Page Tab Header

Sunday, May 19, 2013

Skandal di SMA


Skandal di SMA




Namaku Adiet umur 18 belas tahun, ini pengalamanku sebagai murid SMU kelas 2. Sejak dulu aku menyadari bahwa aku ini seorang gay. Aku mempunyai 4 orang teman cowo yang dekat denganku. Arifin, cowo berkulit bersih berwajah tampan dan manis, aku sangat menyukai dia karena dia sangat tampan. Rifandi, cowo tinggi pemain basket idola para cewe sekolah kami. Sharif, cowo berdarah campuran Arab berwajah tampan dan mempunyai mata yang dalam dan sangat tajam sekali, dia juga sangat tinggi seperti Rifandi. George, sahabat terdekatku, satu-satunya cowo indo belanda yang mempunyai wajah yang sangat imut dan senyumannya manis, putih dan agak kurus seperti Arifin. Dan sedangkan aku sendiri, tergolong cowo sedang saja yang mempunyai prestasi yang cukup lumayan bagus. Kami ber lima saling mengetahui bahwa kami berbeda dari yang lainnya, yaitu kami tertarik dengan sesama jenis, tapi kami tidak pernah mengumbarnya dan bertingkah laku biasa saja, tetapi satu hal yang terpenting adalah, aku sama sekali tidak bisa mengatakan pada Arifin bahwa aku begitu menyukainya, kami semua berteman dekat dan sulit sekali untuk menyatakan bahwa aku suka padanya.

Pada suatu hari, kami habis menjalani ujian dan mendekati hari libur kami, Sharif bersama yang lainnya mendatangi mejaku ketika aku sedang mengobrol dengan George, eh liburan mo pada kemana nih?h Tanya Arifin, kita bikin acara bareng aja. Kata Sharif. George tersenyum dan berbicara aku sih mau kemping di daerah pergunungan, kalian mo ikut?, wah kemping asyik juga tuch!h seru Sharif, iya udah kita kemping aja bareng-bareng, kita mulai besok kan berangkatnya? Tanya Rifandi. oceh Adiet kok diem aja dari tadi, napa loe? aku sedikit terhenyak ketika ditanya oleh Sharif, ah, ga napa-napa kok. Kataku. kamu ikut ngga? Tanya George padaku, ikut kok. Pada masa itu, kami tidak akan pernah menyangka bahwa perkemahan itu akan telah terjadi sesuatu yang tidak pernah kusangka akan terjadi pada hidup kami.

Setiba di daerah pegunungan, kami mengarungi hutan yang cukup sepi dan cukup asri. Kami pun sampai di dekat sungai, disanalah kami mendirikan tenda kami untuk berkemah, Arifin dan Sharif sedang mendirikan tenda untuk tempat tinggal kami, Rifandi sedang mengorek-ngorek tasnya mencari sesuatu untuk dimakan karena dia sangat kelaparan setelah perjalanan jauh, sedangkan George dan aku mengumpulkan kayu-kayu untuk membuat api unggun untuk nanti malam. Dan tak terasa malam pun tiba dan kami berkumpul untuk menyantap makan malam kami sambil mengobrol. Eh tau gak, 3 hari kemaren gue waktu ke WC mo kencing ketemu ama Pak Teddy. Kata Sharif. Aku pun membayangkan wajah guru olah raga yang lumayan ganteng itu, gmasa?

Lagi ngapain dia? Tanya Arifin, dia lagi kencing, gue sapa aja dia, terus gue kencing aja di sebelah dia, kesempatan tu gue ngintip kontol dia punya. Kata Sharif nyengir, wah gila loe! Nekad juga! Ketauan ga? kata Arifin sambil senyum-senyum, Rifandi yang dekat Sharif pun mendekati Sharif karena tertarik,ngga dong, gue kalo lirik-lirik ke sebelah ga bakalan ada yang nyadar. eh kontolnya gede gak? Tanya Rifandi sambil menelan ludahnya terlihat dari jakunnya yang bergerak, gede juga tuh, dia kencing sambil celananya dibuka lebar sih, ampe bulu-bulu ama bijinya aja keliatan, gue liatnya aja udah horny, gue lagi kencing kontol gue ngaceng ampe air kencingnya naek ke atas.semua pun tertawa mendengar cerita Sharif, bego lu Rif, bisa-bisa lu ketauan lagi ama Pak teddy. Seru George sambil menahan tawanya, ga lah, gue sengaja masukin lebih dalem lagi kontol gue ke tempat kencing biar ga keliatan gue lagi ngaceng ngecengin kontolnya dia, sehabis dia beres kencing dia pergi duluan sambil nyapa gue, gile deh, taunya baju gue dah basah kena kencing gue gara-gara kontol gue ngaceng. Kami semua meledakan tawa karena tidak tahan mendengar cerita Sharif.

Dasar arab gila lu, pantesan lu balik ke kelas udah pake jaket lagi!h kata Rifandi yang sekelas dengan Sharif. Eh ngomong-ngomong, lu kan arab Rif. Kata Arifin, mang napa? Tanya Sharif. kontol loe gede gak? Katanya kontol orang arab gede-gede. Tanya Arifin sambil tersenyum penuh arti, Iya dong, kontol gue super gede lah, ga kalah gedenya ama punya si Pak Teddy. Kata Sharif dengan bangga. Masa sih?

Gue ga percaya, kayanya itu cuma gossip doang. Kata Arifin memancing, yah gak percaya, mo gue buktiin?, iya dong, perlu bukti! seru Arifin, nihch Sharif membuka resleting jaketnya dan menarik celana trainingnya itu, ternyata Sharif tidak memakai celana dalam, Rifandi dan Arifin menelan ludahnya ketika sesuatu muncul dari balik trainingnya Sharif, kontol Sharif terlihat sangat besar sekali dan panjang sekitar 21 cm dan bulu-bulunya yang keriting sangat lebat menyambung ke arah pusarnya, kedua biji kontolnya pun sangat besar hampir sebesar kepalan tanganku, aku merasakan libidoku menaik dan kontolku mulai mengeras melihat kontol Sharif yang besar itu. ggila, gede banget!h kata Arifin, Rifandi sudah mulai berkeringat ditambah panasnya dari api ungun, dia sudah menelan ludah beberapa kali. gnah sekarang percaya kan? Blom kalian liat kontol gue kalo lagi ngacengnya. kata Sharif bangga, aku merasa tidak percaya kalau aku bisa menyaksikan Sharif arab yang tampan itu akhirnya memperlihatkan kejantanannya.

Ah ini bohongan ya? dengan cueknya Arifin menarik kontol Sharif, Sharif kaget karena kontolnya ditarik Arifin dan sejenak terlihat kontol Sharif bergerak bereaksi karena dipegang Arifin EH!! Kurang ajar loe! Sharif menepis tangan Arifin, Arifin tertawa kemudian Sharif pun menyerang Arifin, dia melorotkan celana training Arifin yang ternyata Arifin juga tidak memakai celana dalam, dibalik celananya itu, ternyata kontol Arifin sudah berdiri tegak dengan hanya sedikit bulu di sekitar bijinya dibandingkan dengan milik Sharif. Aku sedikit deg-degan melihat Arifin yang tampan dan aku sukai itu dengan celana melorotnya memperlihatkan kontolnya sudah mengeras, Arifin terlihat malu karena kontolnya berdiri cepat-cepat dia menutupnya dengan tangannya, Haha!! Loe pasti ngaceng liat kontol gue!! Ayo ngaku aja loe!h Sharif tertawa puas. Ah diem loe! Sapa mo gak ngaceng lagi liat kontol orang lain! kata Arifin menahan rasa malunya, liat aja tuh si Rifandi! Dia aja ngaceng ampe celananya aja udah keliatan basah gitu!h Arifin nunjuk celana training Rifandi yang kelihatan agak basah, Rifandi pun kaget dan baru menyadarinya, Hah!?

Gila lu fan! Ampe basah gitu!! Coba liat!! Sharif narik-narik celana Rifandi, HEH! JANGAN GILA LOE!! Rifandi narik kembali celananya karena malu, kemudian Arifin berdiri melupakan celananya yang masih melorot itu dan menahan tangan Rifandi dari belakang, Ayo Rif! Tarik aja! Hahaha! Arifin tertawa sambil menahan Rifandi, kemudian Sharif melorotkan celana training dan celana dalam Rifandi, dari balik celana dalamnya, kontol Rifandi sudah terlihat sangat basah dan bergerak-gerak sedikit mengeluarkan cairan dari lubang kontolnya, Rifandi sangat malu sekali Aih, loe lebih horny dari gue Fan!h seru Arifin. aku merasa kejadian hari ini terlihat seperti mimpi, ketiga temanku yang tadinya terlihat biasa saja sekarang seperti orang yang saling mempermalukan dirinya dengan cueknya kontol mereka terlihat sangat jelas sekali karena ini pertama kalinya kejantanan mereka terlihat sangat jelas. Sharif memakai celana Trainingnya kembali, kalo loe gimana Dit?h aku kaget karena Sharif bertanya padaku geh apa?, loe ngaceng juga kan liat kontol gue?, aku terdiam sesaat karena malu, tapi dengan lancangnya Arifin menarik celanaku Ah malu-malu amat sih loe! aku kaget karena kontolku kini terpampang dengan jelas sedang berdiri dihadapan mereka

HEI!! aku malu sekali cepat-cepat aku menutup kontolku dengan menarik bajuku. Arifin tertawa, jantungku berdetak kencang melihat Arifin tertawa karena dia terlihat sangat manis sekali kalau tertawa dan aku tidak bisa bertahan melihat kontolnya yang berjarak sangat dekat dariku. George yang dari tadi hanya senyum dan tertawa kini tersenyum menahan tawa melihat aku. Nah loe sendiri gimana? Sharif kemudian bertanya pada George, George agak terkejut Gue..ya gue horny-horny aja sich liat loech kata George singkat, pelorotin dong celana loe. Kata Sharif sambil tersenyum karena tertarik dengan cowo indo yang cakep ini. iya dong, loe kan turunan bule, bule punya pasti gede-gede kaya punya si Sharif! seru Arifin bersemangat, Nggak! George menolak, ayo jangan malu-malu. Sharif mendekati George, George mundur sedikit-sedikit, ketika George tersudut, dia hendak melarikan diri, tapi dengan cepat Arifin dan Rifandi narik tangan George, Lepasin gue!! George berontak, dan dia pun terjatuh, Arifin dan Rifandi menahan tangan George, gDit! Bantuin gue! Tahan kakinya! tanpa sadar pun aku menuruti perintah Sharif dan menahan kaki George, karena libidoku sudah mulai naik.

George berusaha berontak, tapi kami menahannya, Sharif pun tersenyum, kemudian dia menarik celana training George, aku menelan ludahku melihat kontol George yang tidak beda jauh besarnya dari milik Sharif, memang milik George lebih kecil tetapi ukurannya lebih panjang dari milik Sharif, kontol George hampir 30 cm!! Sharif terpaku melihatnya, dia menelan ludahnya dan terlihat sangat bergairah sekali, Sharif mengelus-ngelus kontol George yang sangat putih bersih itu, dan mengelus bulunya yang tidak begitu lebat, kemudian Sharif meremas-remas biji kontol George, jangan... george merasa sedikit terangsang, tetapi dia masih berusaha menahan dan berusaha melepaskan diri. Sharif masih meremas-remas karena dia merasa sangat gemas dengan bijinya George, kemudian dia menarik kontol George, aku yang jaraknya sangat dekat dengan Sharif dapat mendengar dengan jelas deru nafas Sharif yang memberat, aku melihat air liur Sharif pun sudah semakin banyak dan sedikit menetes dari bibirnya, Sharif pun menelan ludahnya dan tidak disangka-sangka, Sharif menjilati kontol George dan mengigit-gigit biji milik George, George sedikit mengerang karena terangsang. Sekilas aku merasa jijik sekali melihat perbuatan Sharif. Nafsu George pun tidak tertahankan, kontolnya mengeras dan berdiri tegak di depan mataku, wajah Sharif sudah mulai berkeringat, dia memegang dan mulai mengulumnya, aahc.aaahch George merasa mulai lemas, aku melihat Arifin yang masih memegang tangan George, wajah Arifin pun sudah mulai berkeringat, wajahnya terlihat jelas wajah dengan birahi yang tinggi, dia hanya meremas-remas tangan George, kemudian Arifin menatap wajah George. George terlihat mengerutkan dahinya dan dia mendesah-desah karena perlakuan Sharif dan air liur George mulai mengucur dari mulutnya. keringat Arifin mulai menetes-netes, kemudian dia mendekatkan wajahnya pada George, tanpa aku sangka, Arifin menjilat air liur George dari pipi George naik pada bibir George, dan Arifin pun mulai mengulum bibir George, aku sedikit merasa sakit hati melihat Arifin yang kusukai sedang menjamah sahabatku George.

