Page Tab Header

Tuesday, February 12, 2013

Togar




TOGAR


Tahun 2006 aku sering pulang pergi kuliah bogor-jakarta, walaupun aku punya kosan di Jakarta, kadang naik kereta tapi lebih sering naik bus dari terminal Baranang Siang-Bogor. Karena klo naik kereta saat itu kereta yang ada hanya ekonomi dan eksekutif. Sesuai dengan kantong mahasiswa ya aku naik ekonomi, walaupun padat tapi dinikmati saja. Aku sering memposisikan belahan pantatku pas di depan kemaluan laki-laki dibelakangku. Kadang dapat satu dua orang yang melayani.

Aku pulang pergi bogor-jakarta untuk kuliah disaat mata kuliah ku tidak padat-padat banget, jadi nyari suasana baru dan biar kelihatan menikmati siang malam seperti karyawan. Kenapa lebih enak naik bus karena selain bisa tidur dalam perjalanan juga aku menemukan seseorang di dalam terminal.

Seseorang yang belum aku kenal namanya hanya beawal dari tatapan saja. Jika dalam perjalanan atau menunggu bus aku sering melirik kiri kanan jika ada laki-laki tampan menurut pandangan mataku yang sedang berjalan atau menunggu bus juga. Aku sering menatap langsung ke matanya, karena menurut yang aku baca jika mata seorang laki-laki bertatapan dengan mata laki-laki lain dan menemukan kecocokan dalam tatapan itu, yang bisa dibuktikan dari senyuman manis saat menatap, ini mengindikasikan bahwa laki-laki tersebut suka atau sama seperti laki-laki yang menatapnya.

Saat itu, sembari menunggu bus yang mengantre untuk berangkat aku iseng aja dari jendela bus melihat pinggiran terminal yang diisi para pedagang. Dalam perjalanan aku lebih suka duduk di pinggir tepi jendela bus, selain menikmati perjalanan dengan melihat-lihat juga bisa menyenderkan kepala ke jendela kaca jika ingin tidur.

Tatapanku sering mengarah ke seorang pedagang yang masih muda kira-kira umur 23-26 tahun. Laki-laki tersebut biasa saja, hitam manis, tidak tampan tapi dimataku dia lumayan lah, bodi atletis dengan tinggi standar. Tiap mata orang selalu berbeda penilaian terhadap ketampanan ataupun kecantikan seseorang karena sifat itu relatif adanya. aku suka dengannya karena hitam manis saja.

Sehari dua hari lewat aku hanya berani menatapnya saja dengan khayalan suatu saat aku bisa melihat isi dalam celana pendeknya yang lumayan ketat. Apalagi dia memakai celana boxer membuatnya terlihat semakin seksi. Aku selalu menikmati setiap tatapanku. Kadang jika aku kepagian berangkatnya dan belum melihat warungnya belum dibuka aku sering kecewa.

Hingga suatu hari saat aku termenung menatapnya, tiba-tiba dia membalas tatapanku, karena aku selalu membayangkan hal-hal yang jorok setiap menatapnya maka tanpa sadar aku tersenyum saat dia menatapku juga. Dan ternyata dia tersenyum juga membalas senyumanku. Tiba-tiba aku tersadar karena dia membalas senyumanku. Apakah…..??? tapi aku tak berani turun karena menurutku itu terlalu terburu-buru dan aku ke-GR-an. Pembuktian teori tidak hanya sekali dua kali tapi harus berkali-kali, siapa tahu karena dia pedagang makanya murah senyum, bagaimana pembeli mau membeli dagangannya jika pedagangnya jutek.

Besoknya sengaja aku berdiri di samping warungnya pura-pura menunggu bus padahal bisanya aku langsung naik bus yang mengetem. Sudut mataku melirik ke arah laki-laki muda yang belum ku tahu namanya sedang beres-beres menggelar dagangannya yang berupa asinan dan manisan khas Bogor, juga oleh-oleh khas Bogor.

“ kok ga langsung naik bus mas?” tiba-tiba suara berat berucap dari sampingku dan ketika aku berbalik lelaki incaranku tersenyum sambil mengelap kaca tempat asinan.

“ ehh iya bang, nunggu disini aja, masih pagi ini” jawabku kikuk sambil tersenyum manis.

“ kuliah atau kerja?” tanyanya kemudian.

