Page Tab Header

Friday, November 6, 2009

Lidah


Sensitivitas lidah manusia dapat merasakan 1 tetes jus lemon yang sudah teraduk di dalam 129.000 tetes air.

Otot terkuat yang ada di badan kita adalah lidah.

Lidah mencecapi empat rasa. Ujung lidah merasakan manis dan asin, lidah bagian belakang merasakan pahit, dan bagian tepi lidah merasakan asam. Namun, jika makanan tidak bercampur ludah, anda tidak akan dapat mencecapi rasa.

Seperti sidik jari, lidah manusia pun mempunyai kontur yang berbeda-beda. Dimana setiap orang, termasuk kembar identik, sidik jari dan tekstur lidahnya tidak ada yang sama.



...................+!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!+.....
...............+!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!+.
............+!!!!!!!!!!!!'...`!!!!!!'...`!!!!!!!!!!!!+.
.........+!!!!!!!!!!!!!!'....`!!!!!'.....`!!!!!!!!!!!!!+.
......!!!!!!!!!!!!!!!!!........!!!!!.......!!!!!!!!!!!!!!!!!
...!!!!!!!!-!!!!!!!!!.........!!!!........!!!!!!!!-.!!!!!!!!
.!!!!!!'''....!!!!!!!!........!!!!!.......!!!!!!!....``!!!!!!
!!!''......`!!!!!!!!!........!!!!!.......!!!!!!!!!''......`!!!
!!!!.!!!..`!!!!!!!!!!!....!!!!!!!!....!!!!!!!!!!!!'....!!!.!!!!
.!!!!!!!!!..`!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!'.....!!!!!!!!!
..!!!!!!!!!...!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!......!!!!!!!!!
...'!!!!!!!!....'!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!'.......!!!!!!!!
......'!!!!!!!!.....'!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!'.......!!!!!!!!'
........''!!!!!!!!......''''!!!!!!!!!!!!!!!!''.......!!!!!!!!''
...........''!!!!!!!!!..........'''''''''...........!!!!!!!!!''
.............''''!!!!!!!!::...............::!!!!!!!!!''''
...................''''''!!!!!!!!!!!!!!!!!!!.


.

Tuesday, September 8, 2009

Kontol Polisi



Kontol Polisi Menghujam Sahabatku



“AW… AW….. UHHHHH… AW… BANG…. AW….. AW..AW…. AHHHHH… ADUHHH… AUHHH… ADUHHHH…. SAKIT…. ARGHHH! ADUHH… PELAN-PELAN BANGH… AHHHHH”. Suara rintihan Bayu jelas terdengar ditelingaku. Om Dayat terus sibuk menusukan kontol besar dan gemuknya kedalam anus Bayu. Aku sungguh tidak menyangka kalau om Dayat yang aku kenal selama ini adalah seorang Gay. Yang membuatku tidak habis fikir mengapa dia suka dengan sahabatku sendiri, Bayu.

***

Sandalku kotor nih gara-gara tadi terkena comberan dijalan. Padahal aku rencananya mau main sama temen-temen. Oh, iya aku hampir lupa. Kenalin nama aku Kiky. Nama lengkapku Rizky Dwi Pandu dan aku adalah anak kelas XI IPA-3 di sekolahku. Tampangku sungguh biasa-biasa aja. Dengan kacamata minus dan sisiran rambut kesamping. Ih, nggak banget kan penampilanku? Walaupun aku memiliki kulit yang putih dan tinggi sekitar 165 cm, tetapi aku kurang menjual jika dibandingkan Bayu. Jujur aku bersyukur kalau aku bisa punya temen seperti Bayu yang cakep dan keren. Karena entah mengapa Bayu dapat menghilangkan rasa minder yang aku alami ketika berteman dengan dia dan aku suka dengan kebaikan Bayu tersebut. Jarang-jarang lho ada orang seperti Bayu.

Mungkin minder adalah penyakit yang tidak bisa aku sembuhkan dari hidupku. Tubuhku kurus dan wajahku culun. Pokoknya aku sering tidak berani menatap orang yang aku anggap lebih sempurna secara fisik dari aku. Untunglah Bayu adalah orang yang bisa merubah sedikit keminderanku ini.

Sore itu aku rencananya mau bersepeda bareng temen-temen. Tampaknya di ujung gang sana sudah menunggu Bayu, Haris dan Rudi. Aku buru-buru menghampiri mereka yang sudah tampak bete menyambutku.

“Sorry ya… aku telat. Tadi disuruh nganterin kunci rumah dulu soalnya”, kataku setelah sampai diujung gang.

“Sudah jamuran tau! Ayo kita berangkat, ntar keburu magrib lagi”, ajak Bayu.

Kamipun mulai mengayuh sepeda masing-masing.

Sejam mengitari kota dengan bersepeda memang sungguh mengasyikan apalagi bareng temen-temen. Saking keasyikannya, kami tidak sadar kalau hari sudah hampir jam enam petang. Maka kami putuskan untuk pulang kerumah dan kapan-kapan bisa bersepeda lagi. Aku dan Bayu pulang bareng karena memang rumahku satu arah dengannya. Rumah Bayu hanya selisih dua blok dari rumahku dan jarak tempuh menuju rumah Bayu akan lebih dekat jika melewati arah rumahku.

“Nggak mampir dulu Bay?”, tanyaku setelah aku hampir sampai didepan rumah.

“Mampir nggak ya? Aku haus nih, dirumah kamu ada air es nggak Ky?”.

“Jangankan air es, sama kulkas-kulkasnya juga ada. Ayo mampir dulu, kita minum sebentar”, ajakku.

Bayu dan aku mengerem sepeda masing-masing dan memarkirnya setelah itu kami masuk dan langsung kedapur untuk mengambil air es. Ketika kami sedang asyik minum didapur tiba-tiba om Dayat yang baru pulang dari POLRES tempatnya bertugas, masuk dan langsung menghampiri kulkas. Tampaknya dia haus deh.

“Nyari apa om?”, tanyaku.

Dia melihat kedalam kulkas sebentar. “Air putih dingin habis ya Ky?”. Dia menutup kulkas.

“Ini ada om”. Aku menyodorkan botol air putih dingin yang sudah tidak penuh karena kami minum.

Om Dayat mengambil gelas dan langsung menuju kearah kami yang tengah duduk di kursi meja makan. Dia menuangkan air dingin itu kedalam gelas dan meminumnya sambil duduk.

“Ahhh… Segernya… Kalian dari mana Ky?”, tanya om Dayat sambil memperhatikan kami berdua.

“Habis bersepeda sore om… Hehehe. Oh, iya. Om pasti belum kenal dengan Bayu kan? Ini lho Bayu yang sering aku ceritain”.

“Oh.. ini Bayu yah? Om baru tahu”, sambil menjulurkan tangannya untuk menjabat tangan Bayu.

Bayu telihat malu-malu menyambut tangan om Dayat. “Bayu Om. Salam kenal”.

“Rumah kamu disekitar sini juga Bay?”.

“Iya om nggak jauh dari sini kok”, jawabnya.

“Bayu sudah beberapa kali kesini lho, om. Tapi kebetulan aja om lagi nggak ada dirumah jadi nggak pernah ketemu deh”, kataku.

Aku kok kayaknya menangkap tatapan aneh dimata om Dayat. Dia terlihat memandangi Bayu dengan tatapan terbaiknya. Aku tidak tahu apa arti dari tatapan itu karena kemudian dia pamit mau mandi dan meninggalkan kami berdua.

“Ya sudah minumnya di habisin ya Bay. Om Mau mandi dulu nih. Gerah”. Baju polisinya tampak ada sedikit basah akibat keringat dan itu semakin menambah keseksian tubuh berototnya. Maklumlah om Dayat suka pergi ke gym.

“Aku juga mau balik kerumah Ky. Makasih ya udah dikasih minum”.

“Sama-sama Bay. Hati-hati ya”.

Bayu pun berlalu pergi setelah pamitan dengan mamaku yang sedang nonton tv diruang keluarga.

***

Brigpol Musa Hidayat (178 cm/70 kg) adalah nama lengkap adik ayahku yang sekarang tinggal bersama kami dirumah ini. Usianya sudah menginjak 27 tahun tetapi entah mengapa dia belum mengenalkan calon istrinya ke papah atau keluarganya yang lain. Padahal fisiknya sangat ganteng dan muscle. Apalagi dia adalah seorang polisi, pasti banyak cewek-cewek cantik yang mau sama dia. EGP lah, yang penting dia nyaman dengan statusnya yang seperti itu.

Namun kejadian di malam itu membuat aku benar-benar tersentak dan hampir mati berdiri ketika aku menyaksikan dengan mata kepalaku sendiri kalau om-ku yang Polisi itu sedang bersenggama dengan sahabatku, Bayu. Mereka tidak ubahnya pasangan suami istri yang tengah menuju nirwana dengan mengendarai kenikmatan duniawi. Benarkah om Dayat yang macho itu adalah seorang Gay?

Kejadian itu terjadi di malam minggu. Kebetulan saat itu mama dan papaku sedang keluar kota untuk menghadiri acara resepsi pernikahan keluarga mama sehingga kami hanya bertiga dirumah.

“Ayo Bay! Huuuuu… lemah nih…”, ejekku setelah berhasil merebut bola dari kaki pemain Bayu di PS.

“Alah baru segitu aja udah seneng. Awas kamu ya…”. Bayu membalas seranganku.

Pertandingan sepak bola tersebut berlangsung seru karena antara satu sama lain tidak ada yang mau mengalah. Dibelakang mereka, om Dayat hanya senyum-senyum memandangi Bayu dan aku sambil sibuk membaca buku. Malam itu om Dayat hanya mengenakan singlet putih dan celana kolor sepaha. Otot-otot ditubuhnya yang menonjol tercetak jelas dipakaian yang dia kenakan. Sesekali dia juga menyeruput secangkir kopi susu yang terhidang disampingnya.

“Golllll!!!!”, teriakku saat berhasil memasukan bola ke gawang Bayu.

“Sial… kebobolan deh…”, sesal Bayu.

“Bayu kurang cepet mengopernya tuh”, kata om Dayat dibelakang.

“Iya nih om, Kiky hebat banget mainnya”.

“Om juga sering kalah kalau ngelawan Kiky main PS, Bay”.

Bayu dan aku kembali melanjutkan main PS-nya. Tak ada satupun bola mampu bersarang kegawangku padahal aku sudah dua kali membobol gawang Bayu. Bayu memang payah kalau main PS melawan aku.

Huahhhmmm…. Karena kecapean main tadi sore, aku akhirnya ngantuk duluan dan memutuskan untuk masuk kekamar dan tidur. Bayu yang belum ngantuk sempat protes namun om Dayat segera menggantikan posisiku untuk menantang Bayu bermain PS. Ya, sudahlah aku nggak bisa menahan kantuk lagi maka segera aku menuju kasur empukku dan tidak lama kemudian aku sudah tertidur pulas.

