Page Tab Header

Thursday, November 29, 2012

Cerita: blogceritadewasa

Terbaik daripada: blogceritadewasa



Cerita Sex Bertiga

Perkenalkan, namaku Mia, karyawati sebuah Bak Swasta terkenal, yang semenjak beberapa lama aku mengalami frigiditas dalam persetubuhan, terutama sejak melahirkan anak pertamaku. Atas anjuran suamiku, aku dibawa suamiku ke dukun sex (suamiku menyebutnya dukun cabul) Ki Alugoro yang bermukim di desa kecil diluar Jakarta untuk menyembuhkan frigiditasku.

Sejak itu, setelah sembuh, gairahku untuk bersetubuh malah jadi menggebu gebu, mungkin karena dalam rangka penyembuhan tersebut aku harus mau menuruti semua persyaratan yang diajukan oleh Ki Alugoro, antara lain diurut dengan semacam obat dalam keadaan telanjang bulat dan disetubuhi olehnya (waktu itu disetujui dan malah disaksikan oleh suamiku). Akupun setuju asal aku dapat sembuh dari frigiditasku. Dan mungkin karena kontol Ki Alugoro memang benar benar besar, lagi pula dia pandai sekali mencumbu den membangkitkan gairahku, ditambah dengan ramuan ramuan yang diberikan olehnya, maka sekarang aku benar benar sembuh dari frigiditasku, dan menjadi wanita dengan gairah sex yang lumayan tinggi. Hanya saja, karena ukuran kontol suamiku jauh lebih kecil dari kontol Ki Alugoro, maka dengan sendirinya suamiku tidak pernah bisa memuaskanku dalam bersetubuh. Apakah aku harus datang lagi ke tempat Ki Alugoro dengan pura pura belum sembuh ? (padahal supaya aku disetubuhi lagi olehnya). Mula mula terbersit pikiran untuk berbuat begitu, tapi pikir pikir lagi kok gengsi juga ya ? Mosok seorang isteri baik baik datang ke laki laki lain supaya disetubuhi walaupun kalau mengingat kontol Ki Alugoro yang luar biasa besar itu aku sering tidak bisa tidur dan gairahku uuntuk bersetubuh memuncak habis.

Sering sering aku harus memuaskan diri dengan dildo yang kubeli tempo hari didepan suamiku sehabis kami bersetubuh karena suamiku tidak bisa memuaskan diriku. Malah sering suamiku sendiri yang merojok rojokkan dildo itu kedalam tempikku.

Untunglah, entah karena mengerti penderitaanku atau tidak, ternyata suamiku mempunyai angan angan untuk melakukan persetubuhan three in one atau melihat aku disetubuhi oleh laki-laki lain, terutama setelah dia melihat aku disetubuhi Ki Alugoro tempo hari. Pantesan sejak itu, sebelum bercinta, dia selalu mengawalinya dengan angan angannya. Angan angan yang paling merangsang bagi suamiku, adalah membayangkan aku bersetubuh dengan laki-laki lain dengan kehadiran suamiku, seperti dengan Ki Alugoro tempo hari. Setelah beberapa lama dia menceritakan angan angannya tersebut, suatu hari dia bertanya bahwa apakah aku mau merealisasikan angan angan tersebut. Pada awalnya aku pura pura mengira dia cuma bercanda. Namun dia semakin mendesakku untuk melakukan itu, aku bertanya apakah dia serius. Dia jawab, “Ya aku serius!” Kemudian dia berkata, bahwa motivasi utamanya adalah untuk membuatku bahagia dan mencapai kepuasan setinggi-tingginya. Karena dengan melihat wajahku ketika mencapai orgasme dengan Ki Alugoro tempo hari, selain sangat merangsang juga memberikan kepuasan tersendiri bagi dirinya (rupanya, waktu melihat tempikku dianceli kontol gede Ki Alugoro, diam diam dia mengocok ngocok kontolnya sendiri sampai orgasme.)

Tentu saja hal itu sebetulnya sangat aku harapkan. Inilah yang namanya dildo dicinta, kontol tiba. Secara terus terang, seperti aku tuturkan diatas, aku tidak pernah merasa puas dengan kontol suamiku yang kecil, terutama setelah tempikku dianceli oleh kontol Ki Alugoro yang luar biasa itu. Wah, para pembaca, rasanya sampai tidak bisa aku katakan. Pokoknya, mak nyuuss gitu loh. Kuakui selama ini aku juga sering mengalami gejolak birahi yang tiba-tiba muncul, apalagi di pagi hari apabila malamnya kami melakukan persetubuhan karena suamiku tidak dapat melakukannya secara sempurna dan aku tidak sampai orgasme

Rupanya angan angan seksual suamiku tersebut bukan hanya merupakan sekadar angan angan saja akan tetapi dia sangat bersikeras untuk dapat mewujudkannya menjadi suatu kenyataan dan suamiku terus membujukku agar aku mau membantunya dalam melaksanakan angan angannya (padahal sebenarnya aku sudah sangat mengharapkan, kapan rencana itu diwujudkan ?). Tetapi untuk meyakinkan keseriusannya aku pura pura terpaksa mengalah dan berjanji akan membantunya sepanjang aku dapat melakukannya dan kutanyakan apakah dia tidak cemburu melihat istrinya ditelanjangi dan tempiknya dianceli dengan kontol orang lain ? Dia bilang samasekali tidak. “Karena aku hanya ingin melihat kau bahagia dan terpuaskan dalam persetubuhan” jawabnya mantab. “Tentu saja aku akan mencarikan kau temanku yang mempunyai kontol besar dan keras. Setidak tidaknya sama dengan kontol Ki Alugoro tempo hari” janjinya lebih lanjut. Sejak itu dia rajin menawarkan nama nama temannya untuk mensetubuhiku. “Terserah kau lah” jawabku “Kan kau yang punya rencana aku disetubuhi temanmu”.

Akhirnya disuatu hari suamiku berbisik padaku “Aku telah mengundang Edo untuk menginap di sini malam ini” Hatiku berdebar keras mendengar kata-kata suamiku itu, karena Edo teman suamiku itu adalah salah seorang idola di sekolahku dulu dan dia adalah cowok yang menjadi rebutan cewek cewek dan sangat kudambakan jadi pacarku semasa SMA. Suamikupun kenal baik dengan dia karena kami memang berasal dari satu kota kabupaten yang tidak seberapa besar. Terus terang kuakui bahwa penampilan Edo sangat oke. Bentuk tubuhnya pun lebih tinggi, lebih kekar dan lebih atletis dari tubuh suamiku karena dia dulu jago basket dan olah raga yudo. Walaupun Edo adalah cowok yang kudambakan semasa SMA dulu, tetapi kami belum pernah berpacaran karena dia memang agak acuh terhadap cewek dan disamping itu, banyak sainganku cewek cewek yang mengejar ngejar dia. Apalagi waktu itu sudah menjelang EBTANAS (sekarang UAN), dan setelah itu dia sibuk dengan persiapan masuk universitas. (Waktu itu aku kelas 1, sedang dia kelas 3 SMA)

Ketika Edo datang, aku sedang mematut matut diri dan memilih gaun yang seksi dengan belahan dada yang cukup rendah agar aku terlihat menarik. Dari cermin rias di kamar tidurku, kuamati gaun yang kukenakan terlihat sangat ketat melekat pada tubuhku sehingga lekukan lekukan tubuhku terlihat dengan jelas. Susuku kelihatan sangat menonjol membentuk dua buah bukit daging yang indah. Tubuhku memang ramping dan berisi. Susuku yang subur juga kelihatan sangat kenyal. Demikian pula pantatku yang cenderung nonggeng itu menonjol seakan menantang laki laki yang melihatnya. Dengan perutku yang masih cukup rata dengan kulitku yang puber (putih bersih) membuat tubuhku menjadi sangat sempurna. Apalagi wajahku memang tergolong cantik. Dan terus terang, dari dulu aku memang bangga dengan tubuh dan wajahku. Tiba tiba aku baru tersadar, pantas saja suamiku mempunyai angan angan untuk melihat aku disetubuhi oleh laki laki lain. Ingin membandingkan dengan film BF yang sering kami lihat kali.

Setelah mematut matut diri, aku keluar untuk menyediakan makan malam. Setelah makan malam, Edo dan suamiku duduk mengobrol di teras belakang rumah dengan santai sambil menghabiskan beberapa kaleng bir yang dicampur dengan sedikit minuman keras pemberian teman suamiku yang baru pulang dari luar negeri.

Tidak berapa lama aku pun ikut duduk minum bersama mereka. Malam itu hanya kami berdua ditambah Edo saja di rumah. Pembantuku yang biasa menginap, tadi siang telah kuberikan istirahat untuk pulang ke rumahnya selama beberapa hari, sedang anakku satu satunya tadi siang dijemput mertuaku untuk menginap dirumahnya. Ketika hari telah makin malam dan udara mulai terasa dingin, tiba-tiba suamiku berbisik kepadaku. “Aku telah bicara dengan Edo mengenai rencana kita. Dia setuju malam ini menginap di sini. Tapi walaupun demikian kalau kamu kurang cocok dengan pilihanku ini, kamu tidak usah takut berterus terang padaku !” bisik suamiku selanjutnya. “Tapi kujamin kontolnya memang gede, aku beberapa kali melihatnya waktu kencing di kantor. Tapi soal kekerasannya, kamu sendiri yang dapat membuktikannya nanti” lanjutnya lagi.

Mendengar bisikan suamiku itu, diam diam hatiku gemetar sambil bersorak gembira, tetapi aku pura pura diam saja, tidak menunjukkan sikap yang menolak atau menerima.

Dalam hati aku mau lihat bagaimana reaksinya nanti bila aku benar-benar bersetubuh dengan laki-laki lain. Apakah dia nanti tidak akan cemburu melihat istrinya disetubuhi lelaki lain secara sadar dan seluruh bagian tubuh istrinya yang sangat rahasia dilihat dan dinikmati oleh laki-laki lain yang sudah amat dia kenal. {Kalau dengan Ki Alugoro kan dalam rangka penyembuhan?}

Tidak berapa lama kemudian aku masuk ke kamar dan berganti pakaian memakai baju tidur tipis tanpa BH, sehingga susuku, terutama pentil susuku yang besar itu terlihat membayang di balik baju tidur . Ketika aku keluar kamar, baik suamiku maupun Edo kelihatan terpana untuk beberapa saat. Akan tetapi mereka segera bersikap biasa kembali dan suamiku langsung berkata “Ayo..!” katanya dengan senyum penuh arti kepada kami berdua dan kamipun segera masuk ke kamar tidur.

Dikamar tidur suamiku mengambil inisiatif lebih dulu dengan mulai menyentuh dan melingkarkan tangan di dadaku dan menyentuh susuku dari luar baju tidur. Melihat itu, Edo mulai mengelus-elus pahaku yang terbuka, karena baju tidurku tersingkap ke atas. Dengan berpura-pura tenang aku segera merebahkan diri tengkurap di atas tempat tidur. Sebenarnya nafsuku sudah mulai naik karena tubuhku dijamah oleh seorang laki-laki yang tidak lain adalah idolaku waktu di SMA dulu, apalagi aku dalam keadaan hanya memakai sehelai baju tidur tipis tanpa BH. Akan tetapi kupikir aku harus berpura pura tetap tenang untuk melihat inisiatif dan aktivitas Edo dalam memancing gairah birahiku. Jago nggak dia ya ?

Beberapa saat kemudian kurasakan bibir Edo mulai menyusur bagian yang sensitif bagiku yaitu bagian leher dan belakang telinga. Merasakan gesekan gesekan itu aku berpikir bahwa inilah saat untuk merealisasikan angan angan suamiku. Seperti mengerti keinginanku, Edo mulai mengambil alih permainan selanjutnya. Aku langsung ditelentangkan dipinggir ranjang, kemudian tangannya yang kiri mulai memegang sambil memijit mijit susuku yang sebelah kanan, sedangkan tangannya yang kanan mengelus-elus dan memijit mijit bibir tempikku yang masih dibalut celana dalam, sambil mulutnya melumat bibirku dengan gemas. Tangan Edo yang berada di susuku mulai memelintir dengan halus ujung pentilku yang besar dan mulai mengeras.

Masih dalam posisi terlentang, kurasakan jemari Edo. terus meremas-remas susuku dan memilin-milin pentilnya. Saat itu sebenarnya nafsuku belum begitu meninggi, tetapi rupanya Edo termasuk jagoan juga karena terbukti dalam waktu mungkin kurang dari 5 menit aku mulai mengeluarkan suara mendesis yang tak bisa kutahan. Kulihat dia tersenyum. dan menghentikan aktivitasnya. Kini Edo mulai membuka baju tidurku dan beberapa saat kemudian aku merasakan tarikan lembut di pahaku. Lalu aku merasakan hembusan lembut hawa dingin AC di tempikku yang berarti celana dalamku telah dilepas oleh Edo. Kini Edo telah menelanjangi diriku sampai aku benar-benar dalam keadaan telanjang bulat tanpa ada sehelai benangpun yang menutupi tubuhku.

Aku hanya bisa pasrah saja merasakan gejolak birahi dalam diriku ketika tubuhku ditelanjangi laki laki idolaku di hadapan suamiku sendiri. Kelirik Edo penuh nafsu menatap tubuhku yang telah telanjang bulat sepuas-puasnya. Aku benar-benar tidak dapat melukiskan betapa perasaanku saat itu. Aku ditelanjangi oleh laki laki idolaku dan yang sebenarnya aku harapkan kehadirannya. Belum pernah aku bertelanjang bulat di hadapan laki-laki lain {kecuali dengan Ki Alugoro dalam keadaan setengah sadar dalam rangka penyembuhan tempo hari}apalagi dalam situasi seperti sekarang ini. Aku merasa sudah tidak ada lagi rahasia tubuhku yang tidak diketahui Edo. Maka, secara reflek dalam keadaan terangsang, aku mengusap-usap kontol Edo yang telah tegang dari luar celananya. Ini kelihatan karena bagian bawah celana Edo mulai menggembung besar. Aku mengira-ngira seberapa besar kontol Edo ini. Kemudian aku mengarahkan tanganku ke arah resluiting celananya yang telah terbuka dan menyusupkan tanganku memegang kontol Edo yang ternyata memang telah ngaceng itu. Aku langsung tercekat ketika terpegang kontol Edo yang seperti kata suamiku ternyata memang besar.