Aku melihat lidah Arifin yang menari-nari di atas bibir George dan dia mengulum bibir George yang sedang mendesah itu. Aku berusaha memalingkan wajahku, aku melihat Rifandi, sekilas aku melihat dia hanya memegang erat tangan George dan mendesah-desah melihat Sharif yang sedang mengulum kontol George, ternyata tangan Rifandi yang satunya lagi dia masukan kedalam celananya, dia sedang melakukan onani. Aku sudah berpikir semua temanku menjadi gila, mereka sudah memperkosa George, tapi aku sendiri tidak bisa menahan hawa nafsuku, aku berusaha untuk tidak melihat Arifin dan George saling berciuman, aku kembali memperhatikan Sharif yang air liurnya suda membasahi kontol George. Kemudian Sharif melihat kepadaku, aku terpaku dan merasa gelisah, kemudian dia menarik tanganku dan menyuruh aku memegang kontol George, aku kebingungan apa yang harus kulakukan, baru kali ini aku memegang kontol orang lain, kontol George terasa agak panas dan sangat basah, Sharif menarik lagi celana George sampai lepas, lalu dia melepaskan celana trainingnya sendiri. Rifandi, Arifin dan aku terpaku melihat kontol Sharif yang tiga kali lipat membesar dari ukuran aslinya. Sharif terlihat sangat bernafsu sekali, dia menaikan kedua kaki George pada pundaknya dan akan memasukan kontolnya yang besar itu ke dalam pantat George. Aaa! Aaaaaah!! George kesakitan, aku merasa kasihan melihatnya, Sharif meringis terlihat kesakitan juga karena dia memaksakan memasukan kontolnya tanpa memberi krim terdahulu pada pantat George. Sharif mendorongnya pelan-pelan, keringatnya bercucuran dan dia sangat bersusah payah. Rifandi bernafas semakin memberat melihat Sharif, dia semakin bersemangat melakukan onaninya.

George mulai menangis karena kesakitan, tangannya meremas baju Arifin yang berada di dekatnya .sudah...sakit...sharif sakit argghhh George memelas karena kesakitan, Arifin menciumi wajah George dan berbisik padanya shhh tahan aja yach Arifin membelai rambut George dan kembali menciumi bibir George. Kini Sharif sudah membiasakan diri, meskipun terasa perih, dia terus-terusan mendorong keluar masuk kontolnya kedalam pantat George. Aku tidak bisa berbuat banyak melihat George di lakukan seperti itu, aku tidak bisa melawan hawa nafsuku, aku mulai memejamkan mataku dan mulai mengulum kontol George. Rasanya sangat aneh, tetapi aku sangat menikmatinya, bau keringat dan kejantanan George tercium dengan jelas di hidungku. Pikiranku sudah mulai kacau, aku semakin bersemangat mendengar desahan dan erangan Sharif yang sedang melampiaskan nafsunya, celana dalamku mulai terasa basah. Malam terasa sangat panjang, kami berempat telah menjamah George cowo indo yang malang itu. aaarrgggaaaahh.. George kembali mengerang, aku melihat padanya, wajahnya terlihat seperti kesakitan aaah.. aaah... Aaaah!!

George semakin kesakitan, lalu tiba-tiba kontol George menyemburkan sesuatu yang sangat panas dan menembak kerongkonganku UHUK!! UHUK!! aku terbatuk-batuk, sebagian sperma George tertelan olehku dan sebagian mengalir keluar dari mulutku bersama air liurku, eSrrt!f kontol George kembali menembakan spermanya beberapa kali dan kali ini terkena wajahku, aku terkejut dan masih terbatuk-batuk karena agak sulit bernafas. Aaah!! Aaah! AAAaaah!!.. kini Sharif yang mengerang kesakitan, dia berhenti mendorong dan dia meremas keras pundakku Nggghhh.. Ngggggggh!! Sharif gemetaran menahan sakit sampai air mata dan air liurnya keluar ..aah..sakit...sakit..

 Sharif mengeluh karena ini pertama kalinya dia melakukan sex, dan sepertinya Sharif telah menyemburkan spermanya di dalam pantat George, nggggh aah, hah..hah..hah..h akhirnya Sharif berhenti meremas pundakku dan terlihat sangat kecapaian, aku juga merasa sedikit kasihan kepada Sharif yang memaksakan diri sampai kesakitan begitu, malam ini adalah malam pengalaman gila kami yang pertama. Perlahan-lahan Sharif menarik kontolnya dari pantat George, kulihat kontol Sharif sudah melemas, di sekitar kontol Sharif terlihat banyak sekali lendir sperma Sharif dan beberapa bercak-bercak darah dari pantat George karena lubang pantat George luka lecet-lecet akibat paksaan Sharif. Sharif agak kaget karena ini pengalaman pertama dia dan tidak akan mengira jika George akan terluka seperti itu. Kami melihat wajah George yang putih itu memerah, dia terlihat menitikan air matanya, kami merasa bersalah padanya, Arifin yang dekat dengan dia mengelus-ngelus rambut George maafkan kami Arifin membisik padanya, kami ber empat pun memeluk George dan meminta maaf pada George. Aku pun menangis menyesali perbuatanku, dan dalam hatiku pun menangis karena aku sakit hati dan cemburu melihat Arifin terlihat seperti seorang kekasih bagi George. Aku berharap suatu hari nanti aku dapat menyatakan jika aku suka padanya dan berharap aku menjadi miliknya.

setelah kejadian gila sebulan yang lalu ketika kami memperkosa salah satu teman kami, dia sahabat terdekatku, George. Aku merasakan sedikit sakit hati melihat Arifin begitu menikmati menjamahi wajah George dengan ciuman dan jilatannya itu. Sampai kini aku masih berharap bahwa aku akan menyampaikan perasaan sukaku padanya.

Pada saat bel pelajaran dimulai, aku melihat Arifin melintas hendak masuk ke kelasnya, dia sejenak melirik ke dalam kelasku dan tersenyum padaku dan George yang duduk di sebelahku. Kami pun membalas senyumannya. Guru pun datang memasuki kelas kami. Selama pelajaran aku tidak bisa berpikir jernih, aku ingin sekali meminta pendapat apa aku harus lakukan sebaiknya, aku berpikir tidak mungkin aku meminta pendapat pada George meskipun dia sahabat terdekatku, karena aku tidak bisa menceritakan alasannya karena ini berhubungan dengan kejadian malam diperkemahan ketika kami telah menjamah dia dengan paksa, itu akan membangkitkan kenangan yang buruk bagi George. Aku berpikir aku akan meminta pendapat pada Rifandi, mungkin dia bisa memberikan anjuran yang baik padaku.

Pada saat bel istirahat berbunyi, aku langsung bergegas berdiri, George menarik tanganku eh kemana Dit? Mo ke kantin? Bareng yuk, dengan cepat tanggap aku menjawab eh nggak aku mau ke WC dulu, kamu duluan aja, nanti aku nyusul.Ok deh, George tersenyum lalu dia keluar kelas dahulu dan berjalan menuju kantin, aku pun bergegas menuju kelas Rifandi. Sialnya aku bertemu dengan Arifin yang baru keluar dari kelasnya, dia menyapaku Eh dit! Mo kemana loe? Ke kantin yuk!! Arifin mengajakku,aku pun kebingungan eh.. aku..aku...aku mau ke WC dulu, Arifin terlihat kebingungan WC kan arahnya berlawanan Arifin menatapku dengan aneh, aku panik eh..itu..anu..aku mau minta obat sakit perut dulu di klinik sekolah, aneh loe, mustinya kamu ke WC dulu kalo dah sakit gitu terus ke klinik bawa obat, daripada nahan-nahan sakit gitu ya udah gue tunggu di kantin ya. Arifin pun berlalu, kemudian aku tiba di kelas Rifandi, ternyata Rifandi sudah tidak ada di kelas, aku bertanya pada teman sekelasnya yang sedang berkumpul di meja sambil bergosip dan tertawa-tawa eh sorry ganggu, liat Rifandi gak? aku bertanya, salah seorang cewe menjawab dia dah keluar dari tadi, gue kira dia barengan ma loe, biasanya dia ke kebun belakang sekolah kan bareng-bareng ma loe? kata salah seorang cewe yang memakai kacamata, aku pun berpikir sepertinya aku tidak pernah ke kebun belakang sekolah bersama dia, itu kan daerah yang sepi  ya udah, thanks ya! aku pun segera pergi dan gerombolan cewe itu kembali bergosip.

Setiba di taman belakang sekolah, aku mencari Rifandi, disana sangat sepi sekali karena agak jauh dari tempat-tempat murid berada. Aku tidak melihat sosok Rifandi disana, aku pun diam tak bergeming, aku berpikir untuk kembali lagi, esrek.. tiba-tiba aku mendengar bunyi dari balik semak-semak, aku berpikir, mungkin Rifandi memang ada disini. Pelan-pelan aku mendekati semak-semak, kemudian aku mengintip, ternyata Rifandi memang ada disana dia sedang sendirian duduk bersandar di pohon kecil. Aku sedikit terkejut, ternyata Rifandi sedang melakukan onani! Celana seragam sekolah dan celana dalamnya dia pelorotkan setengah kakinya, dia sedang asyiknya mengocok kontolnya yang sudah menegang sambil mencubit-cubit dadanya sendiri, aku pun terdiam tidak bisa bergeming melihat Rifandi ber-onani. hah...hahchahh aku bisa mendengar desah nafsu Rifandi dengan jelas karena disana sangat sepi sekali, aku menelan ludahku melihat Rifandi begitu bergairah, dan kemudian aku tersadar begitu aku merasakan kontolku juga sudah mengeras. Perlahan-lahan aku meninggalkan semak belukar itu dan meninggalkan Rifandi yang sedang melakukan fantasy sex-nya itu. Aku meninggalkan taman belakang sekolah dengan perasaan bingung, aku berpikir tidak mungkin aku bisa meminta pendapat pada Rifandi yang suka ber-fantasy sex itu. Bisa-bisa nanti aku disuruh bermain fantasy sex seperti dia juga. Aku pun duduk termenung di depan lapangan sekolah, kemudian tak lama seseorang menepuk bahuku, aku menengok ke belakang. Sosok tubuh yang tinggi berkulit sawo matang dan agak kurus, seorang yang mempunyai mata yang dalam dan sangat tajam, ber-alis tebal, hidung mancung dan berbibir agak tipis dan seksi. Ternyata dia si orang Arab yang tampan itu, Sharif. eh ngapain loe disini sendirian? Ditunggu-tunggu di kantin dari tadi. Kata Sharif, aku menghela nafas panjang ah nggak jawabku singkat. Sharif pun duduk disebelahku knapa sich? Kayanya loe bingung gitu, masa sich? Ga ada apa-apa kok, ah loe ngibul ya, ngaku aja, gue tau lagi loe lagi bingung. Mikirin masalah apa sich? Tanya Sharif, aku pun terdiam sejenak masalahnya rumit Rif.. ceritanya panjang lagi, ya udah, ga apa-apa, certain aja, tapi ga sekarang lho, waktu kita mepet nich, tar siang loe ke rumah gue aja ya? Kali aja gue bisa Bantu loe. Kata Sharif sambil mengusap-usap punggungku memberi semangat, ok deh Rif, tar siang aku ke rumah kamuch akhirnya aku sedikit menghela nafas lega karena masih ada Sharif yang mungkin bisa menolongku.