Sekitar jam 12 malam aku terbangun dari tidurku karena merasa haus. Aku memutuskan untuk kedapur dan mengambil air minum. Namun langkahku terhenti ketika melewati kamar om Dayat yang terletak didekat dapur. Terdengar ada suara erangan dan desahan seseorang dari dalam kamar om Dayat. Suara yang sangat aku kenal namun aku tidak tahu apa yang sedang mereka lakukan didalam. Segera aku mengambil kursi didekat pintu dan mengintip aktivitas orang didalam kamar om Dayat melalui fentelasi udara diatas pintu kamar.

“AW… AW….. UHHHHH… AW… BANG…. AW….. AW..AW…. AHHHHH… ADUHHH… AUHHH… ADUHHHH…. SAKIT…. ARGHHH! ADUHH… PELAN-PELAN BANGH… AHHHHH”. Suara rintihan Bayu jelas terdengar ditelingaku. Om Dayat terus sibuk menusukan kontol besar dan gemuknya kedalam anus Bayu. Aku sungguh tidak menyangka kalau om Dayat yang aku kenal selama ini adalah seorang Gay. Yang membuatku tidak habis fikir mengapa dia suka dengan sahabatku sendiri, Bayu.

Tubuh om Dayat yang kekar dan besar menindih tubuh Bayu yang kecil. Kaki Bayu diangkat keatas dan dilingkarkannya dipinggang om Dayat. Sementara kontol om Dayat yang coklat dan berukuran 20 cm itu perlahan-lahan mulai masuk kedalam anus Bayu yang ranum. Wajah Bayu yang manis terlihat meringis menahan sakit akibat menerima kontol gede om Dayat. Kepala kontol om Dayat akhirnya berhasil masuk. Om Dayat paham betul dengan keadaan Bayu yang sedang menahan sakit sehingga dia tidak memaksakan kehendaknya. Dia mendiamkan kepala kontolnya bersarang dianus Bayu sementara waktu, sambil dia mendekati bibir Bayu yang merah dan menciuminya mesra dan sepenuh hasrat birahi. Terlihat Bayu mulai rileks menerima perlakuan om Dayat. Wajah tampannya tidak meringis lagi dan mereka sekarang sedang sibuk bergulat bibir. Bibir Bayu digigit om Dayat. Dia pilin-pilin menggunakan bibirnya kemudian dia sedot ludah Bayu seolah-olah sedang meminum minuman jelly. Suara cipokan mereka terdengar jelas ditelingaku dan entah mengapa adegan persetubuhan mereka mampu membuat kontolku berdiri. Aku ngaceng banget!

“AHHH.. BAY… SEMPITHHHH… BANGETHHH.. LOBANG KAMUH … UHH… ENAK BANGETTTT SAYANGHHH… AHHH…. AHHHH… AHHHH… AHHHHHHHHH…AHHHHH.. ABANG TUSUK DALEM-DALEM YAH???”. Om Dayat mulai menggerakan pinggulnya lebih dalam sehingga semua batang kontolnya yang gemuk dan besar terbenam didalam anus Bayu.

“ARGHHHHH! OHHHHH…. PELAN-PELAN BANG… BAYU MASIH BELUM TERBIASA.. DENGAN UKURAN KONTOL ABANG… AHHHHH AW! GEDE BANGET!!! AWWWW….”.

“TAHAN SEBENTAR YA SAYANG. NANTI JUGA BAKALAN ENNNAAAAKKKKK… BANGET… ABANG SAYANG BAYU.. MUACHHHH!”.

Sambil berciuman, om Dayat mulai menggenjotkan pinggulnya maju mundur secara perlahan agar kontolnya bisa bergesekan dengan dinding anus Bayu. Ternyata anus Bayu memang terlihat masih belum bisa menyesuaikan ukuran kontol om Dayat yang gede. Terbukti dengan susahnya om Dayat mengentoti Bayu sahabatku itu. Namun beberapa saat kemudian, tusukan om Dayat semakin kencang dan terdengarlah suara pertemuan antara selangkangan om Dayat dengan pipi pantat Bayu. Plak! Plak! Plak! Plak! Plak! Plak! Plak! Plak! Plak! Plak! Plak!

“OHHHHH… AOHHHHH…OOOOOHHHHHH….. UHHHH…. AAHHHHH… SSHIIITTTT…AHHH… UHHH….”.

Mata om Dayat terpejam dan kepalanya menengadah keatas. Jakunnya yang seksi tampak turun naik menelan ludah. Sementara Bayu yang sedang telentang dibawah sedang menggigit bibir bawahnya sambil tangannya dilingkarkan dileher om Dayat. Bayu tergoncang-goncang menerima hujaman kontol om Dayat.

“UHHHHH…. IHHHHH…AHHHH..AAAHHHH… OHHHH… BANG… KONTOL..ABANG.. GEDEH… BANGET… BAYUH… SUKA… UHHH…”

“SUKA? SUKAHH… DIENTOTIN ABANG??? AHHHH… KAYA GINI…. AAAHHH-AHHH-AHHH… TERIMA KONTOL..ABANG… NIH! OHHHH… BAYUH SUDAH MENJADI MILIK ABANG… AHHHHHH”.

Om Dayat semakin kesetanan mengobok-obok lubang anus Bayu. Tubuh kekar dan berototnya mulai meneteskan butiran-butiran keringat sehingga tampak berkilau dan semakin seksi.

Sekarang mereka mengubah posisi ‘ML’. Tangan kekar om Dayat mengangkat tubuh Bayu dan menggendongnya. Posisi Bayu sekarang seperti seorang anak bayi yang sedang digendong ayahnya. Kontol om Dayat yang masih menancap di anus Bayu sekarang mulai meminta kenikmatan lagi. Kedua telapak tangan om Dayat memegang pinggang Bayu dan mulai menaik turunkan pinggul Bayu. Jleb! Jleb! Jleb! Jleb! Jleb! Jleb! Begitulah bunyi kontol om Dayat yang sedang ditelan mentah-mentah oleh anus Bayu. Anus Bayu yang rapat dan masih seret membuat om Dayat mengerang keenakan. Bayu memeluk leher om Dayat dan dengan nakalnya dia mengenyot pentil susu om Dayat yang berwarna coklat. Dada om Dayat memang terbentuk sempurna dan begitu enak untuk diisap pentilnya.

“OHHHHH… SAYANG… NAKAL NIH… AHHH…. ENAK…. LAGIH SAYANG… AUHHHH… AHHH…AHHH…AAAAHHHHH”.

Slurppp!!!! Slurppp!!! Cup!!!! Cccuppphhh! Bibir Bayu memilin-milin putting susu om Dayat. Bayu terlihat sangat suka dengan puting itu. Sementara kontol om Dayat yang berada didalam anus Bayu terus bergerak turun naik menjejal lubang anus Bayu. Urat-urat kontolnya terlihat menonjol ditambah kedua zakarnya yang besar sangat menggoda mataku. Aku pun tidak bisa menahan diri untuk tidak menocok kontolku. Maka sambil menonton film pono geratis tersebut aku mulai menurunkan celanaku sedikit dan mengocok kontolku sendiri. Uhhh… aku suka adegan seks mereka.

“AHH-AH-AH-AH-AH-AH…AHHHH..AHHHH..OHHH…. YEAH… HUHHH..UHHHH…. ARGHHH!”.

Tak henti-hentinya om Dayat mengerang diantara sodokan kontolnya di anus Bayu.

“BANG…. AW! TERUSHHHH BANG… KENCENGINHH… AUHH… LAGI BANG… ENTOT BAYUHHH… AHHH AHHH…AHHHH”.

Om Dayat merebahkan tubuhnya kekasur dengan kaki yang masih menjuntai dilantai. Sepertinya dia ingin Bayu yang sekarang mengendalikan permainan. Bayu kayaknya paham dengan kemauan om Dayat maka dengan segera dia merundukan badan dan menciumi bibir om Dayat semesra mungkin sambil menaik turunkan pantatnya untuk menelan kontol gemuk milik om Dayat. Ya ampun….. mereka benar-benar hot banget. Aku hampir muncrat dibuatnya sehingga aku menghentikan koncokan tangan dikontolku. Aku tidak mau kalau muncratan pejuhku mengenai pintu atau lantai. Aku takut ketahuan mengintip dan om Dayat bisa marah besar padaku. Om Dayat kan terkenal sangarnya.

Plak! Plak! Plak! Bayu semakin mempercepat gerakan pinggulnya. Kontol 20 cm om Dayat sekarang tidak susah lagi ditelan oleh lubang anusnya yang mulai pas untuk ukuran kontol om Dayat. Tangan kekar om Dayat sesekali menekankan pinggul Bayu agar semakin menelan kontol besarnya. Jembut om Dayat memang tidak terlalu lebat namun tetap terlihat seksi. Kedua zakarnya bergoyang kekiri dan kekanan akibat hentakan anus Bayu yang cepat. Plak!plak!plak!

Bayu menggoyangkan pantatnya seperti seorang pedangdut. Lalu dia benamkan dalam-dalam kontol om Dayat dianusnya. Bayu sangat pandai membuat om Dayat mengerang keenakan. Bibir nakalnya sekarang terlihat mencupang leher om Dayat dan menjilatinya.

“AHHHH… BAYUH… AHHH… ENAK… AHH…. BAYUH… HEBAT BANGETHHHH….. AHHH…. AHHHH…. BAY… ABANG… CINTA BAYUHHH… UHHHH”.

Mata om Dayat terpejam dengan sesekali menggigit bibir bawahnya sendiri.

“UHHH…. HMPPPPP… ERMMMM…. AHHH…. OHHHH…. ABANG … KURANG MENTOKKH… BANG… AHHHH”.

“OHHH… GINI? AHHH-AHH… ERMMMM… UH… UH-UH… OOOHHHH… KONTOL ABANG UDAH ENAKH BANGET SAYANGHHH…. KURANG MENTOKH GIMANA LAGI.. UHHHH”.

“ABANG…. OHHH… YA BANG DISITUH… UH.. ENAKH… AHHHH… AAAAHHHHHHHHH… AAAAARRRGHHHHH!”, erang Bayu ketika kontol om Dayat menyentuh sesuatu didalam anusnya.

“SUKA NGGAK DITUSUK ABANG??? HMMMPPP…”.

“AH… AHHH… SUKA BANG… ADEK MAU DITUSUKHHH OHHH… KONTOL-ABANG… TIAP MALAM… AHHHH…”.

“ABANG SIAPIN KONTOL ABANG TIAP MALAM BUAT ADEK… BIAR ABANG BISA NGENTOT ADEK KAYAK GINI. AHHH… AH…. AHHHH… OHHHHHH…OHHHH….OOOOHHHH….OOOOOHHHH…OOOHHHH…..”.

