Pilot dan Paman Ku
Pada liburan sekolah tadi aku berlibur kerumah pamanku, namun
sampai disana ternyata yang ada hanya pamanku sendiri, sementara istri dan sepupuku
pada berlibur kerumah nenek.
Pada suatu hari seperti biasa sehabis aku jalan-jalan aku
langsung berniat mandi sore karena jam telah menunjukan pukul 17:45, namun saat
aku melintas didepan kamar pamanku aku mendengar suara-suara rintihan bercampur
dengan desahan laki-laki, karena rasa penasaran aku mencoba mengintip dari
lubang kunci kamar yang mana ternyata pintu itu tidak terkunci, akhirnya
perlahan aku buka sedikit pintu kamar itu.
Alangkah terkejutnya aku, betapa tidak didalam kamar kulihat
Mas Wanto (nama samaran) begitulah biasanya aku memanggil Pamanku dalam keadaan
telanjang bulat sedang dicumbui oleh Mas Heru teman pamanku yang juga seorang
Pilot salah satu maskapai penerbangan nasional, kulihat dengan jelas Mas Heru
begitu ganasnya mencumbui pamanku yang terlihat pasrah terhadap perlakuan Mas
Heru terhadap dirinya, ingin aku beranjak dari situ namun rasanya berat sekali,
dan ternyata tanpa kusadari semakin lama aku melihat percumbuan Pamanku dan Mas
Heru akupun mulai terangsang, kurasakan penisku mulai bangun dan panas.
Akhirnya aku putuskan untuk pergi dari situ dan mandi,
selesai mandi aku terus terbayang kejadian yang baru seumur hidup kulihat,
pikiranku terus melayang tak karuan, aku memutuskan untuk tidur saja setelah
menutup semua pintu dan jendela, namun pada jam 21:15 aku terbangun, entah
kenapa aku langsung melangkah menuju kearah kamar pamanku yang dari sore belum
ada yang keluar kamar.
Perlahan kubuka pintu kamar itu, kulihat Pamanku lelap tidur
dengan hanya memakai kaos singlet dan celana jeans, sedang Mas Heru tertidur
dalam keadaan telanjang dan hanya menggunakan selimut saja, melihat keduanya
terlelap timbul pikiranku untuk mencoba masuk kamar itu.
Perlahan aku masuk kamar dan berdiri memandangi Pamanku dan
Mas Heru yang lelap tertidur, memang kuakui kedua pria ini sama-sama ganteng
dan menawan dengan kulit mereka yang putih bersih hingga menambah ketampanan
mereka, lebih-lebih Mas Heru yang seorang Pilot, dagunya yang kebiru-biruan
bekas cukuran benar-benar menyiratkan kejantanan yang luar biasa, dadanya yang
putih dengan bulu lebut serta puting susunya yang merah membuatku tidak dapat
menahan nafsuku.
Perlahan kubuka selimut yang menutupi tubuh Mas Heru, begitu
melihat tubuh Mas Heru yang terlentang dalam keadaan telanjang bulat aku tak
dapat menguasai diri lagi, perlahan aku elus kontolnya yang masih belum
ngaceng, tanganku gemetaran saat itu, karena ini adalah pertama kali aku
mengelus kontol seorang laki-laki yang sudah dewasa, aku tak perduli jika
nantinya Mas Heru bangun karena ulahku, kemudian aku usap jembutnya yang hitam
dan lebat, dapat kurasakan sisa-sisa air mani yang masih menempel pada rambut
kemaluan Mas Heru, lalu aku mulai beranjak menjelajahi tubuh Mas Heru dengan
bibir dan lidahku, kujilati perut dan dada bidang Mas Heru.
