalir dari lubuk vaginanya.

“Enough.. honey.. auuow..” rintihnya.

Dia menjatuhkan diri dan telentang pasrah sambil menarik nafas panjang, pandangan matanya menerawang ke langit-langit kamar.

“Sudah tidak yach, karena ditinggal 1 minggu”, katanya.

“Iya nich, 1 minggu gue cuma bisa gigit jari, sekarang lu harus bayar semua” balasku.

“He he he..” istriku tersenyum manis.

Beberapa saat kemudian saya menyuruhnya untuk menungging. Dalam keadaan menungging begitu dia kelihatan lebih aduhai!

Bongkahan pantatnya yang putih dan mulus itu yang bikin aku tidak tahan. Kupegang penisku dan langsung kuarahkan ke vaginanya, lalu langsung kukayuh perlahan-lahan, setelah sekian lama Kuraih badannya yang kelihatan sudah mulai mengendur. Kupeluk dari belakang, kutaruh tanganku di bawah payudaranya, dengan agak kasar kuurut payudaranya dari bawah ke atas dan kuremas dengan keras.

“Eengghh.. oohh.. ohh.. aahh”, tidak lama setelah itu bendunganku jebol, kutusuk keras banget, dan spermaku menyemprot lima kali di dalam.

Setelah istirahat sejenak, kami lalu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Lalu kembali ke ranjang. Sambil tiduran kami ngobrol dan becanda, sampai saya terangsang kembali. Kemudian sambil telentang saya menarik dia ke atasku, sehingga sekarang dia tidur tertelungkup di atasku. Badannya dengan pelan kudorong agak ke bawah dan kedua pahanya kupentangkan. Kedua lututku dan pantatku agak kunaikkan ke atas, sehingga dengan terasa penisku yang panjang dan masih sangat tegang itu langsung terjepit di antara kedua bibir kemaluannya. Dengan suatu tekanan oleh tanganku pada pantatnya dan sentakan ke atas pantatku, maka penisku langsung menerobos masuk ke dalam lubang kemaluannya. Amblas semua batangku.

“Aahh..!” terdengar keluhan panjang kenikmatan keluar dari mulutnya.

Saya segera menggoyang pinggulku dengan cepat karena kelihatan bahwa dia sudah mau klimaks. Saya tambah semangat juga ikut mengimbangi dengan menggoyang pantatnya dan menggeliat-geliat di atasku. Kulihat wajahnya yang cantik, matanya setengah terpejam dan rambutnya yang panjang tergerai, sedang kedua buah dadanya yang sexy itu bergoyang-goyang di atasku.

Ketika kulihat pada cermin besar di lemari, kelihatan pinggulnya yang sedang berayun-ayun di atasku. Batang penisku sebentar terlihat sebentar hilang ketika dia bergerak naik turun di atasku. Hal ini membuatku jadi makin terangsang. Tiba-tiba sesuatu mendesak dari dalam penisku mencari jalan keluar, hal ini menimbulkan suatu perasaan nikmat pada seluruh badanku. Kemudian air maniku tanpa dapat ditahan menyemprot dengan keras ke dalam lubang vaginanya, yang pada saat bersamaan pula terasa berdenyut-denyut dengan kencangnya disertai badannya yang berada di atasku bergetar dengan hebat dan terlonjak-lonjak. Kedua tangannya mendekap badanku dengan keras. Pada saat bersamaan kami berdua mengalami orgasme dengan dasyat. Akhirnya dia tertelungkup di atas badanku dengan lemas sambil dari mulutnya terlihat senyuman puas.

“Thanks yach, lu sudah memberikan breakfast yang nikmat sekali..!” katanya

Saya membalasnya dengan memberi ciuman di keningnya.

“Honey.. i wanna to tell you something” lanjutnya.

“What honey?” jawabku

“You must be promise 1st”

“Promise for what?”

“Promise don’t mad with me”

“I can’t mad to you honey” jawabku sambil mencium keningnya lagi.

“OK.. I’m pregnant” katanya pelan.

“WHAT.. are you serious?”

“Yes.. honey”

Mungkin karena terlalu senang, seperti orang kesurupan, saya langsung memeluknya dengan erat, dan menciuminya bertubi-tubi.

Kami berpelukan dan berciuman disertai kedua tangan kami yang saling mengelus-elus dan memijit-mijit satu sama lain, sehingga dengan cepat nafsu kami terbangkit kembali. Lidah kami saling berpilin dan menyedot, enak sekali rasanya. Kupencet-pencet puting susunya sambil terus berciuman. Sekarang mulutku berpindah ke leher jenjangnya, kujilat lehernya dan tanganku makin ganas di dadanya. Istriku membalik tubuhnya dan berada di atasku, lalu dia mengambil posisi 69, tanpa basa basi dijilatinya barangku mulai dari buah pelir ke kepalanya, kemudian dimasukkan ke mulutnya. Saya langsung menjilati klitorisnya yang sudah basah itu dan dibalasnya dengan sedotan-sedotannya yang nikmat, dia membiarkan batang kemaluanku dalam mulutnya dan dimain-mainkan dengan lidahnya sambil dihisap, sementara aku mengigit pelan bibir kemaluannya.

Setelah 10 menit, karena saya tidak mau cepat-cepat orgasme kusuruh dia berhenti. Kali ini dia tidur telentang, saya menindihnya dan kumasukkan batang kemaluan ke dalam liang kewanitaannya. saya mulai memompanya. Kugerakkan pantatku naik turun dan dia pun mengikuti gerakan tubuhku. Dia mulai ribut merintih sambil mengigiti jarinya, menggeleng-gelengkan kepalanya, dan kakinya sudah melingkari pinggangku, sesekali dia juga mencium bibirku.

“Ohh.. mooree..!”

Makin lama makin kupercepat gerakanku, kami semakin liar di ranjang, kalau ranjangnya murahan bisa-bisa ambruk karena guncangan sekuat ini. 30 menit kami berada dalam posisi ini, tubuh kami sudah mandi keringat. Akhirnya kurasakan dia mulai mengejang, kedua kakinya semakin kencang menjepit pinggangku, tangannya memelukku erat-erat bahkan kurasakan kukunya mulai menggores punggungku, tapi tak kuhiraukan.

Akhirnya cairan hangat kurasakan membasahi batang kemaluanku disertai lolongan panjangnya. Tapi saya masih belum orgasme, kuteruskan menggenjotnya sampai 5 menit kemudian giliranku yang menyemburkan maniku di dalam liang kewanitaannya. Tubuhku mulai melemas, kami saling cium sambil berguling-guling sampai akhirnya berbaring dengan nafas terengah-engah.

“I’m very glad you pregnant!” kataku terbata-bata karena nafasku masih tidak bisa teratur.

“I love you” balasnya sambil menyeka keringat di dahiku.

Mendadak dia menciumku turun ke leher, dada, perut, akhirnya batang kemaluanku. Dikulumnya batang kemaluanku yang masih berlumur sperma dan cairan liang kewanitaannya itu dengan rakus. Batang kemaluanku yang tadinya mulai loyo kembali menegang di mulutnya. Saya mengubah posisiku bersandar di ujung ranjang sehingga saya bisa memijat-mijat payudaranya yang berukuran sexsy itu.

Setelah membersihkan batang kemaluanku, dia duduk di pangkuanku dengan posisi berlutut. Sambil kuelus-elus pantatnya dia perlahan-lahan menurunkan badannya sampai batang kemaluanku tertanam di liang senggamanya. Tanpa kuperintah, dia langsung menggerakkan tubuhnya turun naik seperti naik kuda. Payudaranya yang tepat di depan wajahku ikut bergoyang-goyang naik turun seirama gerakan badannya. Kuhisap payudara kirinya sementara yang kanan kupijat-pijat dengan lembut sesekali kuputar & kutarik puting merah muda yang sudah keras itu.

Sebelum klimaks kedua kalinya kusuruh dia berganti posisi. Kali ini dia menungging di depanku, ingin main belakang rupanya sekarang. Kumasukkan batang kemaluanku dan tanganku meremas-remas payudaranya yang menggantung itu. Genjotanku membuatnya mengerang-erang nikmat sambil terus memacu tubuhnya mengimbangi gerakanku. Butir-butir keringatnya berjatuhan di ranjang.

Setelah 15 menit bermain doggy style, kita orgasme bareng, spermaku menyemprot 2X ke dalam rahimnya.

Setelah kami istirahat 1 jam, kami pergi ke restaurant untuk merayakan kehamilan yang pertama ini. Ternyata istriku ke luar negeri tidak hanya untuk menjenguk kakaknya, tetapi juga untuk memeriksa kehamilannya.

Saya mohon doa kepada semua pembaca untuk keselamatan istri dan anakku yang masih di kandungannya.







Aku Jadi Taruhan Judi

Rita (34) nyaris putus asa dalam menjalani hidup ini. Suaminya, Aryo, justru menjadikannya sebagai seorang pelacur. Aku tak pernah menyangka jika Mas Aryo tega menjual tubuhku. Ketika pertama kali aku mengenalnya, dia adalah laki-laki yang baik dan selalu menjagaku dari berbagai godaan laki-laki lain. Kami menikah lima tahun yang lalu dan dikarunai seorang anak laki-laki berusia tiga tahun dan kami beri nama Rizal. Perkimpoian kami mulus-mulus saja sampai Rizal muncul diantara kami. Tentu saja waktuku banyak tersita untuk mendidik Rizal.

Mas Aryo berkerja di perusahaan swasta yang bergerak dibidang produksi kayu, sedangkan aku hanya tinggal di rumah. Tetapi aku tidak pernah mengeluh. Aku tetap sabar menjalankan tugasku sebagai ibu rumah tangga sebaik-baiknya. Sebenarnya setiap hari bisa saja Mas Aryo pulang sore hari. Tetapi belakangan ini dia selalu pulang terlambat. Bahkan sampai larut malam.

Pernah ketika kutanyakan, kemana saja kalau pulang terlambat. Dia hanya menjawab “Aku mencari penghasilan tambahan Rit”, jawabnya singkat.

Mas Aryo makin sering pulang larut malam, bahkan pernah satu kali dia pulang dengan mulut berbau alkohol, jalannya agak sempoyongan, rupanya dia mabuk. Aku mulai bertanya-tanya, sejak kapan suamiku mulai gemar minum-minum arak. Selama ini aku tidak pernah melihatnya seperti ini. Kadang-kadang ia memberikan uang belanja lebih padaku. Atau pulang dengan membawa oleh-oleh untuk aku dan Rizal anak kami.

Setiap kali aku menyinggung aktivitasnya, Mas Aryo berusaha menghindari. “Kita jalankan saja peran masing-masing. Aku cari uang dan kamu yang mengurus rumah. Aku tidak pernah menanyakan pekerjaanmu, jadi lebih baik kamu juga begitu”, katanya.

Aku baru bisa menerka-nerka apa aktivitasnya ketika suatu malam, dia memintaku untuk menjual gelang yang kupakai. Ia mengaku kalah bermain judi dengan seseorang dan perlu uang untuk menutupi utang atas kekalahannya, jadi itu yang dilakukannya selama ini. Sebagai seorang istri yang berusaha berbakti kepada suami, aku memberikan gelang itu. Toh dia juga yang membelikan gelang itu. Aku memang diajarkan untuk menemani suami dalam suka maupun duka.

Suatu sore saat Mas Aryo belum pulang, seorang temannya yang mengaku bernama Bondan berkunjung ke rumah. Kedatangan Bondan inilah yang memicu perubahan dalam rumah tanggaku. Bondan datang untuk menagih utang-utang suamiku kepadanya. Jumlahnya sekitar sepuluh juta rupiah. Mas Aryo berjanji untuk melunasi utangnya itu. Aku berkata terus-terang bahwa aku tidak tahu-menahu mengenai utang itu, kemudian aku menyuruhnya untuk kembali besok saja.

Tetapi dengan pandangan nakal dia tersenyum, “Lebih baik saya menunggu saja Mbak, itung-itung menemani Mbak.”

Aku agak risih mendengar ucapannya itu, lebih-lebih ketika melihat tatapan liar matanya yang seakan-akan ingin menelanjangi diriku.

“Aryo tidak pernah cerita kepada saya, kalau ia memiliki istri yang begitu cantiknya. Menurut saya, sayang sekali bunga yang indah hanya dipajang di rumah saja” ucap Bondan.

Aku makin tidak enak hati mendengar ucapan rayuan-rayuan gombalnya itu, Tetapi aku mencoba menahan diri, karena Mas Aryo berutang uang kepadanya. Dalam hati aku berdoa agar Mas Aryo cepat pulang ke rumah, sehingga aku tidak perlu berlama-lama mengenalnya.

Untung saja tak lama kemudian Mas Aryo pulang. Kalau tidak pasti aku sudah muntah mendengar kata-katanya itu. Begitu melihat Bondan, Mas Aryo tampak lemas. Dia tahu pasti Bondan akan menagih hutang-hutangnya itu. Aku meninggalkan mereka di ruang tamu, Mas Aryo kulihat menyerahkan amplop coklat. Mungkin Mas Aryo sudah bisa melunasi hutangnya. Aku tidak dapat mendengar pembicaraannya, namun kulihat Mas Aryo menunduk dan sesekali terlihat berusaha menyabarkan temannya itu.

Setelah Bondan pulang, Mas Aryo memintaku menyiapkan makan malam. Dia menikmati sajian makan malam tanpa banyak bicara, Aku juga menanyakan apa saja yang dibicarakannya dengan Bondan. Aku menyadari Mas Aryo sedang suntuk, jadi lebih baik aku menahan diri. Setelah selesai makan, Mas Aryo langsung mandi dan masuk ke kamar tidur, aku menyusul masuk kamar satu jam kemudian setelah berhasil menidurkan Rizal di kamarnya.

Ketika aku memasuki kamar tidur dan menemaninya di ranjang, Mas Aryo kemudian memelukku dan menciumku. Aku tahu dia akan meminta ‘jatahnya’ malam ini. Malam ini dia lain sekali sentuhannya lembut. Pelan-pelan Mas Aryo mulai melepaskan daster putih yang kukenakan, setelah mencumbuiku sebentar, Mas Aryo mulai membuka bra tipis yang kukenakan dan melepaskan celana dalamku.

Setelah itu Mas Aryo sedikit demi sedikit mulai menikmati jengkal demi jengkal seluruh bagian tubuhku, tidak ada yang terlewati. Kemudian aku membantu Mas Aryo untuk melapaskan seluruh pakaian yang dikenakannya, sampai akhirnya aku bisa melihat penis Mas Aryo yang sudah mulai agak menegang, tetapi belum sempurna tegangnya.

Dengan penuh kasih sayang kuraih batang kenikmatan Mas Aryo, kumain-mainkan sebentar dengan kedua belah tanganku, kemudian aku mulai mengulum batang penis suamiku dengan lembutnya. Terasa di dalam mulutku, batang penis Mas Aryo terutama kepala penisnya, mulai terasa hangat dan mengeras. Aku menyedot batang Mas Aryo dengan semampuku, kulihat Mas Aryo begitu bergairah, sesekali matanya terpejam menahan nikmat yang kuberikan kepadanya.

Mas Aryo kemudian membalas, dengan meremas-remas kedua payudaraku yang cukup menantang, 36B. Aku mulai merasakan denyut-denyut kenikmatan mulai bergerak dari puting payudaraku dan mulai menjalar keseluruh bagian tubuhku lainnya, terutama ke vaginaku. Aku merasakan liang vaginaku mulai terasa basah dan agak gatal, sehingga aku mulai merapatkan kedua belah pahaku dan menggesek-gesekan kedua belah pahaku dengan rapatnya, agar aku dapat mengurangi rasa gatal yang kurasakan di belahan liang vaginaku.

Mas Aryo rupanya tanggap melihat perubahanku, kemudian dengan lidahnya Mas Aryo mulai turun dan mulai mengulum daging kecil clitorisku dengan nafsunya, Aku sangat kewalahan menerima serangannya ini, badanku terasa bergetar menahan nikmat, peluh ditubuhku mulai mengucur dengan deras diiringi erangan-erangan kecil dan napas tertahan ketika kurasakan aku hampir tak mampu menahan kenikmatan yang kurasakan.

Akhirnya seluruh rasa nikmat semakin memuncak, saat penis Mas Aryo, mulai terbenam sedikit demi sedikit ke dalam vaginaku, rasa gatal yang kurasakan sejak tadi berubah menjadi nikmat saat penis Mas Aryo yang telah ereksi sempurna mulai bergerak-gerak maju mundur, seakan-akan menggaruk-garuk gatal yang kurasakan.

Suamiku memang jago dalam permainan ini. Tidak lebih dari lima belas menit aku berteriak kecil saat aku sudah tidak mampu lagi menahan kenikmatan yang kurasakan, tubuhku meregang sekian detik dan akhirnya rubuh di ranjang ketika puncak-puncak kenikamatan kuraih pada saat itu, mataku terpejam sambil menggigit kecil bibirku saat kurasakan vaginaku mengeluarkan denyut-denyut kenikmatannya.

Dan tidak lama kemudian Mas Aryo mencapai puncaknya juga, dia dengan cepatnya menarik penisnya dan beberapa detik kemudian, air maninya tersembur dengan derasnya ke arah tubuh dan wajahku, aku membantunya dengan mengocok penisnya sampai air maninya habis, dan kemudian aku mengulum kembali penisnya sekian lama, sampai akhirnya perlahan-lahan mulai mengurang tegangannya dan mulai lunglai.

“Aku benar-benar puas Rit, kamu memang hebat”, pujinya. Aku masih bergelayut manja di dekapan tubuhnya.

“Rit, kamu memang istriku yang baik, kamu harus bisa mengerti kesulitanku saat ini, dan aku mau kamu membantu aku untuk mengatasinya”, katanya.

“Bukankah selama ini aku sudah begitu Mas”, sahutku. Mas Aryo mengangguk-angguk mendengarkan ucapakanku.

Kemudian ia melanjutkan, “Kamu tahu maksud kedatangan Bondan tadi sore. Dia menagih utang, dan aku hanya sanggup membayar setengah dari keseluruhan utangku. Kemudian setelah lama berbicang-bincang ia menawarkan sebuah jalan keluar kepadaku untuk melunasi hutang-hutangku dengan sebuah syarat”, ucap Mas Aryo.

“Apa syaratnya, Mas?” tanyaku penasaran.

“Rupanya dia menyukaimu, dia minta izinku agar kamu bisa menemani dia semalam saja”, ucap Mas Aryo dengan pelan dan tertahan.

Aku bagai disambar petir saat itu, aku tahu arti ‘menemani’ selama semalam. Itu berarti aku harus melayaninya semalam di ranjang seperti yang kulakukan pada Mas Aryo. Mas Aryo mengerti keterkejutanku.

“Aku sudah tidak tahu lagi dengan apalagi aku harus membayar hutang-hutangku, dia sudah mengancam akan menagih lewat tukang-tukang pukulnya jika aku tidak bisa membayarnya sampai akhir pekan ini”, katanya lirih.

Aku hanya terdiam tak mampu mengomentari perkataannya itu. Aku masih shock memikirkan aku harus rela memberikan seluruh tubuhku kepada lelaki yang belum kukenal selama ini. Sikap diamku ini diartikan lain oleh Mas Aryo.

“Besok kamu ikut aku menemui Bondan”, ujarnya lagi, sambil mencium keningku lalu berangkat tidur. Seketika itu juga aku membenci suamiku. Aku enggan mengikuti keinginan suamiku ini, namun aku juga harus memikirkan keselatan keluarga, terutama keselamatan suamiku. Mungkin setelah ini ia akan kapok berjudi lagi pikirku.

Sore hari setelah pulang kerja, Mas Aryo menyuruhku berhias diri dan setelah itu kami berangkat menuju tempat yang dijanjikan sebelumnya, rupanya Mas Aryo mengantarku ke sebuah hotel berbintang. Ketika itu waktu sudah menunjukkan sekitar pukul 20.00 malam. Selama hidup baru pertama kali ini, aku pergi untuk menginap di hotel.

Ketika pintu kamar di ketuk oleh Mas Aryo, beberapa saat kemudian pintu kamar terbuka, dan kulihat Bondan menyambut kami dengan hangatnya, Suamiku tidak berlama-lama, kemudian ia menyerahkan diriku kepada Bondan, dan kemudian berpamitan.

Dengan lembut Bondan menarik tanganku memasuki ruangan kamarnya. Aku tertunduk malu dan wajahku terasa memerah saat aku merasakan tanganku dijamah oleh seseorang yang bukan suamiku. Ternyata Bondan tidak seburuk yang kubayangkan, memang matanya terkesan liar dan seakan mau melahap seluruh tubuhku, tetapi sikapnya dan perlakuannya kepadaku tetap tenang, sehingga dikit demi sedikit rasa grogi yang menyerangku mulai memudar.

Bondan menanyakan dengan lembut, aku ingin minum apa. Kusahut aku ingin minum coca-cola, tetapi jawabnya minuman itu tidak ada sekarang ini di kamarnya, kemudian dia mengeluarkan sebotol sampagne dari kulkas dan menuangkannya sedikit sekitar setengah sloki, kemudian disuguhkannya kepadaku, “Ini bisa menghilangkan sedikit rasa gugup yang kamu rasakan sekarang ini, dan bisa juga membuat tubuhmu sedikit hangat. Kulihat dari tadi kelihatannya kamu agak kedinginan”, ucapnya lagi sambil menyodorkan minuman tersebut.

Kuraih minuman tersebut, dan mulai kuminum secara dikit demi sedikit sampai habis, memang benar beberapa saat kemudian aku merasakan tubuh dan pikiranku agak tenang, rasa gorgi sudah mulai menghilang, dan aku juga merasakan ada aliran hangat yang mengaliri seluruh syaraf-syaraf tubuhku.

Bondan kemudian menyetel lagu-lagu lembut di kamarnya, dan mengajakku berbincang-bincang hal-hal yang ringan. Sekitar 10 menit kami berbicara, aku mulai merasakan agak pening di kepalaku, tubuhkupun limbung. Kemudian Bondan merebahkan tubuhku ke ranjang. Beberapa menit aku rebahan di atas ranjang membuatku mulai bisa menghilangkan rasa pening di kepalaku.

Tetapi aku mulai merasakan ada perasaan lain yang mengalir pada diriku, ada perasaan denyut-denyut kecil di seluruh tubuhku, semakin lama denyut-denyut tersebut mulai terasa menguat, terutama di bagian-bagian sensitifku. Aku merasakan tubuhku mulai terangsang, meskipun Bondan belum menjamah tubuhku.

Ketika aku mulai tak kuasa lagi menahan rangsangan di tubuhku, napasku mulai memburu terengah-engah, payudaraku seakan-akan mengeras dan benar-benar peka, vaginaku mulai terasa basah dan gatal yang menyengat, perlahan-lahan aku mulai menggesek-gesekkan kedua belah pahaku untuk mengurangi rasa gatal dan merangsang di dalam vaginaku. Tubuhku mulai menggeliat-geliat tak tahan merasakan rangsangan seluruh tubuhku.

Bondan rupanya menikmati tontonan ini, dia memandangi kecantikan wajahku yang kini sedang terengah-engah bertarung melawan rangsangan, nafsunya mulai memanas, tangannya mulai meraba tubuhku tanpa bisa kuhalangi lagi. Remasan-remasan tangannya di payudaraku membuatku tidak tahan lagi, sampai tak sadar aku melorotkan sendiri pakaian yang kukenakan. Saat pakaian yang kukenakan lepas, Mata Bondan tak lepas memandangi belahan payudaraku yang putih montok dan yang menyembul dan seakan ingin loncat keluar dari bra yang kukenakan.

Tak tahan melihat pemandangan indah ini, Bondan kemudian menggumuliku dengan panasnya sembari tangannya mengarah ke belakang punggungku, tidak lebih dari 3 detik, kancing bra-ku telah lepas, kini payudaraku yang kencang dan padat telah membentang dengan indahnya, Bondan tak mau berlama-lama memandangiku, dengan buasnya lagi ia mencumbuiku, menggumuliku, dan tangannya semakin cepat meremas-remas payudaraku, cairan vaginaku mulai membasahi celana putihku.

Melihat ini, tangan bondan yang sebelahnya lagi mulai bermain-main di celanaku tepat di cairan yang membasahi celanaku, aku merasakan nikmat yang benar-benar luar biasa. Napasku benar-benar memburu, mataku terpejam nikmat saat tangan Bondan mulai memasuki celana dalamku dan memainkan daging kecil yang tersembunyi di kedua belahan rapatnya vaginaku.

Bondan memainkan vaginaku dengan ahlinya, membuatku terpaksa merapatkan kedua belah pahaku untuk agak menetralisir serangan-serangannya, jari-jarinya yang nakal mulai menerobos masuk ke liang tubuhku dan mulai memutar-mutar jarinya di dalam vaginaku. Tak puas karena celana dalamku agak mengganggu, dengan cepatnya sekali gerakan dia melepaskan celana dalamku. Aku kini benar-benar bugil tanpa tersisa pakaian di tubuhku.

Bondan tertegun sejenak memandangi pesona tubuhku, yang masih bergeliat-geliat melawan rangsangan yang mungkin diakibatkan obat perangsang yang disuguhkan di dalam minumanku. Dengan cepatnya selagi aku masih merangsang sendiri payudaraku, Bondan melepaskan dengan cepat seluruh pakaian yang dikenakan sampai akhirnya bugil pula. Aku semakin bernafsu melihat batang penis Bondan telah berdiri tegak dengan kerasnya, Besar dan panjang.

Dengan cepat Bondan kembali menggumuliku dengan benar-benar sama-sama dalam puncak terangsang, aku merasakan payudaraku diserang dengan remasan-remasan panas, dan.., ahh.., akupun merasakan batang penis Bondan dengan cepatnya menyeruak menembus liang vaginaku dan menyentuh titik-titik kenikmatan yang ada di dalam liang vaginaku, aku menjerit-jerit tertahan dan membalas serangan penisnya dengan menjepitkan kedua belah kakiku ke arah punggungnya sehingga penisnya bisa menerobos secara maksimal ke dalam vaginaku.

Kami bercumbu dengan panasnya, bergumul, setiap kali penis Bondan mulai bergerak masuk menerobos masuk ataupun saat menarik ke arah luar, aku menjepitkan otot-otot vaginaku seperti hendak menahan pipis, saat itu aku merasakan nikmat yang kurasakan berlipat-lipat kali nikmatnya, begitu juga dengan Bondan, dia mulai keteteran menahan kenikmatan tak bisa dihindarinya. Sampai pada satu titik saya sudah terlihat akan orgasme, Bondan tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, dengan hentakan2 penisnya yang dipercerpat.. akhirnya kekuatan pertahananku ambrol.. saya orgasme berulang-ulang dalam waktu 10 detik.. Bondan rupanya juga sudah tidak mampu menahan lagi serangannya dia hanya diam sejenak untuk merasakan kenikmatan dipuncak-puncak orgasmenya dan beberapa detik kemudian mencabut batang penisnya dan tersemburlan muncratan-muncratan spermanya dengan banyaknya membanjiri wajah dan sebagian berlelehan di belahan payudaraku. Kamipun akhirnya tidur kelelahan setelah bergumul dalam panasnya birahi.

Keesokan paginya, Bondan mengantarku pulang ke rumah. Kulihat suamiku menerimaku dengan muka tertuduk dan berbicara sebentar sementara aku masuk ke kamar anakku untuk melihatnya setelah seharian tidak kuurus.

Setelah kejadian itu, aku dan suamiku sempat tidak berbicara satu sama-lain, sampai akhirnya aku luluh juga saat suamiku minta maaf atas kelakuannya yang menyebabkan masalah ini sampai terjadi, tetapi hal itu tidak berlangsung lama, suamiku kembali terjebak dalam permainan judi. Sehingga secara tidak langsung akulah yang menjadi taruhan di meja judi. Jika menang suamiku akan memberikan oleh-oleh yang banyak kepada kami. Tetapi jika kalah aku harus rela melayani teman-teman suamiku yang menang judi. Sampai saat ini kejadian ini tetap masih berulang. Oh sampai kapankah penderitaan ini akan berakhir.







Dosa Seorang Istri

Pengalaman-pengalaman saya ini dimulai pada akhir tahun lalu, yang juga merupakan perkenalan pertama saya dengan sebuah Website cerita cerita dewasa.

Sebelum kejadian-kejadian tersebut, saya adalah seorang ibu rumah tangga yang baik dan tanpa cacat (menurut saya lho). Umur saya 42 tahun. Saya memiliki dua orang anak keduanya laki-laki. Anak saya terbesar Tony berumur 15 tahun di kelas tiga SMP, sedangkan sikecil Sandy masih berusia 4 tahun. Suami saya bekerja di suatu instansi pemerintah dan kami hidup normal dan bahagia. Saya sendiri seorang sarjana dari perguruan tinggi ternama di negara ini tetapi memilih tidak bekerja. Saya taat beragama dan mengenakan jilbab hingga sekarang.

Tetapi sejak kejadian-kejadian ini, saya merasa sebagai wanita berdosa yang tidak lagi mampu menghindari dosa bersetubuh dengan laki-laki yang bukan suami sendiri. Membayangkan kejadian-kejadian tersebut saya selalu ingin menangis tetapi pada saat yang sama saya juga didera oleh nafsu birahi membara yang tidak mampu saya atasi.

Kejadiannya adalah sebagai berikut. Saat itu sore hari sekitar jam tiga dan saya baru saja bangun tidur dan Sandy masih tertidur di sebelah saya. Sedangkan suami saya masih bekerja di kantor nya.

Dari dalam kamar saya dapat mendengar suara komputer yang dimainkan anak saya Tony di ruang tengah yang berbatasan langsung dengan kamar tidur saya. Kami berlangganan internet (saya sering juga browsing di internet dan mahir menggunakan komputer) dan sedangkan Tony sering sekali menggunakan komputer, tetapi saya tidak tahu persis apa yang dimainkan. Saya kira dia hanya main game saja. Pintu kamar saya agak terbuka.

Saya bermaksud untuk keluar dari kamar, tetapi ketika saya menarik pintu, apa yang terlihat membuat saya tertegun dan mengurungkan niat tersebut. Apa yang terlihat dari balik pintu membuat hati saya betul-betul terguncang. Walau agak kurang jelas, saya masih dapat melihat di layar komputer tampak sosok wanita kulit putih telanjang tanpa busana dengan posisi terlentang dan kaki terbuka dengan kemaluan yang tampak jelas. Saya menjadi kesal karena Tony yang masih anak-anak melihat hal-hal yang sangat terlarang tersebut. Tetapi yang kemudian membuat saya shock adalah setelah saya menyadari bahwa Tony sedang mengurut-urut penisnya. Dari dalam kamar saya dapat melihat resleting celana Tony terbuka dan celananya agak turun. Tony sedang duduk melihat layar sambil mengusap-usap penisnya yang tampak berdiri tegang dan kaku.

Sejak dia disunat lima tahun yang lalu saya, hampir tidak pernah lagi melihat anak saya itu telanjang. Tony sudah dapat mengurus dirinya sendiri. Tinggi Tony sekitar 158 cm dan sudah hampir sama dengan tinggi saya yang sekitar 162 cm. Samar-samar saya dapat melihat rambut kemaluannya yang tampaknya masih sedikit. Saya betul-betul tercengang melihat semua ini. Kemaluannya memang tidak berukuran besar tetapi melihat demikian kakunya batang anak ini membuat saya tanpa sadar berdebar. Batang kemaluannya tampak berwarna coklat kemerahan dengan urat-urat yang menonjol kebiruan. Samar-samar saya dapat mendengar napasnya yang terengah. Tony sama sekali tidak menyadari bahwa saya sudah bangun dan melihat kelakuannya dari balik pintu.

Kejadian Tony membelai-belai kemaluannya ini berlangsung terus selama lebih kurang empat-lima menit lamanya. Yang mengagetkan adalah reaksi kewanitaan tubuh saya, ternyata jantung saya terasa berdebar keras menyaksikan batang kemaluan yang demikian kaku dan berwarna semakin merah, terutama bagian kepalanya. Pandangan saya beralih-alih dari kemaluan wanita telanjang di layar komputer ke batang anak saya sendiri yang terus diusap-usapnya. Gerakan tangannya semakin cepat dan mencengkeram bagian kemaluannya dengan muka yang tampak tegang memandangi layar monitor. Kepala batang yang mengeras itu tampak diremas-remasnya. Astaga .., dari lubang di kemaluannya berleleran keluar cairan bening. Cairan kental bening tersebut diusap-usap oleh jari Tony dan dioles-oleskan ke seluruh kemaluannya. Kini ia juga menekan-nekan dan meremas kantung pelir dan dimainkannya bolanya. Kemaluan itu kini tampak basah dan berkilap. Napas Tony terdengar sangat keras tetapi tertahan-tahan. Saya merasa napsu birahi saya muncul, tubuh saya mulai gemetar dan darah mengalir di dalam tubuh dengan deras. Napas sayapun mulai tak teratur dan saya berusaha agar napas saya tak terdengar oleh Tony.

Apa yang saya lihat selanjutnya membuat saya sangat tergetar. Tubuh Tony tampak mengejang dengan kakinya agak terangkat lurus kaku, sementara tangannya mencengkeram batang kemaluan itu sekuat-kuatnya.

“Eeegh, heeggh .”, Tony mengerang agak keras, dan ya ampun …, yang tidak saya sangka-sangka akhirnya terjadi juga. Dari lubang di kepala batang kemaluannya terpancar cairan putih kental. Tony yang saya anggap anak kecil itu memuncratkan air mani. Cairan kental itu memuncrat beberapa kali. Sebagian jatuh ke perutnya tetapi ada juga yang ke lantai dan malah sampai ke keyboard komputer. Tangan Tony mencengkeram kontol yang memerah itu dan menariknya sekuatnya ke pangkal batang. Ohhh .., kontol itu tampak kaku, tegang, urat-urat menonjol keluar, mani muncrat keatas. Melihat air mani muncrat seperti itu segera saja saya merasakan lonjakan birahi yang luar biasa di sekujur tubuh saya. Memek saya terasa menjadi basah dan napas saya menjadi tersengal sengal

Saya berusaha mengendalikan diri dari rangsangan birahi sebisa-bisanya, ada semacam perasaan tidak enak dan bersalah yang tumbuh menyaksikan anak saya dan terutama atas reaksi tubuh saya seperti ini. Tony masih terus mengurut-urut batang kontolnya dan air mani yang tersisa tampak mengalir sedikit-sedikit dari lubang kencing di kepala kontolnya. Tony melumuri permukaan kontolnya dengan air mani tadi dan terus menggosok-gosok kontolnya. Kini kontol itu tampak diselimuti oleh mani berwarna keputihan. Samar-samar saya dapat mencium bau mani yang bertumpahan karena jarak saya dengan Tony sebetulnya sangat dekat hanya dua meteran.

Tony tampak mulai tenang dan napasnya semakin teratur. Kontol yang berleleran air mani mulai mengendur. Ia menghela napas panjang dan tampak lega terpuaskan. Kontol itu sekarang tampak terkulai kecil dan lemah berwarna kecoklatan, sangat berbeda dengan kejadian beberapa menit yang lalu. Tony kemudian berdiri dan menuju ke kamar mandi. Ia masuk ke kamar mandi dan menutup pintunya.

Seolah-olah ada yang menuntun, saya berjingkat menuju komputer tanpa menimbulkan bunyi. Saya memandang lekat ke layar komputer, mengagumi tubuh wanita muda berkulit putih (orang Barat) yang telah mengundang nafsu anak saya. Tanpa sadar saya menghela napas melihat kemaluannya. Rambut jembutnya berwarna kecoklatan tampak tertata seperti pernah dicukur. Sesuatu yang tidak pernah saya lakukan pada rambut kemaluan saya dan tak pernah terpikirkan untuk melakukannya. Pandangan saya beralih ke tetesan-tetesan mani yang tampak di dekat keyboard. Saya mengusap mani tersebut dengan jari dan entah mengapa saya mencium dan menjilati jari tangan saya yang berleleran dengan mani. Rasanya asin dan baunya terasa lekat, tetapi nafsu birahi saya terbangkit lagi. Saya tidak ingin Tony curiga. Dari layar komputer saya melihat address internetnya adalah ………. (tidak perlu saya sebutkan) dan saya catat saja di dalam hati. Saya berjingkat masuk kamar dan membaringkan tubuh. Tak lama saya dengar Tony kembali ke komputernya dan saya kira ia sedang membersihkan sisa-sisa mani yang tadi ia muncratkan. Kemudian saya dengar ia bermain game (kedengaran dari bunyi nya).

