Page Tab Header

Wednesday, April 5, 2017

Suami yang Disetubuhi



Suami yang Disetubuhi 


Namaku: Antonio (tapi sehari hari aku dipanggil TIO). Saat ini aku telah berusia 35 tahun dan menurut banyak teman, aku adalah pria yang masih cukup ganteng. Apalagi postur tubuhku yang cukup tinggi, atletis dan terawat dengan baik. Tinggi badanku 176 cm. Pantatku kekar dan padat dengan sepasang paha yang kukuh. Dadaku yang bidang tampak kokoh dengan bentuk tubuhku yang tegap.

Dahulu, 16 tahun yang lewat,  sebagaimana lelaki sejati lainnya yang hidup normal, aku sebenarnya sudah beberapa kali berpacaran dengan para gadis sejak SMU dulu, tapi entah bagaimana awalnya setelah masuk kuliah aku nekad mulai ikut ikutan beberapa teman mahasiswa yang coba coba meladeni hasrat sesama lelaki dengan imbalan uang sekadarnya untuk tambahan uang indekos.

Karena hanya iseng iseng, permainan sejenis itu terbatas cuma membiarkan diriku dipeluk peluk, ditelanjangi dan dionani oleh sesama lelaki, kadang kadang aku terpaksa juga membiarkan kemaluanku diisep oleh mereka. Tak pernah lebih dari itu!.

Pergaulan yang menyimpang itu akhirnya membuat aku terjerat dalam hubungan sejenis yang lebih dalam dengan seorang teman mahasiswa senior, anak orang kaya, yang mengaku jatuh cinta kepadaku dan berjanji akan membantu biaya kuliah serta tempat kost.

Tapi kenekadanku terjun kedua seks sejenis bukan tanpa resiko, karena permainan seks yang dia lakukan semakin hari menjadi semakin bervariasi tanpa bisa kutolak, termasuk disuruh ngisep kemaluan dia serta diajari mensodomi dia; sampai akhirnya suatu hari, dia menuntut giliran aku untuk menyerahkan kesucian tubuh telanjangku!. Dia berdalih dengan alasan bahwa dia-pun telah berkorban untuk kusodomi, sampai aku terpojok.

Terus terang!, aku bimbang ingin menolak, tapi karena masih membutuhkan uang untuk mencukupi biaya kuliah, aku terpaksa berpasrah dan harus menerima perlakuan yang bertentangan dengan naluri kelelakianku; lalu aku disodomi untuk pertama kalinya sampai keperawananku tercabik dan aku digiring menjelajahi persenggamaan sejenis yang panas dan liar!.

Memang, tidak dilakukan setiap hari, tapi setiap kali giliranku tiba untuk disetubuhi seperti perempuan, aku jadi ragu apakah aku masih laki laki sejati yang normal atau bukan?, karena walaupun tidak sungguh sungguh menikmati diriku disodomi oleh sesama jenisku, tetapi kenyataannya, merasakan batang kontol laki laki yang menggempur lubang anusku ternyata mampu melontarkan aku ke puncak klimaks kepuasan sampai aku memuntahkan air mani.

Hubungan itu berlangsung beberapa lama sampai akhirnya dia harus pergi keluar negeri untuk melanjutkan kuliah disana.  Sejak itulah aku bersusah payah kembali hidup wajar sebagai laki laki normal dan mulai berpacaran dengan gadis gadis lagi, lalu mati matian berusaha melupakan dunia sejenis.

4 tahun kemudian setelah lulus kuliah, aku mulai bekerja untuk membangun karir dan masa depanku sampai akhirnya pada usia 27 tahun aku berani menikahi Amanda, seorang gadis yang amat kucintai menjadi istriku yang kemudian melahirkan anak anakku. Istriku tak pernah mengetahui masa laluku yang kelam dan memalukan.

Itulah bagian hidup di masa muda yang aku coba lupakan sejak jaman dahulu!. Sekarang aku bekerja sebagai manajer accounting pada sebuah toserba yang cukup besar dikotaku. Sehingga aku banyak mengenal banyak relasi dari para pekerja perusahaan lain yang memasok barang ketempatku bekerja. Aku juga menjadi instruktur senam BL ditempat aku fitness.

Disinilah kisah yang akan kisah ironis antara aku dan Marco pertama kali terjadi.

Sebagai seorang suami, aku adalah laki laki yang setia pada istri. Aku berprinsip, sejak menikah dengan istriku, tidak boleh ada wanita lain (apalagi laki laki) yang boleh menyentuh hati dan tubuhku, kecuali istri yang sangat kucintai. Dan sebelum kisah ini terjadi, aku memang selalu dapat menjaga kesetiaanku. Jangankan disentuh, tertarik dengan wanita lain atau lelaki, merupakan pantangan buatku.

Tetapi begitulah, beberapa bulan terakhir aku pindah tugas diluar kota yang jauh jaraknya dari rumah sehingga aku terpaksa berpisah sementara dari istriku karena dia juga bekerja di sebuah perusahaan dengan jabatan yang lumayan tinggi.  Aku pulang 1 atau 2 bulan sekali untuk melepas rinduku dan sekaligus menunaikan kewajibanku untuk memberi nafkah bathin pada istriku.

Hidup berjauhan dari keluarga membuat aku kesepian tapi biar bagaimanapun aku berhasil menghindari segala macam godaan sampai akhirnya datang seorang mahasiswa S2 yang melakukan PI (Praktek Industrial) ditempatku. Dan aku ditunjuk sebagai pembimbing mahasiswa tersebut oleh bosku. Mahasiswa S2 yang masih muda itu memperkenalkan dirinya bernama MARCO, berumur 25 tahun, Dia pemuda berdarah Ambon yang berasal dari Maluku. Kuperhatikan dia dari atas sampai bawah, cukup lumayan penampilannya. Walau Marco bukan seorang pemuda yang ganteng, tapi dia berbadan tinggi besar dan kekar, tingginya sekitar 180 cm.

Ya, wajahnya tidak bisa dibilang tampan, bahkan cenderung kasar dan beringas dengan kulit badan yang kehitaman sehingga sepintas membuat orang ngeri berlama lama menatap wajahnya. Salah salah orang mungkin akan menduga Marco seperti seorang preman yang tak kenal belas kasihan.

Sungguh!, saat itu aku tidak mempunyai pikiran miring atau punya perasaan tertarik padanya.
Pada awalnya hubungan kami biasa-biasa saja, bahkan cenderung agak kaku. Namun begitu, dibalik wajahnya yang keras dan penampilannya yang kasar, Marco selalu bersikap baik padaku. Kuakui pula, ia pemuda yang simpatik. Ia sangat pandai mengambil hati orang. Sehingga lama-kelamaan kekakuanku berkurang dan kami berdua menjadi akrab. Bahkan aku sering meminta Marco membantuku lembur dikantor. Dan jika begitu biasanya aku bercerita tentang kehidupan rumah tanggaku. Sampai-sampai urusan diatas tempat tidur kuceritakan padanya.

Kedekatanku dengan Marco bukan cuma terbatas pada urusan pekerjaan, karena sepulang kantor aku dan Marco sering jalan atau pergi makan malam bersama, bahkan pada malam minggu kami suka juga nonton berdua.  Maklum aku hidup sendiri dan Marco juga masih bujangan. Pernah kutanyakan kenapa malam minggu dia tidak kencan dengan pacarnya, tapi Marco tidak pernah sungguh sungguh menjawab pertanyaanku.

Terus terang, aku menikmati saat ditemani Marco walau tak jarang kuperhatikan pandangan heran orang orang melihat kedekatan hubunganku dengan seorang pemuda beringas berkulit kehitaman yang 10 tahun lebih muda dariku.  Mungkin ada juga orang yang menyangka aku ditemani oleh seorang bodyguard atau preman yang bertugas melindungiku, karena terkadang ada juga orang yang menyingkir ngeri setelah melihat perawakan kekar Marco dan penampilannya yang keras.

Hingga suatu ketika, setelah sebulan Ia PI dikantorku. Sewaktu aku sedang lembur menghitung keuangan bulanan perusahaan, Marco datang menghampiriku.
" Permisi Bang, bisa ganggu gak? " Tegur Marco sopan.

"Ya ada apa Marc?" Jawabku.

"Ini.. ada beberapa yang saya gak ngerti bisa dijelaskan gak Bang?" Marco bertanya lagi.

"Ooh bisa.. mana yang kamu kurang paham " aku menjawab lalu menyuruhnya untuk duduk disampingku disofa.

