Page Tab Header

Sunday, March 6, 2005

Awin: Duda Muda

5 Maret 2005


Awin, Duda muda yang haus seks


Hari ini, aku janjian bertemu dengan Awin, yang mendapatkan nomor telpon ku dari Usin, kawan-ku yang kerja di Kalhatex Bandung. Kami janjian di Atrium, lantai dasar depan toko “Tara Disc”, Senen Jakarta Pusat.

Aku belum tahu, Awin orang nya seperti apa, yang jelas dari beberapa kali dia menelpon, aku dapat tahu bahwa Awin berasal dari satu kabupaten yang sama dengan Usin, Subang. Sudah pernah menikah tetapi kurang lebih setahun kemudian, cerai. Punya satu adik perempuan. Sekarang, Awin kerja di daerah Bekasi. Umurnya lebih muda setahun dari aku.

Aku datang agak terlambat, sebab hari ini masuk lab. Setelah meminta maaf, kami pun jalan. Menuju kearah Lapangan Banten, dan terus membelok, ikut jalan gunung sahari. Kami chek-in di Hotel Sultana kamar 105, tak jauh dari golden truly.

Setelah berbasa-basi, saling menanyakan kabar, aku pun masuk ke kamar mandi, membersihkan badan setelah satu hari di kampus. Sementara mandi, awin tiba-tiba sudah berdiri di pintu kamar mandi, perlahan mendekatiku dan meremas kontol ku yang juga mulai mengeras,

Awin membersihkan sabun yang masih menempel di kontol ku, lalu dengan rakus ia menjilat kontol, selangkangan dan terus ke belahan pantat ku. Dia kemudian memasukkan kontol ku kedalam mulutnya, menggerakkan maju mundur kepalanya hingga aku memuncratkan sperma ku dalam mulutnya, Awin menelan habis sperma ku, bahkan tak cukup dengan itu, ia terus menyedot lubang kencing ku yang buat aku terasa ngilu tapi enak.

Beberapa saat kemudian, ia pun melepas pakaian nya, menyandarkanku di dinding kamar mandi. Kedua kakinya bertumpu pada bak dan wastafel sementara tangannya melingkar pada leherku. Dengan perlahan ia mengangkat badan nya dan dengan posisi mengangkang, ia memasukkan kontol ku dalam pantatnya. Sementara kontolnya bergesekan dengan perutku. Awin mulai bergerak perlahan, makin lama makin cepat.

Setelah agak letih berdiri, aku meminta Awin untuk berbaring di lantai, aku ingin menusukkan kontol ku dalam posisi dia telentang, biar aku bisa mengocok kontol nya juga. Dalam beberapa menit kemudian, kami sama-sama melenguh dan memuncrat kan sperma masing-masing. Akhir sekali kami mandi bersama, mengeringkan badan dan … bermain sex lagi.

Jam tujuh sore, kami Chek-Out. Kurang lebih dua jam dalam kamar 105 Hotel Sultana, mungkin ada lima kali aku memuncratkan sperma ku, di mulutnya, dalam lubang pantat nya dan di seluruh tubuhnya.

Sebelum keluar dari kamar, aku cium kening nya. Ada rasa sayang aku padanya, tapi aku mesti tepis jauh. Aku tahu … hubungan seperti ini tak boleh melibatkan perasaan. Aku akan menderita kalau hanyut dalam perasaan.

Aku terkenang dengan seseorang yang pernah dekat dengan aku, Kak Uche. Kabar terakhir aku dengar, dia masih di Malaysia, menyelesaikan program doktoralnya di UKM, Chemical Faculity. Sementara aku, menyelesaikan kuliah S1 ku dibidang teknik komputer, transfer dari Politeknik.

Sejak ia melanjutkan kuliahnya di Malaysia, aku memilih jalan sendiri, apalagi setelah ia menikah dengan gadis solo yang seumuran dengan ku, seorang dokter alumnus Universitas Airlangga beberapa tahun lalu.

Walaupun beberapa kali kak Uche datang ke rumah dan menemui orang tua ku, menanyakan kabar ku. Aku tak pernah sekalipun berniat untuk menemuinya lagi. Dia lah yang buat aku haus seks, dan mempertaruh kan kehormatan ku hingga kini. Aku ingin lepas dari semua nya, tapi … sudah tidak mampu. Semakin kuat aku berniat melepaskan diri, semakin banyak cobaan, hingga kemudian aku putuskan akan menerima apa adanya. Jadilah kini, aku petualang seks.

Upsss … lamunan ku buyar. Aku terkejut saat Awin coba mencium bibirku, aku dorong. Aku tidak akan pernah lagi membiarkan seseorang melumat lidah ku. Aku takut jatuh cinta lagi.

Cerita ini, adalah diary bagi aku. Nama pelaku dan tempat peristiwa, sesuai dengan yang terjadi. Aku tulis dengan sepengetahuan mereka.



,

No comments:

Post a Comment