Page Tab Header

Wednesday, February 20, 2013

Cerita: OrTu Bi-Sex



Obsesi Ibu

Kata orang,tidak baik jika kita terobsesi terhadap sesuatu,itu akan mencelakai diri kita,bahkan orang-orang terdekat kita. Itulah yang menimpa hidupku. Demi kebahagian ibu dan aku,beliau akhirnya menempuh jalan,yang tampa disadari telah masuk kedalam lubang yang hina.

Waktu kecil,aku hidup dilingkungan yang masih percaya akan orang pintar. Jika ada masalah apaun,baik kesehatan atau kehidupan,tak jarang mereka mengandalakan kepadandaian sebagian orang pintar. Ada yng mengangapnya berhasil,tapi jauh lebih banyak yang gagal, tapi walau demikian,masih saja banyak orang percaya akan kepandaian orang-orang pintar tersebut.

Aku lahir dari pernikahan ibu yang ke dua. Sedangkan ayahku,aku tak tahu pasti,ibu itu istri ke berapa,ibu bilang sih ke 4,tapi saat melihat banyaknya anak ayah,membuat aku tak yakin akan hal itu. Ayah memang hanya sesekali datang ke rumah kami,dalam seminngu dia bisa datang 3 samapi empat kali,tapi hany sesekali saja biasanya dia menginap. Hal itu,menyebabkan kedekatan aku dan ayah tidak begitu erat. Tapi aku selalu menghormatinya. Ayahlupun sebenarnya perhatian terhadapku. Ibu mengenal istri-istri ayah yang lain,tapi hany satu yang dianngap tua,yang lumayan dekat dengan ibu. Istri pertama ayah meninngal,jadi istri ke dualah yang dianggap tua dan dia sangat dekat dengan ibu di banding dengan istri lainnya.

Sejak kecil,aku sudah tahu bahwa ibu yang hanya lulusan sd,sesekali suka mengunjungi dukun,bahkan dia menggunakan susuk. Kebiasaan ibu diturunkan dari nenek. tapi sepengetahuanku. Ayahkupun kadang ke dukun. Dan ketika ibu mengetahui ayah punya perempuan lagi,biasanya ibu akan kedukun dan meminta bantuan. Meski tahu bahwa ibu bukan interi terakhir ayah,karena ayah masih punya satu istri sah selain ibu,tapi ibu sepertinya paling tak rela jika ada perempuan lain hadir dikehidupan ayah.

Dan kebiasaan ibu,makin terlihat,saat itu usiaku sekitar 10 tahun dan masih duduk di bangku sekolah dasar,ketika ibu kembali uring2an. Karena mengetahui ayah mempunyai wanita baru. Tapi sepertinya usaha ibu sia2, walau akhirnya ayh sering menginap ditempatku di banding dulu,tapi tak menghintikan ayah untuk kembali mempunyai istri,walau dia nikahi secara siri. Bahkan satu tahun kemudian,ayah kembali dikaruniai anak lelaki,entah yang ke berapa.

Setelah itu,karena factor usia,kulihat ayh sering sakit-sakitan,saat sakit,ayah sesekali beristirahat di rumahku,di rawat ibu dibantu nenek. kami memang tinngal bertiga ketika ayh tak di rumah. Kata ayah masakan nenek enak,jadi saat sakit dia betah di temaptku.

Saat usia sekitar 12 ,aku makin sering melihat ibu mencari orang pintar. Saat itu kesehatan ayah makin memburuk, dia bahkan hanya bisa berbaring di rumah istri tertuanya. Saat itu,aku makin sering mendengar ibu membicarakan ayah dengan nenek. “kita harus cari orang pintar mbo,kalau ada apa2,si mas bisa meninggalkan warisan buat anaknya,kita harus bikin dia makin sayang sama si eno” kata ibuku suatu hari. Aku hany bisa mencuri dengar dari kamarku.

Akhirnya,suatu hari,nenek member tahu ibu. “ndo,ini ada,katanya bagus,tapi lumayan jauh”kata nenek setelah itu dia bercerita kepada ibu,tentang berita yang didapat dari orang yang member alamt itu. ‘ya gpp mbo,kita coba datangi aja”kata ibu. “Cuma nanti katanya kamu dimandiin2 gitu,malah tampa2 baju gitu”bisik nenek. “ya gpp mbo,kan dulu2 juga pernah”kata ibu. “hati2 aja ya ndok”.”tenang mbo”kata ibu yakin.

Ya ibu memang telah terbiasa dengan ritual-ritual. Bahkan sepertinya dia tidak takut. Bahkan kali ini dia juga berkehendak pergi,meski jauh dan tidak begitu mengenal derahnya. Kali ini,aku yang di ajak, aku pernah dua kali ibu aja,tapi seringnya ibu mengajak nenek. perjalanan yang ditempuh selama 4jam lebih,dengan 3 kali naik umum dan sekali ojek,ditambah satu jam berjalan kaki menaiki bukit,tak membuat gentar,bahkan sepertinya dia antusias. Aku bahkan samapi tidak sekolah.karena dari subuh,kami sudah berangkat.

Akhirnya,kami samapi di tempat yang dituju,tempat yang sepertinya berada di suatu bukit,aku sendiri merasa seram,tapi tidak dengan ibu.lelaki setengah tua berkumis tebal,dengan wajah ditutupi berewok menyambut kami,dia berusaha ramah,tapi mukanya tetap kelihatan seram. Saat pertama bertemu,matanya terus memeloti ibu,seperti hendak menelanjanginya. Dia kemudian duduk,setelah member ibu minum dia berkata. “sepertinya ada wanita muda yang menghalangi keberuntungan kamu ndok”katnya. “mas mbah”kata ibu,dari wajahnya terlihat sedikit kaget,ibu akhirnya mengutarakan keinginanya. “dia ada istri muda kan?kata mbah,ibu mengangguk,”lebih mudah menyingkirkan yang muda,daripada merubah fikiran suamimu,bsiknya. Tak lam ibu akhirnya di suruh masuk ke satu ruangan. Kurang dari satu jam ibu keluar. “tolong ya mba,apapun akan saya lakukan”kata ibu,ditanganya ada secarik kertas. Yang kemudian kutahu isinya syart-syarat. “tapi ini berat ndok,mbah harus tafakur dan puasa dulu”tapi nanti kita coba.lebih bagus malam pas wedal kamu”kata mbah dukun. “saya usahain mbah”kata ibu.

Kembali kami melakukan perjalanan pulang. Tiba di rumah,ibu langsung member tahu nenek.nenek bilang,kalau yakin,laksanakan saja.

Akhirnya 2 mingu dari yang direncanakan,kami kembali pergi. Hari itu selasa siang kami berangkat,karena ibu lahirnya rabu. Kami berangkat selain membawa baju ganti,sesajen,juga sedikit lauk pauk,buat makan nanti,kata ibu.”ibu gak takut kalau nginap”kataku. “gak lah,ini juga nanti buat kamu”kata ibu.aku sama sekali tak mengerti. Tapi aku sendiri percaya dengan orang-orang pintar tersebut. Kepercayaan yang aku tahu sejak kecil tentang kemampuan atau kelebihan mereka. Bahkan aku pernah di ruat supaya pintar dan jauh dari penyakit,walau terbukti jarang sakit,tapi tetap nilai ku tak bagus2.

Saat itu aku kembali tak sekolah,malah minta ijin 2 hari. Sekitar jam 5 sore kami sampai,wajah senang langsung kulihat di muka mbah dukun saat kami tiba. kemudian ibu ngoibrol,sambil memeriksa semua bawaan disaksikan si mbah. Sesaat kemudian,si mbah menyalakan beberapa lampu cempor dan satu patromak di tengah rumah, aku baru tahu bahwa tidak ada listrik. Sekitar jam 7,kami makan dari nasi si mbah dan lauk pauk yang kami bawa, si mbah sendiri lebih sering berada di ruang belakang sebagai tempat prakteknya. Sungguh sangat sepi. Tak ada barang berharga di temapt itu. Ada radio,yang tergeletak diatas lemari butut. Rumah itu hanya terdiri dari satu kamar keci tampa pintu,hany tirai.l,menempel pada satu ruangan besar tempat si mbah praktek sekaligus tidur.dibelakang ruangan besar ada pintu yang hany ditutup tirai,2 meter dari pintu,ada kamar mandi. Didepan karma kecil,ada sedikit ruangan guna menerima tamu,kemudian ada jalan lebar sekitar 1 meter lebih antara ruang besar dan dinding bilik,yang menghubungkan ruang tamu tersebut ke dapur dan kamar mandi. Bahan bangunan rumah itu hany kayu,bamboo dan bilik. Aku duduk di ruang tamu beralas tikar saat mbah menghampiri kami.”nanti kamu istiraht di sana aja”kata mbah sambil menunjuk kamar kecil dihadapanku,kamar yabf hany berisi ranjang bale dan kasur serta lemari kayu setengah badan menempel bilik. “mbah,nanti mulai jam berapa?kata ibu. “sekitar jam 11 aja,nanti jam 12,kita mulai ritualnya. Sesaat kemudian,si mbah memanggil ibu ke ruanganya. Aku masuk tak lantas masuk,tapi mendekati bilik kamar mbah,sekedar ingin tahu yang dibicarakan.”ndo,apa siap dengan semua ritualnya,kamu harus mantap”kata mbah.”saya siap mbah”kata ibuku.”soalnya kamu harus melepaskan semua penghalang dihari wedalmu.mbah sudah puasa,dan nanti mbah salurkan semua kemapuan dan energy pengasihan mbah suaranya bergeram,tapi jelas.

Entah apa yang di obrolkan,aku beranjak ke kamar,disana ternyat samar-samar suara mbah terdengar juga.sekitar jam 9 ibu masuk ke kamarku,aku lantas pergi ke kamar mandi,di dapur aku ketemu mbah yang tengah memisah-misahkan bunga,saat masuk kamar mandi,2 ember besar air berisi bunga ada di situdidepanya ada bak yang merapatke sumur,lalu ada ruang mandi kecil tertutup tembok bata setengah badan yang dikerjakan seadanya.”nak tolong angkat inu yuk”kata mbah saat aku keluar wc yang tampa penutup itu. Kami mengangkat satu ember lalu masuk ke ruang si mbah dan meletakanya di samping bale tak jauh dari pintu masuk. Dipojok yang menempel dengan kamarku,ada ranjang berukuran sedang beralas kasurdan berkelambu. Bau menyan dari dupa langsung menyengat, lampu cempor hany menempel didinding tak jauh dari pintu dengan cahaya yang sedikit redup. Selain lemari sedang dan meja kecil,tak ada apa2 lagi diruangan itu,hanya kulihat ada golok,pedang,dan arit mengantung di bilik kamar.