Lalu aku memberikan penjelasan panjang lebar kepadanya. Katanya sih bahan yang dia minta penjelasan dariku itu akan dimasukkan dalam bahan laporannya, tapi sepanjang hari itu Marco tidak betul betul menyimak pejelasanku, karena dia terus menerus memandang wajahku dengan pandangan yang ganjil, tapi aku mengabaikan tanda tanda itu dan meneruskan pekerjaanku.

Tapi sejak kejadian itu, Marco jadi sering menatapku sampai aku merasa risih, malahan setiap kali bertemu, Marco seperti sengaja sering menyentuh dan meraba tubuhku, bahkan dia juga sering mengajak aku makan siang berdua dengannya.

Sikap Marco sehari hari sebenarnya  tak berbeda dengan perilaku laki laki biasa lainnya tapi melihat perhatiannya yang terlampau berlebih terhadapku, aku mulai curiga kalau itu tanda tanda bahwa Marco adalah tipe laki laki yang menyukai sesama jenis dan sedang “naksir“ padaku.  Tapi kenapa pemuda macho yang keras dan beringas kok bisa naksir pada laki laki yang berumur jauh lebih tua seperti diriku?, apa justru umurku yang membuat dia tertarik padaku?.

Suatu hari pada jam makan siang aku sengaja ke ruang-istirahat yang tersedia dikantorku untuk beristirahat dan tidur tidur ayam karena malam sebelumnya aku kerja lembur dirumah sampai jam 3 pagi sehingga aku merasa amat ngantuk.  Kebetulan ruang istirahat sedang kosong melompong sehingga aku dengan santai dan tak terasa aku terlelap diatas sofa.

Tetapi, ya ampun!, mendadak aku terbangun karena, tiba-tiba aku merasakan ada benda yang hangat menyentuh bibirku. Tidak hanya menyentuh, benda itu juga melumat bibirku dengan halus. Awalnya aku belum sepenuhnya sadar, maka aku langsung membuka mata, dan astaga!, ternyata wajah Marco sangat dekat dengan wajahku dengan tangannya membelai rambutku dan bibirnya sedang melumat mulutku dengan ciuman yang panas.  Ahh!, Aku terkejut!. Seharusnya aku mendorong tubuh Marco dan menolak ciumannya tapi aneh!,  aku justru tidak berusaha menghindar!!.

Untuk beberapa lama, Marco masih melumat bibirku. Kalau mau jujur aku juga ikut menikmatinya. Bahkan beberapa saat secara refleks aku juga tak sadar membalas lumatan bibir Marco. Sampai kemudian aku tersadar, lalu kudorong dada Marco hingga ia terjengkang kebelakang.
"Marc apa apa sih ini??" kataku dengan nada bergetar menahan rasa malu dan sungkan yang menggumpal dihatiku.

"Maaf Bang, mungkin saya terlalu nekat. Seharusnya saya sadar Bang adalah seorang laki laki yang sudah beristri. Tapi inilah kenyataannya, Aku menyukai Bang Tio, aku SAYANG Bang Tio" ujarnya lirih sambil meninggalkanku.

Seketika itu aku merasa sangat menyesal, aku merasa telah mengkhianati istriku. Tapi aku tidak pernah marah dengan perbuatan Marco itu.   Entahlah, aku sendiri bingung. Aku tidak tahu, apakah ini dikarenakan permasalahanku yang berjauhan dengan istri sehingga menerima begitu saja semua perbuatan Marco padaku. Ataukah aku telah kambuh lagi seperti pada masa mudaku, menyukai sesama lelaki seperti Marco, pemuda yang usianya jauh lebih muda dariku. Sekali lagi, aku tidak tahu.  Apakah Marco sudah membaca gelagatku bahwa aku pernah menyukai sesama jenisku?.

Dan ajaib!, sejak kejadian luar biasa itu, aku bukannya menghindar, tapi justru kebalikannya!, aku jadi semakin mengagumi sikapnya yang macho, kegagahan tubuh atletisnya dan semangat darah mudanya yang penuh kesegaran.  Ya!, dia memang laki laki yang amat maskulin dan keras tapi kuakui aku semakin terpesona oleh penampilan Marco yang menawan hatiku sehingga aku semakin tak karuan menghadapi pekerjaanku karena dipikiranku cuma ada Marco dan Marco, dan Marco....!.

Rupanya Marco sering memergoki tatapan mataku sehingga dia sadar bahwa dirinya sering kuperhatikan, lalu dia mengedipkan sebelah mata dan tersenyum kepadaku.

Tapi biar bagaimanapun, dihadapan orang orang, sikap aku dan Marco sehari hari tidak berubah!, tetap seperti biasa dan tetap berteman akrab atau pergi makan dan nonton berdua.   Sepertinya kami berdua sepakat menghindari pembicaraan mengenai insiden ciuman tempo hari.  Tapi aku yakin, didalam hati masing masing, kami sebenarnya memikirkan kejadian waktu itu.

Hingga akhirnya, suatu hari aku ditugaskan selama 4 hari untuk suatu pekerjaan di luar kota bertiga dengan staff Audit bernama Mas Harjo, dan…. siapa lagi?, juga Marco...!. Pada hari yang ditentukan kami berangkat bersama dari kantor tapi ternyata Mas Harjo berniat mengajak Rika tunangannya untuk menemani dia, dengan syarat tidak boleh ada orang kantor yang mengetahuinya.  Mas Harjo usianya sudah 50-an tahun, sudah cukup tua, tapi dia masih bujangan, tepatnya duda!, karena dia sudah bercerai dari istri pertamanya sehingga sekarang dia bebas bergaul dan mendekati wanita yang dia sukai.

Sesuai peraturan perusahaan, kami seharusnya tinggal di penginapan bertiga dalam satu kamar, tetapi karena Mas Harjo mengajak tunangannya, dia terpaksa menyewa kamar tersendiri sedangkan aku tinggal berdua sekamar dengan Marco dan kebetulan letak kamarnya bersebelahan dengan kamar Mas Harjo.

Sebenarnya aku was was tinggal sekamar dengan Marco.  Aku khawatir kalau kedekatanku dan tinggal sekamar dengannya bisa menjadi penyebab sebenarnya yang bisa menjerumuskan aku kembali kedunia seks sejenis.   Tapi untunglah pada hari pertama itu kami langsung disibukkan oleh pekerjaan sampai malam hari sehingga kami terpaksa makan malam di jalanan dan baru kembali ke hotel hampir menjelang tengah malam.

Setelah mandi dan beres beres, aku dan Marco duduk menonton TV di kamar tapi ketenangan kami terganggu karena mendengar suara gaduh dari kamar Mas Harjo dan Rika disebelah.

Aku dan Marco mengobrol soal suara suara itu dan tertawa cekikikan membicarakan Mas Harjo dan dan pacarnya dikamar sebelah. Apalagi, Mas Harjo dan pacarnya sengaja mendesah-desah hingga kedengaran ditelinga kami. Sejujurnya aku deg-degan juga mendengar desahan dari kamar sebelah yang mirip suara orang terengah-engah itu. Entah kenapa dadaku semakin berdegup kencang ketika aku mendengar desahan itu dan membayangkan apa yang sedang mereka lakukan dikamar sebelah. Untuk beberapa saat, aku dan Marco diam terpaku.

Suasana beraroma birahi sepertinya ikut memenuhi udara di kamar kami juga dan ....tiba-tiba Marco merangkul bahuku yang saat itu sedang duduk disampingku diatas sofa. Tanpa berkata apa-apa dia lancang langsung mencium bibirku!. Duh...!, Aku tidak sempat menghindar, bahkan sekali lagi aku membiarkan bibir Marco menempel kebibirku hingga beberapa saat. Dadaku semakin berdegub kencang ketika kurasakan bibir halus Marco melumat mulutku. Lidah Marco menelusup kecelah bibirku dan menggelitik hampir semua rongga mulutku. Mendapat serangan mendadak itu darahku seperti berdesir, sementara bulu tengkukku merinding. Oooooohhhhh.....!.

Namun tiba-tiba timbul kesadaranku. Kudorong dada Marco supaya ia melepaskan pelukannya pada diriku.
"Marc, jangan Marc, ini enggak pantas kita lakukan..! " kataku terbata-bata.

Marco memang melepas ciumannya dibibirku, tetapi kedua tangannya yang kekar dan kuat masih tetap memeluk bahuku dengan erat. Aku juga masih terduduk disampingnya.
"Kenapa nggak pantas Bang?, toh Bang Tio jarang ketemu sama Istri. Bang Tio juga suka sama Marco kan??.  Beri aku kesempatan Bang" Ujar Marco yang terdengar seperti memaksa..