Siang hari setelah aku pulang ke rumah, aku pergi mandi sebentar dan setelah berganti pakaian aku makan sedikit cemilan yang ada di meja makan, kemudian aku bertemu dengan Viena adik perempuanku, mo kemana kak? dia bertanya karena aku sudah memakai baju rapi. mo ke rumah Sharif, bilangin mama aku mungkin pulang agak maleman, mo maen dulu. Kataku, sip, bawa oleh-oleh ya! seru Viena, ok aku bawain buah kurma dari Arab ya, hehe.Viena pun cemberut mendengarnya. Setiba di rumah Sharif, Sharif sendiri yang membukakan pintu, dia terlihat cuek sekali, hanya memakai kaos tanpa lengan dan celana pendek, dia tersenyum lalu mempersilahkan aku masuk, rumah Sharif besar sekali karena keluarga Sharif adalah keluarga yang cukup terpandang dan kaya, dan aroma ciri khas bau rumah Sharif sangat berbeda sekali, itu mungkin karena ibunya Sharif senang membuat wangi-wangian dari buah dan bunga yang dikeringkan, sejenak aku merasakan perasaan yang sangat enak sekalh mencium bau yang harum itu, gngobrolnya di kamarku aja yuk, biar gak ke ganggu ama salesman yang suka pada dateng siang-siang begini, kami pun masuk kedalam dan menaiki tangga, aku sama sekali tidak melihat ada siapa-siapa dirumahnya dan sangat sunyi sekali, Rif.. kok sepi, pada kemana?,pada nginep kerumah nenek, besok baru pulang, gue sich ga ikut, males. Pembantu lagi pada sakit , ach bodo, sehari ini Cuma aku doank kok ga perlu apa-apa yang musti dikerjain pembantu, masak kan gue sendiri bisa. Kata Sharif menuju ke arah kamarnya, aku hanya diam tidak berkomentar melihat sekeliling yang terlihat sangat sepi, Sharif dan aku masuk ke dalam kamarnya.

Kamar Sharif pun terlihat sangat rapi dan bersih, kemudian Sharif duduk di kursi meja computernya, dan aku pun duduk di atas kasurnya Sharif, sejenak aku melihat sesuatu di atas kasur Sharif, aku melihatnya kembali untuk memastikannya, ternyata aku melihat celana dalam Sharif yang besar sekali tergeletak di atas kasur, kuperhatikan di celana dalamnya terdapat beberapa helai bulu keriting dan panjang menempel begitu saja.Eh! Sorry gue lupa naro sembarangan.Sharif pun memungut celana dalamnya dan melemparkannya begitu saja kedalam kamar mandi. Dia tersenyum malu-malu, lalu tiba-tiba bel pintu berbunyi gaduh sapa sich? Sharif berjalan menuju teras kamar dia dan melihat kebawah, Sharif pun berbicara pada orang yang dibawah Woi mas!! Mau ketemu siapa?.....Hah!?.....oh nggak-nggak, lagi pada ga ada di rumah!... nggak-nggak!.. gue lagi belajar nich, sorry ga bisa diganggu! kemudian Sharif kembali dan menutup pintu kaca teras kamar dia dan menguncinya siapa? tanyaku biasa salesman kalo pada liat rumah gede pasti mereka pada iseng nyoba-nyoba nawarin barang mereka. Sharif kembali duduk di kursinya. Ok, certain masalah loe aku menarik nafas panjang dan menceritakan semuanya pada Sharif panjang lebar . Sharif termenung melihat pada diriku gcmenurut gue, mendingan loe bicara terus-terang dech ma Arifin.,Mau ku emang begitu Rif, tapi aku ragu-ragu, aku takut, aku masih ga bisa ngelupain kelakuan Arifin pada George waktu itu, aku jadi agak trauma takut tidak dipedulikan oleh dia. Dadaku serasa sesak dan rasanya ingin meledak-ledak, rasanya aku ingin sekali menangis. Sharif hanya terdiam saja, kemudian dia mendekat dan duduk disebelahku udah deh, jangan sedih, kamu musti PeDe dong Dit, bicara aja ama Arifin, gue yakin loe bisa.aku sudah tidak bisa menahan lagi aku menangis di depan Sharif ..tapi aku takut..Sharif pun memegang pundakku dan berusaha menenangkan diriku gudah jangan takut, gue yakin Arifin bisa ngerti elo. Udah jangan nangis.h Sharif memeluk diriku sangat erat berusaha menenangkan aku. Lama kemudian kami berdiam tak bicara, dan aku pun sudah bisa menghentikan tangisku, Sharif melepaskan pelukannya, dia memandangku, lalu dengan mata yang masih berair aku pun memandang dia, kami saling berpandangan, aku menatap mata Sharif yang tajam dan dalam itu. Sharif pun menghapus air mataku yang mengalir di pipiku dengan tangannya, kemudian perlahan dia mendekatkan wajahnya dan menciumku, aku merasa nyaman ketika dia menciumku, lama sekali dia menciumku kemudian dia melepas ciumannya dan kembali menatap mataku dalam jarak dekat, karena dia bertubuh tinggi dari aku, dia menatapku kebawah dan aku pun harus sedikit mendongkakkan wajahku untuk menatap dia.

Aku mencium nafas Sharif yang sangat wangi dari mulutnya, hahchahc..hah nafasnya terdengar sangat berat dan lembut, setiap dia mengembuskan nafasnya aku menghirupnya, rasanya sungguh nyaman sekali, begitu meresapi kepalaku dan dapat menghilangkan rasa sedihku, aku pun terhipnotis oleh nafasnya itu. Dan akhirnya aku mendorongkan wajahku dan mencium dia kembali, bau aroma nafas Sharif bercampur aduk masuk kedalam mulutku dan aku pun semakin tergoda dengan aromanya. Aku dapat merasakan Sharif mengulum lidahku dan air liurnya berkumpul dan tumpah pada mulutku, aku segera mengambil air liur itu dengan lidahku dan menelannya, rasanya sungguh bergairah sekali ketika menelan air liur dia dan hawa nafsuku pun langsung menjulang tinggi, aku mendorong Sharif ke atas kasur dan menindih tubuhnya sambil ciuman kami masih berlangsung, meskipun Sharif gelisah agak sulit bernafas karena aku tidak memberi dia kesempatan untuk menarik nafas g..nnnghc.nnnnghc.h Sharif berusaha memalingkan mukanya sebentar untuk mengambil nafas tapi aku tetap terus menciumi dan mengulum bibir Sharif, dengan paksa Sharif sedikit mendorong tubuhku dan dia mengambil nafas panjang dan menghembuskannya agak sedikit lega, hembusan nafas Sharif sangat besar dan aku pun tetap mengirup nafasnya itu, Sharif menatapku dari bawah, aku pun menatap dia dengan mulutku yang terbuka, kemudian air liurku pun mengalir dengan deras membasahi wajah Sharif, Sharif sedikit terkejut ketika wajahnya terkena air liurku, dia menutup mata secara reflek. Aku pun semakin tidak bisa mengontrol diriku, aku menjilati wajah Sharif yang tampan itu seperti dulu Arifin menjilati wajah George, aku menjilati semua air liurku yang tertumpah pada wajah Sharif. Sharif hanya diam bernafas dengan berat karena dia merasa geli dan terangsang dengan jilatanku pada wajahnya. Aku menjelajahi wajah Sharif dengan lidahku, aku sedikit mengigit-gigit pipi dan bibir Sharif. Kemudian aku pun menarik baju oblong Sharif dan melepaskannya, Sharif terlihat sangat pasrah, aku pun turun meremas-remas tubuh Sharif dan mencium-cium tubuh Sharif, kujilati putingnya yang terdapat beberapa helai bulu menempel, kuelus-elus dadanya yang mulus itu, begitu kucium dadanya, aku mencium wangi tubuh Sharif yang sungguh enak sekali. Kemudian aku baru menyadari, bahwa sejak tadi pahaku bergesekan dengan kontolnya Sharif yang sudah mengeras.

Aku pun teringat kembali ketika waktu perkemahan dulu, aku melihat kontol Sharif yang sungguh besar dan membuat semua orang bergairah, kini aku dapat menyentuhnya! Aku mulai turun dan mataku tertuju pada celana pendek Sharif, karena Sharif memakai celana karet, dengan mudah dan perlahan aku membukanya, desah nafasku agak tersendat-sendat karena aku agak gugup dan ingin menikmati munculnya kejantanan Sharif dengan perlahan, begitu bulu keriting bermunculan, jantungku semakin berdegub kencang, turun pada bijinya yang tiga kali lebih besar dari bijiku. Sampai akhirnya kini aku dapat melihat kontol Sharif yang 25cm dan sangat besar sekali itu di hadapanku, aku pun terpaku lemas, dan sedikit gemetaran, rasa nafsu dan takut bercampur aduk tak karuan, aku pun menyentuh kontolnya yang hangat itu, dan menghirup baunya yang sama wanginya dengan tubuh Sharif, dengan rasa canggung dan gugup, aku mulai menjilat dan mengulumnya, gaaah..aaaahch kudengar Sharif mendesah lemah, suaranya yang lemah dan agak serak itu membuat telingaku geli, rasanya aku ingin kembali mencium bibirnya tetapi aku tidak ingin lepas dari kontolnya itu. Aku tidak bisa mengulumnya semakin dalam karena kontol Sharif terlalu besar dan panjang, mulutku serasa semakin melebar tidak karuan karena kontolnya terlalu tebal. Sharif menggengam erat seprei kasurnya karena merasa agak geli. Lama-lama dia mulai berkeringat dan aku pun dapat mencium bau keringatnya itu dan terasa sangat jantan sekali.

gaah, aah, aah, AAAH!!h Sharif berteriak kesakitan, aku pun teringat kejadian perkemahan dulu ketika George pun bereaksi sama eSrrt!f kontol Sharif menembakan spermanya kedalam tenggorokanku, tetapi aku tidak tersedak seperti dulu lagi, aku menyimpannya terus sampai Sharif mengeluarkannya beberapa kali, aku mengumpulkan sperma Sharif di dalam mulutku, kemudian aku pun naik ke atas tubuh Sharif kembali dan melihat wajah Sharif yang berkeringat dan terengah-engah, aku pun menyerang bibir Sharif dan menciumnya sampai semua Sperma Sharif, air liurku dan air liur dia bercampur aduk. Sharif merasa agak mual karena dia menelan sperma dia sendiri dan agak tersiksa, kini aku menjadi cowo yang paling jorok sekali jika dibandingkan apa yang dilakukan dengan teman-temanku dan Sharif pada George dulu. gAahcaaaahch Sharif melepaskan diri dari ciumanku dan kulihat mulutnya sudah tidak karuan karena penuh dengan sperma kental miliknya sendiri, kemudian dia menutup mulutnya dan menelan ludahnya, gUhuk! Uhuk!!h ternyata mulut Sharif terlalu penuh dengan spermanya sendiri, oleh karena itu dia tidak bisa meneguk semuanya langsung, dia terbatuk-batuk dan spermanya pun bersemburan dan berceceran di kasur. Dia kembali menelan ludah dan akhirnya dia bisa menelan semua sisa spermanya yang di mulutnya dia itu.

Tapi dia masih tetap terbatuk-batuk, aku pun mendekap dia dan mengelus-ngelus rambutnya sampai dia berhenti dari batuknya. Nafasnya tersengal-sengal, aku pun menikmati desah suara nafasnya itu, terdengar sangat merdu sekali di gendang telingaku. Sharif menggenggam lenganku, kemudian dia menahanku dan kini dia menindih badanku dengan badan dia, meskipun dia agak kurus tapi dia berat sekali sampai aku tidak bisa bergerak, aku melihat wajahnya yang agak memerah, dengan nafas tersengal-sengal keringatnya menetes di wajahku. Dia menciumiku, aku begitu bernafsu ketika Sharif menciumiku, aku pun dapat merasakan celana dalamku sudah basah karena aku mengeluarkan air maniku karena saking menikmatinya. Sharif melepaskan tangan kiriku, kemudian tangan kanannya menyentuh celana ku, dengan sebelah tangan dia membuka kancing dan resleting celanaku, aku merasa sangat gugup dan takut, aku melepaskan ciumanku dan berusaha menahan tangan Sharif untuk tidak melorotkan celanaku, Sharif pun mulai memaksa, dia menepis tanganku dan berusaha melorotkan kembali celanaku, aku kembali menahannya, dengan sangat nafsunya Sharif menggenggam kedua tanganku ke atas kepalaku dan dia menggenggam kedua tanganku yang lebih kecil dari tangan dia dengan hanya sebelah tangan saja, aku tidak berdaya.