Sewaktu sedang asyik menjilati serta mengisap puting susu Mas
Heru, Mas Heru terbangun dan aku jadi serba salah, aku takut kalau Mas Heru
marah dengan perlakuanku terlebih kalau sampai pamanku tahu, namun ternyata Mas
Heru tidak marah, dia hanya terseyum dan malah menciumku dengan ganas, mendapat
perlakuan seperti itu aku tidak mau membuang kesempatan lagi, ku gigit kecil
kuping Mas Heru sambil ku bisikan sesuatu,
“Mas Heru aku ingin menikmati seperti yang Mas Heru berikan
pada Pamanku”. Mas Heru tersenyum mendengarnya dan terus menciumi-ku. Ku dorong
tubuh kekar itu hingga kembali terlentang diatas ranjang, lalu kutindih Mas
Heru dan kujelajahi tubuhnya dengah lidahku, kulihat Mas Heru mendesis perlahan
sambil matanya terpejam menikmati perlakuanku, kuangkat tangan Mas Heru, dan
sambil memeluk tubuh Mas Heru dari samping tak bosan kucium serta kujilati
ketiaknya yang bersih terawat sambil tanganku terus memeras serta mengocok
kontol Mas Heru yang sudah membesar dan dan tegak menantang. Mas Heru mengerang
kenikmatan hingga akhirnya pamanku terbangun karena ulah kami.
Aku menghentikan kegiatanku karena takut terhadap pamanku,
beberapa saat lamanya aku hanya terpaku diam membisu tidak tahu mesti berbuat
apa, belum sempat aku bisa berfikir jernih Mas Heru tiba-tiba memeluk pamanku
dan menciuminya didepanku, dan tanpa rasa sungkan padaku pamanku membalas
perlakuan Mas Heru, kulihat mereka saling pagut dan tangan mereka meremas apa
saja pada tubuh yang lain, melihat itu aku tidak dapat berpikir jernih, aku
mencoba mendekati mereka yang sedang asyik berpagutan tanpa menghiraukan
keberadaanku di dekat mereka.
Tanpa pikir panjang aku beranikan diri bergabung dalam
keasyikan mereka, aku tak perdulikan apakah pamanku marah atau apa, yang jelas
malam ini aku harus mendapat kepuasan dari mereka. Kupeluk pamanku dari
belakang sambil ku jilati telingganya serta perlahan tanganku mengusap perut
dan dadanya serta sesekali kuremas kontolnya yang masih terbungkus celana
jeansnya, aku terus meremas-remas dada pamanku yang gempal itu.
“Mas Wanto, aku ingin punyamu Mas?” Tanpa menunggu jawaban
dari Pamanku aku berpindah kebagian depan, kuremas kontol pamanku yang masih
terbungkus celana jeans itu, aku membayangkan bagaimana jika aku bisa
menggenggam dan mengulum kontol pamanku sendiri, lalu perlahan kubuka resleting
celana Mas wanto yang masih asyik berpagutan dengan Mas Heru, begitu terbuka
langsung kugenggam kontol pamanku yang ternyata sudah ngaceng hebat, malam ini
aku benar-benar seorang keponakan yang kurang ajar terhadap paman-nya, aku
hisap kontol pamanku yang ternyata welcome dengan semua perlakuanku
terhadapnya, sambil terus menghisap kontolnya kumasukan tanganku kebalik
singletnya, kuraba-raba dadanya serta kupilin-pilin puting susunya yang kecil
namun sudah mengeras itu, kudengar lenguhan lirih dari mulut pamanku yang
akhirnya dia benar-benar pasrahkan tubuh untuk dinikmati oleh keponakannya,
pamanku rebah terlentang diatas ranjang, sementara aku dan Mas Heru secara
bergantian menghisap kontolnya dan mengusap jembut pamanku yang lebat hingga
merambat keperut dan sedikit di dadanya, aku sangat bahagia sekali karena bisa
menikmati tubuh pamanku yang memang benar-benar membuat banyak gadis yang
tertarik padanya walaupun pamanku sudah punya anak dan istri.
Selagi Mas Heru sedang bersenang-senang dengan kontol
pamanku, aku beranjak naik dan membuka singlet pamanku, kini dia terlentang
pasrah dengan keadaan telanjang bulat, kulijati perut pamanku lalu naik
kedadanya, kutindih tubuhnya dan kuhisap putingnya secara bergantian, menerima
perlakuanku dan Mas Heru pamanku hanya mampu mendesah, melenguh dan mengeliat
kenikmatan.