“ kuliah bang “ jawabku pelan dan lembut, berusaha mentransfer bahwa aku laki-laki lembut dan suka lelaki.

“ hari ini pulang jam berapa?” tanyanya tiba-tiba yang membuatku bertanya apa maksudnya.

“ emmmm,, kira-kira jam 6-an bang, soalnya hari ini lumayan padat” jawabku dan kulihat si abang pedagang manggut-manggut.

“ kalo besok?” tanyanya lagi, dan besok adalah hari jumat, aku hanya kuliah jam 1 sampe jam 5.

“ sama bang, besok jam 7-an mungkin aku nyampe Bogor” jawabku seadanya dan masih bingung apa maksud pertanyaan si abang yang belum aku tahu namanya, karena ketika aku ngobrol dengan seseorang aku sering lupa menanyakan namanya.

“ohhh iya, aku Togar” akhirnya keramahan pedagang berujung perkenalan, dia tersenyum sambil meengulurkan tangan untuk bersalaman.

“ saya Aldi bang” sambutku dan kurasakan kenakalan dan bersalaman tadi, sambil bersalaman jari bang Togar menggesek-gesek telapak tanganku. Awalnya aku ga sadar karena aku segera naik ek bus ayng mau berjalan keluar terminal. Baru di bus aku merasakan keganjilan itu, apa maksud si abang Togar melakukan itu, jangan-jangan……. Dan aku tersenyum jika itu benar.

Sorenya ternyata aku tak bisa pulang ke Bogor karena aku harus ikut latihan suatu klub olahraga di kampus. Aku sudah lupa dengan Bang Togar, lelaki batak hitam manis yang membuka warung di Terminal Baranang Siang Bogor. Malam itu selesai latihan aku pulang ke kosan diantar Andre dan aku berharap Andre nginap di kosan tapi aku kecewa karena dia harus pulang karena Ayah Ibunya datang ke Jakarta. Malah aku diajak menginap di rumah pamannya yang dia tempati juga untuk menemani pamannya dan menjaganya di saat pamannya yang seorang pengusaha sedang ke luar kota atau ke luar negeri. Tapi aku menolak secara halus karena aku capek banget hari itu. Setelah cuci muka dan badan aku segera terlelap di kasur dan AA sedang ke Bandung. Ada urusan kampus.

Jam 1 besoknya aku kuliah seperti biasa dan jam 5 sudah langsung cabut ke Bogor. Aku tergesa-gesa keluar kampus untuk menghindari teman-teman tim yang akan latihan. Sabtu minggu aku ada acara organisasi daerah di Bogor. Aku memilih naik bus dari UKI karena naik kereta akan super duper padatnya bertepatan dengan jam pulang kantor.

Macetnya jalur di UKI dan Cibubur membuat aku sampai di Bogor jam setengah delapan malam. Suasana terminal tidak seramai siang karena yang jualan sudah tutup. Saat aku turun dari bus dan melewati halte tempat menaikkan/menurunkan penumpang antar provinsi yang lumayan gelap aku dikejutkan seseorang yang memanggil namaku. Dan saat kutoleh ternyata Bang Togar sedang duduk di kursi halte sendiri. Si abang memakai celana jins pendek dan kaos putih ketat serta jaket kulit biru di luar.

“ Ehhh si abang, ngapain bang malam-malam disini?” basa-basiku seraya duduk di kursi kosong di sampingnya, “udah tutup bang warungnya?” lanjutku.

“ iya nih, nungguin kamu lah” jawab Togar tanpa basa-basi, langsung to the point. Khas orang batak banget.

“ngapain nunggu saya bang? Rajin amat? “ candaku tanpa curiga. Buat apa juga aku curiga toch aku tak punya apa-apa yang bisa dirampok, malah aku senang, laki-laki yang kuincar selama ini malah memberi respon terhadapku. Malam ini Bang Togar kelihatan agak rapi dan tampan. Aku sempat mencium bau harum parfum si abang.

“ kan kemaren Aldi ga ada pas ditungguin, kata Aldi pulang jam 7, untung mala mini ketemu “ jelas Togar yang membuatku dag dig dug. Apa maksudnya coba, kemaren sampe nungguin, ohhh iya aku ingat kan kemaren dia nanya jam berapa aku pulang, padahal aku ga jadi pulang ke Bogor. Memang sich tahun 2006 hp masih benda yang lumayan mahal tidak seperti sekarang hp murah sudah banyak di pasaran.