Aku tidak mengerti bagaimana Marco begitu penuh percaya diri?, dan kenapa dia seperti tahu bahwa aku tidak akan menolak dirinya?.

Setelah itu Marco kembali mendaratkan ciuman. Ia menjilati dan menciumi seluruh wajahku, lalu merambat keleher dan telingaku. Aku memang pasif dan diam, namun harus kuakui, Marco sangat pandai mengobarkan naluri sejenis di alam bawah sadarku. Jilatan demi jilatan lidahnya keleherku benar-benar telah membuatku terbakar dalam kenikmatan birahi sejenis. Bahkan dengan Istriku sekalipun belum pernah aku merasakan rangsangan sehebat ini.

Berduaan didalam kamar yang tertutup dalam keadaan saling berdekapan dengan laki laki yang disukai menimbulkan godaan godaan yang tak terbendung.  Jelas jelas tindakan Marco menjurus kearah birahi, nafsu dan seks, apalagi dia begitu agresif!..

Aku dapat merasakan napas Marco mulai terengah-engah karena nafsu birahi. Sementara aku semakin tak kuat untuk menahan erangan. Maka aku pun mendesis-desis untuk menahan kenikmatan yang mulai membakar kesadaranku. Setelah itu tiba-tiba tangan Marco yang kekar itu membuka kancing kemejaku. Tak ayal lagi, dada bidangku yang atletis itu terbuka didepan Marco. Secara refleks aku masih coba berontak.

"Cukup Marc! Jangan diterusin Aku takut.." Kataku sambil meronta dari pelukannya.

"Takut dengan siapa Bang? Toh gak ada yang tahu. Percaya sama Marco deh. Aku akan menyenangkan Bang Tio " Jawab Marco dengan napas memburu.

Seperti tidak perduli dengan protesku, Marco yang telah melepas bajuku. Meskipun aku berusaha meronta, namun tidak berguna sama sekali. Sebab tubuh Marco yang tegap dan kuat itu mendekapku dengan sangat erat, lagipula aku tidak benar benar melawan, karena selama belasan tahun didalam hati kecilku aku merindukan perlakuan laki laki seperti ini.

Kekasaran sikap Marco yang menjamah tubuhku dan mencumbui jiwaku, terasa begitu menggetarkan bathinku sehingga rasa haus dahaga terhadap keperkasaan laki laki jantan yang selama ini terpendam jauh di alam bawah sadarku seperti dibangunkan dari persembunyian.

Kini, dipelukan Marco, tubuhku yang bertelanjang dada aku masih berpura pura berontak. tetapi dengan cepat tangan Marco memegangi lenganku dan merentangkannya. Setelah itu Marco mengangkat dan merebahkan tubuhku ditempat tidur. Tanpa membuang waktu, bibir Marco melumat puting tetek di dada bidangku sementara salah satu tangannya juga langsung meremas-remas puting dada yang lainnya. Bagaikan seekor singa buas ia menjilati dan meremas dan menggigiti dengan gemas.  Itulah titik kelemahan yang bisa membuat gairahku langsung terangsang...!.

Aku meratap didalam hati:   Duuuuh maafkan aku istriku....!, maaf aku yang tak mampu menolak gairah yang bergolak ini.  
Ampuuuuni aku istriku.....

Kini aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi selain megap-megap dan mengerang karena rangsangan gairah yang mencengkeramku. Aku menggeliat-geliat seperti cacing kepanasan karena rasa geli dan nikmat ketika bibir dan lidah Marco menjilat dan melumat puting di dada bidangku.

" Abang.. aku nafsu sama abaaaang. Aaa.. aku makin nggak ta.. tahan.. , sayang.. , " Kata Marco terputus-putus karena nafsu birahi yang kian memuncak. Dan dia mulai menyebutku dengan kata ”sayang”

Kemudian Marco turun menciumi dan menjilati perut dan pusarku. Dengan lidahnya, ia pandai sekali mengelitik dada bidangku hingga perutku. Sekali lagi aku hanya mendesis-desis mendapat rangsangan yang menggelora itu.  Aku tak heran Marco begitu agresif dan terlihat berpengalaman, karena sebagai pemuda berumur 25 tahun, dia sudah bukan remaja yang masih “hijau“ dan pasti sudah sering digoda oleh para pengagum yang memuja lelaki macho yang gagah.

Kemudian tanpa kuduga, Dengan cepat Marco melepas celana dan celana dalamku. Lagi-lagi aku berusaha melawan, tetapi dengan tubuh besar dan tenaga kuat kuat yang dimiliki Marco, dengan mudah ia menaklukkan perlawananku.

Sekarang tubuhku benar-benar telanjang total dihadapan Marco. Sungguh, sejak aku menikahi istriku dulu,  aku belum pernah sekalipun telanjang dihadapan wanita lain, apalagi laki-laki, kecuali dihadapan Istriku. Sebelumnya aku juga tak pernah terpikir akan melakukan perbuatan seperti ini. Tetapi kini, Marco berhasil menguasaiku. Sementara aku seperti pasrah tanpa daya.

"Marc, tolong jangan diteruskan Maaaarrrccc...aa..... Aku tidak ingin merusak keutuhan perkawinanku..! " Pintaku sambil berbaring tanpa daya diatas ranjang dalam keadaan sepenuhnya telanjang bulat.

"Abaaang.... Apa abang. nggak kasihan padaku sayang..? , aku sudah terlanjur terbakar.. , aku nggak kuat lagi sayang, please aku.. mohon " Kata Marco kembali menyebutku “sayang“ dan masih dengan terbata-bata dengan wajah yang memelas.

Entah karena tidak tega atau karena aku sendiri juga telah terlanjur terbakar birahi, aku akhirnya diam ketika Marco kembali menyergap tubuhku. Bibir dan salah satu tangannya menggerayangi sekujur tubuhku, sementara tangan yang satunya lagi mengusap-usap paha dan selangkangan kakiku.  Heran aku jadi menikmati perasaan tak berdaya didalam dominasi Marco yang begitu menguasai diriku.  Mataku benar-benar merem-melek merasakan kenikmatan itu. Sementara napasku juga semakin terengah-engah.

Tiba-tiba Marco beranjak dan dengan cepat melepas sendiri semua pakaian yang menempel ditubuhnya.

Kini Marco sama sama telanjang bulat-bulat seperti aku.  Yyaaaa ampuuuuun, aku tidak dapat percaya, kini aku telanjang dalam satu kamar dengan sesama lelaki berumur jauh lebih muda yang sedang bernafsu...!, ooohh. Aku melihat tubuh Marco yang memang benar-benar atletis, besar dan kekar terutama otot-otot perutnya. Ia lebih tinggi dan lebih besar dibandingkan dengan teman temanku yang berperawakan sedang-sedang saja.

Astaga!, yang membuat dadaku berdegub lebih keras adalah benda diselangkangan Marco. Benda yang besarnya hampir sama dengan lenganku itu berwarna coklat muda dan kini tegak mengacung. Panjangnya kutaksir tidak kurang dari 20an cm, jauuuh lebih besar dari kemaluan punyaku, sementara besarnya sekitar 2 sampai 3 kali lipatnya. Sungguh aku tak percaya, laki-laki semuda Marco memiliki penis sebesar dan sepanjang ini.
Ternyata betul laki laki berdarah Ambon yang berdarah panas rata rata memiliki alat kelamin yang berukuran raksasa!. Kini kusaksikan dengan mata kepalaku sendiri kedahsyatan ukuran kemaluan lelaki Ambon yang begitu luar biasa!.

Perasaanku bercampur baur antara ngeri, gemes dan penasaran. Sejenak aku sempat membayangkan kerusakan fatal yang bisa terjadi apabila penis yang besar dan keras itu dientotkan ke vagina perempuan. apakah wanita akan merasa nikmat??

Marco memergoki tatapan mataku.
"Besaran mana sama milik Bang Tio hayoo..? " Goda Marco.

Aku tidak menjawab karena kenyataannya aku mengakui, penis Marco jauh lebih panjang dan lebih besar dibandingkan punyaku. Padahal usia Marco jauh lebih muda.

Kini tubuh telanjang Marco mendekapku. Darahku seperti terkesiap ketika merasakan dada bidang Marco menempel erat dadaku. Ada sensasi hebat yang melandaku, ketika dada yang kekar itu merapat dengan tubuhku. Ohh, baru kali ini kurasakan lagi dekapan sesama lelaki. Aku menggeliat geliat dan Ia masih meciumi sekujur tubuhku, sementara tangannya juga tidak kenal lelah menggerayangi sekujur tubuhku. Sekali lagi, sudah lama sekali aku tidak pernah kurasakan sensasi dan rangsangan sedahsyat ini.