Lima belas menit kemudian saya pura-pura baru saja terbangun dan keluar dari kamar. Sikap Tony tampak agak canggung tetapi saya kira ia yakin bahwa kejadian tadi tidak saya ketahui. Saya sendiri bersikap seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa.

Sejak saat itu saya merasa ada perubahan luar biasa pada diri saya. Sebelumnya saya melakukan hubungan sex dengan suami hanyalah sebagai suatu hal yang rutin saja. Kejadian Tony melakukan onani didepan computer membuat saya menemukan sesuatu yang baru dalam hal soal sex. Sesuatu yang menggairahkan, nafsu birahi yang menggelegak, tetapi sekaligus perasaan dosa, karena ini dibangkitkan oleh kejadian yang dilakukan anak saya sendiri. Apa yang dilakukan anak saya membuat saya shock, tetapi yang juga mengerikan adalah justru anak saya sendiri membangkitkan nafsu birahi saya yang menyala-nyala. Tony yang selalu saya anggap anak masih kecil dan tidak mungkin berhubungan dengan hal hal yang berbau sex dan porno. Selalu terbayang di mata saya wajah Tony dengan napas terengah engah dan muka tegang, kocokan tangannya, batang kontol yang berwarna kemerahan sangat tegang dengan urat yang menonjol. Air mani yang memuncrat-muncrat dari lubang kontolnya. Ya Tuhan .. , KONTOL itu adalah milik anak saya.

Sejak kejadian itu saya sering terbayang penis Tony yang sedang memuncrat - muncratkan air maninya. Penis yang kaku itu tidak berukuran besar, menurut saya tidak terlalu panjang dan besar menurut usianya. Tetapi yang tidak dapat saya lupakan adalah warnanya yang kemerahan dengan urat-urat hijau kebiruan yang menonjol. Saat itu penis itu begitu tegang berdiri hampir menyentuh perutnya. Jika mengingat dan membayangkan kejadian itu, birahi saya mendidih, terasa ada cairan merembes keluar dari lubang kemaluan saya.

Hal lain yang memperparah keadaan adalah, sejak hari kejadian itu, saya mulai berkenalan dengan dunia baru yang tidak pernah saya datangi sebelumnya. Saya sudah biasa browsing di Yahoo ataupun yang lain. Tetapi sejak mengenal “Cerita Dewasa” saya mulai mengarungi dunia lain di internet. Sehari sesudah kejadian Tony onani, saya mulai membuka-buka situs “Cerita Dewasa” Tentu saja itu saya lakukan pada saat tidak ada orang di rumah. Pembantu saya, setelah melakukan tugas didalam rumah, biasanya selalu mendekam dikamarnya. Tony belum pulang dari sekolahnya, sedangkan Suami saya masih di kantornya. Saya hanya berdua dengan Sandy yang biasanya lebih senang bermain di kamar tidur.

Saat itulah saya mulai mencoba-coba “Cerita Dewasa” Saya tidak menyangka ada suatu situs internet menyajikan cerita dan gambar pornografi yang seperti itu. Saya membuka - buka gambar wanita-wanita telanjang yang tampak tidak malu-malu memperagakan bagian kewanitaannya yang seharusnya ditutup rapat rapat. Mereka tampaknya menikmati apa yang mereka lakukan dengan mempertontonkan bagian tubuhnya yang terlarang.

Pada hari itu saya mulai juga menemukan situs-situs lain yang lebih porno. Ada sekitar 3 jam saya berpindah-pindah dan mempelajari dunia sexual penuh nafsu yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Laki-laki dan perempuan bersetubuh dengan berbagai macam cara yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya dan yang tidak pernah saya praktekkan sebelumnya dengan suami. Ada perempuan yang menghisap penis berukuran sangat besar (kelihatannya lebih besar dari penis suami saya) hingga penis itu memuntahkan air maninya. Astaga, perempuan itu membiarkan mani itu muncrat sampai membasahi wajahnya, berleleran, dan bahkan meminumnya tanpa ada rasa jijik.

Sejak saat itu setiap hari saya menjelajahi internet. Saya mempelajari semua bentuk sex yang ada di situs-situs itu. Penis orang negro yang hitam legam dan panjang agak mengerikan bagi saya, tetapi juga membangkitkan birahi saya. Membayangkan penis hitam panjang itu menembus kemaluan wanita, panas dingin saya membayangkannya. Yang betul-betul baru buat saya adalah anal-sex. Saya meraba-raba dubur saya dan berpikir apakah tidak menyakitkan. Tetapi wanita-wanita dengan lubang dubur yang menganga dan tertembus penis itu tampaknya terlihat nikmat nikmat saja.

Tetapi yang paling membangkitkan birahi saya adalah persetubuhan orang Jepang. Mungkin karena mereka sama-sama orang Asia, jadi tampak lebih real dibandingkan dengan wanita kulit putih. Dan mungkin ada kesan surprise juga bagi saya, bahwa orang-orang Jepang yang tampak sopan itu dapat begitu bernafsu di dalam sex. Saya memang bukan orang keturunan Chinese, tetapi kulit saya cukup putih untuk ukuran orang Indonesia. Jadi saya melihat semacam ada kesamaan antara diri saya dengan wanita Jepang itu walau tentunya kulit saya tidak seputih mereka. Yang agak surprise adalah rambut kemaluan wanita wanita Jepang yang cenderung hitam lebat, tidak dicukur seperti kebanyakan orang kulit putih. Wanita Jepang juga memiliki kulit kemaluan, bibir-bibir memek yang berwarna gelap kecoklatan, mirip seperti kemaluan saya sendiri (Ya Allah, saya sampai menuliskan hal-hal seperti ini, ampun ya Allah).

Saya juga mendapatkan suatu situs (kalau tidak salah dari ……..com) di mana wanita-wanita muda Jepang mengisap penis hingga muncrat dan air mani yang sangat banyak berleleran di mukanya yang berkulit putih. Saya selalu panas dingin melihat itu, dan tanpa sadar saya membayangkan lagi penis kecil Tony yang tegang dan memuncratkan air maninya.

Kehidupan sex internet yang paling memabukkan saya adalah cerita-cerita nafsu di “Cerita Dewasa” dan melebihi segala suguhan gambar sex yang ada. Saya sangat terangsang membaca cerita-cerita menakjubkan itu. Tidak saya sangka bahwa kehidupan sex orang-orang Indonesia dapat seliar dan juga seindah itu. Yang paling merangsang dan membuat saya agak histeris adalah cerita sex antara orang yang masih sedarah, seperti antara tante dengan keponakan, antara sepupu, saudara ipar, atau malah antara anak dan mertua. Mungkin ini karena perasaan saya terhadap Tony anak saya. Di situs lain, saya pernah membaca cerita sexual antara anak dengan ibunya. Saya sampai menangis membaca cerita itu, tetapi juga sekaligus merasakan birahi yang luar biasa. Ini tidak berarti bahwa saya berniat menyetubuhi anak saya sendiri, saya takut atas dosanya. Namun tidak dapat saya pungkiri, bahwa saya terkadang membayangkan kontol Tony yang sangat kaku itu masuk ke dalam memek saya. Saya selalu mohon ampun di tiap doa dan sembahyang, tetapi pada saat sama saya juga tak berdaya. Saya mulai membayangkan laki-laki dari keluarga dekat saya, ipar-ipar saya. Saya kira kejadian berikutnya yang akan saya ceritakan adalah takdir yang tidak dapat saya hindarkan. Saya begitu lemah dari godaan setan dan sangat menikmati apa yang saya perbuat.

Kejadian itu adalah pada sore hari sekitar jam setengah empat, beberapa minggu setelah kejadian saya memergoki Tony beronani, kalau tidak salah dua atau tiga hari menjelang bulan puasa Ramadhan. Saya baru saja selesai Ashar. Sebelumnya saya baru menutup internet, membaca cerita-cerita di “Cerita Dewasa” Dengan shalat saya merasa agak tenang. Pada saat shalat itu akan selesai, saya mendengar ada ketukan pintu, ada tamu. Apa boleh buat, si tamu harus menunggu saya selesai.

Sesudah selesai shalat saya intip dari dalam, ternyata dia adalah Budi. Ia adalah suami dari ipar (adik suami) saya. Saya sangat dekat dengan Dian, istri Budi. Saya juga mempunyai hubungan baik dengan Budi. Ia berumur kira-kira 36 tahun, berwajah tampan dengan kulit putih dan kuakui lebih tampan dari suami saya. Perawakannya tidak tinggi, hanya sekitar 164 cm, hampir sama dengan tinggi saya. Dia bekerja di instansi yang sama dengan suami saya (mungkin hasil kkn ya ?)

Melihat Budi di luar saya jadi agak terburu-buru. Biasanya saya menemui orang yang bukan suami dan anak (atau wanita) selalu dengan mengenakan pakaian wanita rapi dan tertutup rapat. Karena terburu-buru dan tanpa saya sadari, saya hanya mengenakan baju tidur berkain halus warna putih sebatas lutut berlengan pendek dengan kancing-kancing di depan. Untung saya masih sempat mengenakan secarik kain selendang warna hitam untuk menutup kepala, bukan jilbab, tetapi seperti selendang tradisional yang diselempangkan di kepala hanya untuk menutup rambut. Leher saya terbuka dan telinga saya terlihat jelas. Apa boleh buat saya tidak dapat membiarkan Budi menunggu saya didepan rumah terlalu lama.

Saya membuka pintu. Budi tersenyum melihat saya walaupun saya tahu dia agak heran melihat saya tidak berpakaian seperti biasanya.

“Apa kabar kak Win”, sapanya, “Saya membawakan titipan pakaian dari Dian, untuk Sandy “.

“Eh, ayo masuk Bud, baru dari kantor ya ?”, dan saya persilakan dia masuk.

Saya lalu mengambil barang yang dibawa Budi dan meletakkannya di meja makan. Meja makan terletak di ruang tengah tidak jauh dari meja komputer. Ruang tengah berhubungan langsung tanpa pembatas dengan ruang tamu di bagian depan dan dapur di bagian kiri. Dapur dapat terlihat jelas dari ruang tamu.

Sambil duduk di sofa ruang tamu, Budi mengatakan “Saya tadi ketemu kak Kamal di kantor katanya baru pulang jam enam nanti”. Kamal adalah suami saya. “Mana anak-anak, Win ?”, kata Budi lagi.

“Tony sedang main ke rumah teman dari siang tadi dan katanya mungkin baru pulang agak malam” kata saya. Tiba-tiba saya menyadari bahwa kami hanya berdua saja. Terus terang, Budi dan Dian adalah kerabat yang paling saya sukai karena perangai mereka berdua yang sopan dan terbuka.

Saya duduk di sofa di seberang agak ke samping dari kursi sofa yang diduduki Budi. Pada saat saya mulai duduk saya baru menyadari agak sulit untuk duduk dengan rapi dan tertutup dengan pakaian yang saya kenakan. Posisi alas duduk sofa cukup rendah sehingga pada saat duduk lutut terasa tinggi dibandingkan dengan pantat. Jadi bagian bawah paha saya agak terangkat sedikit dan agak sulit tertutup sempurna dengan pakaian seperti yang saya kenakan dan pada saat duduk ujung pakaian tertarik sedikit ke atas lutut. Budi tampak agak terkesiap melihat saya. Sekilas ia melirik ke lutut dan paha saya yang memang putih dan tidak pernah kena sinar matahari (saya selalu berpakaian muslim ke luar rumah). Saya agak malu dan canggung (saya kira Budi juga tampak agak canggung). Tetapi kami sudah bukan remaja lagi dan dapat menguasai diri.

“Apa kabar Dian, Bud”, tanya saya.

“Dian beberapa hari ini kurang sehat, kira-kira sudah semingguan lah”, kata Budi.

“Bagaimana Tony, Win ?, apa enggak ada pelajaran yang tertinggal ?”, Budi balik bertanya.

“Yah, si Tony sudah mulai oke koq dengan pelajarannya. Mudah-mudahan saja sih prestasinya terus-terusan bagus”, saya jawab.

Tiba-tiba Budi bilang ” Wah, kayak-kayaknya Tony semakin getol main komputernya yah Win, kan sudah hampir SMA”. Deg perasaan saya, semua pengalaman internet jadi terbayang kembali. Terutama terbayang pada Tony saat ia beronani di depan komputernya.

“Eh, kenapa kak Win, koq kaya seperti orang bingung sih ?”, Budi melihat perubahan sikap saya.

“Ah, tidak apa-apa kok. Tapi si Tony memang sering sekali main komputer.” kata saya. Saya mendadak merasakan keberduaan yang mendalam di ruangan itu. Saya merasa semakin canggung dan ada perasaan berdebar. Untuk menghindar dari perasaan itu saya menawarkan minum pada Budi, “Wah lupa, kamu mau minum apa Bud ?”.

“Kalau tidak merepotkan, saya minta kopi saja deh”, kata Budi. Saya tahu, Budi memang paling suka minum kopi.

Saya bangkit berdiri dari sofa. Tanpa saya sengaja, paha dan kaki saya sedikit terbuka pada saat saya bangun berdiri. Walaupun sekilas, saya melihat pandangan mata Budi melirik lagi ke paha saya, dan tampak agak gugup. Apakah dia sempat melihat bagian dalam paha saya, pikir saya di dalam hati.

“Tunggu sebentar ya..”, kata saya ke Budi. Sebelum membuat kopi untuk Budi, saya ke kamar tidur dulu untuk menengok Sandy. Sambil menuju ke kamar saya melirik sebentar ke arah Budi. Budi tampak tertunduk tetapi tampak ia mencuri pandang ke arah saya.

Saya tersadar bahwa penampilan pakaian saya yang tidak biasanya telah menarik perhatiannya. Terutama sekali mungkin karena posisi duduk saya tadi yang sedikit menyingkap bagian bawah pakaian saya. Saya yang terbiasa berpakaian muslim tertutup rapat, ternyata dengan pakaian seperti ini, yang sebenarnya masih terbilang sopan, telah mengganggu dan menggugah (sepertinya) perhatian Budi. Menyadari ini saya merasa berdebar-debar kembali, dan tubuh saya terasa seperti dialiri perasaan hangat.

Anak saya Sandy masih tertidur nyenyak dengan damainya. Tanpa sengaja saya melihat cermin lemari pakaian dan menyaksikan penampilan saya di kaca yang membuat saya terkesiap. Ternyata pakaian yang saya kenakan tidak dapat menyembunyikan pola pakaian dalam (bra dan celana dalam) yang saya kenakan. Celana dalam yang saya pakai terbuat dari bahan (agak tipis) berwarna putih sedangkan kutangnya berwarna hitam. Karena pakaian yang saya kenakan berwarna putih dan terbuat dari bahan yang agak halus maka celana dalam dan bh tadi tampak terbayang dari luar. Ya ampun ., saya tidak menyadari, dan tentunya Budi dapat melihat dengan leluasa. Saya menjadi merasa agak jengah. Tetapi entah mengapa ada perasaan lain yang muncul, saya merasa sexy dan ada perasaan puas bahwa Budi memperhatikan penampilan saya yang sudah cukup umur ini. Tubuh saya tampak masih ramping dengan kulit yang putih. Kecuali bagian perut saya tampak ada sedikit berlemak. Budi yang saya anggap sopan dan ramah itu ternyata memperhatikan tubuh dan penampilan saya yang sebetulnya sudah tidak muda lagi. Saya merasa nakal dan tiba-tiba perasaan birahi itu muncul sedikit demi sedikit. Bayang-bayang persetubuhan dan sex di internet melingkupi saya. Oh., bagaimana ini.. Aduh ., birahi ini, apa yang harus dilakukan.

Saya jadi tidak bisa berpikir lurus. Saya berusaha menenangkan diri tetapi tidak berhasil. Akhirnya saya putuskan, saya akan melakukan sedikit permainan, dan kita lihat saja apa nanti yang akan terjadi. Saya merasa jatuh ke dalam takdir. Dengan dada berdebar, perasaan malu, perasaan nakal, dan tangan agak gemetar, saya membuka kancing baju saya yang paling bawah. Bagian bawah dari baju saya sekarang tersibak hingga 15 cm di atas lutut. Mungkin bukan seberapa, tetapi bagi saya sudah lebih dari cukup untuk merasakan kenakalan birahi. Satu lagi kancing baju yang paling atas saya buka sehingga bagian atas yang mulai menggunduk dari susu saya mulai terlihat. Payudara saya tidak besar, berukuran sedang-sedang saja. Sambil berdebar-debar saya keluar kamar menuju dapur.

“Wah maaf ya Bud, agak lama, sekarang saya buat dulu kopinya.” kata saya. Saya dapat merasakan Budi memandang saya dengan perhatian yang lebih walaupun tetap sangat sopan. Ia tersenyum, tetapi lagi-lagi pandangannya menyambar bagian bawah tubuh saya. Saya tahu bahwa untuk setiap langkah saya, pakaian bawah saya tersibak, sehingga ia dapat melihat bagian paha saya yang mulai sangat memutih, kira-kira 20 cm di atas lutut. Saya merasa sangat sexy dan nakal, dibarengi dengan birahi. Saat itu saya tidak ingat lagi akan suami dan anak. Pikiran saya sudah mulai diselimuti oleh nafsu berahi.

Saya berpikir untuk menggoda Budi. Saya membuka lemari dapur dan membungkuk untuk mengambil tempat kopi dan gula. Saya sengaja membungkukkan pinggang ke depan dengan menjaga kaki tetap lurus. Baju saya bagian belakang tertarik ke atas sekitar 20 cm di atas lipatan lutut dan celana dalam tercetak pada baju karena ketatnya. Saya dapat merasakan Budi memandangi tubuh saya terutama pantat dan paha saya. Kepuasan melanda saya yang dapat menarik perhatian Budi. Saya merasa Budi selalu melirik-lirik saya ke dapur selama saya menyiapkan kopi.

Secangkir kopi yang masih panas saya bawa ke ruang tamu. Tepat di depan sofa ada meja pendek untuk meletakkan penganan kecil atau pun minuman. Saya berjongkok persis di seberang Budi untuk meletakkan kopi. Saya berjongkok dengan satu lutut di lantai sehingga posisi kaki agak terbuka. Samar-samar saya mendengar Budi mendesis. Sambil meletakkan kopi saya lirik dia, dan ternyata ia mencuri pandang ke arah paha-paha saya. Saya yakin ia dapat melihat nyaris ke pangkal paha saya yang tertutup celana dalam putih. Sambil berjongkok seperti itu saya ajak dia ngobrol.

“Ayo di minum kopinya Bud, nanti keburu dingin”, kata saya.

“Oh, ya, ya, terima kasih”, kata Budi sambil mengambil kopi yang memang masih panas, sambil kembali pandangannya menyambar ke arah bagian dalam paha saya.

“Apa tidak berbahaya terlalu banyak minum kopi, nanti ginjalnya kena”, tanya saya untuk mengisi pembicaraan.

“Memang sih, tetapi saya sudah kebiasaan”, kata Budi. Sekitar tiga menitan saya ngobrol dengan Budi membicarakan masalah kopi, sambil tetap menjaga posisi saya. Saya lihat Budi mulai gelisah dan mukanya agak pucat. Apakah ia terangsang, tanya saya dalam hati.

Saya kemudian bangkit dan duduk di sofa di tempat semula saya duduk. Saya duduk dengan menyilangkan kaki dan menumpangkan paha yang satu ke atas paha yang lain. Saya melihat lagi Budi sekilas melirik ke bagian tubuh saya .

“Hemmhhh ..”, saya mendengar Budi menghela napas. Bagian bawah baju saya tertarik jauh ke atas hingga setengah paha, dan saya yakin Budi dapat melihat paha saya yang terangkat (di atas paha yang lain) hingga dekat ke pantat saya.

Kami terdiam beberapa saat. Secara perlahan saya merasakan memek saya mulai berdenyut. Suasana ini membuat saya mulai terangsang. Pandangan saya tanpa terasa menyaksikan sesuatu yang mengguncang dada. Saya melihat mulai ada tonjolan di celana Budi di bagian dekat pangkal paha. Dada saya berdebar-debar dan darah terasa mendesir. Saya tidak sanggup mengalihkan pandangan saya dari paha Budi. Astaga, tonjolan itu semakin nyata dan membesar hingga tercetaklah bentuk seperti batang pipa. Oh., ukuran tonjolan itu membuat saya mengejang. Saya merasa malu tetapi juga dicengkeram perasaan birahi. Muka saya terasa memerah. Saya yakin Budi pasti menyaksikan saya memandangi tonjolan kontolnya.

Untuk memecahkan suasana diam saya berusaha mencari omongan. Sebelumnya saya agak menyandar pada sofa dan menurunkan kaki saya dari kaki yang lain. Sekarang saya duduk biasa dengan paha sejajar agak terbuka. Bagian bawah baju saya tertarik ke atas.

“Ehhheeehh”, terdengar desah Budi. Kini ia dapat melirik dan menyaksikan dengan leluasa kedua belah paha saya hingga bagian atas. Sebagai seorang ibu yang sudah beranak, paha saya cukup berisi dengan sedikit lemak dan berwarna putih. Budi seolah tidak dapat mengalihkan pandangannya dari paha saya. Ohhhh .., saya lihat tonjolan di celananya tampak berdenyut. Saya merasakan nafsu yang menggejolak dan pumya keinginan untuk meremas tonjolan itu.

“Eh .. Bud, kenapa kamu? Kamu kok kayaknya pucat lho”, astaga suara saya terdengar gemetar.

“Ah.., kak Win .., enggak … apa-apa kok”, suara Budi terputus-putus, wajahnya agak tersipu, merah dan tampak pucat.

“Itu kok ada tonjolan, memangnya kamu kenapa?”, kata saya sambil menggangukkan kepala ke tonjolan di celananya. Ahh, saya malu sekali waktu mengucapkan itu, tapi nafsu saya mengalahkan semua pikiran normal.

“Ehh.., euuuh., oh yahh ., ini lho, penampilan kak WIN beda sekali dengan biasanya” kata Budi jujur sambil terbata-bata. Saya paksakan diri untuk mengatakan.

“Apa Budi tertarik . terangsang .. melihat kak Win?”.

“Ahh, saya nggak bisa bohong, penampilan kak Win .. eh . tidak biasanya. Kak Win mesti sudah bisa lihat kalau saya terangsang. Kita kan sudah bukan anak kecil lagi” kata Budi.

Tiba-tiba saja Budi berdiri dan duduk di sebelah saya.

“Kak Win, . eh saya mohon mohon maaf, tapi saya tidak sanggup menahan perasaan. Kak Win jangan marah … ” begitu saja meluncur kata-kata itu dari Budi. Ia mengucapkan dengan sangat perasaan dan sopan. Saya terlongong-longong saja mendengar kata - katanya..

“Ahh .. Bud .”, hanya itu kata yang terucap dari mulut saya. Dengan beraninya Budi mulai memegang tangan kanan saya dan mengusap-usapnya dengan lembut. Diangkatnya tangan saya dan diciumi dengan lembut. Dan yang menggairahkan saya, jari-jari tangan saya dijilat dan dihisapnya. Saya terbuai dan terangsang oleh perbuatannya. Tiba-tiba saja diletakkannya tangan saya tepat di atas kontolnya yang menonjol. Tangan saya terasa mengejang menyentuh benda yang keras dan liat tersebut. Terasa kontol Budi bergerak-gerak menggeliat akibat sentuhan dan remasan tangan saya.

“Eehhmm.” Budi mendesah. Tanpa terasa saya mulai meremas-remas tonjolan itu, dan kontol batang Budi terasa semakin bergerak-gerak.

“Oooh kak Win, eeehhhmmm … ohhgg, nikmaat sekali .”, Budi mengerang.

“Eeehhh . jangan terlalu keras kak meremasnya, ahh .. diusap-usap saja, saya takut tidak kuat nahannya”, bisik Budi dengan suara gemetar.

Budi mulai membelai kepala saya dengan kedua tangannya. “Kak Win lehernya putih sekali”, katanya lagi. Saya merasa senang mendengar ucapannya. Dibelainya rambut saya dengan lembut sambil menatap muka saya. Saya bergetar memandang tatapannya dan tidak mampu melawan pandangannya. Budi mulai menciumi pipi saya. Dikecupnya kedua mata saya mesra. Digesek-gesekkannya hidungnya ke hidung saya ke bibir saya berlama-lama bergantian. Saat itu tidak hanya birahi yang melanda saya .. tetapi juga perasaan sayang yang muncul.

Ditempelkannya bibirnya ke bibir saya dan digesek-gesekkan. Rasa geli dan panas terasa menjalar merambat dari bibir saya ke seluruh tubuh dan bermuara ke daerah selangkangan. Saya benar-benar terbuai. Saya tidak lagi mengusap-usap kontolnya dari balik celana, tetapi kedua lengan saya sudah melingkari lehernya tanpa sadar. Mata saya terpejam erat-erat menikmati cumbuannya. Tiba-tiba terasa lidahnya menerobos masuk mulut saya dan dijulurkannya menyentuh ujung lidah saya. Dijilatinya lidah saya dengan lidahnya. “Eenggghh ..” Tanpa sadar saya menjulurkan lidah saya juga. Kini kami saling menjilat dan napas saya tersengal-sengal menikmati kelezatan rangsangan pada mulut saya. Air ludah saya yang mengalir dijilati oleh Budi. Seperti orang kehausan, ia menjilati lidah dan daerah bibir saya.

“Aaauungghh .. ooohhhh…”, saya mulai mengerang-erang. Napas Budi juga terdengar memburu, “Heeeghh… hhnghh”, ia mulai mendesah-desah. Muka kami sekarang berlepotan ludah, bau ludah tercium tetapi sangat saya nikmati. Dikenyot-kenyotnya lidah saya kini sambil menjelajahkan lidahnya di rongga mulut saya. Saya membuka mulut saya selebar-lebarnya untuk memudahkan Budi. Sekali-kali ia menghirup cairan ludah saya. Saya tidak menyangka, laki-laki yang sehari-hari tampak sopan ini sangat menggila di dalam sex. Dijilat-jilatnya juga leher saya. Sekali-kali leher saya digigit-gigit. Ohhh .., alangkah nikmatnya, saya sangat menikmati yang ia lakukan pada saya.

Tiba-tiba Budi menghentikan aktivitasnya, “Kak Win, pakaiannya saya buka yaahh”. Tanpa menunggu jawaban saya, ia mulai membuka kancing-kancing baju dari atas hingga ke bawah. Dilepaskannya baju saya. Sekarang saya tergolek bersandar di sofa hanya dengan BH dan celana dalam saja beralaskan baju yang sudah terlepas.

“Indah sekali badan kak Win. Putih sekali”, katanya. Diusap-usapnya perut saya.

“Ahh, kak Win sudah tua dan tidak langsing lagi kok Bud”, kata saya agak sedikit malu, karena perut saya sudah agak gemuk dan mulai membusung dengan adanya lemak-lemak. Tetapi Budi tampak tidak perduli. Diciumnya lembut perut saya dan dijilatnya sedikit pusar saya. Rasa geli dan nikmat menjalar dari pusar dan kembali bermuara di daerah kemaluan saya.

Budi mengalihkan perhatiannya ke susu saya. Diusap-usapnya susu saya dari balik BH. Perasaan geli tetapi nyaman terasa pada susu saya. Tanpa diminta saya buka BH saya. Kini kedua susu saya terpampang tanpa penutup. Bayu memandangi kedua gundukan di dada saya dengan muka serius. Susu saya tidaklah besar dan kini sudah agak menggantung dengan pentil berwarna coklat muda. Kemudian ia mulai membelai-belai kedua susu saya. Merinding nikmat terasa susu saya. Semakin lama belaiannya berubah menjadi pijitan-pijitan penuh nafsu. Kenikmatan terasa menerjang kedua susu saya. Saya mengerang-erang menahan rasa nikmat ini. Kini dijilatinya pentil susu yang sebelah kanan. Tidak puas dengan itu dikenyotnya pentil tadi dalam-dalam sambil meremas-remas susu. Saya tidak dapat menahan nikmat dan tanpa terasa tubuh saya menggeliat-geliat liar. Cairan terasa merembes keluar memek saya dan membasahi celana dalam yang saya kenakan. Kini Budi berpindah ke susu dan pentil saya yang sebelah kiri dan melakukan hal yang sama. Dikenyutnya pentil saya sambil digigit-gigit, dan diremas-remasnya pula kedua susu saya. Perasaan nikmat membakar susu saya dan semakin lama rasa nikmat itu menjalar ke lubang memek saya. Memek saya terasa basah kuyup oleh cairan yang keluar. Saya mengerang-erang dan mengaduh-aduh menahan nikmat, “Oooohh Buuuud..”.

Tangan Budi sekarang menjalar ke bagian celana dalam saya. “Ahhh, kak Win celananya sudah basah sekali”, kata Budi. “Enghh, iya Buud.., kak Win sudah sangat terangsang, ooohhh, nikmat sekali”, kata saya. Tepat di bagian depan memek saya, jari-jarinya membelai-belai bibir memek melalui celana dalam. Rasa geli bercampur nimat yang luar biasa menerjang memek saya. Saya tidak dapat menahan rasa nikmat ini, dan mengerang -erang.

Kemudian Budi menarik dan melepas celana saya. Kini saya tergeletak menyandar di sofa tanpa busana sama sekali.

“Ohh, indah sekali”, kata Budi. Diusap-usapnya rambut jembut saya yang hitam lebat.

“Lebat sekali kak, sangat merangsang”, kata Budi. Dibukanya kedua belah paha saya, dan didorong hingga lutut saya menempel di perut dan dada. Bibir-bibir memek saya kini terbuka lebar dan dapat saya rasakan lubang memek saya terbuka. Saya merasa ada cairan merembes keluar dari dalam lubang memek. Saya sudah sangat terangsang. Tiba-tiba saja Budi berlutut di lantai dan ohhhhh, diciumnya memek saya.

“Ahh, jangan Bud, malu…, di situ kan bau”, kata saya kagok.

“Bau nikmat kak”, kata Budi tidak perduli. Dijilatinya memek saya. Perasaan nikmat menyerbu daerah selangkangan saya. Saya tidak dapat berkata apa-apa lagi dan hanya menikmati yang dia lakukan. Dijilatinya kelentit saya, dan sekali-sekali dijulurkannya lidahnya masuk ke lubang memek yang sudah sangat basah itu. Ujung lidah Budi keluar masuk lubang kenikmatan saya, kemudian berpindah ke kelentit, terus berganti-ganti. Tangan Budi meremas-remas susu saya dengan bernafsu. Slerp, slerp .., bunyi lidah dan mulutnya di memek saya. Kenikmatan semakin memuncak di memek saya, dan terasa menembus masuk hingga ke perut dan otak saya. Saya tidak mampu lagi menahannya. Kedua kaki saya mengejang-ngejang, saya menjepit kepala Budi dengan tangan dan saya tarik sekuat-kuatnya ke memek saya. Saya gosok-gosokkan mukanya ke memek saya. “Oooh, Buuud, kak Win keluar, ooooohhh …, nikmat sekali, oohhhh” saya menjerit dan mengerang tanpa saya tahan lagi.

Rasa nikmat yang tajam seolah menusuk-nusuk memek dan menjalar ke seluruh tubuh. Terpaan nikmat itu melanda, dan tubuh saya terasa mengejang beberapa saat. Sesudah kenikmatan itu lewat, tubuh saya terasa lemah tetapi lega dan ringan. Kaki saya terjuntai lemah. Budi sudah berdiri. Ia kini melepas seluruh bajunya. Celana panjang dipelorotkannya ke bawah dan dilepas bersama dengan celana dalamnya.

Oohhhhh, tampak pemandangan yang luar biasa. Budi ternyata memiliki kontol yang besar, tidak sesuai dengan badannya yang sedang-sedang ukurannya. Kontol itu berwarna coklat kemerahan. Suami saya bertubuh lebih besar dari Budi, tetapi kontol Budi ternyata luar biasa. Astaga, ia mengocok-kocok kontol itu yang berdiri kaku dan terlihat mengkedut - kedut. Kepala kontolnya tampak basah karena cairan dari lubang kencingnya. Tanpa saya sadari, tangan saya menjulur maju dan membelai kontol itu. Ogghhh besarnya, dan alangkah kerasnya. Saya remas kepalanya, oohhhh .. Keras sekali, saya peras-peras kepalanya. Budi mengejang-ngejang dan keluar cairan bening menetes-netes dari lubang di kepala kontolnya.

“Ahhhhh, jangan kak Win, saya nggak tahan, nanti saya muncrat keluar”, bisiknya sambil mengerang.

“Saya mau keluarkan di dalam memek kak Win saja, boleh yahhh Kak ?”, kata Budi lagi.

“Ahh, iya, Buud .., cepetan masukin ke memek kak Win, ayoohh”, kata saya. Kontol yang keras itu saya tarik dan tempelkan persis di depan lubang memek saya yang basah kuyup oleh cairan memek dan ludah Budi. Tidak sabar saya rangkul pantat Budi, saya jepit pula dengan kedua kaki saya, dan saya paksa tekan pinggulnya. Ahhhhh, lubang memek saya terasa terdesak oleh benda yang sangat besar, ohhhh dinding-dinding memek saya terasa meregang. Kenikmatan mendera memek saya kembali. Kontol itu terus masuk menembus sedalam-dalamnya. Dasar lubang memek saya sudah tercapai, tetapi kontol itu masih lebih panjang lagi. Belum pernah saya merasakan sensasi kenikmatan seperti ini. Saya hanya tergolek menikmati kebesaran kontol itu. Budi mulai meremas-remas susu saya dengan kedua tangannya. Tiba-tiba kontol itu mengenjot memek saya keluar masuk dengan cepatnya. Saya tidak mampu menahannya lagi, orgasme kembali melanda, sementara kontol itu tetap keluar masuk dipompa dengan cepat dan bertenaga oleh Budi.

“Aduuuhh, Buud, nikmat sekali.., aku nggak kuat lagi ..”. Saya merengek-rengek karena nikmatnya.

“Hheehhhheh, sebentar lagi saya keluaaaar kaak ..”, kata Budi. Kocokannya semakin menjadi-jadi. Tiba-tiba terasa tubuhnya menegang. “Ahhhuuuggh, saya keluar kaaaak .”, erang Budi tertahan-tahan. Kontol Budi terbernam sedalam-dalamnya. Crut .. cruutt . crutt, saya merasakan ada cairan hangat menyemprot jauh di dalam memek saya seolah tanpa henti. Budi memeluk saya erat-erat sambil menyemprotkan cairan maninya didalam memekku. Mukanya tampak menegang menahan kenikmatan. Ada sekitar satu menit ia meregang nikmat sambil memeluk saya.

Sesudah itu Budi menghela napas panjang. “Saya tidak tahu apakah saya menyesal atau tidak, … tapi yang tadi sangat nikmat. Terima kasih kak Win”. Diciuminya muka saya. Saya tidak dapat berkata apa-apa. Air mata saya menetes keluar. Saya sangat menyesali yang telah terjadi, tetapi saya juga menikmatinya sangat mendalam. Saat itu saya juga merasakan penyesalan Budi. Saya tahu ia sangat menyayangi Dian istrinya. Tetapi nasi sudah menjadi bubur.

Sejak kejadian itu, kami hanya pernah mengulangi berzina satu kali. Itu kami lakukan kira-kira di minggu ketiga bulan puasa, pada malam hari. Yang kedua itu kami melakukannya juga dengan menggebu-gebu. Sejak itu kami tidak pernah melakukannya lagi hingga kini. Kami masih sering bertemu, dan berpandangan penuh arti. Tetapi kami tidak pernah sungguh-sungguh untuk mencari kesempatan melakukannya. Budi sangat sibuk dan saya harus mengurusi Ilham yang masih kecil.

Saya masih terus didera nafsu sex setiap hari. Saya masih terus bermain dengan internet dan menjelajahi dunia sex internet. Saya terus berusaha menekan birahi, tetapi saya merasa tidak mampu. Mungkin suatu saat saya nanti saya akan melakukannya lagi dengan Budi, dengan segala dosa yang menyertai.









Aku Benar-Benar Nafsu

Minggu pagi ini, sambil meregangkan badan aku melepas selimut dan aku merasakan sentuhan kain satin dasterku di puting buah dadaku dan entah kenapa rasanya nikmat dan merinding kulitku dibuatnya. Terasa putingku membesar dan keras. Cepat aku pergi mandi di shower, aku mandi air dingin. Air membuat kesegaran tersendiri dan aku merasa vaginaku merebak terkena air sejuk yang mengalir mengenai klitorisku. Kulitku meremang dan uhhh… aku tiba-tiba sadar bahwa aku menginginkan batang panas untuk mengisi lubang nikmatku. Ahhh… dua bulan tanpa garukan-garukan di situ. Lagi di tengah urusan itu kok tidak selera sekali ya.