Kulirik suamiku sedang membuka retsluiting celananya dan mulai mengelus elus kontolnya sendiri. Dia kelihatan benar-benar sangat menikmati adegan ini. Tanpa berkedip dia menyaksikan tubuh istrinya digauli dan digerayangi oleh laki-laki lain. Sebagai seorang wanita dengan nafsu birahi yang lumayan tinggi, keadaan ini mau tidak mau akhirnya membuatku terbenam juga dalam suatu arus birahi yang hebat. Jilatan-jilatan Edo pada bagian tubuhku yang sensitif membuatku bergelinjang dengan dahsyat menahan arus birahi yang mulai menjalari diriku dan tempikku. Setelah beberapa saat aku memegang sambil mengelus elus kontol Edo, tiba tiba Edo berdiri dan membuka celananya sehingga kontolnya tiba-tiba melonjak keluar, seakan-akan baru bebas dari kungkungan dan sekarang aku bisa melihatnya dengan jelas.

Setelah membuka seluruh pakaianya, kini Edo benar benar bertelanjang bulat. Sehingga aku dapat melihat dengan jelas ukuran kontol Edo dalam keadaan ngaceng, yang ternyata memang jauh lebih besar dan lebih panjang dari ukuran kontol suamiku. Bentuknya pun agak berlainan. Kontol Edo ini mencuat lurus kedepan agak mendongak keatas, sedang kontol suamiku jauh lebih kecil , agak tunduk kebawah dan miring kekiri.

Aku betul betul terpana melihat kontol Edo yang sangat besar dan panjang itu. Kontol yang sebesar itu memang belum pernah aku lihat (waktu dengan Ki Alugoro aku tidak sempat memperhatikan seberapa besar kontolnya, karena aku agak malu malu dan setengah sadar). Batang kontolnya kurang lebih berdiameter 5 cm dikelilingi oleh urat-urat yang melingkar dan pada ujung kepalanya yang sangat besar, panjangnya mungkin kurang lebih 18 cm, pada bagian pangkalnya ditumbuhi dengan rambut keriting yang lebat. Kulitnya kelihatan tebal, lalu ada urat besar disekeliling batangnya dan terlihat seperti kabel kabel di dalam kulitnya. Kepala batangnya tampak kenyal, penuh, dan mengkilat. Kemudian dia menyodorkan kontolnya tersebut ke hadapan wajahku.

Aku melirik ke arah suamiku, yang ternyata tambah asik menikmati adegan ini sambil tersenyum puas dan mengelus elus kontolnya, karena melihat aku kelihatan bernafsu menghadapi kontol yang sebesar itu. Aku sebenarnya sudah amat terangsang, tetapi tetapi untuk menunjukkan pada Edo, aku agak tidak enak hati. Jaim gitu loh. Tapi tanpa kusadari, tiba tiba aku telah duduk ditepi ranjang sambil menggenggam kontol itu yang terasa hangat dalam telapak tanganku. Kugenggam erat erat, terasa ada kedutan terutama di bagian uratnya. Lingkaran genggamanku hampir penuh menggapai lingkaran batang kontolnya. Aku tidak pernah membayangkan bahwa aku akan pernah memegang kontol sebesar ini, dari seorang laki-laki lain secara sadar dan penuh nafsu di hadapan suamiku.

Kembali aku melirik kepada suamiku. Kulihat dia semakin bertambah asyik menikmati adegan ini, (malah kali ini bukan hanya mengelus elus, tetapi malah sambil mengocok kontolnya sendiri) yaitu adegan istrinya yang penuh nafsu sedang digauli oleh laki-laki lain, yang juga merupakan idolaku dulu. Tiba-tiba muncul nafsu hebat terhadap idolaku itu, sehingga dengan demonstratif kudekatkan mulutku ke kontol Edo, kunjilati seluruh permukaannya dengan lidahku kemudian kukulum dan kuhisap hisap dengan nafsu yang membara. Aku merasa sudah kepalang basah maka aku akan nikmati kontol itu dengan sepuas-puasnya sebagaimana kehendak suamiku. Kuluman dan hisapanku itu membuat kontol Edo yang memang telah berukuran besar itu menjadi bertambah besar, bertambah keras dan kepala kontolnya jadi tambah mengkilat merah keungu unguan..

Dalam keadaan sangat bernafsu, kontol Edo yang sedang mengaceng keras dalam mulutku itu mengeluarkan semacam aroma yang khas yang aku namakan aroma lelaki. Aroma itu menyebabkan gairah birahiku semakin memuncak dan lubang tempikku mulai terasa berdenyut denyut hebat hingga secara tidak sadar membuatku bertambah gemas dan semakin menjadi-jadi menghisap kontol itu seperti hisapan sebuah vacuum cleaner. Kuluman dan hisapanku yang amat bernafsu itu rupanya membuat Edo tidak tahan lagi. Tiba tiba dia mendorong tubuhku sehingga telentang di atas tempat tidur. Aku pun kini semakin nekat dan semakin bernafsu untuk melayaninya.

Aku segera membuka kedua belah pahaku lebar-lebar. “Do,…” aku bahkan tidak tahu memanggilnya untuk apa. Sambil berlutut mendekatkan tubuhnya di antara pahaku, Edo berbisik, “Ssttt………….!” bisiknya sambil kedua tangannya membuka pahaku sehingga selangkanganku terkuak. Itu berarti bahwa sebentar lagi kontolnya akan bercumbu dengan tempikku. Benar saja, aku merasakan ujung kontolnya yang hangat menempel tepat di permukaan tempikku. Tidak langsung dimasukkan di lubangnya, tetapi hanya digesek-gesekkan di seluruh permukaan bibirnya, ini membuat tempikku tambah berdenyut denyut dan terasa sangat nikmat. Dan makin lama aku makin merasakan rasa nikmat yang benar-benar bergerak cepat di sekujur tubuhku dimulai dari titik gesekan di tempikku itu.

Beberapa saat Edo melakukan itu, cukup untuk membuat tanganku meraih pinggangnya dan pahaku terangkat menjepit pinggulnya. Aku benar-benar menanti puncak permainan ini. Edo menghentikan aktivitasnya itu dan menempelkan kepala kontolnya tepat di antara bibir tempikku dan terasa bagiku tepat di ambang lubang tempikku. Aku benar-benar menanti tusukannya. “Oocchh.. Ddoo, please..”, Sebagai wanita dipuncak birahi, aku betul betul merasa tidak sabar dalam kondisi seperti itu. Sesaat aku lupa kalau aku sudah bersuami, yang aku lihat cuma Edo dan kontolnya yang besar dan panjang. Ada rasa deg deg plas, ada pula rasa ingin cepat merasakan bagaimana rasanya dicoblos kontol yang lebih besar, lebih panjang, “Ooouugghhh . . . . . .” tak sabar benar aku menunggunya.

Tiba-tiba aku merasakan sepasang jemari membuka bibir-bibir tempikku. Dan lebih dahsyat lagi aku merasakan ujung kontol Edo mulai mendesak di tengah-tengah lubang tempikku.. Aku mulai gemetar hebat, karena tidak mengira akan senikmat ini aku akan merasakan kenikmatan bersetubuh. Apalagi dengan orang yang menjadi idolaku, yang sangat kukagumi sejak dulu. Perlahan-lahan Edo mulai memasukkan kontolnya ke dalam tempikku. Aku berusaha membantu dengan membuka bibir tempikku lebar-lebar. Kelihatannya sangat sulit kontol sebesar itu masuk ke dalam lubang tempikku yang kecil. Tangan Edo yang satu memegang pinggulku sambil menariknya ke atas, sehingga pantatku agak terangkat dari tempat tidur, sedangkan tangannya yang satu memegang batang kontolnya yang diarahkan masuk ke dalam lubang tempikku.

Pada saat Edo mulai menekan kontolnya, aku mulai mendesis desis, “Sssshhhhh……… Eddooo…….. ppelan-ppelan Ddooo …. Ssshhhh…….” desisku gemetar. Edo lalu menghentikan aktivitasnya sebentar untuk memberiku kesempatan untuk mengambil nafas, kemudian Edo melanjutkan kembali usahanya untuk memasukkan kontolnya. Setelah itu kontol Edo mulai terasa mendesak masuk dengan mantap. Sedikit demi sedikit aku merasakan terisinya ruangan dalam lubang tempikku. Seluruh tubuhku benar-benar merinding ketika merasakan kepala kontolnya mulai terasa menusuk mantap didalam lubang tempikku, diikuti oleh gesekan dari urat-urat batang kontol itu setelahnya. Aku hanya mengangkang merasakan desakan pinggul Edo sambil membuka pahaku lebih lebar lagi.

Kini aku mulai merasakan tempikku terasa penuh terisi dan semakin penuh seiring dengan semakin dalamnya kontol itu masuk ke dalam lubang tempikku. Sedikit suara lenguhan kudengarkan dari Edo ketika hampir seluruh kontolnya itu amblas masuk. Aku sendiri tidak mengira kontol sebesar dan sepanjang tadi bisa masuk kedalam lubang tempikku yang kecil. Walaupun belum seluruh kontol Edo masuk kedalam tempikku, rasanya seperti ada yang mengganjal dan untuk menggerakkan kaki saja rasanya agak aneh. Tetapi sedikit demi sedikit aku mulai bisa menyesuaikan diri dan menikmati rasa yang nyaman dan nikmat.

Ketika hampir seluruh batang kontol Edo telah amblas masuk ke dalam lubang tempikku. tanpa sengaja aku terkejang sehingga berakibat bagian dinding dalam tempikku seperti meremas batang kontol Edo. Aku agak terlonjak sejenak ketika merasakan kontol Edo seperti berkerojot di dalam lubang tempikku akibat remasan tersebut. Aku terlonjak bukan karena kontol itu merupakan kontol dari seorang laki-laki lain yang pertama yang kurasakan memasuki tubuhku selain kontol suamiku dan Ki Alugoro, akan tetapi karena aku merasakan kontol Edo memang terasa lebih istimewa dibandingkan kontol suamiku maupun kontol Ki Alugoro, baik dalam ukuran maupun ketegangannya (kontol Ki Alugoro tidak sekeras kontol Edo ini, meskipun juga besar).

Selama hidupku memang aku belum pernah melakukan persetubuhan dengan laki-laki lain selain dengan suamiku dan Ki Alugoro dan keadaan ini memberikan pengalaman baru bagiku. Aku tidak menyangka ukuran kontol seorang laki-laki berpengaruh besar sekali terhadap kenikmatan bersetubuh seorang wanita. Oleh karena itu secara refleks aku mengangkat kedua belah pahaku tinggi-tinggi dan menjepit pinggang Edo erat-erat untuk selanjutnya aku mulai mengoyang-goyangkan pinggulku mengikuti alunan gerakan tubuh Edo. Saat itu kakiku masih menjuntai di lantai karpet kamar. Tanganku memegangi lengannya yang mencengkeram pinggulku. Aku menariknya kembali ketika Edo menarik kontolnya dari tempikku. Tapi dan belum sampai tiga perempat kontolnya berada diluar tempikku, tiba tiba dia menghunjamkannya lagi dengan kuat. Aku nyaris menjerit menahan lonjakan rasa nikmat yang disiramkan kepadaku secara tiba-tiba itu.

Begitulah beberapa kali Edo melakukan hujaman-hujaman ke dalam lubang tempikku tersebut. Setiap kali hujaman seperti menyiramkan rasa nikmat yang amat sangat ke tubuhku. Aku begitu terangsang dan semakin terangsang seiring dengan semakin seringnya permukaan dinding lubang tempikku menerima gesekan-gesekan dari urat-urat kontol Edo yang seperti kabel kabel yang menjalar-jalar itu. erita sex hot terbaru lainya bisa anda baca di ceritadewasa17tahun.info Biasanya suamiku kalau bersetubuh semakin lama semakin cepat gerakannya, tetapi Edo melakukan gerakan yang konstan seperti mengikuti alunan irama musik evergreen yang sengaja aku setel sebelumnya.

Tapi anehnya, justru aku semakin bisa merasakan setiap milimeter permukaan kulit kontolnya dengan rytme seperti itu. Tahap ini sepertinya sebuah tahap untuk melakukan start menuju ke sebuah ledakan yang hebat, aku merasakan tempikku baik bagian luar maupun dalam berdenyut denyut hebat seiring dengan semakin membengkaknya rasa nikmat di area selangkanganku. Tubuh kami sebentar menyatu kemudian sebentar lagi merenggang diiringi desah nafas kami yang semakin lama semakin cepat.

Sementara itu aku pun kembali melirik ke arah suamiku. Kulihat suamiku agak ternganga menyaksikan bagaimana diriku disetubuhi oleh Edo. Melihat penampilan suamiku itu, timbul kembali rasa puas di hatiku, maka secara lebih demonstratif lagi kulayani permainan Edo sehebat-hebatnya secara aktiv bagaikan adegan dalam sebuah BF. Keadaan ini tiba-tiba menimbulkan suatu kepuasan lain dalam diriku. Bukan saja disebabkan oleh kenikmatan persetubuhan yang sedang kualami bersama Edo, akan tetapi aku juga memperoleh suatu kepuasan lain karena aku telah dapat melaksanakan angan angan suamiku. Suamiku menghendaki aku bersetubuh dengan laki-laki lain dan malam ini akan kulaksanakan sepuas-puasnya.

Tiba tiba Edo semakin mempercepat hunjaman hunjaman kontolnya kedalam lubang tempikku. Tentu saja ini membuat aku semakin bernafsu sampai sampai mataku terbeliak beliak dan mulutku agak terbuka sambil kedua tanganku merangkul pinggulnya kuat-kuat. Aku tadinya tak menyangka sedikitpun kalau kontol Edo yang begitu besar mulai bisa dengan lancar menerobos lubang tempikku yang sempit dan sepertinya belum siap menerima hunjaman kontol dengan ukuran sedemikian besar itu. Terasa bibir tempikku sampai terkuak kuak lebar dan seakan-akan tidak muat untuk menelan besar dan panjangnya kontol Edo. .

“.. Ooukkhhss.. sshhh.. Ddoo ..! Terrruusshh.. terrusshh.. Ddoo… mmmmhhhh…..!” rintihku merasakan kenikmatan yang semakin lama semakin hebat ditempikku. .