“AW..AUHH…ARGH! AHHH..AH..AH…AH…AHHHH… AW BANG… ADEK BENER-BENER SUKA KONTOL ABANG YANG GEDE BANGET! KOK KONTOL ABANG GEDE BANGET SIHHH….AAHHHHH AAAAHHHHH… SSSHHTTTTTT… ARGGGHHHH”.

“UHHHH… EMANG DARI KETURUNAN ABANG KONTOLNYA GEDE-GEDE, SAYANG… AHHHH… AHHH… AAAHHH…. LOBANG ADEK JUGA SEMPITH BANGETHHHHH… SERET…. UHHHHHH….”.

“OHHH…… HMMMPPPP…. SHHHHTTTTTT… AW-AW-AW! AHHH….”.

PLOP! Tiba-tiba om Dayat mengangkat pantat Bayu tinggi-tinggi dan melepaskan hujaman kontolnya dari lobang sahabatku itu.

“KENAPA DILEPAS BANG? ADEK UDAH KEENAKAN TAU…”, protes Bayu.

“Abang mau adek ngemut kontol abang. Abang gemes liat bibir kamu yang merah itu sayang… mau ya?”.

“Tapi kontol abang kan udah bekas lubang adek. Ih… nggak mau ah”, tolak Bayu.

“Ntar abang cuci pakai tisu basah. Mau ya sayang? Please…”. Om Dayat agak memelas.

Melihat hal itu, Bayu akhirnya tidak bisa menolak. Dengan segera dia mengambil sebuah tisu basah didekat tempat tidur dan mengelap kontol om Dayat yang gede. Kontol coklat dengan kepala yang indah berwarna merah keunguan itu mengkilap. Orang sakit mana yang tidak tergiur melihat kontol gede om Dayat itu. Bentuknya yang gemuk seperti timun dan kepalanya yang sangat proporsional begitu menggoda Bayu. Meski terlihat bimbang, Bayu akhirnya bersimpuh didekat selangkangan om Dayat dan mulai mengocok-ngocok kontol om-ku itu. Awalnya pelan-pelan Bayu mengocok kontol om Dayat lalu semakin lama-semakin cepat dan hap! Kepala kontol itu langsung dia masukan kedalam mulutnya yang hangat dan dia kenyot-kenyot pelan. Lidahnya mencengkram kepala kontol om Dayat yang lunak itu. Bayu menjulurkan lidahnya kemudian secara perlahan dia jilati lubang kencing om Dayat dan dia sapukan lidahnya tersebut keseluruh bagian kepala kontol om Dayat sambil tangannya masih sibuk mengocok pelan batang kontol om Dayat.

“AAHHHHH… UHHH… LUBANGNYA DISERUPUT SAYANG… UHH.. YAH GITUH… AHKKK.. ENAKKKKK SAAYANG… LAGIH YANK.. AHHH…”.

Bayu tanpa ragu lagi langsung membuka mulutnya dan dengan sekali hentakan pinggul om Dayat, seluruh kontol polisi itu masuk bersarang didalam mulut sahabatku dan menyentuh pangkal tenggorokannya.

“Uhuk!”, Bayu tersedak.

Om Dayat tidak sabaran sih makanya Bayu sampai tersedak gitu.

Bayu segara menarik kepalanya keatas untuk mengeluarkan sedikit batang kontol om Dayat yang panjang dan besar itu lalu secara perlahan dia masukan lagi. Turun-naik-turun-naik-turun-naik kepala Bayu mulai mengisap batang kontol om Dayatku. Air ludah Bayu membuat batang kontol om Dayat basah dan berkilauan. Sesekali aku lihat om Dayat berusaha menggerakan pinggulnya agar semakin menusuk kedalam mulut Bayu tetapi Bayu tahan dengan menggunakan tangannya. Om Dayat bangkit dari posisi baringnya dan duduk dengan kaki berselonjoraan ditempat tidur. Om Dayat menekan-nekan kepala Bayu agar kontolnya bisa tertelan seluruhnya namun dipikir mentah pun tidak memungkinkan rasanya kalau Bayu sahabatku mau memasukan kontol sepanjang 20 cm itu kedalam mulutnya. Bisa-bisa dia kehabisan nafas. Kepala kontol om Dayat yang besar dapat mengganggu tenggorokan Bayu dalam mengatur pernapasan dan meneguk air ludah.

Om Dayat menekankan kontolnya secara paksa kedalam mulut Bayu. Keluarlah sifat aslinya. Aku yang sedang menyaksikan mereka lewat fentelasi ini saja sudah terngaceng-ngaceng setengah mati apalagi kalau aku menjadi Bayu yang sedang memuaskan kontol om Dayat. Tapi apakah om Dayat mau sama aku yang culun ini. Perasaan dia tidak pernah sekalipun bergeming atau tertarik padaku. Padahal kalau aku tahu dari dulu kalau dia itu sakit juga, pasti aku mau menikmati pejuhnya walaupun itu tidak mungkin aku lakukan mengingat aku adalah orang yang sangat pemalu dan tidak pede-an.

Kembali keacara persenggamaan sahabatku dan om Dayat. Sekarang Bayu semakin kencang mengisap dan mengenyot kontol om Dayat. Kontol besar itu seolah-olah lolipop ajaib yang bisa memberi sejuta kenikmatan untuk Bayu. Tanpa peduli dengan nafasnya yang terengah-engah, dia terus saja menurun naikan kepalanya untuk melayani nafsu om Dayatku yang tampan dan kekar itu. Urat-urat diwajah tampan om Dayat tampak bermunculan dan peluhnya semakin membanjiri tubuh perkasanya yang berwarna coklat akibat sering terkena paparan sinar matahari dilapangan.

“ARGGGHHHHH… ARGGG…. AAAAHHHHHH…..BAY… AHHH….”.

Suara om Dayat menggema didalam ruangan itu. Tubuh om Dayat mengejang dan tangannya menekan kepala Bayu kuat-kuat kearah selangkangannya. Apakah dia …

CRRROOOOTTTT…CCCRRROOOOTTT…CCCRRROOOOOOOOOOTTTT….CCCCCCRRRROOOOOOOTTTT….CRRROOOOTTT…CCRRROOOTT… CRROOTTT.. CROOOTTT!

Benar saja ternyata om Dayat sedang menikmati orgasmenya. Seluruh pejuh om Dayat menyembur kedalam mulut Bayu. Bayu tampak ingin muntah namun ditahan oleh om Dayat. Tetapi bayu rupanya tidak bisa menahan rasa ingin muntahnya. Dia menepis cengkraman tangan om Dayat dikepalanya dan segera melepaskan kontol om Dayat dari dalam mulutnya.

“Uek… uekkk…!!”.

Blur…. Gila ternyata pejuh om Dayat yang banyak banget. Aku sampai bergidik dibuatnya. Pejuh kental dan berwarna putih itu tumpah kearah selangkangan om Dayat dan sebagian lagi mengalir hingga kekasur. Saking banyaknya pejuh om Dayat terlihat seperti tumpahan seliter susu. Pantesan saja Bayu hampir mati menahan semburan pejuh om Dayat. Bayu menyeka keringat, air mata lalu pejuh yang masih menempel dibibirnya. Om Dayat yang tampak kelelahan mengusapkan pejuh itu keperut dan pahanya. Setelah itu dia bimbing Bayu naik keatas ranjang dan tidur didada bidangnya. Mereka kemudian tertidur sambil berpelukan mesra banget. Aku jadi ngiri dibuatnya.

Aku rasa mereka sudah selesai mainnya sehingga aku turun dari kursi dan meletakannya ditempat semula. Sepanjang langkah kakiku menuju kamar, aku masih terbayang-bayang persenggamaan antara Om dayat dan Bayu barusan. Kontolku masih ngaceng dan berontak ingin segera dimuncratkan pejuhnya. Aku buru-buru kekamar dan mengocok kontolku hingga muncrat! CRRROOOTTT…CRROOOTTT…CRRROOOOTTTT!

Aku lap pejuh yang menetes dilantai kamarku dan aku tengok jam. Pukul 03.21 am. Ya ampun sudah hampir pagi! Untung besok hari minggu jadi aku bisa agak siangan bangun.

***

Pagi yang cerah dan hari ini adalah hari minggu. Cerahnya mentari pagi menyilaukan mataku. Pukul tujuh pagi aku bangun dan langsung mandi lalu sarapan roti sendirian. Hmpppp… Aku dari tadi tidak melihat Bayu. Kemana ya dia? Panjang umur… Tidak berapa lama kemudian, terlihat Bayu keluar dari kamar om Dayat dengan rambutnya tampak acak-acakan. Hah? Dia dientot lagi oleh om Dayat?

Aku tegur dia, “Bay, habis ngapain dikamar om Dayat?”.

Bayu tidak langsung menjawab namun dia merapikan pakaiannya terlebih dahulu. “Oh, tadi dipanggil om Dayat buat bantuin mengangkat mejanya, Ky”. Bayu menghampiriku dan duduk disebelahku.

Tak lama kemudian, om Dayat keluar dengan bertelanjang dada dan tubuhnya tampak berkeringat.

“Wah, udah keringatan aja pagi-pagi gini om. Habis ngapain?”, tanyaku menyelidik.

“Habis push up tadi Ky”.

Mampus lho Bay! Mereka berdua ketahuan boongnya.

“Meja dikamar om perlu dipindahin kemana lagi? Aku siap bantu lagi kok kalau om butuh bantuanku”, celetuk Bayu.

Om Dayat mengernyitkan dahi namun tidak lama kemudian dia mulai paham dan menjawab pertanyaan Bayu. “Oh.. iya. Makasih ya Bay sudah bantu om menggeser meja”.

Aku hanya diam sambil tersenyum mendengar alasan mereka. Mereka kira aku tidak tahu kalau mereka itu habis ngentot. Dasar Om Dayat dan Bayu! Huft, sudahlah… aku tidak mau mengganggu kebahagiaan sahabat dan om-ku. Semoga kalian langgeng ya om…

Friday, August 14, 2009

HIV dan AIDS




HIV

HIV berarti Human Immunodeficiency Virus. HIV hanya menular antar manusia. Ada virus yang serupa yang menyerang hewan, tetapi virus ini tidak dapat menular pada manusia, dan HIV tidak dapat menular hewan. HIV menyerang sistem kekebalan tubuh, yaitu sistem yang melindungi tubuh terhadap infeksi.
Karena pada tahun-tahun pertama setelah terinfeksi tidak ada gejala atau tanda infeksi, kebanyakan orangyang terinfeksi HIV tidak mengetahui bahwa dirinya telah terinfeksi. Segera setelah terinfeksi, beberapa orang mengalami gejala yang mirip gejala flu selama beberapa minggu. Penyakit ini disebut sebagai
infeksi HIV primer atau akut. Selain itu tidak ada tanda infeksi HIV. Tetapi, virus tetap ada di tubuh dan dapat menular pada orang lain.