Aku pakai handuk melilitkan di badanku dan menyisir. Dari jendela kamarku yang di atas ini aku bisa melihat ke bawah dan Andi sedang mencuci motornya, ahh… keponakan jauhku (dari sisi sex-ku) itu memang rajin. Walau dia sibuk dengan kuliahnya di kedokteran dia suka dan rajin mengurus kebun luas di rumah ini juga. Tiba-tiba ia ke belakang pohon dan membuka celana pendeknya, mau kencing! Aku berhenti menyisir dan mengamati, astaga besar benar batang penisnya. Ia tak sadar ada yang meperhatikan dan diguncang-guncangnya menghabisi sisa urine-nya dan terasa kakiku melemah, lututku gemetar setelah 2 bulan tidak melihat penis lelaki. Aku cepat ganti daster tipis pendek, BH dan CD tak sempat lagi kukenakan, dan nafasku menderu berlomba dengan nafsu yang sudah tak tertahan lagi geloranya.

Kubuka jendela dan…

“Andi, tolong Mbak ya…” teriakku agak keras penuh rencana.

“OK, Mbak Asti…” sahutnya.

“Ini tolong dong ambilkan tas merah kecil di atas lemari tinggi itu, bawa tangga kecilnya Di.”

Andi cekatan naik sambil memperhatikan pakaianku yang pendek menerawang, pahaku yang putih terlihat hampir sampai ke atas. Tapi ia tak berani langsung melihatnya. Aku tersenyum dan Andi naik ke atas tangga. Dicarinya di antara tas dan koper di atas (memang tidak ada ), dan…

“Yang mana sih Mbak koq tidak ada?”

“Masa sih tidak ada, coba Mbak yang naik, pegangin lho tangganya, Mbak takut jatuh.”

Aku naik ke anak tangga yang atas dan Andi memegang sisi tangga. Dan mulutnya segera ternganga karena ia bisa melihat aku karena daster mini dan tanpa mengenakan CD. Aku pura-pura tak tahu dan sibuk mencari-cari di atas.

Aku naik satu anak tangga lagi dan melebarkan kedua kakiku di tangga dan membungkuk ke arah lemari sehingga Andi jelas bisa melihat semua itu dan dari sudut mata kulihat Andi terbelalak.

“Lihat apa Andi?” tegurku.

Ia malu dan menundukkan kepala.

“Mmaa.. aaff… Mbak Asti…”

Aku geli melihat ia tersipu-sipu.

“Lha kamu kan sudah biasa di sekolah lihat yang gini kan”

“Wah… tapi Mbak Asti…”

“Tapi apa… ayoo…”

Aku turun lagi satu anak tangga. Lututku lemas sekali dan gelora nafsuku sudah menggelegak rasanya

“Mau lihat lagi Andi?” tantangku.

Andi terkejut dan parau ia berkata,

“Bbbolehh Mbak?”

Kutarik sedikit rok dasterku, pahaku yang putih dan berbulu halus sekali tersingkap dan bibir vaginaku pas di depan mulutnya.

“Ndi…” desahku, “Pernah mencium ginian tidak?”

“Bbbeelumm…” gemetarnya.

Suaranya tambah parau karena mulutnya terasa kering. Tiba-tiba aku tertawa karena dari sisi atas celana pendeknya mendesak keluar kepala penisnya, rupanya ia tak mengenakan celana dalam.

“Ini sih gara-gara Mbak Asti, aku jadi malu deh…”

Dia sudah tak kuat lagi dan disergahnya bibir vaginaku. Aku cepat mendekap kepalanya dan “Ssshhh… ahhh… Andi cium terus Ndi… Mbak ingin sekali…” Andi mencium kedua tepi bibir dan lidahnya mencari-cari dan menari-nari di atas tepi bibir vagina. Klitorisku yang sebesar kacang merah mengeras dan keluar dari ujung atas vaginaku dan “Ahhh… ahhh…” lidah Andi terasa melewati dan kasap sekali seperti amplas. Aku sudah tak kuat lagi dan nafasku menderu-deru bak angin puyuh. Andi mendekap pantatku dan diangkatnya aku dari tangga. Dasar anak muda kuat sekali, dia menggendongku dalam posisi demikian. Aku pun tak takut jatuh lagi, pikiranku nanar menikmati sedotan mulutnya.

Dibawanya aku keranjang besar dan direbahkannya lembut di sana. Sambil jalan tadi mulutnya tak lepas dari vaginaku yang sudah kuyup dengan cairanku. Akhirnya dalam 2 menit aku menjerit, “Aaauhhh…” dan kutekan dengan pinggangku dan kulipatkan pahaku di sisi kepalanya dengan kuat. Mulut Andi menyedot kencang di klitorisku dan meletuslah orgasmeku yang pertama sejak 2 bulan ini. Mataku berkaca-kaca dan nanar. “Andi… Andi… enakkk… enakkk sekali… terus… terus… Ndi…” keluhku. Kulihat Andi pun terengah-engah, “Mbak… Mbak… tolong lepas dong pahanya, Andi hampir tidak bisa nafas nih…” Kulepaskan kempitan pahaku dan segera kududuk bersimpuh di ranjang dan kutarik dasterku ke atas, terpana Andi melihat buah dadaku masih keras dan berdiri dengan sedikit pongah dalam ukuran 38C.

Diulurkan secara pelan tangannya takut-takut, langsung kusambar dan kuletakkan di atas putingku, segera diremas-remasnya bak tukang roti meremas-remas adonan terigu. Putingku terasa tertekan di telapak yang kasap sekali dan seketika nanar kembali pandanganku. Mataku berkaca-kaca. Nikmatnya langsung seperti listrik mengalir spontan ke arah vaginaku yang baru saja orgasme. Kutarik, kutindih si Andi dan sambil menarik ke bawah celana pendeknya, dan wess… batang penisnya yang sudah keras sekali terpental kena pipiku. Di ujungnya terlihat cairan bening tanda ia sudah benar-benar bernafsu sekali. “Aduh… aduh… Mbak… aku tidak kuat lagi.. mau keluar…” Aku terperanjat karena lupa bahwa anak muda seperti Andi belum bisa tentunya menguasai diri. Cepat kukulum kepala penisnya dan kusedot sambil kumasukkan sampai hampir ke belakang mulutku. Perlahan kugerakkan kenyotan dan lidahku terputar-putar di sekeliling kepala penisnya. Andi terguncang di ranjang dan mengejang, terasa menahan geli enak dan dalam 1 menit meledaklah mani dari buah zakarnya yang kuelus-elus. Telapak tanganku yang satu meraba daerah antara zakar dan pantatnya, dan Andi tambah nikmat mengeluarkan orgasmenya. Wah maninya banyak sekali dan memenuhi mulutku. Aku telan semua mani Andi tak bersisa sedikitpun, kupijat batang penisnya yang masih keras itu sampai akhirnya bersih semua. Kukeluarkan penisnya dan kelihatan berkilat merah darah tua gundulnya itu. Berkilap-kilap basah. “Aduhhh… luar biasa enak sekali Mbak, maaf ya saya tidak kuat lagi…” Matanya sayu dan masih sambil menikmati ketelanjanganku. Aku menerkamnya dan memeluknya dan buah dadaku terasa kempes di atas dadanya yang keras. Andi memerah wajahnya karena kemesraan yang kulakukan. Di pahaku terasa penisnya mulai mengeras lagi, aku geli merasakannya, segera membesar… membesar… dan kuremas lagi dengan tanganku. “Tuh Andi, apa itu tuh…? Tidak apa kamu keluar tadi itu normal, sekarang mulai mekar lagi tuh…”

Vaginaku kuletakkan di atas batang penisnya dan… “Lihat nih Andi…” Aku mulai menggosok- gosokkan dan menggeser-geser ke atas dan ke bawah dengan mulut bibir vaginaku di atas batang penisnya. Terasa rambut kemaluannya menggelitik ke bibir vagina dan ke batang panas itu. Andi ternganga dan tergagap-gagap menyaksikan dan di depan matanya berayun-ayun buah dadaku, ia masih tak percaya apa yang sedang terjadi. “Ndi, remas-remas buah dadaku lagi dong…” keluhku keenakan menggosok vagina itu. Kuarahkan klitorisku dan terasa belakang kepala penisnya menggaruk-garuk, enaknya tak terkira nikmatnya. Cairan dari lubang vaginaku mengalir dan aku mulai jongkok. Kupegang penisnya dan kuarahkan ke mulut lubang kenikmatan itu. Perlahan kuturunkan pinggangku dan… “Aahhh…” kepalanya kugaruk-garukkan di bibir vaginaku sebelum perlahan kumasukkan. Andi terbalik-balik matanya menahan nikmat yang tak terkirakan itu.

Sengaja aku berhenti setelah kepalanya masuk sedikit, dan senut-senut kupermainkan otot bibir vaginaku (ilmu ini kudapat dari si Mbok Inem). Andi merasakan betapa kepala penisnya seakan dipijat-pijat dan dinding bibir vagina itu seolah menyedot dan menghimpit dengan halus. Lekukan bibir vagina itu pas sekali ke kepala penisnya. Dia mencoba mengangkat pinggulnya akan memasukkan lebih dalam dan aku terdiam saja masih jongkok, dan… “Bless…” masuk lagi beberapa inci, dan akhirnya aku duduk di atas pinggang Andi. Pahaku menganga di kiri kanan dengan seksi sekali, dan akhirnya seluruh penis sudah amblas ke dalam lubang vaginaku. Rambut kemaluanku tersibak ke kiri dan ke kanan di antara batang penisnya.

Aku terpejam menikmati betapa panas dan kerasnya batang itu meregangkan seluruh lubangku yang sempit sekali. Agak sakit memang, karena lama sudah tak dikunjungi daging keras itu. Perlahan-lahan kunikmati dan aku mulai menggerakan naik-turun, kemudian teratur aku gerakkan pinggangku ke depan dan ke belakang. Andi pun merasa penisnya seolah-olah diperah dan kepala penisnya terutama. Enak luar biasa, ia mengimbangi dengan gerakan naik-turun juga. Aku sudah seperti penunggang kuda. Buah dadaku tak dilupakan Andi, aku membungkuk sedikit sehingga kedua melonku bisa diremas-remasnya dan… “Niiikmaaatt…” Aku percepat gerakanku dan sekarang aku mulai gerakan penari Hawaii, hanya pinggulku yang bergoyang dan gerakannya memutar lingkaran.

“Hehhh… ahhh…” garukan kepala penis di dinding vaginaku terasa luar biasa, seluruh lekuk-lekuk lubangku terasa digaruk. Aku ingin tahu berapa lama Andi kuat menghadapi manuverku, kukerahkan otot-otot vaginaku dan kulihat lagi mata Andi sudah terpana, terbeliak-beliak sehingga kelihatan hanya putih biji matanya saja dan mulutnya mengeluarkan suara seperti tak ada artinya. “Ahhh… ahhh… akkkhh… Mbak Asti… Mbak Asti… enakkk…” Tangannya sekarang memegang dan meremas bukit pantatku. Dan aku sendiri merasa orgasmeku mulai bergelora menuju puncaknya. Aku seperti penunggang kuda menaiki kuda liar dan naik-turun putar… putar… putar… Buah dadaku terasa bebas sekali terpental pental, rambut kemaluanku dan rambut kemaluan Andi terasa bersatu tiap aku meremas memutar di atasnya, “Ahhh ahhha ahhh…” Akhirnya meletuslah orgasmeku dan aku masukkan dalam-dalam penis Andi dan kulebarkan pahaku di sisinya dan kugosok keras keras bibir kemaluanku di atas rambut kemaluannya, dan… dan… dan… Andi pun meletus lagi orgasmenya, “Srottt… serrr…” terasa maninya menyemprot di dalam lubangku tapi tak kuperhatikan lagi. Aku sendiri seperti lupa diri memutar mutar pinggangku dalam gerak melebar dan meremas kuat batang penis Andi.

Akhirnya aku lemas rebah di atas dadanya.

“Mbak Asti luar biasa deh… aku senang sekali bisa diperawani oleh Mbak Asti…”

“Apa? Oh kamu tuh belum pernah toh… Di… Aku kira kamu sering sama-teman mahasiswi atau suster-suster di rumah sakit, kan pada cantik-cantik…”

Andi memerah wajahnya dan berkata,

“Aku pemalu Mbak… jadi tidak pernah dapat. Sekarang aku dapat sama Mbak Asti, aku senang sekali… boleh lagi tidak…?”

Aku cubit zakarnya.

“Tentu.. tentu.. boleh Ndi… asal kamu tidak bosen saja, Mbak kan sudah tua,” godaku sambil meremas-remas buah zakarnya.

Ayo kita mandi saja bareng.

Siang itu aku selesai dengan Andi, lalu aku berbenah dan pergi ke rumah Mbak Nani di seberang. Ia seorang janda seumurku, tapi aku tahu juga ia suka menerima laki-laki. Nani sebenarnya teman aerobikku di tempat senam. Dengan Mbak Nani aku sama-sama berdagang berlian untuk tambahan penghasilan, karena ia banyak relasinya di Dharma Wanita sewaktu suaminya masih ada. Badannya tinggi, hampir sama dengan aku yang 178 cm dan buah dadanya pun ukurannya 38D. Nani tidak punya anak dan di rumah ia tinggal bersama 2 sepupu wanita dan adik-adik suaminya yang masih pada sekolah, ada yang SMA dan ada yang sudah kuliah. Aku jarang ke rumahnya selama ini karena dulu suamiku dulu tak suka aku bergaul dengan dia. Entah kenapa.

“Mbak, Mbak Nani…” panggilku sambil mengetuk pintu.

Kok sepi ya? Aku masuk dari pintu samping dan rupanya sedang pada pergi karena motor anak-anak pada tidak ada.

“Mbak…?”

“Ohh… Ibu Asti,” sambut pembantunya, Mbok Warsih.

“Ibu Nani kemana ya? tadi sih ada, mungkin mandi… maaf ya Bu, Mbok lagi nyuci piring nih, Bu Asti masuk saja.”

Aku masuk ke ruang tengah dan duduk di sofanya, dan aku tiba-tiba mendengar suara sayup-sayup mendesah-desah. Jantungku berdegup seketika mendengar suara yang amat familiar kukenal itu. Perlahan-lahan kucari sumber suaranya, dan ternyata datang dari kamar atas, kamar Mbak Nani. Aku naik berjingkat-jingkat, aku masuk ke lorong di atas dan benar! Dari kamar Mbak Nani, lagi ngapain dia? Lututku terasa lemas lagi mengingat Andi tadi pagi, dan terasa bibir vaginaku melembab dan empuk lagi. Nafsuku mulai berkobar-kobar membayangkan apa yang mungkin sedang berlangsung di kamar Nani.

Nahh… kamarnya tidak tertutup, pintunya masih terbuka sedikit, perlahan kudorong dan kusingkap gordin kamar dan astaga… Mbak Nani sedang disetubuhi dan posisinya ia berlutut menungging, pantatnya tinggi ke atas dan goyang pinggulnya kencang. Aku tak bisa melihat jelas siapa laki-laki itu, tapi mataku terbelalak dari posisiku jelas melihat penisnya keluar masuk cepat ke lubang vagina, dan saking pasnya terlihat bibir vagina itu tertarik keluar setiap batangnya ditarik keluar. Batang itu… oh… batang itu basah berkilap-kilap keluar-masuk keluar-masuk dan buah zakarnya bersih sekali kemerahan tak ada rambut sama sekali. Paha Mbak Nani pun basah dengan aliran cairan dari vaginanya berkilat kilat kena cahaya.

Lututku benar-benar lemas, dan celana dalamku membasah. Aku hampir jatuh saking lemasnya, dengkulku dan aku berpegang pada amban pintu. Perlahan kudorong lagi pintunya lebih lebar dan keduanya benar-benar kerasukan, sehingga tidak melihat pintu membuka lebih lebar. Kakiku benar-benar terasa seperti agar-agar jelly, lemas. Aku berpegang pada amban pintu dan Mbak Nani pun dalam badai nafsunya terlihat memutar pinggulnya mengikuti enjotan dari lelaki itu. Buah dadanya terpental-pental dan desahnya benar-benar menghanyutkan, sepeti suara binatang sedang birahi. “Ahhh… shh ssshhh Mas Mas…. enakkk… Uhhh uhhh… hmmm…” seru Nani. Tiba-tiba mereka meregang dan meletup-letuplah orgasme mereka dan terbadai-badai buah dada Mbak Nani karena binalnya ia menjepit penis itu. Dan terpuruk ia dipelukan lelaki tadi dari belakang.

Nafas mereka memburu terengah-engah seperti pelari maraton. Siapa lelaki itu? Perlahan aku mundur dan terduduk di kursi tamu di beranda kamar itu. Nafasnya masih tak terkendali dan celana dalamnya kuyup. Aku bingung mesti ngapain dan aduh gatalnya lubang vaginaku, gila aku tadi baru dengan Andi, kok sekarang sudah begini lagi. Kurapatkan pahaku kencang dengan harapan sedikit terbantu.

Masih tetap membara dan akhirnya aku tidak kuat lagi dan aku buru-buru pulang berharap Andi masih di sana. “Andi… Andi…” seruku dengan parau. Begitu masuk ke rumah, kok tidak menjawab, pikirku. “Andii…” aku mencari ke paviliun, wah kosong semua, sudah pergi dia, keluh kecewaku. Aku naik ke atas dan segera membuka semua bajuku. Mandi, pikirku untuk meredakan ini. Aku terdiam di bawah shower, aduhhh… aliran air malah tambah merangsangku. Bagaimana ini, bagaimana, ah masturbasi saja, dan kuraba klitorisku yang sudah nongol keluar, “Shhh… shhh enakkk…” tiba-tiba terdengar suara bel pintu. “Aduh siapa lagi… Andi pulang?” harapku. Aku segera mengambil handuk dan kulibatkan di sekeliling tubuhku yang sintal, wah… kurang besar. Kugenggam saja handuk itu biar tidak copot.

Bel berbunyi tak sabar lagi, dan aku cepat turun, kupikir lihat dulu siapa dan kalau tidak kenal biar tak kubuka, aku mau masturbasi, kesalku. Dari jendela kulihat, wah ternyata anak pengantar koran, anaknya Pak RT di ujung jalan. Aku bimbang apakah mau membuka pintu atau tidak? Bagaimana aku, hanya handukan saja. Entah kenapa, impulsif kubuka juga dan aku melihat anak lelaki dengan mulut ternganga terbesar begitu dia melihatku hanya berhanduk dan masih basah kulitku dan rambutku. Dalam hati, aku senang karena berarti aku OK dong.

“Ya…?” tanyaku.

“Oh maap Mbak… eh Ibu… mau nagih uang koran.”

Ihh sialan, hanya mau nagih, batinku.

“Bisa lain kali?” ujarku.

“Oh eh… bis bis… bisaa…” paraunya.

Lho kok ia menutup-nutupi depan celananya. Tiba-tiba aku sadar bahwa anak ini sudah lumayan besar, mulai deh aku berpikir lain.

“Eh iya deh, aku bayar saja, masuk dulu deh… aku baru mandi,” kataku.

“Ah biar di sini saja Mbak, eh Ibu…”

Kuulurkan tanganku dan kutarik saja masuk dan ia jalan agak membungkuk-bungkuk, rupanya mencoba menyembunyikan sesuatu.

“Kenapa sih?” tanyaku, “Kamu sakit pinggang?”

“Ah.. ah… eh… tidak… tidak…” katanya.

Mukanya merona merah sekali.

“Ya sudah ayo masuk ke sini!”

Kutarik lagi dan kubawa ke ruang tamu.

“Duduk deh…” lau dia duduk, “Namamu siapa?”

Aku masih berdiri di depannya dan tetesan air masih mengalir di pahaku. Si anak itu matanya terbelalak melihat paha mulusku di depan mukanya.

Apa… apa… apa Mbak…” gelagapan terus dia.

Aku tambah geli saja.

“Oh saya namanya Banu…” jelasnya hampir berbisik.

Matanya masih menatap pahaku yang basah, pori-poriku masih menggremeng sehingga bulu-bulu halus di situ kelihatan berdiri.

“Banu mana bonnya?” tanyaku.

“Oh oh… iya ini…”Tangannya menggapai tas yang ditaruhnya di atas pahanya dan aha… rupanya ia berusaha menutupi penisnya yang sudah tegang berat. Ha ha ha, aku mau menikmati siang ini untuk melepas dahaga gara-gara Nani tadi. Biar deh anak Pak RT sudah besar juga kok. Tapi aku mesti hati-hati supaya dia tidak shock.

“Ini buat bulan lalu ya Ban?” tanyaku sambil mengambil kwitansi dan aku jalan ke buffet tempat aku menaruh dompetku.

“Ii.. iiiya… Tante eh Ibu eh… iya…” katanya.

Dari kaca di atas buffet aku melihat matanya mengikuti goyang pantatku di balik handuk yang nyaris tak menutupi pantatku dan pasti bulu di sela-sela pahaku bisa dilihatnya. Sengaja kuregangkan kakiku dan matanya membesar dan membesar. Aku pura-pura mencari-cari dompet dan membelakangi dia dan matanya sudah terkunci ke pantatku yang sintal. Lalu aku berjinjit dan pura-pura mencari di atas lemari tepi buffet sehingga handukku naik ke atas juga. Ha ha ha, pasti dia melihat lebih jelas lagi ujung vaginaku sekarang.

Aku tiba-tiba membalik dan Banu sudah pucat dan seperti orang dihipnotis saja. Aku balik membawa dompetku dan sengaja aku duduk di seberangnya. Kukangkangkan kakiku sehingga handukku naik ke atas paha. Aku pura-pura meneliti rincian kwitansi dan Banu matanya menjalang mencoba mencari apa yang akan bisa dilihatnya. Aku sendiri sudah basah kuyup, vaginaku lemas membayangkan mau menikmati anak ini.

Tiba-tiba aku bertanya,

“Eh kamu hari Minggu koq tidak pergi main-main sih? kan bisa besok nagih.”

“Aa.. aku pengen beresin ini Bu…” katanya.

“Masih banyak yang mesti ditagih?” tanyaku lagi.

“Tidak, ini terakhir.”

“OK, ini uangnya dan terima kasih ya,” kataku sambil berdiri.

Terlihat mukanya kecewa karena mungkin inginnya sih apa ya? (mana aku tahu dia mikir apa, yang jelas tegangnya masih tuh di balik celana pendek jeansnya).

Dia berdiri dan cepat ditutupkannya lagi tasnya di depan kemaluannya.

“Eh Banu, mau bantu Mbak tidak?” tanyaku.

Dengan sergap ia menjawab, “Mau…” katanya senang.

“Ini Mbak mau pakai krim tapi susah kalau di belakang punggung. Mau tidak kamu bantuin oleskan.”

Wah kalian mesti lihat ekspresi mukanya, seperti orang menang lotere 1 juta dolar tuh.

“Ayo sini naik ke kamar Mbak deh!” ajakku.

Berdebar-debar aku membayangkan ini semua. Lubang vaginaku sudah bukan main gatelnya. Aku berbaring telungkup tanpa melepas handuk setiba di kamar.

“Itu Ban, ada di meja hias yang warna putih botolnya.”

“Ini ya Mbak?” katanya cekatan.

Ia sudah lupa dengan tasnya dan celananya seperti sebuah tenda dengan tonggak tegak lurus.

“Yep….. itu dia Banu. Ini mulai dari pundak atasku ya Ban.

Ia duduk di pinggirku dan nafasnya terdengar terengah-engah. “Srr…” duh dinginnya krim itu ketika ia mulai mengoles pundakku. Tangannya terasa hangat sekali dan gemetar.

“Banu kamu pernah tidak ngolesin body cream gini?” tanyaku untuk membuat ia relaks.

“Ahhh… nggak pernah. Mbak cantik sekali dan kulitnya halus bener deh,” katanya sambil terus mengoleskan krim.

Ah enak, dan pahanya terasa menempel pada sisi tubuh atasku.

“Eh Mbak, ini handuknya ngehalangin,” katanya lebih berani.

Aku berdebar dan… “Oh iya… dorong saja…” tangannya mendorong sisi atas haduk di punggungku dan ditambahkannya krim dan dioleskannya ke punggungku.

“Mbak.. eeeh… saya buka saja ya handuknya.”

Ah… batinku, berani juga anak ini. Kuangkat sedikit badanku dan ditariknya handuk dan jadi longgar dan copot. Buah dadaku terasa sedikit pedih waktu ditariknya handuk itu dan telanjang bulatlah aku. Dari kaca meja hias aku lihat Banu ternganga lagi melihat tubuh mulus dan montok tersaji di depan matanya. Ia lupa mesti memberi krim. Aku pun menahan nafsuku dan tetap terlungkup.

“Eh Banu ayo dong! ngeliatin apa sih kayak belum pernah ngeliat wanita,” desahku merangsang.

“Oh iya iya…”

Dia mengoles lagi dengan sigapnya, tangannya teasa tambah hangat.

“Hmm, pantatnya juga tidak Mbak Etty?”

Hi hi hi dia panggil aku pakai nama Etty, lucu rasanya karena sudah lama tidak dipakai nama itu.

“Iya,” ujarku.

Dan “Seerr…” rabaan tangannya membuatku mendesah keenakan dan suasana di kamar itu sudah penuh dengan hawa nafsu saja. Rabaan tangannya mulai mengcengkeram kedua bukit sintal, dan aku pelan-pelan merenggangkan pahaku dan kuangkat sedikit pantatku. Banu pindah ke dekat pahaku dan aku geli karena pasti dia ingin lihat vaginaku. Sengaja kuangkat terus dan kulebarkan lagi pahaku dan tangannya masih meremas-remas (bukan ngolesin lagi cing).

Kulihat ia menjilatkan lidahnya ke bibirnya dan tangannya mendekat ke arah paha dan jempolnya kiri dan kanan mendekat ke vaginaku sambil tetap meremas-remas pantatku sebelah bawah. Aku pun tak sadar mendesah-desah keenakan dan terasa di sebelah dalam pahaku mengalir cairan dari vaginaku. Aku diam saja supaya Banu tidak malu dan kuintip terus dari kaca kelakuannya. Diulurnya jempolnya dan terasa sentuhan halus di tepi bibir vaginaku. Enak dan aku angkat lagi pantatku dan jempolnya menyentuh lebih berani. Aku menahan terus nafsuku, maunya sih aku sudah berbalik dan kuterkam saja si Banu ini tapi itu akan mengurangi nikmat. Banu melihat aku diam saja dan jempolnya tambah ke dalam pahaku dan ia kelihatan terkejut merasakan lincir dan hangat, basah sekali bibir vaginaku. Ia melihat aku tetap terdiam, aku menggigit bantal yang kupeluk dan terasa puting susuku gatal sekali juga. Kutahan nafsuku dan kubiarkan dia eksplorasi dulu.

Nak Banu… aduhh…” keluhku, “Shhh… enak sekali…”

Dan kakinya tambah dikangkangkannya lebar-lebar, pantatnya naik sedikit sehingga vaginaku sudah terpampang di mata Banu yang terbelalak. Tenggorokannya kering sekali dan tangannya dingin. Bulu kemaluanku sudah menempel karena kuyup. Jari Banu meremas-remas pantat dan paha atas. Dilihatnya vagina merekah dan bau khas seperti laut begitu merambah hidungnya membuat suasananya tambah merangsang. Dasar anak masih “ijo” dia tak tahu mau ngapain. Aku biarkan jarinya mendekat ke bibir vaginaku dan kutahan nafas mengantisipasi enak yang bakal kurasakan. Kutinggikan lagi pantatku dan terasa jarinya menyentuh dan mulai menggosok dengan rasa ingin tahu sambil takut dimarahi. Aku berbisik, “Terus Banu… paha dalam ibu itu perlu juga,” aku memberanikan dirinya, dan aku lebarkan lagi pahaku sehingga betul betul sudah bebas terlihat belahan vaginaku dari belakang situ. Jari-jari Banu mulai mendekat lebih jauh ke lubang dan bibir-bibir kiri dan kanan vaginaku dan mengorek-ngorek. “Aduhhh… nikmat sekali…” Jari tengah Banu masuk ke lubang basah dan keluar-masuk, ia mengorek-ngorek tanpa tahu apa yang harus dikerjakan. Kutuntun tangannya dan kutangkupkan pada vaginaku dan jari telunjuknya aku letakkan di atas klitorisku “Gosok dan gelitik Banu!” kataku. Pantatku tambah tinggi sehingga aku hampir berlutut. Pantatku sudah hampir setinggi mulut Banu yang ternganga selebar pintu Tol.

Dengan pelan tanganku meraba paha Banu, seperti orang kena listrik ia mengejang. “Jangan takut Banu, Ibu tidak apain kok.” Aku naikkan lagi dan penisnya yang sudah keras luar biasa terasa di luar celana pendeknya. Aku elus-elus dan ia seperti orang kesurupan, matanya terbalik-balik keenakan, dan kutarik celananya ke bawah, ia berdiri dan bebas merdeka batangnya itu. Kugenggam erat-erat dan aku bilang, “Banu kamu ke belakang situ dan tempelkan penismu ini ke mulut lubang vagina.” Aku menungging berlutut, pantatku tinggi ke atas dan posisi vaginaku sudah terbuka lebar. Banu mendekat dan sambil memegang penisnya ia mengarahkan ke vaginaku.

“Ahhh.. ahhh… enak Banu…”

“Iya Mbak enak sekali…”

Aku pegang penisnya dan pelan-pelan kuamblaskan ke dalam lubang vaginaku. Gila panas sekali batangnya itu. Dan aku mulai berayun-ayun ke depan dan ke belakang. Banu pegangan pada pinggulku, buah dadaku berayun-ayun menggelantung bebas. Dan pelan sekali kusedot penis Banu dalam vaginaku, kugerakkan otot dinding vaginaku bergelombang-gelombang. Di kaca aku melihat posisiku dan Banu, sungguh pemandangan luar biasa. Anak masih “ijo” itu antusias sekali dan kelihatan ia masih bingung-bingung. Terus kugenjot dan Banu mulai pintar mengikuti gerakannya, dan terasa batangya maju-mundur menggaruk-garuk dinding vaginaku dengan nikmat sekali.

Dan 2 menit kemudian meledak-ledak orgasmeku dan ia kujepit dengan kencang dalam vaginaku sampai terasa seperti kuperas batangnya sampai kering dari spermanya. Terdampar Banu di atas punggungku dan aku rebah ke ranjang. Penisnya masih setengah tegang dan terasa berdenyut denyut. Itu pengalaman Banu pertama.

Aku tertidur setelah itu dengan enak sekali, sungguh segar. Besoknya aku sibuk di kebun sampai sore, dan siangnya aku tidur lagi sebentar, rencanaku anak kostku yang lain akan kupetik perjakanya. Jam 06.00 sore aku mandi dan dandan sedikit, aku kenakan daster tipis. Setelah itu aku duduk di kamar tamu membaca koran sore menunggui anak-anak kost pulang kuliah sore.

Ketukan di pintu menyadarkan aku dan aku bilang, “Iya…” Andi masuk dan ia senyum-senyum.

“Ada apa Andi? nggak jadi nginap di rumah Anwar ya?” kataku manis.

Aku tak bangkit dari ranjang, dasterku agak tersingkap kubiarkan. Mata Andi segera melihat itu dan senyum lagi.

“Anu Mbak Etty. Perlu apa-apa tidak?” katanya sambil mendekat.

“Oh ini Mbak Etty…” katanya sambil duduk di sampingku dan tangannya memegang tanganku.

“Tapi tidak boleh marah ya… Herman, Toni kan masih SMA, mereka baru dapat pelajaran biologi dan sering nanya-nanya, aku tapi sulit juga menjelaskan kalau tidak ada peragaan.”

“Lha iya, kamu kan di kedokteran bisa dong ngejelasin,” kataku.

Elusan tangannya membuat hatiku berdesir lagi dan vaginaku langsung mendenyut. (Gila nafsuku besar sekali sih batinku).

“Lalu kenapa?”

“Ini lho, tapi bener ya tidak boleh marah?” kata Andi lagi.

“Iya sudah, apa sih susah banget mau ngomong. Kamu perlu uang buat beli peta biologi?”

“Eh tidak, sebenernya sudah ada tapi perlu bantuan Mbak Etty,” kata Andi lagi.

“Gini Mbak, mereka ingin tahu tubuh wanita dan aku pikir paling gampang kalau Mbak Etty tidak keberatan aku pakai tubuh Mbak buat peragaannya.”

“Ha.. ha.. ha… Andi kamu ada-ada saja, malu ah,” kataku sambil berdebar-debar dengan pengalaman baru ini.

“Boleh tidak Mbak?” desak Andi lagi.

“Iya dah, tapi gimana? aku mesti apa?”

Baru aku bilang begitu pintu kamar sudah terbuka dan masuk Herman dan Toni. Kurang ajar dari tadi mereka nguping di pintu. Aku agak menjerit karena kaget. Herman dan Toni malu-malu dan mukanya merah. Andi mengajak mereka ke tempat tidurku dan katanya, “Mbak saya lepas ya dasternya.” Aku malu, karena aneh rasanya ada 3 lelaki muda di kamarku. Tapi gemuruh di dadaku menggebu-gebu membayangkan tubuh ke-3 anak muda ini. Aku hanya bisa manggut-manggut, lidahku kelu dan duh vaginaku sudah langsung melembab dan lembek terasa hangat bibir vaginaku. Aku duduk dan kuangkat dasterku dan waktu tanganku ke atas buah dadaku langsung bebas menggelinjang sintal dan kulihat mata ke-3 anak itu membelalak. Aku menutup buah dadaku dengan daster yang sudah lepas dan Andi mendekat lagi. “Mbak baring ya, tangannya ke atas. Ini kita serius kok Mbak, mereka besok ujian. Jadi Mbak tidak usah malu karena membantu nih.” Tanganku ditariknya kedua-duanya ke atas dan buah dadaku munjung dengan bebas dan seksi sekali. Kulirik dan duh mereka sudah pada tegang. Aku berbaring hanya bercelana dalam segitiga kecil sekali hampir tak bisa menutup vaginaku dan di depannya jelas sekali basah sudah.

Andi juga suaranya bergetar karena menahan nafsu, aku rasa. “Ton, Man sini kamu di sisi sana biar aku jelaskan tentang buah dada,” katanya sok seperti dosen. Herman dan Toni berdesak-desak dengan gesit mendekat. Andi memegang buah dadaku dan menjelaskan bahwa ini adalah buah dada yang sehat dan terpelihara baik katanya sambil meremas, dan katanya, “Nah kamu coba pegang dan remas-remas! Herman kamu perah yang sini dan Toni kamu coba kekenyalan yang satunya, kemudian gantian dan bandingkan.” Mata mereka jalang sekali dan kedengaran desah nafas mereka yang sudah tak beraturan. Aku sendiri begitu diremas Andi tak sadar mendesah enak. Dan seketika kedua anak itu rebutan meremas-remas kedua buah dadaku, dan banjirlah cairan di vaginaku.

“OK.. OK.. sudah sudah cukup!” seru Andi, “Sekarang lihat ini, ini adalah puting susu dan di sekitarnya ini disebut aerola,” katanya sambil memelintir putingku ke kiri dan kanan, aku menggelinjang geli. “Ini kalau sehat akan bereaksi bila disentuh atau dirangsang sehingga mengeras,” lanjutnya. “Nah coba kamu pegang puting seorang satu ya… dan pelintir seperti ini!” katanya sambil mencontohkan dijepitnya puting susuku di antara jempol dan jari telunjuknya dan diputarnya putingku. Aduh seketika aliran syarafku ke vagina tambah enak rasanya. Vaginaku terasa kuyup dan mengalir ke sisi pahaku. Celana dalamku tak dapat menampung lagi cairan itu. Herman memelintir puting susu kiri dan Toni di buah dada kananku. Aku tak sadar kakiku sudah mengempit dan bergoyang-goyang menahan rasa geli dan pinggulku bergeser-geser di ranjang. Andi sendiri memperhatikan kedua anak itu praktikum di puting susuku dan keduanya asyik sekali. Diremasnya vaginaku dari luar celana dalam sehingga aku sudah kehilangan sadar dan rasa malu. Gelinjang-gelinjangku sudah seperti kuda liar.