“Hhhmmh.. tempikmu.. niikmaat.. sekalii.. Mmiiaaa.. uukkhh.. uukkhh..” Edo mulai mengeluarkan kata kata vulgar yang malah menambah nafsu birahiku mendengarnya.

Gejolak birahi Edo ternyata makin menguasai tubuhnya dan tanpa canggung lagi ia terus menghunjam hunjamkan kontolnya mencari dan menggali kenikmatan yang ia ingin berikan kepadaku. Untuk tambah memuaskanku (dan dirinya juga) batang kontol Edo terus menyusupi lubang tempikku sehingga akhirnya betul betul amblas semuanya.

“..aarrggccchhhhhh….!!” Aku melenguh panjang, kurasakan badanku merinding hebat, wajahku panas dan mungkin berwarna merah merona. Mataku memandang Edo dengan pandangan sayu penuh arti meminta sesuatu, yaitu meminta diberi rasa nikmat yang sebesar besarnya.

Edo kelihatan betul betul terpana melihat wajahku yang diliputi ekspresi sensasional itu. Kemudian Edo tambah aktiv lagi bergoyang menarik ulur batang kontolnya yang besar itu, sehingga dinding tempikku yang sudah dilumuri cairan itu terasa tambah banjir dan licin.Wajahku semakin lepas mengekspresikan rasa sensasi yang luar biasa yang tidak pernah aku perkirakan sebegitu nikmatnya. Saking begitu nikmatnya perasaan maupun tempikku disetubuhi oleh Edo, Tanpa kusadari aku mulai berceloteh diluar sadarku:

“..Ohhss.. sshhh.. enaakk.. sseekalii…. kkontolmu Ddoo…!! oougghh..Terusshh .. .. teerruusshh..!!! Aku mendesah, merintih dan mengerang sepuas puasnya. Aku sudah lupa diri bahwa yang menyetubuhiku bukanlah suamiku sendiri. Yang ada dibenakku hanyalah letupan birahi yang harus dituntaskan. Dengan penuh nafsu kami saling berpelukan sambil berciuman. Nafas kami saling memburu kencang, lidah kami saling mengait dan saling menyedot, saling bergumul. Edo mengambil inisiatif dengan menggenjot pantatnya yang tampak naik turun semakin cepat diantara selangkanganku yang semakin terbuka lebar, Akupun mengangkat kedua kakiku tinggi tinggi sambil kutekuk dan kusampirkan ke pundaknya, pantatku kuangkat untuk lebih memudahkan batang kontol Edo masuk seluruhnya dan menggesek syaraf syaraf kenikmatan dirongga tempikku, akibatnya Edopun semakin mudah menyodokkan kontolnya yang panjang, besar dan keras itu keluar masuk sampai kepangkal kontolnya hingga mengeluarkan suara bedecak-decak crot… crot… seperti suara bebek menyosor lumpur seiring dengan keluar masuknya kontol itu didalam tempikku . .

Edo melihat kearah selangkanganku, tempikku mencengkeram kontolnya erat sekali, ia tersenyum puas bisa menaklukkan tempikku, yang semakin basah membanjir penuh dengan cairan putih kental sehingga membasahi bulu-bulu jembutku maupun jembutnya itu dan sekaligus juga batang kontolnya yang semakin tambah mengeras.

Edo mendengus-dengus bagai harimau terluka, genjotannya makin ganas saja. Mata Edo terlihat lapar menatap susuku yang putih montok dikelilingi bulatan coklat muda ditengahnya dan pentilku yang besar dan sudah begitu mengeras, maka tanpa menyia nyiakan kesempatan Edo langsung menyedot pentil susuku yang begitu menantang, Tubuhku menggelinjang hebat. Dan susukupun makin kubusungkan bahkan dadaku kugerakkan kekiri dan kekanan supaya kedua pentil susuku yang makin gatal itu mendapatkan giliran dari serbuan mulutnya. Desahan penuh birahi langsung terlontar tak tertahankan begitu lidah Edo yang basah dan agak kasar itu menggesek pentil susuku yang peka. Edo begitu bergairah menjilati dan menghisap susu dan pentilku di sela-sela desah dan rintihanku yang sedang menikmati gelombang rangsangan demi rangsangan yang semakin lama semakin menggelora ini. ,

“..oouugghhss ..oouugghhss.. sshhhh… tteerruss Ddooo…” Aku makin meracau tidak karuan, pikiranku sudah tidak jernih lagi, terombang ambing didalam pusaran kenikmatan, terseret didalam pergumulan persetubuhan dengan Edo, tubuh telanjangku serasa seenteng kapas melambung tinggi sekali. Aku merasakan kenikmatan bagai air bah mengalir ke seluruh tubuhku mulai dari ujung kaki sampai keubun ubun terutama sekali disekitar tempikku. Tubuhku akhirnya mengejang sambil memeluk tubuh Edo erat sekali sambil menjerit jerit kecil tanpa sadar “Aaaaccchhh……. Dddooo… mmmmmhhhhhh…. konnttolmmmuuu…aakkkuu …….. kkeeelluuaaarrrr……” Badan telanjangku terasa berputar putar merasakan semburan kenikmatan yang dahsyat diterjang gelombang orgasme. Kontol Edo masih terus menggenjot lubang tempikku, dan aku hanya pasrah dipelukannya mengharapkan gelombang kenikmatan selanjutnya. Lebih dari sejam Edo menyetubuhiku tanpa henti, Aku makin lama makin terseret didalam kenikmatan pergumulan persetubuhan yang belum pernah kurasakan. Tubuhku akhirnya melemas setelah aku menyemburkan lagi spermaku untuk kesekian kalinya bersamaan dengan Edo yang juga rupanya sudah tidak tahan lagi dan …… “Aaacchhh,,,,, oooccchhh….. Mmiiaaa …. teemmpiikkmmuuu……nniikkkmaattttt… sseekkalliiii…. adduuhhh…… Aaakkuu .. kkekkeeeluaarrr….” akhirnya Edopun menyemburkan spermanya di dalam tempikku

Kemudian untuk beberapa saat Edo masih membiarkan kontolnya menancap di dalam tempikku. Akupun tidak mencoba untuk melepas kontol itu dari tempikku.

Setelah agak beberapa lama, Edo mengeluarkan kontolnya yang ternyata masih berdiri dengan tegar walaupum sudah orgasme dari lubang tempikku. Walaupun kontolnya masih sangat tegar berdiri dengan kerasnya, Edo menghentikan persetubuhan ini karena dia meminta suamiku menggantikannya untuk menyetubuhiku. Kini ganti dia yang akan menonton diriku disetubuhi oleh suamiku sendiri yang ternyata entah sejak kapan dia sudah bertelanjang bulat.

Suamiku dengan segera menggantikan Edo dan mulai menyetubuhi diriku dengan hebat. Kurasakan nafsu birahi suamiku sedemikian menyala-nyala sehingga sambil berteriak-teriak kecil dia menghunjamkan kontolnya (yang kecil itu) ke dalam lubang tempikku. Akan tetapi apakah karena aku masih terpengaruh oleh pengalaman yang barusan kudapatkan bersama Edo, maka ketika suamiku menghunjamkan kontolnya ke dalam lubang tempikku, kurasakan kontol suamiku itu kini terasa hambar. Kurasakan otot-otot lubang tempikku tidak lagi sedemikian tegangnya menjepit kontol suamiku sebagaimana ketika kontol Edo yang berukuran besar dan panjang itu menerobos sampai ke dasar lubang tempikku. Kontol suamiku kurasakan tidak sepenuhnya masuk ke dalam lubang tempikku dan terasa lebih lembek bahkan dapat kukatakan tidak begitu terasa lagi dalam lubang tempikku yang barusan diterobos oleh kontol yang begitu besar dan panjang.

Mungkin disebabkan pengaruh minuman alkohol yang terlalu banyak, atau mungkin juga suamiku telah berada dalam keadaan yang sedemikian rupa sangat tegangnya, sehingga hanya dalam beberapa kali saja dia menghunjamkan kontolnya kedalam lubang tempikku dan dalam waktu kurang dari satu menit, suamiku telah mencapai puncak ejakulasi dengan hebat. Malahan karena kontol suamiku tidak berada dalam lubang tempikku secara sempurna, dia telah menyemprotkan separuh spermanya agak di luar lubang tempikku dengan berkali-kali dan sangat banyak sekali sehingga seluruh permukaan tempik sampai ke sela paha dan jembutku basah kuyub dengan cairan sperma suamiku. Selanjutnya suamiku langsung terjerembab tidak bertenaga lagi terhempas kelelahan di sampingku.

Sementara itu, karena aku pasif saja waktu disetubuhi suamiku, dan membayangkan kontol Edo yang luar biasa itu, maka aku sama sekali tidak kelelahan, malah nafsuku kembali memuncak. Bagaikan seekor kuda betina binal aku jadi bergelinjangan tidak karuan karena aku ingin mengalami puncak ejakulasi lagi dengan disetubuhi oleh Edo. Tapi yang disampingku kini suamiku, yang telah lemas dan tak berdaya sama sekali. Oleh karena itu dengan perasaan kecewa berat aku segera bangkit dari tempat tidur dalam keadaan tubuh yang masih bertelanjang bulat hendak menuju kamar mandi yang memang berada didalam kamar tidur untuk membersihkan cairan sperma suamiku yang melumuri selangkangan dan tubuhku.

Namun untunglah, seperti mengerti perasaanku, tiba-tiba Edo yang masih dalam keadaan bertelanjang bulat dan ngaceng kontolnya itu memelukku dari belakang sambil memagut serta menciumi leherku secara bertubi-tubi. Selanjutnya dia membungkukkan tubuhku ke pinggir ranjang. Aku kini berada dalam posisi menungging. Dalam posisi yang sedemikian Edo menusukkan kontolnya kedalam tempikku dari belakang dengan garangnya. Karena posisiku menungging, aku jadi lebih leluasa menggoyang goyangkan pantatku, yang tentu saja tempikku juga ikut bergoyang kekiri dan kekanan. Hal ini membuat Edo semakin bernafsu menghunjam hunjamkan kontolnya kedalam tempikku sehingga dengan cepat tubuhku kembali seperti melayang layang merasakan kenikmatan yang tiada tara ini. Tak berapa lama tubuhku mengejang dan ….. “Dddooo…… oooccchhhh… aacchhh…. Ddooo ….. akk … aakkuu…. Mmaaauu….kkkeelluuuaaaarrrrrr…….” Sambil mencengkeran pinggir ranjang, aku telah mencapai puncak ejakulasi terlebih dahulu. Begitu aku sedang mengalami puncak ejakulasi, Edo menarik kontolnya dari lubang tempikku, sehingga seluruh tubuhku terasa menjadi tidak karuan, kurasakan lubang tempikku berdenyut agak aneh dalam suatu denyutan yang sangat sukar sekali kulukiskan dan belum pernah kualami. Namun walaupun sudah orgasme, aku masih berkeinginan sekali untuk melanjutkan persetubuhan ini.

Dalam keadaan yang sedemikian tiba-tiba Edo yang masih bertelanjang bulat sebagaimana juga diriku, menarikku dan mengajakku tidur bersamanya di kamar tamu di sebelah kamarku. Inilah yang dinamakan terong dicinta kontol tiba. Bagaikan kerbau dicocok hidung, aku mengikuti Edo ke kamar sebelah. Kami berbaring di ranjang sambil berdekapan dalam keadaan tubuh masing-masing masih bertelanjang bulat bagaikan sepasang pengantin baru yang sedang berbulan madu. Kemudian Edo melepaskan pelukannya dan menelentangkan diriku lalu dengan bernafsu menciumi susuku dan menyedot nyedot pentilnya sehingga aku kembali merasakan suatu rangsangan birahi yang hebat. Tidak lama kemudian tubuh kami kami pun udah bersatu kembali dalam suatu permainan persetubuhan yang dahsyat. Kali ini rupanya Edo ingin mengajakku bersetubuh dengan cara yang lain. Mula mula Edo membalikkan tubuhku sehingga posisiku kini berada di atas tubuhnya. Selanjutnya dengan spontan kuraih kontol Edo dan memandunya ke arah lubang tempikku. Kemudian kutekan tubuhku agak kuat ke tubuh Edo dan mulai mengayunkan tubuhku turun-naik di atas tubuhnya. Mula-mula secara perlahan-lahan akan tetapi lama-kelamaan semakin cepat dan kuat sambil berdesah-desah kecil… “occhhh….. oocchhh…. Acchhh… sssshhhh… “ desahku dibuai kenikmatan. Sementara itu Edo dengan tenang telentang menikmati seluruh permainanku sampai tiba-tiba kurasakan suatu ketegangan yang amat dahsyat dan dia mulai mengerang-erang kecil “oocchhh… oocchhh… Mmiiaaaa…… ttteeemmpppiikkmuuu….mmmhhhhh…..”. Akupun semakin cepat menggerakkan tubuhku turun-naik di atas tubuh Edo dan nafasku pun semakin memburu berpacu dengan hebat menggali seluruh kenikmatan tubuh laki-laki yang berada di bawahku.

Tidak berapa lama kemudian aku menjadi terpekik kecil melepaskan puncak ejakulasi dengan hebat “Ooooccchhhhh……. Mmmmhhhhhh…. Ooocccchhhh…….. Mmmmhhhhhh ……..” dan tubuhkupun langsung terkulai menelungkup di atas tubuh Edo. Tapi ternyata Edo belum sampai pada punucaknya. Maka tiba-tiba dia bangkit dengan suatu gerakan yang cepat. Kemudian dengan sigap dia menelentangkan tubuhku di atas tempat tidur dan mengangkat tinggi-tinggi kedua belah pahaku ke atas sehingga lubang tempikku yang telah basah kuyup tersebut menjadi terlihat jelas menganga dengan lebar. Selanjutnya Edo mengacungkan kontolnya yang masih berdiri dengan tegang itu ke arah lubang tempikku dan menghunjamkan kembali kontolnya tersebut ke lubang tempikku dengan garang. Aku menjadi terhentak bergelinjang kembali ketika kontol Edo mulai menerobos dengan buasnya ke dalam tubuhku dan membuat gerakan mundur-maju dalam lubang tempikku.