Sharif melorotkan celanaku dan celana dalamku, aku panik dan ketakutan karena aku teringat George yang dulu kesakitan dan berdarah karena di sodomi oleh Sharif. gSharif jangan! aku takut!h suaraku bergetar pelan karena ketakutan, gShhhch Sharif menyuruhku untuk diam tetapi aku semakin ketakutan. Sharif mulai menaikan satu kakiku pada pundak dia, perlahan-lahan dia memasukan kontolnya pada pantatku, aku merasakan pantatku seperti di masuki benda aneh yang sangat panas, kulihat wajah Sharif yang dekat denganku dengan ekspresi agak menahan, gcnnncNnnnnnngh!!!..

h Sharif mendorong kontolnya penuh memasuki pantatku, gaaa! AAAAAH!!h aku mengerang kesakitan, rasanya pantatku seperti merobek dengan lebar, gaaah, aaah. Sharif sakitch aku memelas pada Sharif. Sharif hanya diam dan bernafas berat di dekat hidungku , Sharif menarik kontolnya, aku menahan rasa perih ketika Sharif menariknya dengan pelan-pelan, aku merasa agak lega karena Sharif mengampuni aku. Tetapi tiba-tiba cengkraman Sharif semakin kuat, mukanya memerah kemudian dia mendorong kontolnya lagi sekaligus dengan cepat, gAAAAH!! Sharif!! Udah!! SAKIIIT!!!h aku memohon dan menangis karena rasanya sungguh sakit sekali. Tetapi Sharif sungguh bernafsu sekali, nafasnya terdengar lebih berat lagi dan keringatnya menetes-netes di wajahku, dia mulai mendorong mundur maju kontolnya, aku sudah mengeluh kesakitan padanya dan menutup mataku gaaaduh!! Udaaaah!! Sakiiiiiit!! Sharif!! Shariiiiiiif!!!

h Sharif tidak memperdulikan kata-kataku dia terus melampiaskan nafsunya, karena aku terus-terusan mengeluh, lalu dia mengulum bibirku dengan nafsunya sampai aju tidak bisa berteriak lagi. Setiap dorongan, Sharif mendengus sangat keras dan nafasnya memanasi wajahku sampai wajahku berkeringat, aku mulai merasa agak tenang dan menahan sakit karena aku menghirup nafasnya yang wangi itu. Lama-lama aku merasakan kenikmatan di seling rasa sakitnya itu, tetapi tetap saja rasa sakit yang luar biasa itu melebihi dari rasa kenikmatannya itu. Aku tetap mengerang kesakitan, tanpa sadar aku terus memanggil nama Sharif berulang-ulang karena rasa sakitnya itu. Tentu saja Sharif semakin bersemangat karena aku terus memanggil namanya itu. Lama kemudian, gerakan Sharif melambat, aku akhirnya membuka mataku dan melihat ekspresi wajah Sharif.

Sharif terlihat kesakitan gaahcaaaaah!...AAAAAAAAH!!h tiba-tiba aku merasakan kontol Sharif berguncang-guncang dan rasanya semakin membesar, rasa sakit yang dashyat pun mulai kembali gaduh, aduh, aduh!! Aah..AAH!!..h aku kesakitan, tiba-tiba tangan Sharif membungkam mulutku, gNGGGGGGHHHH!! NNNGGGGGHHH!!haku pun menjerit dalam bungkaman tangan Sharif karena kesakitan karena guncangannya semakin dashyat dan terus membengkak, rasanya ada sesuatu yang panas menyembur dalam pantatku dan masuk kedalam sekitar perutku gAAAAAAAAAH!!! AAAAAAAAAAAAH!!! AAAAAAAAAAH!!!h Sharif berteriak lebih keras lagi seiring spermanya muncrat keluar dari kontolnya di dalam pantatku gAAAH! AAAH!! AAAH! AAAAAH!! PERIH!! PERIIIH!!!! AAAAAAAH!! AAAAAAH!!!

 Sharif berteriak keras sekali, wajahnya benar-benar merah seperti terbakar, tangannya gemetaran, keringat bercucuran dimana-mana. Aku melihat air liur dan air mata Sharif mengalir karena menahan sakit. Rasanya aku melemas mendengar teriakan Sharif lebih keras meskipun aku merasakan sakit yang luar biasa sekali. Meskipun Sharif perkasa dan kuat, tapi dia tetap seorang pemuda 18 tahun yang hanya baru sekali melakukan sex sebelumnya hanya dengan George, ini yang kedua kalinya bagi dia dan dia hanya tahu merasakan enaknya tetapi tidak tahan dengan rasa sakit dan perihnya pada saat orgasmenya memuncak. Diseling rasa sakitku, aku menangis melihat wajah Sharif yang begitu tersiksa.

gaaahcaahc.haahchaaah..haaahch teriakan Sharif pun mereda, tetapi nafasnya masih tersengal-sengal, dia membuka matanya, matany` terlihat berair dan jernih sekali, aku pun merasakan sesuatu yang cukup aku risaukan ketika aku melihat matanya, sepertinya aku merasa menyukai Sharif!! tangan Sharif masih gemetaran, dia menghapus air mataku, kemudian dia menarik tubuhku dan menyenderkan pada senderan kasurnya. Perlahan Sharif menarik kontolnya dari pantatku, aku menyaksikan sesuatu yang sangat mengerikan, aku melihat kontol Sharif dan pantatku bersimbah sperma dan darah. Meskpiun aku merasakan agak perih karena lecet-lecet, tetapi aku merasa sedikit agak puas dan lega karena akhirnya selesai juga. Sharif terduduk lemas, jantungku berdegub kencang sekali, sekarang Sharif sungguh terlihat sangat jantan dan tampan sekali dihadapanku, pikiranku terhadap Arifin sudah agak buyar karenanya. Sharif pun mendekati aku gmasih sakit?h, aku menganggukan kepalaku, gmaaf yach Sharif meminta maaf padaku, kini wajahnya terlihat sangat imut sekali ketika dia berekspresi menyesalnya, aku pun memegang wajahnya dan senyum kepadanya gtidak apa-apa.. kau sudah melakukannya.. ini pertama kalinya untukku... aku ingin kamu melakukannya lagi kapan-kapan.. Aku pun menciumnya lalu memeluknya, geh?h Sharif sedikit merasa bingung.

Jam 9 malam aku pun pulang ke rumah, dengan rasa sakit di pantat aku berusaha berjalan pelan-pelan dan agak mengangkang, tiba-tiba Viena melihatku dari belakang gkak? Kenapa jalannya begitu? Aha, pasti kakak bisulan yach? HAHAHA!!h Viena pun berlalu. Sialan, gara-gara Sharif aku jadi susah berjalan, tujuannya mau curhat malah dijadikan tempat pendaratan pesawat birahi diac tapic Sekarang aku lega.. karena aku menjadi menyukai Sharif meskipun tadi aku disakiti olehnyac tetapi bagaimana dengan Arifin? Rasa cintaku masih tertinggal padanya..

aku sama sekali tidak berani berterus terang bahwa aku mencintai Arifin. Tetapi 2 hari yang lalu telah terjadi sesuatu, tanpa aku duga untuk pertama kalinya aku telah melakukan sex dengan Sharif, temanku yang berdarah Arab dan tampan itu. Meskipun ada unsur paksaan dari Sharif untuk melakukannya, tetapi kini aku menjadi menyukai Sharif karena kejantanan dan keperkasaannya itu. Kali ini aku terlibat dalam kesulitan besar, kini aku mencintai dua orang cowo dan aku bingung harus memilih salah satu dari mereka. Setelah kejadian aku bersama Sharif, Sharif terus menanyakan apakah aku sudah berterus terang pada Arifin atau belum, aku tidak sanggup mengatakannya pada Arifin karena aku bingung karena aku menyukai Sharif juga. Tetapi, pada hari ini, aku akan berterus terang, dan memberanikan diri untuk mengatakannya pada Arifin, meskipun hati ini tidak ingin meninggalkan Sharif. di seling pelajaran bahasa Indonesia, aku diam-diam mengetik sms dan mengirimkannya pada HP Arifin.hFin, pulang sekolah ada waktu ga? Aku ada perlu nih ma kamu, mo bicara 4 mata.h, dengan perasaan gelisah aku menunggu balasan dari Arifin, ebzzz..f HPku bergetar, aku pun menyembunyikan HPku dibalik buku pelajaranku dan membaca SMS yang masuk, ternyata SMS balasan dari Arifin! Ok man! Gue tunggu pulang sekolah nanti ya!h aku sedikit agak lega dan agak gelisah juga, dengan begini aku harus melepaskan Sharif.

Sepulang sekolah, Arifin menungguku, aku berpamitan pada George, Sharif dan Rifandi geh, sorry ya, aku ama Arifin duluan, ada perlu dulu.h, gok deh, see you tomorrow!h kata George, sebelum aku pergi bersama Arifin, Sharif menarik lenganku dan berbisik padaku ggood luck ya, aku mendukungmu.h, hatiku terasa agak sakit mendengarnya, Sharif hanya tersenyum padaku, aku merasa sangat sedih karena aku telah membunuh salah satu rasa cinta di dalam hatiku.

Arifin dan Aku berjalan-jalan di sebuah taman yang tempatnya agak jauh dan agak sepi, Arifin tidak berbicara sejak pulang sekolah, aku berjalan di depan dia, dia hanya mengikutiku dari belakang, aku melihat sebuah danau besar, aku berhenti berjalan dan memandang danau yang indah dan sunyi itu. gckita duduk disana yuk!h ajakku pada Arifin, dia hanya mengangkat pundaknya dan sedikit mencibir tanpa bicara. Kami pun duduk dibawah pohon besar dekat danau itu. gcanu.. maaf aku sudah mengajakmu jauh sekali..h aku mulai berbicara padanya, gah ga apa-apa, tenang aja.h Arifin menepuk-nepuk pundakku gSebenarnya ada apa sich dit? Kayaknya serius banget dech.h Arifin bertanya. Aku sedikit merasa gelisah ganuc Fin.. kamu pernah jatuh cinta ga?h, Arifin pun berpikir gHmmc pernah sich dulu, gue suka ama salah satu temen sekelasku waktu SMP dulu trus ama cowo penjaga took, bintang film, penyanyi, wah macem-macem deh, ga semua inget, gue orangnya gampangan sich, Cuma sekarang aja agak beda gak gampangan kayak SMP duluc kayanya kamu lagi jatuh cinta ya?h Arifin tersenyum mengoda aku. g..i..iyac aku menyukai seseorang dari dulu, tetapi aku agak takut menghadapi dan berterus terang padanya.h, glho kenapa takut?h, gaku..aku takut dia ngga suka ama aku, aku takut dia menolak dan malah menjauh dariku atau dia malah sudah menjadi milik orang lainch, gAduh, Adietc cuek aja lagi, kamu terus terang padanya, bilang aja kamu suka ama dia, meskipun hasilnya tak seperti yang kau harapkan berterus terang itu lebih baik daripada kamu menyimpannya terus-terusan. Kalau aku jadi kamu mungkin aku akan nekad berterus terang karena aku sudah menyukainya sudah lama sekali.h Kata Arifin bersemangat, aku hanya diam tak berbicara sepatah kata pun, gngomong-ngomong cowo mana nich yang berutung? Hehe.h Arifin bertanya lalu tertawa kecil. Aku menatap pada Arifin dan berbicara gorang ituc kamu sendiri finch. Arifin terkejut, dia langsung diam gcaku?...kamu ga bercanda?..

h aku hanya menggelengkan kepala ketika ditanya seperti itu, Arifin menghela nafas gcga nyangka ya, akhirnya salah satu di antara kita jadi begini. Aku menggangap kita semua tuh temen deket aja, open minded saling sharing, sama sekali ga ada niat ke hal terikat.h, aku pun merasa sedih mendengar perkataan Arifin. Aku berpikir sudah tidak ada harapan lagi Arifin bisa menerimaku. g..Wah udah berapa lama ya Dit, kita deket2 kaya gini? Ngumpul2 barengc emang sich ada kejadian yang memalukan jugach, sepertinya aku mengerti apa yang dimaksud Arifin, pasti dia mengingat peristiwa perkemahan itu ketika kami semua menjamah George, gctapi aku merasa ingin hubungan kita terus seperti inicselamanya..h, mendengar kata-kata itu, aku menitikan air mataku, aku sangat sedih sekali dan hatiku serasa di iris-iris. Aku pun mulai terisak-isak, kugenggam rumput sampai tanganku gemetaran. Arifin pun terdiam merasa tidak enak hati, dia merasa agak sedih juga. Arifin merangkul pundakku, dia membelai-belai rambutku dan mencium keningku g..maafin gue ya ditch aku pun mulai menangis mendengar kata-kata Arifin. Arifin memelukku erat aku pun menangis di dadanya, dia mengusap2 punggungku dan terus-terusan mencium kepalaku gcmaafin guech aku mendengar suara Arifin mulai bergetar, ternyata dia ikut menangis juga.