Sekilas mengenai sistem kekebalan tubuh
Sistem kekebalan tubuh kita bertugas untuk melindungi kita dari penyakit apa pun yang setiap hari menyerang kita dari luar. Salah satu unsur yang penting dalam sistem kekebalan tubuh adalah sel CD4, salah satu jenis sel darah putih. Namun sel CD4 dibunuh oleh HIV saat menggandakan diri dalam darah.
Semakin lama kita terinfeksi HIV, semakin banyak sel CD4 dibunuh, sehingga jumlah sel tersebut menjadi semakin rendah. Dengan semakin sedikit sel CD4, kemampuan sistem kekebalan untuk melindungi kita dari infeksi juga semakin rendah. Oleh karena itu, kesehatan sistem kekebalan tubuh dapat dinilai dengan mengukur jumlah sel CD4. Pada orang yang tidak terinfeksi HIV, jumlah sel CD4 berkisar antara 500 dan 1.500. Setelah kita terinfeksi HIV, jumlah ini mulai menurun.


AIDS
AIDS berarti Acquired Immune Deficiency Syndrome. Mendapatkan infeksi HIV menyebabkan sistem kekebalan menjadi semakin lemah. Keadaan ini akan membuat orang mudah diserang oleh beberapa jenis penyakit (sindrom) yang kemungkinan tidak mempengaruhi orang dengan sistem kekebalan tubuh yang
sehat. Penyakit tersebut disebut sebagai infeksi oportunistik. Infeksi oportunistik termasuk jamur pada mulut, jenis kanker yang jarang, dan penyakit tertentu pada mata, kulit dan sistem saraf.


Apa perbedaan antara HIV dan AIDS
Seorang yang terinfeksi HIV dapat tetap sehat bertahun-tahun tanpa ada tanda fisik atau gejala infeksi. Orang yang terinfeksi virus tersebut tetapi tanpa gejala adalah ‘HIV-positif’ atau mempunyai ‘penyakit HIV tanpa gejala.’ Apabila gejala mulai muncul, orang disebut mempunyai ‘infeksi HIV bergejala’ atau ‘penyakit HIV lanjutan.’ Pada stadium ini seseorang kemungkinan besar akan mengembangkan infeksi oportunistik.

‘AIDS’ merupakan definisi yang diberikan kepada orang terinfeksi HIV yang masuk pada stadium infeksi berat. AIDS didefinisi sebagai:
• jumlah sel CD4 di bawah 200; dan/atau
• terjadinya satu atau lebih infeksi oportunistik tertentu

Istilah AIDS terutama dipakai untuk kepentingan kesehatan masyarakat, sebagai patokan untuk laporan kasus. Sekali kita dianggap AIDS, berdasarkan gejala dan/atau status kekebalan, kita dimasukkan pada statistik sebagai kasus, dan status ini tidak diubah walau kita menjadi sehat kembali. Oleh karena itu, istilah AIDS tidak penting buat kita sebagai individu.

Orang terinfeksi HIV yang mempunyai semakin banyak informasi, dukungan dan perawatan medis yang baik dari tahap awal penyakitnya akan lebih berhasil menangani infeksinya. Terapi antiretroviral (ART) yang sekarang semakin terjangkau dapat memperlambat kecepatan penggandaan HIV; obat lain dapat mencegah atau mengobati infeksi yang disebabkan HIV.


Sumber: Lembaran Informasi No. 1 (Yayasan AIDS)

Friday, May 8, 2009

Cerita: Diperkosa Waria



Diperkosa Waria


Melakukan hubungan sex selalu memiliki pengalaman yang berbeda satu dengan yang lainnya ...

Adi mahasiswa tingkat akhir di Jakarta ini mengalami pengalaman yang berbeda yang mengubah cara pandangnya dan mungkin "orientasi"nya ...

sebagai seorang cowo yang selalu dibanggakan kegagahannya, Adi memiliki kebanggaan tersendiri dengan KEJANTANAN yang dimilikinya ... usianya 22 tahun dan memiliki banyak penggemar wanita yang sudah ditidurinya ...

wajahnya sangat khas dengan rahang yang kekar dan alis mata yang tebal bergaris tegas ..

perawakan tubuh tinggi 178 cm dengan otot-otot tubuh yang kekar dan berdada bidang serta kulit sawo matang ...

banyak wanita yang dengan rela menyerahkan tubuhnya untuk DIGAGAGhi Adi, selain kemolekannya ADi juga pandai merayu ...

Tetapi ada hal yang membuatnya penasaran, dengan salah serang temannya yang juga sering melakukan hubungan sex selain dengan wanita tetapi juga dengan para waria ...

memang Adi sangat menilai rendah para waria dan temannya juga hanya bercerita melakukannya karena mereka memiliki daya SEX yang lebih dari wanita biasa ...

Pengalaman tersebut membuat Adi penasaran dengan cerita temannya ...

Adi meniatkan dirinya untuk pergi ke loklisasi waria ... melihat para waria yang molek dan cantik-cantik, birahi Adi cukup tertantang ... berbincang dengan salah seorang waria yang ditemunya, percakapan mereka cukup singkat dan terjadi sangat akrab, mungkin karena Adi adalah orang yang supel dan pandai bicara ...

Adi mengikuti waria tersebut kesebuah rumah kontrakan yang cukup luas, sesampai didepan pintu rumah tersebut tiba-tiba saja wajah Adi dibekab dengan saputangan yang berobat bius ...

semua menjadi gelap gulita ...

Tersadar dengan dirinya yang sedikit pusing, tangan dan kaki Adi sudah terikat bergantung dengan alas kulit dipunggungnya ...

ruangan tersebut gelap hanya dengan penerangan lampu yang redup ...

tiba-tiba dirinya dikelilingi soso" wnita yang bertubuh tegap, tetapi diperhatikannya wanita-wanita tersebut telah bertelanjang bulat dengan BUAH DADA yang besar ... tetapi memiliki BATANG KONTOL yang ngaceng berat ...

Adi mau berteriak tetapi mulutnya menganga dengan sebuah pengait yang membuka mulutnya lebar ...

"wow tubuh lelaki seger bo ..."

mereka hanya berbisik-bisik ...

mereka mulai menggerayangi tubuh Adi dari wajahnya, leher DADA BIDANGNYA, hingga meremas PUTING SUSU Adi ...

sampai di BATANG KONTOL Adi, terasa sebuah sentakan ketika seorang waria memegangnya ... BIJI KONTOL Adi sudah diikat dengan sebuah TALI LATEX yang ketat sekali hingga terasa sempit dan ketat di BIJI KONTOLnya

para waria tersebut menjilati tubuh Adi, DADA BIDANG dan PUTING SUSU Adi terus dijilai dan digigit-gigit kecil ... mereka menjilati KETIAK Adi dengan bulu-bulu lebatnya yang hitam dan jantan ...

Adi mulai terangsang memang tapi tak sampai sepenuhnya ... mulutnya yang menganga tiba-tiba dimasukan sebuah pil PERANGSANG ... Adi menolak tapi tak kuasa ... mereka memaksanya minum dengan membenamkan salah satu BATANG KONTOL Waria tersebut dan menumpahkan AIR KENCING dimulut Adi ...

Kepala Adi di benamkan dalam KONTOL Waria tersebut dengan memegang kedua telinga Adi ... Waria tersebut membenamkan kontolnya dan menumpahkan air kecingnya membuat Adi mau tidak mau meminumnya bersama obat tersebut ...

Aroma KONTOL dan AIR KENCING dimulut Adi yang baru pertama kali membuatnya pusing dan mual ...

2 butir pil sekali minum ... membuat rekasi tubuhnya cepat terangsang ...

waria tadi terus membenamkan KONTOLnya di mulut Adi sambil melakukan gerakan maju mundur ... mulut Adi kini di jadilan lobang ANAL alias di ENTOT ...

Waria lain terus menjilati tubuh Adi ... otot-otot kekar dan dada bidangnya membuat birahi mereka memuncak ...

BATANG KEJANTANAN Adi yang sudah ngaceng beerat juga di jilati dan di SEPONG ... sengatan dasyat membuat tubuh Adi menggeliat ...

Inilah rasanya kalau BATANG KONTOLnya dihisap waria ... lebih bertenaga dan kuat dari wanita kebanyakan ...

"Cccccrrrroooottt ... ccccrrrooottt ..."

Adi menembakan cairan KEJANTANANNYA dimulut waria tersebut ...

"Ya... uda keluar ... payah juga deh yei ..."

Adi tak kuasa menahan EJAKULASInya ... tetapi BATANG KONTOL Adi tetap berdiri tegar ... bagaikan pedang yang menghunus ke langit meminta korban ...

Mulut Adi tetap bergantian di ENTOT ... LIANG DUBUR Adi terasa sangat basah, seorang waria MENJILATI DUBUR Adi dengan lidahnya ... tetapi tiba-tiba terasa sebuah BATANg KONTOL di gesekan bersama dengan BATANg KONTOl Adi ...

dirinya mulai terangsang hebat ...

dengan sigap seorang waria naik di atas perut Adi ... menggesekan BATANG KONTOL Adi di liang DUBURnya ...

BATANG KONTOL Adi yang masih tergar, diberikan LUBRIKAN ... dikocok perlahan dan waria tersebut berbisik ...

"Kamu siap kan ganteng ... masuk kedalam tubuh ku ... ENTOT Aku dengan KEJANTANAN kamu yah ..."

Perlahan tapi pasti BATANG KONTOL Adi dimasukan dalam dubur Waria tersebut ...

"Aaaaaarrrrgggghhhhh ..."

Erangan jantana Adi ... merasakan sengatan dasyat menjepit BATANG KONTOLnya ... Jepitan yang sangat menggugah birahinya hingga Adi harus mengatur nafasnya ...

Nafas bagaikan kuda liar yang sedang berlari ... Waria tersebut menggenjot naik dan turun BATANG KONTOL Adi di liang DUBURnya ...

sampai akhirnya waria tersebut KLIMAK dan menumpahkan CAIRAN PEJU di atas tubuh Adi ...

bergiliran waria lain langsung menggeser dengan secepat kilat dan kembali menaiki BATANG KONTOL Adi untuk meminta KEGAGAHANNYA ...

10 orang waria bergantian menunggu giliran BATANG KEJANTANAN Adi MENGENTOT mereka ... dan tubuh Adi dimandikan Cairan PEJU mereka ...

Setelah mereka keluar semua ... tubuha Adi yang penuh dengan CAIRAN PEJU terus di raba-raba ... mereka menciumu tubuh Adi ... menjilati KETIAK Adi dengan aroma KELAKI-LAKIANNYA ... cupangan demi cupangan dibuat dileher dan dada Adi ...

mereka menjepit PUTING SUSU adi dengan penjepit besi ...