Marco memaksaku tetap berbaring telentang diatas tempat tidur. Selanjutnya dia berjongkok dari tepi tempat tidur. Kedua kakiku ditekukkannya ke atas. Mulutnya segera menari-nari didaerah selangkanganku. Kontolku yang tegak mengacung keras dioralnya dengan buas. Mulutnya tak henti menghisap, lidahnya terus menjilat, giginya sesekali menggigit-gigit lembut batang kontol dan buah pelirku yang penuh jembut.
Ohhhhhh......mengapa begitu nikmat??. Mengapa aku bisa menikmatinya???.

Tiba-tiba terbersit bayangan istriku dimataku. Ooooh... Aku merasa bersalah pada istriku, karena ternyata aku menikmati cumbuan sesama lelaki lagi. Lobang pantatku yang sudah bertahun tahun tak tersentuh laki laki juga tak lupa dikerjai Marco. Kenapa dia tak merasa jijik menjilati lobang pelepasanku itu?. Mengapa lidahnya tak sungkan-sungkan menerobos celah sempit itu?. Aku mengerang-erang diantara rasa nikmat yang kurasakan. Deru nafasku memburu bak banteng liar marah.

Aku tersentak ketika kurasakan ada benda yang basah berlumuran air liur yang masuk dan menggelitik lubang anusku. Ternyata Marco nekat memasukkan jari tangannya kecelah pantatku.Ia memutar-mutar telunjuknya didalam liang duburku, menggelitik prostatku, sehingga aku benar-benar hampir tidak kuat lagi menahan kenikmatan yang menderaku. Mendapat serangan yang luar biasa nikmat itu, secara refleks aku memutar-muatarkan pantatku. Toh, aku masih pura pura berusaha menolaknya.

"Marc, jangan dimasukkan jarinya, cukup diluaran saja..!" Pintaku.

“Tidak apa apa, jangan takut sayang...!“ Dan lagi-lagi Marco tidak menggubrisku. Selanjutnya ia menelusupkan kepalanya di selangkanganku, lalu bibir dan lidahnya melumat habis selangkangan dan pantatku. Aku tergetar hebat mendapatkan rangsangan ini. Tidak kuat lagi menahan kenikmatan itu, tanpa sadar tanganku menjambak rambut Marco yang masih melahap batang kemaluan dan jari tangannya yang dimasukan ke lubang pantatku. Kini aku telah benar-benar tenggelam dalam birahi.

Rasanya geli, enak, dan sedikit sakit. Oooooohhhh...... tapi sakitnya tak sebanding dengan rasa enaknya. Begitu nikmat. Tak kusangka lobang pantat bila disodok-sodok dengan jari seperti ini ternyata enak.

Napas Marcopun sudah mendengus-dengus, tanda kalau nafsunya sudah meningkat. Aku sendiri juga terangsang melihat tubuh tinggi besar dihadapanku dan aku seperti tidak berdaya dikuasai rasa nikmat.

Jari jari tangan Marco terus mengorek-ngorek lobang pantatku dan mencoba melebar-lebarkan lobang sempitku itu. Mulutnya tak henti menghisap batangku. Lobang pantatku sepertinya mulai semakin melebar. Kini dua jari Marco sudah bisa masuk kedalam. Lobang pantatku terasa penuh. Aku semakin terangsang oleh isepan mulut Marco yang demikian hebat. Tubuhku basah bersimbah keringat. Begitupun tubuh Marco.

Melihat gelagatku yang sudah tak berdaya dikuasai nafsu birahi, Marco beranjak dan dengan cepat ia menindihku dari atas. Dari kaca lemari yang terletak disebelah samping tempat tidur, aku bisa melihat tubuhku seperti tenggelam dikasur busa ketika tubuh Marco yang tinggi besar mulai menindihku. Dadaku deg-degan melihat adegan kami melalui kaca lemari itu. Gila batinku, kini aku yang telanjang digumuli oleh sesama lelaki yang juga sedang telanjang bulat.

Marco kembali melumat bibirku. kali ini teramat lembut. Gilanya lagi, aku tanpa malu lagi membalas ciumannya. Lidahku kujulurkan untuk menggelitik rongga mulut Marco. Marco terpejam merasakan seranganku, sementara tangan kekarnya masih erat memelukku, seperti tidak akan dilepas lagi.

Bermenit-menit kami terus berpagutan saling memompa birahi masing-masing. Peluh kami mengucur deras dan berbaur ditubuhku dan tubuh Marco. Dalam posisi itu tiba-tiba  kurasakan ada benda yang kenyal mengganjal diatas perutku. Ohh, aku semakin terangsang luar biasa ketika kusadari benda yang mengganjal itu adalah batang kemaluan Marco. Mendadak sepasang paha kukuh Marco menggeser kedua kakiku sampai selangkanganku terbuka lebar lalu kurasakan batang zakar itu mengganjal tepat dibibir lubang duburku yang sudah licin dan basah berlepotan air liur. Rupanya Marco nekat berusaha memasukkan batang penisnya kepantatku. Tentu saja aku tersentak dan menolak...!!.

Marco kembali melumat bibirku. kali ini teramat lembut. Gilanya lagi, aku tanpa malu lagi membalas ciumannya. Lidahku kujulurkan untuk menggelitik rongga mulut Marco. Marco terpejam merasakan seranganku, sementara tangan kekarnya masih erat memelukku, seperti tidak akan dilepas lagi.

Bermenit-menit kami terus berpagutan saling memompa birahi masing-masing. Peluh kami mengucur deras dan berbaur ditubuhku dan tubuh Marco. Dalam posisi itu tiba-tiba  kurasakan ada benda yang kenyal mengganjal diatas perutku. Ohh, aku semakin terangsang luar biasa ketika kusadari benda yang mengganjal itu adalah batang kemaluan Marco. Mendadak sepasang paha kukuh Marco menggeser kedua kakiku sampai selangkanganku terbuka lebar lalu kurasakan batang zakar itu mengganjal tepat dibibir lubang duburku yang sudah licin dan basah berlepotan air liur. Rupanya Marco nekat berusaha memasukkan batang penisnya kepantatku. Tentu saja aku tersentak dan menolak...!!.

"Marc.. jangan dimasukkan..! " Kataku sambil tersengal-sengal menahan nikmat.
Aku tidak tahu apakah permintaan aku itu tulus , sebab disisi hatiku yang lain sejujurnya aku juga penasaran ingin merasakan bagaimana rasanya batang kemaluan yang besar itu masuk kelubang anusku.

"Taangguung, saayang. Aku nggak tahhan..! " Ujarnya dengan terus menggesek gesek bibir duburku secara perlahan.

Ah dasar laki laki!, Marco tahu persis kalau aku sudah dimabuk oleh gesekan batang kejantanan sesama lelaki,

Marco menggenggam lenganku, kemudian dia menahanku dan kini dia menindih badanku dengan badan dia sampai aku tidak bisa bergerak, aku melihat wajahnya yang agak memerah, dengan nafas tersengal-sengal keringatnya menetes di wajahku. Dia memagut bibirku, dan aku begitu bernafsu ketika Marco menciumiku.

Aku merasa sangat gugup dan takut, aku melepaskan ciumanku dan berusaha menolak Marco. Marco pun mulai memaksa, dia menepis tanganku dengan sangat nafsunya Marco menggenggam kedua tanganku ke atas kepalaku dan dia menggenggam kedua tanganku dengan hanya sebelah tangan saja, aku tidak berdaya.

Aku panik dan ketakutan “Marco jangan! aku takut!“ suaraku bergetar pelan karena ketakutan,

”Sssssttt....“ Marco menyuruhku untuk diam tetapi aku semakin ketakutan ”Aku sayang sama Abang...” bujuknya.

Marco mulai menaikan satu kakiku keatas pundak dia, perlahan-lahan dia memasukan kontolnya pada pantatku, aku merasakan pantatku seperti di masuki benda aneh yang besar dan sangat panas, kulihat wajah Marco yang dekat denganku dengan ekspresi agak menahan, ”Nnnngghh...Nnnnnnngh!!!..

Marco mendorong kontolnya penuh memasuki pantatku, “Aaaaa! AAAAAH!!“ aku mengerang kesakitan, rasanya pantatku seperti merobek dengan lebar, “aaah, aaah. Marco sakiiiiiit” aku memelas pada Marco.
Marco hanya diam dan bernafas berat di dekat hidungku , Marco menarik kontolnya, aku menahan rasa perih ketika Marco menariknya dengan pelan-pelan, aku merasa agak lega karena Marco mengampuni aku.