Sekitar jam 10,ibu menuyuruhku tidur,aku asalnya merasa kantuk,tapi kemudian,saat perlahan ibu bangkit,kantuku sedikit berkurang. Aku kemudian merapatkan badanku ke bilik,sambil pura-pura merem.ternyat percakapan mereka lumayanterdengar. Sesaat terasa hening,tapi sesekali kudengar kemudian kudengar mbah berkata.”ya ndok,ganti pake kain aja”katnya.kemudian kudengar ibu disuruh mengikuti mbah. Hening sejenak,kurasa mereka pergi ke kamar mandi,fikirku. Tak lam kudengar suara mbah kembali. “ya ndok,kita mulai,lepaskan saja tak apa2. Hening kembali terdengarmtapi sesekali kudengar tarikan nafas panjang ibu..”pejamkan matamu ndok,mbah akan memberi semua pengasihan mbah,”katnya sesaat terasa hening,tapi kemudian kedengar nafas ibu yang mulai seperti terengah .”aduh mbah”kata ibu,saat itu aku mulai penasaran,apa yang dilakukan mbah. Ruang tamu sudah gelap,patromak sudah diredupkan di matikan,perlahan aku bangkit,berjalan pelan kesaping kamar mbah,aku bersaha mencari lubang,tapi tak ketemu,nafas ibu makin jelas,bahkan desahan mbah terdengar lebih jelas.”matamu jang dibuka ndok”kat mbah gemetar. Aku melihat ke dapur,gelap sekali,perlahan aku berjalan,aku hendak pura-pura kencing fikirku,langkahku aku hentikan,saat melihat tirai sedikit terbuka,aku dekatkan diriku, ya tuhan,dalam keremangan lampu cempor,aku melihat si mbah yang tampa busana sedang berada tepat didepan tubuh ibuku,walau badan ibuku tertutup punggung mbah,tapi aku tahu yang mereka lakukan. Perlahan aku kembali kekamarku dengan jantung deg degan. Entah berapa lama mereka disana,yang jelas aku terus melamun,samapi kemudian kurasakan ada tubuh berbaring disampingku.

Sekitar jam 8 aku baru bangun,kulihat ibu dan mbah sudah bangun. Aku kemudian makan, saat akan pulang si mbah berkata.’ingat ndok,apapun yang terjadi dan terlihat,jangan diceritakan ke siapaun,nanti malah jadi bencana pada kamu”kata mbah,iya mbah.kata ibu. “kamu juga,apa yng dilihat jangan cerita ke orang ya?katnya menatapku.”iya mbah,gak”kata ibuku menyakinkan.

Saat pulang,kulihat ibu sedikit melamun,tapi aku tak berani tanya. Samapi dirumah,ibu tak banyak cerita,nenekpun tak banyak tanya. Selang 2 hari,ayah mengirimiku uang. Ibu jadi kaget,dan sekaligus bahagia. Wajahnya kembali ceria. “mbok,aku nanti mau kesana lagi,liat hasilnya”kata ibu.nenek keliatan bahagia.”mang kita harus kesana lagi,cape bu”kataku. “kamu nanti gmana kalau gak ada uang,nanti gak sekolah”kata ibu. Aku akhirnya diam.

Seminggu kemudian,kami datang kembali. “ndok,ternyata istri mudanya punya orang pintar juga,tapi gpp,aku sudah minta bantuan teman,nanti kami lawan bertiga”kata mbah dukun. “maksud mbah?tanya ibuku. “iya,nanti nritualnya di bantu mereka”.”tapi mbah”kata ibuku sedikit ragu. “kita sudah setengah jalan ndok,jangan mundur,gmana?kata mbah.”terserah mbah”akhirnya ib uku diam. “bagus,kan hasilnya sudah terlihat,walau belum maksimal”kata mbah dukun,saat itu ibu kembali tersenyum. Sekitar jam 7,ada orang mengeruk pintu dapur. Kemudian datang dua lelaki menghampiri kami,menyalami ibu dan aku, wajahnya tak kalah seram,semuanya berbaju hitam seperti mbah. Satu mbah dukun,terus melihatku, “anaknya ndok”tanya dukun yang kelihatan paling muda.”iya”jawab ibu. “kalau kamu mau apa,nanti si mbah kasih”kata dukun itu. “mau pintar mbah”kataku. Dia tersenyum. “bukan mau kaya atau disenangi cewe2?tnya si mbah. “itu juga mau”katanya. “sini mbah jampein,supaya sehat dulu ajah,katanya kemudian kumat-kamit dan menyembur kepalaku dengan air putih dari gelasku, “nanti mulainya jam 9 atau 10 ajah”kata si mbah dukun pertama ibu. “tapi mbah”kata ibu sambil melihat ke arahku. “gpp,nanti kamu di kamar aja”kata mbah. “kamu nanti kalau dengar apa2,diam dikamar aja ya”kata ,mbah kemudian,aku mengangguk. “lagain gpp,kan ayahnya supaya sayang sama dia,mungkin nanti dia juga harus didoain”kata mbah ke 2 yang menyemburku tadi. “kamu lahirnya kapan?tanyanya. aku melirik ibu.Si mbah yang lainnya yang ke 3 banyakan diam,hanya sesekali matanya melirik ibu.

Setengah sepuluh,mbah kemudian berkata. ‘hayu,sekarang aja”katanya. Ibu melihatku yang masih terjaga didalam kamar. “kamu disini aja ya,jangan ke mana”kata ibu. “mbah aku boleh liat ga”tanyaku. “boleh aja,gman ibumu”kata mbah.”jangan,kamu di kamar aja ya”kata ibu. Kulihat si mbah ke 2 melirik dan tersenyum kepadaku.

Mereka kemudian meninggalkanku,Suasana kemudian terasa hening,tapi suara mbah sekarang lebih jelas terdengar. “nah,hisap asapnya”katnya kudengar suara mbah. Sedang dukun yang lain,aku tak mendengar suaranya. Aku kemudian mendengar mereka ke kamar mandi,sesaat suasana kembali hening,hanya terdengar gumanan seperti sedang membaca mantra2 tapi kemudian,kudengar tarikan nafas ibuku yang sesekali terdengar,bahkan terdengar suara oh,walau samar. “biar saya dulu yang member pengasihan”terdengar satu lelaki berkata. Setelah itu,sesekali kudengar bunyi kayu berdenyit,dan suara desahan ibu makin sering terdengar sampai akhirnya,satu orang berkata.”disana aja”katnya. Sesaat kemudian kudengar suara ibu mengaduh,bahkan beberapa kali”tahan ya,ilmunya mau diamsukin lagi,coba kasih asap”kata suara yang kutahu dari si mbah ke 2..setelah itu ibu sesekali mengaduh,diiringi bunyi besi yang berdenyit,kufikir mereka sudah pindah ke ranjang besi,gumanku dalam hati. “aduh mbah,aduh mbah”suara ibu makin terdengar lantang.”tahan,nanti juga gpp”bisik mbah ke 2. Rasa penasaran menghampiriku. Kudengar ibu seperti kesakitan tapi sekaligus menikmatinya. Aku kemudian berjalan pelan.lampu petromak telah dipindahkan ke depan rumah. Saat ku melihat dapur,lampu cempor menyala walau sangat redup. Perlahan aku berjalan pelan disamping kamar besar itu.sampai kemudian tepat di samping pintu. Sesaat kemudian aku menberanikan diri mengintip ke kamar dari sela tirai kain yang tak rapat menutupi pintu. Aku kaget saat samar telihat ibuku berada diantara 2 lelaki. Mbah ke 3 berbaring dikasur,diatasnya ibu tertelungkup,dan diatas punggung ibu sambil menghentak-hentakan pinggulnya,mbah ke2 berada. Sementara si mbah 1,bersimpuh,dengan menyodor-nyodorkan kontolnya ke muka ibu. “hayo isap,semua lubang harus ditutup”kata si mbah 1. Aku tak berani melihat lebih lama,karena badan si mbah ke 1,menghadap ke arahku.perelahan aku kembali ketempat tidurku. Lama-lama,bukan hanya suara ibu yang mendesah oh,tapi juga suara mbah-mbah itu. Entah berapa lama suara-suara itu terdengar,disela kebingungan aku terlelap.

Entah berapa lama aku terlelap,kemudian aku terjaga karena ingin buang air kecil. Aku akhirnya berjalan pelan. Tapi kemudian saat tiba didapur aku kaget,disana ada si mbah ke 2 sedang meneguk air. Dia tak berpakaian sama sekali. “mau kemana?katanya seperti kaget juga.”kencing mbah”jawabku sambil menguap.walau samar,sekilas aku melihat kontol si mbah sedang berdiri tegang,tapi aku tak berani melihatnya.. Aku menoleh ke arah tirai yang sedikit terbuka,tapi kemudian si mbah bergerak cepat merapatkanya. “ibu mu masih diisi”kata si mbah. Aku kemudian ke kamar mandi. Aku melihat bunga berserakan di sana. Keluar kamar mandi,aku melihat si mbah ke 2 masih berdiri tak jauh dari tirai,tapi sekarang bagian bawahnya telah ditutupi kain. Aku kembali masuk ke kamar dan melanjutkan tidurku.

Mungkin sekitar jam 7 pagi aku bangun,Susana hening. Perlahan aku berjalan ke dapur,sepi sekali. Saat melihat ke dalam dari balik tirai,kulihat seorang tertidur di bale,mataku kemudian beralih ke kasur. aku melihat ibuku masih tertidur dengan hanya mengunakan sarung yang lilitanya didadanya telah terlepas. Mbah ke 2 dan ke 3 berada disamping kanan kirinya,ke duanya bertelanjang dada. Sementara bagian bawah si mbah ke 2 hanya ditutupi sarung dan si mbah ke 3 memakai celana pangsi hitamnya yang tidak dikancingkan,hingga bulu-bulunya Nampak sekali keluar. Akhirnya aku tahu yang tidur di bale si mbah ke 1.diapun hanya mengenakan kain menutupi bagian bawahnya saja.

Aku akhirnya kembali ke kamar,melamunkan kembali kejadian semalam.baru sekitar satu jam kemudian, kudengar di kamar ada yang berbincang. Aku pura-pura tidur,sebelum akhirnya ada satu orang datang dan kutahu itu ibuku,telah berpakaian rapi walau belum mandi.

Sekitar jam 10,mbah ke 3 pamit. Ibu kemudian berbincang dengan mbah ke 1 dan ke 2. “ndo,seperti aku bilang kemarin,gmana,anakmu juga perlu loh ndo”kata mbah 1. “iya mbah,kapan”kata ibu. Setelah menyakan wedalku,yang hari jumat,ibu akhirnya setuju minggu depan aku di ruat. Aku sempat heran. Tapi saat diperjalanan pulang ibu akhirnya menceritakan semuanya. Supaya ayahku sayang dan mewariskan banyak uang,aku juga perlu di beri pengasihan.”tujuan utama kitya ke sana kan buat kamu,jadi memang kamu juga harus di doain”kata ibu. Kulihat wajah ibu Nampak beda,sangat ceria dan berseri-seri. Bahkan beberapa lelaki berusaha ada yang mengajak senyum. “ibu,ibu kok kelihatan lain?bisiku. “masa?ibu diberi pengasihan”bisik ibu didalam bis.”bu,kmarin malam,saat aku pipis,aku melihat mbah didapur tampa baju”bisiku.”sss,ingat kata2 mbah,nati bisa gagal”bisik ibu,aku menganguk. “kalau mengisi ilmu,memang gitu,tubuh kita harus bersih dari apapun”lanjut ibu berusaha member penjelasan. Aku hanya bengong,tapi memang,setelah ke dua kali datang,ibuku sangat berebeda. Kelihatan lebih cantik. Nenekupun merasakanya. Auranya seperti keluar.