Arifin turun dari motorku, dia mengikat helm di jok belakang gDit, masuk dulu yuk.h Arifin mengajak masuk ke dalam rumahnya. ggak ah Fin, aku mo pulang aja..laper.h. egrrrrlkc.f Aku mendengar suara guntur dari jauh, kami melihat langit yang sudah agak hitam karena mendung, etikf setitik dua titik air hujan menetes di wajahku. gTuh kan ujan! Udah kamu masuk aja.h, eGrrrrlk..f suara guntur itu semakin mendekat dan keras gah ga apa-apa kok!h, gDit! Gila loe ini kayanya mo ujan gede, udah loe masuk dulu aja, nunggu reda nanti! Rumah loe kan jauh! Bisa sakit loe keujanan!h, aku kebingungan, lalu aku mengadah ke atas melihat rintikan hujan semakin membesar, gya udah aku masuk dulu deh!h akhirnya aku memasukan motorku ke dalam gerasi rumah Arifin, aku pun masuk ke dalam rumah Arifin. Rumah Arifin hanyalah rumah biasa yang tidak terlalu mewah meskipun agak besar. gDit, mau makan?h Tanya Arifin, gah nggak, makasihh, glho? Tadi katanya loe laper?h, gemh, Cuma basa-basi doank sich, biar ada alasan pulang, hehe.h, gah elo.h Arifin pergi membawa air minum. Aku melihat foto keluarga Arifin di dinding, dia mempunyai seorang kakak laki-laki, dia sama tampannya seperti Arifin, kini dia sedang belajar ke luar negeri. Arifin ikut memperhatikan foto kakaknya itu gganteng yac gue selalu bangga mempunyai kakak seperti dia.

h, giya, dewasa sekali.h Ujarku kemudian aku duduk di kursi sofa, Arifin melamun kemudian dia tersenyum sendiri gcloe tau gak ditc sebenernya gue suka ama kakak gue sendirich, geh?h aku terkejut lalu Arifin pun duduk di sebelahku, giya, gue suka ama dia, dari kecil gue selalu ikut bersama-sama dia, gue sangat sayang sekali sama dia. Gue selalu manja ama diac gue emang gila, gue udah nyadar kalo gue tuh gay sejak kecil, karena apa-apa selalu teringat pada dia, sampai ketika waktu berumur 12 tahun dan dia 18 tahun se-umur gue sekarang. Gue tidur dengannya, ketika dia tidur terlelap, gue terus memandang wajahnya, kemudian gue pun mencium pipinya.. gue takut dia terbangun, tapi ternyata dia masih terlelap tidur karena kecapaian. Jantung gue rasanya berdetak kencang, gue nekad mencium bibirnyach, Mendengar cerita Arifin aku merasa sangat terkejut sekali, gmeskipun gue mencium dan menjilat bibirnya, dia tetap tidak bangun, gue memang terkejut ketika dia bergerak karena mengigau, posisi dia waktu itu menjadi terlentang, pikiranku sudah kacau, mataku menjadi liar.

Gue memperhatikan seluruh tubuh dia dari atas sampai bawah, dia begitu gagah dan dewasa. Gue pun menidurkan kepalaku di atas dada dia dan memeluknya. Tetapi kemudian, mataku terarah ke satu arah. Gue merhatiin bagian celana dia, dan rasanya ingin sekali melihat kontol diac gue emang sering mandi bareng ma dia waktu kecil, tapi kita berenti mandi bareng waktu dia udah 13 tahunan. gue emang ga waras, perlahan gue nekad menyentuh celana piyamanya dan mempeloroti kakak gue, waktu itu gue horny banget ngeliat kontol dia yang ternyata menjadi besar dan sama sekali berbeda dengan yang dulunya, bulu-bulunya pun sangat panjang dan lebat, tapi cepat2 gue tutup lagi dan tarik celana dia ke atas waktu dia mengigau lagi dan gue pun memaksakan diri buat tidur meskipun agak susah soalnya kebayang dengan apa yang gue liat...

h, Aku diam dan mendengarkan pengalaman Arifin yang cukup gila itu, aku tidak menyangka dia berbuat seperti itu pada kakaknya, lama kemudian, kami berdua terdiam, aku merasa heran kenapa Arifin menjadi sunyi, tidak berbicara lagi. Aku pun melirik padanya dan merasa kaget. Ternyata Arifin sedang terengah-engah pelan, sambil melihat foto kakaknya itu dia duduk lemas dan meremas-remas kontolnya sendiri, aku sangat kaget sekali melihatnya, dia sudah berkeringat dan matanya mulai sayu. Tak lama kemudian dia menoleh kepadaku dan menatapku sebentar, dia bergeser mendekatiku dan tanpa berbicara apa pun dia langsung menciumiku, aku pasrah begitu saja karena memang mauku diciumi olehnya, dia mulai mengulum-ngulum mulutku dan aku pun mulai menelan-nelan air liur Arifin yang rasanya agak manis itu, aku mulai meraba-raba tubuhnya sampai kancing-kancing seragam Arifin terlepas begitu mudahnya dan aku pun mulai menyentuh-nyentuh dadanya. Arifin melepaskan ciumannya dan masih meremas-remas kontolnya yang dibalik celana seragamnya itu gDitcsorrycboleh gacguech Arifin bertanya penuh dengan ragu, aku pun berbisik padanya gga apa-apach. Setelah itu, Arifin perlahan membuka sabuk celananya dan melorotkan celana seragam abu-abunya hanya sampai setengah paha, aku melihat celana dalam Arifin yang sudah basah dan agak kuning dengan kontol yang mengeras dari balik celana dalamnya itu, meskipun aku sudah melihat kontolnya ketika waktu perkemahan dulu, tetapi aku merasa senang sekali bisa melihatnya lagi, perlahan Arifin membuka celana dalamnya lalu kontol dia pun berdiri dengan tegaknya setinggi 17 cm, aku pun terkesima meskipun milik Sharif sama sekali jauh berbeda dari miliknya, aku melihat wajah Arifin yang tampan dan imut itu lalu mataku menurumi ke tubuhnya dan turun ke kontolnya yang perkasa itu. gditc buka donk celana loech kata Arifin, sebenarnya aku agak malu, tetapi terpaksa aku melorotkan celana seragamku berikut celana dalamnya dan menanggalkannya di lantai, aku malu kontolku yang berdiri dilihat oleh Arifin. Dia pun mulai berbicara pelan lagi, gditcsorryc mau ga duduk di atas gue?

Pleasech. Aku tidak menyangka jika Arifin begitu bergairah dan dia ingin sekali menyodomiku, pelan-pelan aku melangkahi tubuh Arifin, Arifin memegang pantatku, lalu dia mulai memasukan kontolnya pada pantatku, gaaah, aaa..h aku meringis kesakitan ketika kontolnya mulai menerobos, gaaaah, aaah, aaaah!!h Arifin berteriak kesakitan waktu pantatku turun sampai akhirnya menduduki bijinya, gauw auw auw.. aduh.. ternyata sakit ya..eeeenghh..h kata Arifin sambil meringis merasa sakit, pantatku sempit dan tidak melebar, aku menaikan pantatku dan menurunkannya kembali, rasanya kepala kontol Arifin tertarik kebawah sehingga daging dalam lubang kontol Arifin terbuka dan membuat Arifin merasa perih gaaauh auh auhc aduh perihc gue baru melakukannya pertama kalinya..auh.. gue ga ngira bakalan seperih ini.. sorry ya dit.. loe juga pasti kesakitan karena ini pertama kalinya buat loec.h, dalam benakku aku merasa bersalah, karena ini bukan pertama kalinya buatku melainkan kedua kalinya. Karena Sharif yang telah menjamahku untuk pertama kalinya.

Aku pun mulai menaik turunkan pantatku berulang-ulang, gaah..aaah..uff.uff..aaahch Arifin terdengar berisik sekali dibandingkan dengan Sharif. Dulu Sharif hanya mendesahkan nafas beratnya itu, aku mulai merpercepat gerakanku dan Arifin rasanya semakin berisik, tak lama kemudian, dia mengerang-ngerang merasakan enak, aku sudah berkeringat karena terus memompa. Rasanya seperti mimpi aku telah melakukan sex dengan Arifin pujaanku sejak dulu, aku membukakan mataku untuk melihat Arifin, kulihat dia begitu berkeringat, wajahnya yang imut itu terlihat agak-agak meringis. Aku tidak tahan melihatnya, air liurku pun menetes ke perut Arifin karena aku menjadi lupa menutup mulut karena melihat ekspresi wajah Arifin, tak henti-hentinya air liurku menetes membasahi perut Arifin dan aku tidak merasa kalau kontolku sudah berkali-kali mengeluarkan sperma perlahan-lahan karena aku terus melihat wajah antara kesakitan dan ke-enakan Arifin. Aku meraba-raba dada dan putting susu Arifin yang sangat kontras antara coklat dan putih bersih badannya itu. Kudengar suara deru hujan diluar sangat deras sekali, ruangan terasa dingin dan sepi, tetapi kami menghangatkan suasana di sekitar dengan rasa dan suhu hubungan sex kami, dan kami pun membuat ruangan tidak menjadi sepi dengan suara desahan rasa nikmat kami. Lama kemudian, aku sudah menggenjot-genjot di atas kontol Arifin, aku sudah merasa agak pusing dan agak capai, tetapi rasanya aku tidak bisa mengontrol tubuhku yang terus membuat isi pantatku mengocok-ngocok kontol Arifin.

Aku pun meletakan kedua tanganku pada pundak Arifin dan aku mulai melambatkan gerakan, sepertinya Arifin mengerti aku kelelahan, kemudian dia membelokan tubuhnya dan menidurkan aku di sofa yang sangat empuk itu. Kini Arifin sedang berusaha mengentot-gentotkan kontolnya, sekarang Arifin mulai mendesah-desah lagi. Aku mengigit-gigit jariku karena ada rasa perih-perih di pantatku. Namun sepertinya sekarang tidak sesakit dan seperih ketika masa hubungan pertama kaliku bersama Sharif. Mungkin karena itu pertama kalinya atau mungkin karena perbedaan ukuran, entahlah itu menjadi suatu misteri, tetapi aku dapat merasakan bedanya. Setelah lama Arifin mengobrak-abrik kehormatanku, Arifin tiba-tiba melambat gerakannya, aku sudah berpikir pasti Orgasmenya sudah memuncak, aku membuka mataku untuk melihat wajah Arifin seperti aku melihat wajah Sharif ketika sudah sampai puncaknya. Ternyata mata Arifin terbelalak lebar, mulutnya pun menganga, wajah memerah dan berkeringat, sepertinya dia merasakan sakitnya bertambah g..acacAahc.aduhch dia terbata-bata, kemudian guncangan kontol Arifin pun terjadi dan mulai membengkak gceennggghhhcnnnnnnnghhhhhch aku mengerang karena merasa sakit, eSRRT!!f rasa panas yang luar biasa menyembur di dalam pantatku, aku menggigit tanganku menahan untuk menjerit.

gAAAUH!!! AAAAAAAH!!! ADUH SAKIT!!! PERIH!! PERIH!!!! AAAAAAAAAAH!!h keluhan Arifin pun lebih heboh dari Sharif, anehnya Arifin mengeluarkan sperma lebih-lebih dari Sharif dan masih berguncang hebat sekali, karena itu lama sekali kami tersiksa kesakitan gAAAAAAAH!! AMPUN!! AAAAAH!! ADIT!!! SAKIIIIT!! PERIIIH!! AAAAAH!!h Arifin berteriak-teriak kesakitan, air liurnya berceceran mengenai baju seragamku, aku mulai menangis lagi melihat Arifin tersiksa. Tetapi akhirnya mereda juga, Arifin terengah-engah kecapaian, dia gemetaran, dia berkeringat sampai rambutnya basah. Dia pun menarik kontolnya yg melemas dan terduduk di ujung sofa sambil terkulai lemas. Aku berusaha duduk dan akhirnya aku bisa duduk, lalu aku tercengang. gcfinch aku memanggil Arifin, Kemudian Arifin pun menoleh padaku, nafas dia sempat terhenti dan tercengang juga. Ternyata sofanya terkena genangan darah dan sperma yang berceceran banyak dari lubang pantatku, kami berdua sambil memandang, apa yang kami lakukan!!!? Keadaan gawat karena sofa telah ternoda, tanpa menghiraukan kami tidak memakai celana, kami bergegas mengambil tissue, lap, pembersih, sabun, ember, air, dan segalanya untuk membersihkan sofa dari noda, jika ketahuan oleh keluarga Arifin kalau nanti pulang bisa gawat!