"Hi ganteng ... permainan baru kita akan mulai "

Adi kebingungan, bukannya sedari tadi sudah ada permaian ...

BATANG KONTOL adi dimasukan dalam sebuah ALAT MASTURBASIelektrik, BATANG KONTOLNYA di KOCOK-KOCOK dengan kecepatan tinggi dan rendah bergantian ...



Kembali LOBANG DUBUR Adi di jilati (RIMING) ... mereka tersenyum nakal memainkan jari-jari di sekitar DUBUR Adi ...

tiba-tiba sebuah Jari dimasukan kedalam LOBANG DUBUR Adi ... Adi mendelik sejadinya, wajahnya merah padam menahan rasa sakit .. Adi merasa kesakitan walau baru satu jari ...

LOBANG DUBUR yang masih perawan milik Adi berdenyut hebat ...

1 jari, 2 jari dikorekan kedalam LOBANG DUBUR Adi ...

dipaksa masuk jari tersebut tak dihentikan oleh waria tersebut, walau adi sudah meronta kesakitan ... dikorek dan dimainkan majumundur ... mereka hanya menertawai Adi ...

KOCOKAN pada BATANG KONTOL Adi tetap dilakukan ...

Tiba-tiba jari tersebut di tarik keluar dari LOBANG DUBUR Adi ...

terasa melegakan ... mereka mengoleskan LUBRIKAN di sekitar DUBUR Adi ...

dengan mempertunjukan sebuah BATANG KONTOL berwarna Hitam (DILDO) sepanjang 30 cm dengan diameter 7 cm ...

Adi meronta sejadinya ...

mereka menertawakan Adi yang berwajah ketakutan ... sambil melumuri DILDO tersebut dengan LUBRIKAN ...

mereka terus menggerayangi tubuh Adi ...

KONTOL Adi yang terpenjara dalam ALAT MASTURBASI yang mengcoknya ...

kini giliran LOBANG DUBUR Adi ..

"Siap-siap merasakan rasanya DIENTOT ... pakai DILDO ..."

Diarahkan KEPALA KONTOL DILDO tersebut di depan DUBUR Adi ... mereka mendorongnya perlahan ...

Adi mendelik sejadinya ... URAT-URAT LEHERNYA nampak keluar karena menahan agar DINDING DUBURnya tidak tertenbus ... hingga nampak mukanya merah padam ...

"Pppluupp ..." Kepala KONTOL tersebut masuk menghancurkan pertahanan LIANG DUBUR Adi ...

mereka tertawa keras ...

'dorong ... dorong ... dorong ..>"

mereka menyorak-nyoraki Adi ,,, sambil mendorong Didlo tersebut masuk ...

Adi seorang lelaki- yang GAGAH PERKASA kini kehilangan harga dirinya yang sudah DIGAGAHI ... hanya menahan rasa sakit dengan berpegangan pada tali gantungan yang mengikat tangannya ... Adi menerima kekalahan dirinya ...

DILDO tersebut menembus hingga setengah bagian ... lalu mereka menariknya keluar ...

"Aaaaarrrrgggggghhhhh ..."

gesekaran panas di dalam DINDING ANUS Adi ... para waria tersebut melakukannya terus maju dan mundur ...

BATANG KONTOL Adi merasa terangsang akhirnya memuntahkan kembali CAIRAN KEJANTANANNYA ... akibat rangsangan ENTOTAN di dubur Adi ...

Semalaman hingga pagi hari Adi menjadi ajang KEGAGAHAN dan DIGAGAHI oleh para waria tersebut ... Para waria tersebut meminumkan air kencing dan SPERMA mereka ...

Obat perangsang membuat BATANG KONTOLnya tak tidur semalaman dan mengeluarkan cairan kejantannya ... BIJI KONTOL Adi terikat semalaman terkesan membiru dan terus mendapat REMASAN-REMASAN akibat para waria yang gemas dengan BIJI KONTOL Adi ...

bukan itu saja LOBANG DUBUR Adi membengkak akibat DILDO yang Memaksa masuk dan MENGENTOT LOBANG DUBUR Perawannya ...

DILDO tersebut dihentikan dan dicabut dari LOBANG DUBUR Adi ...

DILDO yang mengentotnya dengan mesin yang menggenjot semalaman membuat LOBANG DUBUR Adi menganga ... dinding duburnya nampak kemerahan dan membengkak ... luka disana sini memberi rasa sakit pada Adi ...

"sekarang lo tau enaknya bercinta dengan waria ... kita ini bukan alat sex,tapi lo yang kita jadiin alat sex"

Ikatan mulut Adi dilepaskan ... waria tersebut mau mencium bibir merah Adi tetapi di tolah ... sebuah remasan pada BIJI KONTOL Adi memaksanya meneriam ciuman waria tersebut ...

LIANG DUBUR Adi yang menganga di colok-colok dengan jari mereka... menertawakan diri Adi yang telah DIGAGAHI ...

mereka melepaskan Adi yang hanya bisa berlutut lemas karena kehabisan tenaga dan lemas dikakinya ...

memandikan, dan membersihkan tubuh Adi ... LOBANG DUBUR Adi di masukan sebuah selang ...

mereka menyuruh Adi berjongkok dan memasukan selang air kedalamnya untuk mencucinya ... rasa sakit dan perih dalam LOBANG DUBURnya ...

tak jarang mereka sambil memandikan Adi masih memainkan BATANG KONTOL Adi yang dipenuhi BULu-BULU JEMBUT hitam yang gagah tetapi hanya lemas menggantung ...

Adi hanya pasrah dengan tubuhnya yang dijadikan mainan ...

Mereka membopong Adi mengeringkan tubuhnya di ruang tengah sambil tetap bertelanjang bulat ... menjadi tontonan mereka semua ...

"ini bagian terakhirnya ..."

Mereka memberian sebuah GEMBOK KONTOl yang mengunci BATANG KEJANTANAN Adi ...

"sekarang lo adalah kepunyaan kita ... lo akan ada buat memuaskan kita semua ..>"

Adi kebingungan pasrah dan kosong dalam pikirannya ...

kini hari-harinya di habiskan dengan penyesalan dan setiap 3 kali seminggu dirinya harus menyempatkan datang ketempat tersebut untuk melakukan aktifitas sexnya dengan para waria tersebut ... kalau tidak mereka mengancam menyebarkan foto dan video porno diriny ...

Adi tak bisa melakukan aktifitas sexnya diluar akibat BATANG KONTOl yang terbelenggu ...

MENGENTOT hampir 5-10 orang waria sehari perkali datang menguras tenaganya ...

tak jarang mereka meminta 2 x ...

atau melakukan dengan MEMBENAMKAN DILDO dalam LOBANG DUBUR Adi juga ...

Dulu dirinya membanggakan KEJANTANANNYA menggagahi para wanita kini hanya menjadi sejarang ... BATANG KONTOLnya berganti menjadi kenikmatan di DUBUR para Waria ...

(Saduran)

Sunday, April 26, 2009

Bersangka Baiklah

Huh ...
Lidahku kelu, masih terbayang dalam bas tadi.


Ya Allah,
Bismillahi rahmani rahim.
Allahumma laa maani’a limaa a’thayta, wa laa muthiya limaa mana’ta, wa laa raadda limaa qadhayla.

Ya Allah, tiada yang mampu mencegah apa yang Kau beri, dan tiada yang mampu memberi apa yang Kau cegah, dan tiada yang mampu menolak keputusanMu.



Teringat pesan ayah-ibu ku:
Bila Allah cepat makbulkan doamu, maka Dia Menyayangimu.
Bila Dia lambat makbulkan doamu, maka Dia ingin mengujimu.
Bila Dia tidak makbulkan doamu, maka Dia merancang sesuatu yang lebih baik untukmu.

Oleh itu,
sentiasa bersangka baik pada Allah dalam apa jua keadaan.
Kerana kasih sayang Allah itu mendahului kemurkaanNya.

Anakku,
Ingatlah pesan pendek ini.
Khabarkan kepada semua orang tersayang disekelilingmu.
Agar mereka dan kita sentiasa mengingatNya,
Agar kita sentiasa bersyukur,
Agar kita tidak lagi leka,
Agar kita terus prihatin.


.