Saat pulang,ibu dikejutkan dengan kabar dari nenek bahwa ayahku mencari aku. “suamimu marah2,pergi gak bilang2,mbok bilang mbak yu mu sakit”kata nenek. kami akhirnya bergegas ke rumah ayah. Ayah menyuruhku menginap,itu membuat aku dan ibu kaget.”gpp,nginap aja disini”kata istri tua ayah. Aku sebenarnya belum pernah menginap,tapi ibuku pernah.

Kejadian itu makin membuat aku,ibu dan nenek percaya akan bantuan mbah dukun tersebut. Hingga akupun sedikit antusias menerima ruatan dari mbah. Akhirnya saat yang ditentukan tiba,hari itu hari kamis dan untungnya sekolahku bebas,karena sekitar 2 minngu lagi aku mau ulangan semester pertama di smp ku. Kami tiba sore hari. Begitu samapi kulihat si mbah ke 1 dan ke 2 ada di rumah. Si mbah begitu ramah menyambutku. Ibu seperinya sudah tidak canggung. Dia langsung membuka bngkusan yang kami bawa dan menghidangkanya di meja makan, mbah-mbah itu akhirnya makan. Setelah itu kami ngobrol. “mbah,aku ingin awet muda,kasih yam bah”kata ibuku. “iya,tapi harus banyak gaul ma anak muda,bagus2 bisa ngedapetin yang sepantaran anakmu”kata si mbah. Ibuku hanya tersenyum.”pantanganya banyak yam bah”kata ibuku. “lah,ga ada”kata mbah. “yang kmarin kok ada mbah”kata ibu. “itu kan khusus,dan yang penting dilatih aja”kata mbah,aku tak mengerti pembicaraan mereka. Tapi aku kemudian bertanya.”mbah di ruatnya nanti sakit gak?kataku.”sedikit”kata mbah. “duh mbah,jangan sakit dong”kataku.”takut?kata mbah.”iya bah,”jawabku.”nanti kayak ibu aduh2an”kataku lagi.”hus,gpp sakit dikit,nanti kan yang penting hasilnya”bisik ibu,sambil tersenyum.si mbah hanya mesem2. Saat asyik ngobrol terdengar orang datang,ternyata si mbah ke 2 dan membawa satu lagi,mbah 4,akhirnya mereka memperkenalkannya. “kami memang suka saling tolong,dulu ketika cari2 ilmu,saya ketemu sama mbah ke 3,baru yang ke 2,dan yang terahir paling muda dia ”kata mbah ke 1 menunjuk mbah ke 4 dan memang paling muda walau berewokan juga.”umur kamu berapa? Tanya mbah 1.”sebulan lagi 13 ya bu”kataku,ibu menganguk. “kamu sudah mimpi basah”tiba-tiba si mbah ke 2 bertanya. Aku tak menjawab hanya senyum2. “jangan malu,gpp”kata mbah ke 1. Aku menganguk. “bagus kalau gitu”kata mbah ke 2.”sejak kapan”kata mbah ke 2. Ibuku kelihatan hany senyum.”sekitar 3 bulan yang lalu mbah”kataku. Kemudian saat aku berbincang dengan mbah ke 2,ibuku kemudian ke dapur,berbincang dengan mbah ke 3 dan ke 4.

Sekitar jam 9,lebih mbah ke 1 menyuruh ibu siap-siap. “jadi sekarang mau yang awet muda’kata mbah 1. “iya mbah,tapi sekarangkan bukan wedalku”kata ibuku. “gpp,yang penting yang pertma harus sesuai wedal,kesananya gak apa”kata mbah.”oh gitu yam bah”kata ibu.”nanti sekalian ngelanjutin dan ngetes yang kemarin.kebetulan kalau buat awet muda,dia jagonya”kata mbah menunjuk mbah ke 4. “kamu mau sekalian sekarang”kata mbah ke 1. “nanti mas,sekitar jam 11 aja”kata mbah ke 2. “mbah boleh liat gak”kataku.”nanti le,kalau saatnya.boleh”kata mbah.dia kemudian berlalu diikuti ibu. Agak lama mereka dikamar,kemudian aku melihat ibu keluar diikuti mbah ke 1. Ibuku mengenakan kain dililit didada,badanya seperti mengkilat dan rambutnya kelimis.”ibu mau apa mbah”tanyaku. “mau di mandiin,setelah tubuhnya diminyaki dan dijampe2”kata mbah. Lumayan lama mereka di kamar mandi,akhirnya ibuku keluar dengan basah kutup dan di rambutnya ada bunga2. Setelah itu aku melihat mbah ke 3 masuk wc dan keluar dengan basah kuyup,lalu mbah ke 4, dan terakhir mbah ke 1 pun mandi. Suasan didalam hening,tapi perlahan ku dengar sura desahan ibuku. “sudah jangan di dengar,kamu mau minta apa”kata mbah.”ingin ujian saya lancer aja mbah”kataku.

Lama-lam suara ibu makin nyaring,sesekali diikuti suara lelaki.”kita sekarang aja yuk”kata mbah,aku menganguk. Aku disuruh masuk kekamar,tak lam si mbah datang dengan baskom kecil.”buka baju kamu,semuanya”katanya.”semuanya mbah?tanyaku.”iya”perlahan aku melepas semua bajuku,terakhir celana dalamku. Si embah tersenyum. Dia kemudian mengelar plastic diatas kasur,lalu menimpahnya denga sprei. Aku disuruh tertelengkup. Kemudian kurasakan tubuhku dibaluri minya dan bunga-bunga. Mbah seperti mengurut dari ujung rambut samapi kaki. Setelah itu dia mengurut bantatku,bahkan seseai jarinya dia masukan pelan ke lubang duburku.saat itu kurasakan sedikit sakit sekaligus geli. Mbah kemudian menyuruhku berbalik,dia kemudian membaluri seluruh badanku dengan minya dan bunga yang sama. Dia bahkan meminyaki kontolku hingga perlahan berdiri. Si mbah tersenyum. Dia kemudian mengelap tubuhku dengan cairan wangi dari baskom. Akhirnya dia menyuruhku bnagun dan membawaku ke kamar mandi. Air dingin mulai menjalari tubuhku saat mbah menguyurku dengan air bunga.setelah itu kami kembali ke kekamar,aku sempat melirik ke kamar besar,tapi tak keliatan,hanya desahan dan kata oh yang kadang terdengar dari mulut orang2 didalamnya. Setelah mengeringkan tubuhku dengan kain,perlahan mbah membuka satu persatu pakaianya,samapi tak ber sisa sekalipun,dia kemudian menyuruhku berbaring dan meninggalkan. Kemudian dia kembali dengan rambut dan tubuh sedikit basah,dia kemudian mengeringkanya dengan kain yang aku pakai.dia kemudian berbaring disampingku dan menyuruhku memejamkan mata.aku pejamkan mataku.sesaat kurasakan bibirnya menciumi dadaku,lalu teteku dia isap. Tak lama kurasakan jarinya mulai masuk diantara selangkangaku dan kursakan dia membalurkan cairan kental di duburku,setelah itu jarinya dia tekan-tekan dan berusaha masuk,aku mengeliat,menahan sedikit sakit,tapi lama-lam jari itu masuk maju mundur. Kemudian dia membalikan badanku hingga tertelungkup dia menganjal bantal tepat di kontolku.perlahan kurasakan duburku dia jilati dan kembali jarinya dia berusaha masukan.setelah itu kurasakan benda tumpul hendak memaksa masuk.”mbah,sakit”kataku. Sesaat si mbah menghentikanya dan dia kemudian beranjak pergi,dia kemudia kembali dan menyruhku duduk, kamu hisap asapnya. Kata si mbah sambil menaburkan sepertri baku di dupa. Aku merasa sesak,dan akhirnya batuk2 saat asap ku hisap. Setelah beberapa kali,kurasakan agak pening,tapi kurasakan fikiranku tenag juga. Aku juga melihat kontol mbah yang sudah berdiri,percis dihadapanku. Setelah menyuruhku kembali tengkurap,mbah pergi lagi,dan kemudian kembali.kembali dia menciumi duburku dan meminyakinya,setelah jarinya masuk,sesaat benda tumpul kembali berusaha masuk. Sakit masid sedikit kurasa,tapi aku tahan,namun saat benda itu makin dalam,rasa mual menjalar perutku.”mbah,sakit”bisiku.”tahan,mbah lagi masukin ilmu”bisiknya sambil menciumi pipiku.aku terus merintih,saat benda itu mulai maju mundur di pantatku. Lama sekali mbah melakukan itu,sampai akhirnya dia mendekap tubuhku erat,erangan keluar dari mulutnya berbarengan dengan keluarnya cairan hangat di pantatku. Perlahan benda itu keluar dari pantatku. Mbah mengelap pantatku. Dia menyuruhku berbaring sambil menutupi tubuhku denagn kain.dia memeluku dari samping. Kira-kira setenagh jam,mataku teras berat tapi tak begitu ngantuk,kemudian si mbah pergi kekamar sebelah. Tak lama si mbah kembali,kulihat kontolnya mengacung. Si mbah kembali meminyaki pantatku. Tapi kali ini aku terlentang dan pantatku dia ganjal. Setelah jarinya keluar masuk,mbah mendekatkan kontolnya dan kemudian perlahan dia benamkan kontolnya. Saat itu kakiku dia buka lebar2.”aduh mbah”hanya itu yang keluar dari mulutku saat kontol mbah makin dalam dan akhirnya perlahan maju mundur di pantatku. Rasa sakit bercampur geli,kurasakan apalagi saat perlahan tangan mbah memijat-mijat kontolku. aku mengeliat-geliat. Kurasakan kontolku makin mengeras,dan nafasku makin tak menentu,saat itu kurasakan si mbah mencabut kontolnya dan kemudian dia menghisap kontolku dalam-dalam,aku tak kuasa menahan rasa nikmat yang datang tiba-tiba,samapi akhirnya,kontolku mengeluarkan cairan yang begitu melegakan sekaligus member kenikmatan luar biasa. Kulihat si mbah menghisap dala-dalam,dan menelan seluruh cairan kontolku,setelah itu dia kembali menggenjotku,sampai akhirnya dia mencabut kontolnya. Kemudian setelah dia lap dengan kain basah. Dia menyruhku membuka mulut dan akhirnya memasukan kontolnya di mulutku, kemudian menaju mundurkan.saat itu aku baru sadar kontolnya lumayan besar dan membuatku ingin muntah. Tapi kemudian mbah mengejang”kamu harus minum airnya”kata si mbah,dan akhirnya kurasakan cairan kental asin dimulutku,sebagian bahkan langsung masuk tenggorakanku,aku akhirnya menelanya walau rasanya aneh. Setelah itu mbah melakukan ritual,membasa sesuatu,dan terakhir memandikanku. Aku akhirnya di suruh tidur. Dan akupun terlelap.