“Andi… Andi… ooohh… Gila kalian ayo dongg…” Pelintir-pelintiran tangan Tony dan Herman masih terus dan mereka seperti anak kecil dapat mainan. “OK OK, stop dulu!” muka keduanya kecewa dan mereka menurut sekali. “Sekarang kita beralih ke bagian sini,” katanya sambil meremas vaginaku. Aku senang sekali serasa akan mendapat pelepasan. Mereka semua jelas-jelas sudah ereksi penisnya tapi masih menahan diri. Sebenarnya aku yang sudah tidak tahan ingin sekali vaginaku dimasuki batang panas dan aku gembira sekali membayangkan ada 3 penis panas. “Ini namanya vagina,” kata Andi sambil meremas-remas terus dari luar CD-ku yang sudah kuyup. “Mas Andi, kenapa kok basah gitu sih?” tanya Toni dengan polos sambil agak bergetar dan parau suaranya. “Oh ini,” kata Andi sambil memegang depan CD-ku. “Ini biasa kalau wanita sedang birahi maka akan keluar cairan-cairan seminal seperti ini. Dan maaf Mbak Etty, saya turunkan ya celananya!” Lagi aku tak bisa menjawab kelu lidahku dan aku hanya manggut cepat dan kuangkat pantat dan pinggulku. Andi menyelipkan tangannya ke samping CD-ku dan menariknya turun, seketika terbukalah vaginaku dan Herman maupun Toni tambah besar saja belalak mata mereka.

Andi mengelus-elus vaginaku dan mengatakan, “Ayo kalian pindah ke sini dekat paha Mbak Etty biar jelas,” katanya. Nafas Andi pun mendengus-dengus, aku rasa kalau dibiarkan ia sudah mau menancapkan penisnya ke dalam lubangku. Andi menjepitkan jarinya pada bibir vaginaku yang tebal, empuk panas dan menyibak bibir vaginaku dan menariknya keluar, “Nah ini namanya labia, bibir vagina,” kata Andi. “Coba kalian rasakan, dielus-elus seperti ini!” katanya lagi. “Ahhh… nikmat sekali…” Herman dan Tony dengan gemetar memegang seorang sebelah dan menariknya. Kemudian mengelus-elus dengan ujung jari-jari mereka. Gila geli sekali, dan aku senang karena mereka serius dan semangat sekali (iya lah mana tidak semangat melihat vagina begitu cantik). Ada dua menit mereka menarik-narik pelan dan mengintip-intip dari dekat, dengus nafas mereka geli sekali kena pahaku di atas. Dan Andi menghentikan mereka. “OK, berikutnya perhatikan bentuknya ini,” katanya sambil menyibak rambut kemaluanku yang sudah kuyup oleh cairan vaginaku. Aduh, itu cairan mengalir kemana-mana terasa sampai ke lubang duburku. “Ini adalah klentit atau klitoris,” katanya sambil menarik kacangku yang sudah keras sekali. Di dorongnya keluar di antara kedua jarinya dan lihat…!” katanya lagi. “Ini kalau disenggol akan mengeras seperti ini.” Dan dimain-mainkannya dengan ujung jarinya klitorisku itu.

Mataku gelap rasanya seperti mau pingsan karena enak sekali. “OK, kamu coba Man,” katanya ke Herman, dan Herman dengan semangat menggoyang klitorisku dan ia juga bereksperimen menjepit klitorisku dengan kedua jari dan memilin-milin. Pantatku menggelinjang-gelinjang liar dan Tony aku lihat sepintas ternganga melihat kelakuanku. Andi sementara itu tak tinggal diam, ia memeperhatikan kedua anak itu sambil meremas-remas memerah buah dadaku. Aku lemas dengan nafsu yang sudah memuncak sekali. Pahaku sudah ngangkang lebar sekali dan bau mesum dari vaginaku memenuhi kamar. Badanku terasa hangat sekali dan betapa lubang vaginaku mengharapkan batang panas, tapi aku masih mengikuti semua permainan anak-anak ini. “OK, sudah!” katanya setelah Toni juga mendapat giliran. “Sekarang seperti ini kalian harus tahu bahwa lubang vagina ini sangat sensitif jadi tidak boleh kasar kalau mau memeriksa.” Andi memasukkan jari tengahnya yang kasap ke dalam lubang vaginaku dan begitu masuk dinding vaginaku langsung mendenyut mencengkeram, “Senut… senuttt…”

“Usahakan kuku kalian harus sudah digunting dan tidak tajam, karena kalau sampai luka sulit nanti sembuhnya,” katanya sok tahu seperti dosen sungguhan. “OK, kalian coba masukkan dan gosok gosok seperti ini keluar-masuk,” katanya. Aku terbadai saja di ranjang dan kedua anak ini bergantian memasukkan jari tengahnya memasturbasi aku, entah berapa kali sudah aku orgasme. Seprei ranjang sudah kusut seperti kapal pecah. Andi terus meremas-remas buah dadaku sambil memainkan puting susuku. “Nah sekarang kita harus mengerti juga bau vagina yang sehat seperti ini,” kata Andi. Ia mendekatkan hidungnya ke lubang vaginaku dan hembusan nafasnya yang panas menambah bara nafsuku. Kalau aku tidak menahan diri sudah kuterkam si Andi ini dan kutunggangi penisnya. Aku masih play along dengan mereka. Kemudian Andi berbicara lagi. “Dan kita juga perlu menjilati untuk tahu rasanya cairan ini,” katanya sambil bibirnya langsung menerkam vaginaku. “Ahhhh…” jeritku keenakan. Dan lidah kasapnya segera bermain di sekitar situ, kira-kira semenit ia dengan berat hati melepaskan dan…”OK, sekarang Toni kamu coba!” Toni dengan cekatan mendekat dan memasukkan mukanya di antara selangkanganku yang sudah kubuka lebar-lebar.

Aku ambil bantal dan kuganjal pantatku sehingga vaginaku munjung keluar. Mulut Toni terasa panas sekali dan dengan semangat ia menciumi dan seruput-seruput ia menjilati. Aku terbadai lagi dan orgasmeku memuncak untuk kesekian kalinya. Lidah Toni berkali-kali masuk ke lubang vaginaku dan cairan demi cairan dihisapnya. Kadang kadang ia menghisap dengan kencang dan pahaku sudah tak sadar mengempit kepala Toni. “Sudah Ton!” kata Herman menarik Toni dan membuka paksa pahaku, dia juga tidak sabaran jadinya. “Dan gantian Herman!” Aduh, gila digigitnya bibir kemaluanku, rupanya saking semangat tergigit sedikit bibir vaginaku, tapi ia juga semangat dan terasa lidahnya lebih panjang dan kasar lagi dari lidah Toni dan Andi. Aku menggeruskan vaginaku ke mulutnya dan pahaku mengempit kepala Herman di antara kedua pahaku yang sintal putih. Sementara Andi sudah membuka celananya dan penisnya sudah keras sekali, disorongkannya ke mulutku dan dengan rakus aku menerkam dan mengelomohi kepala penisnya. Toni juga tadi melihat Andi, ia meremas-remas buah dadaku dengan semangat. Kadangkadang aku agak menjerit karena sakit juga, mungkin gemes si Toni ini.

Herman masih asyik menyeruput vaginaku dan klitorisku, dia cari dan disedot. Toni tadi tidak sampai mengisap-isap klitorisku. Tak lama Andi meletup orgasmenya dan dengan rakus aku hisap kencang sambil meremas-remas batangnya dan mengocok-ngocok supaya spermanya keluar semua. Kutelan habis semua sperma itu. Toni ternganga lagi melihatku ganas seperti itu dan binal sekali. “Man, Man sudah Man!” kata Andi. Herman dengan segan mengangkat kepalanya dari vaginaku. Andi mengatakan, “Mbak Etty, kami perlu membuat eksperimen lanjutan, boleh tidak?” Aku sudah tidak bisa berpikir karena ingin sekali penis-penis ini kuremas dalam vaginaku.

Andi mengeluarkan pisau cukur Gillette dan katanya, “Man kamu ambil itu sabun untuk cukur kita cukur jembut Mbak Etty!” Toni masih terus meremas-remas buah dadaku dan kadang mempermainkan puting susuku, dan dihisap-isapnya juga. Tanganku memegang batang penisnya dari luar celana. Kemudian aku bilang, “Kalian tidak fair masak aku sendiri yang telanjang bulat kalian semua buka juga dong!” Aku rasa aku mesti lapor ke Jaya Suprana di MURI karena kalau ada rekor buka baju pasti mereka menang. Dalam sekejab sudah telanjang semua. Herman dan Toni bulu kemaluannya masih halus-halus, mereka baru SMU kelas I, kalau tidak salah ingatanku. Herman mengoleskan sabun di bulu-bulu kemaluanku sambil jarinya iseng mencubiti klitorisku. Dan Andi mulai mencukur dari mulai perut bawahku dengan hati-hati sekali, dan terasa bulu kemaluanku berjatuhan dan dingin di tempat yang sudah bersih. Terus Andi maju dan sekitar bibir tepi-tepi vaginaku juga. Ditariknya lembar bibir vaginaku dan dicukurnya pelan-pelan. Dan dalam beberapa menit gundul sudah vaginaku. Andi mengambil kaca kecil dan menyuruhku duduk. Aku mengangkang sambil duduk dan Andi meletakkan kaca itu di depan vaginaku, ha ha ha lucu sekali dan klitrosisku tampak jelas nongol, bibir vaginaku merekah dan kelihatan seperti kerang mentah.

“OK, sekarang giliranku,” kataku, “Kalian bertiga tiduran, kita lihat siapa yang paling kuat, Mbak akan tunggangi kalian satu persatu dan yang paling kuat lama malam ini boleh tidur sama Mbak sampai pagi hadiahnya,” kataku sambil senyum dengan buas dan binalnya. Ketiganya cepat berbaring dan aku bilang, “Ambil bantal semua, taruh bantal di bawah pantatnya!” Aku merasa liar sekali melihat ketiga tiang bendera dari daging itu sudah berdiri tegak lurus. Hmm, aku mulai dari Toni, dia berbaring di tengah dan aku jongkok di atas penisnya, kugenggam batang itu dan kugosok-gosok kepalanya di mulut vaginaku. Pelan-pelan aku jongkok lebih dalam dan kepala penisnya mulai masuk. Toni merem menikmati dan mulutnya terbuka dan mendesah-desah keenakan. “Bless…” masuk semua dan aku turun terus sampai terbenam dan aku mulai bergoyang berputar tanpa naik-turun dengan cepat, genggaman vaginaku kukerahkan dengan kuat, terus kuputar searah jarum jam. Buah dadaku yang montok bergoyang, satu di kiri diremas Andi dan yang kanan diremas Herman, mereka juga ikut terengah-engah. Aku mulai mengulek penis Toni ke depan dan ke belakang, berayun-ayun, pinggulku berputar-putar, dan terasa hangat dan kerasnya penisnya di dalam vaginaku dan mata Toni terbelalak ke atas sehingga kelihatan putihnya saja, dan badannya melengkung kejang.

Dalam 2 menit sudah orgasme dia dan semprotan maninya di dalam vaginaku panas sekali. Dan aku sendiri karena buah dadaku diremas-remas kedua anak ini di kiri dan di kanan juga tak lama ikut meledak. Suasana yang cabul ini menggelorakan birahi, dan aku mengejangkan badanku menikmati orgasme entah keberapa. Kempitan vaginaku membuat Toni agak kesakitan karena kuatnya otot dinding vaginaku. Terasa klitorisku menyentuh rapat ke penis Toni, dengan terengah-engah aku berlutut dan kucabut vaginaku dari penis Toni yang kuyup dengan sperma dan cairan kewanitaanku. Aku merangkak pindah menungging di atas penis Herman, buah dadaku bergantung bebas, aku ingin mengisap penis Herman dan menelan sumber awet muda, tadinya aku juga maunya Toni aku sedot dulu spermanya yang penuh protein itu, hanya vaginaku gatal sekali tadi. Dan setelah digaruk oleh kepala penis itu, enak sekali, agak mending walau aku masih penuh birahi. Terasa Andi menggosok vaginaku dengan tissue untuk melap mani Toni yang berleleran dan aku sudah tak perduli. Kuraih batang penis Herman yang kulihat agak gemetar menahan gejolak senangnya, ia membayangkan penisnya bakal aku sedot. Kuciumi dulu sepanjang batang penis dari satu sisi ke sisi lain. kemudian kulekatkan lidahku di bagian bawah kepala penisnya yang sudah berkilat-kilat basah dan kuputar sekitar penis itu dengan lincah dan seketika menggelinjang Herman keenakan.

“Aduh Mbak Ettyyy…” dan tangannya seketika mencengkeram rambutku dan mendorong agar penisnya masuk ke mulutku. Aku sengaja hanya menyentuh dengan ujung lidahku di atas kepala penisnya, dan tanganku mengelus-ngelus buah zakarnya yang sudah padat itu. Kuremas-remas buah pelir itu dan ciuman-ciuman ke batang penis sekitar pelir membuat ia tambah liar dan sudah seperti kuda liar. Menggeram minta agar aku menyedot. Ah anak muda perjaka. Aku masukkan kepala penisnya saja ke dalam mulutku dan kukelomoh seperti makan es krim Walls saja laiknya atau Lolipop. Pembaca wanita yang belum pernah nyoba anda kehilangan cara-cara yang menakjubkan ini untuk memberi nikmat pada pasangan anda (pasangan di rumah maupun di luar). Dan tanganku tetap menggocok pelir dan batang Herman sementara itu dari belakang Toni memelukku dan memerah-merah buah dadaku dan eh gila si Andi masuk ke selangkanganku yang sudah di lapnya dan ia menarik pantatku sehingga aku terduduk dengan vagina di atas mulut Andi. “Uihhh geli sekalii…” dan Andi karena sudah lebih pengalaman (siapa dong gurunya) memberiku kenikmatan selangit. “Aahhh…”

Gila deh aku dan tiga anak muda-muda dan telanjang bulat semua. Sayang tidak ada kamera video waktu itu. Kuhisap kencang sampai pipiku kempot dan lidahku menyambar-nyambar kepala penis di dalam dan akhirnya Herman mengangkat tinggi-tinggi pantatnya dan aku hampir tersedak penisnya masuk ke dalam rongga mulutku yang dalam, dan… “Srot… srott…” Bertubi-tubi spermanya muncrat dan kusedot dan kutelan habis. Mbak-Mbak, ini dia obat awet muda, rahasia lho. Dan Andi menyedot terus klitorisku sehingga aku pun orgasme dan saking naik ke otak, mataku gelap dan aku duduk menekan vaginaku di mulut Andi sambil berputar di situ. Aku tumbang ke samping dan Andi bangun, mulutnya berbuih putih di sekitar bibirnya sehingga aku tertawa melihatnya sambil terengah-engah. Dan Toni sudah ereksi lagi, Andi juga dan Herman masih mencari nafas, penisnya separuh tegang. Kuambil air di gelas dan sambil menenangkan nafas aku minum, eh lagi duduk gitu susuku sudah diremas-remas lagi dan idih ini anak-anak, entah tangan siapa masuk mengorek-ngorek vaginaku dan aku dipeluk dari belakang, siapapun aku sudah tidak perduli.

Aku menikmati mereka malam ini. Ujian biologi? Hmm aku tahu mereka hanya buat alasan saja. Telingaku dicium dan dijilat entah oleh siapa, perutku juga diciumi salah satu anak, dan aku langsung spanning”Ayo Ton, maju-mundur, Mbak kepit dengan tetek nih penismu, enak tidak.”

“Eeenakk… Mbakkkk…” gumamnya bingung.

Dia dengan canggung maju-mundur, keringat di buah dadaku menjadi pelincinnya.

“Man kamu berlutut di atas mulut Mbak dan sinikan penismu ke dalam mulut Mbak lagi,” kataku.

Lalu akhirnya Andi menyemprotkan spermanya ke dalam vaginanya, dan disusul Herman sambil mengerang kuhisap teras penisnya dan muncratlah spermanya memenuhi mulutku. Toni masih terus menggesek-gesek penisnya dikepit buah dadaku, lalu dia menyemprotkan spermanya sampai mengenai dagu dan muka.

Mereka lalu lemas berbaring di samping kanan dan kiriku, mereka benar-benar puas, dan ilmu mereka jadi bertambah, ilmu yang mana? Ah aku tidak perduli, pokoknya aku puas dan dapat pengalaman uang bermacam-macam. Sampai sekarang aku masih membutuhkan seks terutama yang muda-muda, agar awet muda, dan aku benar bahagia menikmati semuanya ini.







Istriku Swinger

Aku adalah suami yang punya kreativitas sex yang berlebihan, sering aku membayangkan istriku bercinta dengan banyak lelaki bersamaan dan aku menontonnya. Terkadang aku suka memancing mancing istriku, bagaimana kalau direalisasikan…Dia langsung cemberut dan marah marah….

Karena aku sering bicara tentang itu, lama lama dia merasa biasa saja bahkan menimpali dengan ide ide yang nggak kalah gilanya. Tapi aku tahu dia cuma iseng saja. Pernah pada saat kami cerita yang horny horny, dia usul kalo cowoknya dia yang pilih.” aku mau pa, tapi cowoknya aku yang pilih lho….pertama dia harus bersih dan aku nggak mau intercourse !” Padahal aku lebih suka kalo dia dilayani dengan pria berbatang besar. Lebih menggairahkan menurutku.

Karena aku sering bicara tentang sex keroyokan, dia nggak keberatan kalau aku pakai dildo macam macam untuk melayani dia. Dimulai dari dildo seukuran batangku sampai dildo raksasa. Dan sudah dapat diduga dia nggak bisa menikmati dildo yang besar. Apa memang wanita tidak suka batang besar ya…padahal .aku sangat bergairah kalo bercinta model begini. Dia juga mulai dapat menikmati dildo dildo tsb kecuali yang besar tadi, baru mau masuk, dia sudah protes, favoritnya adalah dildo imut yang bisa mebuat dia multiorgasme.

Akhirnya ML keroyokan ini terlaksana ketika dia ulang tahun. Aku menawarkan hadiah apa yang dia inginkan…Dia ingin coba dildo getar model lain…hmhmhm aku pikir ini kesempatan untuk nawarin pelayanan keroyokan tersebut. Aku bilang : “Ma ngomong ngomong, daripada kamu bingung cari dildo baru, kita cari aja dildo hidup….lebih enak…”

“Maksudnya apa sih pa?” istriku heran…

“Ya kita coba aja cari cowok yang bisa nyenengin kamu, model batangnya bisa kita cari yang macem macem …toh intinya sama dengan dildo yang kamu punya….” Kataku santai..

“Hmm mulai deh papa…nawarin yang aneh….kalo aku mau nanti awas kalo bingung sendiri…nggak boleh protes! katanya sengit..

“Lho nggak papa kok ma, kan nggak ada intercourse, dan lagi ini untuk memuaskan kamu, kita cari cowok yang bersih , yang ganteng deh….

Istriku tampak berpikir lama dan kali ini menjawab dengan suara yang bergetar. Tapi apa kamu nggak cemburu pa….Terus nggak papa aku diciumin cowok lain? .

Aku jawab : kalau dicium di bibir tentu aku keberatan dong, intercourse juga aku saja yang boleh, tugas mereka cuma foreplay saja….yang penting kamu merasa nikmat dan nyaman….”

“hmm, tapi aku takut kalo ketagihan , dan aku nggak mau dikasarin…dan… bagaimana papa yakin kalo nggak ada intercourse hayo…Kalo ternyata aku terangsang terus cowok itu juga , gimana jaganya supaya nggak intercourse…” Ujar istriku.

“Hmmm..bener juga ya…” Kataku pura pura bego. “Lah kamu sendiri kalo ada intercourse sama mereka mau nggak …? Kalo aku sih nggak keberatan sih selama mereka pake kondom, trus mainnya gak kasar dan yang terpenting kamunya mau dan bisa menikmati…” Kataku perlahan sambil melihat perubahan roman mukanya yang terkejut.

“nggg…nggg….tapi sebenarnya kan rasanya sama kan pa…? Tanyanya. “Tergantung… kalo ukuran berbeda ya tentu tidak sama, dan yang terpenting sensasinya…ML dengan satu batang dengan dua batang tentu berbeda, kamunya bisa nikmati nggak?”Ganti aku bertanya.

“hmmm…jadi aku nanti ML sama papa terus sama orang itu?dua orang?kalo tiga orang rasanya juga beda lagi? ..Bener papa nggak keberatan?Tanyanya ragu.

“Nggak papa ma…aku malah terangsang kalo kamu ML dengan mereka…” Kataku dengan semangat.

“OK…”Suaranya tertahan sesaat seperti berpikir” Dan kalo kamu memang nggak keberatan…aku nggak mau kalo cuma satu orang ..nanggung….sekalian aja yang banyak…biar sekalian lain daripada yang lain…” bisiknya lirih.. Aku menjawab dengan semangat tinggi : Nggak papa ma…ketagihan pun nggak papa kok…. bagaimana …? aku carikan ya sayang…”

“Tapi pa…aku kan nggak mudah terangsang…dan lagi ..aduhhh aneh rasanya ML dengan orang lain…” katanya ragu ragu.

Sayang aku hanya dapat 2 gigolo,dan kuberi mereka pengarahan bagaimana nanti memuaskan istriku. Sengaja aku pilih ukuran batangnya berbeda beda., si Rudi yang katanya berbatang raksasa, sangat bangga dengan ukurannya. Jaminannya tidak ada wanita tidak puas dengan ukuran batangnya. Rata rata awalnya mereka takut, tetapi begitu masuk, mereka semua menjadi ganas…whhooo boleh juga sesumbarnya.

Kami menyewa villa, dengan makan malam yang romantis, sengaja Rudi dan Andy aku undang untuk datang belakangan., mereka datang dengan memakai jas rapi dan tampak bersih dan rapi. Aku tunjukkan kepada istriku bahwa mereka nanti akan melayani dirinya. Istriku rupanya grogi dan tampak tidak nyaman. “mmmm pa..gimana kalo kita batalkan saja acaranya…” bisiknya dengan suara gemetar. “Santai aja ma…ingat mereka akan melayani kamu dengan sebaik baiknya, mereka tidak akan memaksa, bahkan bersedia melakukan apa yang kamu perintahkan….dan mereka cakep cakep lho ma…”

“Iya sih memang cakep…tapi..aduh gemeter nehh…” Katanya dengan takut takut…

Kamar tidur sudah aku siapkan dengan tempat tidur ukuran terbesar, tidak standar karena tempat tidur ini memang digunakan untuk hal hal khusus seperti ini. Rudi aku mintu menunggu diluar dan aku perintahkan Andy untuk masuk terlebih dahulu.. Andy memiliki tubuh paling atletis. Dengan sengaja dia membuka bajunya dengan tetap memakai CD yang sexy. Batangnya sih nggak terlalu besar, memang tugas dia hanya menjilat kaki , tangan dan punggung saja.

Akupun mulai menanggalkan bajuku…dengan perlahan aku buka gaun sexy istriku, meloloskannya jatuh ke lantai. “Pa…aku malu..badanku nggak bagus lagi….” bisiknya. “Jangan begitu ma, dimataku kamu adalah wanita paling sexy, dan kamu tahu apa kata mereka ketika melihat fotomu…Wow..istri om masih cantik sekali…

Jadi?jangan ragu sayang….” bisikku juga sambil mulai mencium leher dan bibirnya. Aku tuntun dia menuju tempat tidur. Sementara Andi tersenyum mulai mendekati istriku dari belakang dengan mencium punggung dan pinggangnya, sedang aku mulai menjilat lembut puting susunya yang bergetar.

Badan istriku yang ramping mulus dengan buah dadanya tidak terlalu besar, tetapi padat berisi, yang paling menggairahkan adalah putingnya yang merah muda… dan kedua bongkahan pantatnya yang terlihat mulus menggairahkan serta gundukan kecil yang membukit yang ditutupi oleh rambut-rambut halus yang terletak diantara kedua paha atasnya terbuka dengan jelas.

Kemudian kutarik istriku berdiri, dengan Andi tetap di belakangnya, kedua tangan Andi mulai menjelajahi seluruh lekuk dan ngarai istriku itu. Aku sempat melihat ekspresi wajah istriku, yang dengan matanya yang setengah terpejam dan dahinya agak berkerut seakan-akan sedang menahan suatu kenikmatan yang melanda seluruh tubuhnya dengan mulutnya yang mungil setengah terbuka, menunjukan dirinya menikmati benar permainan dari Andi terhadap badannya itu, apalagi ketika jemari Andi berada di semak-semak kewanitaannya, sementara tangan lain Andi meremas-remas puting susunya, terlihat seluruh badan istriku yang bersandar lemas pada badan Andi, bergetar dengan hebat. Aku tahu dia gemetar karena perasaannya masih belum bisa menerima, tetapi juga ada perasaan ingin..

Rudi aku minta segera masuk, dengan hanya memakai celana dalam saja. Rudi memiliki batang paling besar, aku sendiri belum melihatnya. Aku hanya minta dia bersiap siap saja andaikata istriku minta coitus. Dan Aku tekankan kepadanya untuk memakai kondom, jangan sekali kali menyentuh istriku tanpa kondom..

Aku rebahkan istriku ke tempat tidur lagi, tetapi kali ini agak diujung agar Rudi mudah menciumi bibir bawahnya. Sementara aku masih menciumi lembut bibir istriku, dan Andi masih merangsang istriku dengan mengigit gigit ujung payudaranya. Tampaknya istriku risih ketika Andi menjilat ujung putingnya yang merah muda itu tapi dia membiarkannya, mungkin dia merasakan sensasi yang hebat.”ah papa…geli …sshh…aaahh geli…malu pa..” Tenang sayang…enakkan….Tampaknya dia menikmati sekali ketika putingnya digigit dan dijilati dua laki laki.

Istriku kini telentang di tempat tidur dengan kedua kakinya terlihat menjulur di lantai dan pantatnya terletak pada tepi tempat tidur, sehingga dia tidak bisa melihat dengan jelas bagian bawah tubuhnya yang sedang menjadi sasaran jilatan Rudi. Rudi mengambil posisi berjongkok di lantai diantara kedua paha istriku yang telah terbuka lebar. Rudi memang hebat, lidahnya panjang dan kasar sehingga dengan cepat istriku mengelepar. Aaaahh geli pa…geli…jangan dicium yang bawah…geli…ahhssh…kok enak ya pa…aneh ya pa…aku kok cepet terangsang sekali sekarang…ahhh..pa..padahal Cuma diciumin.”

Aku minta Rudi geser sedikit, dan segera aku arahkan batangku ke bibirnya. Aku tidak mau langsung karena istriku tidak suka kasar, dan aku gesek gesekkan dan sedikit memasukkannya pelan pelan..dan aku gerakkan pelan pelan., lalu aku cabut lagi…dengan terpejam istriku berbisk ke dekat telingaku, “pa …apa aku boleh raba dada bidang mereka?shhsshh…boleh ya pa…”Rupanya istriku penasaran.

Dengan tangannya yang gemetar dia menyentuh dada andi dan rudi. Aku tahu sebenarnya dia ingin menyentuh yang lain lebih jauh, tapi masih malu atau sungkan denganku.

Rudi rupanya lebih kreatif dengan melepas cel damnya. Ups! rupanya dia tidak ngecap, dengan diameter 6cm dan panjang hampir 25cm, warna topinya merah muda, sangat besar juga untuk ukuran orang indonesia. Tampaknya meskipun cuma sebesar itu tidak mungkinlah bisa masuk ke vagina istriku, karena istriku mungil dengan tinggi Cuma 150 cm . Aku kuatir nanti istriku merasa seperti diperkosa.

Sementara aku masih memompa dengan lembut, tangan istriku mulai turun keselangkangan Rudi dan terkejut ketika menyentuh batangnya. “Pa! besar sekali punyanya… aduuuhhh nanti jangan dipaksa masuk cepat cepat ya….please…aku ngeri..kok jauh lebih besar dari punyamu pa…aduh…”

Aku lepaskan batangku dan Rudi kembali melumat vagina istriku…Rudi pengalaman sekali, sehingga mudah menemukan titik rangsang istriku. Dan benar saja tubuh istriku bergetar hebat….dan kembali dia merintih “aduhh pa gila…gilaaaa….enak sekali….sekarang masukkan massukkan lagi shhhh….sambil mencari cari batangku…”Rintihnya “Yang mana yang dimasukkan honey?hmm punya Rudi?Godaku.” Aduh papa gitu deh….papa dulu lagi please….Rintihnya.

Sementara Andi masih dengan setia menjilati payudara istriku yang menegang hebat….Aku masih menciumi bibirnya, sengaja aku tidak mau melepas bibirnya agar dia tidak malu dengan 2 anak muda ini.

“gimana ma kalo Rudi aja yang masuk….nggak papa kok…Kapan lagi kamu merasakan yang besar…nggak akan sakit karena rudi tahu cara masuknya”Bisikku..” Aku malu pa…malu…ssshhh… bener nggak papa? …nggak nyesel? …ssshhhh…bener? ..aaahhh…gila enaaak banget…” Aku bisikkan lagi “nggak papa sayang, nanti kalo sakit ya nggak usah dipaksa…pokoknya kamu nikmati aja….” Lalu aku kode Rudi untuk bersiap siap….Jujur saja aku sebenarnya gemetaran ketika rudi mulai menyiapkan batangnya. Rasanya nggak terima batangnya yang besar menghangatkan vagina istriku. tapi disisi lain aku ingin melihat istriku bercinta dengan laki laki lain…Dari awal aku selau mengingatkan mereka untuk tidak kasar dan memaksa coitus kalau tiba tiba istriku tidak mau. Dan sekarang mereka sudah bersiap sipa untuk coitus, rasanya aku tidak mampu menghentikannya. Rasa ingin tahuku lebih besar dari rasa cemburuku….

Terlihat Rudi memegang penis raksasanya itu, serta mulai di usap-usapkan dengan lembut di belahan bibir kemaluan istriku yang sudah sedikit terbuka, Ujung kemaluannya yang kasar menggosok gosok klitoris istriku, Aduhhh cemburuku luar biasa.! Sengaja Rudi menggosoknya cukup lama agar istriku bisa melihat kemaluannya yang besar. Dan memang benar istriku dengan mata yang terbelalak melihat ke arah senjata Rudi yang dahsyat itu, sedang menempel pada bibir vaginanya. Kedua tangan isteriku kelihatan mencoba menahan badan Rudi dan badan istriku terlihat agak melengkung, tampaknya dia kawatir kalau kesakitan…. pantatnya dicoba ditarik ke atas untuk mengurangi tekanan penis raksasa Rudi pada bibir vaginanya, akan tetapi dengan tangan kanannya tetap menahan pantat istriku dan tangan kirinya tetap menuntun penisnya agar tetap berada pada bibir kemaluan istriku sambil mencium telinga kirinya, terdengar Rudi berkata perlahan, “Tante…, saya gosok gosok dulu yaa…biar enak….ok?hmm bagaimana..enak ya….maaf yaa…, kalo masuk sekarang…, boleh ya?”, terlihat kepala istriku hanya menggeleng-geleng kekiri kekanan saja, entah apa yang mau dikatakannya, dengan pandangannya yang sayu menatap ke arah kemaluannya yang sedang didesak oleh penis raksasa Rudi itu dan mulutnya terkatup rapat seakan-akan menahan debaran jantungnya.” Bisiknya : “Pa… punya rudi jangan masuk dulu ya…aduh jangan ya… paaa …ssshhh….terlalu besar…aduh..besaaar sekaliii….ngeri…” Aku ciumi bibirnya “Nikmati aja sayang nikmati aja….tadi kan punyaku sudah masukk…jadi udah nggak terlalu sakit kan…”

Rudi tanpa menunggu lebih lama lagi, segera menekan penisnya ke dalam lubang vagina istriku yang telah basah itu, biarpun kedua tangan istriku tetap mencoba menahan tekanan badan Rudi…..Aku bisikkan lagi ke telingannya…” jangan tegang ma..santai aja….biarkan masuk…biarkan masuk .” Mungkin, entah karena tusukan penis Rudi yang mendesak desak atau karena ukuran penisnya yang sangat besar, langsung saja istriku berteriak merintih rintih , “aahh.. , ssshh ya pelan-pelan begitu aja ya… .pelan pelan sekali yaaaa…. aahh.”, terdengar rintihan dari mulutnya dengan wajah yang agak menegang mungkin juga menahan rasa kesakitan. Kedua kaki istriku yang mengangkang itu terlihat gemetar. Kepala penis Rudi yang besar itu telah terbenam sebagian di dalam vagina istriku, kedua bibir kemaluannya menjepit dengan erat kepala penis Rudi, sehingga belahan kemaluan istriku terlihat terkuak membungkus dengan ketat kepala penis Rudi itu. Gila menggairahkan sekali! Aku dekati kemaluan isteriku dan kucoba merangsang klitorisnya dengan jariku. Kulihat kedua bibir kemaluan istriku tertekan masuk begitu juga clitoris istriku turut tertarik ke dalam akibat besarnya batang Rudi. “Bagaimana sayang…lebih enakkan sekarang? ….nikmati aja…bisikku dekat telinganya…Istriku mulai tersenyum. malu “hhh..paa… mulai agak enak pa…aduh mulai enak….enak pa… enak paaaa…nggak papa niiih pa…kalo besaar ternyata enaak ya pa…aadduh….nanti kalo akuu ketagihan gimanaa pa..aaduhhh….”Istriku mulai merintih dan meracau…padahal batang Rudi baru keluar masuk sebagian saja.

Rudi menghentikan tekanan dan kocokan penisnya, sambil mulutnya mengguman, “Maaf…, tante…, kalo saya kurang lembut. .., maaf yaa…, tante!”.

“aagghh…, nggaaaak kok…udah mulai agaaak enak…tapi…jangan teerrlalu diiipaksakan. .., yaahh..masukkan pelan pelan lagi yaaa… agak dalam yaa.aahh., istriku mencoba menjawab dengan badannya terus menggeliat-geliat, sambil merangkulkan kedua tangannya di punggung Rudi.

“Tante.., saya mau masukkan lagi…, yaa…, dan tolong katakan yaa…, kalau tante masih merasa sakit”, sahut Rudi dan tanpa menunggu jawaban istriku, segera saja Rudi melanjutkan tekanan penisnya ke dalam lubang vagina istriku yang terhenti itu, tetapi kali ini kocokannya dilakukannya dengan lebih cepat.

Secara lembut tapi pasti, penis raksasa itu menguak dan menerobos masuk ke dalam sarangnya. Ketika penis Rudi telah terbenam hampir setengah di dalam lubang vagina istriku, terlihat dia telah pasrah saja dan sekarang kedua tangannya tidak lagi menahan badan Rudi, akan tetapi sekarang kedua tangannya mencengkeram dengan kuat pada tepi tempat tidur. Rudi menekan lebih dalam lagi, kembali terlihat wajah istriku meringis menahan sakit dan nikmat, kedua pahanya terlihat menggeletar, tetapi karena istrikutidak mengeluh maka Rudi meneruskan saja tusukan penisnya dan tiba-tiba saja, “aahh”, Rudi melenguh sambil menekan seluruh berat badannya dan pantatnya menghentak dengan kuat sehingga membuat tempat tidur tersebut bergoyang dengan keras.

Pada saat yang bersamaan terdengar keluhan panjang dari mulut istriku, “Aduuh paaa……..aahh…..”, sambil kedua tangannya mencengkeram tepi tempat tidur dengan kuat dan badannya melengkung ke depan serta kedua kakinya terangkat ke atas menahan tekanan penis Rudi di dalam kemaluannya. Rudi mendiamkan penisnya terbenam di dalam lubang vagina istriku sejenak, agar tidak menambah sakit istriku sambil bertanya lagi, “Tante.., sakit…, yaa? Tahan dikit yaa, saya goyang pelan pelan kok ..sebentar lagi akan terasa nikmat …dijamin deh …!”, bisiknya ditelinga istriku. Istriku dengan mata terpejam hanya menggelengkan kepalanya sedikit seraya mendesah panjang, “aagghh.. ., paaa…sudah pa….aduhh… sudahhh please…sakit….sakit….terlalu besaaar…aah”, Kulihat air mata mulai menetes di sudut matanya. Cepat cepat lalu Rudi menciumi payudara istriku dengan ganas. Terlihat pantat Rudi bergerak dengan cepat naik turun, sambil badannya mendekap tubuh mungil istriku dalam pelukannya. Semakin lama semakin cepat….terkadang batangnya dikeluarkan dari vagina istriku, kemudian dihunjamkannya lagi. Membuat istriku melenguh dan merintih berkepanjangan.