Sunday, March 29, 2009

Cerita: Goyang Dombret



Goyang Dombret

Ada sebuah kantor di sebelah ruko aku tinggal. Kalau hari Sabtu, kantor itu setengah hari, setiap Sabtu selewat jam 2 siang selalu kedengaran music dangdut di stel dengan sangat keras dari kantor tersebut, dan baru berhenti Senin pagi saat kantor buka lagi. Bayangkan dari Sabtu siang sampai Senin pagi semua tetangga harus menderita dengan music kampungan yang disetel dengan volume super tinggi, siapa tidak jengkel. Banyak tetangga sudah complain tapi tetap saja dan berlangsung berbulan-bulan. Aku juga merasa jengkel karena kamar tidurku di lantai 3 bersebelahan langsung dengan asal suara berisik itu, terlebih diteras tempat biasa kami duduk cari angin atau menjemur baju. Pembatas di antara ruko kami dan kantor itu hanyalah tembok setinggi 80 cm, di atasnya kami meletakkan pot-pot tanaman kaktus. Pernah kami melihat penjaga kantor itu keluar menjemur pakaian, kadang ia pakai kancut atau berhanduk saja, tapi sebelum kami sempat menegur ia sudah menghilang, jadi kami sama sekali tidak pernah melihat wajahnya. Mungkin dia juga begitu beberapa kali melihat kami, takut ditegur atau dimarahi jadi ia langsung menghilang. Sabtu itu tempat tinggalku sangat sepi, karena semua pergi ke Bandung, kira-kira jam 3 siang lagu-lagu dangdut dengan volume keras mulai kedengaran, lagu sempat diulang beberapa kali. Aku sangat terganggu dan saking jengkelnya aku mengangkat pot kaktus dan melompati pembatas tembok. Tanpa permisi aku masuk ke dalamnya, jendela dan pintu lantai paling atas bangunan itu terpentang lebar, aku mengetok-ngetok pintu tak ada yang muncul. Aku yakin pasti sebentar lagi aku berantem dengan si penjaga penggemar itu. Melalui jendela aku melongok ke dalam, ku lihat seorang lelaki telanjang sedang relax setengah berbaring di atas kasur sambil memegang majalah mode, di sebelahnya tersampir selembar handuk kumal. Aku perhatikan lebih lama ternyata lelaki itu si penjaga kantor yang sedang membolak balik majalah, halaman demi halaman sambil meremas kontolnya. Ooh rupanya ia sedang masturbasi, jadi aku mengintip lebih lama lagi. Mungkin gambar yang dicari sudah ketemu, jadi tangannya mulai merancap, pelan-pelan dari genggamannya muncul kepala kontol yang semakin tegang dan semakin tinggi …....makin keras cong ! Rasa isengku muncul, aku mengetok jendela dengan keras dan pura-pura kaget melihat si penjaga itu. Betul saja, lelaki itu terlompat berdiri dari kasur, majalahnya di lempar ke lantai. Ia terkejut melihat aku tahu-tahu sudah berdiri di depan jendela, kontolnya yang lagi ngaceng berat seperti pentungan tak sempat ditutupi. Ia mau meraih handuk tapi tak sempat. Ia mau marah tapi rasa malunya lebih besar dari kemaluan. Aku akhirnya tertawa ngakak, niat sebelumnya mau berantem jadi hilang : “Eh Mas, siapa namanya…..kalau nyetel dangdut jangan kenceng-kenceng, orang ketok-ketok lama sampai nggak dengar !!” Si penjaga pelan-pelan meraih handuk dan secepat kilat melilitkannya ke pinggang, mungkin ia kesal denganku, niatnya mau ejakulasi nggak kesampaian…..bantat ! Karena lelaki itu diam membisu aku dengan berani masuk ke dalam sekalian : “Segini aja kalo dengerin lagu !...jangan nyetel gede-gede macem kondangan di kampung !” kataku, music dangdutnya aku kecilkan. “Siapa namamu ? nggak punya cewek ya ? ngapain malu ngocok ? gue juga tiap hari ngocok !” kataku lagi, mendengar aku juga sering ngocok lelaki itu jadi agak tenang : “Saya Jun….Junaidi, mas namanya sapa ?” ia menjawab dengan sopan, logat Sundanya sangat kental, tangan kanannya diulurkan mau salaman, tangan kirinya memegang handuk kuat-kuat, barangkali takut merosot. “Nama gue Iwan, mana majalah tadi ? majalah apa itu ?” tanyaku menyelidik. Junaidi membungkuk mau mengambil majalah, eh sial ……handuknya terlepas dan pantatnya yang hitam nonggeng kelihatan. Aku sekali lagi tertawa keras-keras, terpingkal-pingkal sampai jatuh di kasurnya yang dihamparkan di lantai. “Eh sini Jun, duduk aja sebelah sini, mana majalahnya, gue lihat !” Mungkin saking malunya si Jun nurut saja, ia duduk mengongkong di sebelahku sambil mengulurkan majalah. Ternyata majalah mode semacam Cosmopolitan, isinya cewek-cewek pakai bikini, namanya saja gadis model, mereka cantik-cantik dan berbody indah. Mungkin bagi Jun foto cewek-cewek di majalah itu sudah top banget, membuatnya terangsang, jadi aku menawarkan yang lebih merangsang “Jun, percuma ngocok cuman ngliat beginian, sambil nonton bokep lebih seru !” kataku sambil membuka halaman tengah, gambarnya lebih besar. Si Jun sambil cengengesan menjawab : “Saya nggak punya film begituan, kalo ada mah udah tiap hari si joni minta dielus” katanya sambil menunjuk dagingnya di balik handuk. Aku mendapat ide bagus, jadi aku menawarkan lagi sesuatu yang menarik : ”Gini Jun, lu cepet mandi sana, gue ambil cd gue, nyetel di sini bisa nggak ? khan pasti ada computer !” ujarku, Jun mengangguk setuju “tapi inget !....jangan dikocok dulu tool lu….mandi yang bersiiiiiiiiih banget, ntar gue cek ya, bersih nggak mandinya” kataku lagi, Jun mengangguk sambil mengumbar senyumnya. Aku melompat tembok, mencari-cari fleshdisc yang kusimpan di kamarku, isinya koleksi bokep………….. lengkap ! mau gaya apa aja ada, yang anak Bandung, anak SMA, anak STM, yang Melayu, India, Jepang, bule, sembarang ada ! Lantas aku cepat-cepat kembali ke sebelah, eh….sebelum lompat aku ingat sesuatu, aku masuk ke kamarku menyambar Citra body lotion. Secepat angin aku sudah mendarat di sebelah, kucari Jun…..”Juuuuun…..di mana lu ?”….teriakku “Eh di sini mas Iwan, masih handukan” teriaknya dari kamar mandi. Semenit kemudian ia muncul, dengan tenang ia melepas handuk dan memakai celana pendek, rupanya ia anti celana dalam. Ia memakai kaos singlet warna merah menyala, lantas ia bersisir, mematut wajah di cermin lantas berbalik menatapku. “Mana filmnya…..??” Di saat itulah aku baru menyadari, Jun tidak terlalu jelek, wajahnya memang pas-pasan, hidungnya pesek, mulutnya lebar, matanya kecil macam celengan. Meski kulitnya hitam kelam tapi dadanya bidang, perutnya kempes, lengannya berotot, pahanya apalagi, seperti tukang beca. Dengan tinggi kira-kira 165 Jun bukan lelaki yang terlalu jelek, saat ngaceng tadi terbukti kontol Jun termasuk lumayan, di atas standar rata-rata orang Jawa. “Ayo mas Iwan…..kita ke bawah, pengen cepet nonton nikh” ajak Jun sambil berjalan ke lantai 2. Layaknya kantor, ada sejumlah meja kerja dan kursi-kursi di situ, setiap meja dilengkapi computer, Jun menunjuk sebuah meja dan menarik sebuah kursi tak berlengan, sehingga kami duduk bersisian. Aku menancapkan fleshdisc dan memilih sebuah film anak Bandung. Jun kelihatan senang, ia duduk menyilangkan kakinya “Wuih….asyik nikh….coba dari dulu saya udah kenal mas Iwan, pasti nonton tiap hari nikh !” kata Jun sambil memukul bahuku. Film pendek itu kusambung dengan film berikutnya dan kupilih film yang lebih panjang, ku lihat reaksi Jun, duduknya sudah morat marit, kaki silang ke kanan silang ke kiri…..akhirnya Jun tanpa malu-malu bilang : “Waduh mas, udah naik banget nikh…..pengen dikocok…..biar enak “ Aku pura-pura memegang kontolku, “Iya gue juga udah ngaceng….ngaceng berat” kataku berpura-pura, lantas aku menurunkan celanaku ke lutut sehingga kontolku yang mulai ngaceng bisa dilihat si Jun……”ha…ha..ha…ha…..!!” si Jun tertawa, ia menyentil kontolku, “Ini juragan doyan ngocok juga ya” ia tertawa sembari menurunkan celananya “gede mana nikh, punya saya atau punya mas Iwan” ia mempertontonkan alat vitalnya “Wah….punya lu gede juga Jun, lebih gede dari punya gue, ini buatan Mak Erot ya ?” aku memuji dan pura-pura kaget “Ah….mas Iwan khan tadi udah ngintip, sekarang pake pura-pura kaget” kata si Jun sambil memukul-mukul punggungku. Melihat gaya si Jun yang sudah bebas, aku lantas melepas celana pendekku dan melipatnya di atas meja “Udah Jun lepas aja, kita mulai ngocok nggak usah malu-malu, ini kebutuhan jasmani” kataku lagi. Jun dengan relax melepas celananya juga, menyampirkan di meja dan duduk mengangkang, ia mulai meremas batang kontolnya sampai tegang dan berdiri abis. Aku sebetulnya ngaceng bukan karena bokep, tapi ngaceng memandang burung Jun yang lumayan besar, tapi panjangnya itu lho yang bikin aku nggak nahan. Sebentar-sebentar Jun mengempitkan kakinya, rupanya ia menahan ejakulasi, sebentar-sebentar ia berhenti mengocok. Aku memandang jembut Jun, gondrong nggak pernah dicukur, pahanya besar dan kuat, pantatnya saja begitu bohay. Imajinasiku sudah mantap, aku mengambil Citra dari saku celana di meja dan mengoleskan ke kontolku……rasa nikmat semakin kuat…..licin-licin geli membuat aku semakin bergairah. Aku menuang Citra ke tanganku, kursi Jun aku putar menghadapku dan …..clep…tanpa permisi tanganku meraup kontol Jun, Citra aku oleskan ke batang dan kepalanya :”Nikh biar lebih joss “ kataku sambil meremas dan sedikit mengocok kontol Jun……..”Aaaaaaah……hssss !” Jun mengerang, kepalanya menengadah. Tanganku kembali mengocok kontolku sendiri, Jun memandangku sambil mengocok kontolnya lagi “mas Iwan, tangannya enak, bikin lebih geli…..lebih enak daripada ngocok sendiri” kata Jun seolah-olah ia meminta aku mengocok kontolnya. “Jun, kalo mau lebih enak begini……” kataku sambil mengulurkan tangan, singletnya aku sibakkan, pentil Jun aku plintir lantas aku jilat-jilat, kontolnya aku pegang, kepalanya aku plintir, rasanya licin. Jun sendiri menjadi berdebar-debar, suara jantungnya terdengar kencang “Ya ampun……. Maaaaassss….uenaaaak baaaangeeeeeet……!” Jun