Saat bangun,hany tinggal ibu,mbah ke 2 dan ke 1 yang ada,mbah yang lain sudah pulang. Kulihat ibu menyiapkan makan,untuku,setelah itu dia bahkan membereskan kamarku dan mencuci sprei2nya. Wajanya kelihatan berseri. Aku sendiri tak menyangka,di kunjunganku yang ke 3,aku akan mengalami ritual macam itu.”burungmu bisa dibikin lebih besar lo le”kata si mbah 2.ibu hany senyum.”masa mbah”kataku.”iya,apalgi kamu masih nubuh,lebih gampang”kata mbah lagi,aku hany senyum. Saat akan pulang,mbah 1 mengingatkan ibuku. “ya kalau mau bagus,harus dapat yang muda2:katnya. Ibuku tersenyum.

Entah,ibuku jadi ketagihan datang ke tempat si mbah,bahkan meski ayah sakitnya makin parah,ibu bukan menunguinya,bahkan mengajaku kembali menemui si mbah sesegera mungkin. Bahkan baru selesai ulangan hari jumat,dia langsung membawaku pergi menemui si mbah. “kita kan sudah bilang bu,kalau gak jumat ini,jumat depan,sudah jumat depan aja bu”kataku. Tapi akhirnya aku menyerah,memang kurasakan juga hasilnya. Kurasa ujianku keliatan mudah. Dan ayah walau sakit,tetap ingat denga uang sekolahku.

Tapi aku tak menyangka,kunjungan kali ini,merupakan kunjungan yang membuatku makin terperosok ke dalam kenikmatan semu dunia. Bahkan aku terjerumus ke hal yang seharusnya tidak boleh terjadi. Selepas magrib,kamu baru tiba. 4 orang dukun itu sudah menunggu kami. “kirain hari ini gak datang lagi,minggu kemarin kami juga menunggu”kata mbah ke 4.

Waktu belum jam 8,tapi mereka sepakat melakukanya. Aku masuk ke kamr depan,setelah digosok,aku kemudian ke karma mandi,saat keluar,ibu dan mbah ke 1 keluar dari kamar. Ibu tersnyum padaku.dia kemudian masuk ke kamar mandi.saat masuk kamar,kembali mbah 2 menciumi dan menjilatiku,samapi akhirnyamperlahan kembali kurasakan kontolnya mulai menembus lubang duburku,walau sedikit sakit,tapi kali ini,aku bisa menghadapinya,bahakn lama-lama kursakan kenikmatan saat kontolnya maju mundur,samapi kemudian mbah mengerang dan mengeluarkan cairan hangat di duburku.”udag gak sakit kan”bisiknya,aku mengangguk. Dia memeluku. Tak lam aku berkata”mbah,boleh liat ke sebelah gak?bisiku. “ya dah,tapi harus dirahasiakan,kalu gak,kamu akan dapat bencana”katnya,aku mengangguk. Kmaipun tmapa pakaian melangkah. Jantungku berdegup kencang. Aku kaget melihat pemandangan yang kali ini jelas terlihat walau cempor kamar tak begitu terang menyalanya. Saat perlahan,aku melongokan muka ke tirai yang telah setengah terbuka.diranjang besi itu.Mbah ke 3 tengah memaju mundurkan kontolnya di momok ibu.sementara mbah ke 1 dan ke 4 berjongkok dikanak kiri kepala ibu,menyodorkan kontolnya.kontol itu ibu pegang sambil bergantian dia masukan ke mulutnya. Ibu tak menyadari kehadiran kami,tapi mbah 1 yang menghadap pintu melihat kami dan hanya tersenyum. Sesekali ibu cekikikan seperti tidak sadrakan diri. “ibumu lagi diisi. Itu semua demi kamu,ingat”bisik mbah 2 sambil meraba raba dadaku,perlahan kurasakan kontolnya mengeras di punggungku,sambil sesekali dia tekan-tekan di belahan pantatku.”liat kontol mbah,gede kan”katnya. Aku melihat ke kontol mbah ke 1,aku sempat kaget,ukuranya mungkin sama percis pergelangan tanganku.”kamu mau gak kayak gitu”bisik mbah 2.aku hany diam.tak lam kulihat mbah ke 3 mengejang,lalu mbah ke 1 mengantikanya,saat kontol mbah masuk,ibu mengerang hebat.”aduh mbah,enak,yang dalam”katnya. Mbah ke 3 melirik kearh kami.dia kemudian tampa malu mendekati kami,dan hany senyum lalu ke dapur mengambil air. Kemudian mbah ke 1 memeluk ibu dan membuatnya menyamping,membelakangi kami,sesaat mbah ke 4 berbaring di belakang ibu,dan perlahan memasukan kontolnya ke pantat ibu.ibu kemudian mengeliat,sambil teriak ahh,tak lama mbah ke 4 pun memaju mundurkan pinggulnya di pantat ibu. Tapi kemudian mbah ke 2 melepaskan pelukanya di dadku,dia menghampiri ranjang itu, “kamu isi anaknya aja”kata mbah 2. Mbah 4 kemdian bangkit,dia melihat kearahku,lalu menghampiriku dan membawaku kekamar depan. Tampa kata dia langsung menelungkukanku dan memasangkan kontolnya di pantatku. Samar2 kudengar ibu mengaduh. Saat itu,aku pejamkan mataku dan menikmati kontol mbah ke 4 yang lebih besar dibanding mbah ke 2. Sesaat kemudian,mbah membalikan badanku,dan kemudian melebarkan pahaku,lalu kembali dia masukan kontolnya ke dubur.tak lama tanganya mulai mengocol kontolku,dan kurasakan nikmat luar biasa sampai akhirnya sperma mengucur deras dari ujung kontolku. setelah itu,mbah pun mengejang dan memuncratkan spermanya di pantatku.

Diantara suara berisik dari kamar sebelah,aku memejamkan mataku dan terlelap. Besoknya,aku bingung saat ibu berkata dia dan aku menginap lagi hari ini. “nanti malam kamu akan diisi lagi”kata ibu. Siang itu,aku akhirnya dibawa mbah 1 ke sawah,mengambil singkong,ikan dan lainya. Sementar mbah2 yang lain pulang dulu sambil membawa keperluan untuku.

Sore hari,mbah2 kemabli datang walau tidak bersamaan.mbah 2 membawakan barang2 untuku. “mbah emang daun bamboo sama daun jadi bisa dipake buat besarin”tnyaku. Mbah menagguk,nanti yang tajam-tajam ini yang akan kita jadikan seperti sosok. “gak gatal mbah’kataku.”awalnya aja,sedikit”katanya. “harusnya dia merasakn perbedaanya sebelum dan sesudah dikasih pengasihan”kata mbah 1. “kamu sendiri gman ndok,harusnya juga di sembur yang masih suci,supaya lebih kelihatan hasilnya”kata mbah 1. “habis gman mbah”kata ibuku. “anakmu sebenarnya bisa membantu,tapi kamu siap gak”kata mbah. “gman mbah aja”kata ibuku. ‘harusnya dia tahu perbedaanya ya’kata mbah 1 menatap mbah 2. “ya sudah mas ,aku kan ada pasien yang belum diisi,nanti biar kita ruwat diisini aja,tapi dia datangnya minngu”kata mbah ke 4. Kemudian mbah ke 1 membaw ibu ke dapur,dia berkata sambil berbisik,kulihat ibu hany mengangguk2.

sekitar jam delapan,mbah 1 kembali membawa ibu. “kamu kalau mau liat,boleh,hayo”kata mbah. Aku kemudian duduk dibale,menghadap ranjang,ibuku duduk di tepi ranjang,dikiri kanan si mbah3 dan 4 duduk besila kumat-kamit. Dibawah kaki ibu ada satu dupa menyala,baunya menyengat,mengasapi badan ibu,saat itu mbah 1 membaluri ibu dengan minyak,sambil jampe. Sesekali mbah menyodorkan dupa yang lebih kecil,sambil menaburkan tembakau,hingga keluar asap,dan sesekali dia mendekatkan asap itu ke hidung ibu. Aku ingat mbah 2 pernah memberiku asap itu. Setelah kira2 setengah jam,mereka membawa ibu ke kamar mandi. Mbah 2 mengajaku keluar. Kulihat jalan ibu sedikit sempoyongan dan sesekali tersenyum saat kembali ke kamar. “liat lagi yu mbah”kataku.”nanti,ada giliranya. Beberapa saat kemudian semua mbah didalam masuk kamar mandi bergantian dan kembali ke kamar besar itu.”giliran dia”kata mbah 1. Aku kemudian disuruh membuka seluruh pakaianku,mbah 2 lalu memadikanku. Setelah itu saat keluar wc,aku disambut mbah 1 dengan tubuh tampa sehelai kainpun, aku kemudian dibawa kekamar. Di ranjang,kulihat ibu berbaring dengan menekuk kaki percis seperti mau melahirkan,disamping kanan kirinya mbah3 dan 4 duduk tampa penutup pakaian. Satu tangan mereka meremas-remas payudara ibu. “naik le,gpp tenng aja”kata mbah 1.mata ibu sedikit terpejam.senyum sesekali tersungging di mulutnya.perlahan aku disuruh mendekatkan kontolku ke momok ibu,badanku bergetar,mbah 1 memdorong pungguku pelan dari belakang,perlahan aku berjalan dengan lututku makin mendekatkan kontolku.sesaat mbah membaluri kontolku dengan miyak,dan memijat-mijat,kemudian dia mengesek-gesekan kontolku ke bulu hitam ibu. Perlahan kontolku bergerak.berdiri,kemudian oleh mbah ditusuk-tusukan ke lubang momok, kontolku makin mengeras.”bagus le”bisik mbah.dan kemudian tangan mbah mendorong pelan pantaku,hingga pelan kontolku masuk ke lubang momok ibu.”nah ndok,sekarang giliran kamu,hisap kuat kuat”kata mbah saat itu kurasakan momok ibu berdenyut,dan seperti menghisap kontolku. kulihat tangan ibu menekan kuat pahanya,aku membungkukan badanku sedikit.”apa seperti di hisap le”bisik mbah.”iya mbah,ahh”bisiku. Mbah mendorong pantaku,hingga kontolku habis semua masuk kedalam momok ibu.”hayo ndok,hisap kuat-kuat”kata mbah,ibu menarik nafas panjang,kemudian kurasakan kontolku seperti disedot,sementara batangku seperti diremas daging yang sangat hangat.”mbah,mbah”bisiku. “gpp le,rasakan aja,pejamkan mata kamu”akupun menejamkan mataku,kepala kontolku kurasa makin membesar,akhirnya akupun tak kuasa dan,ahh,ahh…aku mendesah sambil terjerembab diatas badan ibuku sendiri. “aduh mbah ngilu,udah”kataku karena kurasakan kontolku seperti terus dihisap,hingga kurasakan spermaku kering.perlahan mbah mencabut kontolku. sudah,kamu pakai baju dan tidur. Aku melangkah lemas. Tenagaku seperti terkuras habis,entah aku langsung terlelap hingga subuh tiba.

saat bangun,aku terus memikirkan kejadian semalam.benarkah yang telah ku perbuat,betapa bejatnya aku,fikirku. Tak lama,kudengar suara berisik dikamar beasr.akhirnya satu persatu mereka bangun. Saat masuk kekamar,kulihat ibuku seperti bercahaya. Dia tersenyum dan menyuruhku mandi. “udah yang terjadi jangan diingat-ingat ya,biarkan aja”kata ibuku saat melihatku melamun.

