3 IN 1
"Mobil
kamu mana Ric?" Tanya Doni singkat.
"Tuh
dipojok" Jawab Rico yang lagi asik merangkul Tanjung.
"Emangnya
kamu nggak bawa motor Don?" Tanjung bertanya pada Doni yang hanya dijawab
dengan gelengan kepala.
"Kalo
gitu kita jalan bareng aja, Yuk!" Ajak Rico pada rekan se-geng nya.
Mereka
bertiga jalan bareng sepulang kuliah yang membosankan itu saling berangkulan
menuju mobil Rico yang ada di pojok tempat parkir. Posisi Tanjung ada ditengah
sedangkan yang lainnya ada samping kanan-kiri Tanjung. Mereka berjalan layaknya
anak kelas 3 SD.
Seperti
biasanya, mereka selalu bergurau dan saling meledek. Hal itulah yang menjadikan
mereka jadi bahan perhatian cewek-cewek dikampusnya. Selain model guru mereka
yang akrab juga face mereka yang sangat ganteng dan manis itu yang membuat
cewek-cewek mabuk kepayang. Bayangkan saja, Tanjung adalah cowok manis, matanya
tajam, hidung lumayan mancung, apalagi senyumnya yang menggemaskan itu. Rico,
cowok manis berambut cepak, kalo lagi senyum gantengnya selangit. Belum lagi
Doni, cowok macho, meski modelnya acak-acakan tapi memiliki daya tarik yang
tinggi, karena facenya yang indo, rambut gondrong tubuh tinggi dan gagah.
Mereka sungguh sempurna.
"Eh!
Ric, malam ini kan malam minggu, gimana kalo kita ke villa lo aja, mumpung
malam ini gua lagi bosan jalan ama cewek, gimana?" Tanya Doni dengan nada
slengean.
"Gimana
ya, pacar gua gimana?" Jawab Rico lagi bingung.
"Emangnya
kamu ada janji Ric?" Tanjung bertanya.
"Iya,
tapi gua juga pingin ke sana?"
"Ya
udah deh, batal" Sahut Doni kesal.
"Jangan
gitu Don!, bisa diatur kok, gini aja Rico jalan sama cewek dulu, Aku dan Doni
nuggu kamu dulu di tempat biasa, kalo udah beres kita pergi bersama ke sana
gimana? " Urai Tanjung dengan gaya bijaknya.
"Oke
gua setuju" Sahut Rico.
"Iya
deh" Doni menerima tawaran Tanjung.
Mereka
bertiga menuju tempat biasa, sebuah cafe yang biasa mereka tongkrongin. Doni
dan Tanjung masuk Cafe itu dengan kurang semangat. Sementara Rico menjemput
pacarnya untuk sekedar memenuhi janjinya.
*****
"Kamu
kok gitu sih Don, nggak suka kalo temennya jalan sama cewek?" Tanjung
membuka pembicaraan.
"Nggak
gitu sih, cuma..udahlah kita minum aja!"
"Eh,
Jung gebetan kamu yang cantik itu lagi kemana? Kok nggak keliatan sih"
"Tahu
tuh mungkin lagi libur"
Tanjung
dan Doni menghabiskan waktu dengan ngobrol kesana-kemari tanpa arah. Sudah 45
menit mereka harus sabar mengunggu sahabatnya yang lagi kencan sama ceweknya.
Doni dengan raut muka yang semakin kesal mulai mengalihkan kegiatan dengan
menggoda cewek-cewek yang datang dengan senyumnya yang maut itu. Tanjung hanya
tersenyum melihat ulah Doni yang tidak mau berubah dari dulu. Maklum tampang
seperti Doni memang paling didemenin sama cewek, makanya sangat mudah baginya
mencari pasangan sekerdar untuk mengisi waktu.
"Don,
ayo kita berangkat!" Panggil Rico yang baru datang.
"Oke
friend" Jawab Doni sambil meninggalkan cewek yang baru saja ia ajak dance.
"Udah
Ric?" Tanya Tanjung sambil memberikan sejumlah uang pada pelaayan cafe.
"Ayo
cepet! ntar kemaleman nih?" Sahut Doni.
Doni,
Tanjung dan Rico masuk mabil menuju sebuah vila milik Rico. Karena Doni yang
lagi ngebet ke sana, maka ia yang nyetir mobinya. Selama perjalanan mereka
terus bergurau tanpa henti.
"Don,
emangnya kita mau apa sih kesana?, paling-paling seperti biasa bakar ayam,
nonton film horor dan begadang sampai pagi", Tanya Rico
"Tenang
aja man, malam ini special untuk kalian."
"Apaan
sih? Rico penasaran.
"Tahu"
Tanjung menjawab sembari menggeleng dengan senyumnya yang khas.
"Udahlah
nanti tahu sendiri kok" Ujar Doni.
*****
Sesampai
di Vila, Doni langsung menggiring kedua rekannya menuju kamar yang biasa mereka
tempati bertiga. Doni langsung memutar sebuah CD yang dia dapat dari rental.
"Film
horor ya Don?" Tanya Rico.