meringkik, kakinya diluruskan ditarik diluruskan nggak karuan. Kepala kontol Jun aku plintir berulang-ulang kemudian aku kocok, batangnya aku remas-remas, mulutku mulai merayap dari pentil ke leher dan ke kupingnya, Jun meronta-ronta kegelian……”Iiiiiiiih…… iiiiiiiiiiiihhhhhh” lidahku menjulur-julur turun ke pentilnya lagi pindah ke perut, jembutnya aku aduk-aduk dengan mulut dan lidahku. Tanganku meremas-remas paha dan selangkangannya, Jun semakin blingsatan, kakinya menendang lantai, kursi kerja beroda itu bergerak tak keruan, maju mundur ke kanan ke kiri. Seperti orang bego aku mengejar kursi yang gentayangan itu, akhirnya Jun berdiri dan menubrukku……”Maaaaaaaaaasss ……… ng…… nnggg…… nggaaaaaa…..tahan la….llaaa…..laagggiiii nnnikkh” Jun terbata-bata hampir ejakulasi, aku buru-buru menangkap kedua paha Jun, mengemut kontolnya, menggerakan paha Jun maju mundur dengan cepat. “Uuuuuuuuuugggggghh……………uuuuuuugggghhhhhhhhh” Jun mengeluh panjang 2 kali sambil menekan kontolnya dalam-dalam ke mulutku……….creeeeeeeeett……….. crreeeeeeeeeeeeeeeeeeeet…… breeeeeeeet….breeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeet !! airmani Jun menyemprot sejadi-jadinya dalam mulutku, rasa nikmat menjalar ke seluruh urat nadiku, kutelan kureguk airmani Junaidi sampai ludes,setelah itu kontolnya terus aku kulum dan klomot tanpa kulepas dari mulut. Jun meringkik sampai membungkuk ”geeeelllllliiiiiiiiiiiiiiiiiiiii…….udaaaaaahhhh…… udaaahhhh….. geliiiiiiiiiii ! aku melepas kontol Jun dari mulut, meski sudah ejakulasi kontol itu belum lemas sempurna, itu tandanya Jun jenis lelaki yang kuat ngentot. Badan Jun merosot seperti orang sujud, nafasnya tersengal-sengal, aku melanjutkan masturbasi, alat vitalku semakin keras, aku mengocok dengan cepat sebelum gairahku lenyap. Jun berdiri menarik kursi dan duduk mepet di sebelahku, ia meninju lenganku : “gilaaaaa…….. enak banget……belon pernah kayak gini !!” Aku tertawa, aku menarik pahanya, tangannya aku arahkan ke alat vitalku : “Nikh sekarang gentian kocok….cepetan biar gue keluar juga !” Jun menepiskan tanganku : “Mbung ah……masih lemes banget gue !” katanya menolak, aku bujuk dia : ” Ayo Jun ntar gue kasih yang lebih enak, lu khan pasti pengen ngecret lagi….iya khan ?” kataku. Jun menjawab nakal : “Yang tadi aja enak banget….ada yang lebih enak ? ……beneran nikh mas ? mata Jun yang sipit jadi membesar dan melotot. “Bener deh …. Janji …..janji….” kataku sambil menunjukan jari telunjuk dan jari tengah. Aku ganti posisi, duduk menghadap sandaran kursi, Jun membelakangiku, sambil memelukku ia menaruh kepalanya di bahuku, tangannya mulai menggerayangiku, pentilku diusap-usap dan diplintir halus, sebelah tangannya mengocok kontolku. Rasa nikmat menjalar di tubuhku, hangatnya badan Junaidi membuatku lebih bergairah, gosokan tangan Junaidi dipentil menambah nafsuku lebih cepat menggelegak. Nafasku mulai memburu, tanganku mencekal paha Jun yang menjulur di sebelahku, hembusan hangat nafas Jun dan kocokannya yang semakin cepat akhirnya membuatku mencapai titik klimaks…… cccccrreeeeeeeeeeeeeeet ….. creeeeet…..creeeet !!!! spermaku meledak digenggaman Jun, kocokan Jun bukan berhenti tetapi semakin kencang, genggamannya semakin kuat….”Ooooooooohhhhh……Juuuuuuunnnnnn” aku menjerit kegelian…..rasa geli dan nikmat tiada tara membuatku bergidik, merinding. Aku melemparkan tubuhku ke belakang, terengah-engah dalam pelukan Junaidi yang segera mendekapku dengan erat. Dada dan perutku menjadi lengket oleh sperma, tangan kanan Junaidi berlumuran peju, kami berdiri sambil saling tersenyum, kami masuk kamar mandi. Acara mandi berdua menjadi saling bercanda : “gimana…..puas nggak ?” tanyaku pada Jun, ia memukul pantatku “nikh gara-gara ngintipin gue, jadinya kayak gini……puas donk…..tapi janji yang lebih enak mana ?” jawab Jun menagih janji. Aku tertawa, sambil mengelus burungnya yang mulai tegang aku bertanya lagi : “Nanti kalo kamu udah cobain bilang ya, suka yang tadi atau yang………..” dengan sabun kontol Jun kukocok supaya ngaceng poll ! tidak sampai semenit dikocok Jun mulai mendesah-desah keenakan, lantas aku menyabuni selangkanganku, kupeluk si Jun dan kontolnya kukempit diantara selangkangan. Aku sedikit lebih tinggi dari Jun jadi kontolnya mencapai posisi yang tepat, ia tidak perlu jinjit atau menekuk lutut. Sleeeep….kontol Jun terjepit dipahaku, aku mulai bergerak maju mundur perlahan, Jun memejamkan mata, mulutnya terbuka, tanpa sadar liurnya menetes. Kupeluk pinggul Jun, ku dorong ia maju mundur, lantas Jun memelukku dengan tangkas ia mulai bergerak maju mundur, kontolnya terasa hangat di selangkanganku, panjaang sehingga melewati pahaku, bahkan gesekannya terasa dipantat. Jun sungguh menikmati permainan ini, saking nikmatnya Jun menciumi leherku dengan gemas, memagut dan mengecup pipi, leher dan jakunku penuh nafsu, akhirnya bibir kami saling bertemu. Kami saling melumat dan mengadu lidah, saling gigit dan menyeruput…..oooohh indahnya bukan kepalang ! kontolku jadi ngaceng lagi, aku mendempetkan perutku serapat-rapatnya ke perut Junaidi, kontolku yang terjepit diantaranya mulai merasa geli dan enak. Tiada kata-kata terucap hanya saling menekan, menggesek dan bergoyang…terus bergoyang berpelukan berdekapan sambil melumat bibir, ngelomot lidah ganti berganti…….saling menikmati ! Gerakan Jun akhirnya semakin cepat, bibirnya melumat bibirku semakin cepat, lidahnya menari-nari di langit-langitku, dekapannya menjadi semakin kuat, nafas Jun memburu dan kontolnya menggesek pahaku semakin cepat, aku merapatkan paha kuat-kuat……Jun menekan tubuhku habis-habisan, kontolnya ditekan sekuat tenaga di selangkanganku dan……………….crrreeeeeeeeeeeettttttttt…..!!!!!! Jun ejakulasi untuk kedua kalinya, ngecretnya panjaaaaang !!! airmaninya menyembur dan belepetan di dinding kamar mandi…..tembakannya jauh !! Pahaku juga penuh dengan airmaninya, lengket dan membuat rasa licin, aku terus mendekap Jun sambil menggesek-gesekan perut, badan Jun kutekan kuat-kuat merapat di tubuhku, aku sudah nyaris ejakulasi. Nafasku kini memburu, Jun mengerti aku hampir ngecret, ia memelukku sekuat tenaga, menggesek kontolnya yang masih nyangkut di selangkanganku membuat aku semangat berjuang melepaskan pejuku…….rasa super nikmat membuat aku melayang dan memejamkan mata, kujulurkan lidahku yang langsung diklomot mulut Jun “hhhhhm……….!!!!!” Sambil merintih aku melepas pejuku……preeeeeeeeeeeeeeeeeeet…..preeeeeeeeet….dalam sekejab perut kami berdua menjadi licin, Jun menggerakkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri, alat kelaminku terasa geli yang tak tertahankan……..”Oooooooooh…….Juuuuuuunnnnnn” aku melepas ciuman maut Jun, merintih keenakan sekaligus kegelian, Jun tidak juga melepaskan dekapannya, rasa hangat kontol Jun di selangkanganku membuat nikmatku tak kunjung hilang. Perlahan-lahan Jun melambatkan gerakannya, dan berhenti, kami masih berdekapan, merasakan degupan jantung masing-masing, saling meraba, akhirnya kami menutup persetubuhan kami dengan sebuah ciuman yang mesra. Kemudian kami mandi bersih-bersih, berpakaian dan naik ke atas. Aku membaringkan tubuhku di kasur Jun, lumayan bersih juga orangnya, ia meletakkan barang-barang di kamarnya dengan rapi. Sisirnya berbaris rapi dengan tempat pinsil, keranjang sampahnya dilapis plastic. Tanpa disuruh Jun mematikan lagu dangdutnya, sementara mataku memeriksa kamar, Jun menyiapkan roti berlapis mentega. Di luar hari sudah mulai senja, Jun menyalakan lampu, menghidangkan roti dan 2 cangkir Nescafe. Di atas kasur kami duduk berdua, mata kami sama-sama memandang majalah Cosmo, lantas kami tertawa berderai-derai “Gimana Jun ? enakan liat majalah atau seperti tadi ?” aku menggoda, Jun menggeleng-gelengkan kepalanya “Itu majalah juga banyak jasanya Mas” jawab Jun, aku tertawa lagi “Puas yang mana, yang pertama atau yang kedua ?” tanyaku, Jun meninju pahaku “Gila si Mas ini……dua-duanya puas….dua-duanya enak….dua-duanya belon pernah !” ia mengaku. Aku jadi bingung si Jun ini koq belum pernah main sex, ngumpet di mana aja dia selama ini ? dengan penasaran aku bertanya : ” Jun emang umur lu berapa ? masa iya belum pernah ngeseks ? kampung lu di mana ?” Jun terdiam sejenak, ia menunduk, pelan-pelan ia menatap mataku, lantas ia tersenyum “Saya mah udah 24, kampung gue di Girijaya, deket Sukabumi, dari kecil gue dikasih tau, ngeseks tukh bahaya ! jadi gue takut, lagian di kampung saya nggak ada yang nakal, nggak ada yang kayak gini !” jawab Junaidi sambil mencubit pentilku. Aku perhatikan si Jun kadang memakai kata “gue” kadang “saya” tandanya ia sudah mulai merasa bebas denganku. Aku mulai menginterogasi kehidupan si Jun “Hmmm….jadi lu puas nikh……..tapi lu suka nggak ? kalo nggak suka yaaa……nggak usah diterusin ! kataku, si Jun langsung menubrukku, tangannya dilingkarkan ke bahuku “ehhh…. siapa bilang nggak suka ? kalo boleh mah setiap hari Mas Iwan loncat tembok….. kalo perlu itu tembok dibongkar aja dah !” jawabnya memprotes “enak gila…..!!” jawaban Junaidi yang lucu membuat aku terpingkal-pingkal. Kami ngobrol panjang lebar, tak terasa semakin malam, aku belum menyalakan lampu rumahku. Aku menyuruh Jun ikut ke tempatku, ia turun ke bawah memeriksa pintu-pintu lantas mengunci lantai 3 dan sama-sama meloncati tembok ke tempatku. Setelah menyalakan lampu aku memasak makan malam, nasi goreng udang, aku mengambil botol wine yang masih setengah botol. Meja makan aku atur untuk 2 orang “Jun ayo makan, seadanya saja !” kulihat si Jun agak asing dengan nasi goreng model Cina “kamu mau kecap