Tetapi tiba-tiba cengkraman Marco semakin kuat, mukanya memerah kemudian dia mendorong kontolnya lagi sekaligus dengan cepat, „AAAAH!! Marco!! Udah!! SAKIIIT....!!!“ aku memohon dan menangis karena rasanya sungguh sakit sekali dan seluruh batang kontol laki laki itu terbenam seluruhnya sampai amblas!..

“Sabar sayaaaang..... nanti enggak sakit lagi.... sabar yaa sayaaang…!”  Marco merayu padahal yang sebenarnya dia lakukan adalah menggagahi aku, ya!, memperkosa aku secara paksa!.Nafasnya terdengar lebih berat lagi dan keringatnya menetes-netes di wajahku, dia mulai mendorong mundur maju kontolnya, aku sudah mengeluh kesakitan padanya dan menutup mataku „aaaduh!! Udaaaah!! Sakiiiiiit!!
Marco!! Marcoooooo!!!“

Marco tidak memperdulikan kata-kataku dia terus memperkosa aku untuk melampiaskan nafsunya, karena aku terus-terusan mengeluh, lalu dia mengulum bibirku dengan nafsunya sampai aku tidak bisa berteriak lagi. Setiap dorongan, Marco mendengus sangat keras dan nafasnya memanasi wajahku sampai wajahku berkeringat, aku mulai merasa agak tenang dan menahan sakit karena aku menghirup nafasnya yang wangi itu.

Entah berapa lama, Marco menyetubuhiku dengan tikaman tikamannya tapi astaga!, lama-lama aku merasakan kenikmatan di seling rasa sakitnya itu, tetapi tetap saja rasa sakit yang luar biasa itu melebihi dari rasa kenikmatannya itu. ”Eehhhhmmmmmm......Eehhhhmmmmm..... , oooooohhhh Marcooooon....” Aku tetap mengerang kesakitan, tanpa sadar aku terus memanggil nama Marco berulang-ulang karena rasa sakitnya itu. Tentu saja Marco semakin bersemangat karena aku terus memanggil namanya itu. Saat aku membuka mataku, kulihat melihat ekspresi wajah Marco yang sedang bernafsu, terlihat amat erotis.

”Ayo sayang!, digoyang Yank...., goyang pantatnya, supaya aku tambah enak....!” pinta Marco

“Jangaaan Marc...!“ jawabku, tapi tanpa sadar aku pun mengimbangi genjotan Marco dengan menggoyang pantatku. Kini tubuhku seperti timbul tenggelam diatas kasur busa ditindih oleh tubuh besar dan kekarnya Marco. Semakin lama, genjotan Marco semakin cepat dan keras, sehingga badanku tersentak-sentak dengan hebat. Clep.. , clep.. , clep.. , cleep.. , begitulah bunyi batang zakar Marco yang terus memompa selangkanganku.

"Ooooohhh Marc.....! Aakuu.. nggaak.. kuuaatt..! " Erangku berulang-ulang.

Sungguh ini permainan seks yang paling nikmat yang pernah kurasakan selama belasan tahun ini.  Aku sudah tidak berpikir lagi tentang kesetiaan kepada Istriku. Marco benar-benar telah menenggelamkan aku dalam gelombang kenikmatan seks sejenis. Persetan, toh aku sendiri sudah jarang mendapatkan kepuasan sedahsyat dan kenikmatan seperti ini dari siapapun dimuka bumi ini.

Bulu kudukku merinding dan aku menjerit didalam hati:   Duuuuh ampuuuuniiiii aku istriku....!,
maafkan aku yang tak mampu menolak nafsu biarahi yang berkobar ini ini.    Maaaafkan aku istriku.....

Tidak berapa lama kemudian, aku merasakan nikmat yang makin menjalar disekujur tubuhku. Badanku mengelepar-gelepar dibawah gencetan tubuh Marco. Seketika itu seperti tidak sadar, kuciumi lebih berani bibir Marco dan kupeluk erat-erat.
"Marcoooo..... aakkuu.. haampiir.. keluaaaaar..! " desahku meraskan kenikmatan yang yang semakin mendesak.  Saat tahu aku hampir klimaks, Marco semakin kencang menghunjam-hunjamkan batang kejantanannya keselangkanganku sambil menghisap leherku sampai timbul lagi cupank berwarna merah.

 “Ayo mama, keluarin aja mama...., Mama enak yaaa?, mama suka dientot kan?“ Marco meracau.

Astaga!, ditengah nafsu birahinya ternyata Marco mulai memanggil aku “Mama“, seperti pada pasangan betinanya.

“Ayo keluarin.. mamaa saayaang.. biaarr.. aakuu.. ikuut.. puuaas.! " Desah Marco.

Saat itu tubuhku semakin meronta-ronta dibawah dekapan Marco yang kuat. Akibatnya, tidak lama kemudian aku benar-benar mencapai klimaks.
"ooh.. aauuhh.. aakkuu.. keluaaaar.. Marcooooo.....! " Jawabku.

Seketika dengan refleks tangan kananku menjambak rambut Marco, sedangkan tangan kiriku memeluknya erat-erat. Pantatku kunaikkan keatas agar batang kemaluan si Marco dapat menancap sedalam-dalamnya dan Creetttt....!, creetttt...!, creetttt...!!, air maniku memancar keluar bagai semprotan, terlempar ke dada dan perutku sampai basah semua.

“Nikmat maaaa?, Mama puas dientot Marco Ma...?” katanya

Gila!, Kok aku bisa klimaks walaupun batang kontolku sama sekali tak dikocok kocok. Padahal jika dengan Istriku, untuk klimaks aku harus menggesek gesek tanpa henti.

Tentu saja ini semua karena Marco adalah laki laki yang tahu persis bagaimana memberi kepuasan pada sesama lelaki.. Walau usiaku terpaut jauh dan Marco jauh lebih muda tapi batang kejantanan dan permainannya memang sangat luar biasa dan nikmat luar biasa buat lubang pantat laki laki.

Setelah kenikmatan puncak itu, tubuhku melemas dengan sendirinya. Marco juga menghentikan genjotannya.
"Aku belum keluar mamaaa sayang.. Tahan sebentar ya maaa.. Aku terusin dulu..! " Ujarnya lembut sambil mengecup pipiku.

Meskipun kurasakan sedikit ngilu, kubiarkan Marco memompa terus liang duburku. Karena lelah, aku pasif saja saat Marco terus menggumuliku. Tanpa perlawanan, kini badanku benar-benar tenggelam ditindih tubuh atletis Marco. Clep.. clep.. clep.. clep. Kulirik kebawah untuk melihat selangkanganku yang dihajar batang kejantanan Marco. Gila, tak sangka duburku bisa dimasuki penis sebesar itu.

Marco semakin lama semakin kencang memompanya penisnya. Sementara mulutnya tidak henti-hentinya menciumi pipi, bibir dan leherku. Mendapat rangsangan tanpa henti seperti itu tiba-tiba nafsuku bangkit kembali. Kurasakan kenikmatan mulai merambat lagi dari selangkanganku yang dengan kencang dipompa Marco. Maka aku balik membalas ciuman Marco, semantara pantatku kembali berputar-putar mengimbangi penis Marco yang masih perkasa menusuk-nusuk lubang anusku.

"Mamaaaa ingiin.. lagii..? " Tanya Marco.

"Eehhhh...." Hanya itu jawabku dengan perasaaan malu.

Kini kami kembali mengelapar-gelepar bersama.
Dengan masih malu-malu aku juga ganti menjilati leher dan puting Marco. Marco yang menindihku dari atas hanya dapat merem-melek karna kenikmatan yang kuberikan, lalu diapun menyedot leherku sampai meninggalkan cupank merah,.

"Tuuh.. biisaa goyang kaan..! Kaatanya taa.. dii.. Mama nggak mau...... " Kata si Marco sambil membalas menciumku dan meremas-remas dada bidangku.

”Mama suka kontol kaaan...??, Mama suka dientot kaaann.....?” Marco terus meracau dengan kata kata kotor untuk membakar gairahku.
Sedangkan aku cuma bisa merintih, melenguh dan mengerang diberi kenikmatan oleh gempuran batang kejantanan sesama lelaki.  Tubuhku menggelepar gelepar bagai seekor ikan sekarang karena deraan kenikmatan yang merasuki tubuh dan jiwaku.

Hanya selang sepuluh menit, lagi-lagi kenikmatan tak terkira menderaku dan Marco semakin keras menghunjam-hunjamkan batang penisnya kedalam lubang duburku. Tubuhku makin erat mendekap Marco. Tangan Marco menarik bibirku supaya dibuka lalu dia meludahkan air liurnya berkali kali kedalam mulutku yang lansung aku minum kedalam tenggorokanku dengan penuh dahaga....