Setelah usaha kami yang keras, sofa pun kembali hilang dari noda, tinggal menjemurnya, ghah.. hah.. hah..gila untung masih bisach desahku karena kecapaian karena kami sudah melakukan 2 olahraga sangat berat dalam waktu 4 jam. egrrrrrngcf kami terkejut oleh suara mesin mobil yang masuk gerasi, keluarga Arifin pulang!! Cepat-cepat kami beres-beres dan memakai baju dan celana seragam kami kembali, semua kembali seperti semula, etrok trokcf suara langkah kaki sepatu hak tinggi di teras rumah terdengar jelas, Arifin kaget melihat sesuatu gDIT!! CD GUEEE!!h ternyata Arifin lupa memakai celana dalamnya, dan tergeletak begitu saja di atas sandaran sofa, gHAH??h aku pun kaget dan panic, ekrek!f pintu dibuka dan aku pun bergegas menyambar celana dalam Arifin dan memasukannya ke dalam saku celanaku. Ibunya Arifin pun masuk g..eh ada nak Adiet, pantesan ada motor siapa ibu pikir di gerasi.h Ayahnya Arifin pun menyusul masuk lalu dia tersenyum, gsore tante, om..h aku menyalami dan cium tangan pada mereka, gloh? Kok kamu keringetan gitu?h aku dan Arifin kaget, kami memang masih keringetan, geh anu tantech, g..itu ma!! Sambil nunggu ujan reda kita bersih-bersih kamarku sama lap-lap gitu .h, gaduh Fin, fin. Kok tamu disuruh bersih-bersih sih. Kalo begitu Adiet ini pembantu atau istrimu, baru kamu ajak lap-lap.h Kami berdua agak kaget, memang kami tadi baru melakukan hubungan suami istri.

Jam 18.30 aku baru sampai dirumahku, aku sangat lelah sekali, ingin aku mandi dan langsung tidur, aku melihat Viena berjalan menuju teras rumah gdari mana kak? Baru pulang jam segini?h, dengan cuek dan lemasnya aku menjawab pendek gkerjain tugas..h, ketika aku melewati Viena, Viena langsung terheran-heran gkakc kakak laki-laki kan??h aku kaget mendengar apa kata Viena gapa maksud kamu??h, gituc kok di celana bagian belakang kakak berdarah seperti bekas menstruasi!!h aku terkejut aku pun melihat ke belakang dan ternyata benar, aku panik ternyata pantatku mengeluarkan darah lagi karena habis disodomi oleh Arifin dan kembali keluar karena terguncang-gucang naik motor, gEH?? Inic anuc.h Aku tidak bisa menjelaskan, gjangan-janganc. Bisul kakak pecah yach?? AHAHAHAHAA!!h Viena tertawa terbahak-bahak, aku sebal mendengarnya, kemudian sesuatu terjatuh dari saku celanaku, Viena pun terkejut lagi gKAKAK!!??h ternyata celana dalam Arifin terbawa olehku dan lupa mengembalikannya!! gKAKAK JOROK!!

Gak pakai CD, pantesan darahnya merembes keluar!! IIIIIH!!h Viena pun lari dengan histeris ke depan teras. Aku pun mengambil celana dalamnya lalu bergegas masuk ke dalam kamar dan duduk di tempat tidurku, aku masih merasa agak perih di pantat, kemudian aku melihat celana dalam Arifin yang terbawa olehku, ternyata di dalamnya ada tulisan nama eArifinf untuk membedakan celana dalam dia dengan milik ayahnya, kulihat ada seuntai rambut keriting menempel di celananya, kemudian aku mencium wangi celana dalam ituc ternyata agak bauc aku berpikir sejenak, lalu kuselipkan celana dalam itu diantara celana dalamku yg di dalam lemari sebagai kenang-kenangan. Cintaku telah ditolak meskipun kami mengalami pengalaman yang cukup indah hari ini, mungkin itu yg pertama dan yg terakhirnya aku bermain cinta dengan Arifinc tetapi, jalan lain masih terbukacaku akan berterus terang bila aku mencintai Sharif, kuharap Sharif akan menjawabku dengan apa yang kuinginkan, aah,.. masa SMA adalah masa puberku yang sedang berkembang.

3 bulan yang lalu cintaku telah ditolak oleh Arifin meskipun setelah itu kami sempat bercinta di rumahnya. Hal itu telah membangkitkan semangatku, aku pun masih mempunyai hati lainnya, aku mencintai Sharif, cowo keturunan Arab yang sangat tampan sekali. Aku merasa tidak pede dengan diriku, tetapi aku memberanikan diri untuk berkata jujur, aku pun mengatakan pada Sharif bahwa aku mencintai dia juga. Ternyata semua berjalan dengan lancar, tanpa pikir panjang Sharif menerima cintaku. Sejak itu kami sering sekali kencan berdua tanpa menimbulkan rasa curiga pada sekitar yang tahu hanya ke 3 teman kami bahwa kami berpasangan, di depan orang lain kami berlaku seperti dua orang sahabat saja, tetapi dibalik itu kami sudah sering bercinta, aku sampai lupa sudah berapa kali kami melakukannya di berbagai tempat, sampai-sampai kami nekad melakukannya di taman-taman yang sepi karena birahi kami sangat tinggi terutama Sharif. Dan saking seringnya, tingkat kemampuan Sharif pun semakin lihai dan dapat mengendalikan rasa sakitnya pada saat waktu bercinta.

Pada suatu hari, kami sedang tidur berdua di kamarku sehabis melakukan hal rutinitas. Sharif sudah menginap di rumahku sudah 2 hari karena keluargaku sedang tidak ada. Kemudian HPku tiba-tiba berbunyi, aku pun bangun dan mengambil HPku, ternyata ada SMS masuk, kubaca SMS itu ternyata dari George, gDit, si Rifandi ktnya sakit, kpn mo jenguk dia nich?h, dengan mata agak berat, aku membalas SMS, gTar mlm aja kesana yuk, aku ksh tau Sharif ama Arifin dl, aku mo bobo siang dulu nih.h Ku kirim SMS itu kemudian aku mematikan HPku, kubalikan badanku dan memeluk Sharif, g..sapa dit?..h dengan setengah tidur, suara serak dan lemasnya Sharif bertanya. gGeorgec dia mo ngajak kita jenguk Rifandich, gooh..h dengan singkatnya Sharif mengangguk sambil mengusap-ngusap pundakku. gudah bobo lagi..h aku mencium bibirnya dan kembali tidur dengan wajah yang berhadapan dengan Sharif, aku bisa merasakan nafasnya Sharif membuatku nyaman.

Ke-esokan harinya, kami berangkat ke Sekolah bersama-sama dari rumahku, kunjungan kami menjenguk Rifandi semalam terasa bergembira sekali, disana kami saling bercanda dan memberi Rifandi semangat untuk sembuh dari panasnya itu. Aku berpisah dengan Sharif karena kami berbeda kelas, dia pun masuk duluan ke dalam kelasnya dan aku pun berjalan menuju kelasku. Setiba di kelas, aku menyapa teman-temanku dan duduk di bangku, George tersenyum dan menyapaku. gHai Dit, eh PR bahasa Inggris yang nomor 9 kamu ngerti gak?h meskipun George Indo, tapi bahasa inggrisnya setingkat dengan kami. Aku pun membuka tasku, ketika aku hendak mengambil buku-ku, aku melihat ada satu buku Sharif yang terbawa, kulihat itu buku Matematikanya, celaka! Pelajaran matematika di kelas Sharif kan pelajaran pertama! Oleh karena itu, aku berdiri membawa bukunya dan hendak keluar, gEh dit kemana??h, gaku keluar dulu sebentar, kamu lihat saja jawaban no.9 di buku bahasa inggrisku ya!h, aku berjalan sedikit buru-buru, kulihat murid-murid mulai masuk ke dalam kelasnya karena sebentar lagi bel pelajaran pertama akan berbunyi.

Kemudian tiba-tiba aku melihat sosok belakang Sharif sedang berjalan, gSharif!!h aku memanggilnya tetapi dia tidak menoleh karena terlalu jauh untuk mendengar suaraku, gSharif!!h aku memanggilnya lagi tetapi dia tetap berjalan, aku berlari mengejar dia, setelah terkejar aku menarik dia gAduh kamu kok gak dengar aku sih!!?h. Dengan rasa terkejut, dia menoleh dan menatapku, ternyata orang itu bukan Sharif!! melainkan orang lain yang berpostur sama dengan Sharif, hanya wajahnya berbeda, meskipun dia beralis tebal dan berhidung mancung seperti Sharif, tetapi matanya agak besar dan bulat, bibirnya merah dan agak tebal tidak setipis bibir Sharif, sepertinya dia orang Indo juga. Dengan wajah ekspresi masih terkejut dia terus menatapku, muka-ku merah padam melihat wajahnya yang sangat cute itu, lalu aku pun tersadar bahwa aku masih memegang tangan dia, cepat-cepat aku melepaskan tanganku gma..maaf. Aku pikir kamu temanku..h kemudian aku melewati dia, dan bergegas kembali menuju kelas Sharif, aku pun berjalan sambil berpikir gCowok tadicsiapa ya? Kok aku belum pernah melihat dia sebelumnyach Selepas bel istirahat berbunyi, guru bahasa Indonesian menyuruhku untuk mengambilkan dia buku sastra di perpustakaan, sebenarnya aku agak malas dan ingin segera bertemu Sharif, tapi apa daya diriku, aku pun pergi ke perpustakaan untuk mengambil bukunya. Aku bertanya pada penjaga perpustakaan dan dia pun memberitahukan dimana letaknya buku itu. Aku pergi ke rak bagian 7-5, aku pun mulai mencari.

Tak lama kemudian, aku pun menemukannya, dengan segera aku mencabutnya dan bergegas untuk menyerahkan buku ini dan segera bertemu dengan Sharif. eBruk!f gaduh!h tiba-tiba aku menabrak seseorang dengan keras, gma maaf!!h aku meminta maaf dan melihat siapa yang ku tabrak, ternyata cowo yang kukira Sharif tadi pagi itu! gkamu lagi?h dia berkata padaku, aku kaget, gI iya maaf..h aku minta maaf sekali lagi padanya, geh tidak apa-apa! Aku tidak apa-apa kok! Kan tidak sengaja.h Kata dia, aku pun merasa lega, gsyukurlah.. maaf saya terburu-buru, permisi.h Aku pun bergegas, geh tunggu!h aku kaget karena dia menarik tanganku, gnama kamu apa? Kelas mana?h, gnamaku Adiet, aku kelas 2-5ch dengan singkat aku menjawab, gAku Krisna, aku murid baru di kelas 2-9.h, aku pun heran dan berpikir, kelas dia dekat sekali dengan kelas Sharif yang di kelas 2-10 dan mungkin dia juga keturunan indo Arab seperti Sharif. gaku harap kita bisa berteman.h Dia pun tersenyum padaku, gtentu saja.h Aku pun membalas senyum, goh ya maaf kamu kan sedang terburu-buru.h Krisna melepaskan tanganku, gok, sampai nanti ya.h Aku pun kembali bergegas karena ingin sekali bertemu dengan Sharif.

Selepas memberikan buku sastra pada guru Bahasa Indonesia, aku kembali bergegas ke kantin mencari Sharif, di kantin Sharif duduk melamun sedangkan Arifin dan George sedang mengobrol sambil bercanda, aku pun menghampiri mereka, ghai! Sorry telat, aku habis membawakan buku sastra pada bu shita.h Aku pun duduk disebelah Sharif, di bawah meja aku menggenggam tangan Sharif karena aku sangat rindu sekali padanya. geh gue dapet SMS, katanya besok Rifandi mo sekolah.h Kata George sambil mengotak-ngatik HPnya dan memperlihatkan isi SMSnya pada kami, ghehe bisa sembuh juga dia.h Canda Arifin sambil menyedot coca-colanya. Aku masih teringat pada Krisna, lalu aku memberanikan diri bertanya g..eh di kelas 2-9 ada murid baru ya? Tadi aku baru berkenalan.h , Sharif mengerutkan dahinya dan berpikir gckelas 2-9?h, geh iya di kelas 2-9, gue tau dari temen sekelas gue, namanya Krisna kan? Dia keturunan indo India.h Kata Arifin, aku hanya diam tak bicara mendengar penjelasan Arifin, ternyata Krisna berdarah India bukannya Arab. goooh..h aku hanya mengangguk.