manis Jun ?” aku mencoba membuatnya senang “iya deh mas, saya biasa makan nasi goreng rasanya manis, nggak apa-apa khan ?” jawabnya sopan dan terus terang “Mas kalo ada sambal boleh juga !” sambungnya. Aku meletakan sambal Bali dan kecap manis di meja. Tak lama kemudian Jun kepedasan, ia langsung meneguk wine dari gelas, matanya melotot, bibirnya terkatup kaget…”apa ini Mas ?” mukanya kontan merah padam, supaya ia tidak kaget, aku menenggak isi gelasku sampai habis, menuangkan wine lagi di gelasku dan kuminum lagi. “Ini namanya wine, kalau malam gue biasa minum beginian, biar hangat biar romantic” ujarku. Jun berusaha mengendalikan dirinya, mukanya semakin merah, cepat-cepat ia menghabiskan nasi goreng nya, lantas ia memandang gelasnya lama-lama, mungkin sebetulnya ia tidak suka, tapi akhirnya gelas itu diraih dan diteguk sampai habis “minum beginian bisa mampus nikh gue” katanya sambil menggeleng-gelengkan kepala. Aku tertawa “Jun lu kalo berani minum setengah gelas lagi ntar gue kasih yang lebih enak dari yang tadi……lebih enak….lebih gila !.....mau nggak ?” aku menantang. Jun memandangku lantas dengan penasaran ia bertanya : “lebih enak dari yang tadi…..gila ! ada yang lebih enak dari yang tadi ?.....ah Mas ini yang bener ? …..janji ? lebih enak ?.....janji ya….kasih gue segelas ! tapi bener Mas janji lebih enak ya !” aku tidak kuat menahan tawa, badanku terguncang-guncang melihat cara Jun bicara, rupanya ia sudah ketagihan seks ! “Jun, lu bener masih kuat nggak ? ntar gue udah siap lu nggak kuat nanjak !” tanyaku sambil tertawa, Jun menjawab dengan serius : “Ntar gue buktiin ya…..gini-gini gue biasa ngocok 3 kali berturut-turut, kalo lagi napsu sehari gue bisa ngocok 4 kali, pernah juga gara-gara ngintip gue ngocok 6 kali !” Sehabis makan aku mengajak Junaidi ke kamarku, kesetel bokep yang paling yahud, paling romantic dan paling seru di laptop. Aku tumpuk bantal dan bersandar di situ, kakiku mengangkang, sebuah bantal kuletakan di dada, Junaidi aku suruh meletakan kepala di atasnya. Aku mengelus-ngelus kepala Junaidi yang serius nonton bokep, tanganku mulai merayap ke pentilnya, aku ciumi rambutnya penuh mesra, bokep juga semakin seru ! kulihat celana pendek Jun mulai mumbul dan semakin tinggi. Kontol Junaidi jadi ngaceng dan semakin ngaceng, Jun mulai menyisipkan tangannya ke dalam celana, diremas-remas supaya semakin ngaceng. Tanganku juga semakin cepat memelintir dan mengusap pentilnya, Jun mulai mengerang-ngerang nikmat, tiba-tiba ia membalikkan badan “udah yuk telanjang aja, gue nggak tahan nikh pengen dikeluarin….hayu mas !” tanpa basa basi ia meloloskan celana dan kaosnya, telanjang bulat mengangsurkan kontolnya yang segeeeeerrrr dan ngaceng edan itu. Aku buru-buru melepas pakaian dan melalap kontol Sunda dengan lahap, aih rasanya memang menggemaskan, kepalanya aku sedot-sedot, lantas aku kulum-kulum dan kulahap kepala dan batangnya ke dalam mulut. Jun kusuruh merebah di kasur, aku menjilat kemaluannya tanpa malu-malu, kepalanya, batangnya, pelernya aku jilat sedot sepuas hati. Jun mengikik kegelian keenakan, tangannya mencabik-cabik badanku. Benar-benar kami bermain sesuka hati, ngeseks habis-habisan. Aku balikan badan Jun, pantatnya aku gigit-gigit sampai ia melejit. Lidahku bermain-main di bokong hitam mulusnya, tanganku menguak kedua belah pantatnya, aku jilati naik turun, duburnya aku kilik-kilik dengan jari, bijinya kujilati sampai ia mendesah kegelian, lidahku naik ke lubang duburnya, aku jilat dan mainkan lidahku mengilik-ngilik hingga ia melolong dan membanting-bantingkan pantatnya. Jilatanku semakin gila…..kujilat kujilat dan kujilat terus …..lubang duburnya basah oleh ludahku, mulutku menempel di lubang pantat itu dan kusedot sampai Jun meloncat dan membalikkan badan “Maaasss……gila lu…..geli banget tau….!” Nafasnya terengah-engah, tangannya memelukku, wajahku kini berhadapan dengan wajahnya, Jun mendekapku erat, ia menciumku berulang-ulang kontolnya menempel di perutku, hangat dan super keras ! Aku semakin bernafsu, lantas sekali lagi kubenamkan wajahku di selangkangannya, jembutnya yang lebat menyapu wajahku. Kuklomot kontolnya dengan irama cepat, lidahku terus bermain mengulum kepala dan batang kontolnya. Jun terpekik keenakan, kakinya bergoyang ke kanan ke kiri, ia mengambil bantal dan menutup mukanya :”Iiiiiiiiiiihhhhh…..iiiiiihhhhh” ia tak kuasa menahan geli campur nikmat. Begitu saja Junaidi sudah sempoyongan, aku meraih Citra dan mengoles seluruh alat kelaminnya, lantas aku kocok dengan genggaman kuat. Jun menggigil keenakan, kuoles anusku dengan Citra dan segera naik ke badan Junaidi. Kuarahkan kepala kontol yang sudah ngaceng luar biasa itu ke anusku …………… ”uuuuugggggh” aku tekan kepala kontol Jun sekuat tenaga supaya masuk dan bleesssssssss…..berhasil juga kepalanya masuk. “Aaaaaaaaaaaaaaaahhhh…!!!!” Jun menjerit kesakitan, kini ganti aku yang kesakitan, kontol Jun terlalu panjang, aku perlu duduk sejenak menetralisir rasa sakit di anusku. Tanpa sadar aku memainkan otot duburku sehingga kontol Jun seperti di kunyah-kunyah, Jun kini mulai merasa nikmat lagi, ia melempar bantal dan memeluk pinggangku, ia berusaha duduk sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya, aku mulai bergerak naik turun dan memutar pantatku. Jun langsung menggigit pentilku, mengisap pentilku seperti anak anjing kehausan, rasa nikmat luar biasa menjalar ke seluruh tubuh Junaidi. Ia meratap keenakan, bahuku digigitinya, leherku dijilat-jilat. Kami bersetubuh total !!!! Jun mulai mengimbangi gerakanku dengan penuh perasaan, tanpa mencabut alat kelaminnya ia membalik posisi, kini ia di atas, menguasai medan pertempuran, aku di bawah terima nasib sambil mengangkang. Jun dengan gagah berlutut mengangkat kedua kakiku, dengan wajah penuh nafsu ia menghujamkan kontolnya berulang-ulang, menarik menusuk memutar dan menggeolkan pinggulnya kian kemari. Betul-betul Jun merasa nikmat ! tiada suara yang keluar dari mulutnya, ia menengadahkan kepala sambil terus menekan dan menghujam alat vitalnya yang panjang bukan kepalang. Sesekali ia seolah nyaris mencabut kontol dari anusku, ketika tinggal kepala kontol di anusku tiba-tiba ia menghujam alat vitalnya sekuat tenaga sehingga seluruh batang kontol itu langsung tenggelam ke dalam anus. Rasa nyeri dan ngilu di anusku menjadi rasa enak yang tak terkatakan, meski merinding dan menggigil tapi aku menyukai sodomi sodokan miring ! Aku memain-mainkan pentilku sendiri menambah rasa nikmat yang menggelora. Jun menusukkan alat vitalnya sepuas hati, aku yakin ia belum pernah merasakan kenikmatan seperti ini, aku yakin ia merasa happy ! Alat kelamin Jun terus maju mundur mendesak lubang anusku, iramanya cepat dan semakin cepat, keringat Jun mulai membasahi tubuhnya, kini lidahnya mulai menjulur, kontolnya semakin bergairah, rasa hangat dan nyeri di anusku semakin menjadi. Jun hampir sampai ke puncak, ia memeluk kakiku erat-erat, gerakannya semakin gila, semakin cepat dan tanpa ampun ia menghujam memekku semakin ganas. Tiba-tiba Jun melotot, lantas memejamkan matanya lagi ia mulai mendengus, mendesis-desis, keringatnya bercucuran……kakiku digigitnya…….kontolnya semakin ganas dan ganas. Jun semakin membungkuk dan aku terpaksa melipat perut…..”Ooooooohhhh……ooooooh” aku menjerit menahan gempuran alat vital Junaidi, lubang anusku terasa panaaaaasss, otot cincinku berusaha menahan nyeri, jepitan anusku membuat lubang semakin sempit. Kontol Jun terasa menggesek dinding anus lebih ketat, aku tak kuasa menahan kenikmatan, tanganku segera merancap kontolku kukocok secepat-cepatnya dan sebentar saja aku ejakulasi…….!!!!! Air maniku menyembur membasahi tangan dan perutku “Uuuuuuuuughhhhh !” aku melenguh keenakan duburku turut merayakan ejakulasiku, bibir anusku bersorak-sorak kegirangan sehingga seperti mpot-mpot ayam, akibatnya Junaidi merasa lebih nikmat lagi ! bahkan super nikmat ! Batang kontol Junaidi tidak kuat menahan permainan lubang dubur yang menyedot-nyedot itu. Jun akhirnya melolong panjang sambil menekan kontolnya dalam-dalam “Aaaaaaaaaaagggghhhhh………….aaaaaaah!!!!!! Maka muntahlah lendir-lendir kenikmatan dari kepala kontol Jun, lendir itu seperti ledeng bocor di dalam anusku, batangnya terasa berdenyut-denyut, hangat. Kukerahkan segala kekuatan supaya ototku mengunci kencang alat vital lelaki Sunda itu. Tanpa sadar Jun menekan tubuhnya semakin rapat ke pantatku, alat vitalnya terasa menembus sampai jauh ke dalam perut. Jun limbung ke kiri, terengah-engah penuh keringat, kontolnya yang panjang masih menancap di dalam lubang kenikmatan. Ia memelukku yang tergolek miring, kami berdua kepayahan setelah melampaui perjalanan panjang ke puncak kenikmatan. Beberapa menit kami dalam posisi demikian, perlahan-lahan aku melepaskan alat vital Jun, aku menyeka peju yang meleleh dari lubang pantatku. Handuk besar alas persetubuhan kami segera kutarik. Junaidi hanya merebah pasrah saat aku membersihkan alat vitalnya, setelah semua bersih aku mematikan lampu dan membaringkan diri berdempetan dengannya. Jun mengulurkan tangan, meraih bahuku, ia mencium bibirku lamaaaa sekali. Kemudian sambil mendekapku ia berbisik : “betul-betul puaaaaassss….. eeenak……enaak bangeeeeet, tiga-tiganya enaaaaak, pantat lu enak banget” Jun mencubit pantatku mesra. Kami berpelukan sampai pagi, ketika bangun Jun mengedipkan mata, ia mengarahkan tanganku ke alat vitalnya yang sudah tegang ! “isap donk !” katanya manja, jadi pagi-pagi aku sarapan kontol Junaidi dan minum juice sperma !.......betul-betul