Tak selang lama kemudian terlihat badan istriku bergetar dengan hebat dari mulutnya terdengar keluhan panjang, “Aaduuh… , oooohh…, ssshh.. ., sshh paa! Aku..ahhh..aku…ahhh….aku..akh…sshhh…oohhh” , kedua kaki istriku bergetar dengan hebat, melingkar dengan ketat pada pantat Rudi, dengan mata yang membeliak dan tubuh menghentak hentak istriku mengalami orgasme yang hebat dan berkepanjangan. Selang sesaat badan istriku terkulai lemas dengan kedua kakinya tetap melingkar pada pantat Rudi. Dengan tersenyum Rudi tetap melakukan goyangan goyangan memutar dengan lembut , kali ini dia tidak menekan, karena dia tahu kalo si wanita orgasme, si cowok harus mengikuti gerakan pinggul wanita tersebut .aah, suatu pemandangan yang sangat erotis sekali.

Kemudian Rudi mulai melepaskan dirinya dan bergeser ke samping, dia memberi kesempatan kepadaku untuk mendekati istriku.

“bagaimana sayang…enakkan batangnya Rudi? Sakiittt? ..hmmm bisikku lagi.

Dengan memukul mukul dada bidangku, istriku berbisik malu malu tapi dengan nada protes : “Kenapa nggak bilang bilang paaa…kalo enaknya luar biasa seperti ini…nikmat banget sayang…

bisa orgasme paa… nikmat…betul kata papa, kalo besar enak ya… enak sekali…..sekarang pengen sama punya papa ya…, kasihan kan papa belum keluar…”Pipinya bersemu merah, malu…

Aku benar benar terangsang hebat melihat pemandangan tadi, dengan segera aku masukkan batangku ke vaginanya yang super basah itu…ya ampun gara gara batang rudi yang besar tadi batangku masuk tanpa gesekan lagi. “aaahh hunjamkan pa hunjamkan pa…sshhh” Istriku memang bisa multi orgasme, dan malam ini aku benar benar ingin membuatnya puas dengan orgasme tidak terbatas. : Nggak terasa ya ma…? bisikku.” Terasa kok pa…terasa…memang kurraaang. tapiii nikmaat “. Maka dengan sedikit tenaga kuserudukkan saja rudalku itu menerobos liang vaginanya. “Aaghh”, mata istriku terpejam, sementara bibirnya digigit. Tapi ekspresi yang terpancar adalah ekspresi kepuasan. Aku mulai mendorong-dorongkan penisku dengan gerakan keluar masuk di liang vaginanya. Diiringi erangan dan desahan istriku setiap aku menyodokkan penisku, melihat itu aku semakin bersemangat dan makin kupercepat gerakan itu. Bisa kurasakan bahwa liang kemaluannya semakin licin oleh pelumas vaginanya.

“Ahh…, ahh”, istriku makin keras teriakannya.

“Ayo paaa…, terus”.

“Enakkk…, eeemm…, mm!”.

Tubuhnya sekali lagi mengejang, diiringi leguhan panjang, “Uuhh…hh…” “ma aku keluar ya yaah”, aku perlu bertanya pada dia

“keluarkan paaa ,keluarkan….mm sshh…”

Dengan satu sodokan keras, aku dorong pinggulku kuat-kuat, sambil kedua tanganku memeluk badan istriku dengan erat dan penisku terbenam seluruhnya di dalam lubang kemaluannya dan saat bersamaan cairan spermaku menyembur keluar dengan deras di dalam lubang vagina istriku. Badanku tehentak-hentak merasakan kenikmatan orgasme di atas badan istriku, sementara cairan hangat maniku masih terus memenuhi rongga vagina istriku, tiba-tiba badan nya bergetar dengan hebat dan kedua pahanya menjepit dengan kuat pinggulku diikuti keluhan panjang keluar dari mulutnya, “…aagghh…aahhh …!”, saat bersamaan istriku kembali mengalami orgasmenya dengan dahsyat kali ini yang kedua. Gila …luar biasa enak dan menggairahkan sekali

Dengan terenyum Rudi kembali mendekati istriku,” gimana tante kalo saya puaskan lagi….Istriku terperanjat “Lho…lagi …aku kan sudah orgasme dua kali pa…” tanyanya sambil memandang bimbang kepadaku . “Lho ma…kalo lagi kan kamu bisa berkali kali orgasmenya” Kataku.

” Tapi…tapi… mmm.. oklah kita coba lagi…tapi kali ini agak cepat ya…kalo pelan kurang rasanya” Bisiknya…

Istriku kembali melirik padaku sambil menggigit bibir bawahnya…aku tahu dia masih ingin tapi malu kepadaku…matanya nanar memandang penis Rudi yang masih berdiri tegak itu..Tanpa menunggu jawabannya aku minta Rudi segera memasang kondomnya. Kali ini aku ingin three some…dan Rudi mulai mendekatkan penis raksasanya ke vagina istriku lagi.

Kini aku akan menyaksikan bagaimana Rudi mempermainkan tubuh mungil istriku, Tante..bagaimana kalo kali ini saya agak kasar tapi tetap nikmat kok…dijamin dehhh..”

Istriku hanya mengangguk, mungkin dia juga ingin merasakan bagaimana bercinta dengan sedikit kasar..

“pa..gimana paaa…nggak papa…? Nanti ..nggak seret lagi lho… “tanyanya dengan suara yang bergetar …” kan aku sudah bilang honey..nikmati aja.”

Dengan memegang pinggang istriku, Rudi langsung memasukkan penisnya dalam dalam….Dan istriku sama sekali tidak menolak…Gerakan Rudi terlihat mulai sangat kasar, hilang sudah lemah lembut yang pernah dia perlihatkan. Mulai saat ini Rudi mengerjai istriku dengan agak brutal dan kasar. Istriku benar-benar dipergunakan sebagai objek seks-nya. Dia ganjal pantat istriku dengan bantal 2 tumpuk sehingga lubang vaginanya yang lebih tinggi tampak merekah dengan lelehan sperma milikku. Batangnyanya benar benar dihunjamkan dengan hentakan hentakan kasar dan gila…. luar biasa cepat.. Aku sangat takut kalau-kalau Rudi menyakitinya, tetapi dilihat dari ekspressi muka dan gerakan istriku ternyata tidak terlihat tanda-tanda penolakan dari pihak istriku atas apa yang dilakukan oleh Rudi terhadapnya. Bahkan tangannya mencengkeram erat pantat Rudi seakan takut kalo Rudi menghentikan hentakan gilanya.. Luar biasa…pemandangan ini sungguh menggairahkan. Aku benar benar terangsang hebat

Aku bisikkan kepadanya…honey kita threesome ya….dengan segera aku arahkan batang ku kemulutnya untuk di kulum. Aaahhh nikmat sekali….Kami merubah posisi doggy style dengan Rudi tetap dibelakang dan batangku tetap dimulut istriku…

Aku berbisik lagi mengusulkan bagaimana kalau Andi bergantian dengan Rudi memasukkan batangnya dari belakang…biar nggak jadi obat nyamuk.

“Aduh pa…malu paa…aaaahh tapi iya paaa… nggak papa…nikmat kok…pelan pelan yaa” Dan bertiga batang kami bergiliran masuk ke vaginanya….Bahkan kami mencoba memasukkan berurutan. Andi bagian pertama, aku kedua dan Rudi ketiga. Istriku memandangku dengan sayu tapi bibirnya sedikit tersenyum karena merasa nikmat sekali melihat tingkah kami yang bergantian menggilirnya dengan cepat. Aaahh…aaahh lebih cepat…lebihh cepat…gantian…gantiannnn…yang besar,….yang besar..aaahh….kurang cepat pa…kurang cepat..”

Tampaknya dia sudah tidak terlalu malu lagi…

“Tante , rudi ingin memberi sensasi lain neehh mau ya….” Istriku memandangku lagi masih meminta pertimbangan. Aku kedipkan mataku…its ok.. honey…

Dengan segera Rudi menggendong istriku. Istriku terlihat seperti anak kecil dalam gendongan Rudi. Kaki istriku terlihat merangkul pinggang Rudi, sedangkan berat badannya disanggah oleh penis Rudi.

Rudi berusaha memompa sambil berdiri dan sekaligus berusaha mencium istriku yang segera aku ingatkan untuk tidak melakukan itu.

Pantat istriku terlihat merekah dan tiba-tiba Rudi memasukkan jarinya ke lubang pantat istriku. “Ohh! Jangan…”. Mendapat serangan yang demikian serunya dari Rudi, badan istriku terlihat menggeliat-geliat dalam gendongan Rudi. Suatu pemandangan yang sangat seksi. “jangan kuatir tante…nikmati aja…”

Ketika Rudi merasa capai, istriku diturunkan dan Rudi duduk pada sofa. istriku diangkat dan didudukan pada pangkuannya dengan kedua kaki istriku terkangkang di samping paha Rudi dan Rudi memasukkan penisnya ke dalam lubang kemaluan istriku dari bawah… aku bisa melihat penis raksasa Rudi memaksa masuk ke dalam lubang kemaluan istriku yang kecil dan ketat itu. Vaginanya menjadi sangat lebar dan penis Rudi menyentuh paha istriku. Kedua tangan Rudi memegang pinggang istriku dan membantu istriku memompa penisnya secara teratur, setiap kali penis Rudi masuk, terlihat vaginanya ikut masuk ke dalam dan Ketika penisnya keluar, terlihat vaginanya mengembang dan menjepit penis Rudi. Mereka melakukan posisi ini cukup lama. Sementara istriku mengerang dengan hebat …dan berbisik..”.nikmat pa…nikmat…sekali…ssshhh…aduh…nikmat….”

Kemudian Rudi mendorong istriku tertelungkup pada sofa dengan pantat istriku agak menungging ke atas dan kedua lututnya bertumpu di lantai. Rudi kembali akan bermain doggy style. Ini sebenarnya adalah posisi yang paling aku sukai. Dari belakang pinggul istriku, Rudi menempatkan penisnya diantara belahannya dan mendorong penisnya masuk ke dalam lubang vagina istriku dari belakang dengan sangat keras dan dalam, semua penisnya amblas ke dalam vagina istriku. Jari jempol tangan kiri Rudi dimasukkan ke dalam lubang pantat. istriku setengah berteriak, “aagghh!”, badannya meliuk-liuk mendapat serangan Rudi yang dahsyat itu. Badan istriku dicoba ditarik ke depan, tapi Rudi tidak mau melepaskan, penisnya tetap bersarang dalam lubang kemaluan istriku dan mengikuti arah badan istriku bergerak.

Istriku benar-benar dalam keadaan yang sangat nikmat, desahan sudah berubah menjadi erangan dan erangan sudah berubah menjadi teriakan, “oohhm. .., aaduhh pa…nikmaatt”. Rudi mencapai payudara istriku dan mulai meremas-remasnya. Tak lama kemudian badan istriku bergetar lagi, kedua tangannya mencengkeram dengan kuat pada sofa, dari mulutnya terdengar, “Aahh…paa, aahh…pa… kok nikmat paaa, sshh…, ssshh!”. istriku mencapai orgasme lagi yang ke empat kalinya, saat bersamaan Rudi mendorong habis pantatnya sehingga pinggulnya menempel ketat pada bongkahan pantat istriku, penisnya terbenam seluruhnya ke dalam kemaluan istriku dari belakang. Sementara badan istriku bergetar-getar dalam orgasmenya, Rudi sambil tetap menekan rapat-rapat penisnya ke dalam lubang kemaluan istriku, pinggulnya membuat gerakan-gerakan memutar sehingga penisnya yang berada di dalam lubang vagina istriku ikut berputar-putar mengebor liang vagina istriku sampai ke sudut-sudutnya.

Gerakan pantat Rudi bertambah cepat dan ganas memompa dan terlihat penisnya yang besar itu dengan cepat keluar masuk di dalam lubang vagina istriku, tiba-tiba, “Oohh… , oohh!”, dengan erangan yang cukup keras dan diikuti oleh badannya yang terlonjak-lonjak, Rudi menekan habis pantatnya dalam-dalam, menekan pinggul istriku ke sofa, sehingga penisnya terbenam habis ke dalam lubang kemaluan istriku, pantat Rudi terkedut-kedut sementara penisnya menyemprotkan spermanya di kondom di dalam vagina istriku, sambil kedua tangannya mendekap badan istriku erat-erat. Dari mulut istriku terdengar suara keluhan, “Sssh…, sshh…, hhmm…., hhmm!”, merasakan semprotan tertahan di dalam liang vaginanya. Sebenarnya ini tidak ada didalam kontrak bahwa Rudi boleh ejakulasi diadalam tubuh istriku. Tetapi pemandangan menggairahkan ini membuatku tidak kuasa memprotesnya. “Aduh maaf om..aku keluarkan di dalam…habis tante sexy banget….istri om cantik sekali…cantik sekali…

Setelah berpelukan dengan erat selama beberapa detik, Rudi kemudian merebahkan diri di atas badan istriku yang tergeletak di sofa, tanpa melepaskan penisnya dari vagina istriku..

Aku datangi tubuh mereka berdua yang masih menyatu…” bagaimana honey nikmat ya….”

“aduh paa. bikin malu aja…memang nikmat kok pa…terima kasih ya sayang…aku puas sekali malam ini..”

Rudi segera mencabut batangnya tetapi segera dilarang oleh istriku “biarkan didalam Rud…masih enak..jangan dicabut dong… selain itu juga malah sakit kalo dikeluarin.

Ma ini baru namanya four some lho…cuma Andy ikut nggak terlalu lama,

Dengan berbisik lembut istriku berkata :Paa nggak papa ya…. kalo lain kali kita BCT ( ini istilah kami untuk bercinta) seperti ini lagi….ternyata batang besar Rudi memang enak…tapi besok besok pake 2 batang besar nggak papa ya…aku pengen yang lebih lama lagi….”istriku merengek

OK honey besok pagi biar Rudi memanggil teman temannya….”

Rudi &Andy aku suruh pulang karena tugas mereka sudah selesai sambil mengingatkan kalo jam 10 pagi Rudi datang lagi sambil membawa 2 orang temannya. Dua hari ini aku akan memuaskan istriku…

“Saya ada 2 teman yang memang agak kecilan dibanding punya saya, tapi mereka lebih ahli dari Andi. Bagaimana om bisa saya ajak mereka?” Tanya Rudi. “OK lah tapi mereka tetap harus memakai kondom kalo bercinta dengan istriku “Syaratku.” Nggak masalah om, Cuma efeknya mereka akan bermain lebih lama”

Pagi pagi aku ajak istriku mandi, kali ini dia bener bener jadi ratu , aku gosok tubuhnya dengan lembut…aku ciumi bibir dan payudaranya di dalam bath-up. “Paaa..? Apa papa nggak nyesel….aku malu banget lho….”tanyanya” Ayolah ma jangan begitu…ini kan ulang tahunmu…aku undang mereka jam 10 pagi ini lagi bagaimana ….?”

“hhhm kok lagi siiihh…” Wajahnya kemerahan menahan malu. Lho kan enak kan sayang..Bisikku. “tapi batang mereka besar…kalo sering sering .kan bisa nggak rapet lagi .paaaa.nanti kalo kamu nggak terasa jangan nyesel lho ya….”

Lhhho kamu apa lupa kalo bisa mencengkeram….Coba nanti terapkan ke Rudi…pasti dia nggak bakalan tahan lama…”

“Hmm. nggak papa pa aku cengkeram punya mereka? …sambil matanya berkedip kedip.

“Lho nggak papa kalo kamu merasa enak…”bisikku lagi

.” iya sihhh…enak …enak sekali malah…”Katanya meringis malu sambil menggelendot manja…

“Sebenarnya aku paling senang kalo mereka bisa bergantian cepat masuknya…gimana gitu rasanya…kelihatan sexy banget..tapi harus gantian yang besar dan yang kecil….lebih enak…sangat enak tepatnya…aahh jadi malu pa….”sambil menutup kedua wajahnya dengan handuk.

Selesai mandi aku minta istriku memakai lingerie merah sexynya dengan stocking hitam menerawang….hm istriku memang sangat matang dan sexy meski usianya 32 tahun…

Tak berapa lama Rudi datang bersama 2 rekannya, Max…, Charles..mereka memperkenalkan diri.

“Bagaimana sayang..bisa kita mulai?sambil kucium lembut bibir istriku…”mmpphhh tapi mereka nggak boleh kasar kasar yaaa….” katanya…

Max diikuti Rudi segera mengambil inisiatif melepas bajunya,,tampaknya mata istriku kagum melihat batang batang mereka, nafasnya mulai memburu…” aku gemetaran pa….aduhh”

Dengan berjongkok diantara kedua kaki istriku, max mulai menciumi dan menjilat bulu bulu halus vagina istriku, sementara Rudi mencium pantat istriku dari belakang.” Aargh pa..aku nggak kuat kalo berdiri….nikmatt…istriku mengerang pelan. Paha istriku bergetar lembut ketika lidah max menjilati bukit mungil berbulu itu. Terengah engah istriku meremas rambut kepala max dengan satu tangan, perlahan menekan, memaksa pria itu menjelajahi seluruh permukaan vaginanya dan menjerit kecil ketika klitorisnya tersentuh lidah kasar Max. Max terlihat sibuk menjilati bagian kecil yang menonjol itu, menekan nekan dengan lidahnya dengan sesekali digigitnya, mendenguskan nafas hangat kedalam liang panas membara tersebut. Istriku kembali menjerit tertahan..: ssshh aahh !!! Sementara tangan satu menekan kepala Rudi untuk lebih dalam menciumi belahan pantatnya. Aku masih bermain lidah dengan istriku serta membelai lembut rambutnya. Charles mulai mendekati payudara istriku dan meloloskan tali lingerie dari tangan kiri istriku. Dengan lembut mulai menggetarkan ujung payudara istriku. Dengan cepat istriku menggelegak panas, nafasnya mulai memburu..Luar biasa ..! istriku berdiri dengan 2 laki laki berjongkok di sela sela pahanya, ditambah satu lagi menjilat jilat putingnya, permainan ber empat ini benar benar merangsangku…

Kembali aku rebahkan istriku di tempat tidur. Sambil berbisik aku tanyakan” Gimana ma kalo Max mulai masuk….nggak papa ya….? Istriku mengangguk lemah sambil masih memejamkan matanya…” Paa aku berdenyut denyut neeh “bisiknya

Max mulai melepas CD nya dan…ya ampun..batangnya ternyata tidak lebih kecil dari milik Rudi…kali ini malah melengkung keatas. Istriku masih menggeliat mengeliat menahan geli diatas sprei satin pink dengan mata terpejam karena Charles masih sibuk menjilati payudara dan perut istriku…

Perlahan Max membuka lebar paha istriku dan sedikit mengangkatnya, menempatkan dirinya diantaranya dan mulai mendekatkan batang kerasnya ke kemaluan istriku, aku ingatkan dia untuk mengenakan kondomnya.

Istriku segera meraih dan menuntunnya ke lubang kewanitaannya “aahh besar sekali pa…”Dengan cepat kelakiannya yang menegang segera melesak kedalam tubuh istriku. Max segera melakukan pekerjaannya dengan baik, mendorong, menarik kejantanannya dengan cepat. Gerakannya cukup ganas mengimbangi isriku seperti hendak meluluh lantakkan tubuh putih istriku yang menggeliat kegelian itu.

Aaahhh paaa nikmatt…arghh…teruuss.” Tak kenal ampun batang Max menghunjam berkali kali menerobos masuk deep inside. Istriku menjerit jerit nikmat menyuruh Max lebih keras lagi bergerak. Max mengerahkan tenaganya untuk memenuhi permintaan istriku. Otot otot bahu dan lengannya kelihatan menegang dan berkilat kilat karena keringat, pinggangnya bergerak cepat dan kuat bagai piston lokomotif . Suara berkecipak terdengar setiap kali tubuhnya menekan dalam vagina istriku, ramai sekali. Aaah papaa ahh ssh aahh pa..enak paa….

Wajah Max mulai memerah, aku tahu dia akan ejakulasi, aku ingatkan dia untuk tidak mengeluarkan di dalam. Dengan segera Charles menggantikan posisinya, untung batang Charles berukuran sama dengan milik Max, “Ceepat masukkan…cepaattt, “istriku merintih minta agar batang Charles segera masuk. Dengan goyangan lebih cepat, batangnya menghunjam keras ke vagina istriku. Karena tenaganya belum terpakai maka hentakan pinggang Charles bergerak cepat luar biasa, mengeluarkan kecipak lebih ramai.

Paaa enak paa…ahh,” istriku mulai orgasme

Aku lihat bibir vagina istriku memerah keluar masuk karena besarnya batang batang anak muda ini. Ketika wajah Charles mulai bersemu merah dengan cepat Max kembali menggantikan. Dengan tenaga barunya, Max kembali memasukkan kejantanannya ke dalam vagina istriku sambil berbisik kepadaku “Om ..istri om hebat sekali, belum pernah saya dan Charles melayani wanita yang kuat seperti istri om….Biasanya mereka sudah orgasme dulu sebelum kami ejakulasi…Tapi istri om ini luar biasa….Dan maaf.. vaginanya bisa meremas…membuat kami nggak bisa lama lama…oohh oohh maaf..maaf… saya keluar…Tante…aduh tante…maaf …nikmat sekali….” Max rupanya ejakulasi, aku pelototi dia karena mengeluarkan didalam. Enak aja…!Dengan muka bersalah Max mencabut perlahan batangnya. Dengan cepat Charles giliran memasukkan batangnya agar tidak ada jeda. Jeda ini akan membuat mood istriku turun..

Aku masih sibuk mencium bibir istriku agar dia tidak bisa melihat jelas wajah kedua gigolo itu,, bahaya dong…bisa bisa nanti dia bercinta denganku tapi membayangkan Max dan Charles. Aku bisikkan ketelinganya….” enak ma…nikmat ya… apa kamu nggak pengen mengoral batangnya Rudi?”tanyaku

Boleh pa…gak papa? Kepingin juga siihh…kalo besar rasanyaaa gimana yahhh….nggak papa pa? ..tapi pakai kondom lho ya…aahh..aahh” Jerit istriku ketika max terlalu dalam menghunjamkan batangnya. Rupanya anak muda ini keenakan..sontoloyo…” maaf om…enak sekali…istri om luarbiasa aahh…luar biasa ..aaahh “Erang Charles.

Aku kasih kode Rudi untuk memasang kondom rasa buahnya. Bagaimanapun aku nggak mau istriku mengoral batang orang lain tanpa kondom. Perlahan dia dekatkan batang raksasa ke mulut istriku. Dengan ragu ragu istriku memandangku… “Go a head..” kataku. Dengan perlahan mulut mungilnya melahap batang itu. “mphh….mmph…aahh” istriku mengambil nafas…” Besar sekali pa….nggak cukup….Dengan perlahan tangan Rudi kembali memegang kepala istriku dan mulai menekan ke arah batangnya.

Mphhh….mph….mphh.. Mata Rudi terbeliak keatas…Kurang ajar…keenakan juga anak ini….Gerakan istriku bertambah cepat, tangan kecilnya giat mengocok batang raksasa itu.

“om..Om…Charles boleh masuk dari belakang? Pasti istri om keenakan deh….” Tanpa menunggu persetujuanku. Charles mulai menghunjamkan batangnya ke vagina istriku dengan gaya doggy stylenya.

Wow luar biasa…meliihat istriku digilir habis habisan oleh 2 anak muda ini…benar benar menggairahkan.

Rupanya Rudi tidak bisa menahan kenikmatannya…dengan cepat dia mengerang, ejakulasi didalam mulut istriku….Untung dia memakai kondom…Eh Wajah Charlespun dengan cepat bersemu merah..” aahh…ohh….Kali ini dia juga ejakulasi….Aduh tante…nikmat nikmat…aahh…tante hebat sekali…ahh menggigit sekali …aahh “Istriku semakin liar dan ganas, mengelepar gelepar, bergoyang ke kiri dan kekanan….” Paa sekarang papa…cepat paa….ayo paa….puaskan aku….please……masukkan punya papa…ayo pa….

Segera aku memberi kode agar kedua anak muda ini berhenti dan secepatnya pergi karena sekarang gilirannku. “kalian..pulanglah…”

Aku hunjamkan batangku….” nggak terasa ya sayang….” bisikku… Aduhh pa…nggak papa..tapi lebih nikmat…aahh…aahh…Aku masih bisa melayaninya cukup lama….Istriku memang hebat…

“terima kasih ya sayang…ini kado terindah yang pernah kamu berikan ..aku puas sekali”Bisiknya.

Pada hari ke tiga ke tika kami santai di dalam whirpool, iseng aku tanya lagi ke istriku,…

“Gimana ma …nggak kepingin lagi…?tanyaku

“lagi?Hmm masak terus terusan sih pa….nanti aku ketagihan lhoo..Kata istriku sambil memijit mijit punggungku..” kok jadi papa sih yang kepingin terus…kenapa sih pa?

“Entahlah ma…aku juga heran…seharusnya aku kan cemburu kamu digilir anak anak itu…tapi aneh,,aku kok malah terangsang berat ketika Rudi meniduri kamu…gila…menggairahkan sekali… aneh ya ma….Kataku.

“Aduh papa… kok gitu sih…Istriku merengut.

“coba gini ma aku pengen tahu fantasi liar apa yang kamu inginkan….aku pengen tahu….ayo dong ceritakan…honey”Desakku.

“Ah papa ini aneh aneh aja….”Istriku mencoba menghindar” ayolah ma…aku nggak marah kok…..”

“Bener nih… nggak marah…?..nanti aku cerita…papa bisa pingsan gimana hayo….ucapnya lagi…

“Woo memangnya seberapa heboh sih ma….”aku penasaran.

“Ok..bener lho ya nggak boleh marah kalo aku bicara jujur…habis papa mendesak sih.” Katanya masih ragu ragu menjelaskan.

“Sebenarnya aku bener bener menikmati yang kemarin itu…luar biasa deh… cuma…kalo pake kondom rasanya panas sekali…jadi mengurangi kenikmatannya. Padahal sebenarnya aku pengen hmm…coba kalo banyak batang yang masuk enak kali ya… kadang pengen juga cobain anal asal batangnya gak besar besar amat.” Sambil matanya ragu ragu memandangku…” Hayo kaget ya pa.!..kaget khan..!?

Terus terang aku terkejut juga dengan kejujurannya tapi aku tetap bilang : “ah itu kurang heboh….”

“Ha…bener pa..kurang heboh? !.Teriaknya.

“Ok ok aku lebih jujur sekarang…Sebenarnya aku ingin merasakan semprotan sperma di dalam, karena rasanya lebih enak lebih terasa…apalagi kalo banyak batang yang nyemprot di dalam. Pengen juga ngrasain mandi sperma….kayak apa ya rasanya….Juga nelen sperma anak anak muda itu…katanya orang orang obat awet muda sih “katanya malu malu.” Jadi aku kepinginnya bener bener sex party pa…banyak orang menggilirku liar, dari depan ,belakang,..rasanya gimana gitu….Aduh aku kebangeten ya…maaf ya pa..kalo aku aneh aneh..Cuma aku kuatir juga kalo anak anak itu gak bersih”

Aku bener bener terkaget kaget mendengar fantasinya. Aku coba untuk tenang menjawab meskipun getaran suaraku tidak mampu menutupi keterkejutanku.” Hmm boleh juga fantasimu.. nanti aku bisa minta anak anak itu check up dulu secara keseluruhan. Mungkin 5 orang aja cukup ya ma…masak mau nambah lagi?”Tanyaku.

“Hmmm sebenarnya aku pengen coba berapa ya…hmmm. berapa ya…hmmm bagaimana kalo 10 orang pa…kan tadi aku pengen sex party yang liar…kepingin melihat cowok cowok itu berebut menyetubuhiku, memasukkan batangnya..” Katanya lebih pelan lagi sambil menunduk malu.

Aku segera kontak Rudi untuk menyiapkan semuanya, paling tidak perlu 3 hari untuk check up terlebih dahulu untuk memastikan mereka semua bersih. Aku minta satu orang yang berbatang kecil untuk jaga jaga siapa tahu istriku ingin mencoba anal. Rudi juga memberi masukan bahwa dia kenal teman keturunan bule dengan orang hitam. Batangnya luar biasa besar. Memang kalo masuk ke vagina istriku pasti tidak bisa tapi mungkin untuk variasi masuk masuk sedikit mungkin istriku suka.

Akhirnya kami melaksanakan ML keroyokan ini di Finna hotel. Kebetulan ruang tengahnya luas , tanpa sekat sekat model strudio. Kamar mandi, dapur semua menyatu dalam satu ruangan. Rasanya cocok sekali kalo diadakan variasi sex party disini, apalagi cuaca pegunungan yang dingin sangat mendukung.

Istriku aku minta memakai lingerie nya yang paling sexy. “Ahhh istri om badannya bagus…benar benar menggairahkan…bener nih om, kami boleh meniduri tanpa kondom….? soalnya tante hebat kalo mencengkeram…Eh ..John..kamu belum cobain sih dijamin kamu nggak bakalan kuat deh sama tante ini…”komentar Rudi.

“Kalian boleh menggilir istriku tapi aku nggak mau kasar, biar istriku yang pegang kendali.”

Istriku mulai menarik tubuh Rudi dan John sambil memandangku seakan minta ijin.

Sementara cowok cowok yang lain mulai meloloskan baju bajunya…Hmmm jujur saja aku gemetaran melihatnya… bayangkan istriku akan digilir habis habisan oleh sepuluh cowok yang pasti kuat kuat tenaganya. Berapa lama untuk menyelesaikannya?3 jam, 4 jam? ah… sepertinya lebih… kuatkah istriku selama itu?Tapi ini semua permintaannya. Dan aku juga sangat menikmatinya.

Jari istriku mulai menyentuh dada bidang anak anak muda itu, sambil sesekali diciumnya ujung putingnya. Sontak batang Rudi dan John mermbesar dengan gagahnya….Dengan lembut tangan istrku mulai meremas rermas batang kedua lelaki ini dengan kedua tangannya. “Tante ..tante saya rangsang dulu ya…Rudi mengambil inisiatif, dengan segera kepalanya menuju ke belahan paha istriku. Sementara John mulai meloloskan lingerie istriku serta mulai menciumi payudaranya…”Ssshh aaahh…pa…geli pa…..Setiap lekuk payudara istriku yang indah, dijelajahi oleh lidah John dengan nafsu.

“Om , kami berdua gabung ya…kata Max dan Charles…sambil mendekatkan batang mereka ke tangan istriku. Dengan gemas istriku mulai mengocok keduanya dengan penuh gairah. Empat laki laki ini mulai menikmati tubuh istriku.

“Rudi memang ahli merangsang klitoris, dengan cepat istriku terbakar, kedua pahanya melebar dengan bibir vaginanya kemerahan karena digigit gigit ooleh Rudi…Tubuh istriku bergetar hebat, sambil merintih rintih “Rud…rud… tolong masukkan dikit ya……paaa…nggak papa ya pa…tanpa kondom….nggak papa ya pa….rintih istriku menatapku sayu. Kulihat keringat mulai menetes di lehernya, dada, perut dan pinggangnya.

Namun Tampaknya rudi sengaja membuat istriku penasaran, sabar …tante…sabar…ini Max mau muasin dulu…Kata Rudi. Max kembali menciumi ujung pitung merah muda istriku, “Ohhh Max…digigit..ya digigit seperti itu…aah nikmatt…aaahh..esah istriku. Cukup lama Max membenamkan wajahnya ke buah dada istriku dengan gigitannya yang ganas membuat garis garis merah diseluruh payudara istriku.

Rudi menggosok gosokkan kepala penisnya ke bibir kemaluan istriku, sengaja dia menggosok gosokkan ke klitorisnya sehingga membuat istriku menggelinjang hebat.” Aduh Rud jangan digosok terus…aahh…masukkan….akh..uh”Istriku terengah engah…Perlahan tapi pasti penis Rudi mulai menyelusup kedalam…kali ini istriku tidak menahan dengan tangan sehingga dengan cepat Rudi bisa mempompa . ….Perlahan tapi pasti batang rudi dengan cepat memenuhi rongga rongga vagina istriku. Dan seperti yang kuduga, kehebatan daya cengkeram vaginanya membuat anak muda ini merem melek. “aduh tante kenapa bisa begini enak….aduh…” Hentakan Rudi semakin cepat dan kepala istriku bergoyang kekanan kekiri membuat rambut semakin awut awutan sehingga wajahnya tampak sexy. Tidak sampai sepuluh menit gerakan pinggul Rudi bertambah liar dan dengan teriakan Rudi menghunjamkan batangnya dalam dalam…”ohh,ohh….tante hebat sekali…oohh….saya keluuar tante…ohh”

Dengan cepat Charles mengganti posisinya, batangnya dicoba digosok gosokkan kekiri kekanan, kadang dimasukkannya sedikit, dicabut lagi, digendongnya tubuh istriku , berat badannya membuat penis tersebut dengan cepat menerobos masuk “aahh….ah, istriku menggeliat liar karena posisi tersebut membuat batang Charles menghunjam dalam dalam. Charles memompa dengan gerakan sangat liar sehingga yang terdengar hanya erangan istriku dan suara hunjaman batangnya yang berkecipak keras, tidak sampai 10 menit dia sudah ejakulasi, berganti lagi dengan John, Rudi lagi, Max, Gunawan, Tony, Ferry, Hadi.. 10 laki laki ini dengan cepat silih berganti menggilir istriku..sehingga istriku terengah engah dibuatnya….luar biasa…Rudi berbisik kepadaku “om…Tante hebat sekali, dia bisa orgasme berkali kali….luar biasa….barusan tante minta saya masukkan 2-3 kali lagi. Aduhh batang saya sudah sakit……tapi nggak papa kok om…saya harus bisa benar benar memuaskan tante….

Beberapa laki laki ini sempat menyetubuhi 2- 3 kali..aku hitung sudah 16 kali sperma mereka memenuhi vagina istriku. Tampak sperma mereka mengalir luber keluar dari vagina istriku ketika batang mereka bergantian menghunjam. Beberapa kali John ingin meng anal dari belakang, tapi dipelototi istriku “john jangan merusak suasana.aaa ya… aahh…sini aku oral aja….ok? ….mmpphh…mmpphh…..oohh. Dan dengan cepat sperma John menyembur ke wajah istriku. Gunawan, Tony dengan cepat memasukkan batangnya kemulut istriku…Aku pikir istriku protes..Tapi aku dengar dari erangannya tampak sekali kalo istriku menikmati. “Hm hm mpphh …mpphh..mphh….enaakk…mmphh. Beberapa cowok yang belum dapat giliran terpaksa swalayan.

Robert dengan George mengoocok keras batang masing masing, dengan wajah sudah bersemu merah tampak mereka menahan semburan sperma mereka sendiri. “Tante, mau keluar niihh…. Jadi ditelan nggak Te…? “Sambil mengarahkan kedua batang mereka dekat dengan bibir istriku. Ketika mulut istriku membuka, cepat sekali sprema mereka berdua muncrat bergantian masuk kedalam mulut istriku, hamper membuatnya tersedak karena banyaknya….Kedua batang itu dengan cepat disedot dan dibersihkan oleh lidahnya, .tampak sekali istriku menikmatinya.” Aaahh tante hebat sekali….setelah ini kami masukkan ya…”Istriku hanya mengangguk angguk.

Tante bagaimana kalo punya Robert juga masuk? nggak papa kan…kita coba? “tanya Rudi kepada istriku, Seperti yang aku jelaskan tadsi Robert keturunan bule dan orang hitam sehingga batangnya super sekali, kecoklatan mengkilat.

“Aduh bisa sobek dong….” istriku merinding…” ya enggak lah Tan…kan udah licin banget, kita coba yuk….Rayu Rudi. Dengan tenang Robert mendekatkan penisnya ke vagina istriku “Coba Tante buka lebar lebar biar tidak sakit masuknya….” Ya ampun aku lihat batang Robet ini luar biasa. Dengan batangnya, Robert mencoba membuka bibir vagina istriku dengan menekannya sedikit, semula aku pikir istriku akan menjerit, tapi anehnya begitu ditekan, batang itu cukup mudah masuknya. Mungkin karena sudah licin oleh banyaknya sperma di dalamnya. “Eeegghhh….eegghh hhkk….hkkk…” Hunjaman batang Robert benar benar tidak bisa membuat istriku tidak bisa bernafas..Karena saking besarnya batang itu tidak masuk seluruhnya ke dalam vagina istriku karena sudah mentok” Paaa…hheeekk…enak paaa…aduhh hegghh..aku orgasme paaa aduhh nikmaatt. Sementara 3 teman Rudi tampaknya sudah tidak sabar ingin segera menghunjamkan batangnya ke liang kenikmatan istriku ke dua kalinya.