Tak lama kemudian, kebetulan Krisna melintas meja kami dan duduk 2 meja di belakang Arifin, gnah itu dia kan??h seru Arifin. gitu dia?? Eh sepintas mirip Sharif lho! Karena posturnya sama banget!h seru George, aku pun setuju dengan apa yang dikatakan oleh George. Krisna celingak-celinguk sendirian sambil minum teh botol dengan sedotan, tanda sadar dia melirik pada arah meja kami, kami yang sedang memperhatikan dia langsung memalingkan muka, tetapi aku tidak bergerak relfek seperti mereka. Krisna berhenti menyedot tehnya dan menatapku dengan matanya yang bulat itu. goooh..h Krisna tersenyum kemudian dia berdiri dan menghampiri meja kami ghai ketemu lagi kita.h Semua yang ada di meja kami kontan terkejut melihat Krisna, g..ha..haloch aku tergagap-gagap, gboleh ikut duduk sini ya.h Tanpa basa-basi Krisna menarik kursi dan duduk di sebelahku, ku dengar Sharif yang ada disebelah kiriku menarik nafas panjang, aku takut Sharif marah!!

gkalian teman-teman Adiet?h Tanya Krisna, gehm, iya mereka temanku, kenalkan.h, semuanya pun mengenalkan diri mereka pada Krisna, Krisna tersenyum ramah sepertinya senang dapat bertemu dengan semuanya, sedangkan Sharif diam saja dia tidak mengenalkan dirinya, dalam hatiku berpikir pasti Sharif marah, Krisna pun menatap pada Sharif gnah ini satu lagi siapa?h Krisna bertanya sambil menunjuk pada Sharif, gdiach aku hendak mengenalkan tetapi Sharif menyela, ggue Sharif, bf-nya Adiet.h, Aku terkejut ketika Sharif berterus terang, George tersenyum ingin menahan tawa, Arifin hanya bersiul sambil mengibas-ngibaskan tangannya pada wajahnya menandakan situasi sedang panas. Krisna terlihat sangat shock sekali gcbf?...kalianc gay?h Krisna menunjuk pada aku dan Sharif, giya, kita gay.h Kata Sharif dengan cueknya. Wajahku memerah menahan malu, lalu Krisna menatap pada George dan Arifin gkalian gay juga?h Tanya Krisna, gyoi.h Kata Arifin singkat dan George hanya tersenyum sambil menopang dagu. gpacaran juga??h Krisna bertanya lagi, George tertawa kecil, gngga tuh, Cuma Adie tama Sharif doank yang pacaran. Kita-kita sih temenan deket aja.h Arifin menjawabnya dengan jelas. Krisna pun terdiam lalu tiba-tiba berkata gcga nyangkac aku pikir, hanya aku saja gay yang di sekolah inich kata-kata Krisna membuat kami terkejut, ternyata dia juga sama seperti kami! Setelah itu, kami saling berbagi cerita dan dari pengalaman Krisna, sepertinya dia sama sekali kesepian dan tidak pernah menpunyai teman yang senasib dengan dirinya.

Meskipun Sharif dapat menerima Krisna di kelompok kami, tetapi dia harus tetap berhati-hati padanya karena Krisna terlihat berusaha mendekati aku dilihat dari penglihatan Sharif. Ah, aku pikir Sharif terlalu membesar-besarkan masalahnya. Waktu telah berlalu begitu cepat, kami dan Krisna sudah mulai akrab dan sepertinya Sharif pun sudah mulai bersahabat dengan Krisna, aku pun merasa lega dengan keadaan ini.

Suatu hari, aku menerima SMS dari Sharif, dia berkata bahwa dia tidak bisa menemaniku pergi ke mall jalan-jalan karena ibunya sakit, aku merasa agak kecewa. Aku hanya menghembuskan nafas berat dan membalas SMSnya untuk merawat ibunya baik-baik sampai sembuh. Tak lama kemudian, Viena masuk ke dalam kamarku gkak, ada temen kakak tuh.h Kata Viena, gsiapa Vin?h, gtau, aku ga kenal, dia Tanya-tanya dulu lagi kalo ini rumah kakak atau bukan.h, aku berpikir siapa gerangan yang datang. Aku pun bangun dari tempat tidurku dan pergi ke teras, ternyata kulihat Krisna sedang duduk di kursi teras, aku sangat kaget sekali melihat dia datang ke rumahku. gKrisna?h, ghei! Dit!h Krisna tersenyum, tau dari mana rumahku?h aku bertanya heran, gaku tanya Sharif. Aku bilang aku mo maen ke rumah kamu trus dia kasih tau deh dimana rumah kamu.h, goooh..h aku hanya menganguk, geh denger-denger dari Sharif kamu tadinya mo jalan-jalan ama Sharif? Sharif bilang aku suruh temenin kamu jalan-jalan aja katanya soalnya dia kan musti jagain nyokapnya yang lagi sakit.h, geh ga usah, aku ga apa-apa kok.h, gga apa-apa, sekalian aku juga mo ada perlu kok, soalnya bete dirumah. Yuk, jalan-jalan aja!h Krisna mengajakku lagi, aku berpikir sejenak kemudian aku pun memutuskan untuk pergi bersama Krisna saja, gok, aku bilang bentar ya ama nyokapku.h Aku pun masuk ke dalam dan pamit pada ibuku.

Setelah berjam-jam jalan-jalan, Krisna pun mengajak aku main ke rumahnya, aku pun setuju karena hari masih panjang, kami berdua pun naik mobil yang di kendarai oleh Krisna menuju rumahnya, setiba di rumahnya, pembantunya membukakan pintu gerasinya dan Krisna pun memasukan mobil ke dalam gerasinya. Aku kagum melihat rumah Krisna yang besar sekali, baru kali ini aku melihat rumah yang besar dalam nyata. Kami pun masuk ke dalam, aku serasa masuk ke dalam lobby hotel bintang 5, ternyata rumah Krisna sangat exclusive dan royal sekali, aku melihat sekitar hanya ada beberapa orang pembantu saja yang sedang bekerja, aku pun bertanya gKris, bokap nyokap mana?h, gdua-duanya kerja, mereka suka pulang malem.h Aku berjalan mengikuti Krisna sambil menikmati ruangan-ruangan rumah Krisna, Krisna naik ke atas tangga aku pun ikut menyusulnya, setelah tiba di lantai dua Krisna berjalan ke lorong-lorong, aku melihat di kiri kanan lorong itu terdapat beberapa pintu yang jaraknya agak berjauhan.

Setiba di ujung lorong Krisna membuka pintu dengan kuncinya gyuk masuk.h Aku pun masuk ke dalam, aku melihat kamar Krisna yang cukup rapi dan bagus sekali, gwah gila, aku sih betah banget kalo kamarku kayak gini.h Aku memperhatikan foto Krisna yang cukup besar di atas kasurnya, Krisna di dalam foto itu terlihat seperti foto model, dia sangat tampan sekali, aku berdecak kagum, gkamu suka kamarku?h Tanya Krisna sambil mendekati, giya dong, keren banget.h, gudah kamu tinggal sini aja.h, gHaha! Ngaco kamu.h Aku menertawakan Krisna sambil melihat keluar arah jendela yang halamannya cukup menyenangkan. Krisna mulai mendekatiku dari belakang, tiba-tiba dia merangkul leherku dengan perlahan dan menciumi pipiku, aku terkejut geh.. Kris, janganch aku melepaskan tangan Krisna dan mendorongnya, Krisna menatapku gditch lalu dia mengelus wajahku gakucaku suka kamuch aku terkejut mendengarnya, g..jangan.. aku sudah punya Sharifch aku menolak Krisna karena aku hanya mencintai Sharif. g..tapi boleh kan aku suka ama kamuch tanpa bicara banyak Krisna menciumi bibirku, aku mendorong dia lagi gKris, janganch, Krisna pun mulai mendekat lagi, aku mendorong dia lagi, aku pun berusaha menghindar dari dia, Krisna menarik tanganku dan memelukku sangat erat, dia mencium diriku dengan paksa, aku berusaha melepaskan diri gKrisnacjangancudah. Hentikanch tetapi Krisna terus mendesak, dia menciumi bibirku sampai-sampai aku mulai terbuai oleh ciumannya, nafasnya wangi sekali seperti Sharif tetapi wanginya berbeda.

Aku pun pasrah menerima ciuman Krisna, kemudian dia melepaskan ciumannya dan bernafas berat dekat hidungku, Krisna benar-benar seperti Sharif sifatnya, sama sekali tidak jauh berbeda, dia mulai mencium aku lagi dan perlahan-lahan dia mendorongku dan akhirnya dia menjatuhkan aku di atas kasurnya, aku sadar dan panik, cepat-cepat aku mendorong Krisna lagi. Tetapi Krisna menahan tanganku dan menjepit kakiku dengan kakinya, dia mulai meremas-remas dadaku, aku pun sedikit terangsang gaaaahckris.. janganchentikanch wajahku merah padam, Krisna menggesek-gesekan celana blue jeansnya pada pahaku, Krisna tak henti-hentinya menciumiku, aku mendorong dia lagi tapi dia meremas dengan kuat dadaku dan mencubiti puting susuku dengan kuat gaduhcaaaah!h aku kesakitan, Krisna mulai menjilat-jilat wajahku ketika aku mengerang-ngerang kesakitan, aku mulai merasa lemas, Krisna masih menggesek-gesekan pangkal pahanya padaku, cubitan Krisna semakin kuat, aku mendesah-desah kesakitan dan akhirnya lemas tak bertenaga. Krisna bangun sambil menduduki tubuhku, dia membuka sweater dan kemeja dalamnya, aku melihat badan Krisna sangat atletis sekali, tubuhnya putih bersih dengan dada bidang, dia mulai membuka kancing bajuku, aku memegang tangannya untuk mencegah dia, tapi dia menepisnya dan terus membuka sampai akhirnya dia membuka semua kancing bajuku, kemudian dia kembali menindihiku dan memegang kedua tanganku di atas kasur, dia mulai mengisap-ngisap leherku, aku merasa geli, rasanya memang enak tapi aku mulai kehilangan tenaga entah kenapa gkrisc jangan, krisc krisnach aku berkata dengan lemahnya, krisna berhenti mengisap dan dia mulai mengigit-gigit leherku, aku mulai berkeringat dan aku merasakan celana dalamku mulai basah, aku sudah tidak bisa menahan lagi dengan hawa nafsuku yang menolak untuk mendorong Krisna lagi, kemudian Krisna mengigitleherku dengan keras gaaah!

Aaaah! Sakit! Hentikan kris!!h aku menjerit kesakitan, akhirnya Krisna berhenti mengigit, aku melihat darah di bibir Krisna, aku rasa itu darah dari leherku, dia sungguh ganas sekali. Krisna berdiri lagi, dia mulai melepas celana jeansnya, dengan lemahnya aku hanya bisa menyaksikannya, aku melihat kontol Krisna yang sama besarnya dengan milik Sharif, aku mulai gemetar ketakutan, Krisna pun mulai membuka kancing dan resleting celanaku, ketika dia hendak menariknya aku menepis tangannya dan berusaha berdiri untuk lari karena panik. Krisna pun terkejut cepat-cepat dia menarik kakiku sampai aku terjatuh ke bawah yang untungnya aku terjatuh di atas karpet bulu tebal, aku kesakitan karena jidatku terbentur cukup keras, dengan paksa Krisna menarik-narik celanaku sampai akhirnya tinggal celana dalam saja, ketika aku hendak berdiri Krisna kembali menahan tanganku dengan kuat, aku panik dan mulai berontak, dengan geram Krisna menahan punggungku dengan badannya dan menarik tanganku ke atas dan dia menggengam kedua tanganku dengan sebelah tangan saja, aku ketakutan mendengar deru nafasnya yang menggebu-gebu dari belakang telingaku, aku mulai menangis dan menjerit dalam hatiku memanggil Sharif. Krisna melorotkan celana dalamku, kemudian dia memain-mainkan lubang pantatku dengan memasukan jarinya, gaah, aaah, aaaahch aku mengerang sedikit kesakitan, ghah hah hah hahch deru nafas Krisna terus mengebu-gebu di belakang telingaku, wangi nafasnya membuatku mabuk. Lama setelah Krisna menusuk-nusuk lubang pantatku dengan jarinya, tubuh dia mulai naik ke atas, aku sudah menduga bahwa dia akan mulai menyodomiku, aku ingin sekali berteriak memanggil nama Sharif, tapi suaraku menyangkut di tenggorokanku. Pelan-pelan kontol Krisna mulai masuk dan menerobos anusku, gaaaaahcaaaaaah.. aaaaaaaaaaaahc.h