“ ohhh kemaren, aku tidur di kos Bang “ jawabku, “ emangnya ada apa Bang nungguin saya?” tanyaku tiba-tiba. Kulihat Bang Togar sedang memikirkan jawaban dan sebentar-sebentar terseyum terus garuk-garuk kepala.

“ eeee Aldi udah makan?” tanyanya karena belum berani mengutarakan maksud dan tujuannya.

“ sudah sich Bang, belum lapar lagi” jawabku sekenanya karena aku masih penasaran alasan Bang Togar menantiku malam-malam gini. Aku terdiam sambil melihat tingkah Bang Togar yang salah tingkah saat kuperhatikan seperti itu.

“ada apa sich Bang? “ tanyaku lagi.

“ gini dek, eh Aldi, abang sering nangkap Aldi menatap abang, dan sudah lama abang perhatiin, tatapan adik kayaknya lain “ dengan pelan-pelan Togar mengutarakan maksudnya, kadang mengganti namaku dengan sebutan adik. Aku sudah meraba maksud Bang Togar tapi aku pura-pura tidak mengerti saja.

“ maksud abang? “ jawabku dengan suara pelan dan memasukkan sedikit desahan biar kelihatan nakal. Aku memang suka berbuat nakal pada orang lain, apalagi aku sudah tau kalau laki-laki itu mau atau doyan mengentot laki-laki.

“ yaaahhhh aku tau Aldi suka sama abang dari sorotan tatapan aldi “ pungkas Togar to the point.

“ ya aku suka sama abang, walaupun abang ga cakep tapi di mataku abang ganteng kok “ godaku sambil tanganku gemes mencubit paha Togar. Aku heran, aku kirain orang batak itu kasar semua tapi ada juga yang lembut dan sedikit pelan-pelan. “ kalau tau aku suka abang tersu abang mau apa? Mau marah sama aku ya?” tanyaku lagi.

“ hmmmm, ga marah jika Aldi mau main sama abang “ jawabnya tegas dengan senyuman nakal. Nich cowok langsung aja, aku suka cowok seperti itu.

“ abang gay juga?” tanyaku setengah berbisik yang langsung dijawab dengan gelengan cepat Bang Togar.

“ ga, cuman aku ….. aku suka ngentot cewek juga tapi kalo aku make perek ntar duitku abis, tapi klo main ama cowok kan bisa gratis trus kita puas. Aku tau Aldi sangat doyan kontol kan? Kontol abang gede loh “ promosinya sambil tersenyum.

Tanganku masih di atas pahanya. Pelan-pelan aku elus-elus pahanya dan makin lama tanganku mengarah ke selangkangannya yang aku tahu sudah menggembung. Aku usap-usap berusaha mencari kepala kontolnya yang mulai menegang. Aku mendengar lirihan Bang togar. Dan kulihat Bang Togar celingak celinguk melihat kiri kanan apa ada orang di sekitar kami.

“ pindah ke kontrakan abang, mau ga? “ bisik Togar yang kayaknya sudah horny banget.

“emang kontrakan abang dimana? Sendiri atau rame-rame?” tanyaku, aku harus hati-hati jika ada temannya yang kenal aku kan bahaya banget.

“ kontrakan ku di Ciheulet, dan aku sendiri kok disana, mau ya Al, abang pengen banget “ melasnya yang ku balas dengan anggukan.

Aku naik di boncengan Togar yang segera melarikan motornya ke Ciheulet, di atas motor aku masih sempat menggerayangi Togar yang melajukan motornya.

“pelan-pelan aja bang, kita nikmati aja dulu di atas motor” bisikku ke telinga nya dan tak lupa sapuan halus ujung lidahku di telinganya yang membuat si abang kegelian dan tertawa kuperlakukan seperti itu.

Kontrakan bang Togar berupa satu kamar yang lumayan besar, mungkin ukuran 3 x 4 meter. Kulihat setumpuk kardus di sudut kamar mungkin barang dagangannya. Kasur tergeletak di lantai begitu saja, tidak pake ranjang. Lemari pakaian disamping kardus dan sebuah TV kecil di atas papan turut menghiasi kamar Bang Togar. Di atas lemari kulihat ada kipas kecil butut yang mungkin jarang dipakai karena udara Bogor yang masih dingin pada tahun itu. Agak ke belakang ada sedikit space untuk dapur dan di sampingnya ada kamar mandi. Cukup rapi untuk seorang cowok pikirku.