Pagi itu mbah ke 4 pergi,dan sekitar jam 11 dia kembali dengan membawa wanita muda,usianya sekitar 20 tahun,katanya pasien baru yang ingin awet muda. Siang itu,aku banyak minum ramuan aneh pemberian mbah.setelah makan. Sekitar jam 1,mbah 1 menyuruhku masuk ke kamar. Ibu menunguku di ruang tamu,ditemani mbah 2 dan 3. “gpp,buat bikin kamu nanti gamapang jodoh dan rezeki”kata mbah,sambil melirik ibu kemudian membawaku masuk ke kamarnya. Saat masuk,aku melihat wanita yang dibawa mbah 4 telah berbaring tanpa pakain sehelaipun. Ajntungku berdegup kencang,mbah menyuruhku membuka pakaianku,setelah aku telanjang,mbah berbisik.”semalam kamu ingat kana pa yang kamu rasakan”kata mbah,aku mengangguk.”nah sekarang naik lagi kayak semalam”katnya menuntunku,wanita itu tersenyum malu-malu menatapku. Sesaat kemudian,kurasakan kontolku mulai bergerak saat melihat momok wanita itu,kontolku makin bertambah keras,saat kudekatkan ke momoknya,dan akhirnya,perlahan,aku masukan kontolku ke lubang yang menganga didepanku. Mbah kemudian memaju mundurkan pantatku.aku terus mengenjot wanita itu,sampai kira-kira 15 menit kemudian,tubuhku mengejang,dan spermaku muncrat didalam lubang momok wanita itu.

Mbah memngelap kontolku,lalu menyuruhku berpakaian.dengan penuh keringat,aku keluar dan duduk di kursi dapur.ibu menghampiriku dan member minum.mbah 2 menghampiriku.”nah le,sama semalam enak mana?bisiknya.”yang malam mbah”kataku.”bedanya apa?tanyanya kemudian.”kalau malam kayak dihisap mbah”bisiku. “nah,itu bedanya yang di beri jampe sam enggak”aku hany mengangguk,kulihta ibu hany senyum2 saja.”kamu kan baru seminggu 13 tahun,nah itu hadiah dari mbah”kata mbah 1.”kalau dari mbah,nanti malam mbah bikin besar burungmu le”kata mbah 2.aku hany mangut-mangut.

Sekitar jam 7.mbah 2 memadikanku.dia kemudian mematrai aku. Kamar depan jadi sesak penuh asap. Setelah itu kontolku di bungkus daun bamboo,kira-kira satu jam,aku di rendam di bak berisi bunga. Setelah itu,kontolku diganti di bungkus dengan daun jati.sambil terus asap mengepul dari bawah pantatku. Tubuhkupun dibungkus denagn daun pisang. Semau dikerjakan mbah ke 2 di bantu mbah ke 4. Sementar ibu berada dikamar bersama mbah ke 1,ke 3 dan wanita muda itu. Mungkin sekitar pukul 2 semua ruatan selesai. Dan aku langsung terlelap.

Baru hari siang kami pulang, saat tiba di rumah,nenek langsung menyambut kami bahagia. “waduh,mbok kira ad apa2”kata neneku. Dia terus melihat wajahku. “kamu kok lain le”kata nenek sambil terus memandang wajahku.saat di kamar mandi,aku terus memperhatikan kontolku,tapi sepertinya tak ada perubahan,walau kepalanya keliatan besar,tapi besoknya,kulihat sedikit berubah,seperti mengembung,dan seminngu kemudian,aku makin melihat perubahanya,apalagi ketika tegang,kepalanya seperti jauh lebih besar dan bulat. Dan makin teras lebih keras. Rasa penasaranku makin bertambah,akhirnya aku kocok kontolku,dan sat keluar air maniku,kurasakan deyutanya hingga ubun2ku,bahakn kulihat kepala kontolku kembang kempis seperti insang ikan.

Perubahan lain,aku lihat ibuku makin banyak teman,bahkan ibu tak pulang tampa member tahu aku atau nenek kemana dia pergi. Kira-kira sebulan setelah kunjungan terahir,kami datang lagi ke tempat mbah.”wah,kirain sudah lupa sama mbah”kata mbah.”ya,kami kan janjinya sabtu awal bulan datang”kata ibu. “yang lain man mbah”kat ibu.”mungkin malam,kalau mereka ingat”kata mbah. Aku lihat ibuku bertingkah aneh di depan mbah,”kamu tunggu disini ya,ibu ada penting sama mbah”kata ibu,kemudian menarik mbah ke kamrnya.hari masih sekitar jam 5,tapi kemudian kudengar desahan ibu di kamr mbah.

Saat mbah ke 3 dan 4 datangpun,mereka masih di kamar.”mbah itu mana”kataku.”kayaknya baru besok le”kata mbah ke 4. Tak lam ibu keluar diikuti mbah.”gaman ada perubahan le”kata mbah ke 4,aku menganguk.”belum di tes ya”katnya bergurai. Aku mengeleng.”ya dah,gpp,gak ganggu ini gak diapke juga”kata mbah ke 4.

Malam hari,saat mereka bergumul,aku hany diam dikamar,tapi kemudian mbah ke 4,dia lalu membawaku kedalam.disana sambil cekikikan ibu menjilati kontol mbah ke 1 dan ke 3. Mbah ke 4 kemudian mengumuliku di ranjang bale. Ibu hany senyum melihat kami.perlaha kurasakan kontol mbah 4 masuk ke pantatku.sesaat kemudian,aku dibawa mendekati ranjang,aku terus melihat kontol mbah 1 yang besar sekali”kenapa le,mau”kata mbah 1,aku hany senyum.kemudian aku lihat mbah 4 menyodok panta ibu. Dan dibawanya mbah 3 meyodok momoknya.”siini le”kata mbah 1 dan perlahan aku terlentang disamping mereka yang bergumul,perlahan mbah memasukan kontolnya,agak susah,tapi kemudian kenikmatan luar biasa kurasan,walau hany setengah kontol mbah masuk.mbah terus menyodoku lama. Sesaat kemudian kulihat mbah ke 3 dan 4 mengejang,dfan akhirnya perlahan bangkit dan mencabut kontol mereka.kulihat ibu terkulai berbaring di kasur,saat mbah2 itu bernjak turun dari kasur. mbah 1 mencabut kontolnya,dan kemudian berpindah,measukan kontolnya ke momok ibu.aku terus menatap mereka,samapi kemudian mbah menarik tanganku. Hayo le masukan,katanya,perlahan,aku dekatkan kontolku yang sudah tegang ke momok ibu, untuk ke dua kalinya,kembali aku mengenjot ibuku.sesaat kemudian,mbah 1 memasukan kontolnya ke pantatku. Kuraskan nikmat yang luar biasa.”tarik nafas dalam2,supaya air maninya tak cepat keluar”kata mbah 1 mengingatkanku kepada yang diajarkanya dulu. Tapi akhirnya,akupun tak kuasa menahan spermaku dan kemudian,aku terjerembab diatas tubuh ibu,kurasakan spermaku keluar banyak sekali,sampai tumpah dari mulut momok ibu.rasa nikmat luar biasa kurasakan. Akhirnya aku meninggalkan mbah dan ibuku melanjutkan pergumulanya.

Sejak itu,sesekali setiap bulan kami mengunjungi mereka. Bahkan setelah ayahku meninggal dan meninggalkan warisan yang banyak untuku.. Biasanya,aku melayani mbah ke 2 atau ke 4. Dengan ibu,aku tak pernah melakukanya lagi. Sesekali aku merasakan kenikmatan wanita yang datang berobat ke mereka. Sedang ibu sepertinya telah terpikat oleh mbah 1.bahakn akhirnya ibu bisa samapi 3 kali dalam sebulan bertemu mbah1. Tapi disamping itu,kadang ibu suka mendapat lelaki muda yang masih sekolah. Aku sendiri,makin mudah mendapatkan wanita setelah aku masuk sma bahkan sesekali seorang pria…..(tresno/brebes).





Orang Tua Asuh

tak kusangka hidupku berubah ketika aku menolong seseorang, dan ketika niat untuk menolong juga aku mendapatkan pengalaman yang tak terlupakan dalam hidupku.

Aku terlahir dari keluarga yang boleh dibilang sedikit kekurangan, di sebuah dusun yang penuh dengan persawahan. Bapaku seorang petani sewaan,sedangkan ibuku,hanya membuka warung mie instan kecil di pinggir jalan. yang boleh dibilang jarang sekali lalu lalang kendaraan. Walau demikian,hidupku kulalui dengan kesahajaan. Aku yang memiliki dua adik perempuan yang masih kecil,sehari-hari membantu ibuku atau kadang membantu ayahku jika dia minta.

Kisahku berawal ketika dipertengahan kelas 6 sd, ada sebuah mobil mogok tak jauh dari tempat kami berjualan. Kulihat seorang pria,berbadan bersih,berusia sekitar 35 tahun,keluar dari mobil dan berusaha mengesampingkan kendaraanya. Aku yang berjarak sekitar 200m, merasa tak tega melihatnya,lalu aku berlari kearah mobil tersebut . “saya bantu ya pak”kataku waktu itu,si bapak menganguk. Setelah mobil berada dipinggir,kulihat bapak tersebut menendang-nedang ban belakang. Kemudian dia membuka kap mobil depan dan sedikit asap mengepul disana. ‘wah,disekitar sini ada air gak ya?tanya si bapak. “ada pak,biar aku ambilkan?kataku.”jauh ga?katnya sambil melihat sekitar.”gak pak,diwarung sana ada sumur”kataku.”itu warung mie ya?biar bapak ikut”katnya, kamipun berjalan. Bapak tersebut membawa 2 botol besar bekas minuman kosong.

Akhirnya bapak itu,sebut saja pak arif, memesan mie,setelah itu dia ngobrol bersama ibu,dan kemudian sesaat kemudian saat ayahku datang,dia ngobrol bersama ayah,aku sendiri setelah menolongnya mengisi air ke botol, langsung duduk didalam warung. “kelas berapa de?katanya. “6 pak”jawabku. “oh,kirain dah smp,bongsor juga kamu ya?katanya,bapak hanya tersenyum. Kemudian dia asyik kembali ngobrol bareng ayah. Akhirnya ayh menolongnya menganti ban mobil,aku sendiri disuruh ayah mengembalikan cangkul,sekalian melihat adiku yang dijaga nenek.