Terlihat dari sela sela kemaluan istriku mengalir sperma puluhan laki laki ini, ketika Rudi menggilir yang ke 19 kalinya tapmpak sperma sperma itu luber menggenang di sprei karena vagina istriku sudah tidak cukup. “Om dari tadi kok melihat saja, kenapa tidak gabung om…” Jujur saja aku shock melihat istriku digilir habis habisan oleh anak anak muda ini. Aku nggak menduga kalo istriku bisa mengimbangi permainan mereka bahkan bisa menikmatinya…bayangkan…. menikmatinya..!

Akhirnya aku mendekati istriku sambil berbisik “bagaimana ma…sakit ya…” tanyaku. “Aduh pa nikmat sekali…….enak sekali…Papa dari tadi belum lho….Aduuh sorry ya pa kelupaan..

“Aku masukkan pelan pelan .. karena sudah licin, mudah sekali batangku masuk ke dalam vagina istriku..ya ampuuun… super basah..Aku coba pompa..setiap aku tekan, bersamaan sperma yang ada di dalamnya menyembur keluar..aaahh sexy banget…Di perut, payudara dan mulut mungil istriku penuh sperma dengan bau yang khas.

“adduuh pa becek sekali ya…. pelan aku sodok vagina istriku, semakin lama semakin cepat. “kamu nggak capek ma….digilir habis habisan begini”Tanyaku kuatir…” Capek pa tapi nikmat sekali…capeknya gak terasa…aahhh …”Sambil sesekali membersihkan sperma yang berlelehan dibibirnya.

Sambil menggenjot pelan aku diskusikan ML keroyokan ini, untuk mengetahui seberapa puas istriku.

“Lalu tadi kenapa kok nggak mencoba anal….”tanyaku. “Habis John terlalu kasar memasukkannya, mungkin kalo pelan pelan aku bisa menikmati..adduhh paa..dihunjam dong sayang…kurang keras…”

‘pinta istriku. “Hmmm rupanya batang mereka membuat batangku jadi nggak terasa ya ma….hmm?”tanyaku tersenyum.

“Tetap beda pa… memang nggak terasa tapi perasaan tetap lebih enak….bagaimanapun juga aku pengen mengakhirinyanya dengan batang punya papa…”

“Tapi papa gak menyesal…? maaf ya pa….”bisik isteriku.

Menyesal…? ya enggak lah ML keroyokan ini membuatku panas dingin dan terangsang habis habisan…Rasanya memang aneh melihat istri sendiri disetubuhi habis habisan oleh anak anak muda ini…tapi entahlah…aku juga menikmatinya..sangat menikmatinya malahan…

Tampaknya ML keroyokan 3 hari berturut turut benar benar membekas di benak istriku. Tidak sampai seminggu ketika kami sedang bermesraan di kolam renang belakang rumah, dia mulai memancing pembicaraan kearah itu.

“Pa..dildo yang gede kemarin kapan kapan bisa kita coba lagi dehh…mungkin kali ini aku bisa nikmati..”Sambil kepalanya menunduk melihat ke permukaan air.

“Hhmm dildo yang mana?yang idup apa yang mati?”Kataku sambil senyum senyum menggoda.

“Ah papa ini…kok ngomongin itu lagi seh, jadi inget deh sama mereka..”Katanya tersipu sipu.

“Kenapa ma…udah kepengen lagi neh…? Apa perlu kita panggil lagi..?Tawarku.

“Nggak ah..! Kok papa nafsu banget sih?!…Dengan wajah dicemberutkan, padahal aku tahu istriku kepingin lagi.

“Iya deh, nanti malem kita panggil mereka, kamu pengen siapa kali ini?”Aku tersenyum senyum..

“Um..um…aduh kok disuruh milih sih..siapa aja ok kok, tapi kalo sama Rudi lagi boleh.? Tanyanya

“Lho… kok Rudi terus…apa hebatnya si Rudi ini?”tanyaku ganti.

.” Um… soalnya dia kalo bermain lidah gila eh….hebat lho pa…bisa membuat aku geli geli enak gitu..”Katanya malu malu” Dan satu lagi punya dia enak sekali…cara masukkannya pinter dia…gila enak banget…bikin ketagihan,.. padahal penisnya gila..gede banget lho…aku kan nggak suka kalo terlalu gede…..tapi punya Rudi ini lain…..aduh aku ngomong apaan sih…papa ini bikin malu aja..” Katanya dengan wajah yang merah padam karena malu dan agak horny.

“Ok…OK jadi cuma sama Rudi aja….? pengen sama satu orang saja….?Tawarku lagi..

“hm..hm.. memangnya boleh nambah lagi…? Nggak papa? Bener neeh boleh…? Hmmm Kalo boleh…kalo boleh cowoknya yang banyak bagaimana..hayo..? Sebenernya….aku pengen banget coba apa tuh yang bahasa jepang? buka buka? …”tanyanya lirih, dengan mata masih melihat ke air…

“Apa ma…? Buka…bukkake?”tanyaku ragu ragu.

“Eh…iya ya…bukakke kali ya…eh iya pa bukkake..”Dia lebih yakin kali ini.

Ups !! bukkake? ….wwhhhooo…bener neeeh?Kamu udah tahu artinya bukkake? bukkake itu nggak Cuma ML keroyokan lagi seperti kemarin ma….pertama harus bener bener kuat ML,karena nanti akan bercinta dengan buanyak lelaki….nggak Cuma 10 orang, tapi bisa lebih dan tidak ada rangsangan ke ceweknya, karena ceweknya diharapkan terangsang dengan banyaknya batang yang masuk silih berganti lho… artinya begini, mereka datang, berbasa basi lalu langsung bugil bersama sama, dan kamu ada ditengah tengah mereka dan digilir gila gilaan, bisa di anal juga lho !! Belum lagi nanti yang belum dapat giliran akan swalayan dan menyimpan spermanya digelas besar, lalu kamu akan diminta meminumnya habis, setelah itu dimandiin sama sperma itu juga terus digilir habis habisan lagi..Lha kamu apa nggak pingsan? … Tanyaku heran dengan nafsunya yang mendadak meledak ledak…

Mata istriku berkedip kedip mendengarkan uraianku.”mmm…tapi apa itu bukan perkosaan namanya?

“Bukan..karena yang meminta disini yang cewek…si cewek yang minta untuk dipuaskan dengan cara itu..”aku jelaskan lagi.

“Hmmm its sound sexy….”Katanya dengan senyum malu malu.” nngggg…jujur aja ya pa… kadang sih aku membayangkan kalo digilir habis habisan seperti itu rasanya gimana gitu. Penasaran banget deh…kayaknya kok enak banget. Memang siihhh bisa panas…tapi kalo pake lubricant kan nggak sakit kan ya…Cuma menurutku syarat utamanya kan mereka harus yang sexy …dan kali ini besar batangnya yang standar aja…hmhhm gimana pa ….gila gilaan ya aku…nggak papa ya pa …please..kok jadi kepingin banget ya….Tapi aku juga nggak mau kalo papa nonton aja seperti kemarin…Malu dong kalo Cuma ditonton gitu, dan lagi aneh rasanya kalo papa nggak ikutan main. Jadi nanti begitu sekitar 4 cowoklah yang selesai, papa menyetubuhiku.ya…lalu cowok 4 lagi selesai…papa lagi…gimana pa kalo gitu…?Tanyanya. “Hm…aku kemarin nggak ikutan terus terang karena keasyikan nontonnya….gila eh..kamu sexy banget lho ma…”

Kataku..” uh maunya….papa terangsang ya kalo aku digilir orang orang…”tanyanya setengah merajuk..

kebenarnya aku terkaget kaget mendengar keinginannya. Bukkake adalah cara bercinta yang hanya ada di Jepang. Alkisah jaman dulu Jepang pernah diperintah oleh Ratu yang tidak memiliki anak karena mandul, Cuma ketika itu belum dikenal apa itu mandul, sehingga si Ratu rutin mengadakan kegiatan bukakke untuk memuaskan dirinya dan berharap dengan bersetubuh dengan banyak pria dapat membuatnya hamil. Saat ini secara diam diam, kegiatan ini dikembangkan lagi di Jepang. Cukup banyak wanita wanita kaya yang mengadakan acara ini. Tapi ini kata cerita, bener nggaknya gak tahulah. Mungkin juga ada versi yang lain.

Hmmm, masalahnya cari cowok sebegitu banyak dan bersih tidaklah mudah. Harus ada undangan khusus jauh jauh hari. Dan kamu harus menyiapkan fisikmu lho….” Agak terguncang juga aku mendengar permintaannya. Kalo disetubuhi keroyokan begini…waduh…agak keberatan juga rasanya. Takutnya kalo istriku ketagihan, susah lho…

Ok aku cari informasi dulu ke Rudi kalo itu memang maumu….” Segera Aku kontak Rudi untuk membicarakan hal ini ke teman temannya

Cukup kaget juga si Rudi mendengar permintaanku .”Woo bukkake?hm…bener nih bukake?ya bisa juga om, jumlah orangnya sih terserah om … wow bukake? ..sexy banget..! “Rupanya Rudi masih belum percaya. “Ok bisa saya carikan, Cuma saya perlu waktu…ada sih perkumpulan teman teman yang biasa bukake. Cuma sulit sekali untuk masuk ke mereka, Karena exclusive sekali dan mereka semua rata rata executive muda. Jumlahnya kira kira 20 anak muda. Bisa sampe pagi lho om..belum lagi kalo ada yang sampe 3 kali, minim dua kali deh…..apa tante kuat bener?Harus bener bener horny untuk bisa menikmatinya.

Aku utarakan ke istriku penjelasan dari Rudi tadi sambil aku lihat ekspresi wajahnya….

“Hah… ada yang bisa sampe tiga kali?jumlahnya sampai 20 lelaki..? hiii gimana ya rasanya, kan capek banget…” Istriku agak merinding, tapi aku tahu dia penasaran.

“…uuuhh bisa hancur ini badan….sakit nggak ya pa….hmmm tapiiii…tapi kok aku pengen coba ya pa….”Bisiknya tertunduk”.Cuma …..sama papa boleh gak? ….karena….karenaaa… sebenarnya aku memang sudah sejak dulu mbayangin disetubuhi rame rame gitu. Hmmm.. melihat batang yang menerobos berkali kali dan banyak sekali kayaknya sih… bener bener membuatku melayang layang deh…aduh aku udah gila ya pa….tapi aduh kepengeeeen banget deh….boleh ya pa…pleaseeee”katanya kembali dengan wajah memerah…

Akhirnya 3 hari kemudian kami rencanakan sex party di rumah saja karena rumah villa kami luas sekali….aku letakkan 2 kasur besar berdempetan di ruang tengah agar 20 orang ini muat. Hmm ini dua kali dari yang kemarin. Padahal dengan 10 orang aja istriku nggak bisa berjalan, katanya vaginanya panas selama 3 hari. Tapi efeknya luar biasa…Ketika kami bercinta, istriku bisa orgasme sampai 5 kali…Sedang aku hanya bisa ejakulasi 3 kali. Tapi istriku masih belum puas, dia ingin bisa orgasme tidak terbatas. Dan dia tidak perduli mau ada berapa puluh batang yng bisa menghangatkan vaginanya.

Cepat sekali Rudi datang dengan 20 orang temannya, rata rata mereka sangat muda dengan penampilan trendy dan berbadan bagus…” om ada baiknya tante minum obat perangsang sedikit agar nggak terkuras habis tenaganya, bagaimana.? Dan lagi kalo nggak horny banget nanti malah rasanya seperti diperkosa…. Tanya Rudi agak kuatir..

“hhhmmm, ya kalian jangan kasar kasar dong.. bagaimana honey apa kamu setuju….?Tanyaku” lho Rud, kamu ini gimana….aku pengen juga ngrasain yang agak kasar kasar gitu…Memang kalo diawal ya yang lembut dong..tapi nanti kalo aku sudah horny….batang kalian boleh hunjamkan dalam dalam….jadi sebenarnya nggak perlu obat dehh… tapi bolehlah aku pakai aja…siapa tahu ada sensasi lain ya……”Kata istriku.

Istriku memang cantik dan sexy, begitu keluar kamar dengan lingerienya, anak anak muda ini terpana. Dengan segera mereka merubung seperti kumbang melihat bunga mekar merah merekah…

Dengan perlahan mereka menuntun ke tengah tengah tempat tidur. Tangan tangan mereka dengan gemas mulai meraba tubuh istriku yang sexy, meremas, mencium…

Aku usulkan coitusnya nanti tidak dengan menindih istriku karena akan menghabiskan tenaga istriku, jadi anak anak muda ini harus berdiri. Ini juga membuat mereka cepat keluar karena tujuannya bukan lamanya bertahan tapi cepatnya keluar agar segera bisa bergantian sehingga istriku bisa puas melihat pergantian yang cepat ini..

Untuk ML pertama tentu saja harus om sendiri dong…”kata Rudi. “Benar honey ..papa dulu ya….”Bisik istriku.

Aku buka semua pakaianku, dengan perlahan aku dekati istriku yang sedang diraba oleh mereka.. Aku ciumi bibirnya lembut, payudaranya yang ranum…..bibir bawah…pinggangnya…punggungnya…aahhh sebentar lagi anak anak muda ini akan menyetubuhi istriku habis habisan pikirku….hm gila juga ….Dengan memejamkan mata…istriku kelihatan menikmati sekali permainan ini….” Aahh papa…..ahh enak seka li..ahhh….terima kasih ya pa….ini sudah aku inginkan dari dulu…terima kasih ya pa..”Bisiknya.

Aku tidurkan istriku ke kasur lebar dibawahnya sementara sekitar 10 lelaki bersiap siap mengelilingi kami sambil mulai mengocok ngocok batangnya bersiap siap untuk melanjutkan penetrasi bergantian begitu aku selesai. Dengan pandangan bergairah istriku melihat sekelilingnya seakan tidak sabar menunggu batang batang yang beraneka ukuran tenggelam menghangatkan vaginanya.

Perlahan aku gosok gosokkan batangku ke permukaan vaginanya, dia tampak kegelian, kakinya mulai naik keatas melingkar ke pinggangku, artinya dia sudah ingin aku segera memasukkan batangku. Kemudian perlahan aku mulai .masukkan batangku, hm vaginanya sudah lembab, tampaknya istriku mulai terangsang. “aahh kok enak ma…hmm kamu jepit ya…uhhh enak sekali honey…uuhh..” Rintihku. Aku mulai mempercepat goyangan dan hunjaman…”aah papa…enak pa….uh…uhhh aah…nikmat…”Erang istriku.

“coba ma sekarang dari belakang ya.” Aku kedipkan Rudi untuk memulai juga.

“Tante …saya mulai ya…bagaimana kalo kita coba felatio….”kata Rudi sambil mendekatkan batangnya ke mulut istriku…”hmmm…sudah gak sabar nehhh” istriku tersenyum sambil meremas remas pelan batang Rudi yang berukuran raksasa itu, “Pa…nggak papa aku kulum punya Rudi tanpa kondom?”bisiknya kuatir kalau aku keberatan.

“Hmm…ya…nggak papa deh…kamu pengen banget ya ma…ya deh nggak papa…”Kataku sebenarnya keberatan.

Perlahan istriku mengocok penis Rudi yang mengkilat itu, pelan sekali istriku menciumi & menjilati ujung penis Rudi sambil sesekali digigit gigitnya karena gemas, lidahnya mulai menari nari di pangkal batang, menurun ke buah pelir dan dijilatinya dengan lahap sekali. Jilatan lembut istriku mulai kembali keujung penis dan dengan tidak sabar istriku cepat melahap batang tersebut dalam dalam..”mph…mpphh.mphh….. “Dengan ganas ia melumat batang Rudi, meskipun mulut mungilnya tidak cukup menyedot batang raksasa itu tapi wajahnya benar benar dibenamkan ke penis Rudi….hhm tampaknya istriku ketagihan dengan batang Rudi karena dia mulai tidak memperhatikan batangku yang memompa cepat ini.” Ma.. lupa neeh sama punyaku…kok erangannya nggak pas sama masuknya batangku…”protesku

“mmmphhh…aahh…lho nggak lho pa..aduh papa jangan gitu dong….” Istriku buru buru menarik batang Rudi dari mulutnya “aduh maaf pa… abis terlalu enak sihhh” Katanya malu. “Iya deh ganti batang yang lain aja kalo gitu…” Sambil tangannya meraih batang terdekat.

Aduh menggairahkan sekali, posisi ini hebat sekali….semakin cepat aku memompa vagina istriku.

Aaahhh rupanya karena terlalu terangsang, aku tidak cukup kuat untuk tidak ejakulasi,”ah maaa aku mau keluar….mau keluar…oohh..ohh”aku nggak bisa menahan dan spermaku menyembur nyembur di dalam vaginanya.

Aku kode anak muda dibelakangku untuk memulai permainannya. Rudi menarikbatangnya dari mulut istriku. “Sekarang dibalik lagi ya tante…itu tuhh..anak anak udah siap.” Bisik Rudi.

Begitu istriku membalik badan, dengan cepat anak muda belakangku tadi menghujamkan batangnya….” Hei..santai aja…jangan terburu buru” Aku peringatkan mereka.

“Ohhhh..oohhhh…ahhh….oouhhh” istriku menjerit, tampaknya ia terkaget kaget juga dengan serangan mendadak ini. Tapi dengan cepat pula istriku bisa menyesuaikan.

Pinggul istriku bergoyang goyang seirama dengan hentakan hentakan batang anak muda ini..” uufff…uhh..uhh……enak pa..enak…..aduh..kok enak banget sih…sshh…sshhh…ahh”Bisik istriku mulai menikmati…

“Sssiiapa…namamu?uuff…ufff.”Tanya istriku”Andre tante” Ujar Andre” Aaah Andre,…kurang cepat dong Ndre….aaagggh….Tante jepit ya… “Andre segera mempercepat gerakannya. Dan benar saja tidak sampai 3 menit, Andre sudah semburat..” oohhh…ohh..tante enak sekali..ohohhh…bagaimana bisa menjepit begini…aahh…oh.oh.ohh…aduh Tante saya mau keluar neehhh..oh..oh ooohh…keluar..ohh!”Teriak Andre sambil menghentak hentak dalam dalam batangnya.

Dengan cepat lagi, teman dibelakangnya mengganti posisinya. “Saya Victor tante…saya masukkan sekarang ya…” Kata Victor tidak sabar. Rupanya Victor belum berpengalaman karena batangnya tidak berhasil masuk. “Vic…kenapa tidak masuk masuk..ah…ayo dong… “Desah istriku.

“Maaf Tante…maaf..saya belum pernah….saya belum pernah main…”Katanya malu dengan wajah memerah.”Lho jadi kamu masih perjaka?ya jangan langsung masuk dong…sini sini ….”Istriku menarik penis Viktor didekatkan ke mulutnya “Tante felatio dulu ya…enak kok…”Bisiknya Dengan cepat batang Viktor masuk seluruhnya ke mulut istriku sehingga membuat Viktor membeliak matanya. Istriku memang ahli mengoral, setelah puas bermain main dengan batang tersebut, dengan lembut tangan istriku membimbing batang viktor ke vaginanya. “Nah coba ditekan pelan pélan ya Vic…lalu kamu pompa keluar masuk…” Kata istriku sabar sambil memandangku…”Pa..cowok ini masih perjaka….”bisik istriku tersenyum sambil mengedipkan matanya…

Hmmm.. Victor rupanya cepat belajar…dengan perlahan gerakannya semakin cepat. Istriku menggodanya dengan sengaja menjepit batangnya. Benar saja, mulut Victor mulai meracau keenakan…hehehe Cuma 10 kali goyangan, spermanya sudah menyembur “Oh…tante….aahh…”Teriak Victor.

Tidak terasa sudah 10 lelaki yang menindih dan menikmati tubuh istriku…Dony adalah yang paling kasar menyetubuhi istriku, dia menekuk kaki istriku kearah perutnya sehingga tubuh mungilnya melengkung, Tangan kirinya memegang kedua kaki istriku kemudian tangan kanannya menekan nekan batang raksasanya dan dipukul pukulkan ke bibir vagina istriku sehingga menimbulkan suara kecipak yang erotis sekali. Istriku menggeliat geliat kegelian,”Tante kalo saya kasarin dikit bagaimana?belum pernah ngrasain kan?Dicoba ya….” Kata Dony, Karena istriku sudah terangsang berat dia hanya melenguh dan merintih rintih sambil mengangguk anggukkan kepalanya pelan.

Kemudian Kepala penis Dony yang besar dicoba keluar masukkan dengan cepat ke vagina istriku yang memerah dan sedikit merekah itu, Setelah mengocok agar vagina istriku terbiasa, kemudian batang besarnya menghunjam dalam dalam dengan kasar, posisi ini menyebabkan batangnya menghunjam tanpa rintangan sama sekali, Hunjaman Dony tidak cepat tetapi berjarak, cuma setiap hunjamannya sangat keras dan dalam, membuat tubuh istriku bergetar dan menjerit jerit kecil berulang kali…ah gila menggairahkan sekali. Kedua tangan istriku meremas tempat tidur karena menahan hunjaman yang kuat tersebut, kedua matanya sudah membeliak ke atas, rintihannya sudah bukan lenguhan lagi tetapi lebih tepat seperti suara yang tertahan “hekk…hekk…. Hekk…” Sebenarnya lebih tepat dikatakan Dony memperkosa habis habisan istriku, aku tahu Dony sudah ejakulasi terlihat dari pinggulnya yang tiba tiba bergetar, tapi dia sengaja tidak menghentikan goyangannya, entah tenaga super apa yang dia miliki. Hebatnya meski sangat kasar, istriku bisa orgasme berkali kali sambil berteriak teriak ketika penis Dony menghajar vaginanya. Hmm Pinggul Dony sudah bergetar yang ketiga kalinya…gila hebat sekali dia…

Kemudian Dony minta dua temannya memegangi kedua kaki istriku dan memintanya membuka lebar lebar. Terlihat bibir kemaluan istriku yang merekah merah dengan lelehan sperma dipinggir pinggirnya,

“Maaf om supaya masuknya lebih mantap lagi, coba lihat..tante keenakan kan…” Kata Dony. Kembali Dony menhujamkan dalam dalam dan memompanya dengan penuh semangat membuat tempat tidur berderit, berayun ayun naik turun karena saking kerasnya Dony menhentakkannya. : “aahh sakit…ah…. Isteriku benar benar menjerit jerit kesakitan sampai …aku meminta Rudi agak mengurangi hentakannya.

“aduh jangan keras keras menghujamnya… Aduhh…tapi jangan berhenti… nggak papa ….nggak papa…enak kok…hunjamkan lagi Don…ayo…yang keras…enak…enak…enak..hek…hek kurang cepat….”Rintih istriku. Deritan tempat tidur dan kecipakan vagina istriku yang makin cepat benar benar membuatku seperti terhipnotis. Mata istriku terbeliak kebelakang, dengan makin melebarkan kedua pahanya, membuat batang Dony yang besar benar benar menghajar vaginanya.

Sementara anak anak muda yg swalayan dari tadi karena menunggu giliran menyemprotkan dan mengumpulkan sperma kereka kedalam gelas besar dan gelas kecil..

“Ok ok..stop dulu…”teriak Rudi…”kita ganti acaranya…”

“Ah kenapa berhenti…”erang istriku

Dengan membawa gelas kecil, Rudi menempelkan gelas tersebut ke vagina istriku. Dengan jarinya , dia membuka perlahan bibir labia kekiri dan kekanan…ooooh rupanya mereka akan memasukkan kumpulan sperma itu ke vagina istriku. Uhh.. terlihat vagina istriku sudah penuh dengan sperma para lelaki itu. Karena tidak cukup, terlihat sperma sperma itu meleh ke pahanya..wo becek sekali.. Kemudian gelas yang besar disorongkan kemulut istriku…yang dengan segera diteguk istriku seperti orang kehausan karena terburu buru menelannya, sperma sperma itu meleleh dari ujung bibirnya..Sementara Dony kembali mengenjot tubuh istriku dari bawah.

“Adduhh pa menggairahkan sekali…enak pa….hmmm ..rasanya agak asin…”Mulut istriku belepotan sperma dan meleleh ke leher, pipi, dahi, buah dadanya yang berguncang guncang karena hentakan dony…uuufff merangsang sekali…

“Bagaimana om…tante kelihatan sexy ya…menggairahkan tepatnya..nggak heran deh kalo temen temen semangat….” Tanya Rudi..” Ok Don, gentian dong…cepet dikeluarin, temen temen gak sabar neehhh “Teriak Rudi

Kemudian Roni, Acan, Danny, menggilir istriku dengan kocokan batang yang cepat sekali. persetubuhan cara itu cepat membuat si cowok ejakulasi tapi juga membuat si wanita bisa orgasme berkali kali..dan istriku masih tidak tampak lelah karena posisi doggy style memang tidak membuat wanita capek, Cuma resikonya karena dari belakang pantat istriku kelihatan montok menbuat anak anak muda` ini berebut menyetubuhinya.

“Tante kita coba bersamaan dengan anal ya…”Rayu Rudi..” enggak sakit Rud? Tapi jangan kasar kasar ya…”Pinta istriku.

Dengan posisi women on top, Cowok yang lain mulai memasukkan batangnya. Ya ampun…Mana cukup 2 lubang istriku dikerjai seperti itu. “Dick, punya kamu dulu…”Kata Rudi karena tahu kalo batang Dicko nggak terlalu besar.” Biar tante bisa menikmati om…Alasannya.

Perlahan batang Dicko mulai menekan lubang anal istriku, sengaja diberi lubricant agar mudah masuk dan tidak sakit. Sementara Hardy dibawah menggerakkan batangnya perlahan lahan. Dicko mulai memasukkan kepala penisnya pelan sekali. “aah…..aahh….sshh…..ssh…uhh.. geli pa…”Rintih istriku.

“Lebih saya tekan ya tante….” Dicko menambah tekanannya dan Hardy juga mulai memasukkan lebih dalam. “Nahh ..udah masuk semua khan…ayo Har kita gerakkan bergantian.” Untuk permainan seperti ini tidak`bisa kedua batang menekan bersama sama ke vagina karena tidak akan cukup. Dengan bergantian akan memberi sensasi nikmat yang luar biasa kepada si wanita. Dan benar saja istriku melenguh dan merintih, bergerak gerak liar karena gesekan batang batang itu membuatnya kegelian tetapi nikmat. “Adduhh paaa…geli paaa… aduh…enak ..enak.. ahh uuhh.. heeek…heeekkk.. Dick jangan keras keras… hekk…ahh…Agak cepat…dong….lebih cepat..ayo kurang cepat..oh…ah ah..” Teriak istriku…

Posisi Dicko yang setengah berdiri benar benar membuat batangnya menancap dalam…”

“Paaa.. kok nikmat pa…nikmat pa…aaahh….aku aku…mau keluar..pa…aku orgasme pa….aku….aduh kok enak sekali ya..ah ….ah…”Erang istriku tersendat sendat karena saking nikmatnya, akhirnya dia menjerit”aah …oh! “dengan mata yang membeliak kebelakang dan dengan tubuhnya yang menghentak hentak dan bergetar hebat, rupanya istriku mengalami orgasme yang luar biasa..

Sekarang istriku sudah menyerah mau diapain juga karena dia sudah mengalami multy orgasme yang berlebihan. Dan itu membuatnya lemas sekali. Dengan leluasa anak anak muda ini kembali bersemangat menyetubuhi istriku gantian…Rupanya tidak seperti yang aku perkirakan ,dimana aku pikir mereka hanya menyetubuhi 2 kami ternyata ada yang 4 kali !!!”Maaf om, tubuh tante sexy sekali…saya nggak bosan bosan menyetubuhinya…habis bisa menjepit sih…” Apalagi karena vaginanya licin kena sperma, membuat anak anak ini lebih cepat mengocok vagina istriku, aku coba terapkan 4 lelaki selesai, batangku masuk..ohh..ternyata memang enak sekali kalo licin begini. Saking bertubi tubinya persetubuhan ini sehingga membuat bibir labianya menjadi kemerahan.

Jam 3 pagi permainan ini selesai dengan sudah menggeleparnya semua lelaki yang gila gilaan menyetubuhi istriku…ya ampun 7 jam…minimal masing masing 2 sampai 3 kali, sehingga 20 lelaki tersebut menyembur 67 kali..karena vagina istriku sudah tidak cukup, mereka menyemburkan keseluruh tubuh istriku sehingga dari rambut hingga pahanya penuh sperma. Sprei tempat tidur menjadi lengket semua dipenuhi sperma anak anak muda ini.

“Ma bagaimana rasanya…hm… ma…”tanyaku. Istriku membuka matanya perlahan lahan sambil tersenyum” nikmat pa…nikmat sekali.. tak terkirakan rasanya…luar biasa nikmat….Belum pernah aku mendapat kenikmatan seperti ini….enak sekali pa…mau deh setiap hari kayak gini….

“Tante, bagaimana kalo kita bersihkan…dimandiin ya…”Kemudian.. Rudi, dan Hardy membersihkan istriku di kamar mandi…menggosok gosoknya dengan lembut..

Sambil mengobrol dengan Viktor aku menunggu mereka keluar…hmmm lama sekali mandinya. Aku mendatangi menegok mereka.

Ya ampun ..! masih bisa bisanya mereka berdua menyetubuhi istriku di bath up…didalam air..makanya mandiin aja kok lama sekali….Sambil berdiri di shower mereka bergantian menghunjamkan batangnya dari belakang. “eh..maaf om..Tante kelihatan menggairahkan kalo basah begini…jadi kepingin nihh, tante juga pengen nyoba sambil mandi ya Tan ….”Kata Rudi minta persetujuan istriku.

Istriku tersenyum malu :”Aduuhhh maaf pa…sensasinya kalo di air kok lain gitu….jadi pengen nyoba hmmm enak pa…ayo gabung juga pa…Rud kamu cabut dulu dong…”Kata istriku merasa nggak enak…. “Aduh tante nanggung neeh…saya keluarkan dulu ya” Kata Rudi sambil mempercepat goyangannya. Tangannya mencengkeram erat pinggul istriku sambil sesekali tangannya meremas buah dada istriku. “ah enak Rud…enak…bentar ya pa…bentar dulu ya pa lagi enak neh…nanggung …ah uhh..uhh..uh..kurang menghunjam Rud…hunjam dong….”Rintih istriku Semakin kasar Rudi menghunjamkan batangnya sampai tubuh istriku terangkat angkat. Suara kecipakan batang di dalam vagina istriku terdengar sexy sekali. Dengan siraman shower dan gerakan liar tubuh istriku yang menggelora terlihat menggairahkan sekali. Aku memandangnya dengan takjub. “Aahhh tante mau keluar nih…” Desis Rudi. Dengan cepat Rudi menarik batangnya dan istriku langsung jongkok di depan penisnya. Rudi mengocok batangnya dengan cepat dan…muntahlah sperma hangatnya ke mulut dan wajah istriku. Lidah istriku menari nari diseluruh permukaan penis Rudi yang berlepotan sperma. “Hmmm enak Rud…enak…keluarin lagi dong” Istriku meminta. :Aduh tante saya gak enak dengan om dong…dari tadi kita ML terus…berapa kali hayo…hmmm 5 kali ya…” Rudi berkata lemas. “5 kali?lho bukannya baru 3 kali?”Tanyaku.

“Aduh pa sori..tadi sebelum mandi, kita sempat ML di meja dapur…Quick sex…enak juga lho pa…Rudi hebat..aku sempat orgasme tadi meski singkat…”Kata istriku tersenyum senyum.” Terus abis dari situ, kita ML lagi depan TV….habis aku nggak mau kalo Rudi buru buru melepas batangnya….biar masuk terus…ya Rudy a….” Ya ampun istriku bener bener ketagihan dengan batangnya rudi.

“Ayo pa..sekarang giliran papa…ayo dong pa…capek ya….”Desak istriku.

Hmmm boleh juga…..Aku merebahkan diriku di bathup, istriku segera duduk diatasku dengan batang yang masuk menghunjam dalam dalam, kemudian dia kembali mengkaraoke penis rudi. Gila..ternyata di air sensasinya bener bener lain..

Ketika keluar dari kamar mandi istriku sudah tidak bisa berjalan karena kelelahan, Rudi menggendongnya menuju tempat tidur….”Tante istirahat dulu ya…bagaimana Tante…puas enggak?Tanyanya..

“Puas Rud…puas sekali….nikmat sekali….Trims ya..kamu hebat deh….”Istriku memberi ciuman bibir ke Rudi. Hmm bikin cemburu aja. “Honey jangan gitu dong…aku cemburu neeh “Protesku.

“Maaf ya pa…jadi lupa diri neeh “Kata istriku memohon pengertian.

“Eee karena sudah pagi kami pulang dulu om…:Kata Rudi…” hmmmm yang lain boleh pulang tapi Rudi disini dulu dong…aku masih pengen sekali lagi “rengek istriku…”Ya ampu nggak capek ma…? Ok Ok …”tanyaku

Istriku sudah tidak malu malu lagi dengan menarik Charles dan Rudi, memaksa mereka memciumi bibir bawahnya. Dany dan max sudah berebut menciumi putting susu istriku yang merah muda itu. Sedang aku berciuman mesra dengannya” Pa…nikmat sekali malam ini…shhh…aahh geli…aku boleh ya menciumi bibir mereka mereka…”tanyanya…Tanpa menunggu persetujuanku, mulutnya langsung menciumi bibir Rudi dan Charles dengan nafsu….

“Rud…masukkan sekarang Rud…sudah berdenyut denyut lagi neehh….aarrrghh” paksanya..”Iya tante…saya juga sudah kepingin masuk lagi dari tadi …habis kalo habis mandi begini tambah kelihatan sexy seehh……

“Lho kalian ini kok main tancep aja….pake dulu kondomnya dong…..Kan mama tadi baru mandi..kan kotor lagi….”Protesku….

Nggak usah ya pa…aku pengen tanpa kondom…please…aku pengen pa…kalo pake kondom sakiittt….ohh Max…jangan digigit dong !!!

“boleh ya pa…please…please…Rud masukkan`Rud…ayo…cepat..aah” istriku memohon.”Oklah…itu artinya vaginamu bakalan penuh sperma lagi lho…..”Aku mengingatkan.

“Nggak papa pa…malah jadi pelumas jadi nggak sakit…Tapi kalian antri saja ya..aku minta satu orang jangan lama lama, langsung ganti yang lain ah ah geli….”

Rudi segera mengarahkan batang raksasanya ke bibir bawah istriku…”Tante…saya masukkan ya….langsung ya…aahh oohh” Waduh…Rudi langsung mengocok batangnya dengan kecepatan luar biasa sehingga membuat tubuh istriku ikut tertarik naik turun mengikuti keluar masuknya penis Rudi.

Rupanya istriku masih ingin melanjutkan ML dengan Rudi, sementara aku sendiri sudah kecapekan dan tertidur di depan TV. Jam 4 pagi aku sedikit terbangun gara gara jeritan kecil istriku….dengan terkantuk kantuk aku melihat istriku masih asyik berdoggy style dengan Charles… hm rupanya mereka sudah menemukan posisi favorit dimana istriku menungging kemudian Charles menghunjamkan batangnya dengan posisi berdiri jadi tidak dengan bertumpu dengan lututnya. Posisi ini benar benar bisa bertahan lama karena posisi laki laki tidak dibuat lelah dan menghunjam dalam sekali.

Pagi Pagi ku cari istriku…hmmm dia tertidur di atas tubuh Rudi dengan batang Rudi masih menancap, sementara mulutnya juga masih mengoral punya Charles, ya ampunn, bisa bisanya dia tertidur dengan posisi seperti ini. Badanku terasa lengket semua, segera aku mandi agar lebih segar.

Keluar kamar mandi, istriku masih tertidur, terlihat olehku Randi sedang sibuk onani dibelakang tubuh istriku sambil sesekali batangnya digosok gosokan ke bibir vagina istriku yang masih basah kemerahan itu dengan pelan pelan, tampaknya Randi tidak ingin membuat istriku terbangun…..Aku berdehem ketika melewatinya..”Eh om…maaf ..tante kelihatan sexy sekali..kemarin saya juga baru sekali…masih kepingin …sori om gak ngomong ngomong” kata Randi agak sungkan dengan aku…

“Randy…masukin aja ya….”Bisik istriku yang rupanya terbangun karena mendengar suara kaget Randy..

Dengan nyengir, batang Randy menekan perlahan vagina isteriku. Karena masih basah dengan mudah batang itu menyelusup kedalam diiringan helaan nafas Randy yang kelihatan lega setelah diijinkan penetrasi.