Aku pun kini semakin hebat menggoyang-goyangkan pinggulku mengikuti alunan gerakan turun-naiknya kontol Edo yang semakin lama semakin cepat merojok rojokkan kontol besarnya ke lubang tempikku. Aku merasakan betapa lubang tempikku menjadi tidak terkendali berusaha menghisap dan melahap kontol Edo yang teramat besar dan panjang itu sedalam-dalamnya serta melumat seluruh otot-ototnya yang kekar dengan rakusnya. Selama pertarungan itu beberapa kali aku terpekik agak keras karena kontol Edo yang tegar dan perkasa itu menggesek bagian paling dalam tempikku (mungkin titik itu yang dinamakan G-Spot atau titik gairah tertinggi wanita)

Akhirnya, bersamaan dengan ejakulasiku yang entah keberapa kali aku tak ingat lagi, kulihat Edo tiba juga pada puncaknya “Mmmiiiaaaa….. ooocchhh…………… ooocccchhhhhh…..Mmmiiiiaaaaaaaa……………………. ttteeemmmppikkkmmmuuu….. ooccchhhsss….. aakkkuu… kkkellluuaaarrrrrr ……” Dengan mimik wajah yang sangat luar biasa dia menyebut nyebut namaku sambil mengeluarkan kata kata vulgarnya lagi dan melepaskan puncak orgasmenya secara bertubi-tubi menyemprotkan seluruh spermanya didalam tempikku dalam waktu yang amat panjang. Sementara itu kontolnya tetap dibenamkannya sedalam-dalamnya di lubang tempikku sehingga seluruh cairan birahinya terhisap dalam tempikku sampai titik penghabisan. Selanjutnya kami terhempas kelelahan ke tempat tidur dengan tubuh yang tetap menyatu.

Selama kami tergolek, kontol Edo masih tetap terbenam dalam tempikku, dan aku pun memang tetap berusaha menjepitnya erat-erat karena tidak ingin segera kehilangan benda tersebut dari dalam tubuhku. Setelah beberapa lama kami tergolek melepaskan lelah, Edo mulai bangkit dan menciumi wajahku dengan lembut yang segera kusambut dengan mengangakan mulutku sehingga kini kami terlibat dalam suatu adegan cium yang mesra penuh dengan perasaan. Sementara itu tangannya dengan halus membelai-belai rambutku sebagaimana seorang suami yang sedang mencurahkan cinta kasihnya kepada istrinya.

Suasana romantis ini akhirnya membuat gairah kami muncul kembali. Kulihat kontol Edo mulai kembali menegang tegak sehingga secara serta merta Edo segera menguakkan kedua belah pahaku membukanya lebar-lebar untuk kemudian mulai memasukkan kontolnya kedalam tempikku kembali.Berlainan dengan suasana permulaan yang kualami tadi, dimana kami melakukan persetubuhan dalam suatu pertarungan yang dahsyat dan liar. Kali ini kami bersetubuh dalam suatu gerakan yang santai dalam suasana yang romantis dan penuh perasaan. Kami menikmati sepenuhnya sentuhan-sentuhan tubuh telanjang masing-masing dalam suasana kelembutan yang mesra bagaikan sepasang suami istri yang sedang melakukan kewajibannya.

Aku pun dengan penuh perasaan dan dengan segala kepasrahan melayani Edo sebagaimana aku melayani suamiku selama ini. Keadaan ini berlangsung sangat lama sekali dan kubisikkan padanya bahwa ada bagian tertentu didalam tempikku yang kalau tersentuh kontolnya, dapat menghasilkan rasa nikmat yang amat sangat. Edopun kelihatannya mengerti dan berusaha menyentuh bagian itu dengan kontolnya. Keadaan ini berakhir dengan tibanya kembali puncak ejakulasi kami secara bersamaan. Inilah yang belum pernah kualami, bahkan kuimpikanpun belum pernah. Mengalami ejakulasi secara bersama sama dengan pasangan bersetubuh ! Rasanya, para pembaca, tak bisa kulukiskan dengan kata kata. Pokoknya mmmmuuuuaaaahhh. Mak nyuuuussss… gitu loh. Kami kini benar-benar kelelahan dan langsung tergolek di tempat tidur untuk kemudian terlelap dengan nyenyak dalam suatu kepuasan yang dalam.

Semenjak pengalaman kami malam itu, aku selalu terbayang bayang kehebatan Edo. Tetapi suamiku malah tidak pernah membicarakan lagi soal angan angan seksualnya dan tidak pernah menyinggung lagi soal itu. Padahal aku malah ingin mengulanginya lagi. Karena apa yang kurasakan bersama suamiku sama sekali tidak sehebat sebagaimana yang kualami bersama Edo. Kuakui malam itu Edo memang hebat. Walaupun telah beberapa waktu berlalu namun bayangan kejadian malam itu tidak pernah berlalu dalam benakku. Malam itu aku telah merasakan suatu kepuasan persetubuhan yang luar biasa hebatnya yang belum pernah aku alami selama ini. Bahkan dengan Ki Alugoropun tidak sehebat ini, karena dengan Edo aku merasakan orgasme berkali kali, sedang dengan Ki Alugoro Cuma sekali. Dan walaupun telah beberapa kali menyetubuhiku, Edo masih tetap saja kelihatan bugar. Kontolnya pun masih tetap ngaceng dan berfungsi dengan baik melakukan tugasnya keluar-masuk lubang tempikku dengan tegar hingga membuatku menjadi agak kewalahan. Aku telah terkapar lunglai dengan tidak putus-putusnya mengerang kecil karena terus-menerus mengalami puncak orgasme dengan berkali-kali namun kontol Edo masih tetap ngaceng bertahan. Inilah yang membuatku terkagum kagum. Terus terang kuakui bahwa selama melakukan persetubuhan dengan suamiku, aku tidak pernah mengalami puncak orgasme sama sekali. Apalagi dalam waktu yang berkali-kali dan secara bertubi-tubi seperti malam itu. Sehingga, karena desakan birahi yang selalu datang tiap hari,dengan diam diam aku masih menjalin hubungan dengan Edo tanpa sepengetahuan suamiku.

Awalnya di suatu pagi Edo berkunjung ke rumahku pada saat suamiku sudah berangkat ke tempat tugasnya. Secara terus terang saat itu dia minta kepadaku untuk mau disetubuhi. Mulanya aku pura pura ragu memenuhi permintaannya itu. Akan tetapi karena aku memang mengharapkan, akhirnya aku menyetujui permintaan tersebut. Apalagi kebetulan anakku juga lagi kesekolah diantar pembantuku. Sehingga kubiarkan saja dia menyetubuhiku dirumahku sendiri. Hubungan sembunyi sembunyi (back street) itu rupanya membawa diriku ke dalam suatu alam kenikmatan lain tersendiri.

Misalnya ketika kami bersetubuh secara terburu-buru di ruang tamu yang terbuka, kurasakan suatu sensasi kenikmatan yang hebat dan sangat menegangkan. Keadaan ini membawa hubunganku dan Edo semakin berlanjut. Demikianlah sehingga akhirnya aku dan Edo sering melakukan persetubuhan tanpa diketahui oleh suamiku. Pernah kami melakukan persetubuhan yang liar di luar rumah, yaitu ditaman dibelakang rumah, sambil menatap awan awan yang berarak, ternyata menimbulkan sensasi tersendiri dan kenikmatan yang ambooii. (mestinya pemerintah memperbolehkan rakyatnya melakukan persetubuhan ditempat terbuka, asal tidak terdapat unsur paksaan !). Aku berpikir, kalau melakukan persetubuhan ditempat terbuka dengan disaksikan oleh orang lain, pasti lebih nikmat lagi deh ! ( he . he . heee… ini hanya angan anganku saja ).

Sampai disuatu hari, Edo membisikkan rencananya kepadaku bahwa ia ingin bercinta secara three in one, tetapi bukan satu cewek dua cowok, tetapi satu cowok dua cewek. Maksudnya dia minta aku melibatkan satu orang temen cewekku untuk bersetubuh bersama. Mula mula aku agak kaget dibuatnya, tetapi aku pikir pikir boleh juga ya, itung itung buat menambah pengalaman dalam bersetubuh. Wuih, pasti lebih seru nih, pikirku dalam hati sambil membayangkan kenikmatan di tempikku, apalagi sambil melihat juga Edo bersetubuh dengan cewek lain. Eh, tapi … aku cemburu nggak ya ? Tapi biarlah, ini kan suatu sensasi lain yang belum pernah kualami. Aku malah menambahkan usul kepada Edo, bagaimana kalau dilakukan ditaman belakang rumah, habis asik sih ! Lagi pula aku memang punya temen (namanya Lina) yang ketika aku ceritain soal pengalamanku dengan Ki Alugoro maupun dengan Edo, keliatannya dia bernafsu banget dan pengin ikut ikutan menikmati, boleh secara three in one ataupun sendiri sendiri, katanya. Soalnya kontol suaminya memang berukuran kecil dan pendek, apalagi suaminya sekarang lagi bertugas ke luar negeri dalam waktu yang lama, sehingga dia selalu kesepian dirumahnya yang besar itu.

Ketika hal itu aku katakan pada Edo, dia langsung setuju dan menanyakan kapan hal itu akan dilaksanakan ? Tentu saja aku jawab secepatnya. Keesokan harinya, sehabis berbelanja disalah satu Mall aku mampir ke rumah Lina dan menceriterakan tentang rencanaku tersebut. Tentu saja dia sangat setuju dan antusias sekali mendengarnya, tetapi dia mengajukan dua syarat. Yang pertama, itu dilakukan ditaman ditepi kolam renang dibelakang rumahnya, lalu syarat yang kedua, cerita tentang ini harus aku ceritakan nanti saja, yaitu cerita tentang persetubuhan secara three in one yang sangat mendebarkan itu, yaitu aku, Lina dan Edo yang tetap perkasa melayani 2 cewek sekaligus.








.

Wednesday, October 17, 2012

Cerita: ceritasex11

Terbaik daripada: ceritasex11



Waria Calon Papa

Namaku Catherine, biasa dipanggil Katy. Kelahiran Surabaya satu Agustus 1971. Aku anak bungsu dari tiga bersaudara, ayahku meninggal sejak aku masih berusia tiga tahun, sehingga praktis aku hidup sendiri sebagai anak laki-laki, karena kedua kakakku perempuan. Aku terlahir dengan nama Katon Sudarmaji, Ibuku bertahan hidup dengan berjualan kue kering, beliau tidak mau menikah lagi dengan alasan ingin maksimal membesarkan anak-anaknya.

Sebenarnya aku lahir sebagai bayi laki-laki yang normal dan tidak ada yang ganjil, dan besar sebagai anak laki-laki yang normal. Aku dikhitan seperti anak laki-laki pada umumnya pada umur 13 tahun, waktu itu aku masih kelas satu SMP. Aku mulai mimpi basah pada umur 14 tahun. Pada saat itu aku berkaca dan melihat di cermin bahwa aku seorang pemuda yang putih dan ganteng, saat itu aku belum tumbuh rambut (kumis, kelamin dan sebagainya).

Aku biasa tidur sekamar dengan Mbak Tina, kakakku nomor 2, sedangkan Mbak Hera tidur sekamar dengan Ibu. Aku senang sekamar dengan Mbak Tina, karena suka cerita apa saja di sekolahnya, tentang cowok yang naksir dia dan sebagainya. Karena sekamar, aku suka melihat kalau Mbak Tina ganti baju, termasuk pakaian dalam (BH dan CD). Mbak Tina mempunyai koleksi BH cukup banyak dan lucu-lucu serta sexy, selain itu juga baju dan roknya sexy-sexy, pokoknya asyik deh.

Semula tidak ada perasaan apa-apa setiap kali Mbak Tina minta pendapatku mengenai BH yang dipakainya, celana dalam yang dipakainya, begitu seterusnya selalu setiap Mbak Tina membeli atau mendapat hadiah baju, rok dan pakaian dalam. Mbak Tina senang sekali dapat komentar dari saya, soalnya saya selalu memberikan komentar yang menyenangkan dan memberikan ide-ide untuk padu padan BH, celana dalam dan baju yang dipakainya.

Suatu ketika kami sekeluarga mendapat paket bingkisan dari Bude Yayuk (kakak ibuku) yang ikut suaminya menjadi diplomat di Amerika serikat. Kami semua mendapatkan pakaian dari Amrik. Mbak Tina mendapatkan pakaian dalam (BH, Korset, celana dalam, Body Briefer), plus selusin stocking sutra dan berbagai warna, sekaligus dengan garterbelt (tali stocking) yang macam-macam pula. Kami semua bahagia.

Setelah membongkar bingkisan, seperti biasa Mbak Tina memanggilku ke kamar untuk minta pendapat tentang pakaiannya. Dicobanya satu persatu dan minta pendapatku, waktu aku melihat Mbak Tina pakai stocking sepaha dengan garterbelt warna hitam model empat tali, aku tertegun dan tidak terasa penisku ereksi, tanpa sadar aku terdorong keinginan kuat untuk mencoba memakainya.

Setelah memberikan komentar yang konstruktif untuk Mbak Tina, aku pun minta ijin Mbak Tina mencoba pakai stocking yang warna abu dikombinasi dengan garterbelt warna putih. Mbak Tina mengijinkanku memakainya. Aku menelan ludah, satu persatu kupakai, ya ampuuun.. Halus sekali stocking yang kupakai, sampai aku merinding bulu kudukku saking nikmatnya.

Setelah semua terpasang dengan rapih, aku pun pinjam BH Mbak Tina yang warna putih transparan, dan ternyata postur tubuhku memang sama persis dengan Mbak Tina, sehingga waktu aku pakai BH terasa pas sekali, hanya bedanya tidak ada payudaranya.

Gantian Mbak Tina yang berkomentar, “Iiih cantik juga kamu lho Ton pakai begitu. Sebentar.. Mbak punya ide, Mbak punya wig bisa kamu coba, terus kamu pakai sepatu hak tinggi punya Mbak.”

Aku pun pakai wig (rambut palsu) dan pakai sepatu hak tinggi punya Mbak Tina, meskipun sepatunya kekecilan karena nomor sepatuku satu nomor lebih besar dari Mbak Tina. Nampaknya Mbak Tina suka sekali melihatku memakai pakaian dalam perempuan, lebih-lebih aku suka sekali, habiiis nikmat sih, jadinya ya klop lah.

Kejadian berulang dan terus berulang, aku pun semakin ingin mencoba semua koleksi Mbak Tina, mulai dari gaun, rok span, rok mini, sampai koleksi pakaian senam, semuanya aku coba, dan Mbak Tina sama sekali tidak keberatan.