Dari situ,aku sendiri tak tahu apa yang dibicarakan pak arif dengan ayah,yang jelas malam harinya bapak dan ibu kelihatan gembira. “do,kalo mau,kamu nanti ikut pak arif ke kota,beliau mau menyekolahkan kamu,sambil kamu bekerja”kata ayah.” Syukur ya do,akhirnya kamu gak usah takut gak bisa melanjutkan ke smp,tapi terserah kamu aja mau apa ga?begitu kata ibu. Entah,aku mesti senang atau tidak, yang jelas saat itu aku merasa hanya ingin bisa sekolah.

Singkatnya,setelah aku selesai mengikuti ujian terakhir kelas 6,bapak menelpon pak arif,dia bilang setuju. Pak arif sendiri akhirnya datang kembali,karena memang tugas dia sering keliling kota,saat itu pak arif membawa aku dan ayah bersama,untuk sekedar melihat tempat beliau. Sungguh,saat itu adalah saat perjalan jauh pertama ku dan juga ayah. Kami berkendara,dari ujung jawa timur,samapi pusat jawa barat. Aku bahkan sampai 2 kali muntah diperjalanan. Kami akhirnya samapi di sebuah perumahan yang lumayan besar,tapi sangat sepi,saat itu kami tiba sekitar jam 12 malam,aku sendiri sedang terlelap.

Saat pintu gerbang di buka,seorang wanita seusia pak arif,dengan ramah menyambut kami,kami tahu itu istrinya,karena pak arif bilang,di rumah mereka hanya berdua. “pegawai-pegawai lagi pulang”kata pak arif waktu itu. Bu arif adalah wanita cantik berkulit putih,dar badanya,aku tahu dia merawat tubuhnya,beda sekali dengan emaknya. Kami Cuma tinggal 2 hari,setelah itu kami pulang diantar pak arif ke stasion kereta. Kalo dari Surabaya,ayah sudah tahu jalan ke kampung sendiri. Saat pulang,bapak dibawakan oleh2 baju bekas yang masih bagus2 untuk bapak dan ibu.

Akhirnya, di waktu yang direncanakan,setelah pembagian ijazah,pak arif menjemputku, kali ini aku tak ditemani ayah. Ayah sendiri sudah tak kwatir,karena dia tahu alamatku. Setelah itu,akupun tinggal bersama pak arif, rupaya mereka sudah menyiapkan segalanya,dari langsungnya aku daftar di smp,sampai baju2 barupun telah ada dilemariku.

Minggu pertama,sungguh sangat berat bagiku,karena ini pertam kalinya jauh dari orang tua,tapi sikap bu arif yang sangat ramah dan memperhatikanku,membuatku sedikit terobati. Waktu itu,aku merasa sedikit heran,pak arif hanya tinggal sehari menemaniku,kemudian dia pergi untuk kerja,yang akhirnya aku tahu bahwa dia sales marketing diprusasahaan tekstil. Bu arif sendiri punya usaha sendiri,selain jualn baju,membuat asesories,juga souvenir2. Hal lain yang aku heran,rumah bu arif selalu sepi,tak ada pegawai,apalgi jika pagi dan siang hari,bu arif pergi ke rukonya,aku ditingal sendiri,ketika aku tnay kenapa gak ada orang,bu arif bilang sekarang pegawainya bekerja di ruko,jadi di rumah biar buat istirahat.

Aku sendiri asalnya kaget melihat situasi sekolahku,betapa ramai lingkungan sekitarnya,jauh sekali dengan kampungku. Tapi di tempat tinggal baruku,keadaanya selalu sepi,kata bu arif,orang2 banyaknya bekerja. Letak rumah bu arif yang termasuk paling dalam,menambah sepi suasanaya.apalagidisamping rumah bua arif,sepertinya hanya di jadikan tempat penyimpanan barang oleh pemiliknya,sendang di hadapan rumah,masih kavling2 kosong yang ada.

“kamu bisa naik sepeda kan,nanti dari sini kamu naik sepeda,nah di depan perumahan,kamu titipin sepedanya ke toko roti,ibu dah bilang kok,dia teman ibu,supaya kamu gak cape?katnya. “kenapa gak kesekolah pake sepeda aja bu?tanyaku. “jangan ah,disini angkutanya banyak yang seenaknya,taku kamu kenapa2,udah dari depan ke sekolah naik angkutan aja ya?katnya,aku akhirnya setuju.

Sunnguh,aku merasa beruntung,selain dapat bersekolah,akupun mendapat perhatian layaknya dari orang tua sendiri,walau pak arif sibuk,tapi bu arif sepertinya sudah menganggapku anak sendiri,apalagi memang belaiu belum dikaruniai anak,padahal pernikahan mereka berjalan hampir 10 tahun. Bu arif malah kufikir sangat memanjakanku,tiap pulang,dia selalu membawakanku makanan,bahkan dia mendaftarkanku untuk mengikuti les inggris,supaya tidak boas an di rumah,katanya. Malah beliau menyuruhku untuk bermain dulu sepulang sekolah,karena dia merasa kasihan,di komplek aku tak ada orang sebaya denganku.semau kebaikan bu arif,kubalas denag rajin membersihkan rumahnya. Bahkan mencuci piringpun aku lakukan. Hal itu membuat bu arif makin sayang. Aku malah diajarkan membuat asesories. dan biasanya aku mendapat upah untuk pekerjaan itu,walau aku menolak,tapi bu arif bilang,semua yang membantu membuat.pasti dapat upah,akhirnya aku membeli celengan.

Jika di ruimah,pak arifpun suka memperhatikan ku,dari sekolah,atau hal-hal lain,katanya jangan malu untuk bertanya atau minta tolong jika ada perlu.”kalo ada pr yang susah,tanya ibu aja?kat pak arif, “iya pak,aku suka tanya kok”kataku. Tapi seringnya pr ku sudah selesai sebelum samapi rumah. Hal itu membuat mereka senang. Hal lain yang kuperhatikan jika pak arif ada dirumah,tingkahnya selalu mesra terhadap bu arif,bahkan dimataku seperti orang yang baru pacaran,hal itu kadang membuatku agak risih,pernah suatu pagi ketika aku makan,dan bu arif mencuci gelas,pak arif merangkul dari bealang dan menciumi tengkuk bu arif,bu arif bilang malu dong dilihat aku, tapi pak arif bilang,gpp,aku kan sudah jadi anak mereka,gpp melihat orang tuanya mesra. Begitu katanya. Bahkan suatu malam,ketika aku hendak kencing,saat ku buka pintu kamar,aku mendengar desahan nafas bu arif di ruang tv,aku jadi gak jadi. Bahkan pak arif tak malu,ketika mereka bertiga nonton tv,pak arif menarik tangan bua arif,kemudian memeluk dan menciumi nya sambil berjalan masuk kekamarnya. Aku sendiri sudah merasakan apa yang akan mereka lakukan dikamar,kaena samar2 kudengar cekikan dari mulut bu arif. Kemesraan pak arif,lambat laun menjadi hal biasa bagitu.

Lalu,dipertengahan kelas satu,ketika aku selesai ujian,dan kebetulan hari raya,akupun dibawa pulang oleh pak arif,sungguh,itu kepulangan pertamaku setelah kuarng lebih 6 bulan tak bertemu keluargaku. Aku membawa oleh2 banyak terutama untuk adik2ku,”takutnya nanti pas kenaikan kelas,saya gak bisa bawa pulang?begitu jawab pak arif ketika ayah merasa bersalah karena sudah merepotkan pak arif.

aku pulang sekitar 2 minggu,akhirnya aku kembali ke rumah bu arif,sebelum kembali,bapak terus menasihatiku untuk mematuhi bapak dan bu arif,jangan mengecewakan beliau yang sudah baik,akupun berjanji pada ayah untuk tidak akan mengecewakan beliau. “jangn ssekali-kali menolak kalau dimintai tolong ya?kata yah waktu itu. saat pulang,bu arif memeluku seperti sudah lama sekali tidak ketemu,entah akupun merasa begitu juga.

Setelah aku kembali kerumah,lambat laun ada sedikit perubahan dari diri mereka,kulihat mereka tidak malu2 lagi,bahkan saat berada di rumah,walau sebulan hanya sekitar2 atau 3 hari,pak arif sesekali pak arif suka keluar kamar mengambil minum,hanya mengenakan celana dalam. Bu arifpun sesekali mengunakan daster yang belahan dadanya rendah sekali,hingga setengah payudaranya keluar. Bahkan pernah saat siang hari,aku pulang sekolah,aku yang sudah diberi kunci sejak awal tinggal,langsung masuk,dan ketika aku hendak ke dapur,kulihat pintu kamar mereka terbuka,sungguh aku langsung kembali kekamar depan,karena kulihat pak arif telah telanjang diatas tubuh bu arif. Malam haripun kadang mereka seperti lupa mengunci kamranya jika sedang bermesraan. Kadang sesekali,bu arif pun suka masuk kamarku,ketika aku baru saja mandi dan hendak memakai seragam,biasanya dia mengingatkan makan atau membawa pakainku. Dia pun tak canggung lagi untuk merapikan bajuku,bahkan seleting celanaku,jika dia ras kurang rapi. Asalnya aku merasa risih,tapi lambat laun,aku merasa terbiasa juga. Sesekali bu aruif juga suka melamun jika pak arif tidak dirumah, biasanya dia hanya bilang kangen pak arif,dan langsung mengerjakan sesuatu kalau aku tanya.

Kira-kira kurang dari 2 bulan sebelum kenaikan ulangan kenaikan,bu arif mengajaku pergi,kami akhirnya pergi ke toko,dia menyuruhku memilih sepatu baru,padahal sepatu sekolah masih baru juga. “gpp,buat ganti2,supaya gak bosan”akhirnya akupun memilih,tapi tidahk hanya itu,dia membelikanku tas,baju dan celan jeans selutut.”besok kan kamu ulang tahun ya?katnya ketika kutanya kenapa dibelikan baju lagi,padahal yang lalu juga masih ada yang belum kepakai. Entah bagaiman perasaanku waktu itu,selama ini boro2 dirayakan,seringnya lupa dan lewat begitu saja. Tak henti2nya aku ucapkan terima kasih.

2 minggu setelah itu aku sedikit deman,mungkin karena masuk angin,bu arif terus berkata. ‘makanya nanti kalau hujan,jangan naik sepeda,naik beca aja,kan ibu dah bilang,biar sepedanya dititip”katanya, kulihat di matanya penuh kekawatiran,membuatku jadi tak enak,padahal menurutku,Cuma sakit biasa.