“ masuk Aldi, jangan sungkan-sungkan ya, maaf ya jika kamarnya kecil “ gurau Togar.

“ ahhh ga bang, ini aja udah bagus lah, yang penting nyaman tinggal gitu aja “ jawabku sejujurnya. Bang Togar orang yang ga suka buru-buru padahal tadi pas di terminal aku tau kalo dia sudah horny banget.

“ mau minum apa? Di kardus ada banyak minuman, ambil aja ya, abang mau ke kamar mandi dulu “ kata bang Togar seraya menuju kamar mandi di belakang.

Aku dudukkan pantatku yang sebentar lagi akan merasakan tusukan kontol Togar di kasur. Kuletakkan tas dan kubuka jaket, agak gerah pikirku. Sesaat baru melegakan diri, kulihat bang Togar yang hanya memakai lilitan handuk mendekatiku dan duduk langsung di sampingku sambil tersenyum. Badannya gempal tapi atletis, mungkin diantara kesibukannya Bang Togar masih sempat olahraga. Kurasakan ciuman Bang Togar di tangkuk leherku dan itu membuat aku geli.

“ aku bersih-bersih badan dulu bang, kan gerah tadi, ntar abang keasinan “ kataku seraya menuju kamar mandi.

“ ini handuknya “ lempar bang togar, berarti si abang bugil dong pikirku mesum.

Aku keluar kamar mandi juga hanya dililit handuk dan kulihat bang togar berbaring di kasur tanpa memakai apa-apa sedang mengelus-elus kontolnya yang setengah tegang. Belum terangsang penuh. Kontol yang tidak panjang alias panjangnya standar, mungkin 12-14 cm tapi diameternya besar sekali alias gemuk. Sesuai lah dengan badannya. Badan gempal padat berisi biasanya memiliki kontol yang gemuk.

Tak membuang waktu lagi segera aku terkam santapan malam yang sudah terhidang di depanku. Tanpa banyak omong lagi segera aku menindih tubuh bang Togar dan aku ciumi wajahnya. Bang Togar ga mau cium bibir, aku tak masalah. Kemudian aku turun ke dadanya yang gempal padat berisi. Aku hisap dan gigit-gigit kecil sehingga togar menggeliat kegelian dan kenikmatan. Puas puting kiri dan kanan, aku meringsut makin ke bawah. Aku jilatin di bawah pusarnya. Disini mungkin satu titik rangsangan Togar, terlihat dari desahan hebatnya saat aku menjilat dan merangsang titik tersebut. Baru setelah itu aku menuju tongkat yang sudah menjulang tinggi.

Pelan-pelan aku berdirikan dan aku masukkan kepala kontolnya ke mulutku, aku isap-isap dan lubang kencingnya yang berair artinya precumnya sudah keluar aku julurkan lidah ke dalamnya. Lubang kencing bang Togar lumayan besar. Bang togar kegelian dan menahan kepalaku agar tetap melakukannya. Dan tanpa persiapan apa-apa dari bang togar, aku langsung hunjamkan seluruh kontol bang togar yang gemuk masuk ke dalam mulutku. Mulutku terasa penuh. Bang togar yang tak menduga hal itu menggelinjang keenakan.

“ aldi, kamu jago banget “ desis bang togar memuji.

Aku biarkan kontol bang togar masih di dalam mulut dan bang togar pun mulai menaikturunkan pantatku berirama seakan-akan dia sedang mengentot mulutku. Aku berusaha menahan napas dan menghirup udara di sela-sela entotan kontol bang togar. Aku tak bisa melepaskan kepalaku karena pegangan bang togar sangat kuat. Tak lama kemudia kurasakan kontol bang togar berdenyut-denyut tanda akan melepas lahar putihnya. Memang tak lama kemudian disertai lenguhan seperti suara kerbau bang togar melepas suluruh pejuh yang mungkin sudah lama tak dikeluarkan.