"Maaaarccc.. aakuu.. haampiir.. keluaaar.. laaggii.. ssaayaang..! " Kataku terengah-engah.

Tahu kalau aku akan klimaks untuk yang kedua kalinya, Dengan napas yang terengah-engah, Marco semakin cepat memompa selangkanganku. Tak ayal lagi, rasa nikmat tiada tara terasa disekujur tubuhku. Lalu rasa nikmat itu seperti mengalir dan berkumpul ke selangkanganku. Marco kupeluk sekuat tenaga, sementara napasku semakin tak menentu.

Akhirnya aku tak bisa lagi terkontrol!. Tanpa bisa kutahan tubuhku mengejang. Batang kontolku terasa berdenyut-denyut dan Aaaaaarrrrrrggghhhhhh......!!!, . Segera saja spermaku berlompatan, menyembur keluar dari lobang kencingku untuk kedua kalinya.  Creetttt....!, creetttt...!, creetttt...!!,Menyemprot keluar membasahi dada dan perutku.

Tubuhku terasa ringan. Aku tergolek lemas tak berdaya diatas tempat tidur. Tubuhku basah kuyup dengan keringat yang mengalir deras keluar dari pori-poriku. Marco yang juga berkeringat, berdiri tegak dengan batang yang sekeras batu. Ia menatapku sambil tersenyum puas.
“Bagaimana Bang ganteng, kamu menikmatinya kan??,” tanyanya padaku.

Aku tak tahu harus menjawab apa. Yang pasti apa yang baru saja kualami bersamanya begitu nikmat. Akhirnya aku mengangguk lemah menjawab pertanyaannya. Tapi aku tahu dia sendiri belum sampai klimaks.

Sambil tetap membiarkan batang kontolnya tetap tertanam didalam duburku, tangan Marco mendadak meraup tumpahan air mani diperut dan dadaku, lalu menjulurkan jari jarinya yang basah berlepotan ke bibirku: ”Ayo jilat Ma... Jilat...”. dTak mampu menolak aku membuka bibir dan membiarkan Marco memasukan jari jari tangannya kedalam mulutku lalu kujilati lelehan air mani dan kutelan air  maniku sendiri. Tenggorokanku yang kering akibat memacu birahi bersama Marco tadi terasa asin. Aku menelan dengan lahap. Marco tertawa melihatku.

Belum reda kenikmatan klimaks yang kurasakan, tiba-tiba Marco mendengus-dengus semakin cepat. Tangan kekarnya mendekapku erat-erat seperti ingin meremukkan tulang-tulangku. Ia benar-benar membuatku tak bisa bergerak, dan napasnya terus memburu. Selama 10 menit kemudian, genjotannya di pantatku semakin cepat dan keras.

Marco terlihat begitu bernafsu „aah...aaaaah!...AAAAAAAAH!!“ tiba-tiba aku merasakan kontol Marco berguncang-guncang dan rasanya semakin membesar, rasa sakit yang dashyat pun mulai kembali “aduh, aduh, aduh!! Aah..AAH!!..“ aku kesakitan.

Tiba-tiba tangan Marco membungkam mulutku, „NGGGGGGHHHH!! NNNGGGGGHHH!!“ aku pun menjerit dalam bungkaman tangan Marco karena kesakitan dan karena guncangannya semakin dashyat dan terus membengkak, rasanya ada sesuatu yang panas menyembur di pantatku dan masuk kedalam perutku
„AAAAAAAAAH!!! AAAAAAAAAAAAH!!! AAAAAAAAAAH!!!“ Marco berteriak lebih keras lagi seiring spermanya muncrat keluar dari kontolnya di dalam pantatku

“AAAH! AAAH!! AAAH! AAAAAH!! ENAAAK!! ENAAAK!!!! AAAAAAAH!! AAAAAAH!!!

Gila, sperma Marco luar biasa banyaknya, sehingga seluruh liang duburku terasa basah kuyup. Bahkan karena saking banyaknya, sperma Marco belepotan hingga ke bibir dubur dan pahaku.

Marco mengerang keras sekali, wajahnya benar-benar merah seperti terbakar, tangannya gemetaran, keringat bercucuran dimana-mana. Aku melihat air liur dan air mata Marco mengalir karena rasa puas luar biasa yang dia rasakan. Rasanya aku melemas mendengar erangan Marco lebih keras meskipun aku merasakan sakit yang luar biasa sekali.

„aaah...aah......aah  ....aaah..aaah“ erangan Marco pun mereda, tetapi nafasnya masih tersengal-sengal, dia membuka matanya, matanya terlihat berair dan jernih sekali, aku pun merasakan sesuatu yang cukup aku risaukan ketika aku melihat matanya, sepertinya aku merasa menyukai Marco!! tangan Marco masih gemetaran, dia membelai rambutku, kemudian dia menarik tubuhku dan menyenderkan pada senderan kasurnya.

Perlahan Marco mencabut kontolnya dari pantatku, aku menyaksikan sesuatu yang sangat mengerikan, aku melihat kontol Marco dan pantatku bersimbah cairan sperma dan darah!. Meskpiun aku merasakan agak perih karena lecet-lecet, tetapi aku merasa sedikit agak puas dan lega karena akhirnya selesai juga. Marco terduduk lemas, jantungku berdegub kencang sekali, sekarang Marco sungguh terlihat sangat jantan dan tampan sekali dihadapanku, pikiranku terhadap istriku sudah agak buyar karenanya.

Marco pun mendekati aku “masih sakit Ma?“,

Dia tetap memanggil aku “Mama“, tapi aku tidak keberatan. Aku menganggukan kepalaku,

„Maaf ya Ma...“ Marco meminta maaf padaku, kini wajahnya terlihat sangat imut sekali ketika dia berekspresi menyesalnya, aku pun memegang wajahnya dan senyum kepadanya

Aku termenung menatap langit-langit kamar. Begitu pun dengan Marco.
Ada sesal yang mengendap dihatiku. Kenapa aku harus menodai kesetiaan terhadap perkawinanku, itulah pertanyaan yang bertalu-talu mengetuk perasaanku.

"Maafkan aku Bang Tio. Aku telah khilaf dan memaksa Bang Tio melakukan perbuatan ini " Ujar Marco dengan lirih.

”Tidak apa-apa.. kamu sudah terlanjur melakukannya.. ini pertama kalinya untukku... aku rela kalau kamu menikmatinya..“ Aku pun menciumnya lalu memeluknya,

Tapi aku merintih didalam hati:   Duuuuh maafkan aku istriku....!, ampuniii aku yang telah menikmati kenikmatan dari sesama lelaki.    Ampuuuuni aku istriku.....

Kami berdua kembali termenung dalam alam pikiran masing-masing.
Bermenit-menit kemudian tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut kami berdua.

"Heei sudah siang lho.. ayo pulang..! " terdengar ketukan pintu dan suara teriakan dari luar.

Karena terkejut, tanpa berfikir dulu, Marco langsung melilitkan handuk dan dia loncat membuka pintu dan astaga!, disitu berdiri Mas Harjo sudah berpakaian rapi yang sedang membangunkan kami. ”Ayo kita harus buru buru sarapan dan pulang” kata Mas Harjo sambil langsung masuk kedalam kamar dan melihat aku masih diatas kasur.

Degh..!!. Tiba tiba Mas Harjo terlihat keheranan. Raut kebingungan menyentak logikanya.

"Lho Marc, kalian ngapain berdua sampai berantakan begini? "  Kelakar Mas Harjo.

"Ah nggak apa-apa kok, kami cuma ketiduran tadi " Jawabku degan perasaan malu. Sementara Marco cuma tersenyum.

Tapi disitu Mas Harjo tercenung melihat dengan mata kepala sendiri bahwa aku berbaring di kasur masih dalam keadaan telanjang bulat cuma terhalang oleh bantal yang kututupkan di bagian bawah perutku. Sedangkan Marco bertelanjang dada, hanya berbalutkan secarik handuk kecil.

Ranjang tempat tidur berantakan seperti habis ada pertempuran dan kemeja, celana, serta celana dalam kami berserakan diatas lantai.  Dan Mas Harjo bisa melihat deretan cupang merah yang Marco buat disepanjang leherku.

Mas Harjo, menatap heran dengan mulut setengah terbuka, tapi dengan bijaksana dan tanpa berkata kata dia langsung keluar sambil berkata pendek:
“Ayo sebentar lagi kita sarapan“.