Hhhhh…..istriku bener bener ingin menikmati pesta ML ini dengan sepuas puasnya. What’s next?aku belum tahu karena permainan ini menurutku udah yang terheboh. Apa ada lagi yang lebih heboh dari ini semua?Rasanya nggak ada dehhh…

Jam sepuluh istriku terbangun dan mengajakku mandi, dia ingin pelukan di bath up sambil ngobrol2. “Pa…thanks ya…malam ini luar biasa bagiku…gila puas banget….”kata istriku sambil mengelus ngelus dadaku. “honey jujur aja aku agak shock melihat cara bercintamu…wow..ganas dan…binal sekali….apalagi ketika doggy style..wwoooww…nggak sakit ya ma?” tanyaku.

“Aduh papa perhatian banget sih…papa keberatan ya…habis kan aku udah ngingetin kalo aku ketagihan bisa bahaya lho….tapi kata papa nggak papa..gimana seehhh…..Kalo doggy style aku nggak capek..malah batang mereka bisa mentok masuknya…lebih enak” istriku merajuk…”Iya… nggak papa kok…..papa juga ikutan puas kok…Cuma sering merasa ditinggal aja….tapi bener nggak papa…lihat kamu menggelepar gitu menggairahkan banget.”

“Pa gimana kalo kapan kapan kita buat sex party yuk….” Kata istriku” sex party bagaimana?”tanyaku heran.

“Ya sex party pakai orang yang banyak…aku coba ML dengan banyak orang…kalo perlu nggak usah dibatasi…jadi bisa seratusan deh…hiiii gimana ya rasanya” kata istriku dengan semangat.

"Waduh kok gila gilaan begini sih ma…” kataku kaget. “Nanti wajahku ditutup pa…biar orang orang nggak tahu siapa aku, jadi nanti pake penawaran siapa mau bercinta tapi yang kilat, harus pake kondom dan dalam 5 menit harus sudah ejakulasi. Akupenasaran mampu ML dengan berapa orang sih…Jadi nanti bukti kondomnya harus dipamerin lho.







Tukar Pasangan

Nama saya Dikky, saya berumur 28 tahun, baru 3 (tiga) bulan bekerja di suatu perusahaan asing di Jakarta, atasan saya Mr. Richard Handerson, berasal dari Amerika, kira-kira berumur 40 tahun. Dalam waktu singkat Rich demikian teman-teman di kantor suka memanggilnya, telah sangat akrab dengan saya, karena kebetulan kami mempunyai hobi yang sama yaitu bermain golf. Perusahaan tempat kami bekerja adalah suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang advertising. Menurut cerita-cerita teman-teman istri Richard, yang berasal dari Amerika juga, sangat cantik dan badannya sangat seksi, seperti bintang film Hollywood. Aku sendiri belum pernah bertemu secara langsung dengan istri Richard, hanya melihat fotonya yang terletak di meja kerja Richard. Suatu hari saya memasang foto saya berdua denga Nina istri saya, yang berasal dari Bandung dan berumur 26 tahun, di meja kerja saya. Pada waktu Richard melihat foto itu, secara spontan dia memuji kecantikan Nina dan sejak saat itu pula saya mengamati kalau Richard sering melirik ke foto itu, apabila kebetulan dia datang ke ruang kerja saya.

Suatu hari Richard mengundang saya untuk makan malam di rumahnya, katanya untuk membahas suatu proyek, sekaligus untuk lebih mengenal istri masing-masing.

“Dik, nanti malam datang ke rumah ya, ajak istrimu Nina juga, sekalian makan malam”.

“Lho, ada acara apa boss?”, kataku sok akrab.

“Ada proyek yg harus diomongin, sekalian biar istri saling kenal gitu”.

“Okelah!”, kataku.

Sesampainya di rumah, undangan itu aku sampaikan ke Nina. Pada mulanya Nina agak segan juga untuk pergi, karena menurutnya nanti agak susah untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris dengan mereka. Akan tetapi setelah kuyakinkan bahwa Richard dan Istrinya sangat lancar berbahasa Indonesia, akhirnya Nina mau juga pergi.

“Ada apa sih Mas, kok mereka ngadain dinner segala?”.

“Tau, katanya sih, ada proyek apa.., yang mau didiskusikan”.

“Ooo.., gitu ya”, sambil tersenyum. Melihat dia tersenyum aku segera mencubit pipinya dengan gemas. Kalau melihat Nina, selalu gairahku timbul, soalnya dia itu seksi sekali. Rambutnya terurai panjang, dia selalu senam so.., punya tubuh ideal, dan ukurannya itu 34B yang padat kencang.

Pukul 19.30 kami sudah berada di apartemen Richard yang terletak di daerah Jl. Gatot Subroto. Aku mengenakan kemeja batik, sementara Nina memakai stelan rok dan kemeja sutera. Rambutnya dibiarkan tergerai tanpa hiasan apapun. Sesampai di Apertemen no.1009, aku segera menekan bel yang berada di depan pintu. Begitu pintu terbuka, terlihat seorang wanita bule berumur kira-kiar 32 tahun, yang sangat cantik, dengan tinggi sedang dan berbadan langsing, yang dengan suara medok menegur kami.

“Oh Dikky dan Nina yah?, silakan.., masuk.., silakan duduk ya!, saya Lillian istrinya Richard”.

Ternyata Lillian badannya sangat bagus, tinggi langsing, rambut panjang, dan lebih manis dibandingkan dengan fotonya di ruang kerja Richard. Dengan agak tergagap, aku menyapanya.

“Hallo Mam.., kenalin, ini Nina istriku”.

Setelah Nina berkenalan dengan Lillian, ia diajak untuk masuk ke dapur untuk menyiapkan makan malam, sementara Richard mengajakku ke teras balkon apartemennya.

“Gini lho Dik.., bulan depan akan ada proyek untuk mengerjakan iklan.., ini.., ini.., dsb. Berani nggak kamu ngerjakan iklan itu”.

“Kenapa nggak, rasanya perlengkapan kita cukup lengkap, tim kerja di kantor semua tenaga terlatih, ngeliat waktunya juga cukup. Berani!”.

Aku excited sekali, baru kali itu diserahi tugas untuk mengkordinir pembuatan iklan skala besar.

Senyum Richard segera mengembang, kemudian ia berdiri merapat ke sebelahku.

“Eh Dik.., gimana Lillian menurut penilaian kamu?”, sambil bisik-bisik.

“Ya.., amat cantik, seperti bintang film”, kataku dengan polos.

“Seksi nggak?”.

“Lha.., ya.., jelas dong”.

“Umpama.., ini umpama saja loo.., kalo nanti aku pinjem istrimu dan aku pinjemin Lillian untuk kamu gimana?”.

Mendenger permintaan seperti itu terus terang aku sangat kaget dan bingung, perasanku sangat shock dan tergoncang. Rasanya kok aneh sekali gitu. Sambil masih tersenyum-senyum, Richard melanjutkan, “Nggak ada paksaan kok, aku jamin Nina dan Lillian pasti suka, soalnya nanti.., udah deh pokoknya kalau kau setuju.., selanjutnya serahkan pada saya.., aman kok!”.

Membayangkan tampang dan badan Lillian aku menjadi terangsang juga. Pikirku kapan lagi aku bisa menunggangi kuda putih? Paling-paling selama ini hanya bisa membayangkan saja pada saat menonton blue film. Tapi dilain pihak kalau membayangkan Nina dikerjain si bule ini, yang pasti punya senjata yang besar, rasanya kok tidak tega juga. Tapi sebelum saya bisa menentukan sikap, Richard telah melanjutkan dengan pertanyaan lagi, “Ngomong-ngomong Nina sukanya kalo making love style-nya gimana sih?”.

Tanpa aku sempat berpikir lagi, mulutku sudah ngomong duluan, “Dia tidak suka style yang aneh-aneh, maklum saja gadis pingitan dan pemalu, tapi kalau vaginanya dijilatin, maka dia akan sangat terangsang!”.

“Wow.., aku justru pengin sekali mencium dan menjilati bagian vagina, ada bau khas wanita terpancar dari situ.., itu membuat saya sangat terangsang!”, kata Richard.

“Kalau Lillian sangat suka main di atas, doggy style dan yang jelas suka blow-job” lanjutnya.

Mendengar itu aku menjadi bernafsu juga, belum-belum sudah terasa ngilu di bagian bawahku membayangkan senjataku diisap mulut mungil Lillian itu.

Kemudian lanjut Richard meyakinkanku, “Oke deh.., enjoy aja nanti, biar aku yang atur. Ngomong-ngomong my wife udah tau rencana ini kok, dia itu orangnya selalu terbuka dalam soal seks.., jadi setuju aja”.

“Nanti minuman Nina aku kasih bubuk penghangat sedikit, biar dia agak lebih berani.., Oke.., yaa!”, saya agak terkejut juga, apakah Richard akan memberikan obat perangsang dan memperkosa Rina? Wah kalau begitu tidak rela aku. Aku setuju asal Rina mendapat kepuasan juga. Melihat mimik mukaku yang ragu-ragu itu, Richard cepat-cepat menambahkan, “Bukan obat bius atau ineks kok. Cuma pembangkit gairah aja”, kemudian dia menjelaskan selanjutnya, “Oke, nanti kamu duduk di sebelah Lillian ya, Nina di sampingku”.

Selanjutnya acara makan malam berjalan lancar. Juga rencana Richard. Setelah makan malam selesai kelihatannya bubuk itu mulai bereaksi. Rina kelihatan agak gelisah, pada dahinya timbul keringat halus, duduknya kelihatan tidak tenang, soalnya kalau nafsunya lagi besar, dia agak gelisah dan keringatnya lebih banyak keluar. Melihat tanda-tanda itu, Richard mengedipkan matanya pada saya dan berkata pada Nina, “Nin.., mari duduk di depan TV saja, lebih dingin di sana!”, dan tampa menunggu jawaban Nina, Richard segera berdiri, menarik kursi Nina dan menggandengnya ke depan TV 29 inchi yang terletak di ruang tengah. Aku ingin mengikuti mereka tapi Lillian segera memegang tanganku. “Dik, diliat aja dulu dari sini, ntar kita juga akan bergabung dengan mereka kok”. Memang dari ruang makan kami dapat dengan jelas menyaksikan tangan Richard mulai bergerilya di pundak dan punggung Nina, memijit-mijit dan mengusap-usap halus. Sementara Nina kelihatan makin gelisah saja, badannya terlihat sedikit menggeliat dan dari mulutnya terdengar desahan setiap kali tangan Richard yang berdiri di belakangnya menyentuh dan memijit pundaknya.

Lillian kemudian menarikku ke kursi panjang yang terletak di ruang makan. Dari kursi panjang tersebut, dapat terlihat langsung seluruh aktivitas yang terjadi di ruang tengah, kami kemudian duduk di kursi panjang tersebut. Terlihat tindakan Richard semakin berani, dari belakang tangannya dengan trampil mulai melepaskan kancing kemeja batik Nina hingga kancing terakhir. BH Nina segera menyembul, menyembunyikan dua bukit mungil kebanggaanku dibalik balutannya. Kelihatan mata Nina terpejam, badannya terlihat lunglai lemas, aku menduga-duga, “Apakah Nina telah diberi obat tidur, atau obat perangsang oleh Richard?, atau apakah Nina pingsan atau sedang terbuai menikmati permainan tangan Richard?”. Nina tampaknya pasrah seakan-akan tidak menyadari keadaan sekitarnya. Timbul juga perasaan cemburu berbarengan dengan gairah menerpaku, melihat Nina seakan-akan menyambut setiap belaian dan usapan Richard dikulitnya dan ciuman nafsu Richardpun disambutnya dengan gairah.

Melihat apa yang tengah diperbuat oleh si bule terhadap istriku, maka karena merasa kepalang tanggung, aku juga tidak mau rugi, segera kualihkan perhatianku pada istri Richard yang sedang duduk di sampingku. Niat untuk merasakan kuda putih segera akan terwujud dan tanganku pun segera menyelusup ke dalam rok Lillian, terasa bukit kemaluannya sudah basah, mungkin juga telah muncul gairahnya melihat suaminya sedang mengerjai wanita mungil. Dengan perlahan jemariku mulai membuka pintu masuk ke lorong kewanitaannya, dengan lembut jari tengahku menekan clitorisnya. Desahan lembut keluar dari mulut Lillian yang mungil itu, “aahh.., aaghh.., aagghh”, tubuhnya mengejang, sementara tangannya meremas-remas payudaranya sendiri.

Sementara itu di ruang sebelah, Richard telah meningkatkan aksinya terhadap Nina, terlihat Nina telah dibuat polos oleh Richard dan terbaring lunglai di sofa. Badan Nina yang ramping mulus dengan buah dadanya tidak terlalu besar, tetapi padat berisi, perutnya yang rata dan kedua bongkahan pantatnya yang terlihat mulus menggairahkan serta gundukan kecil yang membukit yang ditutupi oleh rambut-rambut halus yang terletak diantara kedua paha atasnya terbuka dengan jelas seakan-akan siap menerima serangan-serangan selanjutnya dari Richard. Kemudian Richard menarik Nina berdiri, dengan Richard tetap di belakangnya, kedua tangan Richard menjelajahi seluruh lekuk dan ngarai istriku itu. Aku sempat melihat ekspresi wajah Nina, yang dengan matanya yang setengah terpejam dan dahinya agak berkerut seakan-akan sedang menahan suatu kenyerian yang melanda seluruh tubuhnya dengan mulutnya yang mungil setengah terbuka, menunjukan Nina menikmati benar permainan dari Richard terhadap badannya itu, apalagi ketika jemari Richard berada di semak-semak kewanitaannya, sementara tangan lain Richard meremas-remas puting susunya, terlihat seluruh badan Nina yang bersandar lemas pada badan Richard, bergetar dengan hebat.

Saat itu juga tangan Lillian telah membuka zipper celana panjangku, dan bagaikan orang kelaparan terus berusaha melepas celanaku tersebut. Untuk memudahkan aksinya aku berdiri di hadapannya, dengan melepaskan bajuku sendiri. Setelah Lillian selesai dengan celanaku, gilirannya dia kutelanjangi. Wow.., kulit badannya mulus seputih susu, payudaranya padat dan kencang, dengan putingnya yang berwarna coklat muda telah mengeras, yang terlihat telah mencuat ke depan dengan kencang. Aku menyadari, kalau diadu besarnya senjataku dengan Richard, tentu aku kalah jauh dan kalau aku langsung main tusuk saja, tentu Lillian tidak akan merasa puas, jadi cara permainanku harus memakai teknik yang lain dari lain. Maka sebagai permulaan kutelusuri dadanya, turun ke perutnya yang rata hingga tiba di lembah diantara kedua pahanya mulus dan mulai menjilat-jilat bibir kemaluannya dengan lidahku.

Kududukkan Lillian kembali di sofa, dengan kedua kakinya berada di pundakku. Sasaranku adalah vaginanya yang telah basah. Lidahku segera menari-nari di permukaan dan di dalam lubang vaginanya. Menjilati clitorisnya dan mempermainkannya sesekali. Kontan saja Lillian berteriak-teriak keenakan dengan suara keras, ” Ooohh.., oohh.., sshh.., sshh”. Sementara tangannya menekan mukaku ke vaginanya dan tubuhnya menggeliat-geliat. Tanganku terus melakukan gerakan meremas-remas di sekitar payudaranya. Pada saat bersamaan suara Nina terdengar di telingaku saat ia mendesah-desah, “Oooh.., aagghh!”, diikuti dengan suara seperti orang berdecak-decak. Tak tahu apa yang diperbuat Richard pada istriku, sehingga dia bisa berdesah seperti itu. Nina sekarang telah telentang di atas sofa, dengan kedua kakinya terjulur ke lantai dan Richard sedang berjongkok diantara kedua paha Nina yang sudah terpentang dengan lebar, kepalanya terbenam diantara kedua paha Nina yang mulus. Bisa kubayangkan mulut dan lidah Richard sedang mengaduk-aduk kemaluan Nina yang mungil itu. Terlihat badan Nina menggeliat-geliat dan kedua tangannya mencengkeram rambut Richard dengan kuat.

Aku sendiri makin sibuk menjilati vagina Lillian yang badannya terus menggerinjal-gerinjal keenakan dan dari mulutnya terdengar erangan, “Ahh.., yaa.., yaa.., jilatin.., Ummhh”. Desahan-desahan nafsu yang semakin menegangkan otot-otot penisku. “Aahh.., Dik.., akuu.., aakkuu.., oohh.., hh!”, dengan sekali hentakan keras pinggul Lillian menekan ke mukaku, kedua pahanya menjepit kepalaku dengan kuat dan tubuhnya menegang terguncang-guncang dengan hebat dan diikuti dengan cairan hangat yang merembes di dinding vaginanya pun semakin deras, saat ia mencapai organsme. Tubuhnya yang telah basah oleh keringat tergolek lemas penuh kepuasan di sofa. Tangannya mengusap-usap lembut dadaku yang juga penuh keringat, dengan tatapan yang sayu mengundangku untuk bertindak lebih jauh.

Ketika aku menengok ke arah Richard dan istriku, rupanya mereka telah berganti posisi. Nina kini telentang di sofa dengan kedua kakinya terlihat menjulur di lantai dan pantatnya terletak pada tepi sofa, punggung Nina bersandar pada sandaran sofa, sehingga dia bisa melihat dengan jelas bagian bawah tubuhnya yang sedang menjadi sasaran tembak Richard. Richard mengambil posisi berjongkok di lantai diantara kedua paha Nina yang telah terpentang lebar. Aku merasa sangat terkejut juga melihat senjata Richard yang terletak diantara kedua pahanya yang berbulu pirang itu, penisnya terlihat sangat besar kurang lebih panjangnya 20 cm dengan lingkaran yang kurang lebih 6 cm dan pada bagian kepala penisnya membulat besar bagaikan topi baja tentara saja.

Terlihat Richard memegang penis raksasanya itu, serta di usap-usapkannya di belahan bibir kemaluan Nina yang sudah sedikit terbuka, terlihat Nina dengan mata yang terbelalak melihat ke arah senjata Richard yang dahsyat itu, sedang menempel pada bibir vaginanya. Kedua tangan Nina kelihatan mencoba menahan badan Richard dan badan Nina terlihat agak melengkung, pantatnya dicoba ditarik ke atas untuk mengurangi tekanan penis raksasa Richard pada bibir vaginanya, akan tetapi dengan tangan kanannya tetap menahan pantat Nina dan tangan kirinya tetap menuntun penisnya agar tetap berada pada bibir kemaluan Nina, sambil mencium telinga kiri Nina, terdengar Richard berkata perlahan, “Niinn.., maaf yaa.., saya mau masukkan sekarang.., boleh?”, terlihat kepala Nini hanya menggeleng-geleng kekiri kekanan saja, entah apa yang mau dikatakannya, dengan pandangannya yang sayu menatap ke arah kemaluannya yang sedang didesak oleh penis raksasa Richard itu dan mulutnya terkatup rapat seakan-akan menahan kengiluan.

Richard, tanpa menunggu lebih lama lagi, segera menekan penisnya ke dalam lubang vagina Nina yang telah basah itu, biarpun kedua tangan Nina tetap mencoba menahan tekanan badan Richard. Mungkin, entah karena tusukan penis Richard yang terlalu cepat atau karena ukuran penisnya yang over size, langsung saja Nina berteriak kecil, “Aduuh.., pelan-pelan.., sakit nih”, terdengar keluhan dari mulutnya dengan wajah yang agak meringis, mungkin menahan rasa kesakitan. Kedua kaki Nina yang mengangkang itu terlihat menggelinjang. Kepala penis Richard yang besar itu telah terbenam sebagian di dalam kemaluan Nina, kedua bibir kemaluannya menjepit dengan erat kepala penis Richard, sehingga belahan kemaluan Nina terlihat terkuak membungkus dengan ketat kepala penis Richard itu. Kedua bibir kemaluan Nina tertekan masuk begitu juga clitoris Nina turut tertarik ke dalam akibat besarnya kemaluan Richard.

Richard menghentikan tekanan penisnya, sambil mulutnya mengguman, “Maaf.., Nin.., saya sudah menyakitimu.., maaf yaa.., Niin!”.

“aagghh.., jangan teerrlalu diipaksakan.., yaahh.., saayaa meerasa.., aakan.., terbelah.., niih.., sakiitt.., jangan.., diiterusiinn”.

Nina mencoba menjawab dengan badannya terus menggeliat-geliat, sambil merangkulkan kedua tangannya di pungung Richard.

“Niinn.., saya mau masukkan lagi.., yaa.., dan tolong katakan yaa.., kalau Nina masih merasa sakit”, sahut Richard dan tanpa menunggu jawaban Nina, segera saja Richard melanjutkan penyelaman penisnya ke dalam lubang vagina Nina yang tertunda itu, tetapi sekarang dilakukannya dengan lebih pelan pelan.

Ketika kepala penisnya telah terbenam seluruhnya di dalam lubang kemaluan Nina, terlihat muka Nina meringis, tetapi sekarang tidak terdengar keluhan dari mulutnya lagi hanya kedua bibirnya terkatup erat dengan bibir bawahnya terlihat menggetar.

Terdengar Richard bertanya lagi, “Niinn.., sakit.., yaa?”, Nina hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, sambil kedua tangannya meremas bahu Richard dan Richard segera kembali menekan penisnya lebih dalam, masuk ke dalam lubang kemaluan Nina.

Secara pelahan-lahan tapi pasti, penis raksasa itu menguak dan menerobos masuk ke dalam sarangnya. Ketika penis Richard telah terbenam hampir setengah di dalam lubang vagina Nina, terlihat Nina telah pasrah saja dan sekarang kedua tangannya tidak lagi menolak badan Richard, akan tetapi sekarang kedua tangannya mencengkeram dengan kuat pada tepi sofa. Richard menekan lebih dalam lagi, kembali terlihat wajah Nina meringis menahan sakit dan nikmat, kedua pahanya terlihat menggeletar, tetapi karena Nina tidak mengeluh maka Richard meneruskan saja tusukan penisnya dan tiba-tiba saja, “Blees”, Richard menekan seluruh berat badannya dan pantatnya menghentak dengan kuat ke depan memepetin pinggul Nina rapat-rapat pada sofa.

Pada saat yang bersamaan terdengar keluhan panjang dari mulut Nina, “Aduuh”, sambil kedua tangannya mencengkeram tepi sofa dengan kuat dan badannya melengkung ke depan serta kedua kakinya terangkat ke atas menahan tekanan penis Richard di dalam kemaluannya. Richard mendiamkan penisnya terbenam di dalam lubang vagina Nina sejenak, agar tidak menambah sakit Nina sambil bertanya lagi, “Niinn.., sakit.., yaa? Tahan dikit yaa, sebentar lagi akan terasa nikmat!”, Nina dengan mata terpejam hanya menggelengkan kepalanya sedikit seraya mendesah panjang, “aagghh.., kit!”, lalu Richard mencium wajah Nina dan melumat bibirnya dengan ganas. Terlihat pantat Richard bergerak dengan cepat naik turun, sambil badannya mendekap tubuh mungil Nina dalam pelukannya.

Tak selang lama kemudian terlihat badan Nina bergetar dengan hebat dari mulutnya terdengar keluhan panjang, “Aaduuh.., oohh.., sshh.., sshh”, kedua kaki Nina bergetar dengan hebat, melingkar dengan ketat pada pantat Richard, Nina mengalami orgasme yang hebat dan berkepanjangan. Selang sesaat badan Nina terkulai lemas dengan kedua kakinya tetap melingkar pada pantat Richard yang masih tetap berayun-ayun itu.

aah, suatu pemandangan yang sangat erotis sekali, suatu pertarungan yang diam-diam yang diikuti oleh penaklukan disatu pihak dan penyerahan total dilain pihak.

“Dik.., ayo aku mau kamu”, suara Lillian penuh gairah di telingaku. Kuletakkan kaki Lillian sama dengan posisi tadi, hanya saja kini senjataku yang akan masuk ke vaginanya. Duh, rasanya kemaluan Lillian masih rapet saja, aku merasakan adanya jepitan dari dinding vagina Lillian pada saat rudalku hendak menerobos masuk.

“Lill.., kok masih rapet yahh”. Maka dengan sedikit tenaga kuserudukkan saja rudalku itu menerobos liang vaginanya. “Aagghh”, mata Lillian terpejam, sementara bibirnya digigit. Tapi ekspresi yang terpancar adalah ekspresi kepuasan. Aku mulai mendorong-dorongkan penisku dengan gerakan keluar masuk di liang vaginanya. Diiringi erangan dan desahan Lillian setiap aku menyodokkan penisku, melihat itu aku semakin bersemangat dan makin kupercepat gerakan itu. Bisa kurasakan bahwa liang kemaluannya semakin licin oleh pelumas vaginanya.

“Ahh.., ahh”, Lillian makin keras teriakannya.

“Ayo Dik.., terus”.

“Enakk.., eemm.., mm!”.

Tubuhnya sekali lagi mengejang, diiringi leguhan panjang, “Uuhh..hh..” “Lill.., boleh di dalam.., yaah”, aku perlu bertanya pada dia, mengingat aku bisa saja sewaktu-waktu keluar.

“mm..”.

Kaki Lillian kemudian menjepit pinggangku dengan erat, sementara aku semakin mempercepat gerakan sodokan penisku di dalam lubang kemaluannya. Lillian juga menikmati remasan tanganku di buah dadanya.

“Nih.., Lill.., terima yaa”.

Dengan satu sodokan keras, aku dorong pinggulku kuat-kuat, sambil kedua tanganku memeluk badan Lillian dengan erat dan penisku terbenam seluruhnya di dalam lubang kemaluannya dan saat bersamaan cairan maniku menyembur keluar dengan deras di dalam lubang vagina Lillian. Badanku tehentak-hentak merasakan kenikmatan orgasme di atas badan Lillian, sementara cairan hangat maniku masih terus memenuhi rongga vagina Lillian, tiba-tiba badan Lillian bergetar dengan hebat dan kedua pahanya menjepit dengan kuat pinggul saya diikuti keluhan panjang keluar dari mulutnya, “..aagghh.., hhm!”, saat bersamaan Lillian juga mengalami orgasme dengan dahsyat.

Setelah melewati suatu fase kenikmatan yang hebat, kami berdua terkulai lemas dengan masih berpelukan erat satu sama lain. Dari pancaran sinar mata kami, terlihat suatu perasaan nikmat dan puas akan apa yang baru kami alami. Aku kemudian mencabut senjataku yang masih berlepotan dan mendekatkannya ke muka Lillian. Dengan isyarat agar ia menjilati senjataku hingga bersih. Ia pun menurut. Lidahnya yang hangat menjilati penisku hingga bersih. “Ahh..”. Dengan kepuasan yang tiada taranya aku merebahkan diri di samping Lillian.

Kini kami menyaksikan bagaimana Richard sedang mempermainkan Nina, yang terlihat tubuh mungilnya telah lemas tak berdaya dikerjain Richard, yang terlihat masih tetap perkasa saja. Gerakan Richard terlihat mulai sangat kasar, hilang sudah lemah lembut yang pernah dia perlihatkan. Mulai saat ini Richard mengerjai Nina dengan sangat brutal dan kasar. Nina benar-benar dipergunakan sebagai objek seks-nya. Saya sangat takut kalau-kalau Richard menyakiti Nina, tetapi dilihat dari ekspressi muka dan gerakan Nina ternyata tidak terlihat tanda-tanda penolakan dari pihak Nina atas apa yang dilakukan oleh Richard terhadapnya.

Richard mencabut penisnya, kemudian dia duduk di sofa dan menarik Nina berjongkok diantara kedua kakinya, kepala Nina ditariknya ke arah perutnya dan memasukkan penisnya ke dalam mulut Nina sambil memegang belakang kepala Nina, dia membantu kepala Nina bergerak ke depan ke belakang, sehingga penisnya terkocok di dalam mulut Nina. Kelihatan Nina telah lemas dan pasrah, sehingga hanya bisa menuruti apa yang diingini oleh Richard, hal ini dilakukan Richard kurang lebih 5 menit lamanya.

Richard kemudian berdiri dan mengangkat Nina, sambil berdiri Richard memeluk badan Nina erat-erat. Kelihatan tubuh Nina terkulai lemas dalam pelukan Richard yang ketat itu. Tubuh Nina digendong sambil kedua kaki Nina melingkar pada perut Richard dan langsung Richard memasukkan penisnya ke dalam kemaluan Nina. Ini dilakukannya sambil berdiri. Badan Nina terlihat tersentak ke atas ketika penis raksasa Richard menerobos masuk ke dalam lubang kemaluannya dari mulutnya terdengar keluhan, “aagghh!”, Nina terlihat seperti anak kecil dalam gendongan Richard. Kaki Nina terlihat merangkul pinggang Richard, sedangkan berat badannya disanggah oleh penis Richard. Richard berusaha memompa sambil berdiri dan sekaligus mencium Nina. Pantat Nina terlihat merekah dan tiba-tiba Richard memasukkan jarinya ke lubang pantat Nina. “Ooohh!”. Mendapat serangan yang demikian serunya dari Richard, badan Nina terlihat menggeliat-geliat dalam gendongan Richard. Suatu pemandangan yang sangat seksi.

Ketika Richard merasa capai, Nina diturunkan dan Richard duduk pada sofa. Nina diangkat dan didudukan pada pangkuannya dengan kedua kaki Nina terkangkang di samping paha Richard dan Richard memasukkan penisnya ke dalam lubang kemaluan Nina dari bawah. Dari ruang sebelah saya bisa melihat penis raksasa Richard memaksa masuk ke dalam lubang kemaluan Nina yang kecil dan ketat itu. Vaginanya menjadi sangat lebar dan penis Richard menyentuh paha Nina. Kedua tangan Richard memegang pinggang Nina dan membantu Nina memompa penis Richard secara teratur, setiap kali penis Richard masuk, terlihat vaginanya ikut masuk ke dalam dan cairan putih terbentuk di pinggir bibir vaginanya. Ketika penisnya keluar, terlihat vaginanya mengembang dan menjepit penis Richard. Mereka melakukan posisi ini cukup lama.

Kemudian Richard mendorong Nina tertelungkup pada sofa dengan pantat Nina agak menungging ke atas dan kedua lututnya bertumpu di lantai. Richard akan bermain doggy style. Ini sebenarnya adalah posisi yang paling disukai oleh Nina. Dari belakang pantat Nina, Richard menempatkan penisnya diantara belahan pantat Nina dan mendorong penisnya masuk ke dalam lubang vagina Nina dari belakang dengan sangat keras dan dalam, semua penisnya amblas ke dalam vagina Nina. Jari jempol tangan kiri Richard dimasukkan ke dalam lubang pantat. Nina setengah berteriak, “aagghh!”, badannya meliuk-liuk mendapat serangan Richard yang dahsyat itu. Badan Nina dicoba ditarik ke depan, tapi Richard tidak mau melepaskan, penisnya tetap bersarang dalam lubang kemaluan Nina dan mengikuti arah badan Nina bergerak.

Nina benar-benar dalam keadaan yang sangat nikmat, desahan sudah berubah menjadi erangan dan erangan sudah berubah menjadi teriakan, “Ooohhmm.., aaduhh!”. Richard mencapai payudara Nina dan mulai meremas-remasnya. Tak lama kemudian badan Nina bergetar lagi, kedua tangannya mencengkeram dengan kuat pada sofa, dari mulutnya terdengar, “Aahh.., aahh.., sshh.., sshh!”. Nina mencapai orgasme lagi, saat bersamaan Richard mendorong habis pantatnya sehingga pinggulnya menempel ketat pada bongkahan pantat Nina, penisnya terbenam seluruhnya ke dalam kemaluan Nina dari belakang. Sementara badan Nina bergetar-getar dalam orgasmenya, Richard sambil tetap menekan rapat-rapat penisnya ke dalam lubang kemaluan Nina, pinggulnya membuat gerakan-gerakan memutar sehingga penisnya yang berada di dalam lubang vagina Nina ikut berputar-putar mengebor liang vagina Nina sampai ke sudut-sudutnya.

Setelah badan Nina agak tenang, Richard mencabut penisnya dan menjilat vagina Nina dari belakang. Vagina Nina dibersihkan oleh lidah Richard. Kemudian badan Nina dibalikkannya dan direbahkan di sofa. Richard memasukkan penisnya dari atas, sekarang tangan Nina ikut aktif membantu memasukkan penis Richard ke vaginanya. Kaki Nina diangkat dan dilingkarkan ke pinggang Richard. Richard terus menerus memompa vagina Nina. Badan Nina yang langsing tenggelam ditutupi oleh badan Richard, yang terlihat oleh saya hanya pantat dan lubang vagina yang sudah diisi oleh penis Richard. Kadang-kadang terlihat tangan Nina meraba dan meremas pantat Richard, sekali-kali jarinya di masukkan ke dalam lubang pantat Richard. Gerakan pantat Richard bertambah cepat dan ganas memompa dan terlihat penisnya yang besar itu dengan cepat keluar masuk di dalam lubang vagina Nina, tiba-tiba, “Ooohh.., oohh!”, dengan erangan yang cukup keras dan diikuti oleh badannya yang terlonjak-lonjak, Richard menekan habis pantatnya dalam-dalam, mememetin pinggul Nina ke sofa, sehingga penisnya terbenam habis ke dalam lubang kemaluan Nina, pantat Richard terkedut-kedut sementara penisnya menyemprotkan spermanya di dalam vagina Nina, sambil kedua tangannya mendekap badan Nina erat-erat. Dari mulut Nina terdengar suara keluhan, “Sssh.., sshh.., hhmm.., hhmm!”, menyambut semprotan cairan panas di dalam liang vaginanya.

Setelah berpelukan dengan erat selama 5 menit, Richard kemudian merebahkan diri di atas badan Nina yang tergeletak di sofa, tanpa melepaskan penisnya dari vagina Nina. Nina melihat ke saya dan memberikan tanda bahwa yang satu ini sangat nikmat. Aku tidak bisa melihat ekspresi Richard karena terhalang olah tubuh Nina. Yang jelas dari sela-sela selangkangan Nina mengalir cairan mani. Kemudian Ninapun seperti kebiasaan kami membersihkan penis Richard dengan mulutnya, itu membuat Richard mengelinjang keenakan. Malam itu kami pulang menjelang subuh, dengan perasaan yang tidak terlupakan. Kami masih sempat bermain 2 ronde lagi dengan pasangan itu.









Tukar Tambah

Ivan namaku berpostur tinggi dengan berat yang ideal serta penampilan dan wajah keren kalau kata teman-temanku, saat ini aku berusia 24 tahun, kelahiran Bandung. Terus terang aku termasuk lelaki yang mempunyai libido seks tinggi dan butuh variasi yang bermacam-macam dalam melakukan hubungan seks. Saat ini aku sudah bekerja dan mempunyai posisi yang cukup bagus. Serta sudah mempunyai seorang istri yang cantik dan berkulit putih mulus dengan postur tubuh yang menarik serta selalu merangsang nafsuku.

Cerita yang akan kutampilkan ini adalah pengalamanku beberapa waktu lalu. Saat itu aku mendapat undangan dari seorang teman lamaku yang bernama Jay. Jay adalah temanku semasa kuliah dulu di kota Surabaya. Sejak lulus dari kuliah kami tidak pernah bertemu, tetapi komunikasi melalui telepon tetap berjalan lancar. Saat ini dia juga sudah menikah, dan aku belum mengenal istrinya. Dia juga saat ini sudah berkerja di salah satu perusahaan besar di Surabaya, sedangkan aku berkerja di Jakarta sampai sekarang.

Pada saat menghubungiku, Jay mengatakan bahwa dia akan berada di Jakarta selama satu minggu lamanya dan tinggal sementara di sebuah apartemen yang telah disediakan oleh perusahaannya. Dia juga datang bersama istrinya dan saat ini mereka juga belum mempunyai anak seperti aku dan istriku, maklum kami kan masing-masing baru menikah dan masih fokus ke karir kami, baik istriku ataupun istri Jay hanya ibu rumah tangga saja, sebab kami pikir kondisi itu lebih aman untuk mempertahankan sebuah rumah tangga, karena dunia kerja pergaulannya menurut kami tidaklah aman bagi istri-istri kami.

Malam itu sampailah kami di kamar apartemen yang dihuni oleh Jay dan istrinya.

“Hai… Jay gimana kabar kamu, sudah lama yach kita nggak ketemu, kenalkan ini istriku Lusi,” kataku.

“Hai Van, nggak ngira gua kalau bakalan bisa ketemu lagi sama kamu, hai Lusi… apa kabar, ini Sari istriku, Sari ini Ivan dan Lusi…” kata Jay balik memperkenalkan istrinya dan mengajak kami masuk.