###

Ketahuan Ibu.

Suatu malam ketika aku lagi asyik pakai baju tidur Mbak Tina, tiba-tiba ibu masuk kamar, aku kaget setengah mati, kupikir ibu pasti marah, tapi ternyata ibu tidak marah karena menganggapku main-main saja. Akibat kejadian itu aku semakin berani untuk pakai di luar kamar, mula-mula aku pakai baju tidur Mbak Tina, sambil nonton TV di ruang tengah, Mbak Hera melihatku dan hanya senyum-senyum. Yesss..! Berarti tidak ada masalah.

Selanjutnya aku mulai pakai pakaian senam, baju backless (baju yang punggungnya terbuka), rok mini, rok span, juga tidak luput stocking dan BH, akhirnya setiap hari aku di rumah selalu pakai barang-barang Mbak Tina. Kalau masih sore aku pakainya di kamar sambil mengerjakan PR. Ibuku tidak pernah menyinggungku karena prestasiku di sekolah sangat baik, bahkan boleh dibilang memuaskan. Setiap malam aku tidur hampir selalu pakai barang-barang Mbak Tina.

###

Mbak Tina marah.

Suatu ketika Mbak Tina marah besar, pasalnya baju tidur kesayangannya ternoda oleh spermaku, lantaran sudah mengering, jadi nodanya susah dibersihkan. Aku menyesal dan minta ma’af. Aku pun murung sampai beberapa hari. Akhirnya Mbak Tina menyapaku lagi dan menawarkan jalan keluar, dia kasih hadiah beberapa pasang BH, dan rok sexy buatku. Aku pun bahagia sekali.Lulus SMA

Setelah lulus SMA, aku masuk perguruan tinggi di Bandung, ambil jurusan Akuntansi. Kepindahanku di Bandung berarti aku kehilangan Mbak Tina, terlebih kehilangan kesempatan pakai barang-barang Mbak Tina.

Setelah empat tahun kuliah, aku lulus dengan nilai memuaskan, dan mendapat tawaran bekerja di sebuah perusahaan Garment di Bandung selatan sebagai Junior internal auditor. Gaji pertamaku sebagian kukirim buat Ibu, selebihnya untuk ongkos hidup dan tentu saja aku belanjakan untuk beli BH dan barang-barang perempuan, kecuali pembalut wanita. Di kota inilah aku dapat lebih bebas mengekspresikan keinginanku untuk menjadi ‘Perempuan’.

Mula mula aku masih tampil sebagai laki-laki normal. Di perusahaan ini aku berkenalan dengan Yanita, cewek asli blasteran Tionghoa dan Sunda. Dia menjadi koordinator design, seringkali dia minta pendapatku tentang rancangan yang dia buat, dan dengan lancar aku dapat memberi komentar, terutama design BH dan pakaian senam. Alhasil, aku pun belajar untuk membuat rancangan, ternyata rancanganku mendapat pujian dari para designer. Yanita memberiku tawaran untuk menjadi designer part timer, aku pun setuju.

Karena aku sangat produktif, aku pun semakin asyik, dan aku sering mencoba memakai hasil rancanganku sendiri. Tiga tahun aku bekerja dan berhasil membeli rumah type 45, kredit selama 15 tahun. Di rumah aku sering termenung sendiri, karena postur tubuhku kurus langsing, leherku pun jenjang dengan jakun yang tidak menonjol sama sekali. Kumisku sangat tipis, dan nyaris tidak tampak.

Persahabatanku dengan Yanita membuatku terbuka, dan aku ceritakan mengenai kelainanku. Yanita memberiku semangat dan dorongan untuk mencoba tampil sebagai perempuan. Beberapa kali ke kantor, aku mulai tampil memakai rok, tetapi tanpa make-up, ternyata penampilanku lumayan juga pikirku. Yanita memujiku bahwa aku cukup cantik. Aku pun mulai rajin bersolek. Semakin hari batinku bertarung antara keinginan menjadi perempuan dan bertahan sebagai laki-laki.

###

Membesarkan Payudara.

Saat itu, setelah aku menimbang berkali-kali, maka kupastikan aku akan membesarkan payudara, karena setiap kali aku mengenakan BH, aku selalu kecewa bahwa mangkuk BH-ku tidak terisi. Aku membeli di Blok M Jakarta, Pil estrogen Bust Beauty buatan Amrik. Menurut dosisnya untuk wanita yang ingin membesarkan payudara minum tiga kali satu tablet sehari. Aku langsung mencoba dengan dosis tiga kali tiga tablet sehari. Hari pertama belum terasa ada perubahan apa-apa, aku pun gelisah jangan-jangan tidak berhasil.

Ternyata setelah memasuki hari ketiga mulai terasa, di kantor badanku meriang, keluar keringat dingin. Mula-mula puting susuku terasa nyeri, dan beberapa buah titik di puting timbul ke atas. Hari ke empat kuteruskan dengan dosis yang sama, dan aku semakin tidak perduli, karena aku sudah sangat ingin memiliki payudara. Rasa nyeri tidak hanya pada puting, tetapi sudah menjalar sekitar dada, kira-kira radius empat cm dari puting.

Aku pun semakin bersemangat, bolak balik kubuka baju melihat perkembangan payudaraku, ternyata masih juga belum membesar. Hari ke delapan rasa nyeri sudah mulai berkurang, tetapi makin meluas dan sudah mulai mati rasa, terutama sekitar radius lima cm dari puting. Penisku terasa setengah mati, seperti mau hidup tapi mati lagi. Hari ke lima belas payudaraku mulai kelihatan, tetapi masih sangat tipis, dan kalau dipegang terutama di seputar puting terasa nyeri dan agak mati seperti dianestesi.

Aku mencoba memakai BH 34A, tetapi aku masih harus kecewa karena masih belum mampu mengisi mangkuk BH-ku. Sehingga kalau dipakai berjalan terasa ada gesekan pada puting yang tidak nyaman, maka aku membeli BH Beedes dari Triumph, lumayan agak terkurangi rasa nyeri akibat gesekan. Hari ke dua puluh empat aku benar-benar bahagia sekali, karena mangkuk BH 34A mulai terisi penuh dengan sempurna dan pas, meskipun rasa nyeri masih terasa dan penisku terasa sekarat aku tidak perduli. Masih dengan dosis yang sama, hari ke tiga puluh lima mangkuk BH 34A milikku sudah tidak cukup, dan aku harus mengganti dengan 34B, dan hasilnya pas sekali. Aduuuh.. Nikmatnya rasanya, aku seperti masuk surga karena bahagia. Aku menangis sejadi-jadinya, aku puas.

Hari itu aku berhenti mengkonsumsi pil, dan empat hari kemudian terasa nikmat sekali, karena kulit payudara yang tadinya nyeri dan mati rasa sudah mulai hilang, dan kalau kucoba elus-elus putingku, duh gusti enaaak.. Banget. Aku kaget, ternyata penisku bereaksi dan bisa ereksi kembali dengan sempurna. Hari itu aku coba beberapa pakaian koleksiku yang dengan belahan dada rendah, ternyata beberapa sudah tidak dapat kupakai lagi, karena payudaraku tidak kebagian tempat. Rasanya aku lahir kembali dengan nama Katerin.

Hari ke sepuluh, setelah aku tidak mengkonsumsi obat, malam harinya aku mencoba untuk mengelus disertai dengan remasan ringan, aku mencoba menikmati payudaraku. Aku tidak dapat menggambarkan nikmatnya, penisku ereksi, dan kuteruskan dengan memilin-milin puting susu sebelah kanan, sementara yang sebelah kiri kuremas dengan tangan kiri, hampir 30 menit aku menikmati usapan dan remponan (istilah meremas susu versi Surabaya).

Aku sudah tidak tahan lagi, penisku menegang hebat dan aaahhh.., aku sudah tidak kuat dan menjerit sendirian. Spermaku menyembur sangat kuat dan banyak sekali, mungkin tertahan selama hampir tiga bulan. Yang jelas kenikmatan ini belum pernah kurasakan sebelumnya, termasuk kenikmatanku saat aku bersetubuh dengan wts yang pernah beberapa kali kulakukan pada saat aku baru mulai bekerja, karena aku ingin mencoba apakah aku masih dapat bersetubuh dengan perempuan, ternyata aku normal.

###

Yanita sahabatku.

Setelah aku menjadi waria yang sempurna karena sudah memiliki payudara yang lumayan sexy. Yanita sahabatku menyambutnya dengan suka cita, dicium pipiku, dipeluknya aku erat-erat.

“Selamat ya Katy, aku ikut bahagia.”, kata Yanita sambil memelukku.

Yanita sudah menikah dengan pengusaha sukses, Andri namanya. Orangnya gagah dan ganteng, tapi belum dikaruniai anak sudah lebih dari tiga tahun. Kemungkinan Andri yang mandul.

Suatu sore Yanita menelponku, katanya mau mengajakku pergi ke Lembang, aku iyakan saja. Semula aku mengira kalau dia datang bersama Andri, ternyata sendiri. Dia bilang kalau sudah pamit dengan Andri untuk bermalam di Lembang sama Katrine, karena ada peragaan busana, Andri mengijinkan karena perginya denganku. Yanita memakai setelan rok span warna ungu tua, terus pakai blazer senada, kakinya semakin sexy dibalut stocking warna ungu juga. Sore itu Yanita nampak sangat cerah.

Kami meluncur ke sebuah hotel di Lembang. Sampai di kamar kami memesan makanan untuk dikirim ke kamar.

“Aku mau mandi dulu ah biar seger.”, kataku, “Terus peragaannya dimana..?”

“Ya disini”, jawab Yanita.

Selesai berendam air hangat di bathtub, aku keluar kamar, ternyata makanan sudah siap. Selesai santap malam, ganti Yanita yang mandi. Selesai mandi Yanita ganti baju di depanku, ya ampuuun sahabatku ini sexy banget, payudaranya sedikit lebih besar dari punyaku. Dia pakai BH warna hitam transparan, celana dalamnya juga warna hitam, terus dia pakai daster hitam.

“Lho bukannya mau peragaan…?”

“Iyaa… Tapi santai dululah.”, jawabnya.

Yanita duduk di sebelahku sambil mengelus rambuntuku yang sudah sebahu. Dia cerita kalau selama berhubungan dengan Andri dia tidak pernah orangasme, karena Andri terlalu cepat muncrat, paling lama hanya lima menit. Terus begitu selesai dia tidur begitu saja tanpa basa basi lagi. Dia cerita juga kalau dulu pernah berhubungan sejenis (perempuan), dia bisa puas karena lawan mainnya sangat sabar dan halus.

Hubungan itu berjalan berkali-kali, akhirnya dia cerita kalau dia ingin menndapatkan kepuasan dariku, aku terbengong.

“Nggak salah nih Yan.., aku kan waria, mana mungkin bisa melayani kamu..?”

“Pokoknya kita coba dulu, kalau nggak berhasil ya nggak apa, aku nggak akan marah kok..!”, tandasnya.

“Ya sudah kita mulai saja..!”, aku hanya mengangguk.

Saat itu Yanita sudah memelukku dan mencium keningku lembuuut banget, terus mulai bibirnya menyentuh bibirku, ciuman yang halus dan tidak terburu-buru. Aku mulai dapat menikmati, tangan Yanita mulai beraksi, mula-mula payudaraku masih tertutup blazer disentuh, dipegang pelan-pelan, bibirnya ditempelkan ke leherku, alamaaaak bulu kudukku berdiri. Dan sejenak aku merasa terbang. Aku pun mulai meraba payudaranya, ku-’rempon’ pelan-pelan, Yanita mulai terangsang dan tangan kiriku dibimbingnya untuk menyentuh klitorisnya.

Saking serunya, Yanita membuka daster hitam yang dia pakai, selanjutnya dia buka bajuku yangsetengah resmi. Selesai dia melorotkan rok bawahku, dia teriak keheranan karena aku pakai stocking lengkap dengan Garterbelt-nya.

“Katy…, kamu beli dimana…? Bagus banget…, kamu tambah sexy saja…”

Malam semakin larut, tempo permainan semakin meningkat, Yanita sudah membuka BH 34B-ku, dan dia meremas-remas payudaraku dengan nafsu penuh.

“Katy sayang.., payudaramu selain sexy juga lebih kencang dari punyaku..”

Lidahnya mulai bermain di puncak payudaraku, putingku dijilat dan dihisap dengan rakus. Aku pun menggelinjang, penisku sudah ereksi dan semakin keras. Aku buka celana dalamku, aku tinggal hanya memakai stocking dan garterbelt. Ternyata penisku masih ereksi normal dan ukurannya masih 14 cm, sama persis ketika aku masih laki-laki.

Kami sudah mulai bermain sixtynine (69) versi lesbi, Yanita mengisap putingku, sebaliknya aku juga mengisap payudaranya. Pada saat aku menjilat puting kanannya, Yanita berteriak-teriak kenikmatan.

“Terus Katy.., aku suka banget..!”, katanya.

Nampaknya Yanita sudah mulai kerepotan, dan aku menawarkan untuk menjilat klitorisnya.

“Mau dooong..!”, dia bersorak kegirangan.

Waktu singkat sudah membawa lidahku menempel di klitoris Yanita, sedangkan tangannya memegang penisku, dan dijilatnya leher penisku. Rasanya benar-benar aku merasa nikmat luar biasa. Lidah memainkan klitorisnya semula melingkar disela-sela rambut kemaluannya, semakin lama semakin ke tengah, dan dengan gerakan horisontal antara lubang vagina dengan klitoris dengan tempo yang semakin cepat. Yanita mengeluh seperti orang kesurupan, beberapa detik kemudian badan Yanita mengejang.

“Ah.., ah.., ooohhh..!”, dengan erangan yang panjang, Yanita mencakar kaki kiriku, karena dia tidak dapat memegang tubuhku.

Dan pada saat itu aku merasa ada cairan meleleh di pipi kananku yang berasal dari liang vagina Yanita.

“Oh sudah.. Katy, cukup..!” Yanita memintaku menghentikan permainan lidahku di klitorisnya.

“Berhasil Katy sayang.., aku bisa orangasme…”

Yanita tersenyum nampak bahagia.

“Sekarang giliranmu Katy..,” dia mulai mengulum penisku yang sudah dari tadi siap untuk ditancapkan.