Aku tidak tahu apa yang Mas Harjo fikirkan setelah melihat keadaan aku dan Marco didalam kamar barusan.  Perasaan malu luar biasa menderaku dan kulihat Marco juga agak gugup, tapi dia rasanya sama sekali tidak peduli.

Dalam suatu kesempatan Mas Harjo bertanya kepadaku secara hati hati: ”Kamu berteman ’dekat’ dengan Marco?”.

Dipojokkan seperti itu, aku jadi bingung tak tahu harus menjawab apa, tapi secara arief Mas Harjo menepuk bahuku : ”Tidak apa apa Tio!, itu rahasia kalian berdua.  Aku juga pernah muda seperti kamu dan bisa mengerti keisengan kalian”.

Degh..!, aku terkejut.  Ternyata Mas Harjo menganggap perbuatanku dengan Marco cuma sekedar iseng iseng, padahal sesungguhnya aku dan Marco melakukan itu karena memang menikmati hubungan sejenis.

Seminggu sejak kejadian itu rasa sesal masih menderaku. Tetapi menginjak minggu kedua muncul rasa rindu pada Marco.

Dadaku sering berdebar-debar kalau mengingat kenikmatan luar biasa yang telah diberikan Marco. Aku selalu terbayang keperkasaan Marco diatas ranjang, yang itu semua tidak dimiliki oleh Istriku. Pernah aku tak sengaja kepergok Mas Harjo sedang melamun : ”Kamu kangen sama Marco ya?” tanyanya tulus, tanpa nada mencemooh... ahh rupanya Mas Harjo sudah maklum dan mengerti kekhususan hubunganku dengan Marco

Penyesalan yang bercampur aduk dengan kerinduan itu terus menerus membuat hatiku bimbang sehingga awalnya aku terus menerus berusaha menghindari pertemuan dengan Marco.

Tapi percuma!, Marco terus berusaha mendekatiku.
Ternyata, setelah satu kali mencicipi enaknya disetubuhi oleh sesama lelaki lagi dan merasakan kejantanan Marco diatas ranjang, akhirnya aku takluk sampai bertekuk lutut.
Aku menyerah pada kegagahan Marco dan keperkasaan dirinya.  Kuserahkan tubuh dan jiwaku pada seorang pemuda berumur 25 tahun yang menginginkan diriku menjadi miliknya!.

Maka sejak itu, hampir rutin setiap minggu Marco melepas hasratnya  padaku yang selalu kulayani dengan penuh harapan. Dan tiap pergumulan dengan Marco, selalu saja ada hal-hal baru yang membuatku semakin terikat oleh keperkasaannya. Saat menulis cerita ini pun beberapa kali harus terhenti karena teringat kedahsyatan Marco!, dan aku jadi sangat terangsang.

Terus terang, berbaring telanjang bulat dengan kedua kakiku terangkat lebar keatas lalu membiarkan diriku digagahi oleh sesama lelaki yang mensodomiku, sering membuat aku merasa rendah dan kehilangan kepercayaan diri.  Aku juga merasa terhina dan kotor, telah dinodai oleh muntahan air mani sesama lelaki yang setiap kali ditanamkan kedalam rahim tubuhku.

Akan tetapi, nafsu betina yang terlanjur dibangunkan dari alam bawah sadarku oleh keperkasaan Marco telah berhasil membuat aku kecanduan dan menjadi sangat ketergantungan terhadap kejantanan sesama laki laki.

Aku jadi tak peduli!. Lubang duburku terlanjur rusak parah sampai jebol akibat terlampau sering menerima entotan kontol sesama lelaki yang berukuran raksasa sehingga secara fisik, tubuhku sudah tidak sempurna lagi sebagai laki laki sejati!. Dan tubuhku sudah ternoda oleh air mani Marco yang sebenarnya mengandung berjuta juta sel sperma yang merupakan benih benih keturunan manusia dan kini mengalir bersama aliran darahku selama lamanya.

Bukan hanya mensodomi aku, tapi Marco memperkenalkan aku pada berbagai variasi seks yang agak janggal dan brutal, termasuk menyuruhku untuk ngisep dan minum air maninya.

Akhirnya aku rela diajak kumpul kebo dan tinggal serumah dengan Marco  dan melakukan hubungan seperti sepasang suami istri setiap malam.  Mas Harjo sepenuhnya tahu hubunganku dengan Marco tapi dia sangat bijaksana dan tak pernah membuka rahasia itu. Mas Harjo cuma mengingatkan aku untuk menutup cupang yang hampir setiap pagi menghiasi leherku, bukti keganasan Marco ditempat tidur.

Sejak hidup serumah dengan Marco, aku selalu berangkat dan pulang kantor bersama. Kalau bepergian berdua, Marco tak risih berjalan sambil merangkul bahuku.   Sebagai pemuda yang baru berumur 25 tahun, Marco terkadang mengajak aku bersantai di Cafe atau Disco dan tanpa sungkan dia meraih aku merapat ke tubuhnya seolah olah ingin menunjukan pada cowok cowok gay disitu bahwa aku sudah dia kuasai sebagai miliknya!.

Teman teman sekantor yang lain, tidak bisa menebak kenapa aku menjadi begitu akrab dan dengan rekan kerja yang berumur jauh lebih muda. Mereka cuma menduga bahwa kami jadi dekat karena sama sama ”bujangan” yang ada diperantauan..

Para tetanggaku juga tak ada yang curiga melihat aku tinggal serumah dengan Marco.  Mereka cuma mengira kami sekedar teman kerja yang tinggal serumah untuk menghemat biaya kontrak rumah, padahal didalam kamar yang terututup kami saling malampiaskan hasrat dan nafsu birahi bagai sepasang kekasaih.

Istriku?. Dia tidak pernah tahu hubunganku dengan Marco. Dia tetap menghasihi, menghormati dan melayani aku setiap aku pulang ke BANDUNG sebagaimana sikap seorang istri pada suaminya. Istriku tak tahu bahwa dikota tempatku bekerja, justru aku juga adalah seorang ”istri” yang berkewajiban melayani Marco sebagai suamiku.

Bahkan pernah juga Marco memaksa ikut pulang ke Bandung bersamaku.  Waktu pertama berkenalan, istriku sempat khawatir melihat wajah keras dan sikap beringas Marco, tapi Marco amat menghormati istriku serta bercanda akrab sambil nonton TV bertiga.

Tapi dasar anak muda, pernah juga pada suatu tengah malam setelah istriku masuk kedalam kamar dan tidur pulas, Marco nekad menggiring aku masuk kedalam kamar mandi, lalu mencopot celanaku dan langsung menyutubuhiku sambil berdiri untuk melampiaskan nafsu birahinya yang bergolak!.

Bahkan pernah siang hari saat rumah sedang kosong Marco menarik aku masuk kedalam kamarnya, lalu dia menggarap tubuhku dan tiba tiba istriku pulang dan terdengar memanggil dari luar, tepat pada waktu aku sedang berbaring telanjang dibawah tindihan Marco!.

Aku pura pura menjawab sedang membantu memperbaiki TV padahal saat itu Marco sedang mengangkat kedua kakiku keatas dan tepat ditengah selangkanganku tertancap batang kejantanan berukuran dahsyat yang sedang menggempur lubang anusku.  Istriku percaya saja.

Ya istriku tak pernah curiga!,

Ayah dan Kakek







“Yan… nongkrong yu!” Kirim.
tak lama balasan sms kuterima.
“Gue jalan sama cewe gue Do. Sorry ya!”.  Harapan terakhripun pupus. Aldo rebahkan dirinya dikasur.
“Andre sama keluarganya kepuncak,taufik lagi dihukum karena ketauan bolos,dewi lagi sibuk bantuin kakaknya yang pengen nikah” pikir Aldo.
“Terus gue kemana dong… masa dirumah? bt banget!” Ia bergegas turun sambil menenteng helm. ia llihat ayahnya diruang tamu bersama kakek.
“Mau kemana kamu Do?” Tanya ayah dari meja kerjanya yang penuh dengan berkas berkas.
“Maen yah…” jawabku sambil  mengambil kunci motor. Kakek sendiri tak bergeming memandangi tv,terlihat sangat serius.
Setelah semua sudah rapih aku pun pamit kepada ayah dan kakek. Alngkah kagetnya aku memandangi layar tv. Ternyata kakek sedang menonton film porno!
“What…!” Aku melongo. Ayah yang mendengarnya hanya memberi isyarat untuk aku tak mengganggu kakek. Ayah menghampiriku
“biarkan saja kakekmu… sudah kamu hati hati dijalan” sambil ayah memberikan uang jajan. Akupun menuruti ayah tanpa bertanya.