Aku tersedak menerima pejuh yang banyak. Tapi semuanya aku telan. Asin memang tapi bang togar tak menerima jika pejuh itu aku keluarkan. Setelah semua tertelan dan tak ada lagi pejuh yang keluar, bang togar melepaskan kontol dari mulutku. Kulihat bang togar berbaring lemah di kasur. Dadanya turun naik berusaha meredakan emosi dan nafsu yang telah berlalu.

“ adik masih capek? “ bisik togar sesat aku ikut berbaring di sampingnya. Tanganku masih mengelus-elus dadanya.

“ emang kenapa bang? “ tanyaku sok polos padahal aku masih menuntut ingin dientot kontol yang gemuk.

“ abang kan belum ngentot pantat adik yang bohay itu “ katanya tersenyum sambil meraba-raba pantatku.

“ sebenarnya capek bang, abang belum capek?” jawabku

“ agak capek sich dik, tapi tunggu ya, abang buatkan ramuan kuat “ kata togar sambil berjalan ek dapur, masih tanpa memakai sehelai benang pun. Pantat togar yang gempal padat berisi terlihat begitu seksi. Benar-benar membuatku horny berat, karena dia tipe aku banget. Kulit hitam manis.

Kulihat bang togar membawa satu gelas dan kulihat kontolnya sudah ngaceng lagi padahal tadi sudah mulai layu. Bang togar mengulurkan gelas itu padaku.

“ apa ini bang? “ tanyaku

“ minum aja, itu obat kuat abang, tadi abang udah minum dan buktinya ini “ jelas bang togar sambil menunjuk kontolnya yang kembali tegak.

Setelah aku minum, beberapa saat kurasakan darahku kembali panas dan kembali aku ingin merasakan sentuhan lelaki. Segera aku raih kontol bang togar yang terpampang jelas di depanku. Tapi bang togar menghindar.

“ sekarang abang yang aktif ya, adik menikmati saja “ kata bang togar segera menerkamku yang masih duduk.

Aku berbaring mengikuti ajakan bang togar. Bang togar menjilat-jilat dan menggigit-gigit kecil dadaku. Dan tangannya meremas-remas. Seakan-akan buah dadaku sebesar buah dada cewek. Bang togar tak menghisap kontolku dan aku juga sebenarnya tak menginginkannya. Aku lebih senang jika ada yang menjilat pantatku atau istilahnya rimming. Ternyata bang togar mau melakukannya. Aku menggelinjang dan mendesah saat lidah abng togar menyapu bersih sekitaran lubang pantatku. Nikmatnya tak terkira. Setelah cukup basah dan ditambah usapan lotion yang diambil togar dari atas lemari, jari bang togar mulai memasuki pantatku.

Satu jari masih lancar masuk, kemudian disusuk dua jari. Aku menggoyang-goyang pantatku emngikuti putaran jari bang togar. Setelah cukup bang togar menghentikan gerakan jarinya dan menggantikan dengan kontol yang besar.

“ pelan-pelan ya bang “ pintaku sambil menatap wajah bang togar yang biasa saja. Tidak tampan memang tapi keras seperti wajah batak pada umumnya. Laki-laki banget. Itu yang kusuka.

Sekali masukkan, masih terasa sempit dan aku memundurkan pantatku saat aku kesakitan.

“ tahan dek, jangan dijauhkan “ sergah bang togar tak suka.

“ tapi sakit bang “ rengekku. Sifat egois lelaki pun muncul dan aku suka itu. aku jadi ingat AA yang tak peduli aku kesakitan yang penting dia tersu menggenjot. Apakah bang togar juga tipe seperti itu?.

Bang togar terus berusaha memasuki lubang pantatku yang untuk ukuran kontolnya yang gemuk masih sempit. Setelah lima kali usaha memasukkan baru kepala kontolnya yang masuk. Memang kepala kontol bang togar lebih kecil disbanding batangannya. Dengan perlahan-lahan batangan kontol bang togar dimasukkan. Aku meringis saat kontol itu merobek lubang pantatku. Dan tanpa kuduga, bang togar langusng memasukkan seluruh kontolnya menghunjam pantatku. Aku mendesis dan mengerang sesaat. Tapi bang togar menutup mulutku karena eranganku lebih mirip jeritan.

“ sakit bang “ belaku saat tatapan mata bang togar menanyakan.

“ iya abang tahu, nanti abang pelan-pelan “ bisik bang togar.