Aku mengerang kesakitan, gaaah, oooooh.. ufff..aaaaaaaaah..h Krisna pun mulai merasakan sakit pula, pelan-pelan Krisna menggerakan maju-mundur sambil mendesah-desah ke-enakan, dia sama sekali berbeda dengan Sharif maupun Arifin yang pertama-tama mereka melakukan mereka merasakan kesakitan, tetapi Krisna sama sekali menikmatinya meskipun ini pertama kalinya buat dia. Aku tidak bisa berbuat apa-apa, aku hanya mengerang dan menangis, aku membuka mataku, aku melihat bayangin Krisna di depan cermin besar yang tepat di hadapanku. Wajah Krisna yang putih itu terlihat dengan jelas, wajahnya merah dan penuh keringat, matanya terpejam dan mulutnya mendesah-desah merasakan nikmat. Aku lemas dan merasa bernafsu melihat wajah Krisna seperti itu, gnnnnnghch aku mengerang pelan, gaaaaahch Krisna membalas eranganku dengan desahannya, aku pun kembali mengerang dan Krisna kembali membalasnya, kami terus menerus melakukan hal itu sampai iler Krisna mengalir dengan deras dari mulutnya membasahi punggungku dan aku menyaksikannya dengan jelas di depan kaca itu.

gcnngh..ngghcngghch gerakan Krisna mulai menjadi cepat, aku mulai merasa perih-perih di anusku gaah aah aaaah aaaah, sakit! Aaaah!!h aku mengeluh kesakitan tapi Krisna terus mempercepat genjotannya gnngh ngh nghhh nnnngh ngggh!!h dengan nafsunya Krisna mengenjotku, dan menghiraukan keluhanku. Aku merasakan kontol Krisna membengkak dan bergunjang-gunjang tapi Krisna terus menggenjotku gaaaaah, aaaaaaah, sakit sakit!!h aku mengeluh, air mataku sudah terus mengalir, eSrrt srrt srrrttf rasa panas menyembur di dalam pantatku goooohc aaaaaaahc periiihhc.aaaaaahhhcaaaaaaahhhh Krisna meringis merasa perih tapi dia terus menerus menggenjotku meskipun sudah menumpahi spermanya, aku pun panik, kenapa Krisna tidak berhenti meskipun dia sudah mengeluarkan sperma, dia pun mulai membalikan badanku dan terus menggenjot-genjot.Gila!! Krisna ternyata masih bisa bertahan!! Aku dapat merasakan kontolnya masih menegang dan terus menggesek-gesek dinding anusku, aku sudah kelelahan tak bertenaga lagi, aku hanya membiarkan Krisna terus mengenjotku.

Aku terus menangis menahan sakit, dan rasanya aku mencium bau sperma yang tajam bercampur dengan bau darah, sudah lama aku tidak merasakan lecet-lecet pada anus semenjak dengan Sharif, terakhir kalinya aku berdarah ketika aku melakukannya bersama Arifin dan itu pun untuk kedua kalinya aku bermain sex. Kembali aku merasakan kontol Krisna membengkak dan beguncang-guncang lagi, aku sudah tidak bisa berteriak kesakitan lagi karena sudah lelah, aku hanya meringis kesakitan dan mengeluh. esrrt srrt srrrt!f sprema Krisna kembali menyembur, perutku sudah terasa panas sekali dengan sperma Krisna, gsssss..aaah..aahcaaah!!...auwc.aaaaaah!!..mmm..h Krisna mendesah-desah ke-enakan, aku berpikir dia akan berhenti karena gerakannya melambat. Akhirnya Krisna berhenti mengenjot, dia membiarkan kontolnya di dalam anusku, aku hanya menutup mataku karena sudah tidak ada tenaga lagi. Krisna membelai-belai rambutku, dia menciumi mlulutku lagi, aku tidak membalasnya, Krisna sibuk mengulum-ngulum bibirku, lalu perlahan-lahan Krisna mulai mendorong-dorong lagi, dengan nafasnya yang wangi itu menusuk hidungku dia menggenjot-genjot aku sambil menikmati bibirku, Ya ampun!! Aku berhadapan dengan monster sex!! Sudah dua kali orgasme, dia masih tetap mempunyai daya tahan sex yang berlipat ganda!! Ya tuhan!!

Aku sudah tidak merasakan adanya hawa nafsu lagi pada diriku, rasa genjotan Krisna terasa menjadi hambar meskipun rasa sakit melimpah ruah di seluruh tubuhku rasanya aku mual dan ingin sekali muntah. gaaacaaahcaaahcaaah..h Krisna terus mengerang-ngerang, merasakan nikmatnya pelampiasan kejantanan dia, Krisna kembali bersemangat, genjotannya terasa sangat lancar, mungkin karena Sperma dia yang berlimpah ruah membuat anusku menjadi licin, atau juga bisa karena anusku kini semakin membesar karena digenjot Krisna tanpa hentinya. Air liur Krisna terus menetes-netes di seluruh tubuhku, rasanya aku kini menjadi mandi keringat dan air liur, aku seperti sudah mengkhianati Sharif karena Sharif sama sekali tidak pernah memandikan aku dengan keringat dan air liurnya sebanyak Krisna, aku merasa menjadi milik Krisna sekarang. gAaaahceeennnghchoh..hohchohch Krisna mengerang lagi, aku memandang dia yang semakin tidak karuan hawa nafsunya. Pandanganku agak buyar dan mulai kabur, aku sudah tidak kuat lagi, aku pingsan dan Krisna masih terus menggenjotku tanpa henti.

Lama kemudian, aku mulai sadar kembali, kepalaku terasa pusing dan rasanya mual sekali, ketika aku bangun, hari sudah gelap dari jendela kamar, aku tersadar bahwa aku berada di kamar asing. Kini aku sudah berada di atas kasur Krisna tanpa busana, Krisna pun tidur disebelahku, aku melihat dia juga telanjang bulat, kami hanya berselimutkan selimut tebal milik Krisna. Pantatku terasa perih dan nyut-nyutan, aku menatap Krisna yang terlelap, wajahnya memang tampan tapi aku tidak rela dia memperkosaku karena aku tidak mencintai dia. Aku merasa sedih, kemudian aku menoleh dan melihat karpet dimana Krisna menjamahku, disana terlihat beberapa serpihan bulu-bulu, aku pikir bulu Krisna pasti rontok ketika dia terus menggenjotku, kulihat bercak-bercak darah dan sperma, aku tidak bisa menelan ludahku karena aku ingin menangis, aku melihat jam di dinding menunjukan waktu pukul 2 malam, aku menangis karena pasti keluargaku dan Sharif khawatir karena aku tidak pulang.

Aku kembali menatap Krisna, aku benci padanya, aku terus menatapnya dengan benci. Tetapi lama-lama nafsuku menaik, aku memperhatikan tubuhnya yang atletis itu sangat menggodaku, aku pun tergoda dan ku sibak selimut yang menyelimuti tubuh Krisna, aku melihat kontol Krisna masih menegang, ku pikir karena dia terlelap tidur. Hawa nafsu pun memenuhi otakku, perlahan aku menjilat kontol Krisna, Krisna tidak bergerak bahkan tidak bangun, aku pun mulai mengulum-ngulum, aku merasakan kenikmatanku sendiri, aku melampiaskan dendamku. Ajaibnya Krisna sama sekali tidak bangun setelah agak lama aku mengulum-ngulum kontolnya, gcnngghhch aku mendengar dia sedikit mengerang, tetapi aku terus mengulumnya g..nggghhhch dia kembali mengerang dan aku pun tetap cuek, erangan Krisna terus menerus, dia seperti mendapat mimpi basah, aku menarik kulit kepala kontolnya itu dengan kuat dan kujilat-jilat isi si kontolnya sambil melihat ekspresi wajahnya, wajahnya terlihat cemberut karena dia merasakan rasa perih, gaaaahc.aaaaahh..h Krisna kembali mengerang kesakitan dalam tidurnya, tiba-tiba ketika sedang kujilat isi dalam kontolnya, kontolnya menyemburkan sperma dan masuk kedalam mulutku karena kaget sebagian masuk ke dalam mulutku dan sebagian menyeprot wajahku dan ada yang masuk dalam hidungku juga.

Aku mengelap wajahku dengan selimut, ku telan sedikit sperma Krisna dan sebagian ku keluarkan ke tanganku, kulumuri wajah Krisna dengan spermanya sendiri, seperti yang terbius, Krisna sama sekali tidak bangun. Aku pun bangkit dari kasur dan memungut pakaianku dan pergi ke kamar mandi. Disana aku membersihkan diriku dan aku memakai bajuku kembali, aku melihat dalam cermin wajahku pucat sekali seperti kurang darah. Setelah itu aku keluar dari kamar Krisna dan meninggalkan Krisna si pejantan monster itu tidur telanjang tanpa selimut. Rumah Krisna masih terang meskipun sudah jam 2 lewat. Aku berjalan dan turun, aku bertemu dengan salah satu pembantunya, dia terkejut karena melihatku gAduh! Den, bikin kaget aja! Kirain hantu! Mau kemana den?h dia bertanya, gaku mau pulang bang, tolong bukakan pintu ya.h, gpulang? Jam segini? Aduh den udah nginep aja! Den Krisna mana? Kok temennya ditinggalin?h, gdia dah tidur bang.h, gaduh kasian banget ditinggalin tidur gitu, padahal den ikut tidur aja sama den Krisna.h, gga ah bang aku mo pulang aja.h, giya deh..h pembantu itu pun membukakan pintunya dan aku pun keluar ghati-hati ya den.h Pembantunya sangat baik sekali. Aku melihat jalanan sepi, kemudian aku pun membawa HPku hendak memesan taksi. Tapi aku kebingungan, haruskan aku pulang ke rumah? Aku takut ada yang masih bangun pada jam begini, tapi aku pun tidak bisa pulang ke rumah Sharif jam segini karena orang tuanya ada disana dan ibunya sakit. Aku benar-benar bingung. Tiba-tiba ada sebuah motor melintas dan berhenti di depanku, aku lihat ternyata orang itu George, aku kaget, dia memakai baju kusut dan celana pendek gAdiet? Ternyata kamu emang ada disini!h seru George, aku mulai menangis dan memeluk George, George membelaiku gudah jangan nangis, yuk pulang ke rumahku aja, tadi aku kepalang bilang ama keluarga kamu kalau kamu nginep dirumahku.h, aku pun naik ke atas motor dan memeluk George erat-erat, kami pun pergi dari sarang monster itu.

Setiba di rumah George, aku melihat Arifin sedang duduk di teras, aku kaget melihat dia ada disana, dia menghampiri kami ketika kami masuk ke halaman rumah George gAdiet! Aduh gue khawatir banget!h aku pun mulai menangis lagi di depan Arifin. Arifin merangkul pundakku dan mengusap-ngusap kepalaku gssh ssh, udah jangan nangis terus, wajah kamu udah merah dari tadi, nanti kamu sakit.h Di dalam kamar George aku menceritakan semuanya karena aku sudah agak tenang. gGue ga nyangka! Ternyata Krisna mengincar Adiet dari dulu! Liat aja nanti, kalo ketemu gue hajar dia!h Arifin terlihat sangat marah, gSabar fin, jangan gegabah!! Jangan sampai Sharif tau, kamu yang bukan pacar Adiet aja udah gitu, apalagi Sharif.h, gAbis gimana dong!!??h Tanya Arifin kesal, gsudahc biarkan saja finch kataku dengan lemas. gDit? Kenapa??h Arifin bertanya dengan heran, g..biarin ajac meskipun kamu menghajar dia, dan sekalipun Sharif menyiksa dia sampai masuk rumah sakitc semua itu takan bisa mengembalikan peristiwa yang sudah terjadich Arifin dan George merenung, George kembali mengusap rambutku g..aku senang kamu mempunyai hati seperti inich George mendekapku. Arifin pun mengusap-ngusap pundakku, kini aku merasa nyaman dan malam itu pun aku tidur di apit George dan Arifin, aku dapat merasakan kenyamanan dari cinta mereka terhadap diriku, ah rasanya ingin sekali hari cepat berlalu dan berjumpa dengan Sharif lagi.

No comments:

Post a Comment