"Lihat
aja!" Sahut Doni.
Selang
beberapa menit Rico dan Tanjung mulai mengerti film apa yang Doni suguhkan. Ya
ternya sebuah film gay yang menampilkan adegan-adegan seks sesama lelaki yang
dibintangi oleh remaja-remaja eropa yang ganteng dan keren, mulai dari saling
cium, meraba, oral dan anal. Doni agak gugup menikmati film itu, sementara
Tanjung juga agak tersipu. Tapi mereka berdua merasa keberatan jika harus
menyiakan suguhan Doni yang konyol itu. Entah Rico dan Tanjung terangsang atau
tidak, tapi yang jelas mereka mulai memegang batangnya masing-masing sambil
sesekali mengelusnya dengan manja.
"Ih..
kamu gila ya Don?, kok bawa film seperti ini." Tanya Rico.
"Tapi
asyik kan!?"
"Iya
sih, cuma jorok aja."
"Ric!
Rasanya enak nggak ya seperti itu?" Tanya Doni memancing.
Doni
sengaja duduk agak di balakang sehingga bisa bebas memperatikan kudua
sahabatnya yang kelimpungan menikmati adegan seks sejenis yang tidak pernah
mereka lihat sebelumnya. Ia sibuk sendiri di belakang. Selain mengamati
rekannya, ia mulai melepas kaos oblong dan celana Jaens nya, sehingga ia hanya
mengenakan CD biru tua. Kini tampaklah seorang Doni yang asli yaitu tubuh Doni
yang putih mulus, gagah, dada bidang, paha putih yang dihiasi bulu hitam yang
halus, serta pantat temol dengan kemaluan yang hanya dibungkus CD ketat.
"Ngapain
kamu Don?" Tanya tanjung heran ketika Doni yang telanjang merangkulnya
dari belakang sambil menciumi tengkuk dan menggerayangi Tanjung.
Tanjung
hanya diam menikmati juluran lidah Doni yang menggelitik tengkuk dan lehernya
serta remasan-remasan tangan Doni pada puting susunya. Ia hanya mengerang
keenakan.Sementara Rico hanya bisa menelan ludah dan meremas-remas kontolnya
yang sudah tegang dari tadi memperhatikan adegan yang diperankan Doni terhadap
Tanjung.
Rupanya
Rico semakin tidak tahan dengan adegan rekannya itu. Kini Rico tidak bisa
berfikir jernih lagi, ia mulai melucuti pakaiannya. Wow.. tubuh Rico yang tidak
kalah dengan Doni terlihat jelas. Dadanya bidang, kulitnya putih bersih tanpa
noda sedikitpun, pahanya yang menggairahkan itu juga terlihat jelas. Tapi benda
tegang di belahan pahanya masih terbungkus CD putih polos. Lalu ia ikut
bergumul dengan temannya. Rico yang tadi hanya diam sekarang mulai meraba-raba
pungging Doni dari belakang. Lalu ia menyibakkan rambut Doni yang gondrong
sehingga terihat jelas tengkungya. Akhirnya Rico berani mengerjai tengkuk dan
leher Doni yang putih sampai merah merona.
"Shhtt..
terus Don.. enak Doon!" Tanjung mengerang.
"Oke!"
Jawab Doni singkat.
Tanjung
semakin tak kuasa menahan nikmat yang luar biasa yang diberikan temannya.
Hingga tanpa sadar, kini ia hanya mengenakan CD saja.
Doni
menidurkan Tanjung di Sofa. Lalu ia menindihnya. Mereka mulai melakukan kuluman
bibir. Sementara Rico hanya asyik menikmati tubuh Doni dari belakang. Puas
dengan kuluman bibir, Doni turun dan mulai menjilati tubuh Tanjung bagian dada
dan perut dan mengoral penis Tanjung sampai kuluar semua spermanya. Rico
menggantikan posisi Doni yaitu menikmati bibir Tanjung. Lama sekali mreka
dengan posisi seperti itu.
Setelah
puas dengan tubuh Tanjung, kini Rico yang jadi obyek. Rico tidur terlentang
dengan tangan diangkat ke atas sambil menikmati jilatan Tanjung dan Doni yang
nikmat itu.
"Itu
Don " Ucap Rico menunjukkan batangnya yang ingin dikulum.
Tanpa
perintah Tanjung mendahului Doni. Tanjung memelorotkan CD Rico dan mulai
membelai, mengocok penisl Rico yang lumayan besar dengan bulu hitam yang halus
tidak terlalu tebal disekitarnya. Mula-mula Tanjung menjilati ujung penisnya,
setelah Rico kelonjotan dimasukkannya batang penis Rico pada mulut Tanjung.
Tanjung mulai asyik dengan batang temannya yang putih itu. Ia kocok perlahan
sesekali disedot dengan keras. Cput..cput.. begitulah kiranya bunyi ketika
sedotan Tanjung terlepas. Rico yang hampir mencapai klimaks hanya bisa
mengangkat pinggulnya tinggi-tinggi untuk mengimbangi kenikmatan itu. Doni yang
lagi asyik memerahkan paha Rico menggantikan peran Tanjung, dikulumnya penis
Rico sambil dipadu dengan sedotan-sedotan maut sampai akhirnya muncratlah
beberapa kali sperma Rico ke mulut Doni.