Digarasi aku mencoba melupakan apa yang kulihat dan buru buru  jalan. Aku berniat ketempat biasa aku nongkrong walau sebenarnya enggan. Pas sudah dijalan, langit menjadi mendung dan gelap. Aku jadi berpikir ulang “ah nanti malah keujanan. Semakin suram malam minggu ini” tanpa pikir panjang akupun balik lagi kerumah.

Sesampainya dirumah,keadaan gelap gulita. “loh… apa ayah sama kakek pergi? Ko aku gak dikabarin”. Aku yang punya kunci sendiri langsung membuka pagar. Aku masuk lewat pintu garasi. “Ini mobil ada… ko rumah gelap begini. Apa lagi istirahat?”. Ketika dituang tamu,samar samar aku mendengar suara. Bergegas aku nyalakan lampu. “Ayah… yah…. ” aku sedikit berteriak tapi tak ada yang menyahut. Hujan pun turun dengan lebatnya menjadikan suasana semakin horor. Dengan rasa penasaran aku pun beranikan diri menuju ruang belakang ke asal datangnya suara itu. Aku mengambil sapu untuk berjaga jaga. Selangkah demi selangkah kuhampiri. tepat didepan pintu suara suara itu terdengar jelas dikupingku,mendesah dan mengerang!

untuk mencari tau. Aku tinggalkan sapu dan mengambil bangku. Lobang ventilasi menjadi pilihanku untuk melihat keadaan didalam. Rasa takut dan penasaran campur aduk. Tanpa menunggu lagi aku pun langung menaiki bangku itu.

“Ayah!” Aku terpekik melihatnya. “Apa yang ayah lakukan???” sedang menghisap kontol kakek! Aku benar benar tak percaya. Kakek hanya tiduran dan mendesah menerima setiap hisapan,mereka berdua benar benar menikmati. Sambil menghisap,ayah juga mengocok kontolnya sendiri. Kontol kakek gemuk dengan biji yang besar sedangkan kontol ayah panjang dan berurat. Entah mengapa aku tak ingin menyudahi kegiatan mengintip ini.

Sekitar 15 menit ayah bangkit. Ia menuju bibir kakek. Mereka pun saling melumat. Kakek sangat rakus dengan mulut ayah. Ia gigit bibir ayah,lidah kakek menjilat dan menyodot didalam mulut ayah. Suara dengusan ayah sangat kencang mencari ruang untuk bernafas. Tangan kakek mulai menggerayangi tubuh ayah. Bongkahan pantat ayah menjadi sasarannya. Dengan kasar pantat ayah dibuka lebar lebar “eeeennnggghhh…” ayah mendesah menerima perbuatan kakek. Ayah berpasrah menaruh kepalanya dipundak kakek. “apakah kau suka,nak?” Ejek kakek dengan senyum nakal. “Iya Pak…” jawabnya dengan lemas. Tangan kakek semakin liar bermain dengan pantat ayah. Dicubit,diremas,bahkan pantatnya ditampar!. Untungnya hujan turun dengan lebatnya,menutupi suara kenikmatan yang mereka timbulkan. Wajah ayah memerah seperti menahan sasuatu “Pak…” suaranya lirih. Kakek tak menghiraukan. “Pak… bapak…” panggilnya lagi. “Iya nak… kenapa?” Mata mereka saling memandang. Sepertinya kakek mengetahui apa yang ayah mau. Kakek memberikan jari telunjuknya yang langsung dilumat oleh ayah. Ayah benar benar suka menghisap! Tangan kiri kakek mengusap ngusap kepala ayah. Tak lama ayah dibaringkan oleh kakek. Dengan posisi mengadah ayah membuka kakinya lebar lebar. Kakek meludah tepat dilobang anus ayah. Dengan pelan pelan jari Kakek mengusap ngusP lobang ayah. “Kamu suka nak…?” Tanyanya. Pelan tapi pasti jari telunjuk kakek mulai masuk kedalam lobang anus ayah.

“Oooohhhhh…. ” desah ayah.
Setelah semuanya masuk,kakek diamkan jarinya didalam dan memandang ayah lekat lekat. Ayah hanya memalingkan wajahnya. “Ayah tak percaya kamu suka di entot dengan batang rupanya!”. Terlihat ayah sangat malu dengan apa yang tengah berlangsung. Dengan kuat kakek menarik jarinya.
“Aaarrrggghhhh…” teriak ayah.
“Kenapa nak? Maafkan ayah!” Kakek sendu dan menjauh mendengar rintihannya. Ayah mengenggam tangan kakek “tidak apa apa Pak,aku baik baik saja. Bapak bisa lanjutkan lagi. Aku ingin membuat Bapak senang…”. “Aku tak ingin menyakitimu nak. Sudah lupakan saja ini…” balas kakek. Ayah merapatkan wajahnya dan mengecup bibir kakek. Kembali mereka bergelut dan bertukar ludah. Kontol mereka tak henti hentinya ngaceng. Apalagi kontol ayah yang sudah basah oleh precum.
Ayah membimbing tangan kakek tepat dilobang anusnya yang sudah menganga. “Aku ingin sekali mengentot lobang ini nak…” sambil kakek menjolok jolok lobang anus ayah yang merah dan merekah. Ayah hentikan kecupannya dan meminta kakek rebahan. Ayah ambil sebuah botol dan tuangkan isinya dan ia usapkan dilobang anusnya dan juga kontol kakek dilumuri minyak. Setelah semuanya dirasa sudah siap,ayah langsung mengarahkan kontol kakek tepat dibibir anusnya.
Perlahan kontol itu amblas dimakan oleh anus ayah.
“Aaahhh…. aaaahhhh…” kakek mendesah desah setiap inci kontolnya masuk kedalam. Sedangkan wajah ayah memerah dan tegang seperti menahan sakit. Aku pun yang melihat itu merasakan sensasi antara sakit dan nikmat dan kontolkupun ngaceng full! Benar benar menggairahkan melihat kedua laki laki yang notabene adalah ayah dan kakek dalam keadaan bugil,benar benar tak disangka.
Ayah mulai mengatur nafasnya setelah semua kontol kakek terbenam. Sepertinya kakek yang sudah tak sabar,langsung memeluk ayah rapat rapat.
“Enak sekali lobang pantat mu nak!” Kakek mulai membuat gerakan.
“Pelan pelan Pak… Kontol Bapak besar…” pinta ayah. Kakek tak memperdulikannya. Ia dorong badan ayah kesamping dan merubah posisi. Kakek entot ayah dari atas sekarang. Kontol dalam Posisi ini benar benar masuk semua!.
“Gila kontol kakek gemuk banget!!!” Ucap dalam hatiku. Akupun yang sudah terangsang ikut juga mengocok kontolku. “Pelan pelan Pak… sakiiittt!!!” Kali ini ayah sedikit tegas.
“Sakit nak… ? Ini kontolmu ko ngaceng!” Sambil kakel meremas kontol ayah. Badan mereka berdua sudah basah oleh keringat. “Oooohhhh… nak,bapak ingin muncrat!!!” Teriak kakek. Kakek mepercepat gerakannya. Kontol kakek semakin tak karuan mengentot ayah. Dengan cepat kakek membalikan badan ayah. kembali saling memandang.
“Ayo nak kita keluarkan… ayoooo…” suruh kakek. Ayah pun menurutinya. Ayah kocok kontolnya dengan cepat.
“Aaaahhhh nak… aaaaahhhhhhhhh… ” teriak kakek dengan badannya mengejang. “Aaaaaarrrghghhhh!!!!!!!!!” Disusul ayah yang memuncratkan peju diatas perutnya. Banyak sekali ayah muncrat.
“Aaaahhhhhh… ” ayah masih mengocok kontolnya,seakan ingin menguras semua isinya. Dan kakekpun ambruk kebadan ayah. Kontol kakek mengecil dan keluar dari lobang anus ayah, air peju kakekpun ikut mengalir.
“Uuuuhhh… nak… kamu…” kakek belum selesai bucara,ayah langsung mengecup bibir kakek.

Akupun ikut muncrat melihat mereka berdua sudah selesai. Dengan perlahan aku turun dan menaruh bangku keposisi semula. Pejuku muncrat dimana mana,membuat sedikit repot. mereka tak langsung beranjak,sedikit berbincang bincang. Aku tak merisaukan dan cepat cepat pergi. Biarkan mereka berdua… kalo ketahuan bisa bahaya!

Aku kembali ketempat aku biasa nongkrong. “Gue pengen ikut nyobain apa yang kakek dan ayah lakuin tadi! Apa ayah ngebolehin gua…?” Pikiran pikiran itu berkecamuk.