Ternyata ada yang berbeda, setelah aku menjadi waria, penisku dapat tegang cukup lama, dan tidak cepat muncrat. Hampir 40 menit Yanita memainkan penisku dengan mulut dan lidahnya, tetapi belum juga orangasme. Yanita memintaku untuk memasukkan penisku ke dalam vaginanya.

“Ooohhh..!” Yanita teriak dengan ekspresi wajah seperti keheranan waktu penisku masuk liang vaginanya dengan hanya satu tahapan.

Selanjutnya aku mulai aktif mengocok penisku keluar masuk di dalam vagina Yanita. Sementara Yanita berada di bawahku, sibuk memegang payudaranya dan payudaraku. Yanita semakin liar dan dia menarik tubuhku untuk mengadu payudara kami. Karena goyangan pantat Yanita sangat aktif, aku merasa bahwa spermaku sudah mulai terasa berada di ujung penis.

“Yan.., spermaku sudah mau keluar, dicopot ya..?”, pintaku.

“Jangan Kat.., aku juga sudah mau orangasme lagi, ayuuuh kita orangasme bareng..!”

Saat itu juga kami mengalami orangasme bersama, badan Yanita meregang dan kedua tangannya mencakar punggungku. Dan aku pun memeluknya erat-erat pada saat spermaku datang secara bergelombang beberapa kali. Ya ampuuunn.., nikmat sekali. Kami merasakan hubungan ganjil yang sangat menyenangkan.

Yanita menangis bahagia, “Katy makasih yaa..?”

“Sama-sama..,” jawabku.

Kupeluk Yanita, setelah itu kami membersihkan sisa sperma di wastafel.

Malam itu kami tidur berpelukan, dalam keadaan telanjang diselimuti dinginnya udara lembang. Ya.., sebuah petualangan dan permainan ganjil, kejadian ini berulang beberapa kali, kami melakukan sekali dalam seminggu.

Aku masih ingat saat itu bulan Desember, Yanita menghubungi HP-ku, dia bilang kalau sudah terlambat menstruasi, dan sudah ditest di laboratorium, ternyata hasilnya positif. Andri sangat senang, karena dia mengira hasil pembuahan darinya.

Oh Tuhan.., bagaimana ini..? Kalau ternyata dia lahir dan betul anakku, dia harus memanggilku papa, mama atau pama..? Ah.., entahlah. Yang jelas harapanku dia tidak terlahir sebagai laki-laki agar tidak banci sepertiku.











Saturday, October 13, 2012

Diary: Abang Ansar


Tentara Masuk Desa


BANG ANSAR - (Ansar Burhanudin) - merupakan salah satu dari 8 tentara yang ditempatkan di kampung kami dalam program “Masuk Desa”. Mereka ditugaskan untuk membantu penduduk kampung untuk memperbaiki jembatan, saluran irigasi, rumah tinggal serta kelengkapan MCK dan sanit

Para tentara itu sebagian masih ada yang muda, tapi semua terlihat gagah-gagah dan banyak yang ganteng. Sedangkan Bang Ansar umurnya 28-29 tahun, tinggi menjulang 177 cm dengan sosok yang kekar atletis. Saya sendiri -(ARI SAPUTRA)- pemuda kampung berumur 21 tahun. Dan berbeda dari Bang Ansar yang berbadan gempal, sosok tubuh saya terbilang ramping dan agak kurus dengan tinggi badan tidak lebih dari 169 cm.

Dulu, saya pernah dengan seorang kawan yang bekerja di sebuah pabrik di kota besar, tapi kemudian Ayah menyuruh saya pulang untuk membantu dia di desa. Namanya juga hidup di kampung, kegiatan saya sehari hari adalah bertani, bercocok tanam dan menggembalakan ternak.

Saya juga termasuk kurang pandai bergaul di lingkungan saya, apalagi dengan para pendatang, seperti para tentara itu. Sifat saya memang agak pendiam dan tidak banyak bicara, sehingga saya sering dijuluki “Ari si ganteng yang bisu” – kata penduduk desa. hahaha...

Bahkan pada saat acara pertemuan dengan para tentara di kantor kepala desa, saya hanya sempat beradu pandang dan berkenalan sekedarnya dengan Bang Ansar dan rekan2nya yang lain. Perjumpaan pertama itu saya anggap biasa saja dan tidak ada kesan khusus yang membekas.



****

Para anggota tentara tersebut ditempatkan terpisah di beberapa rumah penduduk desa, dan yang saya tahu, Bang Ansar menempati rumah pak Sainan yang punya seorang anak gadis bernama ASTUTI.

ASTUTI rupanya sangat menyukai Bang Ansar. Mereka akrab dan saya sering melihat mereka ngobrol berduaan dengan mesra. Apalagi orang tua Astuti sepertinya merestui hubungan mereka. Mungkin karena orang2 di kampung biasa memandang tinggi seseorang dengan jabatan di pemerintahan, polisi atau militer.



****



ASTUTI ini pernah jadi pacar saya. Tapi tidak lama, karena hubungan kami tidak direstui oleh orang tua Astuti yang mengharapkan calon suami yang kaya dan berpangkat sehingga akhirnya kami putus.

Walau hanya sebentar, tapi saya bisa mencicipi tubuh ASTUTI dan sempat ngentot dengan dia sampai 3-4 kali. Jadi jangan dipikir anak muda di kampung lugu-lugu. Malah sebagian besar dari para pemuda di kampung mungkin lebih mengerti masalah seks dibanding orang2 tua di masa muda mereka.

Sepintas Astuti bukanlah tipikal wanita yang pintar bercinta. Dia sepertinya tipe wanita yang nurut saja diapain. Semuanya dia nurut saja. Jadi biasanya saya yang lebih pro aktif dalam urusan ranjang. Tapi saya tidak menyangka waktu pertama kali menduri gadis cantik yang terlihat alim itu ternyata dia waktu sudah TIDAK PERAWAN lagi karena pernah tidur juga dengan lelaki lain sebelumnya.

Entah kenapa, walau saya sudah tidak ada hubungan apa2 dengan Astuti, ternyata timbul juga rasa CEMBURU melihat kedekatan antara Astuti mantan pacar saya, dengan Bang Ansar.

Saat tak sengaja berpapasan dengan Astuti dan Bang Ansar, saya sengaja melengos dan berpura-pura tidak melihat. Bahkan saking cemburunya, saya SENGAJA MENGHINDARI pertemuan dengan mereka, sehingga Bang Ansar menatap heran dengan pandangan penuh tanda tanya melihat sikap saya yang “agak” bermusuhan.



.---------

Suatu hari, setelah mencari kayu bakar di hutan sisi kampung, saya beristirahat di pinggir kali ...

“Sendirian saja Dik Ari?” ternyata Bang Ansar.

“Oh,... iya Bang, saya sendiri saja, Bang Ansar kenapa ada disini? ”

“Hehehe, ya aku sedang bersitirahat dan jalan jalan ke sungai ini ...” Kata Bang Ansar, sambil duduk di sebelah saya, dekat sekali hingga bahu kami bersentuhan.

Bang Ansar bertanya lagi:“Ari ini pendiam sekali ya? Apakah ada salahku kepada kamu?”

“Tidak, kenapa Abang bertanya seperti itu??” jawabku

“Ya karena Dik Ari ini satu-satunya pemuda di kampung ini yang tidak pernah ngobrol dengan aku, selalu menghindariku”

“Tidak apa-apa kok Bang, saya memang orangnya tidak banyak bicara” jawabku

“Aku dengar Ari pacar Astuti?. Adik marah sama aku?”

“Hahaha, tentu saja tidak Bang, dan saya bukan pacar Astuti” jawab saya berbohong.



“Aku tidak ada hubungan apa2 dengan Astuti lho, dan tidak mungkin pacaran dengan dia, karena aku sudah punya istri dan 2 anak” Bang Ansar menjelaskan

Saya diam saja.

“Jadi Ari tidak perlu cemburu...” sambung Bang Ansar lagi.

“Saya tidak cemburu Bang”

“Syukurlah. Aku khawatir Adik cemburu” Katanya

“Hahaha, tidak lah Bang”

“Nah, gitu dong!, ketawa seperti begitu, Dik Ari kan tambah ganteng ... Pendiam saja ganteng, apalagi ketawa. Hahaha..” katanya sambil me-nepuk2 pundak saya sebagai tanda persahabatan.

“Hahaha.. Siapa yang ganteng?. Bang Ansar tuh yang ganteng......”

“Serius kok!, Ari ganteng lho ... kalau jadi bintang film pastinya bakal terkenal” kata Bang Ansar sambil melemparkan senyuman terbaiknya.

Baru saya sadari Bang Ansar itu sebenarnya sungguh tampan sekali. Apalagi saat dia tersenyum seperti itu.

Saya tidak akan heran kalau ada banyak cewek yang menggelepar melihat dia tersenyum. Secara fisik Bang Ansar memang tipe pria yang bikin cewek bakalan nengok berkali kali untuk menatap kegagahannya.

“Yuk pulang?, sudah magrib nih” Bang Ansar berdiri dan mengulurkan tangannya. Lelaki gagah itu membantu saya berdiri.

Aneh tidak ya?. Seorang laki laki membantu saya untuk berdiri.Mungkin tidak!, hanya saat itu saya merasa bagaimana gitu... hahaha....

Berpegang pada tangan Bang Ansar, saya bangkit.

Kemudian Bang Ansar merangkulkan tangannya ke bahu saya dan meninggalkan tempat itu. (Iiiihh.., Bang Ansar merangkul saya seperti meluk cewek saja.. Hehehe..).

Sepanjang perjalanan, dengan penuh keakraban kami ngobrol, saling berbicara dan mengenal satu sama lain dengan lebih dekat.

.---------

Sejak itu, akhirnya hubungan kami jadi dekat satu sama lain.Dimanapun melihat saya, Bang Ansar selalu mendekat dan mengajak saya ngobrol. Kalau dia sedang istirahat, Bang Ansar suka menemani saya bekerja atau membantu saya bercocok tanam.

Kami sering ngobrol berdua, dan dia bercerita sambil memperlihatkan foto istrinya yang cantik dan kedua anaknya yang lucu.

Bang Ansar juga mengajari saya tehnik-tehnik dasar olah raga beladiri Tae Kwon Do.Saya sendiri menguasai seni Pencak Silat, memang belum terlalu mahir, baru setingkatan ban biru. Tapi Bang Ansar bilang gabungan antara Pencak dan Tae Kwon Do bisa meningkatkan kemampuan saya.

Saat kami latihan, tentu saya selalu kalah..!. Maklum, perkelahian dalam jarak dekat (closed fighting) adalah menu latihan sehari hari dari setiap tentara

Kadang Bang Ansar juga mengajak saya bergulat sambil bercanda. Kami berdua berusaha saling mengunci gerakan lawan masing-masing, lalu saling mengalahkan lawan sampai gerakan saya terkunci oleh Bang Ansar.

“Ampun, nggak?” tanyanya

“Kagak!” Kataku lantang.

Saya berontak, lalu memberikan serangan balasan. Namun lagi-lagi dia yang berhasil mengunci gerakan gulat saya.

“Masih nggak mau ampun?” ulangnya

“Nggak bakal!”Saya kembali berontak dan kini kami bergulat dengan lebih semangat karena saya berniat memberikan serangan yang sesungguhnya melawan Bang Ansar. Kami berdua guling-gulingan, saling bergulat, berusaha mengunci gerakan lawan dengan posisi yang aneh-aneh. Mulai dari leher diapit kaki, kedua tangan dan kaki disatukan, lutut sama kepala nempel, dan lain-lain.

Namun suatu gerakan yang kebetulan membuat kami berdua berhenti dalam posisi itu. Saya terlentang di bawah dengan kedua tangan diatas kepala, sementara Bang Ansar menindih dari atas dengan tangannya menahan kedua tangan saya. Kami berdua saling berpandangan dan tertawa dengan wajah saling berdekatan. Lalu tawapun mulai menghilang dan berganti dengan senyuman, sementara mata kami saling menatap.

Rasanya aneh...!.



****

Terkadang saya merasa Bang Ansar memperlakukan saya seperti adiknya sendiri. Wajar, karena kita berbeda umur hampir 8 tahun. Dia sudah 29 tahun, sedangkan saya 21 tahun.Kalau sedang bercanda, dia suka mengacak-acak rambut saya dengan tangannya.

“Kok kamu ini cakep sekali Dik..” katanya sambil memegang pipi saya dan meremas dengan gemas

Saya kagok merasa diperlakukan seperti cewek, tapi saya hanya tersenyum.



Jujur!, saya mengagumi Bang Ansar. Dia baik kepada saya. Bang Ansar juga sikapnya berwibawa dan tegas. Dia juga ganteng, gagah dan badannya kokoh.

“Bang Ansar kok badannya bisa gede banget. Waktu kecil dikasih makan apa saja sama ibunya?” tanya saya pada suatu ketika.

“Makan buaya...” Dia nyeletuk sambil terkekeh.

Jujur!. saya suka padanya ... (Tapi saya tidak yakin rasa suka seperti bagaimana yang saya rasakan).



*****

Saking dekatnya , bahkan kalau sore hari, Bang Ansar selalu mengajak MANDI BARENG di sungai. Saat mandi itu saya bisa melihat tubuh kekarnya yang gagah.

Saat saya bangkit untuk melepaskan kaos dan celana, tanpa sadar proses menelanjangi diri saya diperhatikan oleh Bang Ansar.

“Yaa ampun.. Aku kasian melihat kamu Dik. Ari tuh ceking amat sih?.” Bang Ansar menatap badan saya dengan ‘gaya’ pura-pura penuh iba.

Ya, badan saya memang kurus, tapi bukan kurus ceking seperti orang kurang makan atau tinggal tulang doang. Lumayan masih ada ototnya kok.

“Dik Ari gak pengen punya badan seperti aku?!” Tanya dia.

Bang Ansar yang cuma bercelana pendek lantas dengan sombongnya berpose ala binaraga, lengkap dengan ekspresinya. “Lihat nih, badan aku keren kan?!. Cewek bisa klepek-klepek lihat badan seperti begini. Beuuuuh, mantep kan?.” Katanya lagi sambil menceburkan diri ke sungai untuk mandi.

Tentu kalau sedang mandi, kami tidak sampai saling melihat alat kelamin masing2 secara langsung. Tapi saya sering kagum melihat gumpalan daging pantat Bang Ansar. Terlihat menonjol kokoh dan ber-otot, pantat seorang pejantan tangguh. Hahaha...