Esok harinya,aku di suruh mandi pake air hangat,setelah selesai,aku masuk kamar,aku baru saja memakai celana dalamku,ketika bu arif masuk,untung handuku tidak aku buka,fikirku saat itu. Kulihat bu arif membawa minyak kayu putih,dia menghampiriku,kemudian duduk di pinggir ranjang. “sini ibu gosok dulu badanya?katanya. “biar aku aja bu”kataku. “kenapa?tanyanya. “gpp,malu”jawabku seenaknya. “kok sama ibu malu,jangan gitu ah”katnya,dia akhirnya membalurkan minyak kayu putih dipungungku, lalu dia membalikan badanku,giliran dadaku dia usap,”sini oerutnya juga”katnya.tanganya kemudian melepas handuk yang menutupi setengah perutku,saat itu aku benar-benar merasa risih,karena kemudian aku hany mengenakan celana dalam,tapi kulihat bu arif serius menumpahkan minyak ketanganya,lalu dia balurkan diperut,hingga mencapai bawah pusar,bahkan celana ku dia tarik sedikit,hingga ujung jarinya sedikit masuk. “udah,sana cepat make baju,terus makan”katnya,setelah dua tiga usapan pelan yang membuatku gugup. Aku buru-buru memakai handuk lagi.

Saat makan dia berkata. “awas ya,jangan malu lagi sama ibu”katnya,”mang kenapa malu”kataku. “gpp bu,dah gede aja,jadinya kayak bayi”jawabku. “oh,mang kamu dah gede ya?katnya tersenyum.”mang kamu sudah akil balig?katanya,aku mengangguk malu.”oh sejak kapan”katnya,di akhir kelas 6 bu?kataku. “oh iyah,kamu kan dah 13 tahun”katnya.

Dan setelah itu,bu arif jadi lebih sering meraba pundaku,menyakan,apa aku sudah sehat,bahkan ketika aku belajar di depan tv,dia memijit-mijit pundaku.mengusap tengkuku. Sungguh,aku meras geli,tapi aku menafsirkanya sebagai ungkapan ras sayangnya terhadapku,karena menurutnya,sejak aku datang,dia jadi tidak begitu kesepian. Dan hari itu saat aku belajar untuk ulangan kenaikan kelas, kami sedikit bercakap-cakap,sampi akhirnya,bu arif berkata. “do,kalau suatu hari ibu minta tolong,kamu mau gak tolongin ibu?katnya. “pasti bu,apapun,pasti aku bantu”jawabku. “bener?kalau ibu nyuruh kamu terjun dari gebteng”tanyanya snyum.”siap bu”jawabku.”walah,bener,gak takut patah”tanyanya. “gpp bu,ibu kan dan banyak nolong”kataku. “tar kalau bapak kamu tanya?.”aku bilang jatuh sendiri,bukan disuruh ibu”jawabku, bu arif tersenyum. “takutnya nanto kamu bnayk tanya lagi,kenapa ibu minta tolong”katnya. “gak bu,aku akn laksnakan,tampa bertanya apapun”kataku.

Sungguh,aku tak menyangka,bahwa pertanyaan itu,ternyata akan menjadi hal yang benar terjadi,walau sesunguhnya aku sudah sedikit lupa dengan percakapn tersebut.akhirnya ujianku selesai, seminngu setelah itu,aku mendapat undangan perayaan ulang tahun temanku,karena masih bebas,aku pulang agak pagi,sekitar jam 10 aku sudah sampai rumah. Jam 12 bu arif pulang. “jadi ke ulang tahunya,mendung loh,nanti panggil taksi aja ya?katnya. “gpp bu,masih lama jam 4,lagian kalo hujan gak usah aja?kataku. “ya jangan,kalo bisa pergi aja,kamu kan jarang pergi rame2 teman”kataku. Aku menganguk. Ternyat benar,jam 1 hujan turun,kulihat bu arif lebih banyak di kamarnya,kalaupun keluar dia hanya mengambil minum,wajahnya terlihat kurang sehat. Dia mengenakan kimono,dengan dada dibiarkan sedikit membuka. Aku akhirnya merangkai asesories. “do,mending nanti kamu ganti bajunya lebih awal,jangan mepet2,kalau berenti,langsung berangkat saja”katnya,aku mengangguk.”ibu sakit ya?katnya. “gpp,hanya rindu bapak”katnya,kemudian dia msuk kamar. Kira-kira setengah 3,aku mandi dan berpakaian,hujan masih turun,malah makin deras. “do panggil taksi aja ya?kudengar bu arif berteriak.aku cepat keluar kamar,kulihat bu arif berjalan ke dapur.”gak usah bu,kalau hujan terus,teman2 yang lain juga pasti batal”kataku.bu arif melihatku, “duh,ganteng banget”katnya,aku hanya tersenyum,aku mengenakan baju hadiah ultahku. Saat itu,entah,mataku melihat belahan kimono bu arif terlalu lebar,akibat talinya melorot,aku sempat malu,karena kulihat bu arif merapikanya.” Sini”katnya. Akupun duduk di sofa dekat tv,dia merapikan kerahku,dan kemudian menarik sedikit bajuku. Dia kemudian duduk disampingku,satu paha terlihat jelas. “bu kayaknya gak jadi aja ya,malas,pasti di depan banjir” kataku. “terserah kamu aja,ya udah dirumah aja”katnya. Dia melihat wajahku terus,dan kemudian tersenyum,akupun tersenyum, “do,ibu mau minta bantuan,boleh”katnya,aku mengangguk. “tapi janji kamu jangan bertanya apapun”katnya,aku kembali mengangguk. “nanti kamu tidur dikamar ibu ya?katnya, aku mengganguk,karena pernah 2 atau 3 kali,aku mengerjakan accessories, kemudian menonton tv,lalu ketiduran dikamarnya. Tapi waktu itu,aku terbangun malam2 dan kemudian pindah,sementara bu arif masih terlelap. “tunngu sebentar,kamu selotin kunci pintu depan”katnya.dia kemudian berdiri dan masuk kamar, tak hanya 5 menit dia keluar dan berjalan,membiarkan kamar pintunya terbuka. Diantara kamr dan sofa, dia berdiri. “sini”katnya,aku menghampirinya dan berdiri di dekatnya. “bener mau bantu?janji gak tanya dulu,ya?katnya. aku mengangguk. Tanganya perlahan mendekati kancing bajuku,kemudian melepas kancing paling atasku,perlahan ke kancing berikutnya. Sungguh,fikiranku saat itu melayang,ada pertanyaan sederhana,mau apa bu arif,tapi aku kemudian berfikir,mungkin dia mau menyuruhku ganti baju. Aku tersadar dari lamunan,saat bajuku ditarik,hingga kancing terakhir keluar dari lilitan celanaku,perlahan dia melepaskan bajuku,lalu tanganya membuka ikat pingganku dan kancing celanaku,lalu melebarkanya. Fikiranku makin tak karuan. Dia menurunkan celanaku hingga lantai dan kakiku dia angkat dengan tanganya,akupun mengangkat satu persatu kakiku hinnga celanaku keluar. Aku masih berdiri hany mengenakan kaos dalam putih dan celana dalam putih merk gt man.ke duanya masih baru,sama seperti pakainaku. Lalu dia menarik kaos dalamku keatas,aku mengangkat tanganku. “ya tuhan,apa aku mau dia telanjangi?tapi untuk apa?fikiranku terus tak karuan, dan benar saja,perlahan bu arif menurunkan sisa penutup tubuhku, aku sempat malu dan menutupi kemaluanku dengan satu tangan. Akhirnya celanakapun lepas,dia menarik tangan yang menutupi kemaluanku denagn tanganya dan menutunya kearah pintu kamarnya. Aku ganti tangan satuku kupakai menutupi kemaluanku. “kamu berbaring di bantal itu ya?katnya. aku melihat di ranjangnya hanya ada satu bantal terletak ditengah-tengah kasur. tampa bertanya aku mendekati ranjang dan berbaring. “iya gitu”katnya,saat aku perlahan terlentang di tengah ranjang. Satu tangan tetap kugunakan menutupi kemaluanku.walau sia2. Dia berjalan perish dihadapanku,berdiri didepan ranjang,kemudian dia membuka ikatan kimononya,jantungku berdetak kencang,sesat kusaksika dia hanya mengenakan bh dan celana dalam. Aku alihkan pandanganku ke langit2. “liat sini do”katnya. Perlahan aku kembali melihatnya. Satu persatu tali bh dia buka, kulihat bulu2 hitan Nampak dari celana yang tembus pandang,perlahan kontolku seperti bereaksi,aku cepat mengunakan tangan satunya lagi untuk menutupinya. Tpi ujungnya tetap tak bisa kututpi,karena gugup.“biarin,jangn ditutupin tangan”katnya,perlahan aku menurunkan tanganku disamping badanku.perlahan dia bembungkukan badan,tanganya menyentuh ujung ranjang,dia kemudian merayap mengunakan dua lututnya. Aku hany bisa diam menyaksikan liukan tubuhnya seperti ular yang mau memangsa.perlahan dia bergerak diantar dua kakiku,kulihat dia melebarkan jarak pahanya,hingga kakiku berada ditengahnya,wajahnua mendekatiku,lalu perlahan dia merapatkan tubuhnya hingga dadanya menyentuh dadaku,lalu kurasakan bulu-blunya merapat di kemaluanku,sambil bergerak pelan.kemudian dia mencium keningku. Dia tersenyum sambil mnekan kemaluanku denan momoknya,rasa geli menjalar tubuhku,aku tak bisa berbuta banyak,tiba-tiba bibirnya mencium bibirku,dan perlahan melumatnya,saat itu kurasakan sat tangan meraba kemaluan dan perlahan kurasakan tangannya mulai memberdirikan kontolku. Sunnguh,tubuhku terus bergetar dan keringat mengucur didadahiku,perlahan kurasakan kontolku memasuki lubang hangat,nikmat sekali,hinnga tak kurasa aku manarik nafas ku, ahh,kutahan nafasku.pinggul bu arif kulihat bergerat pelan,meninbulakan gerakan hangat.akhirnya,aku tak kuasa,tanganku aku kepal, dan ahh,ahh, aku tak kuat menahan nafasku, kuarsakan kontolku berdenyut hebat,sambil mengeluarkan saiaran diadalamya momoknya.bu arif tersenyum,membasuh dahiku. Sesaat dia mengulingkan badanya disampingku. “maafkan ibu ya do?katnya,aku hany tersenyum. ‘kamu diam dulu aja”katnya,dia kemudian bangkit,berjalan keluar dan kembali membawa handuk kecil dan minuman. Dia memberiku minuman itu,sementara ku minum,handuk dia lapkan di kontolku,rasa dingin menerpa kemaluanku. Dia mengambil satu bantal lagi,dan menambahkan di bantalku,kami tiduran berdampingin,dengan tubuh tampa busana.tanganya kemudian meraih remote tv,dan menyalakanya. Aku sempat terkesiap,karena ternyat adegan mesum langsung Nampak di tv. “maafkan ibu ya do,ibu rindu bapak,tadi ibu liat,gara itu,ibu jadi nyusahin kamu,kamu boleh ngomong kok .”katnya. “gpp bu,aku gak marah kok”kataku pelan. Malah mungkin didasar hatiku paling dalam aku menikmatinya. “ibu tadi liat kamu make baju itu,cakep bgt”katnya. Aku hany senyum,perlahan kurasakan tanganya mulai meraba-raba pusarku,mataku terus tertuju pada adegan yang baru pertama kalinya aku liat.”kontol kamu kepalanya gede ya do,nikmat”katnya,aku hany senyum,kulihat kontolku mulai bereaksi lagi,dan bulunya msih jarang walau sudah hitam.perlahn badan bu arif bergerak turun,hingga wajahnya pas dekat kontolku,kemudian dia menciumnya pelan,lalu dia mulai mengulum kontolku,percis seperti yang ada di tv,aku sempat menarik nafas beberapa kali lantaran geli,samapi kurasakn kontolku kembali keras.”do,ibu mau lagi bisa?katnya. “iya bu,bisa,terserah ibu”kataku.dia tersenyum lalu membarinkanbadan disampingku. “tapi kamu diatas ya,kayak itu”katnya menujuk tv,aku menurut,perlahan aku bergerak,satu bantal bu arif gunakan menganjal pantatnya. Dan kemudian,denagn bantuan tanganya kontolku dia arahkan ke lubang momoknya,dan hups,kontolku langsung masuk.”bu,takut bapak datang”kataku sesaat setelah kontolku masuk. “gak do,dia di jawa’kata bu arif sambil memgang pinggangku dan mengerakanya maju mundur,akhirnya tamap bantuanyapun,aku bisa mengerakan kontolku maju mundur.sesekali bu arif mendesah sambil mengankat kakinya tinggi-tinggi,sesekali aku memegang pergelangan kakinya. “pantatmu keras juga do”katanya,aku hany diam dan hanya terus memju mundurkan kontolku,karena kurasakan makin dalam kontolku masuk makin nikmat. Gemuruh petir bergelegar,seiring desah nafasku diata tubuh bu arif,peluh terus membanjiriku,diiringin desahan panjang dan dekapan erat bu arif,samapi akhirnya akupun terjerambab diatara payudarnya yang telah basah aku lumati sambil kemudian kakiku mengejang. “bu,oh,bu…”desahku saat itu.”terus keluarin do,gpp,terus”katnya,sambil mendekapa leherku erat. “do,ibu sayang kamu,kamu gak marah kan”tnayana. “gak bu,bener’kataku. “nanti kalau ibu mau lagi”gmana.”ibu bilang aja,tapi aku takut sama bapak bu”kataku. “gpp,do,tenang,lagian salah dia sering ningalin ibu”katnya berusaha menenagkanku.