"Ach..
nikmat man.." Rico mengerang, Tanjung hanya tersenyum.
Doni
duduk di sofa agak menepi dengan kaki selojor sehingga penisnya yang tidak lagi
terbungkus CD tegak bak tiang bendera. Ia memerintahkan temannya untuk
mengulumnya. Tanjung dan Rico yang baru saja diberi kenikmatan oleh Doni hanya
nurut saja. Mereka berdua bergantian mengulum penis Doni yang besar, paling
besar diantara milik mereka berdua panjangnya sekitar 25 cm dengan diameter 3,5
cm, maklum penis indo. Tanjung dan Rico kadang sampai tersedak dengan penisnya.
Ketika Tanjung mengulum penis Doni, Rico menjilati pahanya begitu pula
sebaliknya. Sampai beberapa kali mereka bergantian, Doni masih saja ayik
menikmati kuluman bibir rekannyan, saking capeknya Rico tidak mau lagi mengocok
dengan mulutnya tapi dengan tangannya san sesekali disedot dengan agak keras
belum lama perlakuan seperti itu.
"Ahh..nikmat.."
Tiba-tiba sperma Doni muncrat ke muka Rico.
Dengan
senang hati Tanjung menjilatinya. Sementara Doni terkulai lemas menikmati sisa
kenikmatan yang baru saja ia rasakan.
"Pindah
ke ranjang aja yuk" Ajak Rico.
Tanjung
dan Doni hanya menganggukkan kepala. Mereka bertiga menuju ranjang besar yang
biasa mereka termpati untuk sekedar tidur dan bergurau. Rupanya Rico dan
Tanjung tersipu malu atas aktivitas mereka saat itu. Lain halnya dengan Doni
yang nampak biasa seaka tidak ada apa-apa.
Melihat
kedua rekannya yang tidak marah bahkan menikmati seks sejenis, Doni berulah
lagi yaitu dengan menyuruh Rico menungging. Doni berlutut dibelakangnya sambil
mengocok penisnya yang masih lemas. Setelah tegak kembali ia lumuri penisnya
dengan baby oil yang ia siapkan. Rico hanya terdiam, menunggu apa yang akan
dilakukan Doni. Astaga.. Doni memasukkan penis besarnya ke anus Rico yang masih
virgin itu.
"Oh..
Sakit Don!" Jerit Rico merasakan batang Doni menusuk anusnya.
"Tenang
aja man sebentar lagi enak kok " Jawab Doni menenangkan Rico.
Selang
beberapa saat sekitar lima kali hentakan Rico tidak lagi menjerit, malah
erangan yang keluar dari mulutnya.
"Terus
Don.. enak Don.. lebih keras lagi Don..!" Pinta Rico yang mulai ketagihan
dengan penis besar Doni.
"Jung
ole mau nyoba?" Doni menawari Tanjung.
Tanjung
agak grogi ketika mulai memasukkan penisnya ke anus Rico. Hanya sekali hentakan
penis Tanjung ambles ke dalam anus Rico.
"Kocok
terus Jung!" Doni mengajari Tanjung
.
Tanjung
rupanya sangat menikmati adegan anal itu, a mulai menggigit bibir bawahnya
menahat nikmat tiada tara. Sementara Doni ganti mereplay anus Tanjung dengan
jilatan-jilatan. Puas dengan menjilati pantat Tanjung yang gempal. Ia
memasukkan penisnya ke anus Tanjung. Tanjung kaget dengan perlakuan Doni.
Sampai terlepas penisnya dari anus Rico. Melihat Tanjung yang bingung Doni
melakukannya dengan hati-hati. Setelah berjalan beberapa menit Tanjung bisa
menikmati kentotan Doni atas anusnya, sehingga Tanjung juga memasukkan lagi
penisnya ke anus Doni yang beberapa saat menunggu kentotan Tanjung.
Mereka
bertiga sangat menikmati perminan ini. Rico menikmati gesekan penis Tanjung
yang perlahan tapi nikmat, Tanjung menikmati anus Rico yang kenyal, hangat dan
menjepit, dan juga menikmati penis Doni yang besar menyodok-nydok anusnya,
begitu pula Doni menikmati anus Tanjung yang virgin itu.
"Gila
bener man, enak man.." Doni menceracau.
Setelah
lama mengentot Rico, rupanya Tanjung sudah klimaks. Rico langsung berganti
posisi, ia pindah ke belakang Doni. Awalnya ia menjilati pantat Doni yang seksi
kemudian ia juga mengocok penisnya di dalam anus Doni yang merah itu.
Begitulah
seterusnya. Mereka saling mengentot dan dikentot sampai lima kali
putaran.Inilah yang disebut '3 in 1'. Tiga cowok yang ganteng-ganteng dan
keren-keren bergabung jadi satu dihubungkan dengan sebuah benda yang disebut
'penis'.
No comments:
Post a Comment