---------------------------------------------------

Kedekatan saya dengan Bang Ansar tentu TIDAK menimbulkan tanda tanya orang-orang, karena di kampung kami, persahabatan antara 2 lelaki dianggap suatu hal biasa yang wajar wajar saja.

Tapi kedekatan hubungan Bang Ansar dengan ASTUTI ,ternyata jadi bahan pembicaraan dan mengundang gunjingan.

Akhirnya, untuk menghindari omongan yang tidak baik antara Bang Ansar dengan Astuti, KOMANDAN TUGAS, memerintahkan Bang Ansar KELUAR dari tempat orang tua Astuti dan disuruh pindah ke rumah lain.



*****

Ternyata Bang Ansar MEMILIH untuk pindah ke rumah orang tua saya!, walau rumah orang tua saya berukuran kecil dan tidak memiliki banyak kamar, sebagaimana kebiasaan di kampung.

Dan sore itu Ayah saya mengatakan bahwa Bang Ansar akan tinggal di rumah kami mulai malam ini.

“Nak Ansar maaf tidurnya sekamar dengan Ari ya, maaf tempatnya seadanya ...” kata Ayah saya

“Oh tidak apa-apa Pak, malah aku yang merepotkan bapak” jawab Bang Ansar

“Tidaklah nak, tapi maklum tempat kita kecil dan seadanya ...”

“Tidak apa apa kok pak”

“Wan, kamu antarkan Bang Ansar mandi dulu yah ... Ayah mau menjemput ibu-mu dulu di tempat pamanmu, Wak Amir”Ayahpun beranjak meninggalkan kami berdua di teras.



*****

“Dik, maafin merepotkan ya...” kata Bang Ansar tiba-tiba “Maaf aku merepotkan karena sengaja minta untuk pindah dari tempat Astuti ke rumahmu” sambungnya

“Tidak apa apa kok Bang ... “

“Benar kamu tidak terganggu aku tingal sekamar dengan Ari?” tanyanya minta diyakinkan

Saya menggelengkan kepala: “Tidak Bang, saya tidak merasa terganggu kok”

“Kalau begitu, artinya Adik SENANG aku pindah kesini donk??”

Ehh, apa tuh maksudnya?Bingung saya menjawabnya, juga malu sekaligus

“Hayooo ngaku... Senang kan bisa dekat Bang Ansar?” Senyumnya mengembang dan dia terlihat makin tampan ...

Wah....!! Saya tak menjawab dan pura2 akan masuk ke dalam untuk meninggalkan Bang Ansar



Tak kuduga sama sekali, Bang Ansar mengejar dan membalikkan tubuh saya sehingga kami berhadapan:“Jadi kamu SENANG bisa dekat dengan Abang kan?”

“Udah ah Bang” Kata saya sambil menunduk untuk menghindar

“Hahahaha...” Tawanya lepas dan dia langsung menarik saya ke dalam pelukannya yang kukuh.

Sikapnya membuat saya kaget, perasaan ganjil, bercampur lucu dan senang juga..



*****

Akhirnya saya mengantarkan dia mandi ke sungai, seperti biasa Bang Ansar tanpa rasa malu menanggalkan semua pakaiannya di depan saya. Mau tak mau saya bisa memperhatikan bentuk tubuhnya yang atletis dan mengaguminya.

Rasanya aneh saya mengagumi tubuh kekar seorang lelaki.Saya tidak tahu perasaan apa itu, tetapi saya menikmatinya.

Saat dia menurunkan celana dalamnya, sepintas saya lihat sebongkah daging kelaminnya menggantung di selangkangannya.

Lumayan besar!.Tapi rasanya PUNYA SAYA berukuran LEBIH BESAR. Biar badan saya kecil dan ramping, tapi mungkin karena khasiat madu dan telor yang setiap hari jadi konsumsi saya sejak kecil, sehingga pertumbuhan alat kelamin saya tumbuh MASIF .

Ternyata Bang Ansar memergoki tatapan mataku yang tertuju ke kemaluan dia.

“Hey.. kok bengong?. Ayo buka celananya donk. Aku juga mau lihat ‘barang’ punya kamu ”

Hah?!. Ada apa ini?. Ngapain juga dia nyuruh saya ikut bugil. Dia kan cowok, gua juga cowok. Masa dia mau lihat kemaluan saya?”.

“Kenapa saya disuruh buka celana?” saya protes

“Udah buka sajaaaa...!!”

“Nggak ah.. Aneh-aneh saja Abang.” Saya menolak.

Namun Bang Ansar tidak menyerah, dia mendekat dan secara paksa memelorotkan celana saya. Sempat terjadi aksi tarik menarik antara saya dengan dia. Namun karena tenaga dia lebih kuat maka saya harus rela. Bang Ansar berhasil menurunkan celana kolor saya.

Sebenarnya JANGGAL sekali.

Posisi Bang Ansar seperti posisi orang yang hendak nge-blowjob, ngisep. Bang Ansar berlutut di depan saya, kepalanya sejajar dengan selangkangan saya.

Setelah berhasil mencopot celana saya, Bang Ansar membalik badan saya dan meremas pantat saya.

—Aduh, kupikir perilaku dia agak tak wajar. Saya agak risih. Mana enak membiarkan lelaki meremas pantat saya?!.Sejenak saya mengira akan terjadi hal yang aneh-aneh, yang berhubungan dengan dunia seks. Namun ternyata aku salah —karena Bang Ansar bermaksud hal lain

“Pantat kamu tepos Dik. Paha kamu kurus banget. Lengan kamu juga cukup menyedihkan, tidak ada ototnya. Harus dilatih sedikit supaya bagus Dik”

Hahaha... ada ada saja Bang Ansar ini.



.---------

Pada malam harinya, saya memakai kain sarung lalu MEMINJAMKAN salah satu kain sarung saya yang bersih untuk Bang Ansar

Sejak kecil saya memang terbiasa hanya memakai KAIN SARUNG di kamar karena cuaca di kampung kami memang panas. Dan saya juga biasa tidur dengan memeluk BANTAL GULING. Kebiasaan itu terbawa terus hingga saya dewasa, sampai sekarang.

Nah, malam itu, karena harus berbagi tempat tidur, otomatis bantal guling harus DISINGKIRKAN untuk memberi tempat berbaring bagi Bang Ansar.

Saya sendiri, merebahkan diri lebih dahulu untuk melepaskan semua kepenatan setelah seharian bekerja di kebun. Kemudian Bang Ansar menyusul, lalu lalu kami berdua berbaring bersebelahan, sama2 bertelanjang dada dan hanya saling memakai kain sarung dan tak berapa lama kemudian kami tertidur.

Mungkin karena kami berdua kecapaian, malam itu kami LANGSUNG TIDUR dengan pulasnya sampai besoknya.



*****



Ketika bangun pagi harinya, mendadak Bang Ansar bicara:

“Semalam tangan Ari, kemana-mana. Kaki Adik juga kemana-mana.”.

“Yang bener Bang?”

“Iya, tangan Adik meluk-meluk aku. Kaki Adik juga. Seolah-olah aku ini bantal guling saja.” Kata dia sambil tersenyum kecil.



“Yaaa... maklum Bang... Biasa meluk bantal guling. Lagian badan Abang sih rada-rada mirip sama bantal guling.” Saya menjawab secara bercanda.

Dan saya bertanya lagi: “Terus waktu saya meluk begitu, Abang ngapain?”

“Hehehe... Ya aku balas memeluk seperti Ari saja. Jadi kita tiduran peluk-pelukkan. Lucu deh. Coba kalo kalau difoto. Hahahah...”

“Hahaha...” saya ikutan tertawa. Bang Ansa ini memang senang membuat segala sesuatu jadi lucu.



-----------------------------------------------



Pada malam kedua, sebelum tidur, kembali saya memakai kain sarung dan Bang Ansar juga memakai kain sarung yang saya pinjamkan, lalu kami berbaring dan tertidur.

Tengah malam, saya merasakan gerah, badan saya agak kepanasan.

Tersentak saya ketika menyadari bahwa saya ternyata tidur sambil memeluk Bang Ansar lagi..,!. Pantas saya merasa gerah karena badan saya menempel dengan kehangatan tubuh Bang Ansar.... mungkin karena kebiasaan saya memeluk bantal guling.. Hehehehe....

Jadi, posisi tubuh Bang Ansar menyamping, MEMBELAKANGI saya dengan punggung menghadap kearah saya. Sedangkan saya di belakangnya dengan tangan kanan merangkul tubuh Bang Ansar, sehingga dada saya menempel rapat ke punggung Bang Ansar, dan wajah saya terbenam ke pundaknya

Posisi tubuh kami berdua memang tidak biasa dan janggal banget.

Rasanya aku seperti sedang memeluk pacar CEWEK saya. Paha kanan Bang Ansar tertindih oleh paha kanan saya, seolah paha dia adalah bantal guling.

Posisi yang tidak mengenakan!. Tidak nyaman, dan lebih ngeri lagi kalau sampai ada orang yang melihat situasi ini. Saya dan Bang Ansar tidur dengan posisi seperti layaknya cowok dan cewek pacaran yang sedang tidur berdua.

Yang lebih mengagetkan!.Kami berdua pada awalnya menggunakan kain sarung, tapi entah bagaiama sarung kami rupanya sudah berantakan dan TERLEPAS tidak tahu kemana, jadinya kami berdua sama2 tidur dalam keadaan TELANJANG!. Gundukan kemaluan saya menempel erat ke bagian belakang paha Bang Ansar.

Akibatnya, cara tidur kami bukan hanya seperti posisi cowok-cewek pacaran yang tidur, tapi jauh lebih BERBAHAYA...; Berpelukan dalam keadaan sepenuhnya telanjang bulat tanpa sehelai benangpun yang membatasi.



.---------

Karena takut membangunkan Bang Ansar, awalnya saya berusaha tak bergerak. Tapi sentuhan hangat tubuhnya yang menempel erat ke kulit saya dan mencium aroma tubuhnya yang jantan... perlahan membuat saya terkesiap! .Sungguh saya tidak menyangka.

Rasa jengah dan kikuk ini sebaliknya membuat gairah saya TERANGSANG.

Terkesima dan tanpa bisa dikendalikan, kontol saya yang nakal ini perlahan membesar..., menegang..., dan mulai NGACENG...

Aduh!, gimana ini?.Bagaimana jika Bang Ansar terbangun dan melihat saya dalam keadaan telanjang, sementara alat kelamin saya yang setengah ngaceng menempel ke pahanya?.



*****



Saya ingat kata2 Bang Ansar tadi pagi.

“Aku ini Ansar. Manusia, bukan bantal guling. Jadi jangan peluk-peluk aku seperti guling yaa!”

Malu, risih dan khawatir ketahuan Bang Ansar, saya berusaha bergeser bangun

Tapi tiba-tiba, dalam tidurnya, Bang Ansar beringsut dan pahanya terbuka sedikit jadi agak MERENGGANG.

Tidak tahu kenapa, saya iseng dan SENGAJA MENYELIPKAN batang kontol ke sela sela PAHANYA yang kekar.

“Ooogghhh ...!” Desahku tertahan takut terdengar oleh Bang Ansar.Saya takut Bang Ansar bisa merasakan degup jantung saya yang makin kencang, ditambah panasnya kontol saya yang mengganjal di sela sela pahanya.

Ya, hatiku takut.Tapi saya menikmati kontol yang menyelip diantara jepitan sela-sela paha Bang Ansar.

Saya nekad makin erat memeluk Bang Ansar dan secara perlahan mencoba MENGGESEK GESEK kontol saya diantara sela sela pahanya ...



Wow, sensasinya!. – Dan semakin kencang jantung saya berdetak serasa mau lompat! Saya dapat merasakan daging kokoh pantatnya yang keras menempel di perut bawahku.



Ini perilaku yang belum pernah saya lakukan selama hidup kepada seorang pria.Bang Ansar sedang tidur memunggungi saya, sedangkan saya memeluknya erat dari belakang sambil menggeser-geserkan batang kemaluan saya diantara lipatan pahanya.

Saya semakin penasaran dan memaju mundurkan pantat saya hingga selonjoran kontolku makin menerobos dan menggesek gesek diantara jepitan pahanya.

Sekali, dua-kali, tiga-kali saya menghujamkan senjata kelelakianku pelan-pelan, dan jepitan paha Bang Ansar seperti DIRENGGANGKAN untuk menyesuaikan dengan besarnya kepala kontolku dan mempermudah gesekanku.

Apakah itu disengaja oleh Bang Ansar?

Apa dia sedang menunggu saya untuk bertindak lebih jauh?.

Nafas saya makin memberat dan semakin erat pelukanku,



*****



Entah setan apa yang merasuki pikiran saya!.Saya justru SENGAJA mengarahkan posisi ujung kelaminku NAIK ke celah sempit di belahan daging pantat Bang Ansar dan mendorong kepala kontolku sampai MENYENTUH bibir anusnya. Lalu saya mainkan bibir lubang itu dengan ujung kepala kontolku...

Saya yakin saat itu Bang Ansar masih TIDUR PULAS dan tak menyadari kelakuan saya.

Bagai kehilangan akal, saya menjangkau botol hand & body lotion yang terletak di meja samping tempat tidur dan saya membalurkan krim yang licin itu ke batang kejantananku. Saya juga nekad membubuhkan krim pelicin itu ke bibir lubang pantatnya dan ke celah dalam saluran anusnya

Sejenak, saya bimbang ragu ragu.

Bang Ansar kan tentara yang gagah?.Dia laki laki yang perkasa Sudah beristri dan punya 2 anak

Mana mungkin aku bisa ngentot Bang Ansar?



****



Naluri syahwat membimbing ujung kontolku untuk menusuk bibir lubang itu, dan perlahan tapi pasti ujung kelaminku bisa MENYELIP MASUK ke lubang anus Bang Ansar.

Saya semakin tertantang.., kepala kontolku yang membonggol seperti cendawan besar ingin kumasukan ke dalam lubang Bang Ansar.

Saya laki laki.Lelaki manapun doyan ngembat lubang memek cewek.

Saya bukan bernafsu pada laki laki, tapi kalau nafsu sudah naik ke ubun2, lubang apapun pasti bakal di embat!.Dan sekarang ada lubang yang terbuka dan menempel di ujung kontolku.

