Page Tab Header

Thursday, March 5, 2020

Bilik Suara

Urusan logistik pemilu? Oo it’s ooo… Hmm… membuat kita lebih sedih lagi melihat sistem kerja bangsa ini. Pemilu itukan sudah dijadwalkan setiap lima tahun, tapi selalu saja persiapannya on the last minute sehingga segala sesuatu dikerjakan terburu buru penuh masalah banyak task force den tentunya akn banyak penyimpangan dibanding bila dikerjakan secara apik rapi terprogram sejak lima tahun yang lalu. Mulai urusan remeh temeh seperti mencetak kertas suara, kotak suara saja nggak becus mengurusnya belum lagi urusan diseminasi logistik tersebut sampai mencapai seluruh penjuru nusantara wow!
dan bila ini dikemukakan semua saling tuding mencari kambing hitam padahal yang jelas salah adalah kemampuan dan keinginan yang tulus dari para pemimpin bangsa menghantarkan bangsa ini ke gerbang kemakmuran yang tidak ada sama sekali, tidak menciptakan suatu sistem yang membuat semua rakyat dapat belajar bahwa segala sesuatu bila dipersiapkan dengan matang lauh hari dan terprogram baik akan menghasilkan sesuatu yang baik pula. Belum lagi urusan korupsi dalam proyek pengadaan logistik pemilu… akh, membuat hati semakin pilu deh bila melihat cara kerja dan moral bangsa ini. Oo it’s ooo
Sebuah lokasi tempat pembuatan bilik suara di pinggiran Jakarta bekerja siang malam 24jam tanpa henti memenuhi permintaan yang sangat banyak akan bilik suara sistem knock down tersebut. Bilik suara merupakan kotak kayu terdiri dari tiga bilik berjejer menjadi satu tempat para pemilih nantinya mencoblos kartu suara yang besarnya kaya koran yang penuh berisi foto calon koruptor lima tahun mendatang. Deru mesin gergaji, mesin bubut, dentaman palu dan riuh rendah suara pekerja memenuhi lokasi tersebut tiada henti. Aku berjalan disekitar lokasi tersebut sampai disisi sebuah contoh bilik suara yang sudah terpasang dan:
“Ohh… ssshh… ahh… ssshh… ohh… arrggh”
“Kecipak.. kecipok.. kecipak.. kecipok..”
“Ohh… ssshh… hnnggh… ssshh… hnnggh”
desah erotik lamat lamat terdengar olehku yang setelah kupasang telinga lebih tajam ternyata berasal dari contoh bilik suara yang sudah terpasang itu. Memang letak contoh bilik suara itu berada paling depan dari lokasi, didepan tumpukan tinggi kemasan bilik suara knock down yang sudah jadi dan siap untuk diangkut ke tempat tujuan, jauh dari keramaian dan kesibukan kerja para pekerja yang letaknya agak kedalam dan bagian belakang. Aku mencoba untuk mencari tahu apa dan siapa gerangan yang menyebabkan bilik suara itu berdesah erotik, melalui celah bilik aku mengintip kebilik 1… seorang pekerja terlihat menempel kedinding bilik bergetar berdesah mengerang merintih erotik dengan kepala terdongak keatas mata terpejam baju basah kuyup berkeringat, intip bilik 2… neh, ini dia, seorang pekerja nungging mulut kearah bilik 1 menyepong kontol yang menonjol keluar dari lobang didinding pemisah bilik dan pantat yang terbuka mengarah bilik 3 dipentong kontol yang menonjol keluar dari lobang dinding pemisah bilik, glory hole! lobang ngentot, intip bilik 3… seorang pekerja lain dengan kaos buntung robek basah berkeringat juga dan celana jeans belel cut off melorot sampai kelutut sedang menghentak hentakkan tubuhnya kearah lobang didinding pemisah bilik tersebut. Aku beranjak kearah depan bilik menjaga jarak mencari tempat yang terlindung untuk melihat situasi berikutnya yang berlangsung dibilik suara tersebut, pintu ketiga bilik tersebut dari terpal terkadang sedikit menyingkap terbuka oleh tiupan angin malam dan sekilas dalam bayangan gelap malam aksi didalam bilik tersebut terlihat meskipun samar, voyeurism. Tak berapa lama pekerja dari bilik 1 menyibak tirai terpal dan keluar dari bilik