Akhirnya kami rubah posisi, kini aku minta pamanku untuk
menghisap kontolku, sementara aku sendiri menghisap kontol Mas Heru yang dari
tadi asyik dengan kontol pamanku sambil tanganku tak henti-henti meremas-remas
biji kontol pamanku, pokoknya kami saling isap, aku masih belum berani
melakukan yang lebih jauh lagi, maklum ini adalah pertama kalinya dalam
hidupku, jadi aku masih ada rasa takut untuk berbuat lebih jauh, akhirnya kami
hanya sebatas isap dan raba saja. hingga akhirnya aku merasakan sudah hampir
tiba ke puncaknya,
“Mas Wanto, aku mau keluar”.
“Iya, Heru, aku juga nggak tahan”.
“Mas To aku keluar”.
Akhirnya air maniku keluar didalam mulut pamanku dan langsung
ditelan semua oleh pamanku, sementara pamanku dan Mas Heru juga sudah sampai
pada puncaknya, kulihat air mani mereka muncrat berbarengan, ohh nikmat sekali
Mas to? Akhirnya malam itu kami menyudahi permainan itu karena Pamanku dan Mas
Heru terlalu kecapaian karena bertempur dari siang hingga lewat tengah malam,
sementara aku yang baru pertama kali melakukan hal ini tidak mau membuang
kesempatan, selagi mereka kelelahan tak henti-hentinya aku memuaskan diriku
dengan tubuh mereka, kucumbui mereka secara bergantian, dan mereka membiarkan
aku berbuat apa saja terhadap mereka, seolah-olah mereka menyerahkan tubuhnya
untuk kunikmati sepuasku hingga akhiranya aku tertidur sambil menindih pamanku.
Begitu terbangun aku melihat Pamanku dan Mas Heru sudah tidak
ada diatas ranjang, Lalu aku bangun dari tidurku, terdengar olehku suara
guyuran air dari arah kamar mandi, aku lalu membuka pintu kamar mandi dan
kudapati Mas Heru sedang mandi lalu aku peluk tubuh kekar Pilot tersebut dan
kuusap seluruh permukaan tubuhnya yang licin karena sabun itu dengan tanganku,
lalu tanganku berhenti pada benda kenyal diantara selakangan Mas Heru yang
sedang terkulai, kuremas benda yang semalam kunikmati seperti es mambo itu,
kukocok dengan lembut sambil kujilati punggung serta kuraba dadanya, perlahan
kontol Mas Heru mulai bergerak mengeras dan besar, langsung saja kusambut
kontol itu dengan mulutku, desisan dan lenguhan Mas Heru mengema didalam kamar
mandi itu, semakin lama hisapanku semakin kupercepat sambil kupeluk paha Mas
Heru mulutku tak lepas dari kontolnya,
“Oh Rian.. terus, aku suka ini, ayo sayang”.
Mas Heru terus ngeracau sambil matanya terpejam menikmati
permainanku, tak seberapa lama muncul pamanku dengan hanya memakai handuk yang
dililitkan dipinggangnya yang kekar itu, melihat itu aku langsung pindah
sasaran, kupeluk pamanku dan ku susupkan tanganku kedalam lilitan handuknya,
kukocok kontolnya yang ternyata dia tidak memakai celana dalam, akhirnya kami
saling menuntaskan nafsu birahi kami bertiga hingga sampai pada klimaks masing
masing.
Begitulah kisah pertama dalam hidupku, dan kini aku sudah
kembali ke Bangku sekolah, namun sejak itu setiap sabtu sore aku jadi rajin
ketempat pamanku hanya untuk dapat menikmati kembali tubuh pamanku yang telah
benar-benar membuatku ketagihan, karena aku tahu setiap hari sabtu siang istri
dan sepupuku sudah berangkat berlibur kerumah nenek dan baru pulang minggu
sore. Sehingga malam minggu dan hari minggu siang adalah jadwalku untuk
mendapatkan pelayanan sex dari pamanku. Salam sayang buat pamanku tercinta,
kehangatan dan keperkasaanmu tak pernah aku lupakan serta Mas Heru dimanapun
berada kapan kita bisa bernostalgia lagi bertiga, gue kanget banget sama Mas
Heru dan apalagi dengan kenikmatan yang pernah Mas Heru berikan dulu dan salam
sayang buat sikecilnya Mas Heru.
.
No comments:
Post a Comment