Kemudian kami ngobrol bersama sambil menikmati makanan yang telah disiapkan oleh Jay dan Sari. Kulihat Lusi dan Sari cepat akrab walaupun mereka baru ketemu, begitu juga dengan aku dan Jay.

Ketika Sari dan Lusi asyik ngobrol macam-macam, Jay menarikku ke arah balkon yang ada dan segera menarik tanganku sambil membawa minuman kami masing-masing.

“Eh.. Van gua punya ide, mudah-mudahan aja elo setuju… karena ini pasti sesuai dengan kenakalan kita dulu… gimana…” kata Jay.

“Mengenai apa…” kataku.

“Tapi elo jangan marah ya… kalau nggak setuju…” kata Jay lagi.

“Oke gua janji…” kataku.

“Begini… gua tau kita kan masing-masing punya libido seks yang tinggi, gimana kalau kita coba bermain seks bersama malam ini, dengan berbagai variasi tentunya, elo boleh pakai istri gua dan gua juga boleh pake istri kamu, gimana…” ucap Jay.

“Ah.. gila kamu…” kataku spontan.

Tetapi aku terdiam sejenak dan berpikir sambil memandangi Lusi dan Sari yang sedang asyik ngobrol. Kulihat Sari sangat cantik tidak kalah cantiknya dengan Lusi, dan aku yakin bahwa sebagai laki-laki aku sangat tertarik untuk menikmati tubuh seorang wanita seperti Lusi maupun Sari yang tidak kalah dengan ratu-ratu kecantikan Indonesia.

“Gimana Van… kan kita akan sama-sama menikmatinya, tidak ada untung rugilah…” kata Jay meminta keputusanku lagi.

“Tapi gimana caranya… mereka pasti marah… kalau kita beritahu…” aku balik bertanya.

“Tenang aja, gua punya caranya kalau elo setuju…” kata Jay lagi.

“Gua punya Pil perangsang… lalu kita masukkan ke minuman istriku dan istrimu.. tentunya dengan dosis yang lebih banyak, agar mereka cepat terangsang, dan kita mulai bereaksi.”

“Oke… gua setuju..” kataku.

Dan kami pun mulai melaksanakan rencana kami tersebut.

Jay mengambil gelas lagi dan memasukkan beberapa butir pil perangsang ke dalam dua buah gelas yang sudah diisi soft drink yang akan kami berikan kepada Lusi dan Sari. “Aduh.. asyik amat… apa sich yang diobrolin.. nich.. minumnya kita tambah…” kata Jay sembari memberikan gelas yang satu ke Sari, sedangkan aku memberikan yang satu lagi ke Lusi, karena kebetulan minuman milik mereka yang sebelumnya kelihatan sudah habis. Kemudian Lusi dan Sari langsung menenggak minuman yang kami berikan beberapa kali. Aku duduk di samping Lusi dan Jay duduk di dekat Sari, kami pun ikutan ngobrol bersama mereka. Beberapa waktu kemudian, baik aku maupun Jay mulai melihat Lusi dan Sari mulai sedikit berkeringat dan gelisah sambil merubah posisi duduk dan kaki mereka, mungkin obat perangsang tersebut mulai bereaksi, pikirku.

Kemudian Jay berinisiatif mulai memeluk Sari istrinya dari samping, begitu juga aku, dengan sedikit meniupkan desah nafasku ke tengkuk Lusi istriku.

“Sar… aku sayang kamu…” kata Jay.

Kulihat tangannya mulai meraba paha Sari, istrinya.

“Eh Jay… apaan.. sich kamu… kan malu… akh.. ah…” kudengar suara Sari halus.

“Nggak pa-pa.. ah… ah… kamu sayangku… ah…” desah Jay meneruskan serangannya ke Sari.

Melihat kondisi itu, Lusi agak bingung… tapi aku tahu kalau dia pun mulai terangsang dan tak kuasa menahan gejolak nafsunya.

“Lus… aku cinta kamu.. ukh… ulp… ah…”

Aku pun mulai memeluk Lusi istriku dan langsung mencium bibirnya dengan nikmat, dan kurasa Lusi pun menikmatinya. Aku pun mulai memeluk tubuh istriku dari depan, dan tanganku pun mulai meraba bagian pahanya sama seperti yang dilakukan oleh Jay.

“Lus… akh… ak… kamu… sangat cantik sayang…” kataku.

“Akh.. Van… ah… ah…” desah istriku panjang, karena tanganku mulai menyentuh bagian depan kemaluannya, dan mengelus dan mengusapnya dengan jari tangan kananku, setelah terlebih dahulu menyibakkan CD-nya secara perlahan.

Kulihat Jay sudah membuka bajunya dan mulai perlahan membuka kancing baju Sari istrinya, yang kelihatan sudah pasrah dan sangat terangsang. “Ah.. Jay… ah… ah… ah…” desah Sari kudengar. Dan Jay sudah berhasil membuka seluruh pakaian Sari, dan kulihat betapa mulusnya kulit Sari yang saat ini hanya tinggal CD-nya saja, dan itu pun sudah berhasil ditarik oleh Jay. Tinggallah tubuh bugil Sari di atas sofa yang kami gunakan bersama itu dengan kelakuan Jay pada dirinya. Kulihat Jay pun sudah membuka semua pakaiannya dan sekarang tanpa sehelai benang pun yang menutupi tubuh Sari maupun Jay yang saat ini saling rangkul dan cium di sampingku dan istriku. “Ah… ulp… ulp… ulp.. ah.. sst.. sst…” kulihat Sari menjilat dan menghisap kemaluan Jay yang putih kemerahan dengan nikmatnya. “ukh…ukh..ohh….ukh…” erang Jay menikmati permainan Sari.

Aku pun sekarang sudah berhasil membuka semua pakaian Lusi istriku, kulanjutkan dengan meremas buah dadanya yang kenyal itu dan kulanjutkan dengan mengisap kedua puting susunya perlahan dan berulang-ulang. “Ah… ah… ah… Van… terus… ah.. ah..” desah Lusi keenakan. Tangan Lusi pun mulai membuka celanaku dengan tergesa-gesa karena hanya celanaku yang belum kubuka dan kelihatannya Lusi sudah mulai tidak sabaran. “Akh… akh… ukh… oh…” ketika celana dan CD-ku terbuka dan jatuh ke bawah, Lusi segera memegang kemaluanku dan menjilatinya seperti apa yang dilakukan oleh Sari.

Aku kemudian segera mengatur permainan dengan mengambil posisi jongkok dan membuka lebar kedua kaki istriku dan mulai menjilati klitorisnya dan semua bagian luar kemaluannya,

“Aah… oh.. terus.. terus Van… enak… akh… akh…” desah Lusi.

“Ulp.. ulp.. sst… sst… ah… uhm.. uhm… uhm…”

Aku terus menjilati klitoris istriku dan kulihat bibir kemaluan dan klitorisnya merekah merah merangsang serta kelihatan basah oleh jilatanku dan air kenikmatan milikya yang tentunya terus mengalir dari dalam kemaluannya.

“Ah… terus.. ah… ah… terus Van.. enak… akh… akh… ukh…” rintih Lusi.

Yang membuka lebar kedua kakinya serta meremas buah dadanya sendiri dengan penuh kenikmatan.

Perlahan kulihat Jay menggendong Sari istrinya dan membaringkannya sejajar di sebelah istriku di sofa panjang yang kami pakai bersama ini, kemudian Jay mulai memasukkan kedua jari tangannya ke lubang kemaluan milik Sari dan mengocoknya pelan serta menariknya keluar masuk.

“Akh… Jay… ahk… kamu.. gila Jay… akh.. terus… terus Jay… ahh…” rintih Sari terdengar.

“Ukh… ah… ulp… akh… akh… akh.. oh… oh… oh…”

Suara dan desahan dari istriku dan Sari secara bersamaan dan penuh kenikmatan. Perlahan tangan kananku mulai ikut meraba kemaluan Sari yang berada di sebelah istriku. Dan aku pun ikutan memasukkan kedua buah jariku ke kemaluan Sari tersebut. Dan Jay pun membiarkan semua itu kulakukan, kemudian sambil terus mengocok lubang kemaluan Sari, tangan kiri Jay pun mulai ikut meraba kemaluan istriku yang saat ini tanpa rambut, karena habis kucukur kemarin, permainan ini terus berlanjut baik Sari maupun istriku membuka dan menutup matanya menikmati permainan yang aku dan Jay lakukan.

Perlahan aku mulai meraba buah dada sari dengan tangan kananku dan meremasnya pelan, kurasakan buah dada milik Sari lebih kenyal dibanding milik istriku, tetapi buah dada istriku lebih besar dan menantang untuk dihisap dan dipermainkan. Kemudian aku mulai berdiri dan mengarahkan kemaluanku yang berukuran panjang 16 cm serta diameter 4 cm itu ke arah mulut istriku, dan tangan kananku terus meremas buah dada milik Sari. Istriku dan Sari pun membiarkan semuanya ini terus berlanjut. Dan kulihat Jay tetap memasukkan dan mengocok kedua lubang kemaluan yang di depannya dengan kedua buah tangannya dengan sekali-kali meremas buah dada milik istriku maupun Sari, istrinya.

Kemudian Jay mulai berdiri dan mengarahkan kemaluannya ke lubang kemaluan Sari yang sudah sangat basah, “Ah… Jay… terus… masukkan… terus Jay semuanya…” kata Sari.

Melihat itu aku pun mulai mengarahkan batang kemaluanku ke lubang kemaluan istriku.

“Akh… ukh.. ah… oh… ah… oh…” erang istriku keenakan.

Saat ini baik posisiku dan jay maupun Lusi dan Sari berada pada posisi yang sama. Aku dan Jay terus menarik turunkan kemaluan kami di lubang kemaluan milik Sari dan Lusi. Begitu juga dengan Sari dan Lusi membuka lebar kakinya dan memeluk pinggangku maupun Jay seolah-olah mereka takut kehilangan kami berdua.

Selang beberapa saat kemudian Jay menghentikan kegiatannya dan memintaku mundur, kemudian memasukkan batang kemaluannya yang berukuran panjang 17 cm tetapi diameternya mungkin 3 cm dan kelihatan begitu panjang dari punyaku hanya punyaku lebih besar dan keras dibanding kemaluan Jay yang terus menuju ke lubang kemaluan milik istriku. Kulihat istriku cukup kaget tetapi hanya pasrah dan terus menikmati kemaluan milik Jay yang mulai mengocok lubang miliknya tersebut. Aku pun mulai juga mengarahkan kemaluanku ke lubang kemaluan milik Sari, perlahan kurasakan lubang kemaluan Sari masih cukup sempit serta menjepit batang kemaluanku yang kutekan perlahan.

“Akh… akh… Sar… memekmu begitu padat.. dan enak… akh…” kataku.

“Terus… Van.. Terus.. punyamu begitu besar… terus Van… enak… akh…” rintih Sari.

“Van.. terus… beri aku kenikmatan.. akh… akh… terus Van… enak… lebih dalam Van… akh..”

“Lus… punyamu begitu enak… sangat… rapat dan menjepit kontolku.. akh…” desah Jay kepada istriku.

“Ehm… ehm… ukh… ukh… lebih dalam Jay… lebih dalam… teruskan Jay… teruskan… kontolmu… sangat panjang… akh.. dan menyentuh… dinding.. rahimku.. akh… akh… enak… Jay..” desah istriku lirih.

Kemudian aku terus meremas dan menjilat puting susu milik Sari dan sekali-kali kugigit pelan putingnya dan Sari terus menikmatinya, sementara kemaluanku terus naik-turun mengocok lubang kemaluan Sari yang terasa padat dan kenyal serta semakin basah tersebut. Terasa batang kemaluanku serasa masuk ke lubang yang sangat sempit dan padat ditumbuhi daging-daging yang berdenyut-denyut menjepit dan mengurut batang kemaluanku yang semakin keras dan menantang lubang kemaluan Sari yang kubuat basah sekali, dan Sari pun terus menikmati dan mengangkat pinggulnya serta menggoyangkannya saat menerima hujaman batang kemaluanku yang saat masuk hanya menyisakan dua buah biji kemaluan yang menggantung dan terhempas di luar kemaluan Sari tersebut.

“Akh… Sar… enak.. sekali.. punyamu… akh.. akh..” desahku.

“Oh Van… aku sangat… suka… milikmu ini… Van yang besar dan keras ini… akh… ogh… ogh… terus Van… ah…”

Kulihat Jay membalikkan tubuh istriku dan memasukan kemaluannya yang panjang putih kemerahan tersebut dari belakang,

“Akh… akh… akh… Jay… terus.. lebih dalam Jay… akh.. enak… Jay…” rintih istriku, yang kulihat buah dadanya menggantung bergoyang mengikuti dorongan dari kemaluan Jay yang terus keluar masuk, dan kemudian tangan Jay meremas buah dada tersebut serta menariknya.

“Akh… Jay.. akh… ogh… ogh… ahh…” jerit nikmat istriku menikmati permainan Jay dari belakang tersebut.

“Ogh.. Lus… buah dadamu begitu besar… dan… enak… ukh… ehm… ehmmm…” sahut Jay penuh kenikmatan.

Sari mencoba merubah gaya dalam permainan kami, saat ini dia sudah berada di atas tubuhku yang duduk dengan kaki yang lurus ke depan, sedangkan Sari memasukkan dan menekan kemaluannya dari atas ke arah kemaluanku.

“Blees…”

“Aakh… enak… akh… Van punyamu begitu besar… akhg…” desah sari yang terus menaik-turunkan tubuhnya dan sesekali menekan dan memutar pinggulnya menikmati kemaluanku yang terasa nikmat dan ngilu tetapi enak.

“Oh… Sar.. terus… ah… ah…” desahku.

“Oh Van… oh.. oh… oh… Van… aku hampir keluar Van… aogh… ogh…” jerit Sari.

“Okh.. Van… okh… aku ke… luar… okh.. okh…” tubuh Sari mengejang bagaikan kuda dan kurasakan kemaluanku pun bergetar mengimbangi orgasme yang dicapai Sari.

“Oh… ukh… okh.. Sar aku juga keluar.. okh… okh…”

Kami pun berpelukan dan mengejang bergetar bersama serasa berada di awan, menikmati saat klimaks kami tersebut selama beberapa saat hingga kemudian kami berdua merasa lemas, dan tetap berpelukan dengan posisi Sari di atas, seolah kami sangat takut kehilangan satu sama lain sambil memandangi permainan Jay dan istriku di sebelah kami.

Kulihat Lusi istriku sangat menikmati permainan ini dengan posisi bagaikan ****** atau kuda yang sedang kawin, buah dada istriku yang besar bergoyang-goyang ke depan-belakang dengan cepatnya, sekujur tubuh Jay maupun istriku berkilap dikarenakan keringat yang mengalir pelan karena permainan seks mereka ini, kulit Jay yang putih mulus karena dia berdarah Manado ini kelihatan bersinar begitu juga istriku begitu menikmati panjangnya kemaluan Jay. Tangan istriku meremas sandaran sofa dan berteriak lirih, “Ah… ah… ah… uh… uh… uh.. Jay tekan terus Jay dengan keras… ah.. ah..” kulihat satu tangan istriku memutar dan memelintir puting susunya sendiri serta sekali-kali meremas keras buah dadanya tersebut seolah takut kehilangan kenikmatan permainan mereka tersebut.

Aku kemudian mendorong kepalanya dan sebagian tubuhku dan berbaring di bawah buah dada istriku, kemudian berinisiatif untuk ikut meremas buah dadanya dan mengisap puting susunya, “Akh… Van… akh… enak.. ogh… ogh… ogh… terus Van…” rintih istriku, terasa olehku kemudian Sari menjilati dan menghisap batang kemaluanku yang mulai mengeras kembali.

“Ogh… ogh… ogh… Van… ogh… ogh… Jay… kontolmu sangat panjang dan membuatku sangat… puas Jay… akh… terus… akh…” kata Lusi.

“Ulp.. ulp… ulp.. ulp… ulp..” jilatan Sari di kemaluanku yang mengeras.

“Okh… Jay… aku.. hampir.. ke.. ke.. luar… Jay… terus” desah istriku.

Kuremas dan kupelintir dengan keras puting susu dan buah dada istriku, dan kulihat Jay juga mengejang.

“Akh… akh.. akh… akh.. Lus.. aku juga keluar… akh… akh…” jerit Jay kuat, kemudian tubuhnya mengejang dan bergetar hebat.

“Ogh… ogh… ogh… ogh…” istriku pun mengejang dan meremas sandaran sofa dengan kuat. Beberapa saat. Aku pun kembali merasakan kenikmatan mengalir di batang kemaluanku dan… “Akh… akh… akh… akh…” kemaluanku pun memuncratkan spermaku kembali, sebagian ke wajah Sari dan sebagian lagi meloncat hingga ke tubuh istriku dan aku pun kembali mengejang kenikmatan dan kulihat Sari terus menjilati kemaluanku yang besar tersebut dan membersihkannya dengan lidahnya.

Kemudian kami terbaring dan tertidur bersama di sofa tersebut hingga pagi harinya, dalam kondisi tanpa sehelai benang pun menutupi tubuhku, istriku, Jay dan Sari istrinya. Permainan ini kembali kami ulangi pagi harinya. Dan kembali kami ulangi bersama dalam beberapa hari hingga saatnya Jay dan Sari harus pulang ke Surabaya, ini semua adalah awal dari permainan seks bersama kami yang hingga kini seringkali kami lakukan kembali jika aku dan istriku ke Surabaya, ataupun mereka ke Jakarta. Bahkan kadang-kadang-kadang Sari sendiri ke Jakarta bermain seks bertiga denganku dan istriku, ataupun aku atau istriku yang ke Surabaya bermain seks bertiga atau bersama dengan salah satu dari Jay atau Sari.









Pamer Istri Di Mall

Penyakit Aneh ini sudah lama kuderita sejak aku mulai berpacaran dengan Istriku di kala SMU dulu.Sudah 8 tahun aku menjalin asmara dengan istriku hingga akhirnya kini resmi kunikahi dan memberiku 1 orang anak yang lucu dan cakep seperti bapaknya.

Mungkin bisa dibilang aku memiliki sifat ekshibisionisme atau suka memamerkan tubuh kepada orang lain tetapi ekshibisionis yang aku rasakan sedikit berbeda karena yang aku ingin pamerkan adalah tubuh indah istriku sendiri.

Sedikit gambaran istriku orangnya putih seperti orang chinese dengan tinggi 162 cm berat 55 tentunya terlihat begitu seksi dan berisi. Bibirnya yang mungil dan payudaranya yang berukuran 34-D tentu menambah sempurna penampilannya bagi para pria pada umumnya.

Sejak berpacaran aku suka sekali jika saat jalan-jalan dia hanya memakai Tank Top atau juga baju yang memiliki belahan rendah di bagian dada. Perasaan bangga sekaligus cemburu menjad satu tatkala istriku menjadi perhatian oleh para pria yang kebetulan jalan berpapasan dengan kami. Sorot mata para pria yang selalu mengarah kebagian dadanya adalah hal yang sangat membuatku bangga karena aku memiliki istri yang bisa menggoda pria manapun dan akupun semakin merasa puas karena keindahan itu hanya milikku seorang.

Sore itu selepas memandikan putra kami, aku dan istriku Jeng Yati, berencana menitipkan putra kami ke rumah neneknya karena kami berencana akan berbelanja ke sebuah mall.

“Mah pakai Tank Top coklatnya dunk”pintaku kepada istriku

“Ngga ah pah malu ntar diliat mama ngga enak?”protes istriku kepadaku

“Udah ntar ditutupin pakai cardigan coklat mama kan beres.”jawabku

“Yakin nich pah…?gak papa mama pakai Tank Top ke mall?”tanya istriku lagi.

Akhirnya kusampaikan dengan perlahan kepadanya bahwa hari ini aku ingin membuat sensasi dan istriku yang sudah mengerti benar akan penyakit sekaligus kesenanganku akhirnya menyetujuinya. Dalam hatiku dia pasti melakukan ini hanya karena ingin membuatku bahagia.

Setelah menitipkan putra kami kerumah neneknya kamipun segera menuju ke Mall[dalam hal ini mall yang kami pilih adalah yang memiliki departement store yang sepi pengunjung/kurang diminati agar rencana kami bisa berhasil terlaksana] untuk berjalan-jalan memilih baju dan melakukan something crazy yang memang sudah aku rencanakan dan diskusikan dengan istriku didalam mobil.

Sesampainya di mall kamipun segera memasuki Departement Store tempat baju wanita. Dan begitu sampai didalam akupun memberi kode kepada istriku untuk melepaskan cardigannya sehingga kini dirinya hanya memakai Atasan Tank Top coklat dipadu dengan Blue Jeans ketat ¾ benar-benar membuat setiap lekuk tubuh istriku tampak begitu menggoda.

Kami berjalan berputar sampai kemudian kami melihat ada sepasang suami istri yang sedang memilih pakaian kerja wanita. Akupun berbisik kepada istriku untuk memulai aksinya ditempat itu. Istriku pun segera memilih baju didekat mereka sambil kutemani, saat ini aku melihat sang suami tadi sibuk membantu istrinya memilih baju kini mulai melirik keistriku yang ada disebelahnya persis. Aku tahu betul apa yang sedang dilihatnya dan dipikirkan saat ini karena Tank Top yang dikenakan istriku memiliki potongan rendah dibagian dadanya sehingga bisa terlihat dengan jelas belahan payudaranya yang putih dan menggoda.

Istriku kemudian menjatuhkan baju yang dipegangnya tepat dikaki sang suami itu.

“Oh…Maaf Mas permisi “kata istriku kepada sang suami sambil menunduk mengambil

Mata lelaki itupun tak menyia-nyiakan kesempatan untuk melihat payudara istriku yang terlihat dengan jelas saat istriku menunduk mengambil pakaian.

Tanpa kuduga tiba-tiba sang istri dari lelaki itu segera mengajak pergi sambil meletakkan baju yang tadi sudah dipilihnya. Mungkin sang istri kesal karena istrinya memperhatikan wanita lain.

Kamipun segera berlanjut berkeliling untuk mencari tempat dan ide yang lebih gila lagi untuk dilakukan.Tak sengaja mataku pun tertuju kearah ruang ganti pakaian yang letaknya ada dibelakang kasir, akupu segera bergegas menuju keruangan itu dan melihat keadaan di sekitarnya. Ada dua ruang ganti di ruang 1 ada seorang wanita yang sedang menunggu pasangannya yang sedang berganti pakaian dan disebelahnya ada 2 orang lelaki yang sedang menunggu temannya yang sedang didalam.

Dua orang lelaki itu aku rasa sedang menunggu temannya yang juga lelaki,ini aku tahu karena melihat dari cara mereka berbicara dengan yang ada didalam menggunakan bahasa yang boleh dibilang sedikit kasar/mungkin bahasa kaum lelaki. Bagiku ini kesempatan emas yang memang sudah kuimpikan dan kubayangkan sebelumnya.

Tanpa menunggu lama akupun mendatangi istriku yang sedang memilih baju untuk segera mencobanya diruang ganti dan menjalankan rencana yang tadi sudah kami sepakati berdua.

“Pah, Papa yakin orang itu ngga berbuat macam-macam ke mama?”tanya istriku ragu

“Sudahlah sayank aku tidak akan jauh dari tempatmu kok”jawabku meyakinkan

Sesuai dengan rencana aku memang tidak mengikuti isriku ke ruang ganti tapi tetap mengawasi dari tempat yang tidak terlalu jauh untuk menghindari hal-hal yang tidak dinginkan. Tepat disaat istriku sampai orang yang ada diruang 1 keluar dari ruang ganti dan kini giliran istriku yang masuk ke ruang ganti tersebut dan kini kulihat orang yang ada di ruang 2 memperhatikan istriku dengan seksama dari atas ke bawah.

Ruang Ganti itu hanya tertutup oleh sebuah kain yang ditarik dari ujung kir ke ujung kanan untuk menutu orang yang sedang ganti didalamnya.Dari posisi yang tidak terlalu dekat aku bisa melihat dengan jelas bahwa istriku sengaja menarik kain itu dengan keras sehingga meskipun kain itu sampai ujung bagian kanan tetapi dibagian kirinya menjadi sedikit terbuka karena tarikannya yang terlalu keras.Celah yang sekitar 10 cm itu sudah cukup membuat orang yang sedang berada di luar ruang 2 bisa melihat apa yang sedang terjadi didalam ruang 1.

Tampak kini posisi istriku sedang menghadap kearah cermin dan mulailah dia menurunkan tali Tank Top coklat yang dikenakannya kebawah satu persatu terlihatlah bra krem yang dikenakannya. Kedua lelaki yang ada disebelah juga tampak menolehkan mukanya kearah celah itu melihat istriku sedang melepas pakaiannya. Tanpa menunggu lama istriku dengan sengaja melepas juga bra krem yang dikenakannya dan terlihatlah dari pantulan cermin kedua payudaranya terbebas keluar dan menggantung dengan indahnya. Baju yang dibawanyapun tidak segera dikenakannya tetapi hanya digantungkan saja karena kini istriku sibuk bergaya didepan cermin sambil melihat tubuhnya sendiri yang saat ini memang sedang Topless.Badannya yang begiu putih dihiasi kalung permata yang melingkar dilehernya dan indahnya kedua payudaranya tampak begitu menggoda.

Kulihat keanehan terjadi karena kedua lelaki tadi tiba-tiba membuka kain penutup ruang 2 untuk menarik temannya keluar dan memberitahukan keindahan yang dilihatnya. Rasa marah,cemburu mulai menggelayuti Otakku disamping gairah dan kepuasan yang juga timbul karenanya.Aku sedikit bergeser dari tempatku karena untuk tetap bisa melihat celah itu karena kini ke tiga orang itu berdiri bergerombol dan menutupi pandanganku.

Kini akupun mendekat keruang ganti untuk bisa melihat dengan dekat apa yang sedang terjadi dan ternyata ketiga lelaki itu tak menyadari bahwa aku adalah suami dari wanita yang sedang mereka lihat. Tampak di cermin istriku mulai meremas payudaranya sendiri dan mulai bermain dengan putingnya yang merah. Ekspresi wajah istriku benar-benar terlihat merasakan kenikmatan dari sentuhannya sendiri. Aku sengaja tidak masuk ke ruang 2 dahulu karena ingin melihat dahulu apa yang sedang terjadi dan ketiga orang lelaki itupun juga tidak perduli akan kehadiranku yang berada disampingnya,kulihat kini salah seorang dari mereka yang bermabut cepak memasukkan tangannya kedalam celananya mungkin melakukan masturbasi karena tidak kuat melihat istriku pikirku.

Entah merasa terganggu atau bagaimana tiba-tiba salah seorang dari mereka berkata

“Masuk aja Mas kami tidak pakai kok”katanya kepadaku sambil menunjuk ruang 2

“oh iya terimakasih mas”jawabku sembari langsung masuk kedalam Ruang 2

Terdengar bsik-bisk pelan mereka dari luar ruang ganti.

“Don , Bram jogoen yo aku tak mlebu ae…gak kuat aku”ujarnya ke kedua temannya

“yo wis ndang…tapi ngkuk lek bengok yak opo?”jawab temannya dengan bahasa jawa

[sedikit kuartikan jika ada yang tidak mengerti,kira-kira begini artinya]

“Don , Bram jagain ya aku mau masuk saja”

“ya udah cepat tapi nanti kalo teriak bagaimana?”

[begitulah kira-kira artinya]

tanpa menjawab temannya tiba-tiba aku mendengar suara kain ruang dibuka dan akupun langsung keluar untuk melihat yang terjadi. Baru saja aku keluar salah seorang dari mereka menghadangku dan berkata

“heh mas…sampeyan lek kate ndelok gak popo tapi ojo macem-macem, meneng wae yo”

[‘hei mas kalo anda mau lihat tidak apa tapi jangan macam-macam, diam saja ya”]

Aku menyadari mereka tidak mengerti bahwa aku suaminya dan melihat tampang ketiga orang itu akupun jadi sedikit berpikir ulang untuk membuat keributan dengan mereka

“hah….”istriku yang akan teriak langsung ditutu mulutny oleh si cepak

“jangan teriak manis…aku tidak akan memperkosamu tapi tolong bantu aku” jawab si cepak pelan dengan membuka resleting celananya.

Istriku sempat melihat keluar kearahku dan akupun segera mengangguk kepadanya

Kini Tangan istriku dibimbing si cepak menuju ke celananya dan bibirnya yang mungil segera dicium dan dilumatnya dengan penuh nafsu. Tangan kanan si cepak kini merayap ke payudara kanan istriku dan mulai meremasnya dengan perlahan serta mulai memilin payudaranya. Istriku yang merasakan gairahnya naik oleh remasan si cepak kini mulai menurunkan celana dalam si cepak dan mengeluarkan penisnya dengan tangan kanannya.Tangan yang lembut dan penuh kasih itu kini tampak memegang penis besar milik lelaki lain dihadapanku, benar-benar membuatku semakin cemburu dan bernafsu.

Puas melumat bibir istriku si cepakpun menyandarkan tubuh istriku ke dinding dan kini mulunya pun bergerilya menyusuri leher Istriku dan terus turun kebagian

payudaranya sebelah kiri. Sambil tangan kanannya terus meremas payudara kanan Istriku, mulut si cepak kini sudah berada tepat di putting indah milik istriku dan mulai mencium serta menghisapnya. Payudara yang indah biasanya digunakan untuk menyusui anak kami kini dinikmati oleh bibir tebal milik lelaki lain. Benar-benar kontras jika biasanya aku melihat anakku yang lucu menghisap payudara istriku kini aku melihat kepala hitam besar dengan rambut seperti tentara terbenam didalam payudara istriku yang indah. Istriku tampak memejamkan mata sambil bersandar di dinding dan kedua tangannya memegang kepala si cepak yang sedang menhisap dan mempermainkan lidahnya tepat diputingnya.

Puas menghisap Payudara istriku si cepak segera memegang kepala istriku dan membimbingnya untuk berjongkok tepat dihdapan penisnya. Tangan kanan istriku kini mulai membelai dengan lembut penis si cepak dan dengan ragu didekatkan ke bibirnya. Terlihat keraguan dari istriku disaat mencium ujung kepala penis si cepak, matanya terpejam dengan alis yang sedikit turun ekspresi dari ketakutannya.

Tanpa membuang waktu lagi si cepak segera mendorong kepala istriku ke penisnya sehingga kini separuh bagian dari Penis si cepak yang ukurannya ½ kali lebih besar dari milikku masuk kedalam mulutnya.

“ough…..mmmhh…”terdengar pelan erangan istriku saat mengulumnya

“ayo terusin manis……ohh yess…..terusin sayank”komentar si cepak

Penis itu kini keluar masuk dengan cepat kedalam mulut Istriku dan tidak lagi separuh tapi hampir sepenuhnya sehingga tampak mulut istriku benar-benar penuh terisi. Mata si cepak tampak terpejam menahan nikmat dan tangan kanannya turun kebawah untuk meremas payudara istriku yang menggantung dengan indah.

Tanpa kusadari ternyata kulihat kedua teman cepak yang juga menyaksikan ikut mengeluarkan penisnya dan melakukan masturbasi sambil melihat si cepak di oral oleh istriku.

“Ohh…Ohh..terusin sayank….Ohh…Aghhh”erangan si cepak saat merasakan klimaks

dan kini terlihat penis si cepak berdenyut didalam mulut istriku memuntahkan air maninya yang begitu kental dan putih.Seteleh beberapa detik dan penisnya berhenti berdenyut si cepak pun mencabut penisnya dari didalam mulut istriku.

Terlihat mulut istriku penuh dengan sperma si cepak dan sebagian menetes ke lantai. Belum sempat istriku berdiri dan membersihkan mulutnya kedua teman si cepak yang tadi melakukan masturbasi kini mendekat dan secara bersamaan memuntahkan air maninya ke tubuh istriku yang masih jongkok di bawah.

“Achh…sshhh…ouch…panas banget….achchh”erang istriku merasakan semprotan sperma kedua lelaki itu di tubuhnya.

“Ohh…yaaa…yaaa…terimakasih manis”komentar salah seorang dari lelaki itu sambil tersenyum kepada istriku penuh kepuasan

“yaa….ohhh…yaa…I love u Manis”komentar yang lain sambil meremas payudara istriku

Kini terlihat kedua payudara istriku dan di bagian leher serta rambutnya dihiasi cairan putih sperma dari kedua lelaki teman si cepak.

Kedua lelaki dan si cepak segera membenarkan celana mereka dan bergegas pergi meninggalkan kami. Merasa keadaan sudah aman akupun segera masuk kedalam ruang ganti tersebut dan segera menutup kain penutup ruang ganti 1.

“Bagaimana mah?mama suka yang barusan?”tanyaku kepada istriku

“ Istriku berdiri dengan tetap membiarkan dan mengusap-usapkan air mani yang ada ditubuhnya dan berkata…

“Ohh papa maafin mama ya….sshh…papa juga mau?”tanya istriku menggoda sambil tetap membelai dan mengusap payudaranya yang basah oleh air mani lelaki-lelaki tadi

Tanpa menunggu lama segera kubalikkan tubuh istriku menghadap dinding dan segera kutrunkan celana jeansnya dan kusibakkan G-String yang dikenakannya. Sejenak sempat kuusap vaginanya dan bagian klitorisnya yang ternyata sudah sangat basah.

Aku tak menyangka ternyata istriku yang terlihat terpaksa akhirnya bisa menikmati juga cumbuan dan rangsangan dari lelaki lain. Hal ini semakin membuatku bernafsu dan dengan segera kubuka reselting celanaku untuk mengeluarkan Penisku yang memang sudah membesar sejak melihat istriku dicumbui oleh si cepak.Dan dengan sekali dorongan penisku pun dengan mudahnya masuk menembus kedalam liang vagina istriku yang sudah basah dan licin. Gesekan gesekan hangat bercampur dengan rasa cemburu dan amarahku membuat gairahku semakin memuncak.

“Ough….yach….katakan apa kamu ingin merasakan penisnya berada didalam vaginamu sayank?”tanyaku dengan terus menghujamkan penisku kedalam vaginanya

“iya pah penisnya besar pah…mama pengen merasakan tusukannya..”jawab istriku

“Oughh bitch u make me jealous…U are so naughty bitch”umpatku kepadanya

“Maaf pah..tapi penisnya benar-benar membuat Istriku horney…agghh”jawabnya sambil memekik tertahan menahan nikmatnya tusukan penisku

“Denyutannya di mulutku masih terasa, Istriku pengen itu terjadi didalam vaginanya”ujarnya terus memanasiku.

Semakin dia berkomentar yang membuatku cemburu semakin aku cepat dan keras menghujamkan penisku ke dasar vaginanya.Dan tak berapa lama sekitar 10 menit penisku bermain keluar dan masuk di dalam liang vagina istriku dan tanganku yang tak pernah berhenti meremas dan memilin payudara istriku yang menggantung bebas. Tiba=tiba aku merasakan puncak dari kenikmatan yang aku harapkan

“Ohh sayank….Sayang aku keluar….aku keluar sayang…aghhh”erangku

“Yaahh…Yahh..pah mama pengen merasakannya sekarang pah…oughhh…sshh”

dan akhirnya kuhujamkan begitu dalam penisku di tusukan terakhir dan kumuntahkan seluruh air maniku didalam vagina Istriku.

“Ahhh…ssshhh…panas pah….aahhh ugghh…”istrikupun mengejang menahan nikmat

Kami berdua pun sampai pada puncak klimaks yang benar-benar dahsyat dan sudah lama kami impikan.Kami seakan tak perduli apakah di ruang ganti sebelah ada orang lain juga yang sedang mencoba pakaian ataukah tidak. Yang jelas apa yang terjadi malam itu di dalam ruang ganti di Ruang 1 benar-benar tak terlupakan dan begitu indah.

Sekitar 5 menit setelah make love kamipun segera membenahi diri dan berkemas,akupun membantu istriku membersihkan tubuhnya yang basah dan lengket terkena keringat dan air mani dari ketiga lelaki tadi dengan tissue basah yang ada didalam tas istriku. Di saat kami keluar kami lega karena kondisi ruang ganti memang sedang sepi dan kondisi departement store itu memang sepi pengunjung, hanya satpam dan karyawan yang tampak sibuk merapikan barang-barang karena memang sudah akan tutup.

Benar-benar malam yang indah dan tidak terlupakan bagi kami berdua.Dan kamipun akan mencoba hal-hal baru yang lainnya yang tentunya akan kami ceritakan dilain waktu.






.