Setelah beberapa lama menyesuaikan kontol dengan pantatku baru dengan pelan bang togar mulai menggoyang, awalnya memang pelan dan aku sangat menikmati setiap gesekan antara kulit kontol bang togar dengan kulit lubang pantatku. Aku masih menikmati dan desahanku pun teratur saat kurasakan kenikmatan itu. diantara desahaku ku dengar desisan bang togar.

“ enak banget, sempit banget, elbih smepit dari meki perek yang biasa kuentot “ desis bang togar tak karuan, dan desisan itu makin menjadi-jadi saat entotan bang togar makin liar.

Aku pun awalnya yang mendesah kenikmatan berubah jadi jeritan tertahan saat kontol yang gemuk itu merobek-robek pantatku. Aku tak tahu antara sakit dan nikmat yang kurasakan. Bang togar dengan gagahnya terus mengentot lubang pantatku. Aku sangat terangsang sekali melihat wajahnya yang menuju kepuasan. Ditambah dengan minum ramuan kuat sebelumnya, perjalanna kami menuju puncak kenikmatan sangat panjang.

Berbagai gaya sudah kami lakukan, mulai dari gaya klasik, trus doggy style, diubah gaya menyamping, aku yang di atas menghadap bang togar atau aku di atas dan membelakangi bang togar sampai bang togar dengan gagahnya mengangkat tubuhku yang beratku jelas lebih ringan dibanding berat badan abng togar.

Sudah tiga ronde kami habiskan malam itu, bang togar sudah mengeluarkan pejuh yang ke empat kalinya tapi masih ingin. Dan saat tembakan pejuh yang kelima mengakhiri pertarungan kami malam ini. Kulihat jam dinding yang tergantung di akmar bang togar menunjukkan pukul 1 malam.

Bang togar terlelap di sampingku. Kegiatan yang menguras tenaga banget, pikirku. Bang togar menembakkan pejuhnya lima kali malam ini sedang aku sudah sering klimaks. Kulihat hp nokia 2300 dan ada beberapa sms yang semuanya menanyakan kok aku ga muncul di kosan teman-temanku. Aku jawab seadanya saja, aku sedikit berbohong, aku ke bogor besok atau aku langsung menuju puncak saja karena acara diadakan di puncak dengan menyewakan villa. Tanpa membasuh badan lagi karena udara yang dingin aku menyelimuti badan serta badan bugil bang togar dan sambil memeluknya aku tertidur kepuasan.

Pagi harinya, aku tak tahu jam berapa, di saat aku masih terlelap dibuai mimpi, aku terbangun di saat aku merasakan ada benda tumpul besar menyodok-nyodok dan membelah belahan pantatku. Saat kesadaranku pulih kurasakan di atas tubuhku yang terkurap kurasakan berat badan yang menghimpitku dan benda tumpul itu yang adalah kontol bang togar. Aku tak tahu mulai kapan bang togar mulai mengoperasikanku dan aku terbangun saat aku kesakitan akan kontol besar yang memaksa masuk.

Karena kasihan bang togar yang susah memasukkan kontolnya yang gemuk maka aku renggangkan pantatku dan naikkan sedikit sehingga lebih mudah bagi bang togar mamasukinya. Dan sesaat kemudian enjotan disertai erangan kenikmatan menghiasi telingaku. Desisan dan umpatan yang berisi kata-kata jorok terdengar diantara eranganku. Pagi itu bang togar hanya melepaskan pejuhnya sekali dan sudah selesai tak minta nambah lagi. Mungkin nafsunya melegak saat dia terbangun dan melihat pantat bohay ku tidak tertutup apa-apa.

Sejak saat itu aku agak sering ke kontrakan bang togar jika aku pulang ke bogor, aku sempatkan untuk menikmati seteguk dua teguh pejuh bang togar yang disemburkan melalui kontol yang besar. Pernah beberapa bulan aku tak ke bogor dan saat aku ada kesempatan ke bogor aku bertolak ke kontrakan bang togar di daerah ciheulet tapi aku kecewa karena rumah itu tidak diisi bang togar lagi melainkan keluarga yang lain. Saat aku tanya ternyata bang togar sudah pindah ke cileungsi dan mereka tidak tahu alamat pastinya. Sedih memang tapi tak apa-apa lah toch aku masih bisa mencari togar-togar yang lain.



No comments:

Post a Comment