suara, kontolnya masih tergantung setengah ngaceng keluar dari celana tanpa CD dan dia mencari lokasi untuk kencing, serrr… dan disusul pekerja dari bilik 3 juga keluar dari bilik suara dengan kontol gondal gandul setengah ngaceng menyusul temannya untuk kencing, serrr… suara kencing kedua pekerja membasahi bumi pertiwi. Pekerja dari bilik 2 ? ngapain dia masih berada disana, belum sempat aku menduga duga apa gerangan ternyata seorang pekerja lain masuk kebilik 1 dan disusul lagi pekerja lainnya ke bilik 3, oh! rupanya contoh bilik suara itu menjadi tempat melampiaskan hajat seks yang terkendala karena job siang malam mengejar dead line menyebabkan para pekerja dilokasi tersebut tak dapat pulang kerumah mengentotin bininya masing masing, mau ngentotin memek lonte nggak punya duit, ya kalau tak ada memek, lobang pantat dan lobang mulut sesama lelakipun jadilah, yang penting gratis cing! (baca MOTN: Kuli Logging Lebih Dahsyat; Epilog).
Arrrgggh… kontol dan lobang pantat aku mulai berdenyut denyut menyaksikan kegiatan mengentot di bilik suara dengan glory hole tersebut, pre cum sudah mulai licin di kepala kontol membasahi celanaku. Tentunya sebagai seorang homo tulen pemuja kontol sejati aku takkan melepaskan kesempatan tersebut, dengan mengendap endap kudatangi bilik 2, kusibakkan tirai terpal dan pekerja yang sedang menyepong kontol sambil dibool terkejut sejenak melihat kehadiranku didalam bilik 2 bersamanya, namun dengan segera aku memberikan kode dengan jari telunjuk di mulutku agar dia diam sambil mengedipkan mata dia mengerti hasratku untuk bersamanya menyelesaikan tugas mengeluarkan simpanan pejuh para pekerja yang udah membuncah keubun ubun. Dia masih dalam posisi membungkuk melintang di dalam bilik, mulutnya menjilati kontol yang keluar dari lobang bilik 1 dan pantatnya nempel ke lobang dinding pemisah bilik 3 berisi kontol item gede panjang keluar masuk menghentak hentak tertancap di anusnya… aku jongkok dihadapan kontolnya yang udah ngaceng berat karena dari tadi diloconya sendiri dan ujung lidahku menari nari dilobang kencingnya yang terbuka berisi pre cum dan mulai menjilat mengisep dan mengemut batang kontol pekerja tersebut sampai kutelan abis mentok ke pangkal kontolnya dia melenguh kaya kerbau disembelih. Berganti posisi, aku ngemut kontol yang keluar dari bilik 1, pantatku dientot oleh pekerja dibilik 2 itu dan pantatnya nempel didinding pemisah bilik 3 untuk diembat kontol yang keluar dari lobang bilik 3 tersebut. Dia berdiri mantap memeluk punggungku karena lobang pantatnya tertancap kontol, giliran aku yang maju mundur terkadang menggeolkan pantatku yang berisi kontol ngaceng miliknya sambil terus mengemut kontol yang keluar dari bilik 1… asyik tenan cing. Aroma lelaki pekerja kasar mengambang kuat didalam bilik bercampur bau keringat dan bau pejuh menambah birahiku gila gilaan… arrrgggh! Dia muncrat dalam lobang pantatku, kini berganti posisi aku mengentoti lobang pantatnya dia mengemut kontol pekerja yang baru masuk bilik 1 menggantikan pekerja yang muncrat didalam mulutku tadi dan lobang pantatku disodok kontol gede yang keluar dari lobang dinding pemisah bilik 3.
“Ohhh… sshhh… ahh… sshhh… arrggh…”
“Kecipak.. kecipok.. kecipak.. kecipok..”
“Sshhh… hnnggh… sshhh… hnnggh…”
bergema erangan erotik dari bilik suara, lelehan pejuh yang berasal dari pekerja dilokasi tersebut bercampur dengan keringat yang membanjir membasahi mulut dan lobang pantatku… arrggh. Bilik suara pemilu merangkap glory hole, bila anda kebenaran nantinya mencoblos disalah satu TPS coba perhatikan dinding pemisah bilik, bila ada lobang bundar disana itulah bilik suara tempat aku memuaskan nafsu seks para pekerja bilik suara yang perkasa.