Apa salahnya kalau saya COLOK saja lubang itu?

Perlahan saya mendorong lagi ujung kontol yang sudah basah oleh krim pelicin.Heran..!, Bang Ansar lagi lagi membuka pahanya sehingga lebih mudah bagi saya untuk menusukkan tikaman senjata kelelakianku.

Bisa saya dengar dengus nafas Bang Ansar yang memburu, tapi saat itu saya belum yakin kalau Bang Ansar sadar apa yang sedang terjadi,

Atau, mungkinkah Bang Ansar menginginkan diriku?.

Mungkinkah dia menginginkan sex?, menginginkan selonjoran kontolku malam ini?.



.---------

Akhirnya nekad. Sambil memeluk erat Bang Ansar dari belakang saya memasukkan senjata kelelakianku ... Srett... srett.. srettt..

Terbantu oleh krim pelicin, sedikit demi sedikit kepala kontolku melesak masuk.

Kemudian batangnya!.

BLLESSSS...!.

“Arghhhh ...h!” Lelaki gagah itu mengerang tertahanSaya segera membekap mulutnya supaya erangannya tidak terdengar orang tua di kamar sebelah

“Oghhh ...” sayapun mengerang

Sejenak saya diamkan kepala kelaminku dalam lubang Bang Ansar, bisa saya rasakan denyut, jepitan dan kehangatan lubang pantat Bang Ansar.

Gila!, saya tak menduga, semudah itu saya membobol lubang pantat Bang Ansar.



*****

Lalu, sambil tetap memeluk dari belakang dan menciumi tengkuk Bang Ansar, saya biarkan lubang anus Bang Ansar menyesuaikan dengan besarnya batang kontolku.

Perlahan saya mulai menarik dan mendorong senjata kelelakianku.Senti demi senti dari 18 cm panjang batang kontolku mulai bergerak keluar-masuk di saluran anus Bang Ansar yang ketat dan hangat. Sungguh nikmat!

“Urghhh ...!. Gila ... enak banget” Gumanku kecil

“Aaarrgghhh ... ” Dia juga terus merintih dan melenguh.... entah sakit, entah enak!.

Disela erang kesakitan Bang Ansar, saya menarik selonjoran kontolku keluar hingga tersisa kepalanya saja, lalu mendorong masuk lagi sampai habis batang kejantananku.

Dengan irama teratur saya terus genjoti lubang anal Bang Ansar, saya entoti dengan senjata kelelakianku. Sungguh nikmatnya sangat dalam terasa

“Mmm ... Uuhhh ...Ooohh” terdengar Bang Ansar yang punya 2 anak itu mengerang.

Wow...!. Rasanya sungguh beda saat saya ngentotin perek2 cewek waktu dulu saya bekerja di kota besar. Juga dibanding dengan ASTUTI, kembang desa yang bekas pacar saya. Ya, lebih enak dari memek Astuti!. Lebih enak memeluk tubuh kokoh Bang Ansar serta jepitan lobangnya.

Tak bisa menahan nafsuku lagi, semakin cepat saya mengenjoti lobang Bang Ansar dengan kontolku.

Saya menginginkan Bang Ansar!. Saya ingin terus mengentoti dia! . Saya menikmati dan merasakan enaknya!



*****



Sumpah!. Saya tidak pernah dan sama sekali tidak pengalaman menyetubuhi sesama lelaki. Cara saya mengentotkan kontol yang kikuk hanya sekedar naluri yang dipicu secara alamiah

Kecanggungan saya pasti terlihat amat jelas!. Gerakan tubuhku tak ubahnya seperti gaya laki laki yang melakukan hubungan seks dengan wanita, bukan dengan sesama lelaki.

Tapi itu bukan kekurangan!, Karena DAMPAKNYA ternyata benar benar luar biasa!,

Bang Ansar menggeliat dibawah tindihan sayaTubuh telanjangnya bergetar dan kejang didalam pelukan saya

Waktu saya raba kontol Bang Ansar, ternyata ngaceng!. Kok ngaceng sih?.Lumayan gede dan kerassss!. Terbayang kalau cewek dirojok oleh kontol itu.

Hehehe... Saya tertawa sendiri.Percuma Bang Ansar punya kontol gede, tidak ada gunanya!, Saya TIDAK BERMINAT pada kontol laki laki,karena saat itu saya hanya pengen lubang pantatnya!.



.---------

Semakin memburu detak jantung dan rasa birahiku, semakin cepat saya mengentoti Bang Ansar dalam kesunyian malam yang gelap. Hanya ada rasa nafsu dan birahiku, tiada yang lain. Lalu saya MEMBALIK tubuh Bang Ansar sampai TENGKURAP.Dan kini saya menindih punggung Bang Ansar.Sambil membekap mulutnya supaya tidak bersuara, saya mengentoti dia dari atas. Saya memperkosanya dari BELAKANG!

Saya heran, kenapa Bang Ansar diam pasrah begini?.Benarkah Bang Ansar masih tidur?

Atau mungkin dia menikmatinya?, terdengar dari erangan tertahan dan nafas beratnya! Saya bisa melihat keringat yang mengalir di punggungnya yang kekar bercampur dengan keringatku yang menetes menjadi satu.

Saya berpikir, jangan-jangan Bang Ansar doyan kontol?.Tapi malu untuk mengakuinya karena dia laki laki, seorang tentara, dan punya istri pula.

Padahal sih, dia tinggal minta saja, saya pasti dengan senang hati menyerahkan kontolku.Hehehe....

Akhirnya, tubuh telanjang kami gancet jadi satu..!.Semua rasa dan aroma persenggamaan tubuh kami menjadi satu, saya menyukai pemandangan ini!

“Arghhh ... Bang Ansar ...” Desahku dibelakang telinganya dengan tetap mengenjot lubangnya

Wuihhh...!.Padahal selama ini saya hanya tahu ngentotin cewek2 yang mungil.Tapi sekarang menaklukkan lelaki berbadan gempal ternyata lebih menantang!. Apalagi Bang Ansar berumur 8 tahun lebih tua dari saya.... Sensasinya ruaaarrrr biasa!.

Pemandangan di dalam kamar itu sebetulnya teramat tak wajar. Bayangkan saja betapa ganjilnya Bang Ansar, seorang pria dewasa berbadan gempal ternyata disetubuhi oleh lelaki bertubuh ramping yang berumur jauh lebih muda.

Heran deh, kenapa dia diam saja?. Dan terus tidur seperti orang pingsan.

Hanya erangannya saja yang terdengar.

“Hhhhh ...Oooohhhhh” Suara lelaki kekar itu. Entah karena nikmat atau sakit.

“Hmmm m m ...”



Saya jadi semakin beringass mendengar rintihan itu, genjotanku makin membabi buta, batang selonjoran kontolku yang besar berurat "menghajar" habis lobang duburnya tanpa ampun dan sayapun makin histeris "Ooooh.. ssh.. aachh.. Bang.. ennaak.. sekaalllii.. saya entooootin Bang Ansar.. aah liang memekmu dahsyaat sekalii..!!.”



*****



Saya ingin muncrat!. Saya mau keluar!.

Bagaimana nih?!. Sayang kalau dihentikan!.

Saya keluarkan di dalam saja kah?.

Semakin kencang pula jepitan lubang Bang Ansar.

“ ... Oh, saya ingin keluar.., Bang, saya mau muncrat!”

“Orghhhh!”

“Argh!

Pekik saya tertahan!. Semoga orangtua saya tidak mendengarnya!.

JROOOTTT.... JROOOTTT.... JROOOOTTT.... JROOOOTTTMuncrat lah pejuhku memenuhi anal Bang Ansar!. Semakin erat juga jepitan lubang Bang Ansar, kelaminku serasa disedot dan diremas dengan kencang!.

Beberapa kali saya menembakan pejuh, muncrat dan membanjiri perut Bang Ansar.



*****



Tubuhku terjembab lemas, saya menindih Bang Ansar dengan kontol yang masih menancap di lubang Bang Ansar.

““OOOhhh … ngenntttootttttttt!!!. Enaaak bangetttt!!!” ...”“Oooh ...” Desahku dalam sehabis mengosongkan semua pejuhku

Saya lihat Bang Ansar yang masih memejamkan matanya, seolah masih tidur pulas, seakan tidak terjadi apa-apa.

“Terima kasih Bang ...” Desahku di telinga Bang Ansar. Tak lupa saya beri ciuman di mulut Bang Ansar untuk menyakinkan rasa yang saya nikmati saat ini.

Malam yang tidak akan pernah saya lupakan ...



*****



Segera saya bangkit dan membersihkan lelehan pejuh di batang kejantananku. Sungguh antara nikmat dan bingung, kemudian saya meninggalkan Bang Ansar yang masih tidur tengkurap untuk mencuci kontol saya di kamar mandi.

Saat saya kembali, saya lihat posisi tidur Bang Ansar sudah berubah terlentang dengan kontol yang terkulai lemas.

Hahh..?i, Itu kan pejuh?? Saya lihat lendir putih yang kental berceceran di kasur dan paha Bang Ansar.

Hahahaha..... Artinya, waktu saya tadi mengentotinya, ternyata Bang Ansar juga sampai klimaks!.

Hehehe – mungkin karena saya mengentoti dia cukup lama, 20 menitan!.Entotan kontolku rupanya memicu orgasme dia.Ternyata tak tahan juga cowok gagah ini ini.

Saya tidak terlalu heran, karena kodratku sebagai laki laki dan naluriku sebagai pejantan adalah untuk memberi kenikmatan sebanyak mungkin dan selama mungkin pada pasanganku.

Itulah sebabnya, Walau Bang Ansar kekar dan gagah, sudah beristri dan punya 2 anak, tapi dia tidak mampu menahan kenikmatan dan muncratnya pejuh dia yang ngecret secara otomatis akibat entotan kontol.

Aaah, saya tersenyum dan berbaring di sampingnya dan terlelap tidur.

Bagaimana menghadapi dia besok ya?



.---------



Paginya, saya bangun, ternyata Bang Ansar masih di kamar mandi. Di sprei terlihat masih ada bekas sperma kering dan sedikit noda darah merah.





Ketika Bang Ansar keluar dari kamar mandi, matanya mendelik aneh melihat ke-arah saya

–Apa dia tau kejadian tadi malam?

Tapi untunglah..., ternyata sikap Bang Ansar bersikap biasa-biasa saja, seolah olah tidak ada apa-apa yang terjadi pada malam sebelumnya, lalu giliran aku yang masuk kamar mandi.

Setelah selesai berpakaian, kami sempat ngobrol seperti biasanya sambil becanda.

Dalam hati saya senang karena saya pikir Bang Ansar bener bener tidak sadar kejadian semalam dan tidak tahu apa yang saya lakukan kepada dia.

Tapi tiba tiba Bang Ansar bicara pada saya :

"Dik Ari .... Emang Adik naksir sama aku?"

Saya jawab: "Maksud Abang gimana?"

"Maksudnya, ya apa Adik ‘suka’ sama aku bukan sebagai temen biasa?"

"Ada ada saja Bang Ansar ini ah!!!. Masa cowok naksir cowok ..??, becanda Abang garing ah ..." saya berpura2 tidak faham

Tapi Bang Ansar diam ...

Lalu dia bicara juga, tapi kali ini tidak dengan nada becanda

"Lha terus tadi malam yang Adik lakukan sama aku itu apa?"

Damnn !!!!

Saya kaget ...... Dan jantung langsung deg deggan

"Maksudnya?" jawabku

"Jangan pura-pura .... aku tahu kok yang Adik lakukan .... Pas awal-awal, mungkin aku tidak sadar... Tapi lama kelamaan, aku ingat sekali apa yang Ari lakukan ke aku"

Mati aku !!!.

Ternyata Bang Ansar tahu yg saya lakukan ke dia ....

Terus saya pura2 bingung: “Aduh, maaf Bang, tadi malam saya ngapain ya?”

“Kamu sadis Dik..!. Gak sangka Ari tega sama aku” katanya

“Lho?, terus kenapa Abang diam saja?”

“Tadi malam aku diam karena aku bingung harus bereaksi seperti apa...?. Kalau aku bangun menegur, Adik pasti malu banget, atau malah ribut dan kedengaran orang tua Adik. Makanya aku diam....

“Kenapa Abang tidak melawan donk?”

“Aku ngerti kamu lagi nafsu. Jadi aku ngalah saja. Supaya kamu puas, Dik...”

Saya terkejut mendengar ucapan dia: “Jadi..?. Abang suka?”

“Aku bukan homo Dik!”" Aku ini masih lelaki normal Dik.... Adik juga tahu sendiri, aku doyan perempuan.... Lagian kita sudah seperti saudara. Masa Adik tega begitu sama aku...?.”

Saya tidak bisa bicara lagi... Saya bingung mau jawab apa coba?.

“Kan Adik bukan Homo. Masak Adik doyan nyoblos lubang cowok?. Dia berkata lagi.

“Maafkan saya Bang...” Hanya itu yang bisa saya katakan.



*****



Kemudian sambil menepuk pundak saya, Bang Ansar ngomong lagi ....

"Ya sudahlah.... Kan sudah terlanjur kejadian.....”

Dan dia menyambung:

“Hati-hati Dik... Ari JANGAN berbuat begitu pada sembarang LELAKI LAIN ya.... Kalau emang Dik Ari sedang bernafsu, MENDINGAN dengan Abang saja"

Haaaahhh....??!!!.

Dalam hati saya langsung ketawa ngakak: HAHAHAHAHA.....

Saya tidak sebodoh itu..!. Walau saya orang kampung yang luguTapi saya yakin Bang Ansar menikmati perlakuanku tadi malam.

Mana ada sih laki laki normal yang membiarkan lobang pantatnya disodok batang kontol?Pasti dia doyan kontol saya... Dia suka disodomi.

Tapi biarlah dia berpura-pura...!.Biar Bang Ansar berpikir saya mengira dia laki laki normal yang straight

Aku yakin, Bang Ansar bersikap begitu karena dia harus tetap menjaga wibawanya dihadapan orang tuaku dan teman-temannya yang tentara itu.

Biar bagaimanapun, aku yakin, rasa suka Bang Ansar pada kontol lelaki telah tumbuh di dalam batinnya

Jangan jangan, pria macho dan kekar ini masih penasaran ingin digagahi sekali lagi nanti malam.

Siapa tahu?.