Hari itu,untuk pertama kalinya,aku mandi dikamar mandi bu arif,bu arif memandikanku,akhirnya kami saling mengosokan badan. Hanya selang 2 hari,kami melakukanya lagi,kali ini di ruang tengah,saat itu aku sedang nonton,dan dia terus naik,aku hanya mendiamkanya saja. Hari-hari selanjutnya,dengan mudah kami mengulanginya,bahkan kami berdua telanjang bulat berjalan,berpelukan,didalam rumah. Sampai akhirnya,hampir satu bulan,saat yang kuresahkan datang,pak arif pulang,aku hany diam di kamar,dia meminta maaf karena liburan panjang aku tak dapat pulang, tapi aku bilang gpp. Pak arif hanya sehari bermalam,dan kemudian pergi lagi. Bu arif bertingkah seperti tidak ada apa2,hanya kudengar mereka sering tertawa didalam kamar. Sungguh,liburanku kuhabiskan hanya dengan desahan hawa nafsu. Sampai akhirnya masa kelas 2 ku baru berjalan 2 minngu. Pak arif kembali pulang,kali ini 2 hari sebelum pergi, dia berkata kepadaku. “makasih ya sudah menemani dan membahgiakan ibu,’katnya. Aku sedikit aneh,apa dia curiga terhadapku. Begitu pak arif pergi,bu arif berkata. “do,bapak sebenarnya dah lama punya istri baru,dia malah sekarang punya bayi,makanya jarang sekali pulang”kat bu arif,ibu arif bilang,dia menyetujuinya,karena bu arif belum juga bisa memberinya keturunan. Aku merasa ibu. “ibu tenang,kan ada aku”kataku waktu itu,membuat dia tersenyum.

Dan kemudian suatu hari pak arif kembali pulang,sikapku sudah tak merasa canggung lagi,malam itu kami asyik menonton tv,sampai akhirnya,bu arif berjalan kekamarnya. Pak arif mendekatiku. “do,bapak mau minta tolong?katnya tersenyum.”apa pak,air?kataku melihat gelasnya yang kosong.”bukan,sini”katanya,aku mengikutinya dan masuk kekamarnya.kulihat bu arif berbaring mengenakan baju tidur panjang,denagn satu tali dan belahanya sangat bawah,putingnya tercetak jelas,sepertinya dia tak mengenakan bh.pak arif yang berkaos oblong dan bercelana pendek,naik keranjang dan mendekap bu arif. “sini,naik ranjang”kata pak arif,aku sempat heran tapi aku kemudian duduk disamping. ‘kamu jangn kaget ya,bapak sudah tahu kok hubungan kamu sama ibu,bapak gak marah,malah terima kasih”katnya tersenyum,lalu bangkit dan membelai rambutku. Sungguh,aku tak mempercayai yang aku dengar. “kamu jangan cerita ke siapa2 ya?katnya,aku mengangguk. “mala mini ibu katanya ingin sama kmu”kata pak arif,fikiranku makin kacau,tapi kemudian bu arif mengankat baju tidurnya,momoknya Nampak kemudian.pak arif mengankat badanku hinnga bergeser mendekati ibu,perlahan kepalaku di dorong mendekati momok bu arif,bu arif memegang kepalaku,dan meletakan bibirku pas kemaluanya,sementara pak arif langsung menjilati tete bu arif,akupun akhirnya menjilati momok bu arif,sesaat kulihat pak arif menurunkan celanaya,kontolnya yang lebih panjang dibandingku,langsung dia arhkan kemulutnya,setelah itu dia berbaring disamping bu arif. “do bapak hisap dong”katnya,aku sempat kaget,tapi bu arif tersenyum,gpp,gini nin,kayak ibu kekamu,katnya,dengan terpaksa aku akhirnya mendekatkan wajaku ke kontolnya,kurasakan asin dan aneh,tapi aku tak begitu peduli,karena kurasakan bu arif mulai menurunkan celanaku dan menjilati lubang pantatku,kontolku langsung makin mengeras,kulihat pak arif malan menekan kepalaku,hingga tenggorakanku ingin muntah,tiba-tiba pak arif bangkit,bu arif kembali terlentang. Pak arif,melepaskan bajuku,kemudian celanaku,setelah itu dia melakukanya pada pakaianya,bu arifpun melepaskan bajunya,akhirnya kami beriga telanjang bulat,pak arif memeluku dari belakang,dia menciumi leherku,dan meremas lembut teteku.”udah nanti dia kburu keluar”kat bu arif,akhirnya pak arif memegang lembut kontolku,dan mengarahkanya ke lubang momok bu arif,sesat dia ke laci meja mengambil sesuatu dan kembali.kurasakan dia menjilati pantaku,dan kemudian,tanganya membalurkan sesuatu di pantatku,rasanya dingin,pertama kurasakan jarinya mendorong pelan masuk duburku,aku merasa sedikit sakit.kemudian kurasakn kontolnya mulai menempel di pantatku. Bu arif hany diam memdekapku,sampai akhirnya kurasakan pak arif mendorong kontolnya berusaha masuk. “pak,jangan sakit”kataku. “gpp,tenang aja”katanya.”iya tenang,pelan-pelan pak”kata bu arif,lambat laun dorongan kontolnya makin kuat,aku hendak bangkit,tapi bu arif mendekapku erat,rasa sakit perlahan mendera pantatku,tapi rasa geli di kontolkupun terasa campur aduk,akibat terdorong kelubang momok bu arif. Pak arif makin kuat menekannnya,dan akhirnya,lambat laun,dia mulai meaju mundurkan kontolnya di pantatku.hentakan pak arif,disambut goyangan lembut pinggul bu arif,menjadikanku gelagapan,dan akhirnya kurasakan spermaku tumpak.saat itu pak arif terus menggenjotku denag dua tangan menekan erat 2 bibir pantatku,hingga akhirnya diapun terjerambabt di punggungku. “duh enak,duh enak”hanya itu yang keluar dari mulut pak arif. Pak arif membersihkan badanku dengan kain.tv dinyalakan,dan adegan porno di putar,kami semapt minum,dan menonton,aku hany diam saat pak arif memeluku dan menciumiku. Akhirnya kira-kira setengah jam kemudian,pak arif mengulum kontolku. “kasian,ibu belum puas’kata pak arif.sunnguh,kuluman pak arif tak kalah nikmat di banding bu arif,akhirnya kontolkupun berdiri,perlahan aku kembali mengauli bu arif,sesaat giliran bu arif di sodok pak arif,tidak hanya itu,akupun di suruh menyodok pantat bu arif,sementara momoknya,pak arif yang menggenjot. Kami terus mengenjot bu arif,samapi akhirnya,akupun terkulai,kemudian pak arif menuyusul.

Malam itu,malam yang menjadi momen tergelap dalam hidupku, setelah itu,tiap ada pak arif,kami main bertiga. Bahkan pernah ketika bu arif belum pulang. Kami hany melakukanya berdua.ketika suatu hari bu arif pulang,dan melihatku telah di genjot pak arif di meja makan,bu arif hanya tersenyum dan berkata, “wah,gak nungu ibu”katnya. Kami hidup seperti di negeri atah berantah,jauh dari ketakutan dan norma. Lama-lam,aku tahu,ternyata,aku bukan ank asuh pertama mereka,sebelumnya telah ada,tapi mereka tak pernah bilang sudah berapoa anak,bahkan aku secara tak sengaja mendengar,setelah aku lulus smp dan kembali, sudah ada beberap anak yang akan dipilih untuk di asuh mereka.

Ya,memang berdasarkan kesangupan pak arif,aku di biayai hany semasa smp,setelah itu aku kembali ke kampungku. Melanjutkan sma,pak arif tetap membantu biaya poko sekolahnya saja. Aku sendiri tak tahu akan hal itu,ayahku yang tahu.yang ternyata sudah dibicarakan jauh2 hari

Akhirnya kupun lulus smp, aku kembali ke keluargaku. Semua rahasia aku simpan baik2. Sejak itu,aku tak pernah lagi bertemu dengan bu arif, diakhir kelas 1 sma, pak arif datang dan memberiku uang sekolah. Aku sempat menyampaikan salamku dan bilang rindu kepada bu arif sambil bisik2. Setelah itu,kami tidak pernah bertemu lagi. Tinggal aku melaui malam-malamku merindukan mereka berdua…terutama merindukan bu arif….dodo/lumajang.





No comments:

Post a Comment