Sunday, March 1, 2020

Satpam

Sore itu hanya ada aku dan seorang satpam dirumahku. kedua orang tuaku sedang pergi ke pesta pernikahan salah seorang kerabat. mulanya mereka memaksa aku untuk ikut, tapi dengan alasan ingin menyelesaikan tugas kuliah akhirnya mereka mengijinkan aku tinggal.
Karena bosan menonton tv, akhirnya aku keluar ke pos satpam yang terletak dipintu depan. dan aku melihat kalau satpam idolaku ada disana sedang bertugas.
Satpam ini adalah yang paling kusukai. namanya Fauzan, usianya sekitar 32 tahun dan dia keturunan arab. bodynya bagus dan aku sering mengintip kalau dia sedang mencuci mobil papaku. dia selalu bertelanjang dada bila sedang mencuci mobil. dadanya bidang dan ditumbuhi oleh bulu-bulu halus. kontolku selalu nganceng jika melihat dia sedang cuci mobil dan sangat ingin sekali aku dientot olehnya dan merasakan bagaimana nikmatnya mengulum kontolnya yang aku jamin super besar itu.
Ketika aku sampai, Fauzan sedang membaca koran.
“Sore Zan, lagi baca berita apa?” tanyaku.
“Eh, kamu. ini biasa tentang harga bbm yang naik,” jawabnya sambil melipat koran yang tadi dibacanya. “Kok kamu ngak ikut ke pesta?”
“Males agh, entar gue bete. enakan nyantai di rumah. sendirian, mumpung ngak ada orang. eh lu mau masuk en maen play station? mumpung lagi ngak ada bokap ama nyokap,”
Fauzan berpikir sebentar, aku berharap dia mau masuk ke dalam. dan siapa tau aku akhirnya mendapatkan apa yang kuinginkan.
“Boleh degh, Orang tua kamu juga pasti pulangnya malem,”
Fauzan lalu mengikuti aku dan aku langsung menuju ke kamarku dan tampaknya Fauzan agak terkejut ketika aku menuju kamarku.
“Kok ke kamar kamu, bukannya ke ruang tengah?” tanyanya heran.
“Ah enakan maen di kamarku, lebih nyaman dan penuh privasi,” sahutku sambil membuka pintu kamar.
Setibanya di dalam aku menyalakan play station yang khusus untuk kamarku dan Fauzan memaikan salah satu game sepak bola. aku tidur terlungkup di ranjang sementara Fauzan duduk di depan ranjangku dan aku tanpa sadar terus memandangi Fauzan.
“Kenapa sama muka saya?” tanya Fauzan.
“Eh?” kataku bingung.
“Kamu dari tadi ngeliatin muka saya terus.”
“Oh…eh…ngak…menurut gue lu ganteng zan,” kataku gugup.
“Yang bener?”
“Iya, dan gue percaya kalo orang ganteng kontolnya juga gede dan bagus kayak pemiliknya,” kataku.
“Lu homo ya?” tanyanya terus terang dan aku langsung kaget begitu dia nanya begitu. aku takut dia marah dan langsung keluar. tapi pas gue liat mukanya, ngak ada tanda-tanda kalau dia itu marah.
“emang kenapa kalo iya?”
“Ya gue harap loe mau isep kontol gue. itu ajah,”
Dan tanpa babibu lagi aku langsung suruh Fauzan berdiri dan aku langsung melepaskan celananya dan langsung memuluti kelaki-lakiannya. kontol Fauzan sangat menggairahkan. panjangnya 19cm dan kepalanya yang berwarna pink sangat menggiurkan.
Aku terus mengisap kontol Fauzan dan aku juga menjilati kepala kontolnya yang sangat menggiurkan itu. sementara aku mengisap kontolnya, Fauzan melepaskan kemeja satpamnya dan kaos dalamnya. aku menjadi semakin bergairah melihat tubuh polos Fauzan yang menggairahkan. dadanya yang berbulu halus sangat semakin membuat kontolku yang sudah nganceng menjadi semakin keras lagi. akhirnya aku berhenti mengisap FAuzan dan lalu mendorongnya jatuh terlentang di ranjangku. aku melucuti pakaian aku dan lalu menindih FAuzan. aku menciumi bibirnya sementara kontol kamu saling bergesekan.
Akhirnya aku sudah tak tahan ingin dientot sama kontol Fauzan yang jantan itu, aku lalu berguling dan gantian Fauzan ada diatasku.
“Zan, sekarang loe entot gue ya. gue pengen ngerasain kontol lu ada di dalam pantat gue,” kata gue dengan nafsu.
“Apa pun yang lu mau degh,” katanya sambil mengangkat kedua kaki aku ke bahunya. lalu dengan perlahan-lahan dia mulai memasukan kontolnya kedalam lobang pantatku. aku yang masih perawan mula mula kesakitan saat kepala kontol Fauzan yang besar menerobos masuk kedalam lobang perawanku. tapi setelah Fauzan memasukan seluruh batang kontolnya dan mulai memompa kontolnya, rasa sakit berganti dengan kenikmatan tiada tara. kamarku dipenuhi oleh suara desah nikmat kami berdua. aku menarik leher Fauzan dan melumat bibirnya sementara kontolnya keluar masuk didalam pantatku.
“oh terus Zan…yang dalem….mmmhhh…..oghhhh….yess….nikmat…..fuck me you big stud,” desahku kira-kira 20 menit mengentot aku akhirnya Fauzan berkata kalau dia akan keluar. aku menjadi semakin horny dan akhirnya sambil berteriak aku merasakan kalau cairan kelaki-lakian Fauzan memenuhi lobang pantatku. Fauzan terus memompa penisnya sampai semua pejunya keluar dan lalu mencabut kontolnya dan lalu jatuh bersandar didadaku. aku membelai rambutnya.
Tak lama telpon di kamarku berbunyi. aku mengangkat dan ternyata itu dari mamaku yang mengatakan kalau ia bersama papa akan menginap sekalian di rumah kerabatku itu. aku tersenyum mendengarnya dan setelah menutup telpon aku memberitahu Fauzan dan dia pun tersenyum.
Akhirya malam itu aku habiskan sambil memuluti kontol Fauzan sampai ngecret di mulutku dan meminta Fauzan memompakan kontolnya di pantatku. Aku paling menyukai saat Fauzan terlentang sementara aku turun-naik diatas kontolnya yang besar itu sambil membelai dada bidang FAuzan yang berbulu.